12 Strategi Cold Email yang Efektif untuk untuk Promosi Konten
Saat Anda berupaya membuat strategi konten promosi yang tepat, Anda tentu berpikir untuk memisahkan karakter email yang Anda tujukan kepada cold audience dan hot audience. Dengan konsep yang berbeda dan dirancang sedemikian rupa, maka konten email Anda akan terasa lebih mengena dan tepat sasaran.
Terkadang untuk mempersiapkan konten yang super duper mengena ini membuat Anda menghabiskan waktu berhari- hari. Anda perlu melakukan riset konten, kemudian mengolahnya, menciptakan data statistik yang bisa menggugah persepsi audience, melakukan beberapa revisi, dan yang terakhir menyempurnakan dengan media yang tepat.
Terdengar seperti proses yang lama? Memang!
Namun bukan durasi waktu pembuatannya yang menjadi hal krusial. Hal krusial sebenarnya adalah Anda menggunakan strategi yang tepat dalam berpromosi. Namun pada umumnya, untuk segmen cold audience, promosi bukanlah hal utama yang Anda lakukan.
Sekalinya Anda memaksakan untuk melakukan promosi secara langsung, Anda mungkin tetap mendapatkan beberapa suka dan komentar, namun pendekatan yang Anda lakukan ini tidak mengikat daya tarik mereka seperti yang Anda harapkan.
Mengapa ini sering terjadi? Karena Anda telah melakukan strategi promosi yang tidak seharusnya atau seharusnya tidak Anda lakukan. Inilah mengapa Anda perlu membaca konten strategi cold email marketing ini.
Untuk cold audience, promosikan lebih sering daripada Anda membuat konten itu sendiri. Ada banyak opsi yang bisa Anda lakukan, mulai dari berbagi ke media sosial, situs bookmark, promosi berbayar, promosi internal, dan masih banyak lagi.
Namun yang perlu dicatat, menurut data BuzzSumo, social sharing atau aktifitas berbagi di media sosial saat ini tidak se-powerful beberapa tahun yang lalu. Data dari BuzzSumo menunjukkan bahwa social sharing antara 2015 dan 2017 mengalami penurunan hingga setengahnya.
Social sharing masih sangat baik, namun Anda tidak bisa hanya bergantung pada pengguna di Facebook dan Twitter saja.
Back to basic, hal penting apa yang perlu dilakukan?
Merumuskan ulang strategi email marketing untuk cold audience!
Cold Email untuk Cold Audience
Tertaring untuk memaksimalkan strategi email marketing untuk cold audience? Anda bisa menyebutnya dengan cold email.
Sampai saat ini, email masih menjadi salah satu channel terbaik untuk menjangkau audience secara umum dan melakukan pemasaran. Email marketing disebut 4x lebih efektif dibandingkan strategi lainnya yang menjadi salah satu alasan mengapa 89% marketer memilih menggunakan email sebagai channel lead generator utama untuk pelanggan mereka.
Email menghasilkan 174% lebih banyak konversi dari media sosial, sementara 81% pebisnis menggunakannya sebagai media utama untuk meng-akuisisi pelanggan utama mereka, dan 80% menggunakannya untuk memaksimalkan retensi pelanggan mereka.
Di semua industri, email mempunyai tingkat open rate hingga 32% dan rasio klik-tayang rata- rata 4,19 (tertinggi sejak 2010). Dan inilah salah satu godaan mengapa kita perlu membuat strategi cold email dalam promosi konten.
Tergantung pada negara, industri, dan bahkan email provider, angka- angka di atas bisa sedikit lebih tinggi atau lebih rendah. Untuk provide Constant Contacts misalnya, rata- rata open rate email mereka di tahun 2018 mencapai 18,6% dan rata- rata klik tayang mencapai 7,77%.
Angka ini cukup menggambarkan betapa efektifnya strategi email marketing dalam menjangkau audience, mengakuisisi, dan meningkatkan retensi audience.
