Plugin WP Smush merupakan salah satu plugin optimasi WordPress untuk mempercepat loading website. Karena kecepatan dan waktu muat halaman adalah faktor penting, maka pemilik website kerap melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan loading website.
Loading website juga merupakan faktor yang menentukan user experience yang berpengaruh terhadap peringkat rangking website di mesin pencari. Loading web juga berkontribusi meningkatkan pageviews dan durasi lama pengunjung di website.
Dari sekian cara yang bisa kita lakukan untuk optimasi website, plugin WP Smush bisa berdampak positif untuk mengurangi waktu muat halaman.
Apa itu Plugin WP Smush?
Bicara soal WordPress dan plugin, ada berbagai plugin optimasi yang berkontribusi meningkatkan kecepatan dan keamanan situs. Tapi tentu saja, kita juga harus selektif dalam memilih. Pilihlah plugin yang terpercaya, terbukti dan bekerja efektif.
WP Smush merupakan plugin dari WPMU Dev, salah satu pengembang terpercaya yang menyediakan plugin, dan tool untuk jutaan situs web dan blog berbasis WordPress.
Dengan banyak pengembangan, WPMU Dev menciptakan plugin WP Smush untuk pemilik web agar bisa mengoptimalkan gambar yang mereka unggah di situs web mereka. Optimasi ini dilakukan dengan sistem kompresi otomatis yang mampu menghemat ukuran setiap gambar.
Plugin ini bekerja dengan canggih dan cerdas sejak plugin mulai diaktifkan di situs. Dengan berbagai kelebihan yang diusungnya, WP Smush menjadi plugin yang bekerja efektif untuk meningkatkan kecepatan situs web, sembari menghilangkan ukuran file yang tidak diinginkan dan waktu pemrosesan.
Perbedaan WP SMush Free vs WP Smush Pro
WP Smush dapat digunakan dengan mudah dalam plugin gratis yang bisa kita unduh melalui dashboard WordPress. Untuk fitur yang lebih advanced, Anda bisa mendapat pilihan untuk upgrade ke versi Pro.
Ya, seperti plugin optimasi lainnya, selalu ada dua versi pilihan yang tersedia. Versi gratis dan versi premium tersedia untuk scope kebutuhan yang berbeda.
Plugin WP Smush versi gratis memungkinkan auto smush untuk memuat gambar baru dan bekerja di banyak situs. Jenis plugin ini bisa langsung pengguna tambahkan ke dashboard WordPress dengan mengetik kata kunci “WP Smush” di bagian Tambahkan Plugin di dashboard admin WordPress.
Sedangkan versi Pro memuat lebih banyak fitur canggih lainnya. Antara lain membedakan gambar yang buram dan melakukan tugas secara masal, kompresi lossy, integrasi galeri NextGen dan cadangan otomatis dari semua gambar asli. Selain itu, WP Smush Pro juga bisa menghapus gambar hingga 32MB dan tersedia untuk digunakan di banyak situs.
Apapun jenis solusi yang Anda pilih dari WP Smush ini, keduanya mempunyai kekuatan dan fitur yang bisa mengoptimalkan waktu muat situs Anda dengan penggunaan gambar dan optimasi ukuran file.
Cara Memasang Plugin WP Smush untuk Optimasi Kecepatan Website
Menginstall WP Smush di Website WordPress
Dari dashboard admin WordPress, masuk ke bagian Plugin, lalu Tambah Baru
Di bagian pencarian plugin, ketik WP Smush
Install dan aktifkan plugin Smush dari developer WPMU Dev
Cara Setting WP Smush versi Instan
Untuk pemula, menggunakan rekomendasi Quick Setup WP Smush adalah pilihan terbaik. Dengan setingan instan ini, fitur utama WP Smush akan otomatis mulai bekerja. Berikut adalah caranya :
Saat pertama kali masuk ke dashboard WP Smush, klik ‘Begin Setup’ untuk mengikuti panduan pengaturan instan.
Aktifkan ‘Automatic Compression’ agar gambar dikompres otomatis saat Anda mengunggahnya. Lanjutkan dengan klik ‘Next’.
Aktifkan ‘Strip My Image Metadata’ agar EXIF Metadata seperti tanggal, jam, dan lainnya terhapus otomatis. Lanjutkan dengan klik ‘Next’.
