Iklan Anda Selalu Ditolak Facebook? Perbaiki dengan 9 Hal Ini

Iklan Anda Selalu Ditolak Facebook? Perbaiki dengan 9 Hal Ini

Bicara tentang platform beriklan paling favorit di mata digital marketer, Facebook Ads sudah pasti salah satunya. Pasalnya, Facebook Ads menawarkan banyak fitur beragam yang membuat iklan, terutama untuk produk impulsive. Dengan Facebook Ads, pengiklan akan bisa menjangkau audiens tertarget secara maksimal.

Pengiklan bisa menargetkan audiens berdasarkan usia, demografis, pekerjaan, device, dan hal- hal yang mereka sukai. Potensi Facebook Ads memang sangat besar, dan sayang untuk kita lewatkan.

Di satu sisi, Facebook Ads juga kerap membuat para pengiklannya galau. Misalnya saat Facebook menolak iklan Anda berkali- kali, tanpa alasan yang jelas. Padahal, Anda merasa iklan tersebut sudah on point dan layak tayang.

Mencoba untuk revisi iklan, dan sempat tayang, eh iklan gagal lolos lagi. Hmmm, apa yang sebenarnya terjadi?

Jika penolakan dari Facebook ini terjadi untuk pertama kalinya, mungkin ini bukan masalah besar. Namun jika sudah beberapa kali, tentu rasa frustasi lama kelamaan akan muncul. Menyerah untuk beriklan di Facebook? Well, tentu saja tidak.

Tips Agar Tidak Lagi Ditolak Facebook Ads

Apa yang salah sih dari iklan Saya? Kenapa ya iklan ditolak terus sama Facebook?

Anda mungkin menanyakan hal ini berkali- kali. Untuk memahaminya, mari kita bersama- sama memperhatikan kembali cara beriklan yang benar di Facebook. Dengan begitu, kita tidak lagi menduga- duga, terlebih tanpa alasan yang kuat.

Sebelumnya, coba lah menjawab beberapa pertanyaan ini lebih dulu sebelum kita melangkah lebih jauh :

  • Sudahkah Anda tahu TOS beriklan di Facebook?
  • Apakah Anda tahu produk yang boleh dan tidak boleh tayang dalam Facebook Ads?
  • Sudahkah Anda mempersiapkan materi iklan yang aman untuk tayang?

Setelah menjawab tiga hal tersebut, langkah selanjutnya adalah mengikuti tips berikut ini agar iklan tidak ditolak oleh Facebook :

1. Facebook Selalu Melakukan Proses Review Iklan

Saat Anda menjalankan iklan di Facebook atau Instagram, iklan yang Anda setting akan mengalami proses review yang memakan waktu kurang lebih 1×24 jam. Dalam beberapa kasus, untuk produk dengan potensi pembatasan tertentu, proses review bisa lebih lama lagi.

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Facebook selama proses review iklan. Mulai dari gambar, teks, targeting, jenis produk, dan penempatan iklan. Jika Anda menggunakan landing page, landing page harus memenuhi syarat.

Syarat dari landing page ini antara lain harus berfungsi dengan baik, dan menampilkan produk dan jasa yang sama seperti iklan tayang. Jika tidak, Facebook pasti akan menolak iklan Anda.

Setelah proses review selesai, Anda akan mendapatkan pemberitahuan via email atau push notif terkait status iklan Anda : ditolak atau disetujui. Jika mendapatkan persetujuan, iklan akan mulai tayang dan Anda dapat memantau performanya melalui Ads Manager.

Namun, bagaimana jika iklan disapproved, alias ditolak, alias tidak lolos review?

Saat iklan ditolak, Facebook akan mengirimkan email dan notifikasi ke akun terkait penolakan iklan. Melalui email, Facebook akan memberi alasan mengapa iklan tidak berhasil melewati proses review.

Setelah mengetahui penyebab iklan tidak lolos review, Anda dapat memperbaiki (edit) iklan terlebih dahulu, sebelum mengajukannya kembali untuk proses review lanjutan.

2. Tidak Mengiklankan Konten yang Dilarang

Setiap platform periklanan pasti mempunyai peraturan terkait apa yang boleh dan tidak boleh diiklankan. Tentu saja, Facebook termasuk salah satu advertiser tersebut 😊. Sudah tahukah Anda konten apa saja yang masuk list terlarang di Facebook?

Berikut ini adalah daftar konten tersebut :

  • Produk / service yang illegal
  • Diskriminasi
  • Produk Tembakau
  • Narkoba & Produk yang terkait dengan Obat terlarang
  • Suplemen yang tidak aman
  • Senjata, amunisi atau bahan peledak
  • Produk / service dewasa
  • Konten dewasa
  • Pelanggaran pihak ketiga
  • Content sensasional
  • Atribut pribadi
  • Konten palsu, atau hoax
  • Konten yang kontroversial
  • Landing page yang tidak aktif / tidak berfungsi
  • Peralatan untuk mengawasi
  • Tata bahasa dan kata-kata yang tidak senonoh
  • Tidak ada fungsi
  • Kesehatan pribadi
  • Payday atau pinjaman uang ilegal
  • MLM
  • Pelelangan uang
  • Dokumen palsu
  • Konten berkualitas rendah atau mengganggu
  • Spyware atau malware
  • Animasi otomatis

Jika memang konten termasuk salah satu dari daftar tersebut, maka pantas saja iklan Anda tidak mendapat persetujuan tayang dari Facebook.

