Untuk mulai berinvestasi di reksadana, penting sekali untuk lebih dulu mengenali apa saja jenis -jenis reksadana. Dengan begitu, hal ini memungkinkan setiap orang memilih sesuai dengan tujuan keuangan mereka.
Reksadana sendiri adalah salah satu instrumen investasi yang semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Alasannya sederhana: reksadana memberikan kemudahan investasi dengan risiko yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan investor.
Apa Itu Reksadana?
Seperti ulasan Panda di artikel sebelumnya, reksadana adalah sebuah investasi kolektif yang bekerja dengan mengumpulkan dana dari berbagai investor dan dikelola oleh para manajer investasi. Oleh sang manajer investasi, dana ini kemudian akan diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, atau pasar uang.
Tentunya, seorang manajer investasi adalah sosok individu atau entitas yang profesional dan ahli dalam bidang keuangan. Mereka dapat memberikan panduan kepada para investor dan mengarahkan dana mereka ke instrumen yang tepat sesuai dengan tujuan keuangan.
Dengan dasar ini, reksadana adalah investasi yang untuk pemula karena tidak harus memahami seluk-beluk pasar modal secara mendalam.
Mengenal 5 Jenis Reksadana Populer
Agar investasi reksadana memberikan keuntungan maksimal dan sesuai dengan goal keuangan, penting sekali untuk investor mengenali beragam jenis reksadana. Berikut jenis-jenis reksadana yang perlu kita ketahui :
1. Jenis Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang investasinya berfokus pada instrumen pasar uang. Instrumen pasar uang ini antara lain deposito berjangka, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), atau obligasi jangka pendek yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.
Kelebihan Reksadana Pasar Uang:
Risiko rendah, sehingga cocok untuk pemula.
Likuiditas tinggi karena dana dapat cair kapan saja.
Memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada tabungan biasa.
Reksadana pasar uang sangat ideal bagi investor yang memiliki tujuan keuangan jangka pendek atau membutuhkan instrumen investasi yang stabil.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang mengalokasikan dana pada instrumen obligasi atau surat utang dengan persentase minimal 80%. Jenis reksadana ini menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi daripada reksadana pasar uang.
Kelebihan Reksadana Pendapatan Tetap:
Memberikan pendapatan yang relatif stabil.
Cocok untuk tujuan keuangan jangka menengah hingga panjang.
Risiko lebih rendah dari reksadana saham.
Jika Anda adalah investor yang mencari keseimbangan antara resiko dan keuntungan, ini adalah jenis reksadana yang direkomendasikan.
3. Reksadana Campuran
Reksadana campuran merupakan tipe reksadana yang mengalokasikan dana pada kombinasi saham, obligasi, dan pasar uang. Diversifikasi ini membuat reksadana campuran memiliki fleksibilitas yang tinggi, sehingga cocok bagi investor dengan profil risiko moderat.
Kelebihan Reksadana Campuran:
Potensi imbal hasil lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap.
Risiko lebih rendah dibandingkan reksadana saham.
Diversifikasi yang luas membantu mengurangi risiko.
Reksadana ini sesuai untuk investor yang memiliki tujuan keuangan jangka menengah hingga panjang.
4. Reksadana Saham
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan minimal 80% dana pada saham. Jenis ini menawarkan potensi keuntungan yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang lebih besar daripada tipe reksadana lainnya.
Kelebihan Reksadana Saham:
Potensi imbal hasil paling tinggi di antara jenis reksadana lainnya.
Cocok untuk investasi jangka panjang, seperti persiapan dana pensiun atau pendidikan anak.
Karena volatilitas pasar saham yang tinggi, reksadana saham lebih cocok untuk investor yang memiliki toleransi risiko tinggi dan fokus pada pertumbuhan jangka panjang.
5. Reksadana Indeks
Reksadana indeks mengacu pada indeks tertentu, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau LQ45. Dalam reksadana ini, manajer investasi berusaha untuk mereplikasi kinerja indeks tersebut dengan membeli saham-saham yang menjadi komponen indeks.
Kelebihan Reksadana Indeks:
Biaya pengelolaan lebih rendah daripada reksadana aktif.
Transparansi tinggi karena kinerjanya mengikuti indeks acuan.
Cocok untuk investor yang ingin mendapatkan eksposur pasar saham secara luas.
Reksadana ini cocok bagi investor yang percaya pada pertumbuhan pasar modal dalam jangka panjang dan menginginkan biaya yang lebih efisien.
Bagaimana Memilih Jenis Reksadana yang Tepat?
Dalam memilih reksadana, ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan investor. Antara lain adalah sebagai berikut :
Tujuan Keuangan
Langkah pertama, tentukanlah tujuan investasi yang ingin Anda lakukan. Apakah Anda mengincar keuntungan untuk jangka pendek, menengah atau panjang.
Profil Resiko
Kedua, kenali toleransi risiko Anda. Jika Anda cenderung konservatif, pilih reksadana pasar uang atau pendapatan tetap. Untuk yang cenderung agresif, reksadana saham bisa menjadi pilihan.
Review Kinerja Masa Lalu
Meskipun tidak menjamin hasil di masa depan, kinerja historis dapat memberikan gambaran tentang konsistensi manajer investasi.
Biaya dan Fee
Yang tidak kalah penting, jangan lupa untuk memperhatikan besaran biaya pengelolaan dan fee lainnya. Jangan sampai kedua hal ini membebani dan menggerus hasil investasi Anda.
Kesimpulan
Reksadana menawarkan beragam pilihan investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko setiap investor. Mulai dari reksadana pasar uang yang stabil hingga reksadana saham dengan potensi imbal hasil tinggi. Pada dasarnya, setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Dengan memahami karakteristik dan tujuan dari masing-masing jenis reksadana, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan terinformasi. Sudah menemukan investasi reksadana yang tepat untuk Anda? Selamat berinvestasi dengan bijak!
Memahami cara investasi reksadana adalah langkah penting bagi siapa pun yang ingin meraih keuntungan optimal dari investasi ini. Dari sekian banyak jenis investasi, reksadana kini menjadi konsep yang makin favorit di banyak kalangan. Selain kemudahan untuk memulainya, investor juga bisa memulai investasi ini dengan modal yang minim.
Setelah sebelumnya mengulas secara lengkap tentang apa itu reksadana, di panduan ini Panda akan mengulas secara khusus cara mudah investasi reksadana di artikel ini.
Pengertian Reksadana
Reksa dana atau reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang menghimpun dana dari banyak investor untuk kemudian dikelola oleh manajer investasi profesional. Dana ini selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio efek seperti saham, obligasi, instrumen pasar uang, dan lainnya.
Reksadana menawarkan diversifikasi investasi yang lebih baik daripada investor individu. Dengan menyatukan dana dari banyak investor, reksadana dapat mengakses berbagai jenis investasi yang beragam sehingga meminimalkan risiko.
Untuk bertumbuh, reksadana dikelola oleh manajer investasi profesional yang menawarkan keuntungan diversifikasi dan pemantauan portofolio yang terkelola dengan baik. Dengan keahlian manajer investasi ini, reksadana tidak hanya menjadi wadah untuk menyimpan dana, tetapi juga merupakan mekanisme cerdas dalam mengoptimalkan pertumbuhan keuangan investor.
Cara Kerja Reksadana
Untuk memahami cara kerja reksadana, penting untuk menyadari bahwa investor tidak langsung memiliki aset di dalam reksadana. Sebaliknya, mereka memiliki unit penyertaan yang mewakili kepemilikan mereka di dalam portofolio reksadana. Nilai unit penyertaan ini fluktuatif dan tergantung pada kinerja aset yang dimiliki oleh reksadana.
