Cara Menentukan Tone of Voice Brand yang Tepat dan Konsisten

Cara Menentukan Tone of Voice Brand yang Tepat dan Konsisten

Setelah memahami apa itu Tone of Voice, langkah penting selanjutnya adalah menentukan tone of voice dengan tepat. Bagi sebuah, ini akan menjadi langkah fundamental. Karena dengan tone of voice yang tepat, strategi marketing akan menjadi lebih terarah, konsisten dan optimal.

Karena bukan rahasia lagi, mempunya brand yang kuat bukan hanya tentang produk atau layanan yang brand tawarkan. Namun, hal ini juga tentang bagaimana brand kita berkomunikasi dengan audiens.

Apa itu Tone of Voice?

Sebelum menentukan tone of voice yang sesuai, penting untuk memahami apa yang sebenarnya dimaksud dengan tone of voice.

Tone of voice adalah gaya atau cara sebuah brand dalam berkomunikasi dengan audiensnya. Hal ini mencakup pemilihan kata, sikap, dan gaya bahasa yang brand gunakan dalam semua bentuk komunikasi, baik itu tertulis maupun lisan.

Tone of voice bukan hanya tentang apa yang brand katakan, namun sekaligus bagaimana cara brand mengatakannya. Saat, dua brand dapat memberikan pesan yang sama, namun dengan tone of voice yang berbeda, pesan tersebut akan diterima berbeda oleh audiens.

Itulah mengapa, tone of voice membantu audiens untuk mengenali dan terhubung dengan sebuah brand. ToV mencerminkan kepribadian, nilai, dan karakter brand yang Anda miliki.

Misalnya, saat sebuah brand mempunyai tone of voice yang hangat dan ramah, audiens akan merasa bahwa brand tersebut peduli dan mudah didekati.

Sebaliknya, jika tone of voice nya profesional dan tegas, audiens mungkin akan melihat brand tersebut sebagai brand yang kompeten dan dapat dipercaya.

Mengapa Tone of Voice Penting?

Tone of voice memainkan peran penting dalam menciptakan kesan pertama yang kuat untuk audiens. Hal ini sekaligus membantu brand membangun hubungan jangka panjang dengan audiens.

Lewat tone of voice yang konsisten dan tepat, brand dapat membangun identitas brand yang solid, meningkatkan kepercayaan, dan memperkuat loyalitas pelanggan.

Tone of voice juga membantu brand untuk lebih menonjol di tengah persaingan. Di dunia yang penuh dengan informasi dan komunikasi yang terus-menerus, mempunyai tone of voice yang khas dan berbeda dapat membantu brand untuk diingat dan dikenali oleh audiens.

Dengan pemahaman yang jelas tentang apa itu tone of voice dan pentingnya bagi brand, langkah selanjutnya adalah menentukan tone of voice yang paling sesuai dengan karakter brand. Sudah siap, sobat Panda?

Cara Menentukan Tone of Voice yang Sesuai dengan Karakter Brand Anda

Menentukan tone of voice yang tepat adalah langkah penting dalam membangun identitas brand yang konsisten dan menarik.

Berikut adalah beberapa langkah dalam menentukan tone of voice yang sesuai untuk brand Anda :

1. Kenali Kepribadian Brand Anda

Langkah pertama dalam menentukan tone of voice adalah memahami kepribadian brand kita. Apakah brand kita serius dan profesional, ataukah ramah dan menyenangkan?

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantu dalam menentukan kepribadian brand :

  • Bagaimana Anda ingin audiens melihat brand Anda?
  • Nilai-nilai apa yang ingin Anda sampaikan melalui komunikasi brand?
  • Apakah brand Anda ingin terlihat lebih formal atau informal?


Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda mendapatkan gambaran yang jelas tentang kepribadian brand Anda. Selanjutnya, ini akan menjadi dasar dalam menentukan tone of voice.

2. Identifikasi Target Audiens Anda

Langkah penting selanjutnya dalam menentukan tone of voice adalah mengetahui siapa audiens Anda. Audiens yang berbeda mungkin memiliki preferensi komunikasi yang berbeda pula.

Misalnya, jika target audiens Anda adalah anak muda, tone of voice yang lebih santai dan penuh energi mungkin lebih cocok. Sebaliknya, jika audiens Anda adalah profesional bisnis, tone of voice yang lebih formal dan kredibel mungkin lebih tepat.

Beberapa metode yang bisa Anda lakukan untuk memahami audiens antara lain melakukan survei, analisis media sosial, serta mempelajari demografi dan perilaku audiens. Dengan data ini, Anda dapat menentukan bagaimana audiens ingin diajak bicara dan apa yang mereka harapkan dari brand Anda.

3. Lakukan Analisa Kompetitor

Mempelajari tone of voice kompetitor dapat memberikan wawasan tentang apa yang sudah mereka lakukan di industri yang sama dengan brand.

Perhatikanlah, apakah mereka menggunakan tone of voice yang formal, kasual, atau melibatkan humor? Perhatikan juga bagaimana audiens dalam merespon gaya komunikasi yang kompetitor lakukan.

Lewat pengamatan ini, Anda bisa mendapatkan inspirasi. Jika semua kompetitor menggunakan tone of voice yang serupa, brand Anda dapat memanfaatkan peluang ini untuk menciptakan tone of voice yang berbeda.

Dengan begitu, brand Anda bisa menemukan celah untuk membuat tone of voice menjadi unik dan lebih menonjol berbeda dari brand kompetitor. Kendati begitu, pastikan tone of voice ini benar-benar mencerminkan karakter brand Anda sendiri.

4. Tentukan Nilai-Nilai Brand Anda

Nilai-nilai brand adalah prinsip-prinsip inti yang memandu perilaku dan keputusan brand. Nilai-nilai ini juga harus tercermin dalam tone of voice brand Anda.

Misalnya, jika salah satu nilai brand Anda adalah tentang keberlanjutan. Maka, tone of voice Anda mungkin mencerminkan komitmen terhadap lingkungan dengan menggunakan bahasa yang menunjukkan kesadaran dan tanggung jawab.

Cobalah untuk merumuskan beberapa nilai inti yang menjadi fondasi brand dan pikirkan bagaimana nilai-nilai ini bisa diterjemahkan ke dalam gaya bahasa yang nantinya brand gunakan dalam berkomunikasi dengan audiens.

5. Pilih Gaya Bahasa yang Sesuai

Setelah mempunyai pemahaman yang jelas tentang kepribadian, audiens, dan nilai-nilai brand, langkah selanjutnya adalah memilih gaya bahasa yang sesuai. Apakah brand Anda menggunakan bahasa yang formal atau informal? Apakah Anda lebih suka menggunakan kata-kata yang sederhana atau yang lebih kompleks?