Berikut ini adalah 12 strategi cold email marketing untuk promosi konten :
1. Beri Kesan Pertama yang Menggoda
Email untuk cold audience harus dikemas semenarik mungkin karena Anda sedang melakukan pendekatan ke kelompok audience yang belum terlalu mengenal Anda. Buat konten dengan pesan yang jelas dan profesional yang menarik perhatian audience.
Tonjolkan pesan Anda dengan anatomi email yang jelas. Gunakan subjek email yang unik, menarik, atau out of the box, tapi memberikan pesan yang jelas. Buat body email yang sederhana, namun mengena dalam menyampaikan pesan Anda. Pastikan Anda menggunakan tata bahasa yang enak dibaca dan hindari kesalahan ejaan.
Jangan lupa juga menggunakan alamat email yang profesional untuk meningkatkan otoritas Anda di mata audience. Periksa pesan Anda sebelum Anda mengirimkan ke audiens.
“Kamu tidak pernah mendapatkan kesempatan kedua untuk membuat kesan pertama. Jangan takut untuk mengambil kursus copywriting untuk mempertajam keterampilan copywriting Anda. Ingat, semakin sedikit, semakin sederhana itu lebih baik, dan jangan lupa untuk menyertakan CTA yang jelas di semua email Anda. “~ David Campbell, manajer pemasaran konten, Voila Norbert
2. Cold Email Tidak Berarti “Dingin”
Untuk membuat strategi email menjadi efektif, Anda perlu melakukan segmentasi dari list email Anda dan membuat personalisasi pesan sebanyak mungkin. Jangan kaku, karena cold email bukan berarti Anda menciptakan konten yang dingin dan datar.
Buatlah campaign yang tersegmentasi sesuai dengan jenis audiens Anda, dan siapkan personalisasi konten untuk setiap campaign tersebut. Jika pesan tersebut dirasa tidak relevan untuk mereka, mereka tidak akan merespon. Sesederhana itu.
“Angka-angka ini mengungkapkan bahwa klik masih didorong oleh relevansi, tetapi pembukaan didorong oleh minat.” ~ Skip Fidura, Strategy and Insight Director, dotMailer
3. Subjek Pesan adalah Kunci Penting
Konten dengan personalisasi yang tepat dan relevan akan mendapatkan klik, namun jika subjek tidak menggugah audiens, maka pesan Anda tidak akan dibuka.
Faktanya, 47% dibuka karena pengaruh dari subjek atau judul sebuah email. Tarik perhatian mereka dengan judul yang menarik dan membuat mereka penasaran. Anda juga perlu fokus dengan baris pertama dari pesan Anda, karena baris pertama ini biasanya akan ditampilkan dalam pratinjau mereka.
Jika kombinasi subyek dan baris pertama berhasil menarik perhatian mereka, Anda sudah setengah langkah berada di jalan yang tepat.
“Jadilah kreatif dengan headline Anda dan baris pembuka pesan di body email. Ini adalah dua hal yang muncul dalam snippet popup dan dalam pra-pembukaan akun Outlook. Menarik ego dengan pujian dan personalisasi adalah pembeda utama yang menurut saya paling membantu dengan open rate cold email dan balasannya. ”~ Lee Wilson, SEO Head, Vertical Leap
Singkat, dipersonalisasi, ringkas, jelas, dan kasual adalah kombinasi yang dapat Anda andalkan dalam menciptakan cold email yang menarik. Jangan ragu untuk melakukan split-
4. Jangan Takut Bereksperimen untuk Promosi Konten
Bicara tentang eksperimen dan testing, Anda harus memprioritaskan penggunaan A/B testing dengan cara menguji setiap aspek, bukan hanya sebatas subyek, tapi juga CTA, penggunaan CTA, copywriting, dan masih banyak lagi. Ciptakan berbagai kemungkinan untuk dapat Anda tes.
