Dalam digital marketing, kita sering berbicara tentang bagaimana cara meningkatkan penjualan melalui branding, dengan membawa contoh logo terkenal dari perusahaan sukses dan membujuk mereka untuk membuat identitas perusahaan mereka sendiri. Ini adalah hal yang kita semua bisa lakukan.
Di sisi lain, bicara tentang kebutuhan membuat merek dan logo, kita sering dihadapkan pada masalah tertentu. Terutama tentang mengapa kita sering membayar secara berlebihan?
Pertama-tama, kita membayar lebih untuk kepercayaan kita dalam pembelian tanpa konsultasi dan ulasan yang tidak perlu. Produk apa pun bisa memiliki kualitas yang tinggi. Tetapi logo dengan sejarah yang kaya dan penggemar yang banyak mengembangkan kepercayaan pada suatu produk atau layanan.
Produk seperti ini memberitahu konsumen bahwa jika mereka menyelesaikan pembelian ini, mereka tidak sedang membuang-buang uang, tetapi mengambil sesuatu yang sangat berharga.
Di waktu yang sama, apa yang diceritakan oleh produk yang bagus, tetapi tidak bermerek di tempat yang sama? Tidak ada.
Dalam artikel Panda kali ini, kita akan membahas bagaimana membuat produk dan layanan “tuli” yang mampu menarik khalayak secara tepat sasaran dan meningkatkan penjualan perusahaan.
Bagaimana Cara Membuat Merek yang Kuat
Merek mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penjualan jangka panjang. Dan saat kita menyadari hal ini, penting untuk mencari tahu bagaimana langkah awal membangun merek dan bagaimana cara mencapai hasil yang sama dengan logo kita. Karena komponen visual merek dimulai dengan logo. Meski begitu, membuat logo bukan lagi perkara sulit di era digital sekarang ini. Ada begitu banyak layanan online yang membantu Anda menciptakan logo dengan mudah dan tidak memakan waktu. Misalnya, Logaster menawarkan untuk membuat logo dan seluruh style perusahaan hanya dengan beberapa klik. Anda bisa melakukan pendekatan terbaik dalam membuat logo dengan merek Anda sendiri dalam beberapa menit.
Di tahap awal, Anda perlu membedakan dengan jelas antara konsep logo dan merek. Kembali ke situasi dengan konter dan produk yang mengisyaratkan di atasnya, kita dapat menyimpulkan bahwa kita tidak mempercayai sebuah gambar saja, yaitu logo. Tetapi kita mempercayai seluruh mereknya, yaitu pengalaman dan pencapaian perusahaan yang kita ketahui. Dan logo dalam hal ini memungkinkan kami untuk mengidentifikasi perusahaan di balik produk tersebut. Artinya logo merupakan komponen penting dari branding. Namun ada elemen lain yang perlu diperhatikan.
Kualitas dan Harga
Kualitas produk atau layanan Anda harus dikonfirmasi dengan harga. Terkadang, tanpa konsultasi yang tepat waktu, konsumen mungkin menganggap produk yang lebih mahal memiliki kualitas yang lebih tinggi. Ini adalah persepsi yang sulit kita hindari. Kendati begitu, Anda juga bisa kehilangan pelanggan dengan trik ini. Misalnya, merek Lexus diciptakan oleh Toyota Motors secara khusus untuk membedakan lini andalannya dengan slogan “The Unstoppable Rush for Success”. Mobil mewah kini hadir dalam 10 merek Jepang dengan harga pasaran. Jika kebijakan penetapan harga Anda tidak melibatkan peningkatan harga untuk produk atau layanan yang bersaing, fokuslah pada penganggaran pembelian ini. Dengan menggunakan iklan dan petunjuk sederhana, biarkan pelanggan memahami bahwa fungsi dan kualitas produk Anda tidak kalah dengan yang diberikan oleh produsen yang lebih populer. Ketidakkonsistenan kualitas hingga harga tinggi dapat berdampak buruk pada sikap pelanggan Anda terhadap perusahaan. Lebih baik mengandalkan sekelompok pembeli yang bersedia mempertaruhkan kualitas produk atau layanan dengan biaya rendah.
Perbedaan dalam menarik pelanggan
Seberapa baik Anda mengenal audiens target atau buyer persona Anda?
Analisis ini diperlukan untuk mengembangkan strategi daya tarik pelanggan yang baik. Mempertimbangkan karakteristik audiens Anda diperlukan tidak hanya dengan menyediakan produk dan layanan, sambil mengembangkan identitas perusahaan dan memilih cat dinding di toko atau kantor.
Penting untuk selalu mengingat preferensi pelanggan potensial Anda dan bekerja dengan mereka, hanya dengan menggunakan metode dan pendekatan yang sesuai.
Artinya, saat membuka kamar bayi, Anda perlu mempertimbangkan layanan seperti apa yang akan diterima oleh orang tuanya, serta penawaran seperti apa yang akan menarik minat seorang anak untuk masuk ke ruang bermain Anda.
Jika ini tampak seperti tugas yang sulit, maka mari kita ingat Walt Disney. Dia tidak berhenti di industri utamanya, yaitu animasi. Dia juga mengambil resiko untuk membeli 60 hektar tanah di New Orleans, dimana dia membangun Disneyland dengan slogan “Tempat paling bahagia di dunia.”
Pendekatan baru untuk menarik pelanggan ini sangat menggembirakan dan meningkatkan penjualan perusahaan secara signifikan. Analisis fitur pelanggan Anda dan lakukan eksperimen dengan pendekatan untuk menarik pelanggan baru.
Bekerja dengan Pelanggan
Klien yang tersinggung bukanlah kerugian tunggal, tetapi virus yang menyebarkan ulasan negatif tentang perusahaan di mana pun memungkinkan. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya kehilangan pelanggan saat ini, tetapi juga pelanggan potensial. Hal ini penting untuk menghindari kelalaian dalam berkomunikasi dengan pelanggan.
Tidak masalah apakah Anda sedang melakukan dialog atau saling mengirim email, tunjukkan minat Anda dalam memecahkan masalah. Klien harus tahu bahwa bekerja dengan Anda aman. Selain itu, ketertarikan pada pendapat dan evaluasi pelanggan dapat membuka cara pengembangan perusahaan yang lebih prospektif bagi Anda.