Pilihlah gaya bahasa yang paling cocok dengan kepribadian dan nilai-nilai brand Anda, serta sesuai dengan karakteristik audiens. Misalnya, jika brand berfokus pada teknologi canggih, brand mungkin ingin menggunakan bahasa yang lebih teknis dan informatif.

6. Konsistensi adalah Kunci

Konsistensi dalam tone of voice sangat penting. Semua komunikasi brand, baik itu di media sosial, situs web, atau materi pemasaran, harus menggunakan tone of voice yang sama. Dengan begitu, Anda dapat menciptakan identitas brand yang kuat dan mudah audiens kenali.

Untuk memastikan konsistensi ini, Anda bisa membuat panduan tone of voice yang mencakup aturan dan contoh-contoh bagaimana ToV ini harus digunakan dalam berbagai situasi. Panduan ini bisa menjadi referensi bagi semua anggota tim yang terlibat dalam komunikasi brand.

7. Uji Coba dan Evaluasi

Setelah menentukan tone of voice yang Anda rasa sesuai, langkah berikutnya adalah melakukan uji coba. Terapkan tone of voice tersebut dalam berbagai konten brand, baik itu di media sosial, website, email marketing, atau materi promosi lainnya. Lihat bagaimana audiens Anda merespons.

Evaluasi hasilnya secara berkala. Jika tone of voice yang Anda gunakan berhasil meningkatkan engagement dan membangun koneksi yang kuat dengan audiens, artinya brand sudah menemukan formula yang tepat. Namun, jika tidak, jangan ragu untuk melakukan penyesuaian.

Kesimpulan

Menentukan tone of voice yang sesuai dengan karakter brand adalah langkah penting dalam membangun identitas brand yang kuat. Anda bisa memulainya dengan mengenali kepribadian brand, dan mengidentifikasi target audiens.

Langkah selanjutnya, analisa kompetitor akan membantu Anda dalam mendapatkan ide dan inspirasi untuk mengadopsi hal- hal positif yang kompetitor terapkan. Kemudian, tentukan nilai- nilai brand dan gaya bahasa yang sesuai dengan audiens brand.

Langkah selanjutnya dalam implementasi tone of voice adalah konsistensi serta uji coba dan evaluasi.  Dengan serentetan aktivitas ini, brand Anda dapat menemukan tone of voice yang tidak hanya mencerminkan brand, tetapi juga memperkuat hubungan dengan audiens.

Ingatlah bahwa tone of voice adalah cerminan dari kepribadian brand Anda. Oleh karena itu, pastikan tone of voice yang Anda pilih konsisten di semua platform komunikasi dan benar-benar mewakili apa yang brand ingin sampaikan kepada audiens.

Apa itu Tone of Voice, Contoh, Manfaat dan Cara Menentukannya

Apa itu Tone of Voice, Contoh, Manfaat dan Cara Menentukannya

Di tengah kompetisi bisnis yang semakin ketat, kehadiran tone of voice (ToV) adalah pembeda untuk sebuah brand. Brand bukan lagi hanya tentang logo atau produk yang dijual, tapi juga tentang bagaimana berkomunikasi dengan audiens.

Saat ini tone of voice merupakan elemen yang sering marketer expert bicarakan, terutama dalam konteks branding dan komunikasi. Dalam era digital seperti sekarang, di mana konsumen terhubung dengan brand melalui berbagai platform, kehadiran  ToV menjadi semakin penting. Lewat kehadirannya, brand dapat menciptakan identitas yang konsisten di berbagai saluran komunikasi. Menarik untuk kita ulas lebih lanjut? Pastinya!

Tone of Voice adalah

Secara umum, arti dari tone of voice adalah cara sebuah brand berkomunikasi dengan audiensnya, yang mencerminkan kepribadian, nilai, dan karakter dari brand tersebut. Sedangkan menurut Acrolinx, tone of voice merupakan karakter kata- kata, baik secara lisan atau tulisan, yang melekat erat pada sebuah brand dan disampaikan langsung oleh audiens nya melalui beragam platform.

Tone of voice bukan hanya tentang apa yang dikatakan, tetapi juga tentang bagaimana hal itu dikatakan. ToV mencakup pemilihan kata- kata, gaya bahasa, dan emosi yang ingin disampaikan melalui komunikasi tersebut.

ToV yang konsisten membantu brand membangun hubungan emosional dengan audiens, serta membuat brand lebih manusiawi dan mudah diingat. Misalnya, brand yang menggunakan ToV yang ramah dan humoris akan memberikan kesan yang berbeda daripada brand yang menggunakan ToV yang formal dan serius.

Kendati begitu, brand juga perlu menyesuaikan dengan persona buyer dari bisnis mereka. Apakah karakter audiens mereka memang cenderung kalangan dewasa atau anak- anak muda yang kasual dan santai.

Manfaat Tone of Voice, Mengapa Penting untuk Brand?

Tone of voice yang tepat memiliki banyak manfaat yang signifikan untuk branding perusahaan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ToV sangat penting dan bagaimana hal tersebut dapat memberikan keuntungan bagi brand Anda:

1. Membangun Identitas Brand yang Kuat

Tone of voice membantu menciptakan identitas brand yang konsisten dan mudah dikenali. Saat brand mempunyai suara dengan ciri khas, konsumen akan lebih cepat mengenali dan mengingat brand tersebut.

Hal ini penting dalam membangun citra yang kuat di mata audiens. Identitas yang jelas juga membantu brand untuk berdiri kokoh di tengah persaingan pasar yang ketat.

2. Meningkatkan Keterlibatan dan Loyalitas Audiens

ToV yang sesuai dengan buyer persona dapat meningkatkan keterlibatan mereka. Konsumen akan merasa lebih terhubung dengan brand yang berkomunikasi dengan cara yang mereka sukai dan pahami.

Saat mempunyai ToV yang tepat, brand dapat menciptakan pengalaman yang lebih personal dan emosional bagi audiens. Pada akhirnya, hal ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.

3. Membedakan Brand dari Kompetitor

Untuk menjadi unggul di tengah persaingan yang ketat, penting sekali untuk mempunyai ToV yang unik. Lewat keunikan ini, brand akan terlihat lebih menonjol dan menarik perhatian audiens. Hal ini akan berdampak strategis karen memberi brand keunggulan kompetitif dan membantu mempertahankan pelanggan.