Lazy Load mempercepat waktu muat halaman karena semua gambar tidak perlu dimuat di waktu bersamaan. Jika ingin mengaktifkan fitur ini, aktifkan ‘Enable Lazy Loading’. Lanjutkan dengan klik Next.
Terakhir, klik Finish Setup Wizard untuk menyelesaikan pengaturan. Anda juga bisa mengaktifkan fitur ‘Allow Usage Data Tracking’ jika memberi izin plugin ini untuk menganalisa data Anda.
Cara Setting WP Smush Secara Manual
Kebalikan dari cara di atas, pengaturan manual ini bisa Anda lakukan saat ingin melakukan pengaturan sesuai kebutuhan. Caranya, saat menjumpai rekomendasi Quick Setup di atas, pilih ‘Skip this, I’ll set it up later saat Setup Wizard.
Selanjutnya, masuk ke dashboard utama Smush dan lakukan beberapa pengaturan berikut :
1. Cek Gambar yang Perlu Dikompres
Langkah pertama dalam optimasi gambar dengan WP Smush adalah mengecek gambar yang perlu dikompres. Cara sangat mudah, yaitu dengan klik button Re-Check Images di dashboard.
Dari tindakan ini, pemilik website akan mengetahui berapa banyak gambar yang perlu dioptimasi dan berapa ukuran gambar tersebut.
2. Lakukan Bulk Smush untuk Kompres Beberapa Gambar Sekaligus
Di plugin ini, Anda bisa menggunakan fitur Bulk Smush untuk mengkompresi beberapa gambar sekaligus. Untuk versi gratis, Bulk Smush bisa kita lakukan hingga 50 gambar.
Untuk menggunakannya, masuk ke tab menu Bulk Smush, lalu klik Bulk Smush Now. Jika ingin melakukan kompresi gambar tertentu saja, pilih gambar yang diinginkan dari menu Media Library.
Di bawah menu Bulk Smush, Anda bisa menemukan menu Setting untuk mengatur opsi optimasi gambar yang ingin Anda lakukan. Pengaturan ini meliputi :
Image Sizes Di WordPress, setiap gambar yang kita unggah bisa menghasilkan beberapa thumbnail. Dengan opsi pengaturan Image Sizes, thumbnail ini juga bisa ikut terkompresi.
Pilih opsi ‘All’ jika Anda memilih semua thumbnail dikompres. Atau pilih opsi ‘Custom’ yang memungkinkan thumbnail dengan dimensi tertentu yang dikompresi. Dimensi terkecil ini mulai 150*150, hingga terbesar 2048*2048.
Automatic Compression Yaitu opsi pengaturan otomatis agar setiap gambar yang pengguna unggah otomatis dikompres oleh plugin Smush.
Metadata Saat aktif, pengaturan metadata berfungsi untuk menghapus info pengaturan kamera (EXIF) pada gambar yang Anda unggah.
Image Resizing Selain kompresi otomatis, Anda juga bisa melakukan resize dimensi gambar dengan plugin WP Smush. Caranya mudah, cukup dengan mengaktifkan ‘Resize My Full Size Images’. Anda bisa menentukannya secara manual jika menginginkan ukuran tertentu.
3. Mengkompres Gambar di Folder Tertentu dengan Directory Smush
Selain melakukan bulk smush yang sangat mudah, Anda juga bisa memanfaatkan fitur Directory Smush. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengkompres gambar yang ada di luar folder penyimpanan gambar. Misalnya saja folder tema, folder plugin, dan folder lainnya.
Berikut cara menggunakannya :
Masuk ke tab menu Directory Smush, klik button Choose Directory.
Di window selanjutnya, pilih folder yang berisi gambar yang ingin Anda kompres.
Klik button ‘Choose Directory’ di bawah untuk mulai mengkompress gambar di folder tersebut.
4. Menggunakan Lazy Load
Lazy Load bisa membuat waktu muat halaman menjadi lebih cepat karena situs tidak menampilkan gambar sekaligus. Jika ingin mengaktifkan pengaturan ini, Anda tinggal klik Activate.