Jadi perusahaan terkenal di dunia LEGO dan slogannya “Anak-anak Membantu Kami sebagai Contoh”, di pertengahan tahun 60-an menjadi yang pertama mendengarkan keinginan pelanggan. Ini mereka lakukan sebelum mulai mengembangkan produk baru.
Tindakan ini ternyata membantu perusahaan menyelesaikan salah satu proyek paling sukses: membuat rel kereta api dari balok, yang mendatangkan keuntungan besar bagi pemiliknya.
Jangan menunda-nunda, pelajari bagaimana menanggapi pelanggan dengan cepat. Ini menciptakan citra perusahaan Anda yang menguntungkan. Cara Anda berkomunikasi dengan pelanggan, suasana hati, dan gaya percakapan Anda dapat secara langsung mempengaruhi penjualan.
Seringkali, setelah berbicara dengan konsultan berpengalaman, klien melakukan pembelian yang sebelumnya tidak direncanakan. Selain itu, memahami prinsip dasar psikologi akan membantu Anda menarik minat pembeli dan menginspirasi kepercayaan padanya. Tapi ini membutuhkan dialog. Jangan takut untuk berbicara dengan pelanggan Anda.
Style yang Kreatif
Ciptakan styleperusahaan Anda yang khas dan pertahankan. Sehingga akan memudahkan pelanggan Anda untuk dengan kompak membentuk citra perusahaan Anda.
Style asli ini tidak hanya mencakup warna korporat atau penggunaan logo perusahaan. Ini juga tentang cara konten dibuat: tema dan style yang akan mendominasi blog atau media sosial Anda.
Dianjurkan untuk memposting foto produk atau komponen visual lainnya yang digabungkan satu sama lain ke sumber daya web Anda, menciptakan citra asli perusahaan. Untuk melakukan ini, Anda bisa menyewa fotografer atau cukup menggunakan kamera smartphone.
Bagaimanapun, setiap elemen gaya Anda harus secara harmonis menonjolkan kreativitas perusahaan Anda. Jaga hal ini.
Transparansi dan Kejujuran
Jangan mencoba menipu klien. Ini adalah sesuatu yang dapat menghancurkan hubungan kepercayaan Anda dengannya untuk waktu yang lama, atau bahkan selamanya. Bersikaplah sangat jujur tentang keuntungan dan kerugian produk Anda. Jangan menggunakan konten manipulatif yang kompleks dalam email, iklan, artikel, dll. Konsumen tidak suka jika seseorang membodohinya. Selain itu, mereka dengan cepat merasakan ketidaktulusan merek Anda. Cara terbaik adalah mencoba menciptakan persahabatan khusus dengan pelanggan. Untuk ini, bersikaplah terbuka.
Ceritakan pelanggan kisah perusahaan Anda di bagian “Tentang Kami” di laman website.
Bagikan prinsip perusahaan Anda dengan memposting foto atau informasi mengenai acara atau organisasi yang Anda dukung.
Ulasan pelanggan sebenarnya diperlukan, baik positif maupun negatif, sebagai social proof. Tidak ada yang mempercayai bahwa 100% pengguna menyukai produk.
Tuliskan deskripsi produk sebenarnya. Penting halnya bagi orang-orang untuk mengetahui untuk apa sebenarnya mereka mengeluarkan uang mereka.
Berikan jaminan perlindungan atas data privasi konsumen. Penting bahwa informasi pelanggan dari merek Anda tidak tersebar atau bocor di tempat lain.
Dorong Aktivitas Pelanggan
Buat platform untuk diskusi di halaman media sosial Anda, tempat pelanggan dapat berbagi pengalaman dan perasaan setelah pembelian. Buat penawaran khusus yang memotivasi mereka untuk memposting foto dengan merek Anda atau meninggalkan komentar. Yang terpenting, pelanggan mempercayai ulasan pelanggan lain.
Jadi cobalah untuk membuat halaman Anda terbuka untuk diskusi. Tarik pengunjung untuk berpartisipasi dalam polling dan aktivitas lainnya. Ini akan membantu menciptakan sekelompok orang yang menyukai produk dan layanan Anda.
Ini juga akan menciptakan perasaan keluarga besar yang ramah di antara pengguna. Dengan demikian, akan mengurangi risiko pelanggan pergi ke kompetitor.
Semua aspek bisnis ini merupakan komponen integral dari merek, yang akan membuat produk Anda berbicara sendiri dan mengajarkannya untuk memotivasi konsumen agar menjadi pelanggan Anda.
Bagaimana Menarik Pelanggan dengan Mengubah Persepsi Merek?
Mari kita pertimbangkan lagi situasi dengan produk bermerek di konter toko. Jika pilihan konsumen sudah jelas, maka semuanya baik-baik saja dan perusahaan tidak perlu khawatir. Tetapi bagaimana jika ada merek terkenal lainnya di samping produk Anda?
Kemungkinan besar ini akan terjadi. Memang, daya saing di pasar modern gila-gilaan. Tidak mungkin akan ada setidaknya satu niche dimana startup baru tidak perlu berjuang untuk mendapatkan tempat.
Tetapi bahkan jika Anda berhasil menemukan jalur baru dalam pemasaran, pastikan Anda tidak sendirian di sana untuk waktu yang lama. Pasar menciptakan berbagai macam produk untuk audiens dan, karenanya, persaingan yang lebih besar untuk perusahaan. Oleh karena itu, menciptakan merek saja tidak cukup; jaga daya saingnya juga.
Kesan Pertama
Startup yang melibatkan penyewaan atau kepemilikan real estate: perusahaan katering, sekolah swasta, pencucian mobil, dll, tampaknya kesan pertama pelanggan hanya dibuat oleh interior dan layanan. Tetapi Anda perlu melihat lebih jauh dan memikirkan tentang jalur lain yang ada antara Anda dan audiens target. Anda harus mempertimbangkan semua opsi yang memungkinkan untuk bertemu dengan klien potensial: Landing page, kartu nama, iklan, dll. Untuk melangkah di jalur ini, ada baiknya mempertimbangkan preferensi audiens target Anda.
Konsistensi
Kami memiliki sedikit kepercayaan pada orang-orang yang tidak konsisten dalam cara bicaranya dan sering mengubah vektor kehidupan mereka. Dalam pemasaran, keragaman semacam itu dapat berdampak negatif pada status perusahaan Anda. Untuk mempertahankan citra dengan cara yang jelas dan familiar bagi konsumen, Anda perlu membuat strategi promosi merek yang jelas dan mengikutinya. Penting juga untuk memantau hasil yang ditampilkan Google saat menelusuri informasi tentang perusahaan Anda. Jika beberapa informasi tidak sesuai dengan perusahaan Anda, hapus dengan menghubungi penulis atau Google secara langsung.