4. Meningkatkan Konsistensi dalam Komunikasi

Konsistensi adalah kunci dalam membangun kepercayaan dan kredibilitas brand. Tone of voice yang konsisten memastikan bahwa semua bentuk komunikasi, mulai dari postingan media sosial hingga layanan pelanggan, menyampaikan pesan yang seragam.

Cara ini akan membantu audiens dalam memahami dan mengingat brand dengan lebih baik, serta membangun hubungan yang lebih solid.

5. Dampak Positif untuk Media Sosial

Di era digital ini, media sosial memainkan peran besar dalam komunikasi brand. ToV yang tepat dapat meningkatkan interaksi dan engagement di platform media sosial.

Selain itu, brand yang memiliki suara relevan dan menarik di media sosial lebih mungkin untuk menarik perhatian dan membangun komunitas yang aktif.

Contoh Tone of Voice dari Brand Terkenal

Tone of voice yang kuat dan konsisten adalah ciri khas dari brand- brand sukses. Berikut beberapa contoh brand terkenal yang berhasil menerapkan strategi tone of voice mereka dengan efektif :

1. Nike

Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar brand Nike? Kamu pasti akan mengingat mereka sebagai brand yang inspiratif dan penuh semangat. Hal ini lah yang menjadi ToV mereka.

Dalam kampanye nya, mereka sering menggunakan bahasa yang memotivasi dan mendorong audiens untuk mencapai potensi maksimal mereka. Misalnya, slogan “Just Do It” mencerminkan kepribadian brand yang berani dan penuh energi.

2. Apple

Apple memiliki ToV yang elegan dan sederhana untuk menyasar pasar tingkat atas. Komunikasi mereka biasanya menggunakan bahasa yang bersih, minimalis, dan fokus pada keunggulan produk. Ini mencerminkan brand yang inovatif dan berkualitas tinggi.

3. Dove

Berbeda dengan dua brand di atas, Dove menggunakan tone of voice yang hangat dan empatik. Mereka sering menyampaikan pesan-pesan yang mendukung dan memberdayakan wanita, yang sejalan dengan misi brand mereka untuk merayakan kecantikan alami.

Cara Menentukan Tone of Voice

Menentukan tone of voice yang tepat untuk brand adalah langkah penting dalam membangun identitas dan komunikasi yang efektif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu brand menentukan ToV yang sesuai :

1. Pahami Audiens Brand

Langkah pertama untuk menentukan ToV brand adalah dengan memahami audiens. Brand perlu mengetahui siapa mereka, apa yang mereka sukai, bagaimana mereka berbicara, dan apa yang mereka harapkan dari brand.

Berikut langkah- langkah yang dapat brand gunakan :

  • Riset Demografis: Pelajari usia, jenis kelamin, lokasi, dan pekerjaan audiens brand.
  • Riset Psikografis: Ketahui minat, hobi, nilai-nilai, dan gaya hidup audiens brand.
  • Analisis Data: Gunakan data dari survei, ulasan pelanggan, dan media sosial untuk memahami preferensi dan perilaku audiens.

2. Identifikasi Nilai dan Misi Brand

Nilai dan misi brand adalah dasar dari ToV sebuah brand. Keduanya mencerminkan apa yang brand perjuangkan dan ingin sampaikan kepada audiens.

Dalam menentukan nilai brand, cobalah untuk memulainya dengan daftar nilai- nilai inti brand, seperti kepercayaan, inovasi, keberlanjutan, atau inklusivitas. Sedangkan untuk misi, cobalah merancang pernyataan misi yang jelas dan ringkas yang mencerminkan tujuan utama brand.

3. Analisis Kompetitor

Langkah selanjutnya, brand juga bisa mengamati bagaimana cara kompetitor berkomunikasi dengan audiens mereka. Pelajari ToV mereka dengan mencatat gaya bahasa, kata- kata kunci dan emosi yang mereka gunakan.

Langkah ini akan memberikan wawasan berharga yang membantu brand menemukan cara baru untuk menjadi berbeda. 

4. Tentukan Kepribadian Brand

Kepribadian brand adalah karakter yang ingin brand proyeksikan kepada audiens. Kepribadian ini harus konsisten di semua saluran komunikasi.

Tips yang dapat brand terapkan antara lain : 

  • Buat dan gunakan persona yang sesuai dengan karakter brand. Persona ini bisa mencakup sifat-sifat seperti ramah, profesional, berani, atau humoris.
  • Buat panduan yang menjelaskan bagaimana cara brand berkomunikasi dalam berbagai situasi, seperti media sosial, layanan pelanggan, dan pemasaran.

5. Buat Contoh Tone of Voice

Buatlah beberapa contoh- contoh spesifik tentang bagaimana ToV brand harus diterapkan agar membantu tim menjaga konsistensi komunikasi.

MIsalnya saja dengan membuat contoh pesan di berbagai situasi. Misalnya saat memberi reply komentar di media sosial, email marketing, atau menangani komplain pelanggan. Sertakan juga daftar ‘do’s and don’ts’ yang menunjukkan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dalam menggunakan ToV brand.

6. Uji dan Evaluasi

Setelah menentukan tone of voice, langkah selanjutnya adalah menguji dan mengevaluasi efektivitasnya.

Berikut langkah- langkahnya : 

  • Lakukan uji A/B di berbagai pesan untuk melihat mana yang paling efektif dalam menjangkau dan melibatkan audiens.
  • Mintalah feedback dari audiens dan tim internal untuk mendapatkan perspektif tentang bagaimana audiens menerima ToV.
  • Gunakan tool analitik untuk memantau kinerja komunikasi brand dan buat penyesuaian berdasarkan data yang diperoleh.

7. Revisi dan Sesuaikan

Tone of voice tidak harus statis. Artinya, brand dapat melakukan penyesuaian seiring berjalannya waktu berdasarkan perubahan dalam audiens atau tujuan brand.

Oleh sebab itu, brand dapat bersikap fleksibel dan siap membuat perubahan jika memang terdapat feedback yang signifikan atau menyesuaikan tren baru di pasar.


Dengan mengikuti langkah-langkah ini, brand dapat menentukan tone of voice yang tidak hanya mencerminkan identitas dan nilai brand, tetapi juga beresonansi dengan audiens targe. ToV yang tepat membantu menciptakan komunikasi yang konsisten, menarik, dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan.

Kesimpulan

Tone of voice adalah elemen krusial dalam membangun identitas dan citra brand. Dengan ToV yang konsisten dan tepat, brand bisa menciptakan hubungan yang kuat dengan audiens, membedakan diri dari kompetitor, dan memperkuat komunikasi yang efektif.