Pengaturan lanjutan yang bisa Anda lakukan di tab menu ini antara lain :
Media Type – Berfungsi untuk mengatur format gambar apa saja yang memanfaatkan fitur Lazy Load. Secara default, semua format gambar akan aktif. Namun Anda juga bisa memilih sesuai kebutuhan dengan mencentang opsi yang sesuai.
Output Location – Untuk mengatur format gambar apa saja yang akan memanfaatkan fitur Lazy Load. Dalam pengaturan default, semua lokasi aktif. Namun pengguna bisa menyesuaikannya dengan menghilangkan centang sesuai kebutuhan.
Display & Animation – Mengatur tampilan animasi saat gambar diakses pengunjung website. Ada tiga opsi yang bisa Anda pilih, yaitu Fade In, Spinner, dan Placeholder. Anda juga bisa meniadakan animasi dengan memilih opsi ‘None’.
Include/Exclude – Anda bisa dengan mudah mengatur di bagian mana saja Lazy Load akan aktif di website . Anda bisa mengaturnya berdasarkan jenis pos, lamanm URL, dan lain sebagainya.
Script – Secara default, script pendukung laman WordPress akan ditaruh di footer. Namun dalam pengaturan ini, Anda bisa juga memindahkannya ke bagian header website.
Native Lazy Load – Fitur ini tidak aktif secara default. Anda bisa membiarkannya seperti default atau mengaktifkan fitur lazy load bawaaan browser ini. Namun, pastikan kompatibilitas di browser pengunjung website Anda.
Disable Noscript – Jika menggunakan tool W3C HTML5 Validation, kemungkinan ANda akan melihat error karena No Script di laman Anda. Solusinya, Anda perlu menyalakan opsi ini untuk mengatasi error tersebut.
Deactivate – Gunakan opsi ini jika ingin mematikan Lazy Load di website Anda.
5. Pengaturan Tambahan di Tools
Anda juga bisa mengaktifkan fitur Image Resize Detection di bagian Tool. WP Smush memungkinkan Anda mengetahui gambar yang ukurannya tidak sesuai.
Gambar dengan dimensi ukuran yang tidak sesuai bisa membuat gambar tidak maksimal, terlihat blur atau kurang proporsional. Untuk mencegah hal ini, Panda merekomendasikan untuk mengaktifkan fitur ini.
Jangan khawatir, informasi ini hanya akan muncul di dashboard Anda. Jadi bukan ke pengunjung situs Anda.
6. Mengubah Format Gambar Menjadi WebP (WP Smush Pro)
WebP merupakan format gambar dengan ukuran yang lebih kecil, tapi dengan kualitas yang bagus. Format ini adalah pilihan terbaik untuk website modern dengan banyak gambar, seperti website traveling, kuliner, entertainment, dan sebagainya.
Jika Anda sudah menggunakan WP Smush Pro, Anda bisa memanfaatkan fitur Local WebP untuk mengkonversi gambar dengan format lain menjadi WebP. Tidak perlu khawatir jika browser pengunjung belum mendukung, karena format asli gambar dapat digunakan secara otomatis.
Berikut langkah- langkah menggunakan Local WebP Smush :
Masuk ke menu Local WebP, lalu klik GET STARTED.
Scroll ke bawah untuk memilih web server yang Anda gunakan. Umumnya WP Smush sudah otomatis mendeteksi web server Anda. Namun jika tidak sesuai, Anda bisa menggantinya secara manual.
Setelah web server sesuai, klik Re-Check Status.
Selanjutnya, akan ada notifikasi bahwa Local WebP yang sudah aktif akan muncul. Kini Anda sudah bisa mengubah format gambar menjadi WebP melalui Bulk Smush. Gambar- gambar yang Anda unggah selanjutnya juga akan otomatis berubah menjadi WebP.
Kesimpulan
Ada berbagai upaya yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kecepatan loading website. Namun sebelum itu, penting untuk mengidentifikasi masalah apa yang menyebabkan website lambat.
Langkah selanjutnya setelah identifikasi adalah optimasi. Ada banyak plugin WordPress yang bekerja membantu optimasi kecepatan situs. Salah satunya adalah plugin WP Smush.
Plugin ini merupakan plugin optimasi yang sangat efektif dan bekerja ampuh mempercepat loading WordPress. Selain kompresi otomatis, berbagai fitur pendukung plugin ini juga semakin membuat situs Anda bekerja optimal.
