Biografi & Perjalanan Merry Riana, Motivator Wanita Sejuta Dolar
Nama Merry Riana kita kenal sebagai salah satu sosok entrepreneur perempuan yang sukses di usia muda. Ia adalah seorang speaker, trainer, dan motivator wanita no. 1 di Asia.
Kisah kesuksesan Merry mulai diketahui banyak orang setelah ia muncul di artikel The Strait Times yang berjudul “She’s made her first million at just age 26” (“Ia mencapai satu juta dolar pertamanya di usia 26 tahun”), pada 26 Januari 2007.
Selain itu, buku “Mimpi Sejuta Dolar” yang kemudian diangkat ke layar lebar merupakan buku motivasional yang terinspirasi dari kisah Merry. Ada banyak kisah menarik dalam biografi perjalanan Merry Riana. Kita simak bersama sampai habis ya!
Biodata/ Profil Singkat Merry Riana
Nama : Merry Riana
Lahir : Jakarta, 29 Mei 1980
Profesi : Pengusaha, Motivator, Penulis, Aktris
Ayah : Ir. Suanto Sosro saputro
Ibu : Lynda Sanian
Suami : Alva Christopher Tjenderasa (menikah tahun 2004)
Anak : Alvernia Mary Liu, Alvian Mark Liu
Pendidikan :
SD Don Bosco Pulomas
SMP Santa Ursula
SMA Santa Ursula
S1-Nanyang Technological University Singapura
Biografi & Perjalanan Sukses Merry Riana
Keluarga & Masa Sekolah
Merry Riana lahir pada 29 Mei 1980 di Jakarta. Ayahnya bernama Ir. Suanto Sosrosaputro, sedangkan sang ibu bernama Lynda Sanian. Ia merupakan sulung dari tiga bersaudara. Adiknya bernama Aris dan juga Erick.
Merry Riana tumbuh dalam keluarga menengah keturunan Tionghoa. Orangtua Merry berprofesi sebagai seorang pebisnis, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.
Merry memulai pendidikannya di jenjang sekolah dasar (SD) Don Bosco Pulomas. Ia kemudian melanjutkan sekolah di SMP Santa Ursula dan SMA Santa Ursula, yang merupakan sekolah katolik khusus perempuan yang berlokasi di Jakarta Pusat.
Kala itu Merry ingin melanjutkan kuliahnya di Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti. Cita- cita ini buyar lantaran kerusuhan besar di tahun 1998. Namun siapa sangka, justru hal ini lah yang kelak mengubah takdir seorang Merry Riana.
Kerusuhan 1998 Memaksa Merry Riana Pindah ke Singapura
Kondisi kerusuhan 1998 membuat situasi tidak aman, terutama untuk masyarakat keturunan Tionghoa. Sang Ayah kemudian memutuskan untuk mengirim anaknya belajar di luar negri.
Saat itu Singapura dianggap sebagai pilihan paling masuk akal karena jaraknya relatif dekat, sistem pendidikan yang bagus, dan terutama lingkungan yang aman. Di tengah situasi ekonomi yang memburuk, Merry hanya membawa modal pas- pasan untuk di Singapura.
Masa Kuliah di Nanyang Technological University
Tanpa persiapan yang memadai, Merry sempat gagal dalam tes bahasa Inggris di Nanyang Technological University. Namun akhirnya ia berhasil kuliah di jurusan Electrical and Electronics Engineering (EEE) di Nanyang Technological University (NTU) pada tahun 1998.
Menurut Merry, jurusan ini adalah yang paling masuk akal untuknya karena ia bercita- cita menjadi insinyur.
Karena tidak mempunyai bekal uang yang cukup, ia mendapat bantuan dari perantara untuk meminjam dana beasiswa dari Bank Pemerintah Singapura sebesar $40.000. Dana pinjaman ini harus ia lunasi setelah ia lulus dan bekerja.
Dana ini sendiri sebenarnya sangatlah minim. Setelah dihitung- hitung, ini artinya ia hanya mengantongi $10 selama seminggu. Demi berhemat, Merry menyiasatinya dengan menekan pengeluaran makannya setiap hari.
Ia akan sarapan mie instan di pagi hari, makan siang dengan 2 lembar roti tanpa selai, dan rajin ikut seminar dan perkumpulan di malam hari demi makan gratis. Bahkan, untuk minum, ia mengambil air kerap (tap water) di kampusnya.
Hal ini Merry Riana lakukan hampir setiap hari di tahun pertama kuliahnya. Karena merasa kehidupan yang ia jalani sangat memprihatinkan, ia terdorong untuk mencari penghasilan tambahan. Mulai dari membagikan pamflet/ brosur, menjadi penjaga toko bunga, hingga menjadi pelayan di Banquet Hotel.
Di tahun kedua kuliah, Merry merasa bahwa hidupnya tidak mengalami perubahan. Hanya berkutat seperti itu saja. Ia pun mulai membangun mimpinya, Merry mulai mengumpulkan berbagai informasi dari mengikuti seminar dan juga organisasi kemahasiswaan yang berkaitan dengan bisnis.
Jatuh Bangun Membangun Bisnis
Bermodal tekad dan dorongan resolusinya tadi, Merry mulai tertarik mencoba berbagai jenis bisnis. Ia pernah mencoba peruntungan dengan memulai bisnis pembuatan skripsi, MLM (Multi Level Marketing), hingga bermain saham.
Sayangnya, saat itu keberuntungan belum menaungi Merry. Ia sempat rugi 200 dollar saat terjun ke Multi Level Marketing, dan kehilangan 10.000 dollar saat memutar uangnya di bisnis saham.