Memahami dan mengembangkan ToV yang sesuai bukan hanya tentang bagaimana berbicara, tetapi juga tentang bagaimana sebuah brand ingin dikenal dan diingat oleh audiens mereka. Dengan tone of voice yang tepat, brand akan mampu berkomunikasi lebih efektif dan membangun koneksi yang lebih mendalam dengan audiens.

Kenali 5 Langkah Dasar Sales Automation dengan CRM

Di dunia bisnis era modern yang semakin kompetitif, efisiensi kinerja bisnis merupakan kunci keberhasilan. Tim penjualan di suatu bisnis berlomba-lomba untuk menarik calon pelanggan agar dapat berkomunikasi dengan mereka lewat saluran komunikasi, melakukan promosi, hingga dapat melakukan konversi penjualan dengan cepat dan efisien.

Salah satu cara untuk mencapai efisiensi tersebut adalah dengan menerapkan sales automation menggunakan software CRM yang mendukung proses membuat chatbot WhatsApp

Nah, sebenarnya bagaimana proses otomatisasi yang terjadi dalam proses penjualan dan bagaimana CRM membantu tim penjualan mewujudkan sales automation? Artikel ini akan membahas tentang poin-poin tersebut, jadi simak terus ya!

Tentang Sales Automation dan CRM

Sales automation adalah salah satu strategi jitu dalam digital marketing yang sering para pelaku bisnis masa kini manfaatkan untuk meningkatkan volume penjualan bisnis mereka.

Sementara itu, Customer Relationship Management atau yang populer dengan istilah CRM, strategi lain dari digital marketing yang sangat penting dalam menjaga hubungan antara bisnis dengan pelanggan. Kombinasi penggunaan dua strategi ini tentunya akan membawa manfaat bagi bisnis yang menjalankannya secara optimal. 

Definisi Sales Automation

Melansir dari situs MySkill, sales automation adalah penggunaan perangkat lunak dan teknologi untuk mengotomatiskan proses penjualan yang berulang dan memakan waktu. Fungsinya adalah untuk meringankan pekerjaan administratif tim penjualan, sehingga mereka dapat lebih berkonsentrasi pada kegiatan yang mendatangkan penjualan. Proses otomatisasi ini meliputi berbagai tugas seperti pelacakan prospek, manajemen hubungan pelanggan (CRM), email marketing, dan analisis penjualan.

Umumnya, sales automation menggunakan software yang dirancang untuk mengotomatiskan berbagai tugas dalam proses penjualan. Sales automation software membantu menangani calon pelanggan yang memulai percakapan di saluran komunikasi bisnis, mengirimkan faktur penjualan secara otomatis kepada pelanggan, mengirim pesan tindak lanjut kepada pelanggan untuk mendorong pembelian, serta menganalisis kinerja penjualan.

Definisi CRM

Sementara itu, melansir dari dailysocial, CRM adalah salah satu metode bisnis yang perusahaan terapkan untuk memperkuat hubungan mereka dengan pelanggan. Beberapa tindakan yang dilakukan meliputi pengelolaan interaksi dengan pelanggan, serta pengumpulan dan analisis informasi tentang mereka dan interaksi mereka dengan perusahaan.

Untuk mengimplementasikan CRM, perusahaan memerlukan suatu sistem yang mendukung kegiatan manajemen hubungan pelanggan, atau yang populer sebagai sistem CRM. Sistem CRM adalah kumpulan teknologi, proses, dan strategi yang perusahaan gunakan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan mereka. 

Salah satu sistem CRM adalah software yang memiliki berbagai fitur untuk menjaga interaksi antara bisnis dengan pelanggan. Sales automation software merupakan salah satu bagian dari software CRM karena berisi berbagai fitur yang memudahkan proses otomatisasi penjualan.

CRM memiliki beberapa fungsi utama yang dapat memudahkan proses sales automation:

  • Manajemen Kontak: Software CRM memiliki fitur yang mengelola informasi kontak dan menyimpan riwayat interaksi antara bisnis dengan calon pelanggan dan pelanggan. 
  • Otomatisasi Tugas: CRM membantu mengotomatiskan tugas-tugas berulang seperti follow-up email dan membuat faktur secara otomatis.
  • Pelacakan Penjualan: Sales automation software membantu tim penjualan untuk melihat sudah sejauh mana proses penjualan berjalan pada pelanggan tertentu dan memberikan masukan yang membangundi dalam tim internal agar kinerja tim penjualan bisa meningkat.
  • Analitik dan Laporan: Software CRM mengolah data sehingga menjadi data analitik dan laporan. Berdasarkan data tersebut, para pengambil keputusan di dalam bisnis tersebut dapat merumuskan strategi penjualan yang lebih baik.  

Langkah-Langkah Dasar dan Penerapan Sales Automation di Indonesia

Seperti yang Panda jelaskan, sales automation dan CRM merupakan strategi yang saling terkait satu sama lain dan saat ini kerap kali memanfaatkan teknologi software untuk menjalankan strategi-strategi tersebut. Lalu, bagaimanakah dasar-dasar membangun sales automation dengan software CRM dan penerapannya di perusahaan-perusahaan di Indonesia? 

5 Langkah Dasar Membangun Sales Automation dengan Software CRM

1. Identifikasi Kebutuhan Bisnis

Sebelum memulai implementasi, penting untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik sebuah bisnis. Proses identifikasi ini meliputi pertanyaan-pertanyaan seperti ‘apa saja proses penjualan yang bisa diotomatisasi?’, ‘apa tujuan utama dari otomatisasi penjualan bagi bisnis tersebut?’, dan masih banyak lagi. Proses identifikasi ini akan membantu sebuah bisnis untuk menentukan fitur-fitur yang mereka butuhkan dalam software CRM.

2. Pilih Software CRM yang Tepat

Setelah mengetahui kebutuhan bisnis dan aspek-aspek penjualan apa saja yang bisa diotomatisasi, langkah berikutnya adalah memilih software otomatisasi penjualan yang tepat. Pastikan fitur-fitur yang ada di software tersebut mendukung aspek-aspek penjualan yang ingin diotomatisasi bisnis tersebut. Beberapa fitur yang biasanya ada dalam software tersebut antara lain:

  • Manajemen kontak dan prospek
  • Otomatisasi email dan follow-up
  • Penggunaan chatbot
  • Pelacakan aktivitas penjualan
  • Analitik dan laporan penjualan

3. Integrasi dengan Sistem yang Ada

Integrasi adalah langkah penting lainnya. Pastikan software CRM yang dipilih dapat terintegrasi dengan sistem lain yang sudah perusahaan gunakan, seperti media sosial, email marketing, messaging app, dan lainnya. Integrasi ini akan memastikan data yang konsisten dan meminimalkan kesalahan saat proses penjualan terjadi. 