Sebagai gambaran lebih lanjut, kurang lebih sebagai berikut alur dari pola kerja reksa dana :
1. Penghimpunan Dana untuk Keberagaman Investasi
Reksadana mengumpulkan dana dari sejumlah investor yang berbeda untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan. Melalui konsep ini, setiap investor, meskipun mungkin memiliki jumlah investasi yang lebih kecil, dapat merasakan manfaat diversifikasi yang luas. Hal ini membantu mengurangi risiko terkait dengan fluktuasi pasar tertentu.
2. Peran Manajer Investasi yang Profesional
Seorang manajer investasi berpengalaman dan profesional akan bertugas mengelola dana investor yang terkumpul. Mereka bukan hanya memilih instrumen keuangan yang tepat, tetapi juga terus memantau dan mengoptimalkan portofolio berdasarkan kondisi pasar. Ini memastikan bahwa manajer investasi akan mengelola dana investor dengan bijaksana dan responsif terhadap perubahan kondisi ekonomi.
3. Unit Penyertaan Sebagai Ukuran Kepemilikan
Alih-alih memiliki aset secara langsung, investor memiliki unit penyertaan yang mencerminkan kepemilikan mereka di dalam reksadana. Nilai unit penyertaan berfluktuasi sesuai dengan kinerja portofolio reksadana.
Hal ini menciptakan keterlibatan finansial yang proporsional tanpa kompleksitas kepemilikan langsung.
4. Pengelolaan Risiko melalui Diversifikasi
Salah satu keunggulan utama reksadana adalah kemampuannya untuk mengelola risiko melalui diversifikasi. Dengan menginvestasikan dana dalam berbagai instrumen seperti saham, obligasi, dan pasar uang, reksadana menciptakan portofolio yang tangguh dan responsif terhadap perubahan pasar.
5. Likuiditas dan Fleksibilitas
Reksadana memberikan tingkat likuiditas yang tinggi, memungkinkan investor untuk membeli atau menjual unit penyertaan dengan relatif mudah. Fleksibilitas ini mempermudah pengelolaan portofolio sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi individu.
6. Distribusi Pendapatan dan Kenaikan Nilai Bersama
Sebagian besar reksadana mendistribusikan pendapatan kepada pemegang unit penyertaan. Ini dapat berupa dividen saham, bunga obligasi, atau keuntungan lainnya. Selain itu, kenaikan nilai bersama (capital gain) dari portofolio juga memberikan potensi keuntungan tambahan.
9 Langkah demi Langkah Cara Mulai Investasi Reksadana
Cara investasi reksadana bagi pemula mungkin terdengar rumit, namun sebenarnya cukup sederhana dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Tentukan Tujuan dan Profil Risiko
Sebelum memulai investasi reksadana, identifikasi dengan jelas tujuan keuangan Anda. Untuk memudahkan Anda, cobalah untuk memulainya dengan melibatkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1.1 Tujuan Investasi
Apa tujuan utama Anda dalam berinvestasi? (Contoh: Dana pendidikan anak, persiapan pensiun, pembelian rumah)
Berapa lama Anda berencana untuk menahan investasi ini? (Jangka pendek, menengah, atau jangka panjang)
1.2 Profil Risiko
Seberapa nyaman Anda dengan fluktuasi nilai investasi Anda? (Tingkat toleransi risiko)
Bagaimana reaksi Anda terhadap penurunan pasar yang signifikan? Apakah Anda bersedia menahan investasi atau cenderung panik dan menjual?
Apakah Anda lebih suka investasi yang lebih stabil tetapi dengan pertumbuhan yang lebih lambat? Atau bersedia mengambil risiko untuk potensi pertumbuhan yang lebih tinggi?
1.3 Kondisi Keuangan
Berapa jumlah dana yang siap Anda investasikan? (Rencana investasi awal)
Apakah Anda memiliki cadangan keuangan untuk kebutuhan mendesak sebelum berinvestasi?
1.4 Pengetahuan dan Pengalaman
Seberapa baik Anda memahami pasar keuangan dan instrumen investasi? (Pengetahuan tentang investasi)
Apakah Anda memiliki pengalaman sebelumnya dalam berinvestasi, khususnya dalam reksadana?
1.5 Keperluan Dana
Kapan Anda berencana untuk menggunakan dana hasil investasi? (Jangka waktu penggunaan dana)
Seberapa fleksibel Anda terhadap penggunaan dana investasi? (Misalnya, apakah itu untuk kebutuhan mendesak atau tujuan yang lebih terencana?)
1.6 Keadaan Pribadi dan Keluarga
Apakah ada peristiwa mendadak atau perubahan dalam kehidupan pribadi atau keluarga yang mungkin mempengaruhi kebutuhan dana?
2. Pelajari Jenis-Jenis Reksadana
Reksadana terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan instrumen investasi dan tujuan investasinya. Pelajari dengan baik karakteristik dari masing-masing jenis reksadana. Mulai dari reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan lain sebagainya.
2.1 Reksadana Saham : Investasi untuk Pertumbuhan Tinggi
Reksadana saham merupakan pilihan investasi dalam reksa dana dengan potensi pertumbuhan tertinggi. Dana ini mengalokasikan sebagian besar asetnya ke dalam saham perusahaan.
Jika Anda memiliki toleransi risiko yang tinggi dan tujuan investasi jangka panjang, reksadana saham bisa menjadi pilihan yang menarik.
2.2 Reksadana Obligasi : Stabilitas Pendapatan dan Rendah Risiko
Reksadana obligasi lebih fokus pada instrumen utang, seperti obligasi pemerintah atau perusahaan. Investasi ini cenderung memberikan pendapatan tetap dengan risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan reksadana saham. Cocok untuk investor yang mencari stabilitas dan pendapatan teratur.
2.3 Reksadana Pasar Uang: Likuiditas dan Keamanan Investasi
Reksadana pasar uang berinvestasi dalam instrumen keuangan dengan jangka waktu pendek dan risiko yang rendah. Meskipun potensi imbal hasilnya lebih rendah, likuiditas tinggi membuatnya cocok untuk kebutuhan dana darurat atau investasi jangka pendek.
2.4 Reksadana Campuran: Kombinasi Strategis untuk Diversifikasi
Reksadana campuran menggabungkan elemen saham dan obligasi dalam satu portofolio. Dengan cara ini, instrumen akan memberikan tingkat diversifikasi yang lebih tinggi, sekaligus mengurangi risiko dibandingkan dengan reksadana saham murni.
Cocok untuk investor yang mencari keseimbangan antara pertumbuhan dan stabilitas.
3. Pilih Manajer Investasi yang Terpercaya
Manajer investasi adalah pihak yang berperan mengelola dana investasi reksadana. Pilihlah manajer investasi yang memiliki rekam jejak yang solid dan pemahaman mendalam tentang pasar keuangan. Pengalaman yang panjang dan hasil kinerja yang konsisten dapat menjadi indikator kehandalan.
Tinjau juga kinerja masa lalu dan filosofi investasi mereka. Apakah mereka cenderung untuk investasi jangka panjang atau lebih suka strategi perdagangan aktif? Sesuaikan dengan tujuan investasi Anda.
4. Tentukan Jumlah Investasi
Memutuskan jumlah investasi yang tepat adalah langkah penting dalam merencanakan investasi reksadana Anda. Pertama- tama, pertimbangkan kondisi keuangan Anda secara keseluruhan. Tinjau pendapatan, pengeluaran, dan cadangan keuangan yang Anda miliki.
Selanjutnya, Anda juga bisa mengidentifikasi tujuan keuangan melalui investasi dan sejauh mana bersedia mengambil resiko. Toleransi risiko yang tinggi mungkin memungkinkan Anda untuk berinvestasi lebih agresif. Sementara itu, toleransi risiko yang rendah mungkin menunjukkan preferensi untuk pendekatan konservatif.
Yang tidak kalah pentingnya, pilih jumlah yang konsisten sesuai dengan tujuan investasi Anda. Pastikan bahwa jumlah tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan keuangan Anda.