3. Konten dengan Penggunaan Terbatas

Berbeda dengan produk dan jasa dilarang, seperti poin nomer 2. Ada beberapa produk yang masih boleh diiklankan, namun dibatasi. Artinya, produk ini terikat dengan term & condition Facebook Ads yang cukup ketat dan Anda perlu berhati -hati.

Beberapa produk tersebut, antara lain :

  • Alkohol (Pembatasan usia sesuai ketentuan negara)
  • Kencan
  • Perjudian uang nyata
  • Lotre negara
  • Obat-obatan online
  • Suplemen
  • Jasa Berlangganan
  • Jasa Keuangan
  • Konten bermerk
  • Layanan pinjaman untuk siswa

4. Terkait Video Ads

Jika konten yang Anda iklankan berupa video ads dan jenis iklan dinamis, Anda harus mematuhi semua peraturan yang tertuang dalam Advertising Policies Facebook.

Kebijakan ini terkait dengan :

  • Kontent yang mengganggu.
  • Batasan yang terkait dengan hiburan, seperti : narkoba dan penggunaan alcohol, konten dewasa, kata- kata kotor, dan kekerasan/ pelecehan.

5. Soal Targeting

Dalam targeting, ada beberapa point yang perlu Anda perhatikan, misalnya :

  • Hindari menggunakan opsi targeting untuk tujuan mendiskriminasikan, melecehkan, memprovokasi, atau merendahkan pengguna lain.
  • Jika Anda mentargetkan iklan ke audiens tertentu, Anda harus mematuhi ketentuan yang berlaku. Misalnya saja, menargetkan usia tertentu dan interest produk terbatas, seperti alkohol (Karena alkohol mempunyai kebijakan usia sesuai ketentuan negara).
  • Targeting yang pengiklan pilih sebaiknya tidak mencerminkan karakteristik, kepercayaan, orientasi seks, atau SARA.

6. Penyiapan Materi Iklan Facebook

Sampai di tahap ini, apakah Anda sudah semakin siap beriklan di Facebook? Kini saat untuk mempersiapkan materi iklan yang aman untuk promosi Anda.

Beberapa point yang perlu pengiklan perhatikan saat menyiapkan materi iklan antara lain :

  • Relevansi
    Semua komponen iklan harus berhubungan dan sesuai dengan produk atau jasa dalam iklan, serta sesuai dengan jenis audience yang pengiklan targetkan. Komponen iklan yang relevan ini termasuk gambar, teks, video, atau media lainnya.
  • Akurasi
    Produk atau jasa yang tayang dalam iklan harus sesuai dengan produk/jasa yang tampil di landing page, atau halaman penawaran. Landing page tidak boleh memuat produk atau jasa yang Panduan Beriklan Facebook larang.
  • Teks dalam Video, dan Gambar
    Penggunaan teks dalam video dan gambar harus berimbang. Untuk media gambar, Facebook merekomendasikan penggunaan jumlah teks tidak lebih dari 20% dari gambar, untuk menghasilkan performa yang maksimal.
  • Gambar Before vs After
    Facebook tidak menyukai tipikal gambar before vs after. Jenis gambar ini berpotensi mengelabui audiens dan overpromise terhadap kualitas produk. Agar iklan tidak ditolak Facebook, cobalah menghindari jenis gambar ini.

7.  Lead Ads

Leads Ads Facebook atau Lead Generation adalah favorit pengiklan untuk mendapatkan data prospek customer. Untuk jenis iklan ini, Facebook tidak memperbolehkan pengiklan menggunakan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan :

  • Nomor akun
  • Riwayat kejahatan
  • Informasi keuangan
  • Pengidentifikasi yang pemerintah keluarkan.
  • Informasi kesehatan
  • Informasi asuransi
  • Afiliasi politik
  • Ras dan etnik
  • Agama
  • Orientasi seksual
  • Template pertanyaan
  • Keanggotaan serikat buruh
  • Username dan Password

Sebagai catatan, Facebook tidak akan menggunakan data pribadi yang sensitif dalam penargetan iklannya. Itulah mengapa informasi sensitif akan berpengaruh terhadap persetujuan tayang iklan.

8. Branded Content

Branded content artinya penggunaan brand atau merek, serta konten bermuatan copyright. Facebook melarang pengiklan untuk menggunakan atribut brand mereka secara sembarangan. Misalnya saja, mencantumkan logo Facebook atau Instagram di dalam materi iklan. Logo kecil sekalipun, iklan tetap beresiko besar tidak lolos review.