Integrasi dengan Email Marketing

Mengintegrasikan CRM dengan sistem email marketing memungkinkan bisnis mengirimkan pengiriman email secara otomatis kepada calon pelanggan berdasarkan respons yang dikirimkan mereka. Misalnya, jika seorang calon pelanggan membuka email tertentu, CRM dapat otomatis mengirimkan email lanjutan yang relevan.

Integrasi dengan Chatbot

Dengan mengintegrasikan chatbot di dalam software CRM untuk terlibat dalam proses otomatisasi penjualan, tim penjualan dapat memberikan respons yang cepat kepada setiap calon pelanggan yang menghubungi via chat. Pada akhirnya, pemanfaatan chatbot akan membantu meningkatkan konversi penjualan.

4. Pelatihan Tim Sales

Setelah implementasi software CRM, langkah selanjutnya adalah melatih tim penjualan untuk menggunakan sistem tersebut. Melalui proses ini, masing- masing individu anggota tim akan dapat memanfaatkan fitur-fitur CRM dengan optimal.

Pelatihan Dasar

Dalam pelatihan dasar, anggota tim akan mengenali fungsi-fungsi utama CRM, cara memasukkan dan mengolah data, serta cara menggunakan alat otomatisasi.

Pelatihan Lanjutan

Usai pelatihan dasar, anggota tim penjualan dapat meneruskan ke pelatihan lanjutan. Pelatihan ini mencakup strategi penggunaan CRM untuk meningkatkan konversi penjualan, analisis data penjualan, dan pengoptimalan kampanye marketing.

5. Monitor dan Evaluasi

Langkah terakhir adalah memonitor dan mengevaluasi kinerja maupun strategi otomatisasi yang telah diimplementasikan. Gunakan data analitik dan laporan yang ada di software CRM untuk melihat apakah target penjualan tercapai dan apakah ada aspek-aspek dalam alur penjualan yang perlu diperbaiki.

Penerapan Sales Automation dengan Software CRM di Indonesia 

Nyatanya, beberapa perusahaan di Indonesia telah sukses menerapkan sales automation menggunakan software CRM. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain:

  • Shopee: Sebagai salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia, Shopee memanfaatkan CRM untuk mengirimkan pesan terpersonalisasi berupa promo kepada pengguna setia Shopee. Hal ini dilakukan agar dapat meningkat meningkatkan konversi penjualan produk melalui aplikasi Shopee.
  • Tiket.com: Sebagai salah satu platform penjualan tiket online yang populer di Indonesia. Tiket.com memanfaatkan CRM untuk sales automation, yaitu dengan mengirimkan pesan otomatis mengenai proses transaksi saat pelanggan membeli tiket, hingga penerbitan tiket langsung ke kontak WhatsApp pelanggan. Hal ini mendukung kenyamanan pelanggan dalam bertransaksi.
  • Edufund: Startup di bidang penyelenggaraan dana pinjaman untuk kebutuhan pendidikan ini memanfaatkan integrasi CRM dengan sistem chatbot untuk memberikan informasi mengenai status pinjaman, mengirimkan follow-up tagihan yang perlu dibayarkan tiap bulannya kepada pelanggan, dan melayani pertanyaan-pertanyaan umum yang ditanyakan calon pelanggan dan pelanggan. Hal ini dilakukan agar menihilkan risiko gagal bayar yang dilakukan pelanggan kepada lembaga keuangan tersebut. 

Pada akhirnya, sales automation dengan menggunakan software CRM adalah langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tim penjualan. Dengan mengikuti lima langkah dasar yang telah dijelaskan di atas dan mengetahui banyak perusahaan besar telah menerapkan otomatisasi penjualan menggunakan software CRM, diharapkan banyak perusahaan yang terinspirasi untuk membangun sistem penjualan otomatis yang solid demi mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan tersebut. Dengan menerapkan sales automation, perusahaan tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi tetapi juga memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Advertiser Wajib Tahu! Faktor Penentu Budget Harian Google Ads

Advertiser Wajib Tahu! Faktor Penentu Budget Harian Google Ads

Budget beriklan di Google Ads berapa sih? Seperti yang kita ketahui jika ingin pasang campaign Google Ads baik dilakukan sendiri atau Jasa Pasang Iklan Google Ads pastinya perlu perhitungan budget yang matang. Benar bukan? Salah satu yang perlu diperhatikan adalah faktor penentu budget harian Google Ads ini.

Google Ads memang menjadi suatu hal yang berguna terutama dalam meningkatkan performa iklan pada bisnis Anda. Namun, kendala biaya amat sering dialami oleh para pebisnis yang ingin memasang iklan. Nah, ada sejumlah faktor yang informasinya cukup penting untuk anda ketahui. Berikut beberapa poinnya!

Deretan Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Biaya Beriklan di Google Ads

Biaya iklan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan bila ingin melakukan optimasi advertising dalam Performance Marketing seperti di Google Ads. Sering bukan mendapatkan pertanyaan mengapa besaran biaya advertising melalui pemasangan iklan Google Ads sangat bervariasi. Apa sih yang menyebabkan hal itu terjadi? Tidak mudah menjawab pertanyaan tersebut. Berikut ini penjelasannya!

Penjadwalan

Salah satu hal yang mempengaruhi perubahan terhadap pembiayaan iklan adalah penjadwalan atau skedul penayangan iklan. Periode waktu memang sangat mempengaruhi, apalagi anda ketahui bahwa saat ini kompetisi advertising lebih tinggi.

Nah, ada hal penting yang perlu anda catat, bahwa mayoritas pengiklan di industri tertentu yang ingin menjalankan iklan  dalam periode waktu yang bersamaan biasanya menyebabkan biaya iklan meningkat drastis. Anda harus mencari alternatif dalam mengatasi hal ini. 

Tipe Iklan yang Dipilih

Tipe faktor penentu budget harian Google Ads selanjutnya adalah tipe iklan pilihan. Biasanya Google akan menawarkan sejumlah tipe iklan dengan CPC (Cost Per Click)  yang berbeda-beda. Di antaranya adalah: 

  1. Search Ads, yaitu iklan Google yang cukup populer dengan rata-rata biaya tertinggi pada tiap kliknya. 
  2. Iklan Shopping, biasanya biaya iklan ini menyesuaikan dengan produk yang akan anda pasarkan. 
  3. Iklan jaringan display, yaitu iklan jenis iklan di Google yang menawarkan harga terendah pada setiap kliknya. 