Loyalitas
Loyalitas pelanggan mempercepat pertumbuhan pelanggan baru dan meningkatkan repeat order. Bersikaplah ramah dengan pelanggan Anda dan tunjukkan kepada mereka kesediaan Anda untuk membantu.
Untuk melakukan ini, yang terbaik adalah menggunakan email, di mana Anda dapat memberitahu pelanggan tentang penawaran khusus. Jumlah email penawaran perlu kita sesuaikan dengan kebutuhan. Jika Anda tidak memiliki apa-apa untuk dideklarasikan, cobalah mengirim email untuk mengingatkan mereka tentang diri Anda.
Dengan menggunakan tip-tip ini, merek Anda akan segera berbicara kepada audiens target Anda dengan lebih percaya diri dan lebih keras daripada pesaing Anda. Tapi pertama-tama, ambil langkah pertama untuk menciptakan merek perusahaan Anda yang kuat dan efisien, dengan membuat logo yang merepresentasikan seluruh gaya perusahaan sekarang. Jangan lupa juga, ini bukan masalah: dengan layanan online, membuat logo profesional untuk merek Anda hanya memakan waktu beberapa menit saja.
Apapun yang Anda jual, AIDA membuat semuanya menjadi lebih optimal. Ya, AIDA memang rumus penting dalam dunia periklanan dan marketing. Jika Anda belum menggunakannya, penting untuk mengetahuinya lebih lanjut. AIDA bekerja secara persuasif mengoptimalkan sebuah trafik, dari tahap awareness, sampai akhirnya calon pelanggan membuat keputusan pembelian. Dalam sales funnel, AIDA berfungsi menarik perhatian calon konsumen hingga akhirnya memutuskan untuk membeli. Penasaran seperti apa rumus AIDA ini dan bagaimana cara menerapkannya? Simak ulasan Panda kali ini ya 🙂
Apa itu AIDA?
AIDA adalah singkatan dari Attention, Interest, Desire, Action. Dalam bahasa Indonesia, bisa kita artikan sebagai atensi (perhatian), ketertarikan, keinginan dan tindakan (keputusan). Secara singkat, AIDA juga sering diartikan sebagai model efek iklan.
Berikut adalah penjelasan singkat dari tiap tahapan :
Attention (Perhatian) : Menarik perhatian calon konsumen.
Interest (Ketertarikan) : Membahas permasalahan calon konsumen untuk menarik minat mereka.
Desire (Kebutuhan) : Menawarkan produk Anda sebagai solusi atas masalah mereka.
Action (Tindakan) : Mendorong mereka untuk bertindak dengan melakukan pembelian segera atau sekarang juga.
AIDA adalah salah satu formula copywriting, dan menjadi salah satu senior karena kerap dipakai marketer dari zaman dulu. Karena masih efektif, formula copywriting ini masih berlaku sampai saat ini dan menjadi pondasi penting dalam iklan dan pemasaran.
Ada perbedaan mencolok penerapan formula copywriting yang satu ini di zaman dulu dan zaman sekarang. Dulu formula ini diterapkan untuk jenis media konvensional seperti brosur, iklan koran, radio dan televisi. Kini, metode ini telah bertransformasi ke media pemasaran jenis baru seperti landing page, email marketing, dan iklan digital berbayar.
Formula AIDA ini diperkenalkan pertama kali oleh Elias St. Elmo Lewis pada tahun 1898. Elias kemudian populer sebagai salah satu tokoh pemasaran legendaris.
Ilmu copywriting terus berkembang. Namun seperti yang Panda sebutkan, AIDA adalah pondasi penting dalam ilmu copywriting ini sendiri.
Dengan menerapkan formula ini, marketer akan lebih fokus menyajikan konten berkualitas yang memberi hasil signifikan dalam kampanye marketingnya.
Mengapa Formula AIDA Sangat Penting?
Dalam ilmu copywriting dan marketing, penting untuk mengenali calon customer atau klien potensial kita. Dengan bekal ini, kita akan lebih terarah dalam menyajikan strategi marketing yang tepat sasaran dan menghasilkan banyak konversi. Beberapa hal yang penting untuk kita perhatikan dalam hal ini antara lain demografi, perilaku pengguna, karakteristik, hingga ketertarikan dan motivasinya. Dengan menemukan karakter customer ideal atau buyer persona, semua akan menjadi lebih mudah. Selanjutnya, Anda bisa menciptakan formula AIDA yang powerful sehingga iklan Anda menjadi lebih nendang dan menghasilkan konversi. Jadi, formula ini sebenarnya mengarahkan Anda untuk menciptakan konten marketing berkualitas yang tepat sasaran, sehingga hasilnya akan lebih optimal ke penjualan.
Cara Menerapkan Konsep Formula AIDA
Sebagai formula, AIDA terbilang sederhana. Kendati demikian, tidak jarang orang melewatkannya atau menggunakan hanya secuil dari apa yang bisa mereka optimalkan. Misalnya saja, banyak yang selama ini hanya menggunakan formula ini untuk landing page. Padahal, teknik ini juga bisa menjadi fondasi untuk promosi di media sosial, membuat konten di YouTube, meracik konten email marketing, dan lain sebagainya. Dan tentu saja, formula ini juga bisa kita kombinasikan dengan ilmu copywriting lainnya. Anda bisa membuat konten story telling dan covert selling dengan pondasi formula ini juga. Untuk lebih mudah memahami penerapannya, Anda bisa mengikuti keempat tahapan ini secara berurutan :
1. Attention
Attention atau Perhatian adalah tahapan pertama dalam formula AIDA. Artinya, langkah Anda berawal dari menarik perhatian calon pelanggan lebih dulu. Mereka harus menyadari keberadaan brand dan produk Anda.
Bagaimana caranya?
Sederhananya, konten Anda Harus menarik dan bisa memancing perhatian mereka. Titik.
Perlu kita garis bawahi juga, yang ingin kita tarik perhatiannya adalah mereka yang relevan dengan target market Anda. Jangan sampai salah sasaran. Untuk itu, Anda harus mengidentifikasi buyer persona target market Anda lebih dulu.