Dalam hal ini, Facebook menganggap pengiklan mendompleng nama Facebook atau berpura- pura menjadi representatif dari Facebook. Ini bisa menjadi tindakan yang merugikan Facebook itu sendiri.

Sedangkan untuk copyright, pengiklan juga tidak boleh mendompleng nama sebuah brand yang sudah populer atau mengkampanyekan produk KW dari brand ori dengan terang- terangan.

9. Copy Teks Iklan

Bukan hanya memperhatikan jenis produk dan jasa, copy teks juga menjadi bagian penting dalam Facebook Ads. Selain mengemas konten iklan Anda dengan copywriting yang menarik, berhati- hatilah dalam menyusun kata- kata.

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Anda, antara lain :

  • Atribusi pribadi
  • Kata- kata berkonotasi negatif

Atribusi pribadi artinya tidak boleh ada penggunaan kata- kata rasis atau menyudutkan atribut tertentu pada individu. Ini bukan hanya berkaitan rasis dengan agama atau suku tertentu. Misalnya saja, kata ‘Hanya untuk Kelahiran 90’an’, atau ‘Apakah Anda Mempunyai Kulit Hitam dan Gelap?’. Atribusi disini berbicara tentang kecenderungan diskriminasi.

Kata kelahiran 90’an yang merupakan atribusi kelompok tertentu, yang bisa membuat iklan Anda gagal mendapat approval. Begitu juga dengan kata ‘mempunyai kulit hitam dan gelap’.

Sedangkan kata berkonotasi negatif bisa merupakan kata- kata bernada kasar, umpatan, dan tidak pantas. Misalnya saja, kata ‘brengs*k’ atau ‘f*ck’. Menggunakan jenis kata- kata ini berpotensi membuat iklan Anda ditolak Facebook.

Jika ingin iklan lolos review, buatlah copywriting Anda sebaik dan seaman mungkin. Itu peraturan sederhananya.

Kesimpulan

Dengan memahami hal- hal di atas, kini Anda akan semakin mengetahui tujuan Anda beriklan dan bagaimana cara beriklan yang baik, agar iklan lolos review.

Secara ringkas, ini lah to do list Anda untuk memperbaiki kinerja iklan agar tidak ditolak Facebook Ads lagi :

  • Kenali TOS Facebook.
  • Berhati- hati dalam memilih produk untuk iklan.
  • Siapkan materi iklan sebaik- baiknya, dengan mempertimbangkan apa yang Facebook sarankan (seperti penggunaan teks dalam gambar dan video, pemilihan gambar yang relevan).
  • Berhati- hati dalam pemilihan copy teks untuk beriklan.
  • Buat Landing Page Anda serelevan mungkin dengan iklan.

Jangan lupa juga dengan pepatah : Practice makes perfect. Jangan bosan- bosan untuk split test dan testing iklan terus menerus. Melelahkan mungkin, tapi kerja keras Anda akan terbayar dengan kinerja iklan yang baik.

Dalam proses testing ini lah, Anda akan semakin mengetahui pola beriklan di Facebook Ads. Anda akan bisa memahami iklan yang paling efektif dan memberi performa terbaik. Dan tentunya, ini akan memberi kontribusi positif terhadap bisnis Anda.

Siap untuk praktek sekarang juga? Selamat mencoba!

Pengertian Lengkap IKLAN : Ciri, Jenis, Tujuan, Manfaat, dan Contoh Iklan

Pengertian Lengkap IKLAN : Ciri, Jenis, Tujuan, Manfaat, dan Contoh Iklan

Iklan tentu bukan istilah yang asing lagi untuk sebagian besar dari kita. Hampir setiap hari kita bertemu dengan iklan, entah dengan sengaja ataupun tidak.

Proses pembuatan iklan biasanya mendapat batasan tertentu. Misalnya untuk tipe iklan media cetak, maka ada pembatasan ruang, tempat, dan sasaran pembaca.

Sedangkan untuk tipe iklan digital, pembatasannya adalah durasi tayang iklan.

Lantas, apa itu iklan? Bagaimana ciri- ciri iklan dan apa saja jenis iklan? Di artikel ini, iklan akan menjadi sajian lengkap dari PandaGila.com.

Apa itu Iklan?

Pengertian umum dari iklan adalah suatu bentuk informasi yang dilakukan oleh seseorang, instansi/ lembaga, atau perusahaan, yang isinya berupa pesan menarik tentang sebuah produk atau jasa yang ditujukan kepada khalayak atau kelompok masyarakat tertentu.

Iklan adalah nadi dalam bisnis. Dengan memanfaatkan iklan, sebuah brand atau bisnis akan mendapatkan eksposur yang lebih lebar, sehingga bisa menjangkau calon pembeli mereka dengan lebih baik lagi.

Seseorang membuat iklan untuk membujuk atau mendorong masyarakat agar mereka tertarik untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Maka dari itu, iklan haru tayang di media yang tepat, baik itu media online, maupun offline.