5. Menentukan Agen Reksadana atau Platform Aplikasi
Pastikan agen reksadana yang Anda pilih memiliki lisensi dan mematuhi regulasi yang berlaku. Lisensi yang sah menunjukkan kepatuhan terhadap standar industri dan hukum.
Selanjutnya, pilihlah agen yang telah memiliki rekam jejak yang baik dan memiliki pemahaman mendalam tentang pasar keuangan. Pertimbangkan juga jaringan produk reksadana yang ditawarkan, biaya dan komisi serta layanan pelanggan.
Pertimbangkan juga untuk memilih platform digital untuk mengelola investasi Anda secara online. Fasilitas ini dapat mempermudah pemantauan portofolio dan pengelolaan dana. Anda dapat mempertimbangkan pilihan dari 5 Aplikasi Untuk Investasi Saham dan Reksa Dana dan memulai investasi reksadana Anda.
6. Buka Rekening Efek
Sebelum mulai berinvestasi, langkah penting berikutnya adalah membuka rekening efek. Proses ini melibatkan pengisian formulir, verifikasi kelengkapan dokumen, dan mungkin ada sedikit biaya administrasi.
Untuk investasi reksadana via aplikasi, biasanya platform akan mengarahkan calon investor untuk mempunyai rekening efek terlebih dahulu. Mereka bahkan mengintegrasikan proses pendaftaran lewat aplikasi untuk kemudahan dan kenyamanan investor.
Dengan rekening efek, investor akan mempunyai akses yang lebih luas dan kontrol untuk mengelola portofolio sesuai dengan tujuan finansial masing-masing.
7. Pilih Reksadana yang Sesuai
Di tahap ini, Anda sudah mulai siap berinvestasi. Masih ingatkan di tahap awal tadi Anda sudah mengidentifikasi tujuan dan profil resiko investasi Anda?
Nah di tahap ini, Anda akan mulai investasi reksadana pertama Anda berbekal identifikasi Anda tadi. Anda bisa melakukan top up ke rekening efek Anda, lalu membeli reksadana dengan jenis yang sesuai dengan profil resiko Anda dan melalui manajer investasi yang sudah Anda pelajari kinerjanya.
Di awal investasi, seringkali kita masih perlu ‘coba- coba’. Namun berbekal tahapan awal tadi, setidaknya Anda sudah punya modal awal. Jangan terlalu khawatir. Tugas Anda selanjutnya ada di poin nomor 8.
8. Monitor dan Evaluasi Portofolio
Investasi bukanlah keputusan sekali jalan. Pantau secara berkala kinerja portofolio Anda dan evaluasi apakah masih sesuai dengan tujuan investasi Anda.
Beberapa langkah yang dapat membantu Anda dalam monitor dan evaluasi portofolio reksadana :
Atur Jadwal Pemantauan Berkala untuk melihat perkembangan investasi secara konsisten dan mengambil tindakan jika diperlukan.
Periksa Kinerja Investasi dan bandingkan hasilnya dengan tujuan yang Anda tetapkan sebelumnya.
Evaluasi Pencapaian Tujuan Keuangan. Jika ada perubahan dalam prioritas keuangan, pertimbangkan untuk menyesuaikan strategi investasi.
Analisis Komponen Portofolio, termasuk performa individual dari setiap instrumen investasi. Pantau perubahan di pasar keuangan dan ekonomi secara keseluruhan.
Evaluasi Risiko dan Diversifikasi meminimalkan risiko tertentu dan mengoptimalkan pertumbuhan.
Bandingkan kinerja portofolio dengan benchmark yang relevan untuk menilai sejauh mana portofolio Anda telah melebihi atau tertinggal dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan.
Perbarui Rencana Investasi jika ada perubahan signifikan dalam situasi keuangan.
Jika perlu, konsultasikan dengan penasihat keuangan untuk mendapatkan pandangan profesional.
9. Pertimbangkan Reinvestasi atau Pencairan Dana
Jika investasi Anda menghasilkan keuntungan, ada dua opsi yang bisa Anda coba. Anda dapat memilih untuk merealisasikan keuntungan tersebut (pencairan dana) atau melakukan reinvestasi dengan membeli unit penyertaan reksadana tambahan.
Jika memutuskan untuk mencairkan dana, perhatikan lah biaya keluar (redemption fee) yang mungkin dikenakan.
Kesimpulan
Investasi reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang relatif aman dan mudah untuk pemula. Dengan mengikuti panduan cara investasi reksadana yang Panda sajikan, Anda dapat memulai investasi reksadana dengan baik.
Cara investasi reksadana membuka pintu bagi berbagai kalangan investor untuk berpartisipasi dalam pasar keuangan dengan lebih mudah. Melalui pilihan ini, investor dapat dengan cepat mengalokasikan dana mereka ke berbagai instrumen keuangan tanpa harus secara langsung mengelola portofolio mereka.
Keunggulan utama dari investasi reksadana adalah kemudahan diversifikasi yang memungkinkan penyesuaian investasi dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko masing-masing. Pilihan beragam jenis reksadana juga memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk menyusun portofolio yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan investor.
Siap untuk memulai investasi reksadana Anda? Semoga bermanfaat!
Investasi menjadi salah satu langkah penting untuk mencapai kebebasan finansial. Dari berbagai pilihan investasi, reksadana sering menjadi pilihan utama, terutama untuk pemula.
Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di reksadana, penting untuk memahami apa saja keuntungan reksadana dan resikonya. Dengan begitu, akan semudah bagi mu untuk menentukan berapa porsi investasi yang bisa kamu alokasikan untuk reksadana.
Apa Itu Reksadana?
Dari berbagai pilihan investasi, reksadana merupakan salah satu pilihan yang cukup populer. Reksadana adalah instrumen investasi dengan metode pengumpulan dana dari banyak investor dan dikelola oleh manajer investasi. Oleh manajer investasi, dana tersebut akan ditempatkan di berbagai aset, seperti saham, obligasi, atau pasar uang.
Dengan konsep ini, reksadana memberikan kemudahan bagi investor untuk mendiversifikasi portofolionya tanpa perlu mengelola investasi secara langsung. Lewat konsep ini pula, investasi terbilang lebih mudah dan praktis dalam mengelola resiko.
Keuntungan Reksadana untuk Berinvestasi
Ada berbagai keuntungan dalam reksadana yang membuat instrumen ini menjadi favorit di kalangan investor, terutama pemula. Apa saja? Antara lain sebagai berikut :
1. Diversifikasi Portofolio
Salah satu keuntungan utama reksadana adalah diversifikasi. Dengan berinvestasi di reksadana, dana investor tersebar di berbagai aset. Dengan begitu, potensi risiko kerugian dari satu aset dapat investor minimalkan lewat keuntungan dari aset lainnya.
2. Pengelolaan Profesional
Reksadana dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman dan memiliki keahlian dalam mengelola portofolio. Artinya, investor tidak perlu memantau pergerakan pasar setiap saat. Pasalnya, manajer investasi akan melakukan analisis dan mengambil keputusan terbaik untuk mengoptimalkan keuntungan.
3. Modal Awal Terjangkau
Siapa saja bisa memulai berinvestasi di reksadana. Mengapa? Karena reksadana dapat dimulai dengan modal yang kecil.}
Berbeda dengan investasi saham atau deposito yang membutuhkan modal lebih besar, reksadana memungkinkan investor berinvestasi dengan nilai paling kecil. Bahkan mulai dari nominal Rp10.000. Itulah mengapa reksadana cocok untuk berbagai kalangan, termasuk pemula.
4. Likuiditas Tinggi
Reksadana menawarkan fleksibilitas dalam mencairkan investasi. Investor bisa membeli dan menjual reksadana kapan saja lewat aplikasi investasi yang mereka miliki. Beberapa reksadana mempunyai waktu pencairan hingga tujuh hari, dan sebagian lainnya bahkan memungkinkan pencairan instan dalam satu hari.