Dengan mengenali siapa mereka dan apa saja minat mereka, langkah selanjutnya adalah menciptakan konten yang menarik perhatian mereka. Konten menarik ini bisa saja berisi pesan yang kontradiktif, provokatif, atau informatif.
Kalau wajah glowing gini, pasti suami tambah sayang sama kita kan?
Jika ingin menyelipkan humor atau meme, Anda juga bisa meniru konten hiburan KFC berikut ini :
Konten hiburan seperti ini adalah salah satu cara untuk menarik perhatian target market Anda. Pastikan relevan dengan target market Anda, ya!
2. Interest
Setelah berhasil menarik perhatian, langkah selanjutnya adalah menarik minat calon pelanggan dengan membahas masalah yang mereka hadapi. Tentu saja, Anda perlu menggali lebih dulu permasalahan apa yang calon pelanggan Anda alami.
Dengan mengenali permasalahan mereka, Anda akan paham apa yang mereka butuhkan. Dalam banyak kasus, ada banyak orang yang tidak mengetahui atau tidak menyadari masalah yang mereka hadapi, sampai kita menjelaskannya. Artinya bisa jadi, kita akan menunjukkan pada target market tentang potensi masalah mereka.
Contohnya adalah konten marketing dari @finansialku_com yang mengupas tentang Dana Pendidikan Anak. Ada banyak orangtua yang tidak tahu cara mengelola dana untuk masa depan anak.
Konten ini bertujuan untuk mengedukasi calon konsumen jika ada beberapa trik yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan dana pendidikan anak. Dengan mempersiapkan dana dengan baik, kekhawatiran tentang masa depan anak akan terasa sedikit teratasi.
Konten ini seperti membuka mata banyak orang dari masalah apa yang tidak mereka ketahui, kemudian menjadi tahu dan memikirkan hal- hal yang perlu mereka lakukan.
Tips dalam menggunakan Interest :
Sajikan informasi atau fakta
Statistik
Contoh studi kasus
Sampaikan kondisi idealnya
Alasan
Contoh penerapan Interest dalam AIDA :
Biaya pendidikan setiap tahun naik 12%, berapa yang harus kita persiapkan untuk kuliahnya nanti?
300 orang sih bilang kalau mereka suka banget sama granola (sebut merek brand)
Terbukti efektif menurunkan berat badan sampai 15 kg dalam waktu kurang dari 30 hari
3. Desire
Setelah calon pelanggan menyadari tentang masalah yang akan mereka hadapi, Anda dapat beralih ke tahapan 3 dari formula AIDA. Desire mirip dengan interest. Hanya saja, disini Anda berkesempatan untuk lebih memainkan emosi dan logika target market. Tips dalam menerapkan langkah Desire :
Hindari tergesa- gesa menawarkan produk
Fokus pada manfaat, bukan fitur. Disini Anda akan menawarkan solusi, bukan langsung berjualan
Memancing emosi negatif dan memberi solusi
Apa bedanya fitur dan manfaat? Ini adalah fitur :
Vitamin C konsentrasi 15%
15mg L-Carnitine
2mg vitamin B6
Komponen lengkap dengan 560 ml water tank dan 10 set sensor.
Jangan salah, dalam produk teknis seperti gadget atau motor, menginformasikan fitur sebagai spesifikasi memang penting. Tapi semua tidak ada artinya saat Anda lupa menonjolkan manfaat dari produk tersebut. Sedangkan dalam banyak jenis produk lainnya, fitur bukan hal yang harus tampil dalam konten marketing. Tidak semua calon pelanggan ingin tahu. Manfaat adalah yang utama. Contoh menginformasikan manfaat :
Dengan vitamin C berkonsentrasi tinggi, …. Bekerja optimal untuk meningkatkan produksi kolagen untuk membuat kulit lebih sehat dan kencang.
Dengan L-Carnitine, …. membantu Anda melindungi jantung, tulang, ginjal, otak dan sistem kekebalan tubuh. L-Carnitine juga melindungi ibu menyusui agar tetap bugar dan tidak kehilangan nutrisi.
Dengan visual dynamic navigation, Xiaomi Mijia 1C dapat menjangkau seluruh sudut rumah Anda, termasuk di bawah sofa dan kasur. Dalam hitungan menit, rumah Anda bersih tanpa harus repot nyapu dan ngepel sendiri.
Terlihat perbedaannya, bukan?
Tips lain dalam penerapan Desire adalah saat kita menggunakan emosi negatif dan memberikan solusi. Contohnya sering kita temui dalam iklan produk asuransi.
Iklan asuransi sering memainkan emosi negatif. Caranya dengan membuat target market memikirkan kemungkinan terburuk saat terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Emosi negatif ini mengarahkan target market untuk membuat perencanaan hidup yang lebih baik.. dengan produk asuransi.
4. Action
Wahhhh, tidak terasa Anda sudah mencapai tahap ini. Artinya, Anda sudah berhasil target market tertarik dan terkesan dengan produk Anda. Langkah selanjutnya, Anda perlu mengarahkan mereka untuk take action! Apapun tindakan yang Anda inginkan dari calon pelanggan, optimalkan di bagian ini. Ini bisa berarti membeli produk, mendaftar, berlangganan email, atau chat otomatis ke WhatsApp. Sederhananya, Anda akan menerapkan Call to Action atau CTA di tahapan ini. Sesuai dengan fungsinya, Anda bisa menggunakan ajakan melakukan tindakan dengan kalimat persuasif dan dilengkapi dengan tombol CTA. Tombol ini bisa mengarah ke keranjang pembelian, form email atau chat WhatsApp. Contoh kalimat Action dalam formula AIDA :
Slot Terbatas, Amankan Seat Anda Sekarang Juga!
Tambahkan ke Keranjang,
Isi alamat email untuk berlangganan,
dan sejenisnya
Contoh Iklan yang Menerapkan AIDA
Ada banyak iklan yang menerapkan AIDA untuk memaksimalkan konten promosi mereka. Salah satu contoh AIDA dapat Anda lihat dari konten marketing Ponds berikut ini :
A- Attention : Menarik perhatian target market dengan konten gif menarik, lengkap dengan how to– nya (tutorial melakukan produk)
I – Interest : Salah satu masalah wajah yang sering membuat galau adalah pori- pori lebar, karena membuat kotoran dan debu mudah masuk menyumbat pori- pori.
D – Desire : Mengatasi masalah pori- pori besar pada wajah sehingga bisa kulit terasa lebih bersih, sehat dan glowing.