Beberapa contoh media offline untuk periklanan antara lain :

  • Koran & Tabloid.
  • Televisi dan radio.
  • Brosur cetak.
  • Spanduk yang terpasang di tempat- tempat umum. 
Contoh iklan dengan media cetak

Sedangkan media iklan online antara lain :

  • Website,
  • Media sosial,
  • Platform online lainnya
Contoh iklan dalam media online

Dalam materinya, iklan bisa menggambarkan informasi non personal mengenai sebuah produk atau jasa, perusahaan, nama merek, dan informasi inti lainnya. Semua kombinasi ini bertujuan untuk menarik perhatian orang lain dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan terhadap penawaran produk

Pengertian Iklan Menurut Para Ahli

Untuk memahami lebih lanjut tentang iklan, kita dapat merujuk pada pengertian iklan menurut para ahli. Beberapa ahli mempunyai pengertian yang berbeda, namun mempunyai makna yang hampir sama antara satu dan lainnya.

Berikut adalah definisi iklan menurut para ahli :

Philip Kotler

Menurut Kotler, iklan adalah bentuk penyajian dan promosi suatu barang, jasa, dan ide secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu, yang mana untuk penayangannya biasanya harus membayar suatu media sebagai kompensasinya.

Philip Kotler adalah seorang penulis, konsultan, dan profesor pemasaran yang populer dari Amerika.

Courtland L. Bovee

Pengertian iklan menurut Courtland L Bovee adalah suatu komunikasi non-personal yang biasanya berbayar, dan sifatnya persuasif terhadap suatu produk dan jasa, atau ide dari sponsor yang tayang melalui berbagai media.

Rhenald Kasali

Rhenald Kasali berpendapat bahwa iklan adalah suatu pesan yang menawarkan sebuah produk atau jasa yang ditujukan kepada khalayak melalui perantara suatu media.

Rachmat Kriyantono

Menurut beliau, pengertian iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui sebuah media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI sendiri, iklan berarti pesan atau berita yang bertujuan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang atau jasa yang ditawarkan.

Ciri- Ciri Iklan

Karena sering menemuinya, sebagian besar dari kita sebenarnya sudah sangat melek dalam mengenali sebuah iklan. Kita bisa dengan mudah mengenalinya dari karakteristiknya dan ciri- ciri yang ditunjukkan.

Berikut ini adalah ciri- ciri iklan pada umumnya :

  • Pesan atau informasi yang disampaikan komunikatif dan informatif.
  • Dikemas dengan kata- kata yang persuasif agar lebih menarik bagi orang lain.
  • Menggunakan kata- kata (diksi) atau bahasa yang tepat, logis, sopan, serta mudah dimengerti oleh target market.
  • Menjelaskan tentang produk atau jasa dan cara kerjanya.
  • Menonjolkan informasi penting lainnya terkait produk dan jasa yang ditawarkan.

Fungsi, Tujuan, Manfaat dan Syarat Iklan

Dari ulasan Panda di atas, secara garis besar kita memahami bahwa tujuan dari iklan adalah untuk mempengaruhi orang lain agar tertarik untuk menggunakan sebuah produk atau jasa.

Tujuan Iklan

Dalam versi yang lebih rinci, berikut ini adalah tujuan dari iklan :

  • Memberikan informasi kepada target market mengenai produk atau jasa, merek, perusahaan atau suatu ide/ gagasan.
  • Mempengaruhi kelompok yang menjadi target market untuk menggunakan atau membeli produk atau jasa yang ditawarkan dalam iklan tersebut.

Manfaat Pembuatan Iklan

Selain dengan tujuan tertentu, iklan dibuat untuk memberikan manfaat atau keuntungan kembali untuk si pengiklan. Beberapa manfaat iklan untuk pengiklan antara lain :

  • Produk atau jasa yang diiklankan akan lebih mudah dikenal masyarakat luas
  • Konsumen baru bertambah sehingga meningkatkan penjualan produk atau jasa
  • Meningkatkan kesadaran merek sehingga masyarakat akan lebih mudah mengidentifikasi produk dan meningkatkan kepercayaan terhadap produk atau jasa tersebut.

Fungsi Utama Iklan

Sedangkan bicara tentang fungsi iklan, secara garis besar adalah mencakup 4 fungsi berikut :

  • Memberikan Informasi (Informing)
  • Membujuk (Persuading)
  • Mengingatkan (Reminding)
  • Memberikan nilai tambah (Adding Value)

Syarat- syarat Iklan

Iklan tidak muncul begitu saja. Agar tujuan dan manfaat iklan dapat tercapai, dan iklan tersebut bisa disebut baik, maka iklan harus mengandung syarat- syarat berikut ini :

  • Bersifat objektif, jujur, dan proporsional
  • Mengandung informasi yang padat, jelas, dan membuat target market mudah memahaminya
  • Tampil dalam kemasan yang menarik perhatian dan minat target market
  • Iklan sebaiknya tidak menyinggung, atau merendahkan pihak atau produk lain

Jenis- jenis Iklan dan Contohnya 

Ada banyak sekali jenis iklan yang sering kita lihat selama ini. Dari jenisnya, iklan dapat dibagi berdasarkan isi, media, dan sifat iklan itu sendiri.