Beberapa jenis iklan tersebut memiliki sejumlah keunggulan dan kekurangan. Anda hanya bisa mempertimbangkan bila tertarik menggunakannya.

Strategi Bidding 

Selanjutnya, ada strategi bidding yang juga mempengaruhi terhadap biaya iklan Google Ads. Ada sejumlah strategi bidding yang dipilih untuk optimasi iklan. Beberapa strategi yang cukup anda ketahui diantaranya: Maximize Clicks, Enhanced CPC (ECPC), Maximize Conversions, Target CPA (Cost Per Action), target ROAS (Return On Ad Spend), dan terakhir Target CPM/Viewable CPM (Cost per Mille / per 1.000 Impressions). 

Menggunakan strategi tersebut jelas memiliki banyak hal positif, di antaranya adalah peningkatan awareness, optimalisasi intensi audiens, mendapatkan hasil iklan yang lebih cepat, mampu menekan budget iklan yang lebih efisien, dan lainnya. 

Traffic Kata Kunci

Traffic kata kunci atau estimasi lalu lintas kata kunci biasanya menggunakan platform Keyword Planner. Langkah ini dipercaya sebagai alternatif mendapatkan estimasi lalu lintas keyword. Ada impresi, klik, dan CPC untuk membantu memandu keputusan bidding dan budget yang tepat dan sesuai kebutuhan. 

Device Targeting

Faktor lainnya adalah targeting device. Perlu diketahui bahwa biaya iklan memang sangat variatif dan itu semua tergantung pada device yang dituju. Seperti halnya pada keyword B2C di mana biayanya lebih mahal jika anda menargetkannya. Kemudian keyword B2B yang jauh lebih mahal dibanding desktop.  

Jenis Industri Bisnis Milik Anda

Jadi, faktor selanjutnya adalah industri bisnis, harus diketahui bahwa gambaran setiap industri memiliki rata-rata cost per click atau CPC yang beragam. Sejumlah iklan di industri yang memiliki BPK lebih tinggi misalnya industri hukum, real estat, dan akuntansi yang dipercaya cukup kompetitif dan memiliki BPK yang tinggi. 

Google Ads memang platform yang mempermudahkan bagi pebisnis online dalam memperluas pasar, namun jangan sampai salah langkah atau strategi dalam mengoperasikannya. Sebab, ancaman boncos anggaran menjadi salah satu ancaman yang paling mengerikan. Bagaimana cara untuk mengatasi masalah ini? Tentu saja dengan cara menggunakan Agency Google Ads.

Banyumedia menjadi salah satu agency advertising online yang paling terpercaya di Indonesia. Berbagai tipe iklan google bisa mereka tayangkan, bahkan mereka siap bertindak sebagai Jasa Pasang Iklan Youtube Ads. Sudah banyak pihak yang merasakan manfaatnya. Jadi, Anda kapan? 

Performance Marketing : Pengertian, Cara Kerja & Strategi Penerapan

Performance Marketing : Pengertian, Cara Kerja & Strategi Penerapan

Dalam hangatnya perbincangan tentang strategi marketing yang ciamik, performance marketing menjadi salah satu yang wajib perusahaan pertimbangkan. Pasalnya, dalam strategi ini, para pengiklan hanya akan membayar saat apa yang menjadi tujuan bisnis tercapai. Terdengar menarik dan efektif, bukan?

Tidak heran, diantara strategi marketing yang bertebaran, performance marketing adalah salah satu yang menjadi incaran perusahaan. Marketing ini sendiri pada dasarnya merupakan kombinasi dari brand marketing dan paid advertising. Tertarik untuk mengenalinya lebih lanjut? Simak ulasan Panda, ya!

Pengertian Performance Marketing adalah

Performance marketing adalah strategi pemasaran digital yang berfokus pada efektivitas hasil tindakan atau konversi pelanggan. Strategi marketing ini lebih mementingkan hasil yang terukur seperti leads, penjualan, atau unduhan aplikasi. 

Di agensi digital, performance marketing termasuk jenis campaign yang sedang hits. Pasalnya, di campaign ini advertiser wajib memberikan hasil yang positif sesuai dengan tujuan bisnis yang ingin dicapai. Tujuan utama performance marketing adalah untuk mendapatkan hasil nyata yang memberi nilai tinggi bagi bisnis, seperti registrasi, pembelian, langganan, dan lainnya.

Manfaat utama performance marketing antara lain:

  • Mengukur hasil kampanye pemasaran dengan lebih akurat
  • Meningkatkan ROI kampanye pemasaran 
  • Menargetkan audiens yang lebih relevan
  • Mengoptimalkan anggaran pemasaran pada channel yang efektif

Perbedaan Performance Marketing dengan Digital Marketing Lainnya

Lantas apa yang menjadi pembeda antara performance marketing dan campaign digital marketing lainnya? Antara lain sebagai berikut :

  • Lebih fokus pada hasil konversi daripada awareness atau jangkauan
  • Mengutamakan data dan pengukuran ketimbang kreativitas
  • Bersifat dinamis dan selalu dioptimasi berdasarkan data
  • Bekerja berdasarkan model pembayaran per aksi (pay per action)

Dengan demikian, performance marketing lebih mengutamakan efisiensi dan efektivitas daripada awareness atau branding dalam strategi digital marketing.

Cara Kerja Performance Marketing

Performance marketing bekerja berdasarkan model pay-for-performance, di mana pemasar hanya membayar iklan atau promosi jika menghasilkan tindakan atau konversi yang diinginkan, seperti klik, registrasi, pembelian, dll.

Beberapa cara utama performance marketing bekerja:

1. Model Pay-for-Performance

  • Performance marketing berdasarkan  pada model bayar berdasarkan kinerja, di mana pengiklan hanya membayar ketika iklan menghasilkan konversi yang mereka inginkan. Ini berbeda dari model iklan tradisional di mana pengiklan membayar untuk impresi atau exposure independen dari hasilnya.
  • Pengiklan hanya membayar ketika tindakan yang berharga. Misalnya saja saat klik, lead, penjualan, unduhan, dll terjadi. Ini menghilangkan risiko pemasaran dan memastikan iklan bekerja efektif seperti keinginan.
  • Model ini mendorong hasil yang efektif dan menghilangkan pemborosan pada iklan yang tidak menghasilkan. Pengiklan mendapatkan ROI positif karena hanya membayar iklan yang terkonversi.