A – Action : Memancing pengguna untuk meninggalkan komentar di konten mereka.
Kesimpulan
Iklan dan kontent marketing adalah media promosi yang populer dalam pemasaran. Namun, kampanye promosi apapun tidak akan maksimal jika tidak kita persiapkan dengan tepat dan efektif.
Formula AIDA adalah salah satu cara untuk memaksimalkan kampanye iklan menjadi lebih nendang. Menarik perhatian calon audiens, mengenali masalah mereka, menawarkan solusi dan mendorong mereka untuk melakukan tindakan. Mana saja yang sudah Anda lakukan?
Cross Selling, Up Selling, dan Down Selling adalah tiga strategi yang paling banyak digunakan dalam kegiatan marketing atau berjualan. Jauh sebelum bisnis online berkembang pesat seperti sekarang ini, strategi ini banyak ditemukan di restoran cepat saji. Seiring dengan berjalannya waktu, ketiga strategi ini menjadi primadona dalam banyak jenis bisnis, termasuk bisnis online. Mengapa? Sederhananya, karena strategi ini berhasil meningkatkan omset penjualan.
Apa itu Cross Selling, Up Selling, dan Down Selling?
Sadarkah Anda, kita sebenarnya sudah sering menjadi korban strategi ini? Misalnya saja saat kita makan di restoran McDonald, KFC atau saat berbelanja di Indomaret. Di restoran cepat saji itu kita akan melihat berbagai paket menarik, seperti burger dan kentang goreng atau burger dan soft drink. Saat berbelanja di Indomaret misalnya, saat bersiap membayar tagihan Anda di kasir, tiba- tiba mbak kasir yang baik hati menawarkan kita produk lain dengan harga hemat. Sebenarnya kita tidak merasa butuh, tapi karena harganya yang ditawarkan dirasa menggoda, ehhh akhirnya benar- benar tergoda. Jadi bisa dibilang, ketiga strategi ini sebenarnya dilakukan untuk membangkitkan psikologis pembeli dalam keputusannya melakukan pembelian. Yang awalnya hanya ingin beli kentang goreng saja, lalu ada paket dengan burger, kita memilih produk paket.
Pengertian Cross Selling
Dalam strategi marketing, Cross Selling adalah seni menjual produk dan jasa tertentu, kemudian menawarkan produk- produk yang berbeda. Penawaran ini bisa langsung dikemas dalam bentuk paket siap jual, atau penawaran langsung oleh tim penjualan. Dalam melakukan cross selling, penjual umumnya mengkombinasikan jenis produk dan jasa dengan dua konsep berikut :
Produk utama dan produk lain yang nilainya lebih kecil.
Dua atau lebih produk berbeda dengan nilai yang seimbang dan saling melengkapi.
Misalnya dalam contoh McDonald tadi. Paket burger, kentang, dan minuman adalah tiga produk dengan nilai yang kurang lebih seimbang dan saling melengkapi. Sedangkan di restoran lain, mungkin Anda bisa menemukan paket nasi ayam dengan tambahan tahu dan tempe. Disini nasi dan ayam adalah produk utama, sedang tahu tempe adalah produk tambahan dengan nilai lebih kecil, tapi layak untuk dipertimbangkan.
Contoh penerapan Cross Selling
Saat berbelanja di Indomaret, akan ada kasir yang segera menawarkan, “Nggak sekalian pulsanya, kak?”, atau “Nggak sekalian tebus murahnya, kak?”.
Paket makanan variatif di restoran cepat saji yang mengkombinasikan produk berbeda.
Paket makanan di restoran yang menawarkan paket untuk makanan utama & lauk tambahan/ produk sampingan dengan nilai lebih kecil.
Toko hadiah online yang menawarkan paket dengan isi kombinasi berbeda, misalnya saja bunga, cake dan boneka.
Toko fashion (online dan offline) yang menawarkan fashion item berbeda, misalnya saja gamis & hijab, atau dress dan aksesoris fashion.
Penawaran paket bundling untuk skin care dan kosmetik yang berbeda- beda, dan lain sebagainya.
Fitur related produk di toko online yang mengarahkan pembeli untuk berbelanja produk lainnya.
Dengan deretan contoh ini, memahami strategi cross selling untuk penjualan terasa lebih mudah, kan?
Pengertian Up Selling
Berbeda dengan Cross Selling dalam Up Selling, penjual menawarkan satu produk yang sama dengan nilai yang lebih besar. Produk ini mungkin berukuran lebih besar atau memberikan manfaat dan keunggulan yang lebih baik. Untuk lebih mudah dalam memahaminya, Cross Selling berarti menjual produk A degnan menawarkan produk B, C, D, dan E. Sedangkan Up Selling adalah seni menjual produk A, dengan tambahan penawaran produk A+, A++ atau A+++. Dalam melakukan up selling, penjual umumnya menggunakan konsep berikut :
Produk yang sama tapi grade ukuran dan manfaat berbeda
Produk yang sama tapi dengan tambahan add-on penjualan
Dalam dunia digital, mungkin kita familiar dengan add on berupa penawaran Privacy atau fitur tambahan saat membeli domain atau hosting. Dalam konsep bisnis yang besar, kita bisa menyebut add on ini juga untuk tambahan toping, bumbu, atau variasi rasa yang berbeda.
Contoh penerapan Up Selling
Saat membeli ayam geprek misalnya, ada penawaran ayam geprek plus dengan topping keju mozarella.
Saat nonton dan beli popcorn, ada mbak cantik yang mengingatkan, “Popcorn nya nggak sekalian ukuran medium atau besar kak biar awet?”
Di restoran cepat saji, Anda mungkin akan ditawarkan ukuran makanan yang lebih besar.
Saat beli hosting, Anda akan mendapatkan penawaran harga untuk kapasitas hosting yang lebih baik.
Sebuah produk ada yang dilengkapi dengan opsi ukuran kecil dan besar.
Variasi topping premium/ lebih mahal dalam jenis makanan tertentu (martabak, pizza, cake, es krim, jajan kekinian, dsb).
Saat Anda membeli di toko hadiah online, ada toko yang menawarkan untuk upsize produk pilihan Anda.
Waktu akan membeli flashdisk 2GB, kemudian Anda ditawarkan, “Nggak sekalian yang 8GB aja, kak?”
Saat membeli produk digital, Anda kerap ditawarkan untuk membeli tambahan support 6 bulan atau lebih.
