Sebelum memulai investasi, penting sekali untuk calon investor mengetahui apa itu investasi dan jenis- jenis investasi. Karena dengan memahami dasar ini, akan semakin mudah untuk kita mengenali keperuntukannya, resiko dan manfaatnya.

Investasi memang sedang giat- giatnya dipromosikan. Terlebih, investasi yang kerap dikaitkan dengan stigma orang kaya atau berduit kini mulai luntur. Siapa saja bisa berinvestasi!

Tentu saja ini adalah berita bagus. Semakin banyak masyarakat, terutama anak muda yang mulai sadar pentingnya mengelola aset di usia produktif. Dengan melek finansial, tentunya masa depan akan bisa kita tata lebih baik dengan syarat memahami betul tujuan dari pengelolaan keuangan kita.

Apa itu Investasi?

Jenis investasi yang cocok untuk milenial
  • Save

Sebelum membaca lebih lanjut, di tahap awal penting untuk mengetahui apa itu investasi. Pengertian dari investasi adalah cara memperoleh keuntungan melalui proses menanamkan modal, bisa berupa dana pada satu atau lebih instrumen untuk jangka waktu tertentu.

Orang yang menyetor modal investasi ini kita sebut sebagai investor. Umumnya, modal yang investor tanamkan akan dikelola oleh bank, manajer investasi, atau lembaga keuangan.

Dalam jangka waktu tertentu, keuntungan dari pengelolaan modal ini nanti akan kembali pada investor sebagai imbal balik, sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

Selain memperoleh keuntungan, kita juga bisa berinvestasi untuk mencapai manfaat tertentu di masa depan. Misalnya saja alokasi dana pendidikan, persiapan dana pensiun, dana darurat, menyimpan uang agar tidak tergerus inflasi, dan lain sebagainya.

Jenis- jenis investasi cukup beragam. Mulai dari jenis investasi berdasarkan rentang waktu, sumber pembiayaan, bentuk, hingga jenis investasi berdasarkan obyek investasi. Simak ulasan Panda di segmen di bawah ini untuk lebih lengkapnya ya!

Jenis- jenis Investasi Berdasarkan Rentang Waktu

Mengenal jenis- jenis investasi
  • Save

Berdasarkan rentang waktu, jenis investasi terdiri dari dua jenis berikut ini : 

Investasi Jangka Pandek

Investasi jangka pendek artinya investasi yang menanamkan sejumlah dana untuk dikelola dan keuntungan bisa cair dalam rentang waktu yang singkat. Jenis investasi ini biasanya berlangsung dalam waktu satu tahun.

Dana pada investasi ini akan dikelola pada instrumen yang mudah untuk diperjualbelikan atau cair dalam waktu singkat. Dengan begitu, investasi ini cenderung mempunyai resiko lebih rendah daripada investasi jangka panjang.

Contoh dari investasi jangka pendek ini antra lain deposito, surat utang negara, reksadana, saham dan fintech peer to peer.

Investasi Jangka Panjang

Seperti namanya, investasi jangka panjang adalah jenis investasi yang hasil keuntungan atau return bisa kita nikmati setelah beberapa periode yang lama. Investasi ini biasanya berlangsung selama 3-5 tahun, tergantung kesepakatan rentang waktu.

Dengan jangka waktu yang lebih lama, investasi ini tentu membawa resiko yang lebih besar. Pasalnya, kita tidak bisa memprediksi kejadian besar yang bisa berimbas pada seluruh sektor, terutama perekonomian.

Di sisi lain, keuntungan jenis investasi ini juga lebih besar daripada investasi jangka pendek pada umumnya. Contoh investasi ini seperti reksadana pasar uang, obligasi, saham, properti, emas, dan tabungan berjangka.

Jenis Investasi dari Obyek Investasi

Investasi vs Menabung
  • Save

Selanjutnya, jenis investasi dari obyek investasi bisa kita lihat dari para pelaku usaha maupun oleh masyarakat umum. 

A. Jenis Investasi pada Aktiva Finansial

Jenis investasi ini adalah saat seseorang melakukan kapitalisasi dalam bentuk surat berharga. Contoh dari investasi ini antara lain : 

A.1 Deposito

Deposito adalah jenis investasi dalam bentuk simpanan berupa uang pada perusahaan dengan jaminan dari investor yang akan menerima keuntungan berupa bunga dalam jangka waktu yang telah kedua belah pihak sepakati.