Mengaktifkan GZip compression sering kita dengar sebagai salah satu saran optimasi untuk mempercepat loading website. Proses kompresi dalam optimasi ini akan membuat web server menyajikan ukuran file yang lebih kecil sehingga membuat website lebih cepat untuk pengguna.
Di artikel ini, Panda akan secara khusus mengulas tentang apa itu GZip Compression, keuntungan menggunakan kompresi GZip dan dan cara mengaktifkannya.
Apa itu GZip Compression?
GZip Compression adalah sebuah teknologi yang bisa melakukan proses kompresi atau pengurangan ukuran file secara real time, sehingga bisa membuat transfer data melalui jaringan menjadi lebih cepat dan menghemat bandwidth hosting.
GZip ini sendiri merupakan format file yang terbentuk karena proses kompresi dari sebuah file agar ukurannya lebih kecil.
Dengan kompresi GZip ini, menurut Google Developer kompresi file HTML, javascript dan CSS bisa menghemat sekitar 70-90% ukuran file di halaman. Dengan ukuran yang lebih kecil, waktu yang dibutuhkan untuk meload halaman tentu saja lebih cepat. Sesederhana itu.
Kompresi GZip sendiri merupakan salah satu parameter dalam penilaian di Google PageSpeed Insight dan GTMetrix. Secara ringkas, keuntungan menggunakan kompresi GZip antara lain :
Memperkecil ukuran halaman website hingga 70-90%
Menghemat bandwidth hosting karena server memproses request yang lebih kecil
Meningkatkan kecepatan loading halaman website secara keseluruhan
Cara Kerja GZip Compression
Pada umumnya GZip mempunyai cara kerja yang sederhana. Gzip akan meletakkan string yang sama dalam file teks dan menganttikan string tersebut sementara agar ukuran file secara keseluruhan lebih kecil.
File CSS dan HTML sendiri kerap menggunakan banyak kode teks berulang dan banyak spasi. Dengan GZip yang bekerja mengkompresi string ini, ukuran file bisa lebih kecil 70-90%.
Saat browser mengunjungi web server, browser akan memeriksa apakah server sudah mengaktifkan kompresi GZip. Pengecekan ini dilakukan dengan cara mendeteksi apakah ada header “content-encoding: gzip” di website.
Saat header terdeteksi, file yang sudah dikompress tadi akan ditampilkan. Namun jika tidak menemukan header, maka browser akan menampilkan ukuran asli yang jauh lebih besar kepada pengunjung.
Kendati begitu, tidak semua file di website akan terkompres otomatis ya. File yang akan masuk ke dalam kompresi ini adalah HTML, CSS, JavaScript, JSON, dan XML. Font dan gambar tidak termasuk.
Cara Cek Apakah Website Sudah Menggunakan GZip Compression
Salah satu cara termudah untuk menemukan apakah kompresi GZip sudah aktif atau tidak adalah saat menemukan peringatan error di tool pengecek kecepatan website, seperti GtMetrix atau Google Page Speed.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan tool Gzip compression checker dari TechNumero untuk mengecek dengan mudah apakah GZip Compression sudah aktif. Cukup masuk ke website tersebut dan tambahkan URL website Anda, lalu klik Check.
Setelah itu, Anda akan bisa dengan mudah dan jelas melihat status kompresi GZip Anda. Anda juga bisa melihat berapa banyak file ukuran yang berhasil dikompresi.
Cara Mengaktifkan Enable GZip Compression di Website
Ada dua metode yang bisa kita gunakan untuk mengaktifkan GZip Compression di website. Yang pertama adalah melalui plugin caching WordPress yang sudah mendukung kompresi GZip dan yang kedua adalah dengan mengaktifkan module mod_deflate secara manual.
1. Memasang GZip Compression dengan Plugin WordPress
Cara termudah untuk mengaktifkan GZip Compression di website adalah melalui plugin cache yang sudah mendukung kompresi GZip. Salah satunya adalah W3 Total Cache dan WP Optimize.
Untuk mengaktifkan GZip dengan WP Optimize, silahkan masuk ke panel WP Optimized > Cache. Selanjutnya, pilih tab GZip dan pilih ENABLED.