Fitur add-on produk di toko online yang mengarahkan pembeli untuk meng-upgrade pilihannya.
Setelah melihat daftar strategi up selling ini, mana yang akan Anda terapkan untuk bisnis Anda?
Pengertian Down Selling
Kebalikan dari up selling, kita juga mengenal apa yang disebut dengan down selling. Down Selling adalah teknik penjualan dengan menawarkan produk yang harganya lebih murah atau punya value lebih kecil kepada calon pembeli. Down selling biasanya ditujukan dengan dua jenis tujuan yang berbeda, yaitu :
Untuk mengakuisisi calon pembeli lebih dulu dengan penawaran yang lebih mudah dijangkau (produk penetrasi), kemudian dilanjutkan dengan produk utama setelah calon pembeli mulai yakin.
Ditujukan untuk menggaet pasar yang membutuhkan value lebih kecil atau harga lebih hemat.
Untuk sample pengenalan produk.
Untuk konsep yang pertama, tujuannya adalah menjual produk utama yang harganya jauh lebih mahal. Produk ini biasanya membutuhkan pendekatan lebih dalam karena nilainya mahal dan perlu menarik kepercayaan pembeli lebih dulu dengan produk penetrasi. Down Selling kadang juga dilakukan untuk memicu penjualan dari sisi quantity atau jumlah penjualan. Down Selling ada yang dikemas dalam harga produk individu atau penawaran harga paket hemat.
Contoh penerapan Down Selling
Penjualan produk penetrasi yang berharga lebih murah.
Paket makanan untuk ukuran anak- anak.
Paket makanan dengan ukuran lebih kecil (Misalnya burger tersedia ukuran kecil di restoran cepat saji).
Hosting paket untuk pelajar.
Paket produk ukuran sampel untuk promosi produk baru atau menggaet calon pembeli baru.
Down selling biasanya penjual gunakan untuk menarik pembeli untuk tujuan yang lebih besar. Misalnya saja, menyediakan paket ukuran anak- anak akan mengundang banyak keluarga untuk datang ke restoran.
Hosting harga pelajar akan mengarahkan pembeli baru untuk mencoba produk lebih dulu. Atau sampel skin care akan meyakinkan calon pembeli untuk mencoba ukuran standar setelah merasakan manfaatnya.
Manfaat Cross Selling, Up Selling, dan Down Selling
Ketiga- tiganya sering disebut sebagai ujung tombak bisnis dalam melakukan penjualan. Dengan memaksimalkan ketiganya, akan ada banyak manfaat yang bisa Anda peroleh.
1. Menawarkan produk baru
Dalam Cross Selling, penjual dapat mengenalkan kepada calon pembeli tentang produk baru yang mereka miliki. Dengan memberi penawaran langsung dan info singkat, pembeli akan lebih aware tentang produk tersebut, di samping Anda tetap melakukan promosi yang lain.
2. Mengenalkan variasi produk
Ketiga strategi ini sangat baik untuk memberikan edukasi kepada calon pembeli atau pembeli lama tentang variasi produk yang Anda miliki. Entah itu produk yang berbeda jenis, atau bahkan variasi ukuran produk dan add on yang menggoda.
Dengan mengenalkan variasi produk, calon pembeli akan lebih tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru dari bisnis kita.
3. Mengoptimalkan performa penjualan produk yang kurang maksimal
Dalam penjualan, mungkin Anda menemui kalau produk yang terjual adalah itu- itu saja. Apakah benar produk ini mempunyai daya tarik yang luar biasa? Atau produk lain kurang mendapatkan eksposur?
Nah, Cross Selling akan membantu setiap produk untuk mendapatkan eksposur yang baik, karena dikombinasikan pada produk yang sudah populer lebih dulu. Menarik sekali, kan?
3. Meningkatkan penjualan secara keseluruhan
Dan yang tak bisakita pungkiri, ketiga strategi ini sudah pasti meningkatkan penjualan secara keseluruhan. Beberapa hal yang membuat omset penjualan naik secara keseluruhan dari strategi ini antara lain :
Ada banyak opsi menarik yang penjual tawarkan ke calon pembeli
Tiga strategi ini membangkitkan psikologis calon pembeli
Meningkatkan rata- rata penjualan produk dengan upselling dan cross selling
Meningkatkan jumlah pembelian dengan mengoptimalkan potensi down selling
Kesimpulan
Baik Cross Selling, Up Selling dan Down Selling, ketiganya adalah strategi berjualan yang sangat menguntungkan dan berpotensi meningkatkan omset berkali- kali lipat. Berikut ini adalah rangkuman pertanyaan dari artikel ini keseluruhan :
Apa yang dimaksud dengan Up Selling?
Up Selling adalah strategi penjualan dengan menawarkan produk atau jasa yang sama dengan nilai dan manfaat yang lebih besar.
Apa yang dimaksud dengan Cross Selling?
Cross Selling adalah seni menjual produk dan jasa tertentu dengan menawarkan produk- produk lain yang berbeda jenis.
Apa yang dimaksud dengan Down Selling?
Down Selling adalah teknik penjualan dengan menawarkan produk dengan harga lebih murah atau value lebih kecil kepada calon pembeli.
Bagaimana cara Up Selling?
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk upselling. Diantaranya adalah menyiapkan produk dengan ukuran yang lebih besar atau menawarkan add-on dalam produk yang bisa meningkatkan nilai jual.
Baik itu bisnis online maupun offline, Anda bisa menerapkan strategi marketing ini sekarang juga. Anda bisa mencontoh Amazon dan toko online populer lainnya.
Saat pembeli masuk ke sebuah produk, ada sebuah widget yang menginformasikan : “Pelanggan yang Membeli Produk Ini juga Membeli :” atau “Apa lagi yang Pelanggan Beli Setelah Melihat Produk Ini?” atau “Produk Sejenis”.
Atau bisa juga mencoba berbagai konsep contoh cross selling, down selling, dan up selling yang Panda ulas dalam artikel ini.
Jika Anda mencoba memainkan up selling dan down selling dalam paket harga, jangan lupa juga menerapkan teknik decoy effect dalam strategi harga. Dengan begitu, produk dengan harga terbaik akan lebih banyak mendapat eksposure.