2. Peran Data dan Analytics 

  • Data dan analitik sangat penting dalam performance marketing untuk melacak KPI dan mengoptimalkan kampanye untuk hasil terbaik.
  • Data seperti tingkat klik, konversi, biaya per akuisisi, ROI, dll berguna untuk mengukur efektivitas dan menyesuaikan strategi.
  • Alat analitik canggih memungkinkan pelacakan multi-channel dan atribusi untuk memahami jalur konversi pelanggan.
  • Data dan insight berguna untuk menargetkan audiens yang tepat, menguji kreativitas iklan, menyesuaikan penawaran, dan banyak lagi. Analisis mendalam mengarah pada kampanye yang lebih efektif.

3. Menetapkan KPI dan Tujuan

  • Penetapan KPI (Key Performance Indicator) wajib untuk melacak kemajuan terhadap tujuan performance marketing.
  • Tujuan umum termasuk peningkatan penjualan, leads, keanggotaan, unduhan aplikasi, dan lainnya.
  • Beberapa KPI umum adalah CTR, biaya per klik, CPA, ROAS, CAC, konversi, dll. KPI harus spesifik dan terukur.
  • Seluruh tim dan mitra harus memahami KPI dan tujuan yang ingin dicapai melalui inisiatif performance marketing.
  • Data harus terus dipantau terhadap KPI untuk mengevaluasi kinerja dan membuat penyesuaian strategi untuk mencapai tujuan.

Jenis-Jenis KPI Dalam Performance Marketing

Terdapat berbagai jenis KPI yang berguna untuk mengukur keberhasilan dalam performance marketing. Antara lain adalah sebagai berikut :

1. ROI (Return on Investment) 

ROI adalah salah satu metrik paling penting dalam performance marketing. Metrik ini mengukur seberapa banyak pengembalian yang pengiklan peroleh dari setiap rupiah yang diinvestasikan pada kampanye pemasaran. Semakin tinggi ROI, semakin efektif sebuah kampanye.

2. CPA (Cost Per Acquisition)

Cost Per Acquisition (CPA) mengukur biaya rata-rata yang pengiklan butuhkan untuk mendapatkan seorang pelanggan baru. Semakin rendah CPA, semakin efisien biaya untuk mendapatkan pelanggan.

3. Customer Lifetime Value 

Customer Lifetime Value (CLV) mengukur pendapatan rata-rata yang dapat dihasilkan dari seorang pelanggan selama masa hubungan mereka dengan perusahaan. CLV penting untuk menilai apakah CPA masih wajar dibandingkan nilai pelanggan.

4. Click Through Rate

Click Through Rate (CTR) mengukur rasio pengunjung yang mengklik tautan iklan dengan yang melihat iklan. CTR yang tinggi mengindikasikan iklan yang relevan dan menarik.

5. Conversion Rate

Conversion Rate atau tingkat konversi mengukur persentase pengunjung yang mengambil tindakan yang diinginkan, seperti membeli produk atau mengisi formulir. Tingkat konversi yang tinggi menunjukkan iklan dan tampilan website yang efektif.

Channel Performance Marketing

Performance marketing dapat dilakukan melalui berbagai saluran pemasaran digital. Beberapa saluran utama yang biasa performance marketing gunakan antara lain : 

1. Paid Search (Google, Bing)

Paid search atau iklan bayar per klik merupakan salah satu saluran performance marketing yang paling populer. Platform seperti Google Ads dan Bing Ads memungkinkan pengiklan membayar setiap kali iklan mereka diklik oleh pengguna. Biaya iklan ditentukan melalui sistem lelang, di mana pengiklan berkompetisi untuk menempatkan iklan mereka di posisi teratas untuk kata kunci tertentu.

Pengiklan hanya membayar jika ada klik, sehingga ini adalah bentuk performance marketing murni. Google Ads adalah platform paid search yang paling banyak digunakan di dunia.

2. Social Media Ads (Facebook, Instagram, Twitter, Youtube) 

Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Youtube menyediakan fitur iklan berbayar untuk kampanye performance marketing. Iklan media sosial memungkinkan pemasar menargetkan audiens berdasarkan data demografis, minat, perilaku, dan faktor lainnya.

Biaya iklan dalam platform media sosial umumnya menggunakan model lelang seperti pada Google Ads. Pemasar hanya membayar jika ada klik atau konversi lain yang didefinisikan, seperti tayangan video, lead, dll.

3. Affiliate Marketing

Affiliate marketing adalah bentuk performance marketing di mana afiliasi mendapat komisi atas tindakan yang pengunjung lakukan. Misalnya saja tindakan melakukan pembelian produk atau pendaftaran layanan.

Nantinya, para affiliate akan mendapatkan komisi dari setiap konversi yang terjadi dari tindakan pembeli. Affiliate marketing menggunakan model pembayaran kinerja murni.

4. Email Marketing 

Email masih menjadi salah satu saluran digital marketing yang efektif. Melalui email marketing, pemasar dapat mengirimkan promosi produk, konten, dan penawaran khusus ke daftar kontak email.

Biaya untuk email marketing relatif murah dan hasilnya langsung dapat terukur berdasarkan tingkat konversi seperti klik, unsubscribe, buka email, dll. Oleh sebab itu, email marketing sangat cocok untuk strategi performance marketing.

Tips Menyusun Strategi Performance Marketing 

Berikut adalah beberapa tips penting dalam menyusun strategi performance marketing yang efektif:

1. Pahami Audience dan Target Market

Langkah pertama dalam menyusun strategi performance marketing adalah memahami dengan baik siapa target audience yang ingin Anda raih. Pelajari demografi, minat, perilaku, dan kebutuhan audience secara mendalam. Dengan demikian, Anda bisa menentukan pendekatan dan pesan yang tepat dalam konten dan kampanye performance marketing. 

2. Tetapkan Tujuan dan KPI

Tentukan tujuan spesifik apa yang ingin Anda capai melalui strategi performance marketing ini. Misalnya meningkatkan penjualan produk tertentu, traffik website, atau lead generasi. Kemudian, tentukan KPI (Key Performance Indicator) untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut. 

3. Pilih Channel Performance Marketing

Pilihlah channel performance marketing mana yang paling relevan dengan audience dan tujuan Anda, seperti Google Ads, Facebook Ads, content marketing, email marketing, dan lainnya. Channel mana yang memiliki potensi untuk memberikan ROI (return on investment) paling optimal bagi bisnis Anda.

4. Optimalkan Iklan 

Jika menggunakan iklan seperti Google Ads atau Facebook Ads, lakukan optimasi iklan secara rutin agar performanya makin baik. Optimasi bisa dilakukan terhadap copywriting iklan, penempatan iklan, targeting audience, bid, dan parameter lainnya. Selalu monitor metrik iklan dan lakukan improvement terus-menerus. 