Plugin lain kurang lebih caranya sama. Anda hanya perlu menemukan pengaturan aktivasi kompresi GZip di pengaturan plugin Anda. Anda mungkin bisa menemukannya di sub menu Cache atau Browser Cache.
2. Edit File via .htaccess
Ada dua cara yang bisa Anda gunakan untuk mengaktifkan GZip Compression via .htaccess, yaitu dengan modul mod_gzip dan mod_deflate. Cara yang paling direkomendasikan adalah mod_deflate. Jadi, kami sarankan untuk mencoba metode mod_deflate lebih dulu.
Untuk mengaktifkan GZip dengan mod_deflate, tambahkan kode berikut di .htaccess :
GZip Compression adalah metode kompresi ukuran file yang bekerja efektif untuk membuat transfer data melalui jaringan menjadi lebih cepat. Dengan mengaktifkan GZip di website, ukuran file menjadi lebih kecil 70-90% dan tentunya loading website menjadi lebih cepat.
Cara enable GZip Compression ini sendiri terbilang cukup mudah. Anda bisa mengaktifkan kompresi GZip melalui plugin cache yang sudah terpasang di website. Atau bisa juga melakukan editing manual sesuai dengan server yang Anda gunakan.
Setelah mengaktifkannya, jangan lupa untuk mengeceknya dengan tool checker kompresi GZip. Pastikan tidak ada peringatan error dan sekaligus Anda bisa melihat berapa banyak file yang berhasil dikompresi.
Tapi jangan lupa juga, selain kompresi GZip, ada banyak cara lain yang bisa Anda terapkan untuk mempercepat loading website. Anda bisa membaca panduan lain tersebut di artikel Panda : 20+ Cara Ampuh Mempercepat Loading Website.
Istilah CDN (Content Delivery Network) sudah pasti tidak asing lagi untuk Anda yang familiar dengan hosting dan website. Dengan memanfaatkan CDN, kita dapat mengoptimalkan kinerja server website dan meminimalisir potensial problem yang berkaitan dengan performa website.
CDN kerap kali disebut sebagai jaringan distribusi atau distribution network, dengan fungsi utama menyediakan beberapa point of presences (PoPs) di luar server asal.
Di artikel kali ini, Panda akan secara khusus membahas tentang pengertian CDN, fungsi dan kegunaannya.
Apa itu CDN (Content Delivery Network)?
Pengertian CDN – Content Delivery Network adalah kumpulan dari server global yang terletak di beberapa data center dan tersebar di berbagai belahan dunia. Data center ini akan memastikan semua sisi dunia saling terhubung dengan menghadirkan konten lebih dekat ke pengunjung website, tanpa terhalang jarak dari masing- masing server website utama.
Karena pengiriman berasal dari server terdekat, hal ini berdampak pada percepatan pengiriman konten melalui jaringan server dari lokasi terdekat ke pengunjung website. Konten menjadi lebih mudah dan lebih cepat diakses oleh pengguna.
Kalau sudah menggunakan hosting terbaik dan powerful, seperti VPS dan dedicated server, apakah masih perlu CDN?
Sebagian orang berpendapat jika sudah menggunakan dua jenis server itu penggunaan CDN tidak akan mempunyai efek yang cukup berarti. Kenyataannya, tak peduli seberapa besar resource server yang Anda miliki, lokasi sebuah server menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan kecepatan website Anda.
Misalnya saja saat lokasi visitor Anda berada di China, sedangkan server website Anda berada di US. Terdapat gap jarak antara lokasi visitor dan server, yang membuat proses pengiriman data menjadi lebih lama.
Namun dengan server CDN yang berada di berbagai tempat, dan salah satunya dekat dengan area akses pengguna di China, maka proses pengiriman konten akan menjadi lebih cepat.
Selain itu, dengan sistem delivery ke wilayah yang luas dari area terdekat, penggunaan bandwidth website akan lebih efisien karena memangkas hingga beberapa detik dalam pengelolaan permintaan visitor.
CFN umumnya ditujukan untuk website berskala besar dengan banyak konten. Kendati begitu, sebenarnya semua website juga bisa menggunakan CDN untuk mengoptimalkan performa mereka.