Mengecewakan rasanya saat sudah bekerja keras mempersiapkan kampanye email marketing kita, dan ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Sudah coba utak atik anatomi, dan testing berbagai jenis konten, tapi hasilnya masih sama. Kira- kira dimana salahnya? Percayalah, saat seseorang mendaftar menjadi subscriber, besar kemungkinan ia juga menjadi subscriber dari website atau bisnis lain dengan niche yang sama. Ini bisa berarti dua hal. Pertama, kita sudah bertemu dengan subscriber yang sangat sesuai dengan niche kita. Yang kedua, subscriber juga menjadi penerima konten dari kompetitor kita. Jika konten kita kalah menarik, tentu saja akhirnya hanya dianggurkan di inbox mereka. Atau lebih buruk, mereka langsung klik unsubscriber setelah beberapa email dikirim. Dari sisi pebisnis, semua mempunyai goal yang sama. Yaitu ingin membuat pelanggan ini terkonversi menjadi pembeli. Karena ambisi ini, bisa saja kita melakukan praktek email marketing yang salah. Kita mungkin membombardir pelanggan dengan email yang terlalu sering. Atau email kita terlalu hardselling tanpa pendekatan yang cukup? Akhirnya pelanggan merasa bahwa email Anda adalah spam dan mereka klik unsubscribe. Tamat sudah!
Apa itu Email Marketing?
Pengertian email marketing adalah sebuah aktivitas mengirimkan pesan komersil melalui media email kepada sekelompok orang. Pesan email ini biasanya dilakukan dengan strategi pendekatan khusus, dan tidak langsung to the point. Itulah mengapa dalam email marketing kita biasa mengenal yang namanya email follow up, konten branding, penawaran membership, baru penawaran produk dan promosi. Artinya, email marketing tidak serta menawarkan produk secara membabi buta. Diperlukan pendekatan pendekatan yang soft lebih dulu. Dan dalam jenis produk tertentu, pendekatan soft seperti ini sangat penting untuk bisa menghasilkan konversi yang lebih optimal.
Kesalahan Email Marketing yang Sering Tidak Disadari
Saat Anda sudah menerapkan email marketing, apakah Anda mendapati tingkat pelanggan yang berhenti berlangganan cukup tinggi? Bagian tidak terlihatnya, mungkin pelanggan mengawalinya dengan menghapus banyak email di inbox mereka tanpa membaca isi kontennya terlebih dahulu. Dan disini, email Anda termasuk salah satu diantaranya. Salah satu alasannya, pelanggan tidak memahami apa tujuan dari pesan Anda, tidak ada tujuan yang spesifik. Subyek email juga kurang meyakinkan dan sama sekali tidak menyentuh aspek emosi pelanggan, apalagi sampai membuat mereka tergerak untuk ambil tindakan. Nah lhoo! Tentu hal ini sangat disayangkan. Di artikel ini, kita akan belajar bersama meminimalisir hal ini. Caranya adalah dengan menghindari tiga kesalahan copywriting yang membuat pelanggan malas terhadap email- email yang kita kirimkan :
1. Email hanya tentang Anda, bukan Pelanggan
Secara tidak sadar, kita sering membuat email yang hanya fokus untuk meminta subscriber melakukan sesuatu. Misalnya meminta mereka untuk mengikuti saran atau memaksa mereka untuk menerima penawaran tanpa menunjukkan empati pada masalah dan solusi yang dibutuhkan pengguna.
Padahal, di dalam email marketing, Anda hanya punya waktu kurang dari lima detik untuk mendapatkan perhatian pelanggan. Semakin banyak waktu yang Anda buang untuk membicarakan diri Anda, semakin kecil kesempatan untuk berbicara tentang bagaimana produk Anda membantu mereka mengatasi masalah mereka.
Tips Copywriting #1 : Kurangi waktu untuk membicarakan tentang diri atau brand Anda. Sebaliknya, ceritakan bagaimana produk yang Anda tawarkan ini bisa menghemat waktu mereka, mengatasi masalah, meningkatkan produktifitas atau memudahkan pekerjaan mereka.
Contoh subjek email yang bisa digunakan :
Punya Hutang 1.2M, Bisa Lunas Dalam 3 Tahun. Kok bisa?
Resep Daging Bikin Omset Melejit 10x Lipat
Nggak Lagi Repot Ngurus Bisnis Pake Tool Ini
2. Terlalu Banyak External Link dan Font Warna Warni
Konten email Anda memang harus menarik perhatian pelanggan. Tapi, harus dilakukan dengan cara yang elegan. Jika Anda membutuhkan beberapa cetak tebal, link eksternal dan warna merah untuk penekanan Call to Action, itu sah- sah saja.
Tapi jika terlalu banyak cetak tebal, font warna warni ( lebih dari dua warna ) dan penekanan link berkali- kali, ini justru membuat calon pelanggan ilfil. Konten Anda terlalu agresif!
Cobalah untuk membuat copywriting penawaran Anda terlihat natural. Gunakan link hidup secukupnya, cetak tebal secukupnya, dan tidak terlalu banyak warna. Ini akan membuat mereka membaca dengan nyaman, dan fokus pada bagian yang seharusnya.
Tips Copywriting #2 : Jenis campaign email yang paling efektif adalah yang clean ( bersih, tidak terlalu banyak aksesoris ini itu ) dan to the point secara halus. Anda mungkin membutuhkan copywriting yang simple tapi mengena secara emosional, dibandingkan konten warna- warni yang terkesan berlebihan.
Jika konten email tidak menggunakan style drag and drop, Anda bisa menggunakan story telling dalam copywriting email.
3. Jangan Lupakan Call to Action
Call to Action dalam email Anda harus simpel, tapi kuat. Call to Actions yang lemah atau tidak tepat sasaran akan gagal menggerakkan pelanggan atau bisa membuat mereka berhenti berlangganan saat itu juga. Buat lah Call to Action yang jelas dan memberi mereka alasan untuk melakukannya. Jika CTA Anda tidak jelas, email Anda adalah sia- sia.
Tips Copywriting #3 : Sebelum mengunci campaign email marketing Anda, tanyakan pada diri sendiri, “Kenapa sih mereka harus merespon email Anda?”
Artinya, Anda perlu menekankan kepada pelanggan tentang apa yang mereka dapatkan dan kerugian bila mereka tidak melakukan tindakan saat itu juga. Beri semacam ‘urgensi’ atau desakan.
Misalnya produk ini tidak hanya tersedia sebanyak 100 pcs, padahal penawaran ini sudah Anda kirimkan ke 1000 subscriber Anda. Atau, promo banting harga hanya berlangsung selama 3 hari saja.