5. Beragam Pilihan Sesuai Kebutuhan
Ada berbagai jenis reksadana yang dapat investor pilih sesuai tujuan keuangan investor, seperti reksadana saham untuk investasi jangka panjang, reksadana pasar uang untuk kebutuhan jangka pendek, atau reksadana pendapatan tetap yang relatif stabil.
Risiko Berinvestasi di Reksadana
Dengan berbagai keuntungan investasi di Reksadana, tentu saja ada resiko yang juga perlu kita perhatikan. Resiko ini antara lain :
1. Risiko Pasar
Resiko pasar akan selalu ada untuk semua jenis instrumen investasi. Termasuk reksadana, juga berpotensi terpengaruh oleh fluktuasi pasar.
Jika pasar mengalami penurunan, nilai investasi juga dapat menurun. Risiko ini terutama berlaku pada reksadana saham yang memiliki volatilitas tinggi.
2. Risiko Likuiditas
Dalam beberapa kasus, reksadana mungkin mengalami kesulitan pencairan aset saat banyak investor ingin menarik dana secara bersamaan. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan investasi untuk mencairkan investasi dengan cepat.
3. Risiko Manajer Investasi
Keberhasilan investasi reksadana sangat bergantung pada keahlian manajer investasi. Jika manajer investasi kurang kompeten atau mengambil keputusan yang salah, nilai investasi bisa terpengaruh.
4. Risiko Ekonomi dan Politik
Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, atau situasi politik dapat mempengaruhi kinerja reksadana. Misalnya, saat terjadi perubahan suku bunga atau inflasi tinggi bisa berdampak negatif pada hasil investasi.
5. Biaya dan Fee
Investasi reksadana melibatkan berbagai biaya, seperti biaya pembelian, penjualan, dan pengelolaan. Meskipun terlihat kecil, biaya ini bisa mengurangi hasil investasi dalam jangka panjang.
Kendati begitu, hal ini dapat kita minimalkan lewat aplikasi investasi reksadana yang memberi benefit biaya manajemen murah, bahkan gratis.
Tips Meminimalkan Risiko
Ragu-ragu berinvestasi karena khawatir dengan resikonya? Kamu bisa menerapkan tips berikut ini untuk meminimalkan risiko investasi di Reksadana :
1. Pilih Reksadana yang Sesuai dengan Profil Risiko Anda
Kenali kebutuhan dan toleransi profil resiko mu sebelum memilih jenis reksadana. Jika kamu baru memulai dan cenderung konservatif, reksadana pasar uang atau pendapatan tetap akan menjadi opsi terbaik.
2. Cek Kredibilitas Manajer Investasi
Pastikan manajer investasi memiliki reputasi yang baik dan kinerja yang konsisten. Sebelum membeli sebuah reksadana, cek lebih dulu rekam jejak mereka melalui grafik performa kinerja. Jika performa cenderung stabil dan naik dalam waktu yang lama, manajer investasi ini dapat kamu andalkan.
3. Diversifikasi Investasi
Diversifikasi portofolio sangat penting, apapun investasinya. Jadi, jangan hanya mengandalkan satu jenis reksadana. Lakukan lah diversifikasi untuk meminimalkan risiko.
4. Pantau Kinerja Secara Berkala
Meskipun pengelolaan oleh profesional, penting untuk tetap memantau kinerja reksadana secara berkala. Dengan begitu, kamu juga bisa menyesuaikan strategi jika memang membutuhkannya.
5. Hindari Keputusan Emosional
Jangan terburu-buru menjual reksadana saat pasar turun. Ingatlah bahwa investasi adalah proses jangka panjang dan seringkali penurunan bersifat jangka pendek.
Kesimpulan
Reksadana menawarkan banyak keuntungan, seperti diversifikasi, pengelolaan profesional, dan modal awal yang terjangkau. Namun, seperti instrumen investasi lainnya, reksadana juga memiliki risiko yang perlu kamu perhatikan.
Dengan memahami keuntungan dan risiko serta menerapkan strategi yang tepat, investor dapat memaksimalkan potensi keuntungan dari investasi reksadana dan mengurangi kemungkinan kerugian. Semangat berinvestasi dengan bijak, ya!
Masyarakat semakin hari kian sadar bagaimana pentingnya investasi untuk bekal di masa depan. Instrumen investasi yang banyak dipilih yakni saham dan reksadana karena hasilnya cukup menjanjikan.
Tanpa harus berjibaku dengan prosedur yang berbelit- belit, investasi saham dan reksa dana kini semakin mudah lewat aplikasi mobile. Triknya, Anda harus memilih aplikasi yang tepat dan mengenal jenis investasi terbaik yang sesuai untuk Anda.
Daftar Aplikasi Android untuk Investasi Saham dan Reksa Dana
Di era digital seperti sekarang ini, sangat mudah untuk melakukan investasi saham maupun reksadana berkat adanya aplikasi. Aplikasi saham dan reksadana pun semakin banyak dan beragam. Sudahkah Anda mengetahuinya?
Beberapa waktu belakangan, nama aplikasi Bibit tengah melejit di kalangan investor tanah air. Anda pun sudah pasti pernah mendengarnya beberapa kali di dunia maya, sebab pengiklanan dari aplikasi Bibit terbilang cukup sering hadir di berbagai media sosial. Bibit sendiri adalah aplikasi invest all in one.
Yang mana aplikasi tersebut menawarkan banyak ragam instrumen investasi, mulai dari reksadana saham, reksadana syariah, obligasi, hingga pasar uang. Di dalamnya pun sudah tersedia fitur robo advisor, yang akan membantu anda dalam memilih jalur investasi paling tepat berdasarkan dana yang ingin anda alokasikan dari penghasilan.
Anda bahkan tidak perlu merasa khawatir dalam menggunakan aplikasi investasi satu ini, sebab Bibit telah tersertifikasi OJK. Jadi, semua aktivitas yang dilakukan di dalam aplikasi akan terpantau dengan aman. Selain sertifikasi OJK ini, beberapa kelebihan dari aplikasi Bibit di antaranya yaitu gratis biaya komisi, pencairan dana investasi yang cepat, hingga metode pembayaran yang beragam.
2. IPOTGO
Aplikasi Android untuk investasi saham berikutnya yang bisa anda unduh secara gratis melalui smartphone adalah IPOTGO. Aplikasi keuangan terintegrasi satu ini memberikan banyak kemudahan bagi pengguna dalam berinvestasi. Baik itu pada instrumen saham, reksadana, maupun ETF sekaligus di dalam satu akun dan satu bank pembayaran.
Anda cukup melakukan satu kali login untuk dapat secara langsung bertransaksi di dalam IPOTGO, tanpa perlu repot. Nikmati pula berbagai kemudahan akses informasi yang tersaji dengan gratis di dalam aplikasi, mulai dari data perdagangan, data keuangan perusahaan, analisa reksadana, berikan keuangan, riset keuangan dan investasi, hingga berbagai fitur menarik lainnya.
IPOTGO ini sendiri adalah aplikasi dari PT Indo Premier Sekuritas, yang merupakan perusahaan penyedia jasa keuangan terintegrasi pada bidang pasar modal. Mereka telah melayani berbagai klien individu maupun korporasi di bawah pengawasan OJK. Sehingga produk produk Indo Premier bisa anda nikmati melalui IPOTGO dengan aman dan nyaman.
3. Ajaib
Kerap malang melintang di dunia maya layaknya aplikasi Bibit, aplikasi Android untuk investasi saham yaitu aplikasi Ajaib ini juga tidak boleh terlewat untuk anda pertimbangkan. Ajaib ini merupakan salah satu aplikasi investasi saham dan reksadana terbaik yang dapat anda coba. Terlebih jika anda merupakan pemula dalam dunia investasi.