Ia kehilangan semua investasinya dan terpuruk. Mental Merry pun sempat down, meski ia tetap bisa menyelesaikan kuliahnya. Ia kemudian berusaha bangkit dan memulai dari awal lagi dengan belajar secara sungguh- sungguh tentang seluk beluk pasar.
Setelah merasa siap, Merry Riana memutuskan menekuni industri perencanaan keuangan Merry berpikir hal ini lah yang membuatnya mampu mewujudkan mimpinya dalam waktu relatif singkat.
Memulai Karir Penasehat Keuangan Usai Lulus Kuliah
Lulus kuliah, Merry berupaya mempersiapkan dirinya dengan matang. Bersama dengan Alva Tjenderasa yang merupakan teman kuliah dan kini menjadi suaminya, mereka berdua belajar menjalankan usaha bersama. Bekal mereka adalah belajar dari pengalaman para pengusaha sukses.
Merry kemudian memulai dari sektor penjualan di bidang jasa keuangan. Ada banyak tantangan dan hambatan saat ia memulai karir sebagai seorang penasehat keuangan. Mulai dari orangtua, dosen, hingga teman- temannya kurang setuju dengan keputusan Merry.
Terlebih, saat itu Merry belum mempunyai kemampuan berbahasa Mandarin yang mumpuni. Padahal, separuh dari penduduk Singapura merupakan etnis China. Sebagai pendatang di sana, pengalaman dan relasi Merry sangat terbatas.
Namun, salah satu alasan yang membuat Merry pantang menyerah adalah usianya yang masih sangat mudah dan masih lajang. Ia merasa lebih bebas dan lebih berani dalam mengambil resiko. Ia merasa tidak terlalu terbebani dengan kemungkinan gagal atau keharusan untuk berhasil.
Bagi Merry saat itu, ia harus fokus pada pengalaman dan pelajaran yang bisa ia peroleh di fase- fase awal karirnya.
Merry bekerja 14 jam dalam sehari, berdiri di dekat stasiun MRT dan halte bus untuk menawarkan asuransi. Ia bekerja sampai tengah malam dan baru pulang jam 2 dini hari. Saat itu pendapatan yang tidak pasti juga memaksanya untuk kembali berhemat dalam mengatur kebutuhan sehari- hari.
Sukses Sebagai Konsultan Keuangan
Kesuksesan karir pertama dari Merry Riana adalah saat ia menjadi Financial Consultant bersama Prudential. Sebagai konsultan finansial, Merry menjual produk- produk keuangan dan perbankan seperti asuransi , kartu kredit, deposito, tabungan, dsb.
Dalam enam bulan pertama berkarir di Prudential, Merry berhasil melunasi hutangnya sebesar 40.000 dolar Singapura. Tepat di tahun pertamanya, ia bahkan berhasil mendapatkan penghasilan sebesar 200.000 dollar Singapura, atau sekitar 1,5 milyar rupiah.
Di tahun 2004, pencapaian Merry yang gemilang ini membuatnya diganjar promosi sebagai manajer. Merry kemudian memulai bisnisnya sendiri usai menjadi manajer dengan menyewa kantor dan mempunyai karyawan sendiri.
Ia kemudian mendirikan MRO (Merry Riana Organization) dan MRO Consultancy yang berbasi di Singapura. MRO merupakan sebuah perusahaan jasa keuangan, sedangkan MRO Consultancy bergerak di bidang pelatihan, motivasi, serta percetakan buku.
Melalui MRO, Merry membuat program Pemberdayaan Perempuan dan Anak- anak Mudah. Anggota tim di lembaga ini bahkan tergolong muda, yaitu berusia 20-30 tahun.
”Saya ingin menampung orang muda yang punya ambisi dan semangat seperti saya,” katanya.
Merry Riana Ingin Terus Memberikan Dampak Positif
Di ulang tahunnya yang ke 30, Merry mempunyai resolusi baru. Yaitu memberikan dampak positif pada satu juta orang di Asia, terutama di tanah kelahirannya, Indonesia. Tahun 2005, Merry mendapatkan penghargaan sebagai Top Agency of The Year dan penghargaan Top Rookie Agency.
Hingga saat ini, Merry Riana telah melatih ribuan profesional dan eksekutif dalam bidang penjualan, pemasaran dan motivasi. Di perusahaannya, Merry menaungi 40 penasehat keuangan yang berusia muda.
Kisah kesuksesan Merry Riana pun banyak diberitakan di berbagai media dan dengan segera membuatnya semakin terkenal. Kini orang dengan mudah mengenalinya sebagai entrepreneur wanita dan motivator yang membagikan ilmu dan kiat- kiat suksesnya agar setiap orang menjadi pribadi sukses.
Buku yang mengulas tentang kisahnya, “Mimpi Sejuta Dolar” sangat inspiratif dan diangkat ke layar lebar. Menurut Merry, motivasinya bukan hanya berasal dari keinginan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik untuk kedua orangtuanya, tapi juga ambisi untuk membantu generasi muda lainnya agar bisa melakukan hal serupa.
Buku “Mimpi Sejuta Dolar” sendiri menjadi National Best Seller dalam waktu satu bulan usai peluncurannya. Buku ini menarik perhatian publik Singapura dan Asia Tenggara karena menceritakan prestasi dan perjalanan Merry Riana dalam menghasilkan S$1 juta pertamanya di usia 26 tahun. Meski awalnya ia berhutang sebanyak S$40.000 dari Nanyang Technological University.