Secara resmi melalui www.blog.google.com pada 8 Oktober 2018 lalu, Google secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan menutup layanan media sosialnya bertajuk Google+. Aplikasi media sosial yang dirilis pada 2011 silam ini dulu sempat digadang- gadang akan menjadi pesaing berat Facebook di masa depan. Bahkan di awal rilisnya, Google+ cukup laris dengan adanya miliaran orang yang mendaftar ke aplikasi ini.
Google+ Tertinggal Jauh dari Pesaingnya
Sayangnya, media sosial yang satu ini terlanjur tertinggal jauh, terutama dengan kehadiran Instagram yang semakin populer dalam beberapa tahun belakangan ini. Meski begitu, masih tidak sedikit yang kaget dengan berita akan ditutupnya aplikasi media sosial besutan Google ini.
Meski berita yang santer menyebut bahwa G+ ditutup lantaran bocornya data pengguna secara massal, namun setidaknya ada tiga alasan yang membuat Google+ akhirnya benar- benar tutup buku.
1. Jumlah Pengguna yang Sangat Sedikit
Sebagai media sosial, Google+ diharapkan menjadi salah satu media dimana banyak pengguna menikmati interaksi sosial dengan pengguna lain di platform tersebut. Namun sayangnya, hal ini tidak banyak terjadi di G+ lantaran jumlah pengguna yang sangat sedikit.
Di tahun 2014, pengguna Google+ kurang lebih berjumlah 100 juta orang. Namun, jumlah pengguna yang rutin menggunakan media sosial itu dan juga meng- upload konten diperkirakan hanya berjumlah sekitar 3,5 juta orang. Gap yang sangat besar, bukan?
Dan jumlah pengguna dan interaksi di Google+ semakin menurun seiring makin pesatnya Facebook dan Instagram yang kini merajai media sosial.
2. Tingkat Engagement yang Sangat Rendah
Faktanya, performa Google+ memang sangat jauh dari ekspektasi. Bahkan laporan Google sendiri menyebut bahwa Sembilan puluh persen penggunanya tidak pernah mengakses platform tersebut selama lebih dari lima detik per hari.
Google Vice President of Engineering Ben Smith juga mengungkap bahwa setiap sesi yang berjalan di Google+ rata- rata hanya berlangsung kurang dari dua detik. Dengan durasi yang super kilat ini, hal apa yang kira- kira apa saja yang bisa dilakukan penggunanya?
3. Issue Keamanan dan Kebocoran Data Pengguna
Penyebab utama ditutupnya Google+ disebut- sebut adalah bocornya 500ribu data pengguna karena terdapat bug dalam API media sosial tersebut. API ini sendiri sudah dipakai developer pihak ketiga sejak 2015, yang berarti kebocoran sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu.
Bug pada API Google Plus ini menyebabkan developer pihak ketiga bisa mengakses sejumlah data pribadi, bukan hanya dari penggunanya saja, tapi juga teman- teman pengguna layanan tersebut. Data pribadi yang dimaksud disini adalah nama, alamat, umur, dan lain- lain, meskipun data ini sebenarnya tidak dibagikan ke publik oleh pengguna.
Google sendiri meng-klaim telah memperbaiki bug ini pada Maret 2018 dan menyatakan tidak menemukan indikan penyalahgunaan data karena celah keamanan tersebut.
Google Plus Akan Tutup pada Agustus 2019
Sejak diluncurkan tujuh tahun silam, performa Google Plus tidak pernah memenuhi ekspektasi. Setelah pengumuman tersebut, Google akan resmi menutup platform media sosial mereka pada Agustus 2019. Meski resmi ditutup, Google menyatakan layanan tersebut masih bisa diakses, namun hanya untuk kalangan terbatas, seperti perusahaan dan institusi lainnya.
Apakah Anda termasuk salah satu pengguna setia Google+? Bagaimana pendapat Anda terkait tutupnya akun media sosial satu ini?