Pasalnya anda tidak perlu takut kebingungan ketika pertama kali hendak melakukan investasi di dalam aplikasi Ajaib. Karena aplikasi ini akan menghadirkan panduan juga rekomendasi produk apa yang sesuai dengan anda, serta yang memiliki potensi paling menguntungkan bagi kondisi keuangan anda saat itu.
Selain itu, Ajaib juga akan memberi anda notifikasi mengenai waktu jual beli saham yang terbaik sehingga memungkinkan anda untuk memaksimalkan profit atau menekan risiko kerugian. Beragam notifikasi pergerakan saham ini diupdate secara real time, sehingga memperbesar potensi keuntungan yang bisa anda dapatkan. Dan aplikasi ini juga telah terdaftar secara resmi di OJK.
4. Tanamduit
Bagi anda yang merupakan investor baru, Tanamduit juga bisa menjadi salah satu aplikasi andalan untuk berinvestasi saham dan reksadana. Sebab Tanamduit menghadirkan bentuk yang begitu praktis, dimana anda akan menemukan sistem login yang mudah. Cukup menempelkan sidik jari keamanan yang tentunya akan selalu terjamin.
Instrumen investasi lainnya yang dapat anda temukan pada aplikasi Android untuk investasi saham satu ini, adalah surat berharga negara atau SBN dan juga emas. Bahkan emas menjadi salah satu instrumen investasi andalan untuk aplikasi Tanamduit. Yang mana ketika anda menabung emas pada aplikasi, maka secara otomatis akan mendapatkan kartu emas.
Kartu emas tersebut dapat anda simpan secara pribadi maupun dikirimkan untuk orang lain, misalnya orangtua atau pasangan. Dan menariknya lagi, investasi emas maupun lainnya melalui aplikasi Tanamduit memerlukan modal awal yang cukup rendah. Modal minimal yang diperlukan mulai dari Rp. 10.000 dengan gratis biaya transaksi jual beli reksadana maupun pembelian SBN.
5. HSB Investasi
Sedikit berbeda dari beberapa aplikasi yang telah disebutkan sebelumnya, untuk HSB Investasi lebih cocok bila digunakan oleh para investor yang sebelumnya telah mempunyai pengalaman dalam menanam modal. Produk yang ditawarkan di dalam aplikasi ini juga terbilang sangat beragam, mulai dari indeks saham, reksadana, logam mulia, forex, dan lain sebagainya.
Meski instrumen investasi yang bisa dipilih cukup banyak, dan lebih direkomendasikan untuk investor yang sebelumnya pernah melakukan penanaman modal, namun bukan berarti bahwa HSB Investasi menjadi aplikasi yang tidak mempunyai fitur kemudahan. Buktinya, aplikasi Android untuk investasi saham satu ini memiliki fitur unggulan CITRA atau clearing information of trade. Fitur tersebut mampu memudahkan penggunanya untuk melihat setiap transaksi yang telah dilakukan secara langsung. Jadi dengan begini maka transparansi pun akan selalu terjaga. Terlebih HSB Investasi juga sudah mempunyai izin operasi di bawah pengawasan BAPPEBTI (Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia), ICH, dan ICDX.
Di zaman sekarang ini, memang sudah tersedia cukup banyak aplikasi yang dapat anda unduh secara gratis untuk melakukan investasi melalui smartphone. Beberapa yang telah disebutkan merupakan daftar aplikasi terbaik karena penggunaannya tergolong aman, mengingat bahwa aplikasi Android tersebut telah terdaftar di OJK.
Sebelum memulai investasi, penting sekali untuk calon investor mengetahui apa itu investasi dan jenis- jenis investasi. Karena dengan memahami dasar ini, akan semakin mudah untuk kita mengenali keperuntukannya, resiko dan manfaatnya.
Investasi memang sedang giat- giatnya dipromosikan. Terlebih, investasi yang kerap dikaitkan dengan stigma orang kaya atau berduit kini mulai luntur. Siapa saja bisa berinvestasi!
Tentu saja ini adalah berita bagus. Semakin banyak masyarakat, terutama anak muda yang mulai sadar pentingnya mengelola aset di usia produktif. Dengan melek finansial, tentunya masa depan akan bisa kita tata lebih baik dengan syarat memahami betul tujuan dari pengelolaan keuangan kita.
Apa itu Investasi?
Sebelum membaca lebih lanjut, di tahap awal penting untuk mengetahui apa itu investasi. Pengertian dari investasi adalah cara memperoleh keuntungan melalui proses menanamkan modal, bisa berupa dana pada satu atau lebih instrumen untuk jangka waktu tertentu.
Orang yang menyetor modal investasi ini kita sebut sebagai investor. Umumnya, modal yang investor tanamkan akan dikelola oleh bank, manajer investasi, atau lembaga keuangan.
Dalam jangka waktu tertentu, keuntungan dari pengelolaan modal ini nanti akan kembali pada investor sebagai imbal balik, sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
Selain memperoleh keuntungan, kita juga bisa berinvestasi untuk mencapai manfaat tertentu di masa depan. Misalnya saja alokasi dana pendidikan, persiapan dana pensiun, dana darurat, menyimpan uang agar tidak tergerus inflasi, dan lain sebagainya.
Jenis- jenis investasi cukup beragam. Mulai dari jenis investasi berdasarkan rentang waktu, sumber pembiayaan, bentuk, hingga jenis investasi berdasarkan obyek investasi. Simak ulasan Panda di segmen di bawah ini untuk lebih lengkapnya ya!
Jenis- jenis Investasi Berdasarkan Rentang Waktu
Berdasarkan rentang waktu, jenis investasi terdiri dari dua jenis berikut ini :
Investasi Jangka Pandek
Investasi jangka pendek artinya investasi yang menanamkan sejumlah dana untuk dikelola dan keuntungan bisa cair dalam rentang waktu yang singkat. Jenis investasi ini biasanya berlangsung dalam waktu satu tahun.
Dana pada investasi ini akan dikelola pada instrumen yang mudah untuk diperjualbelikan atau cair dalam waktu singkat. Dengan begitu, investasi ini cenderung mempunyai resiko lebih rendah daripada investasi jangka panjang.
Contoh dari investasi jangka pendek ini antara lain deposito, surat utang negara, reksadana, saham dan fintech peer to peer.
Investasi Jangka Panjang
Seperti namanya, investasi jangka panjang adalah jenis investasi yang hasil keuntungan atau return bisa kita nikmati setelah beberapa periode yang lama. Investasi ini biasanya berlangsung selama 3-5 tahun, tergantung kesepakatan rentang waktu.
Dengan jangka waktu yang lebih lama, investasi ini tentu membawa resiko yang lebih besar. Pasalnya, kita tidak bisa memprediksi kejadian besar yang bisa berimbas pada seluruh sektor, terutama perekonomian.
Di sisi lain, keuntungan jenis investasi ini juga lebih besar daripada investasi jangka pendek pada umumnya. Contoh investasi ini seperti reksadana pasar uang, obligasi, saham, properti, tabungan emas, dan tabungan berjangka.
Jenis Investasi dari Obyek Investasi
Selanjutnya, jenis investasi dari obyek investasi bisa kita lihat dari para pelaku usaha maupun oleh masyarakat umum.
A. Jenis Investasi pada Aktiva Finansial
Jenis investasi ini adalah saat seseorang melakukan kapitalisasi dalam bentuk surat berharga. Contoh dari investasi ini antara lain :
A.1 Deposito
Deposito adalah jenis investasi dalam bentuk simpanan berupa uang pada perusahaan dengan jaminan dari investor yang akan menerima keuntungan berupa bunga dalam jangka waktu yang telah kedua belah pihak sepakati.
Deposito mempunyai prinsip yang mirip dengan tabungan. Selain itu, deposito juga merupakan jenis investasi dengan resiko rendah yang sering menjadi pilihan untuk investor pemula.
