Three Wise Monkeys. Istilah ini mungkin tidak asing lagi di telinga Anda. Meski belum begitu paham apa arti dari kalimat ini, mungkin Anda pernah sesekali atau dua – tiga kali mendengarnya. Atau bila tidak, Anda mungkin familiar dengan simbol dari filosofi ini.
Simbol dari filosofi ini adalah tiga monyet yang berjejer dengan tiga ekspresi berbeda. Ekspresi mereka sekilas sederhana, tapi menyiratkan makna yang dalam.
Pengertian Three Wise Monkeys
Three Wise Monkeys atau Tiga Monyet Bijak (dalam Bahasa Jepang: 三猿 sanzaruor 三匹の猿sanbiki no saru) adalah peribahasa kuno Jepang yang dilambangkan dengan tiga monyet.
Monyet yang pertama, Mizaru, adalah monyet yang menutup mata (See no Evil). Monyet kedua, Kikazaru, adalah monyet yang menutup telinganya (Hear no evil). Sedangkan monyet ketiga, Iwazaru, terlihat menutup mulutnya (Speak no evil).
Dalam literatur lain, terkadang ditambahkan Shizaru, yaitu monyet yang menyilangkan tangannya (Do no evil)
Sejarah si Tiga Monyet Bijak
Istilah Three Wise Monkeys ini pertama terkenal di abad ke 17 di pintu kuil Tosho-go di Nikko, Jepang. Terdapat gambar tiga monyet yang dipahat oleh Hidari Jingoro dam dipercaya diambil dari ajaran Confucius.
Ajaran ini mengungkapkan tentang arahan untuk tidak melihat apa yang bertentangan, tidak mendengar apa yang bertentangan, serta tidak berbuat apa yang bertentangan dengan kebaikan dan keluhuran budi..
“Look not at what is contrary to propriety; listen not to what is contrary to propriety; speak not what is contrary to propriety; make no movement which is contrary to propriety”
— Confucius, c. 500 BC
Peribahasa ini sendiri dilambangkan dengan monyet karena dalam bahasa Jepang, zaru (don’t) yang merupakan adalah kata kerja konjugasi negatif kuno mempunyai kesamaan penyebutan dengan kata ‘saru’, yang berarti monyet. Ini lah mengapa filosofi ini sering populer dengan sebutan ‘Sanzaru’ atau ‘Sanbiki No Saru’.
Arti dari Three Wise Monkeys
Three Wise Monkeys atau Tiga Monyet Bijak ini sebenarnya berbicara tentang norma. Dan norma ini umumnya sama di belahan dunia mana pun, meski disampaikan dan dipahami dengan cara yang berbeda.
Namun secara khusus, arti dari Tiga Monyet Bijak dapat kita pahami bersama dalam tiga hal berikut ini :
See No Evil ( Mizaru )
See No Evil artinya kita tidak diperkenankan untuk melihat hal- hal buruk. Hal buruk ini bisa berarti gambar, video, atau bahkan kejadian di sekitar kita.
Misalnya saat sebuah generasi terkontaminasi dengan tayangan yang tidak mendidik di televisi dan YouTube. Dampak yang terlihat, anak muda banyak yang semakin kasar pada sesama, tidak menghormati orang lain, minim toleransi dan cenderung brutal.
Saat kita melihat sesuatu yang buruk atau negatif, hal ini akan meracuni kita secara pikiran, fisik, dan mental. Terlebih jika terjadi secara terus menerus, perilaku kita akan mulai berubah ke arah negatif dan sulit mendapat pertolongan.
Akan lebih mudah untuk mencegah diri kita dari melihat hal- hal negatif itu. Daripada mencoba menolong saat semua sudah terkontaminasi. Tidak yang terlambat bisa terselamatkan.
Hear No Evil ( Kikazaru )
Bukan hanya melihat, terus- terusan mendengar hal buruk juga akan meracuni kita. Awalnya kita hanya mendapat bisikan, tapi jika terus menerus, hal yang negatif ini akan merasuki kita. Kata- kata acap kali dapat tertanam di otak kita dan menjadi sugesti yang mempengaruhi persepsi dan tingkah laku.
Bayangkan jika pikiran kita hanya penuh dengan sugesti- sugesti buruk, masih mampukah kita berpikir positif? Seberapa jauh kita bisa bertahan, kecuali kita mulai belajar untuk berhenti mendengarkan?
Speak No Evil ( Iwazaru )
Banyak yang menyebut bahwa Iwazaru ini adalah output dari Mizaru dan Kikazaru. Jika kita berhasil menahan diri dari penglihatan pendengaran negatif, kita akan terhindar dari berbicara yang negatif.
Pembicaraan negatif bukan hanya menyakiti orang lain, tapi juga melemahkan kualitas diri. Saat kita semakin dekat dengan hal- hal negatif, dan selangkah lagi terjerumus ke perilaku yang lebih buruk lagi.
Sebaliknya, dengan terbiasa melihat dan mendengar yang baik- baik, kita akan terpengaruh untuk berbicara yang baik- baik terhadap sesama. Kita tidak akan mudah menyepelekan orang, mencemooh, menghakimi apalagi sampai membully orang lain.
Kesimpulan
Jika kita renungkan, tentu filosofi Three Wise Monkeys ini sangat sederhana, tapi mempunyai makna yang luar biasa. Bayangkan saja bila kita terbiasa menerapkan tiga perilaku tersebut dan menularkannya pada teman- teman dan keluarga.
Hal sederhana ini akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih positif. Kita bukan lagi orang yang suka melihat hal negatif dan tidak produktif. Kita tidak senang mendengar kekacauan, keributan, dan provokasi. Dan dengan sendirinya, kita lebih berhati- hati dan mengedepankan empati saat berkomunikasi. Baik itu dengan teman, pasangan, rekan kerja, atau customer untuk menciptakan Excellent Service.
Dunia menjadi lebih damai dan menyenangkan, bukan?
Semoga menginspirasi!