Cara Kerja Content Delivery Network
Saat Anda tidak menggunakan layanan Content Delivery Network, semua akses data akan dikirimkan dari server asal. Artinya, misalnya server yang Anda gunakan berlokasi di Amerika Serikat, pengguna di China maupun Inggris akan menerima data dari lokasi asal yang sama.
Gap jarak lokasi yang meminta dan server asal akan mempunyai pengaruh signifikan terhadap lama waktu halaman tersaji secara utuh.
Berbeda saat Anda menggunakan layanan CDN. Konten yang visitor akses akan dikirimkan oleh data center terdekat dari lokasi geografis pengguna yang mengirimkan request Artinya, pengguna akan menerima konten dari lokasi server yang berbeda- beda, sesuai dengan kedekatan geografis.
Dalam akses internet secara global, jenis konten yang paling banyak menggunakan bandwidth adalah file gambar, audio dan video. CDN pada umumnya mendukung banyak format konten yang pengunjung butuhkan, antara lain :
Gambar: JPG, PNG, GIF, TIF, dan SVG
Audio: MP3, WAV, AAC, AIFF, dan PCM
Video: MP4, MOV, WMV, FLV, dan HSL
Lain-lain: CSS, HTML, PDF, ZIP, JZ, JSON, TTF, dan lain-lain
Fungsi CDN (Content Delivery Network)
Seperti ulasan Panda di atas, fungsi utama Content Delivery Network adalah untuk meminimalisir waktu unduh yang visitor website butuhkan. Karena dengan ketersediaan data center di berbagai pilihan dunia, server terdekat akan menjadi prioritas dalam mengirimkan konten yang visitor butuhkan.
Secara rinci, berikut adalah berbagai fungsi CDN :
Mengoptimalkan waktu muat halaman untuk bisa dibuka dari negara manapun
Mengoptimalkan pemakaian resource server website
CDN merupakan solusi untuk website yang visitornya berasal dari berbagai negara
Layanan CDN dapat digunakan untuk website korporasi atau personal untuk membuat situs dengan banyak konten diakses dengan cepat dan lancar
Mendukung optimasi SEO On Page karena loading website yang cepat merupakan salah satu pertimbangan Google dalam mengukur kinerja website
Keuntungan dan Manfaat Menggunakan CDN (Content Delivery Network)
CDN memberikan banyak manfaat untuk sebuah situs web. Meski begitu, kegunaan dari layanan ini sendiri bergantung pada ukuran website, jarak lokasi ke server utama, dan jumlah trafik website.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan manfaat menggunakan layanan CDN – Content Delivery Network :
1. Mengoptimalkan User Experience
Website, apapun itu, tentu akan terasa lebih nyaman saat proses transfer konten antara server dan pengguna berjalan lancar dan cepat. Tentu saja, CDN adalah layanan yang membantu mengoptimalkan penyajian data ini.
Dengan penyajian data yang lebih cepat, sudah pasti engalaman pengguna menjadi lebih baik.
2. Mempercepat Loading Website
Penggunaan CDN meningkatkan loading website karena penyajian konten statis dan pengiriman konten dari data center terdekat. Dengan CDN, pengguna tidak perlu melewati beberapa routing server di seluruh dunia.
Ini mungkin tidak terlalu berdampak saat letak server berada di negara yang sama. Kendati begitu, tidak ada salahnya mencoba menggunakannya dengan membandingkan performa website sebelum dan sesudah menggunakan CDN.
3. Memastikan Akses Global yang Berkualitas
Layanan CDN mempunyai berbagai server di seluruh belahan dunia. Kondisi ini memungkinkan visitor dari seluruh dunia bisa mengakses website Anda dengan mudah.
Tak peduli dari mana pengguna Anda mengakses situs web, mereka akan mengakses konten Anda dengan optimal.
4. Penggunaan Resource yang Efisien
Layanan CDN dapat membantu penggunaan resource server website (space & bandwidth) menjadi lebih efisien. Melalui proses caching dan mengirimkannya kepada visitor, layanan ini dapat meminimalisir permintaan ke server hosting.
Ini semakin terasa dampaknya saat Anda mempunyai hosting dengan resource terbatas. Misalnya saat ada pembatasan bandwidth di hosting yang Anda gunakan. Atau Anda menggunakan layanan hosting yang menerapkan batasan penggunaan disk space dan RAM.