Perbedaan utama antara tabungan dan deposito adalah tingkat suka bunga dan sistem jatuh tempo. Deposito biasanya memberikan suku bunga lebih tinggi dari tabungan biasa, yaitu antara 5-6 persen per tahun.
A.2 Saham
Saham adalah jenis investasi selanjutnya. Saham merupakan jenis investasi dengan potensi yang menarik, sekaligus beresiko tinggi. Pasalnya, saham adalah bukti kepemilikan dari sebuah perusahaan.
Misalnya saat Panda membeli saham di perusahaan ABC, maka sejatinya dia sudah mempunyai sebagian kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya.
Return dari investasi saham ini berasal dari pertumbuhan nilai saham dan dividen. Namun perlu jadi catatan juga, tidak semua perusahaan membagikan dividen ke para investornya. Beberapa perusahaan memberi opsi return dari para penanam saham untuk kepentingan mengembangkan bisnis.
Maka dari itu, untuk memilih saham sebagai bahan investasi, penting untuk mengetahui dasar investasi saham terlebih dulu. Dan untuk investasi jangka panjang, Panda rekomendasikan juga untuk investasi ke saham blue chip.
Obligasi merupakan surat hutang atau sertifikat pengakuan hutang piutang yang diperjualbelikan ke masyarakat. Dengan membeli obligasi, berarti masyarakat telah meminjamkan sejumlah dana untuk dikelola agar menghasilkan keuntungan.
Pelaku yang terlibat investasi obligasi ini akan berperan sebagai penerbit surat, sedangkan investor akan berlaku sebagai kreditur. Obligasi bisa menjanjikan keuntungan yang lebih besar dari deposito karena suku bunganya lebh tinggi. Namun tentu saja, resikonya juga cukup besar.
Jika peminjam modal mengalami kebangkrutan, maka ada kemungkinan piutang tidak akan terbayarkan.
Investor tidak perlu mempunyai dana besar untuk mulai berinvestasi
Memudahkan investor dalam menginvestasikan dana di pasar modal.
Waktu yang efisien dalam mengelola investasi.
Kerugian Reksadana :
Resiko berkurangnya nilai unit karena penurunan harga efek.
Resiko likuiditas dan wanprestasi.
A.5 Peer to Peer Lending
Peer to Peer Lending juga menjadi salah satu investasi yang peminatnya makin banyak. Selain mudah diikuti, investasi ini juga mempunyai kejelasan hukum.
Tidak heran makin banyak kita temui perusahaan yang bergerak dalam fintech lending dengan model peer to peer lending ini.
Cara kerjanya adalah dengan meminjamkan sejumlah uang pada sejumlah pihak, baik itu perusahaan atau individu. Selanjutnya, peminjam akan mengembalikan uang dengan bunga sesuai kesepakatan.
Bunga pinjaman ini lah yang menjadi return keuntungan.
B. Jenis Investasi pada Aktiva Riil
Jenis investasi ini merupakan investasi pada produk yang terlihat secara kasat mata wujud fisiknya. Contoh investasi aktiva riil antara lain emas, properti, tanah, valuta asing, dan sebagainya.
B.1 Investasi Properti
Investasi properti termasuk salah satu jenis investasi non riil, karena bukan berupa uang, melainkan bangunan seperti tanah, rumah, gedung, atau apartemen. Jenis investasi ini cukup aman dan menguntungkan untuk jangka panjang.|
Pasalnya, harga properti selalu diprediksi meningkat setiap tahunnya, terutama di kota besar. Kemungkinan harga menurun cukup kecil untuk sektor properti.
Kendati begitu, bukan berarti investasi properti tidak punya resiko. Resiko dari investasi properti ini antara lain ketidakpastian lingkungan. Investasi properti bisa sangat menurun apabila kondisi dari lokasi properti menjadi tidak baik.
Kondisi yang buruk ini misalnya saat lingkungan tertimpa musibah bencana alam. Atau jika lokasi ternyata daerah sepi yang jauh dari fasilitas umum.
B.2 Emas
Emas selalu menjadi investasi yang mudah dengan resiko minim dan keuntungan yang cenderung stabil naik. Untuk investasi, emas yang digunakan umumnya adalah emas mentah, atau sering kita sebut emas batangan. Alasannya, emas batangan merupakan emas yang masih murni dan dinilai dari beratnya.
Namun, emas batangan membutuhkan tempat ekstra untuk penyimpanan. Selain itu, ada resiko kehilangan jika kurang berhati- hati dalam menyimpan.
Kabar baiknya, dengan kemajuan teknologi, investasi emas kita tidak harus menyimpannya secara fisik. Kita bisa melakukan investasi emas secara digital dengan aplikasi resmi yang sudah diakui oleh OJK.
Manfaat Investasi
Sesuai dengan definisi investasi sebagai penanaman modal, maka manfaat investasi ini antara lain sebagai berikut :
1. Persiapan Masa Depan
Melek investasi penting untuk bekal persiapan di masa depan. Ada banyak hal yang mungkin terjadi di masa depan nanti. Sebagai antisipasi, akan bijak untuk mempersiapan biaya untuk mendukung hal tersebut.
Misalnya saja untuk menopang kebutuhan sehari- hari saat sudah tidak bekerja di masa tua nanti. Atau mempersiapkan dana pendidikan anak di masa depan.
2. Financial Freedom
Kebebasan finansial menjadi tujuan selanjutnya dalam berinvestasi. Tidak jarang dalam sosial masyarakat dan juga kalangan pebisnis, seseorang dianggap baik dan stabil dalam keuangan apabila sudah bisa memutarkan gaji atau uang simpanan menjadi keuntungan.
Itulah tidak jarang selain bekerja, banyak yang melakukan investasi dan menjadi freelancer untuk mendapat passive income tambahan. Dalam hitungan bulan atau tahunan, kita bisa mendapat tambahan penghasilan yang lumayan saat konsisten dilakukan.
Financial freedom bisa terjadi saat passive income membuat rencana keuangan kita menjadi lebih stabil. Karena jika ada hal buruk terjadi, seperti PHK atau usaha menurun, passive income bisa menjadi dana cadangan.
3. Melindungi dan Meningkatkan Aset
Investasi bisa melindungi aset dari inflasi berkelanjutan. Dengan cara ini, investor bisa mengembangkan kepemilikan aset untuk menghasilkan nilai tambah. Dengan begitu, kita bisa mengurangi dan mengimbangi dampak laju inflasi.
Misalnya dengan berinvestasi pada tanah, properti atau emas sekalipun, kita bisa menjualnya kembali di masa depan. Harga yang kita peroleh kemungkinan lebih besar berkali lipat daripada pertama kita membeli.
Setelah terjual, kita bisa memutar uang kembali untuk investasi properti baru, dan menjualnya kembali di masa depan. Untuk itu, investor harus jeli dalam memperhatikan peluang properti agar kelak tidak mengalami kerugian.
4. Terbiasa Mengelola Keuangan dengan Baik
Berinvestasi bukanlah kebiasaan setiap orang. Itulah mengapa saat seseorang mulai berinvestasi, maka kemungkinan besar mereka adalah orang- orang yang berupaya mengalokasikan dana atau sebagian uang mereka untuk hal penting dan mendesak.
Berinvestasi adalah salah satu cara untuk untuk belajar mengelola keuangan dengan lebih baik. Anda akan belajar untuk menghemat uang sekaligus membaginya ke dalam plot- plot yang sesuai untuk bisa konsisten berinvestasi.
Setelah dana terkumpul, maka return investment nya akan menjadi tambahan untuk aset masa depan.
Cara Investasi untuk Pemula
Seperti yang Panda sebutkan sebelumnya, siapa saja bisa mulai berinvestasi. Terlebih di era digital, kita bisa mulai investasi dengan modal terbilang sangat minim.