Keterbatasan- keterbatasan yang Anda sampaikan di dalam email akan membuat mereka merasa rugi untuk tidak mengklik tombol CTA secepatnya.
Kesimpulan
Tiga tips ini bisa dibilang merupakan tips sederhana. Tapi mengingat kita sering melupakan tiga hal ini dan campaign kita berakhir dengan statistik yang menyedihkan, maka tidak ada salahnya untuk mengingatkan kembali dan me-refresh tampilan email kita. Setelah itu, Anda dapat kembali mengevaluasi kampanye iklan Anda dengan harapan hasil yang lebih optimal. Semoga bermanfaat!
Tak bisa dipungkiri banyak banyak sektor bisnis yang begitu terdampak dengan kebijakan menghadapi pandemi Covid-19. Bukan hanya bisnis dalam skala besar, bisnis skala kecil seperti UMKM dan bisnis rumahan juga mengalami hal yang sama. Mau tidak mau, beberapa pebisnis memilih merumahkan karyawan. Beberapa lainnya bahkan sudah bersiap gulung tikar. Disisi lain, tuntutan kebutuhan juga tetap ada untuk harus terpenuhi.
Roda Bisnis Harus Tetap Berjalan
Bagaimanapun keadaannya, roda bisnis harus bisa terus berjalan. Pebisnis perlu memutar otak untuk bisa bertahan di tengah pandemi ini atau membuat gebrakan- gebrakan baru. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dicoba untuk membuat bisnis tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19 :
1. Maksimalkan Layanan Online
Karena himbauan untuk tidak bepergian, maka masyarakat cenderung mencari barang kebutuhan mereka secara online. Dengan memaksimalkan layanan online, bisnis berjalan dengan lebih optimal dan bahkan mengalami peningkatan.
Pebisnis bisa membuat platform yang mudah diakses oleh konsumen atau memaksimumkan berbagai platform online untuk mempromosikan dagangannya. Mulai dari social media seperti Instagram dan Facebook, hingga berbagai platform marketplace.
Jika Anda berjualan produk makanan, Anda bisa memasarkan produk dengan bantuan aplikasi pihak ketiga seperti Grabfood atau GoFood.
2. Manfaatkan Database
Cara yang kedua, manfaatkan lah database pelanggan yang Anda miliki. Mereka sudah mengenal bisnis Anda, dan mungkin saja sedang menunggu informasi bagaimana cara mendapat produk tersebut di tengah pandemi ini. Anda bisa melakukan blast email atau broadcast Whatsapp untuk menginformasikan bahwa layanan Anda tetap optimal di tengah pandemi. Atau bahkan Anda mempunyai beberapa promosi kreatif yang menarik mereka untuk melakukan pembelian.
3. Intip Peluang Baru yang Lebih Relevan
Ada beberapa pebisnis yang banting setir dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tidak apa- apa, ini sah- sah saja dilakukan. Goal nya adalah agar bisnis bisa bertahan. Sekarang ini banyak pebisnis makanan dan minuman atau bahkan produk fashion yang beralih ke penjualan masker- masker kain dan produk kesehatan untuk mencegah penyebaran virus. Bisnis jasa kecantikan seperti salon pun membuat siasat dengan mengubah fokus bisnisnya dari jasa menjadi ritel produk kecantikan. Atau bisnis restoran yang mendadak menyediakan menu ready to cook untuk pelanggannya. Dengan beradaptasi pada situasi, penjualan akan terus berjalan. Dalam situasi darurat, ini sangat penting untuk dilakukan.
4. Saatnya Memperluas Jaringan
Cobalah hal- hal baru di luar kebiasaan. Salah satunya adalah dengan memperluas jaringan. Selain dengan cara- cara yang sudah lazim dilakukan dengan internet dan iklan, Anda bisa mencoba trik konvensional. Anda bisa menjalin kerjasama dengan cluster atau komplek untuk mengenalkan bisnis Anda. Misalnya saja dengan mempromosikan bisnis makanan atau paket masakan untuk diantar ke rumah. Jika Anda mempunyai bisnis barbershop, pikirkan bagaimana bisnis Anda tetap berjalan dengan mendatangi calon pelanggan yang membutuhkan di kompleks tersebut. Untuk promosi ini, buatlah konten promosi yang bisa dibagikan PIC kompleks di grup WhatsApp mereka dan juga di media sosial.
5. Promosi Kreatif
Saat terjebak dalam situasi yang kurang menyenangkan, kadang ide kreatif justru keluar. Di kondisi pandemi seperti sekarang ini, promosi kreatif akan berdampak baik untuk menjaga stabilitas bisnis. Saat Anda mempunyai bisnis makanan dan minuman misalnya, selama pandemi ini bisa membuat promo gratis ongkos kirim untuk jumlah pembelian tertentu. Atau paket ready to cook yang memungkinkan pembeli untuk memasak sendiri di rumah. Untuk jenis bisnis lain, Anda mungkin bisa membuat promo gratis hand sanitizer dan masker. Atau bisa juga membeli sambil berdonasi dan berbagi untuk pandemi Covid-19. Jika memang ingin membuat promo sambil berdonasi dan berbagi, maka pastikan ini benar- benar dilakukan. Jadi jangan hanya menggunakan momen untuk kepentingan pribadi ya.
6. Mempertahankan Arus Kas
Banyak pihak memprediksi bahwa pandemi ini akan berlangsung hingga Mei atau Agustus. Ini pun dengan syarat PSBB dan social distancing dipatuhi dengan baik oleh masyarakat. Artinya, mempertahankan arus kas sangat penting untuk para pebisnis. Caranya adalah dengan mengurangi atau menghentikan pengeluaran yang sifatnya tidak dalam kondisi darurat. Jika keadaan sudah begitu mendesak, cara berikut yang bisa digunakan adalah menjual aset atau investasi yang dimiliki. Dengan cara ini, pebisnis bisa memanfaatkan dana yang tersedia untuk mempertahankan atau memaksimalkan bisnis nya.
Kesimpulan
Ada beberapa pihak yang menghadapi pandemi ini dengan pesimis. Namun, pesimis tidak akan memperbaiki situasi, justru memperburuknya. Kita boleh saja panik, namun tidak menyerah dan berdiam diri. Dengan berbagai upaya yang Panda bagikan di artikel ini, semoga kita masih bisa mengusahakan yang terbaik dalam mengelola bisnis kita. Selamat mencoba!