“Tujuan utama Anda adalah membuat orang membuka pesan Anda, tetapi juga tidak kesal karena mereka melakukannya. Saya telah menemukan bahwa baris subjek clickbait yang terlalu tinggi dapat mendorong mereka membuka email, tetapi memberi sedikit balasan positif. Saya suka menjaga bagian subyek tetap informal, seolah saya sedang berbicara dengan seorang teman. Satu trik menggunakan semua huruf kecil – Saya melakukan test A / B untuk menguji hal ini dan mendapatkan kemenangan hampir setiap saat. “~ Ryan Farley
Jika apa yang Anda uji mendapatkan hasil positif, terus tingkatkan.
5. Skip Intro
Intro boleh- boleh saja sesekali, namun jangan terlalu sering. Tidak banyak orang yang begitu peduli, jadi lewati fokus mengenalkan diri Anda.
Manfaatkan waktu singkat Anda untuk menunjukan value Anda. Beri tahu mereka apa yang Anda lakukan atau apa yang Anda miliki untuk mereka, dan beritahu bagaimana Anda bisa membantu mereka.
Direktur pemasaran dari Manajemen Reputasi, Jonas Sickler menyarankan agar marketer tidak membuang banyak waktu mereka untuk memperkenalkan diri. Alih- alih fokus di intro, ia menyarankan agar marketer menciptakan konten yang bisa berbicara sendiri. Selanjutnya, di bagian akhir marketer boleh memasukkan nama, jabatan dan perusahaan di bagian signature.
Konten untuk cold email sebaiknya memuat konsep yang sama seperti subjek, yaitu jelas, ringkas, dan santai urutan hari. Langsung ke intinya.
“Dengan cold email, Anda memiliki waktu yang sangat singkat untuk menarik perhatian pembaca, sebelum Anda menemukan diri Anda di folder spam. Ketika mereka membuka email yang tidak diminta, mereka memindai untuk melihat apakah itu sesuatu yang penting, jadi memulai dengan pengenalan pribadi yang panjang hanya akan membahayakan tingkat respons Anda. Ringkas secara singkat tentang apa Anda, dan dorong mereka ke CTA, atau tugas yang ingin Anda selesaikan. ”~ Leighton Burley, Founder Artiiseo
6. Membuat Konten Luar Biasa
Jika Anda ingin membuat audience membaca pesan sampai selesai, memahami dan bahkan membagikan konten yang Anda bagikan ke circle mereka, pastikan Anda memang membuat konten yang layak.
Hindari konten yang sekedar ikut- ikutan. Membuat konten dengan konsep kontroversial atau menarik secara emosional patut dicoba. Cobalah menemukan sudut pandang baru. Jadikan konten Anda 100% unik dengan sebuah riset kecil- kecilan, entah itu melalui survei, jajak pendapat, studi kasus, atau wawancara. Anda juga bisa mengubah konten Anda ke dalam bentuk baru, seperti video, infografis, dan lain sebagainya.
“Cara terbaik untuk menangkap dan mempertahankan perhatian pengunjung adalah mengubah konten Anda menjadi video yang menarik secara visual. Menggunakan alat pembuat video DIY online seperti Biteable, Anda dapat dengan mudah mengubah posting blog yang ada menjadi penjelas atau tayangan slide yang menarik. Sesederhana memilih templat dan menambahkan teks Anda. Mengubah konten berbasis teks menjadi video memberi Anda peluang untuk membuat lebih banyak orang bersemangat tentang bisnis Anda, membantu meningkatkan waktu tunda, dan lalu lintas situs. “~ Tope Longe, Manajer Pemasaran Konten, Biteable
Saat Anda mengirimkan konten terbaik, audience Anda akan dengan senang hati membagikannya ke orang lain.
Strategi Selanjutnya Tak Kalah Pentingnya….
7. Beberapa Touchpoint
Tingkatkan keberhasilan campaign cold email Anda dengan menghubungkannya lebih dulu ke beberapa platform lain. Seperti yang sebelumnya di atas, cold email bukan berarti benar- benar ‘dingin’.
Anda bisa melibatkan influencer di media sosial dengan cara aktif berinteraksi dengan mereka. Coba buat nama Anda terdengar familiar untuk pengguna dengan cara muncul di banyak tempat. Saat nama Anda mulai terdengar akrab, akan semakin mudah untuk melangkah.