Iklan Berdasarkan Isi

  1. Iklan Pemberitahuan (Pengumuman)
    Yaitu iklan yang bertujuan untuk menarik perhatian khalayak melalui informasi atau pemberitahuan tertentu. Misalnya saja, iklan pemberitahuan duka cita atau reuni alumni sekolah.

    Contoh iklan pengumuman reuni akbar
  2. Iklan Penawaran (Niaga)
    Yaitu iklan yang bertujuan untuk menawarkan produk atau jasa kepada khalayak ramai. Contoh iklan ini misalnya iklan sepatu, iklan smartphone, iklan jasa kurir, iklan laundry, dan lain sebagainya.
    Contoh jenis iklan komersial

    Kita semua sudah sangat familiar dengan jenis iklan ini, bukan?

  3. Iklan Penerangan (Iklan Layanan Masyarakat)
    Iklan penerangan adalah iklan yang bersifat memberi edukasi atau penerangan tentang suatu hal kita kenal. Kita familiar dengan menyebutnya sebagai iklan layanan masyarakat.
    Contoh iklan layanan masyarakat

    Iklan ini isinya bertujuan mengedukasi masyarakat mengenai isu atau topik tertentu. L
    embaga, instansi pemerintah atau organisasi non-profit lah yang biasanya menciptakan konsep iklan untuk layanan masyarakat ini.

Iklan Berdasarkan Media

Selain dari sisi isi, iklan juga terbagi jenis nya berdasarkan media dimana iklan tersebut tayang. 

  1. Iklan Cetak
    Sesuai namanya, iklan cetak adalah jenis iklan yang t
    ampil di media menggunakan teknik cetak. Baik itu dengan cara laser, print, sablon, letterpress, dan lain- lain.
    Contoh iklan dengan media cetak
    Contoh dari iklan cetak antara lain adalah Koran, tabloid, stiker, poster, brosur, dan lain sebagainya.
  2. Iklan Elektronik
    Kebalikannya dari iklan cetak, iklan elektronik memanfaatkan media berbasis perangkat elektronik, seperti televisi, radio, film, dan media digital interaktif (internet).

    Masing- masing dari perangkat elektronik ini mempunyai karakteristik yang berbeda- beda. 
  • Iklan radio 
    Yaitu iklan dengan media kekuatan suara karena pengguna hanya bisa mendengarkan saja. Contoh iklan radio adalah sponsor program, spot, dan ad-lib.
  • Iklan di televisi 
    Iklan dengan media televisi mengkombinasikan unsur suara, gerak, teks, dan gambar. Dengan kombinasi ini, iklan lebih tersampaikan kepada audience. Contoh iklan televisi antara lain live action, stop action, musik, sponsor program, running text, credit title, animation, promo ads, backdrop, ad-lib, dan superimposed.
  • Iklan Film
    A
    nda familiar melihat jenis iklan jenis ini saat tengah menonton film di bioskop. Jenis iklan yang tayang antara lain live action, dan endorsement.
  • Iklan Digital Interaktif
    Iklan digital interaktif adalah jenis iklan yang tayang di berbagai media iklan. Mulai dari banner website, sponsorship, search engine marketing, email marketing, native ads, social media ads, classified ads, youtube ads, dan masih banyak lagi.
    Contoh iklan dalam media online
  • Iklan Elektronik Luar Ruang
    Yaitu jenis iklan yang dapat kita nikmati di luar ruangan dan tampil terlihat banyak orang. Beberapa contoh iklan ini antara lain outdoor standard, mobile billboard, iklan transit, display, dan lainnya.

Iklan Berdasarkan Tujuannya

Selanjutnya adalah iklan berdasarkan tujuannya.

  1. Iklan Komersial
    Karena bersifat komersial, maka sudah pasti tujuan dari jenis iklan ini adalah untuk mencari keuntungan ekonomi, atau meningkatkan penjualan.

    D
    ari sisi komersial, iklan terdiri dari tiga jenis, yaitu :
  • Iklan Konsumen, targetnya adalah end customer atau konsumen akhir sebuah produk.
  • Iklan Bisnis, targetnya adalah pihak yang bisa mengolah atau menjual produk kembali ke end customer.
  • Profesional, yaitu iklan yang targetnya segmen tertentu dalam kelompok professional.
Contoh jenis iklan komersial
  1. Iklan Non-Komersial
    Kebalikannya dari iklan komersial,
    goal utama dari iklan non komersial adalah membagikan informasi dan edukasi terhadap khalayak. Iklan ini tidak memikirkan keuntungan secara ekonomi, namun lebih ke arah sosial.

    Tujuan u
    tama dari iklan ini adalah peningkatan pengetahuan, kesadaran, sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap isu dalam materi iklan.