5. Analisa Data Secara Rutin 

Selalu pantau dan analisa data kampanye performance marketing secara rutin, seperti CTR, konversi, CPA, ROI, dan metrik penting lainnya. Dengan begitu Anda bisa mengidentifikasi strategi dan taktik mana yang paling efektif untuk ditingkatkan.

6. Uji Coba Terus Menerus

Jangan takut untuk terus menguji berbagai variasi strategi dan taktik baru dalam performance marketing. Misalnya menguji channel baru, pesan iklan yang berbeda, segmentasi audience baru, dan lain sebagainya. Dengan uji coba terus menerus, Anda bisa terus meningkatkan efektivitas strategi performance marketing.

Tantangan Dalam Performance Marketing

Performance marketing memiliki beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, di antaranya:

1. Membangun Brand Awareness

Salah satu tantangan dalam performance marketing adalah membangun brand awareness atau kesadaran merek. Banyak spesialis performance marketing terlalu berfokus pada konversi dan ROI sehingga melupakan pentingnya membangun ekuitas merek jangka panjang.

Padahal brand awareness yang kuat dapat membantu meningkatkan konversi dan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, perlu diciptakan strategi performance marketing yang seimbang antara mendapatkan konversi singkat dan membangun brand awareness jangka panjang.

2. Mengukur Kontribusi Per Channel 

Tantangan lainnya adalah mengukur kontribusi masing-masing channel performance marketing. Banyak perusahaan menggunakan berbagai channel seperti PPC, SEO, email marketing, social media ads, dll. Sulit untuk mengisolasi dampak masing-masing channel terhadap konversi. Oleh karena itu diperlukan tracking pixel dan multi-channel attribution modelling agar bisa mengetahui kontribusi nyata dari setiap channel.

3. Mengukur Lifetime Value

Lifetime value (LTV) pelanggan sangat penting untuk mengukur suksesnya performance marketing dalam jangka panjang. Sayangnya, banyak yang hanya berfokus pada akuisisi pelanggan dan ROI jangka pendek.

Padahal pelanggan yang berharga adalah yang melakukan pembelian berulang dan memberikan income seumur hidup. Mengukur dan memaksimalkan LTV pelanggan adalah kunci sukses performance marketing sustainable.

Cara Mengukur Efektivitas Performance Marketing

Salah satu kunci sukses dalam performance marketing adalah mengukur dan menganalisis metrik kinerja dengan tepat. Beberapa cara terbaik untuk mengukur efektivitas performance marketing adalah:

1. Metrik KPI

Mendefinisikan KPI (Key Performance Indicator) yang tepat sangat penting untuk mengukur keberhasilan campaign performance marketing. Beberapa contoh metrik KPI yang berguna:

  • Cost Per Acquisition (CPA): biaya rata-rata untuk mendapatkan konversi
  • Return On Ad Spend (ROAS): nilai pendapatan per iklan 
  • Click Through Rate (CTR): rasio tayangan iklan ke klik
  • Conversion Rate: rasio pengunjung ke konversi

Dengan memantau KPI ini secara rutin, kita bisa mengoptimalkan kampanye dan mengalokasikan budget dengan lebih efisien.

2. A/B Testing

Metode A/B testing juga sangat bermanfaat untuk mengukur efektivitas strategi performance marketing. Dengan membuat dua variasi campaign (A dan B) dengan satu perbedaan (misalnya headline iklan), kita bisa menguji variasi mana yang menghasilkan metrik KPI terbaik.

Hasil A/B testing memungkinkan kita meningkatkan ROI dengan fokus pada elemen campaign yang paling efektif. Misalnya, mengetahui headline iklan mana yang menghasilkan CTR tertinggi.

3. Attribution Modeling 

Attribution modeling adalah teknik menganalisis customer journey untuk mengetahui touchpoints mana yang paling berpengaruh dalam menghasilkan konversi. Misalnya, iklan display, email marketing, dan konten organik bisa memiliki pengaruh yang berbeda terhadap jalur konversi pelanggan.

Dengan attribution modeling, kita bisa melacak nilai masing-masing channel dan mengalokasikan budget dengan lebih akurat berdasarkan kontribusinya dalam meningkatkan KPI yang didefinisikan.

Mengukur performance marketing dengan metrik KPI, A/B testing, dan attribution modeling memungkinkan kita mengoptimalkan strategi dan mendapatkan ROI terbaik dari campaign digital marketing.

Tools untuk Mendukung Performance Marketing

Performance marketing membutuhkan berbagai alat bantu agar dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Beberapa alat tools pendukung dalam strategi ini adalah:

1. Google Analytics

Google Analytics adalah alat analitik web paling populer untuk melacak dan menganalisis trafik situs, sumber trafik, perilaku pengunjung, konversi, dan banyak lagi. Dengan Google Analytics, kita bisa memonitor semua aspek kampanye digital kita secara terperinci. Data ini sangat berguna untuk mengoptimalkan strategi marketing kita.   

2. Google Tag Manager

Google Tag Manager memudahkan kita untuk mengelola dan mengimplementasikan tag tracking di situs web tanpa perlu mengedit kode. Ini sangat penting dalam performance marketing untuk melacak konversi, events, dan lainnya.

3. Facebook Business Manager 

Alat ini memungkinkan kita mengelola akun, halaman, kampanye iklan, dan aset bisnis lainnya di Facebook dalam satu tempat. Kita bisa memonitor performance iklan Facebook dan Instagram kita di sini.

4. Google Ads 

Google Ads adalah platform iklan PPC milik Google. Kita bisa menjalankan kampanye iklan di Google Search, YouTube, Gmail, Display Network, dan jaringan iklan lainnya. Performa iklan bisa kita monitor langsung di platform ini.

5. Affiliate Marketing Software

Perangkat lunak affiliate marketing seperti Post Affiliate Pro, Affise, dan lainnya berguna untuk mengelola program affiliate marketing. Kita bisa melacak dan mengoptimalkan kinerja publisher kita di sini.

Kesimpulan

Performance marketing adalah sebuah pendekatan pemasaran di mana para pemasar berfokus pada perolehan aksi atau konversi yang terukur, alih-alih hanya pada kesadaran merek. Tujuan utamanya adalah menghasilkan konversi nyata seperti penjualan, registrasi, unduhan aplikasi, dan lain-lain. 

Dengan menerapkan prinsip-prinsip performance marketing dengan benar, Anda dapat meningkatkan ROI kampanye pemasaran dan menghasilkan lebih banyak konversi bisnis yang berharga. Semoga bermanfaat!