“Anda harus selalu terhubung dengan mereka di LinkedIn dengan mengirim undangan yang dipersonalisasi sebelum Anda mengirimi mereka email. Beberapa titik kontak membantu meningkatkan tingkat balasan karena mereka lebih mempercayai Anda. ”~ Shaurya Jain
8. Gunakan Template yang Menarik
Cold email membutuhkan konten yang menarik untuk menjadi sebuah campaign yang powerful. Konten Anda harus bisa menjangkau banyak orang dengan cara seefektif mungkin.
Untuk mempermudah pekerjaan Anda, gunakanlah berbagai template. Mulai dari template lengkap berbagai versi, hingga template yang sifatnya pendukung atau widget.
9. Jangan Ragu Memberi Lebih
Perlu trik khusus saat Anda mengirim email untuk cold audience. Anda tidak bisa buru- buru menggiring mereka untuk melakukan aksi karena ini justru membuat mereka segera kabur dari Anda.
Sebaliknya, tarik ulur mereka. Beri umpan mereka dengan memberikan sesuatu yang akan mereka sukai, entah itu konten yang memang sedang mereka cari atau iming- iming suatu hal yang membuat mereka happy dan menunggu email Anda selanjutnya.
Trik memberi ini sudah diterapkan oleh banyak marketer dan terbukti berhasil meningkatkan open rate sekaligus CTR. Bagaimana dengan konversinya? Jika open rate dan CTR meningkat, maka konversi pun akan mengikuti.
10. Menjadi Otentik dan Tulus
Pendekatan yang perlu dilakukan dalam cold email : tidak ada trik, tidak ada permainan tersembunyi, pujian tulus.
Cobalah untuk berinteraksi layaknya kita berinteraksi secara personal dengan orang- orang yang sebenarnya.
11. Memelihara Hubungan
Jangan buru- buru. Bangun hubungan secara perlahan, namun pasti.
“Jangan pernah mengirim nada penuh Anda di email pertama. Email pertama seharusnya hanya melayani tujuan pengantar singkat, dengan CTA kecil. Pesan proposal atau konten “berat” lainnya untuk korespondensi berikutnya, setelah email asli Anda mendapatkan perhatian mereka, dan mereka memiliki gagasan tentang siapa Anda. Jika Anda mencoba mengirimkan proposal lengkap Anda di email pertama, mereka akan mengalami ‘kelebihan informasi’, dan karena mereka tidak mengenal Anda, mereka akan merespons dengan mengabaikan email Anda. “~ Leighton Burley
Hindari membuat konten email seolah- olah Anda datang hanya untuk mengganggu waktu senggang mereka. Sebaliknya, pelihara lah hubungan di atas segalanya.
Seperti yang telah dibahas di poin sebelumnya, Anda harus memberi, dan memberi lebih banyak. Beritahu mereka bahwa Anda telah terhubung dengan mereka, dan secara singkat beritahu mereka karya terbaru Anda. Atau Anda juga bisa memberi sesuatu gratis yang bisa mereka nikmati.
Dengan fokus ke menjalin hubungan di email awal, mereka akan merasa lebih nyaman. Berilah konten yang luar biasa. Jadilah aset untuk mereka. Sisanya akan lebih mudah karena datang secara alami.
12. Selalu Tindak Lanjuti
Email pertama hanyalah permulaan. Selanjutnya, selalu tindaklanjuti, dan lebih dari satu kali.
Promosi konten yang kuat sering berhasil. Namun kadang Anda melupakan kunci utamanya, yaitu tindak lanjut dan pengulangan. Pada akhirnya, Anda harus memastikan audiens memperhatikan dan bisa dimanfaatkan untuk action yang lebih jauh lagi.
Setelah melakukan tindak lanjut, jangan lupa untuk selalu menganalisanya. Apakah strategi yang harus Anda lakukan ini sudah yang terbaik atau masih bisa ditingkatkan lagi?