    Salah satu contoh dari iklan non-komersial adalah iklan masyarakat untuk kampanye keluarga berencana, kampanye hemat listrik atau kampanye makan ikan.
Contoh iklan non komersil yang bersifat edukasi

Tips untuk Mengoptimalkan Iklan

Iklan mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan sesuatu, menarik perhatian khalayak atau mengedukasi. Untuk bisa meraih tujuan ini, pengemasan iklan harus sebaik mungkin. Baik itu dari sisi gaya bahasa, desain visual dan konten keseluruhan.

Untuk bisa mengoptimalkan iklan, berikut ini adalah beberapa trik yang bisa Anda terapkan :

  • Tentukan lah konsep iklan Anda.
  • Tentukan target market dan sesuaikan media iklan Anda sesuai dengan target market dan konsepnya.
  • Gunakan copywriting yang menarik, mulai headline copywriting nya atau bagian konten lainnya.
  • Lengkapi dengan media tambahan (gambar/ video pendukung) yang dibutuhkan agar iklan semakin menarik perhatian.
  • Optimalkan dengan Call to Action untuk mengarahkan audience dalam bertindak.
Tips mengoptimalkan iklan

Kesimpulan

Sampai di bagian akhir, Saya yakin pembaca Panda dapat menyimpulkan bahwa iklan adalah sebuah bentuk informasi yang berisi pesan menarik tentang sebuah produk atau jasa, atau hal lainnya.

Seseorang atau perusahaan membuat iklan untuk tujuan tertentu. Mulai dari pemasaran, membangun kesadaran merek, hingga mengedukasi target marketnya.

Sampai di bagian akhir, semoga saja artikel yang kami suguhkan tentang pengertian iklan secara umum dan menurut para ahli, macam- macam iklan, ciri, tujuan dan manfaat iklan bermanfaat untuk pembaca.

Mana yang Lebih Efektif untuk Mengembangkan Bisnis, Iklan atau SEO?

Mana yang Lebih Efektif untuk Mengembangkan Bisnis, Iklan atau SEO?

Beberapa hari yang lalu SEOCon 2020 selesai digelar di Kota Kasablanka Mall, Jakarta Selatan. Ada banyak hal yang bisa dipelajari milenial, pebisnis muda dan para digital marketer dalam acara ini, khususnya mengenai SEO.

SEO Conference ini sendiri membahas tentang dunia SEO yang merupakan bagian penting dalam digital marketing.

Acara yang digelar pada 26-27 Februari ini mengundang pakar SEO dunia seperti Jon Earnshaw (Owner, Global CTO, dan Co-Founder dari Pi Datametrics & Intelligent Positioning), Neil Patel (CrazyEgg, UberSuggest, KISSmetrics, Neil Patel Digital) dan Jono Alderson (Yoast).

Selain konferensi dan workshop, acara ini juga berbagi banyak informasi seputar dunia SEO. Salah satunya adalah gambaran tentang bagaimana Google menemukan sebuah website, mengindeks, sampai akhirnya melakukan proses rangking untuk sebuah situs.

SEO atau Iklan, Mana yang Lebih Baik?

Bicara soal SEO, kita tentu berpikir tentang bagaimana cara efektif untuk mengembangkan bisnis melalui optimasi mesin pencari. Atau mungkin, mana yang lebih baik untuk bisnis, SEO atau iklan?

Neil Patel, yang populer lewat beberapa platform miliknya, seperti CrazyEgg, UberSuggest, KISSmetrics, dan Neil Patel Digital, turut memberikan pandangannya dalam acara ini. Menurut Neil, pebisnis tidak bisa semata- mata mengandalkan SEO. Semua butuh keseimbangan dan saling melengkapi.

“Ini bukan masalah lebih baik menggunakan SEO atau iklan, kamu akan menggunakan SEO, e-mail, iklan, itu bukan lagi permasalahannya,” ungkap Niel via video call di acara SEOCon 2020, Rabu (26/2/2020).

Neil juga mengingatkan pebisnis bahwa hal pertama yang paling penting untuk diperhatikan adalah membangun brand yang kuat lebih dulu. Setelah itu, founder baru bisa mengoptimalkan brand tersebut dengan berbagai cara marketing & optimasi SEO.

Optimasi SEO ini sendiri harus ditunjang dengan kemampuan membangun kedekatan antara user dengan brand yang kita melalui website. Sekali mereka berkunjung ke website, sebisa mungkin mereka harus kembali lagi.

Video call dengan Neil Patel di SEOCons 2020

Kombinasi ini harus terus dilakukan secara berkesinambungan. User experience yang baik akan punya pengaruh yang sangat hebat untuk kelangsungan bisnis kedepannya.

“Tidak ada cara lain lagi, ini harus terus dilakukan. Ini semua tentang user experience. Ketika mereka menggunakan internet, pasti itu adalah untuk hal yang menjawab apa yang mereka cari. Mereka datang karena mencari jawaban, berikan mereka jawaban,” sambungnya.

Jadi  cara pemasaran yang lebih efektif, SEO atau memanfaatkan iklan untuk hasil yang instan? Menurut Neil, membangun brand harus dilakukan dengan berbagai cara dan kerja keras. Satu hal yang pasti, SEO akan menambah nilai.