Kendati begitu, jika ingin konsisten dan mendapatkan hasil yang optimal, berikut adalah cara berinvestasi yang bisa Anda lakukan untuk mewujudkan tujuan keuangan :
1. Pastikan Kita Sehat Secara Finansial
Sebelum memulai investasi, pastikan kita sudah sehat secara finansial terlebih dahulu. Rencana keuangan masa depan memang sangat penting. Namun jangan pernah sepelekan masalah- masalah keuangan yang sebelumnya muncul dan perlu kita selesaikan.
Pastikan kita sudah mempunyai dana darurat yang ideal, rasio hutang yang terkendali dan mempunyai proteksi keuangan dengan mempunyai jaminan kesehatan atau asuransi. Tanpa hal ini, kita akan kesulitan jika mengalami resiko kehilangan pekerjaan atau ketidakpastian ekonomi.
Selain itu, tanpa perlindungan kesehatan, kita juga berpotensi kehilangan dana yang cukup besar saat harus berobat.
2. Tentukan Tujuan Investasi
Kenali tujuan- tujuan keuangan yang ingin kamu capai dalam berbagai periode. Tentukan apa saja kebutuhanmu dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Karena tanpa tujuan yang jelas, proses investasimu akan menjadi tidak terukur.
Setelah menentukan tujuan investasi, lanjutkan dengan menentukan kebutuhan dana untuk merealisasikannya. Kita bisa memulai proses investasi ini setelah memahami apa tujuan kebutuhan dana kita.
3. Kenali Profil Resiko
Setelah mengetahui tujuan berinvestasi, langkah selanjutnya adalah mengenali profil resiko. Tingkat resiko setiap instrumen investasi tentunya berbeda- beda karakteristiknya dan setiap investor juga mempunyai profil resiko berbeda.
Profil resiko ini dapat diukur dari kemampuan dan kesediaan seseorang dalam menoleransi resiko investasi. Gambarannya sebagai berikut :
Investor Konservatif : profil investor yang cenderung menghindari instrumen dengan volatilitas tinggi.
Investor Agresif : profil investor yang lebih berani mengambil resiko karena menginginkan imbal balik yang tinggi.
Profil resiko seseorang bisa berubah sesuai dengan pengalaman dan pemahaman investasi mereka. Seiring dengan peningkatan pemahaman, maka semakin meningkat pula kemampuan mereka dalam menoleransi resiko.
4. Kenali Resiko Sistematis dan Non-Sistematis Investasi
Dalam investasi, kita mengenal dua jenis resiko, yaitu sistematis dan non sistematis. Profil resiko umumnya mempunyai tolak ukur berupa kondisi psikis sang investor. Namun tidak lupa, ada juga resiko investasi yang tidak boleh luput dari investor.
Resiko Sistematis Merupakan resiko yang diversifikasi dan sama sekali tidak bisa dihindari serta menyerang ke berbagai macam instrumen. Resiko ini bisa berupa perubahan tingkat suku bunga, inflasi, dan resiko pasar.
Resiko Non Sistemik Merupakan resiko yang masih bisa kita hindari dengan cara diversifikasi instrumen investasi. Resiko ini antara lain resiko bisnis, resiko likuiditas, dan resiko tuntutan hukum.
Jadi, Sudah Siapkah Anda Mulai Berinvestasi?
Dari penjelasan panjang Panda di atas, semoga cukup menjawab rasa ingin tahu kamu tentang apa itu investasi ya.
Ada banyak sekali pilihan investasi di sekitar kita. Dengan memahami apa itu investasi, jenis- jenis investasi, tujuan, resiko dan cara berinvestasi, kita akan menjadi lebih siap untuk memulai. Pada akhirnya, investasi yang tepat untuk kita adalah yang paling sesuai kebutuhan dan kemampuan sebagai investor.
Sobat Panda bisa mengikuti panduan investasi yang Panda rekomendasikan di atas. Mulai lah dari metode dan prosedur yang tidak terlalu rumit dan nominal yang tidak terlalu tinggi. Kabar baiknya, kini ada banyak aplikasi investasi yang dapat dengan mudah kita akses melalui mobile apps.
Setelah mulai memahami cara kerja dan pola keuntungan, Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut pada ahlinya untuk mulai berinvestasi dengan nilai yang lebih tinggi.
Jika saat ini Anda sedang menjajaki investasi di pasar modal, maka penting sekali untuk mengenali Bullish dan Bearish. Kedua istilah ini sempat mencuat dalam perbincangan tren pasar modal. Memahami keduanya juga akan berperan penting untuk investor memaksimalkan potensi investasi di pasar modal.
Bullish dan bearish adalah dua istilah yang sering digunakan dalam analisis pasar keuangan, khususnya pasar saham. Istilah ini menggambarkan sentimen dan ekspektasi investor terhadap pasar. Di artikel ini, Panda akan mengulas keduanya dengan lebih lengkap.
Arti dari Bullish adalah…
Image via FreePik
Kedua istilah bullish dan bearish sendiri berasal dari Bahasa Inggris. Secara garis besar, istilah ini menggambarkan bagaimana kinerja pasar saham secara umum. Apakah nilai dari saham sedang terapresiasi (naik) atau justru terdepresiasi (turun).
Bullish berasal dari kata bull yang dalam bahasa Inggris berarti banteng jantan. Istilah ini melambangkan sifat banteng yang selalu menyerang ke atas dengan tanduknya. Oleh karena itu, bullish merujuk pada kondisi pasar yang optimis dimana harga aset cenderung naik.
Pasar saham sendiri cenderung berada di kondisi bullish saat situasi ekonomi sedang berjalan baik. Tren bullish ditandai dengan adanya kenaikan harga saham berkesinambungan. Hal ini biasanya berkaitan dengan tingginya permintaan atas saham, sehingga berpotensi mendorong kenaikan harga. Para investor cenderung percaya bahwa tren ini kemungkinan akan berlanjut dalam jangka panjang.
Arti Bearish adalah…
Image via FreePik
Berbeda dengan Bullish, bearish berasal dari kata ‘bear’ yang berarti beruang. Beruang dikenal dengan gerakan mengayunkan cakarnya ke bawah saat menyerang. Karena itu, bearish merujuk pada kondisi pasar yang pesimis dimana harga aset cenderung turun.
Dalam konteks keuangan, bearish adalah kondisi pasar saham dimana grafik menunjukkan tren menukik ke bawah atau melemahnya tren pasar. Tren Bearish menggambarkan bahwa sedang ada aksi jual dalam volume besar.
Intinya, bullish mencerminkan sentimen optimistis investor, sedangkan bearish merefleksikan sentimen pesimistis investor. Selain itu, bullish dan bearish juga tidak hanya menggambarkan kondisi pasar modal semata. Melainkan juga memberi gambaran kondisi perekonomian sebuah negara, bahkan kondisi ekonomi secara global.
Ciri-Ciri Tren Pasar Bullish
Pasar bullish ditandai dengan beberapa ciri khas berikut ini:
1. Harga Saham Cenderung Naik
Ketika pasar sedang bullish, harga saham cenderung mengalami kenaikan. Mengapa? Karena saat pasar optimis, permintaan saham akan meningkat sehingga harga pun ikut terdorong naik oleh permintaan yang besar. Tidak jarang kenaikan harga saham mencapai dua digit ketika sedang bullish.
2. Investor Optimis
Sentimen pasar bullish membuat investor merasa optimis soal prospek investasi saham. Mereka yakin bahwa kondisi ekonomi bagus, profitabilitas perusahaan baik, sehingga harga saham layak dibeli. Selain itu, investor percaya bahwa harga saham masih akan terus naik ke depannya.
3. IHSG Meningkat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sering kali menjadi indikator utama kondisi pasar saham Indonesia. Ketika IHSG menunjukkan tren kenaikan atau bahkan mencetak rekor tertinggi baru, ini mengindikasikan pasar sedang bullish.