5. Mengoptimalkan Performa di Mesin Pencari
Seperti yang Panda ungkapkan di atas, penggunaan CDN mendukung optimasi SEO On Page. Bukan rahasia lagi kalau Google menyukai website yang loadingnya cepat, bukan?
Selain itu, beberapa layanan CDN juga memberikan fitur SSL cuma- cuma. Dengan tambahan fitur ini, kualitas situs website akan mendapat nilai plus lagi di mata mesin pencari.
6. Meningkatkan Keamanan Website dari Serangan DDoS
Penggunaan CDN juga bisa melindungi website dari serangan Distributed Denial of Service (DDoS). Umumnya, DDoS ini menyerang satu lokasi server, sehingga dengan menyebarkan konten website ke berbagai lokasi, resiko terjadinya serangan DDoS bisa sangat kita minimalisir.
Serangan DDoS ini bisa berlangsung beberapa jam hingga berhari -hari yang berakibat website tidak bisa diakses dan trafik website menurun. Dengan menyebar query ke beberapa lokasi, permintaan ‘palsu’ bisa diantisipasi.
Cara Menggunakan Layanan CDN
Ada banyak layanan COntent Delivery Network yang ada di internet. Mulai dari yang gratisan, hingga CDN berbayar yang menyediakan fasilitas lebih lengkap.
Selanjutnya, berikut adalah langkah- langkah untuk menggunakan CDN – Content Delivery Network di website Anda :
A. Persiapan : Analisa Website
Untuk memastikan CDN bekerja dengan baik dalam mengoptimalkan website Anda, cobalah melakukan analisa atau audit website lebih dulu sebelum menggunakan layanan ini. Salah satu tool untuk melakukan analisis ini adalah WebPageTest.org.
Misalnya seperti berikut ini :
Untuk mengoptimalkan ini, ada beberapa opsi yang dapat Anda gunakan. Misalnya saja menggunakan CDN gratis atau berbayar. Jika saat ini trafik pengunjung belum begitu besar, menggunakan CDN gratis seperti Cloudflare sudah cukup.
B. Konfigurasi CDN untuk Website
Ada beberapa CDN yang bisa Anda gunakan gratis, dan ada juga yang berbayar. Berikut ini adalah beberapa CDN yang dapat Anda pertimbangkan :
Cloudflare Cloudflare adalah salah satu CDN yang bisa Anda gunakan secara gratis. Untuk menggunakanya, Anda bisa mendaftarkan website ke layanan situs ini lebih dulu. Anda membutuhkan akses ke domain panel dalam proses konfigurasi ini.
Cloudflare bukan hanya menyediakan layanan CDN gratis, namun juga layanan berbayar. Fitur yang tersedia dalam layanan ini antara lain DDoS Protection, SSL Certificate, hingga Web Application Firewall.
Max CDN MaxCDN adalah salah satu rekomendasi CDN jika website Anda menggunakan CMS (WordPress, Joomla, Drupal) dengan banyak konten gambar. Saat ini MaxCDN sudah terintegrasi dengan StackPath untuk paket lengkap optimasi performa, CDN dan keamanan.
C. Tes Perubahan
Setelah berhasil melakukan konfigurasi CDN, jangan lupa untuk melakukan review performa website Anda. Jika menggunakan WebPageTest.org, cek apakah peningkatan performa sudah berjalan dengan optimal.
Kesimpulan
CDN – Content Delivery Network adalah bagian integral dalam proses optimasi website. Dengan menggunakan CDN, ada banyak hal yang akan berhasil kita optimalkan.
Amazon menyebut bahwa website yang lebih lambat satu detik saja berpotensi menyebabkan penurunan konversi sebesar 7 persen, pageview sebesar 11 persen, dan kepuasan pelanggan hingga 16 persen.
Jika Anda ingin website Anda berkontribusi optimal pada bisnis, terutama dalam konversi penjualan, maka menyajikan website yang cepat dan mudah diakses adalah hal yang mutlak untuk dilakukan. Dan tentu saja, CDN adalah salah satu layanan penting yang wajib Anda gunakan untuk mewujudkannya.