“Belajar SEO itu adalah hal baik yang bisa dilakukan. Maaf tidak bisa hadir di sana,” ungkapnya.

“Berikan juga konten yang mengedukasi,” pungkas Niel.

Story of The Day : Kisah WhatsApp Berburu Cuan Setelah 10 Tahun Digratiskan

Story of The Day : Kisah WhatsApp Berburu Cuan Setelah 10 Tahun Digratiskan

Seperti yang santer terdengar, Facebook telah mempersiapkan WhatsApp dengan proyek monetisisasi tahun ini. Artinya, WhatsApp akan segera menghasilkan cuan lewat iklan.

Rencana ini pertama kali terungkap dalam Facebook Marketing Summit 2019 oleh dua analis media sosial, Matt Navara dan Oliver Ponteville. Mereka mengungkap kalau iklan akan hadir di WhatsApp Status pada 2020 nanti.

Iklan yang akan tampil di status pengguna WhatsApp ini mirip dengan Story Ads yang sering kita lihat saat mengintip story Instagram milik orang lain. Yang pasti, iklan tidak akan tampil saat pengguna sedang chatting dengan orang lain.

Rencana Monetisasi Ditentang Pendiri WhatsApp

Namun rencana monetisasi WhatsApp ini sendiri sebenarnya bertentangan dengan misi yang diusung oleh dua pendiri WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum.

Sejak awal mendirikan WhatsApp, mereka ingin menghadirkan platform pesan instan yang memberi pengalaman pengguna terbaik. Mereka juga membenci iklan karena bertentangan dengan misi yang diusung.

“Motto kami dalam platform ini adalah tidak ada iklan, tidak ada game, dan tidak ada gimmick,” ungkap Brian Acton dalam sebuah wawancara di tahun 2018, pendiri WhatsApp seperti dikutip Panda Gila dari Forbes (10/1/2020).

Saat Facebook mengakuisisi WhatsApp di tahun 2014 senilai US$ 22 miliar, semuanya berubah. Terlebih, Facebook adalah perusahaan periklanan terbesar dunia yang 80 persen pendapatannya berasal dari iklan.

Menurut Brian Acton, ia sebenarnya mengusulkan dua model bisnis untuk monetisasi WhatsApp. Pertama adalah dengan biaya berlangganan. Metode ini bahkan sudah pernah diuji coba dengan mengenakan biaya berlangganan US$ 1 per tahun ke penggunanya.

Sayangnya usulan ini ditolak oleh COO Facebook, Sheryl Sandberg.

“Suatu hari saya memanggilnya, namun ia mengatakan ‘itu tidak akan menghasilkan uang dalam skala yang banyak’,” ungkap Acton.

Usulan kedua, WhatsApp akan bertindak sebagai customer service digital yang memberikan informasi kepada pengguna yang menggunakan jasa sebuah perusahaan.

Ini mungkin akan mirip seperti chat bot dengan AI berkualitas tinggi. Contoh penerapan usulan ini adalah WhatsApp akan menyampaikan informasi mengenai transaksi bank nasabah.

Akan tetapi, dalam kerjasama ini perusahaan tidak bisa mengumpulkan data pelanggan. Usulan ini pun mental.

Brian Acton tak menyerah. Ia mendatangi kantor Facebook agar bisa menyampaikan usulan cara WhatsApp meraih keuntungan ke CEO Mark Zuckerberg. Saat sampai disana, ia erselisih dengan tim hukum Facebook.

“Pada akhirnya, saya menjual perusahaan saya,” kata Acton.
“Saya seorang penjual. Saya mengakui itu.”

Nasib Fitur End-to-End Encryption

Selain karena misi yang diusungnya sejak awal, Brian Acton dan Jan Kaum punya alasan lain untuk menolak iklan di WhatsApp. Yaitu karena iklan yang ditarget bisa mengorbankan privasi data pengguna.

Rencana Facebook memicu spekulasi masa depan end-to-end encryption, fitur yang membuat pesan terkirim hanya bisa dilihat oleh pengirim dan penerima. WhatsApp bahkan tidak bisa mengetahui percakapan tersebut.

Di sisi lain, monetisasi WhatsApp untuk iklan tertarget yang selama ini dilakukan Facebook dan Instagram dilakukan dengan proses pengumpulan data pengguna oleh Facebook.

Jika pengumpulan data dilakukan, ada kemungkinan fitur end-to-end encryption ini diubah agar Facebook bisa membaca percakapan pengguna dan mengumpulkan data.

Dalam sebuah wawancara dengan Forbes yang dipublikasikan 2018 silam, juru bicara WhatsApp membantah penghapusan layanan ini. Ia memastikan end-to-end akan tetap menjadi bagian dari WhatsApp.

“Pesan akan tetap terenkripsi ujung-ke-ujung. Tidak ada rencana untuk mengubahnya,” ujarnya saat itu.

Di sisi lain, jawaban dari Chief Operating Office Facebook, Sheryl Sandberg atas pertanyaan anggota parlemen AS dalam sesi rapat dengar pendapat justru memicu keraguan. Sheryl menghindari jawaban langsung.