4. Volume Perdagangan Tinggi
Volume perdagangan saham yang tinggi juga menjadi ciri pasar bullish. Hal ini menunjukkan banyak investor yang aktif bertransaksi karena terdorong optimisme. Semakin ramai perdagangan saham, semakin tinggi pula volume perdagangannya.
Ciri-Ciri Tren Pasar Bearish
Pasar bearish ditandai dengan beberapa ciri-ciri berikut:
1. Harga Saham Cenderung Turun
Dalam pasar bearish, harga saham mayoritas perusahaan tercatat mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan harga saham terjadi karena permintaan lebih rendah daripada penawaran saham di pasar.
2. Investor Pesimis
Sentimen investor cenderung negatif dan pesimis tentang prospek pasar dan kondisi ekonomi ke depan. Investor enggan membeli saham baru atau menambah posisi saham yang dimiliki.
3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menurun
IHSG sebagai indeks pasar saham menunjukkan tren penurunan dalam jangka waktu tertentu. Penurunan IHSG mencerminkan pelemahan secara keseluruhan di pasar saham.
4. Volume Perdagangan Rendah
Jumlah saham yang diperdagangkan setiap harinya cenderung lebih sedikit. Volume perdagangan yang rendah mengindikasikan kurangnya minat investor untuk bertransaksi saham.
Ciri-ciri di atas menunjukkan sentimen negatif dan minat berkurang dari para investor di pasar modal. Kondisi ini disebut sebagai pasar bearish atau pasar yang cenderung menurun.
Penyebab Pasar Bullish
Kondisi perekonomian yang membaik merupakan salah satu faktor utama yang mendorong pasar saham memasuki tren bullish. Misalnya, tingkat pengangguran dan inflasi yang rendah menandakan sentimen konsumen yang positif dan daya beli yang tinggi. Hal ini dapat memicu lonjakan pendapatan dan laba emiten sehingga harga sahamnya naik.
Laporan keuangan emiten yang positif juga menjadi pemicu pasar bullish. Jika kinerja keuangan emiten melampaui ekspektasi analis dan investor, maka harga sahamnya pun cenderung naik karena dinilai prospektif. Di samping itu, dividen yang tinggi atau aksi korporasi seperti stock split juga kerap menjadi katalis sentimen bullish.
Terkadang, pasar bullish didorong euforia berlebihan (irrational exuberance) di kalangan investor. Ketika sentimen pasar terlalu optimistis, para investor cenderung mengabaikan valuasi yang wajar dan mengangkat harga saham melampaui nilai fundamentalnya.
Selain itu, kebijakan pemerintah yang mendukung iklim investasi dan pasar modal juga dapat menciptakan sentimen bullish. Misalnya, deregulasi investasi asing, insentif pajak, stimulus fiskal, dan relaksasi peraturan. Hal ini membuat investor lebih tertarik menanamkan modal di pasar saham domestik.
Penyebab Pasar Bearish
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan pasar saham memasuki tren bearish:
1. Kondisi ekonomi memburuk
Salah satu penyebab utama pasar bearish adalah memburuknya kondisi perekonomian suatu negara. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang melambat, tingkat pengangguran yang tinggi, inflasi yang meningkat, atau defisit perdagangan yang membesar. Hal ini akan berdampak negatif terhadap perusahaan-perusahaan secara keseluruhan.
2. Laporan keuangan emiten jelek
Laporan keuangan emiten yang buruk juga dapat memicu pasar bearish. Jika banyak perusahaan mengeluarkan laporan keuangan dengan laba yang menurun tajam atau merugi, maka investor akan khawatir dan cenderung menjual saham mereka.
3. Ketakutan berlebih
Kadangkala pasar bearish timbul karena faktor psikologis yaitu ketakutan berlebih. Walaupun kondisi ekonomi relatif stabil, namun sentimen negatif yang berlebihan dapat memicu aksi jual.
4. Kebijakan pemerintah tidak mendukung
Kebijakan atau peraturan pemerintah tertentu juga bisa memicu pasar bearish, misalnya kenaikan pajak yang signifikan bagi perusahaan atau investor, atau kebijakan yang membatasi aktivitas ekonomi dan investasi. Hal ini membuat pelaku pasar menjadi pesimistis.
Apa yang Harus Investor Lakukan untuk Menghadapi Tren Bullish?
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan trader saat pasar sedang bullish:
1. Buy and Hold
Strategi yang paling sederhana dalkam menghadapi bullish adalah buy and hold. Saat pasar sedang bullish, harga akan cenderung naik dalam jangka panjang. Oleh karena itu, strategi yang paling sederhana adalah membeli saham yang bagus seperti saham blue chip, lalu menahannya dalam jangka panjang.
Investor tidak perlu melakukan banyak aksi jual-beli. Cukup beli saham berkualitas kemudian tahan. Dengan sendirinya harga saham akan meningkat seiring tren bullish pasar.
2. Rata-rata Ke Bawah (Averaging Down)
Strategi lainnya adalah rata-rata ke bawah atau averaging down. Artinya, jika harga saham yang sudah dibeli mengalami penurunan, investor bisa menambah posisinya. Dengan begitu, harga rata-rata pembelian menjadi lebih murah.
Saat harga nanti kembali naik, keuntungan yang didapatkan akan lebih besar. Strategi ini bisa dilakukan selama yakin bahwa pasar sedang bullish sehingga penurunan harga bersifat sementara.
3. Call Option
Strategi lainnya adalah dengan membeli call option. Call option adalah kontrak untuk membeli saham di masa depan pada harga yang sudah ditentukan. Saat pasar bullish, harga saham cenderung terus naik.
Oleh karena itu, strategi membeli call option bisa menghasilkan keuntungan besar. Investor hanya perlu membayar premi call option yang relatif kecil untuk kemudian membeli saham di masa depan pada harga lebih murah dari harga pasar saat itu.
Strategi Menghadapi Kondisi Bearish
Saat pasar dalam kondisi bearish atau turun, ada beberapa strategi yang bisa investor terapkan :
1. Short Selling
Short selling adalah strategi jual dulu baru beli. Caranya adalah meminjam saham dari broker, kemudian menjualnya. Setelah harganya turun, baru membeli kembali saham tersebut dengan harga lebih murah untuk mengembalikan ke broker. Selisih harga jual dan beli dapat menjadi keuntungan investor.
2. Put Option
Put option adalah kontrak opsi yang memberi hak untuk menjual aset pada harga tertentu. Investor membeli put option jika memperkirakan harga akan turun. Jika harga jatuh di bawah harga strike, put option bisa dieksekusi untuk mendapatkan keuntungan.
3. Take Profit
Take profit adalah menutup posisi investasi untuk mengunci keuntungan. Hal ini penting dilakukan pada saat pasar bearish agar tidak terjebak dalam kerugian. Investor harus menetapkan target take profit yang realistis sebelum membuka posisi.
Kesimpulan
Pada umumnya, bullish menggambarkan suasana pasar yang optimis dan harga aset cenderung naik. Bullish terjadi ketika harga saham atau aset lainnya naik secara signifikan dalam jangka waktu tertentu.
Sebaliknya, bearish menggambarkan suasana pasar yang pesimis dan harga aset cenderung turun. Bearish terjadi ketika harga saham atau aset lainnya turun secara signifikan dalam jangka waktu tertentu.
Penting bagi investor untuk memahami indikator teknikal bullish bearish dan menyesuaikan strategi investasi mereka dengan kondisi pasar saat ini. Investor juga membutuhkan analisis fundamental untuk melihat gambaran besar perekonomian. Dengan begitu, para investor dapat memaksimalkan keuntungan mengikuti tren di pasar modal, serta menghindari kerugian karena asal beli dan jual tanpa perhitungan yang matang.