“Kami sangat percaya pada enkripsi,” ungkapnya saat ditanya apakah  Facebook masih akan menggunakan end-to-end encryption atau tidak.

Satu hal yang pasti, ada ketidakcocokan ide antara Facebook dan dua pendiri WhatsApp tentang konsep monetisasi ini. Ini lah alasan mengapa Brian Acton memilih resign pada 2017, dan disusul Jan Kaum setahun kemudian.

Sayonara WhatsApp Gratis, Pilih Bayar RP 14.000 atau Beriklan?

Sayonara WhatsApp Gratis, Pilih Bayar RP 14.000 atau Beriklan?

Saat ini WhatsApp memang telah menjadi aplikasi pesan instan utama yang digunakan oleh banyak orang. Selain mudah digunakan, WhatsApp juga dipilih karena gratis. Namun, apa jadinya jika WhatsApp berubah menjadi aplikasi berbayar?

Facebook yang mengakuisisi WhatsApp pada 2014 silam mengabarkan tentang rencana baru mereka untuk WhatsApp. Dalam rencana tersebut, Facebook akan meluncurkan proyek monetize untuk WhatsApp.

Rencana monetize ini pertama dibocorkan oleh dua analis media sosial yang saat itu hadir dalam acara Facebook Marketing SUmmit di Berlin, Jerman pada Mei 2019.

Facebook akan Monetize WhatsApp di 2020

Facebook sendiri sudah mengonfirmasi rencana monetize WhatsApp akan terealisasi pada 2020, meski belum ketok palu untuk tanggal resminya. Matt Navarra, Konsultan Sosial Media juga mengakui melalui akun Twitter pribadinya.

Konsep monetize yang diusung nanti adalah pengguna akan melihat iklan saat mengintip WhatsApp Status orang lain. Dan disinilah WhatsApp akan meraih pendapatan.

Jauh sebelum rencana monetisasi ala Facebook ini bergulir, pendiri WhatsApp sebenarnya telah mempunyai cara untuk memperoleh keuntungan. Yaitu dengan menerapkan biaya berlangganan sebesar US$1 atau setara Rp 14.000 untuk penggunanya.

Rencana monetisasi dengan iklan pun akhirnya memunculkan perdebatan panas di internal WhatsApp dan membuat dua pendiri perusahaan, Brian Acton dan Jun Koum meninggalkan perusahaan.

Keduanya tak sepakat dengan hadirnya iklan dalam platform chatting tersebut. Di sisi lain, Mark Zuckerberg ingin monetisasi segera dilakukan, seperti dikutip Panda Gila dari Forbes.

Iklan atau Biaya Berlangganan Rp 14.000?

Hadirnya iklan di WhatsApp sudah lama diprediksi oleh banyak pihak. Alasan paling masuk akal adalah karena WhatsApp merupakan anak dari perusahaan periklanan terbesar di dunia dimana 80 persen pendapatan perusahaan berasal dari iklan.

Jadi, sangat masuk akal kalau WhatsApp suatu saat akan menjadi proyek monetisasi Facebook selanjutnya. Meskipun tanggal pastinya lagi lagi belum ditentukan.

Sebelum memutuskan pergi, Acton mendatangi kantor Facebook dan mengusulkan cara WhatsApp untuk meraih keuntungan kepada Mark Zuckerberg.

Namun kedatangan Acton justru membuatnya berselisih dengan tim hukum Facebook. Karena Facebook ingin menghasilkan uang melalui iklan, sedangkan Acton dari awal ingin Membuat WhatsApp dengan biaya berlangganan.

“Pada akhirnya, saya menjual perusahaan saya,” ungkap Acton. 

“Saya seorang penjual. Saya mengakui itu,” tambahnya.

WhatsApp dengan penggunaan yang mudah dan antar muka yang baik
Para pendiri WhatsApp memang dikenal sangat membenci iklan. Tujuan awal mereka mendirikan platform instant messaging ini adalah untuk menciptakan platform bebas iklan yang berfokus pada pengalaman pengguna dan antarmuka yang maksimal.

Saat menciptakan WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum hanya ingin menciptakan sebuah platform pesan instan untuk pengguna mereka. Dan bukan perusahaan besar untuk beriklan.

Untuk mendapatkan keuntungan, cara yang mereka gunakan adalah dengan sistem tagihan. Jadi idealnya, WhatsApp akan mempunyai versi berbayar dan pengguna dikenakan biaya tahunan hanya sebesar $1 atau Rp 14.000 dari pengguna.

Sebelum rencana monetisasi ini bergulir, WhatsApp juga memperoleh pendapatan dari WhatsApp Business yang ditujukan sebagai tempat beriklan dan berkomunikasi dengan pembelinya.

WhatsApp ini sendiri didirikan oleh Brian Acton dan Jun Koum pada 2009 silam. Pada 2014, Facebook mencaplok WhatsApp dengan nilai akuisisi US$ 19 miliar dalam bentuk sebagian uang tunai dan saham Facebook.