Deposito mempunyai prinsip yang mirip dengan tabungan. Selain itu, deposito juga merupakan jenis investasi dengan resiko rendah yang sering menjadi pilihan untuk investor pemula.

Perbedaan utama antara tabungan dan deposito adalah tingkat suka bunga dan sistem jatuh tempo. Deposito biasanya memberikan suku bunga lebih tinggi dari tabungan biasa, yaitu antara 5-6 persen per tahun.

Baca Juga :  Ini Dia Alasan Utama Orang Kaya Tidak Menabung

A.2 Saham

Saham adalah jenis investasi selanjutnya. Saham merupakan jenis investasi dengan potensi yang menarik, sekaligus beresiko tinggi. Pasalnya, saham adalah bukti kepemilikan dari sebuah perusahaan.

Misalnya saat Panda membeli saham di perusahaan ABC, maka sejatinya dia sudah mempunyai sebagian kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya.

Return dari investasi saham ini berasal dari pertumbuhan nilai saham dan dividen. Namun perlu jadi catatan juga, tidak semua perusahaan membagikan dividen ke para investornya. Beberapa perusahaan memberi opsi return dari para penanam saham untuk kepentingan mengembangkan bisnis.

Maka dari itu, untuk memilih saham sebagai bahan investasi, penting untuk mengetahui dasar investasi saham terlebih dulu. Dan untuk investasi jangka panjang, Panda rekomendasikan juga untuk investasi ke saham blue chip.

Obligasi merupakan surat hutang atau sertifikat pengakuan hutang piutang yang diperjualbelikan ke masyarakat. Dengan membeli obligasi, berarti masyarakat telah meminjamkan sejumlah dana untuk dikelola agar menghasilkan keuntungan.

Pelaku yang terlibat investasi obligasi ini akan berperan sebagai penerbit surat, sedangkan investor akan berlaku sebagai kreditur. Obligasi bisa menjanjikan keuntungan yang lebih besar dari deposito karena suku bunganya lebh tinggi. Namun tentu saja, resikonya juga cukup besar.

Jika peminjam modal mengalami kebangkrutan, maka ada kemungkinan piutang tidak akan terbayarkan.

A.4 Reksadana

Reksadana belakangan ini menjadi jenis investasi yang populer di kalangan milenial. Reksadana merupakan proses penanaman modal dengan cara kolektif lalu dikelola oleh manajer keuangan.

Sama seperti jenis investasi lain, ada keuntungan dan kerugian dalam investasi Reksadana.

Keuntungan Reksadana : 

  • Investor tidak perlu mempunyai dana besar untuk mulai berinvestasi
  • Memudahkan investor dalam menginvestasikan dana di pasar modal.
  • Waktu yang efisien dalam mengelola investasi.


Kerugian Reksadana : 

  • Resiko berkurangnya nilai unit karena penurunan harga efek.
  • Resiko likuiditas dan wanprestasi.

A.5 Peer to Peer Lending

Peer to Peer Lending juga menjadi salah satu investasi yang peminatnya makin banyak. Selain mudah diikuti, investasi ini juga mempunyai kejelasan hukum.

Tidak heran makin banyak kita temui perusahaan yang bergerak dalam fintech lending dengan model peer to peer lending ini.

Cara kerjanya adalah dengan meminjamkan sejumlah uang pada sejumlah pihak, baik itu perusahaan atau individu. Selanjutnya, peminjam akan mengembalikan uang dengan bunga sesuai kesepakatan.

Bunga pinjaman ini lah yang menjadi return keuntungan.

B. Jenis Investasi pada Aktiva Riil

Jenis investasi ini merupakan investasi pada produk yang terlihat secara kasat mata wujud fisiknya. Contoh investasi aktiva riil antara lain emas, properti, tanah, valuta asing, dan sebagainya.

B.1 Investasi Properti

Investasi properti termasuk salah satu jenis investasi non riil, karena bukan berupa uang, melainkan bangunan seperti tanah, rumah, gedung, atau apartemen. Jenis investasi ini cukup aman dan menguntungkan untuk jangka panjang.|

Pasalnya, harga properti selalu diprediksi meningkat setiap tahunnya, terutama di kota besar. Kemungkinan harga menurun cukup kecil untuk sektor properti.

Kendati begitu, bukan berarti investasi properti tidak punya resiko. Resiko dari investasi properti ini antara lain ketidakpastian lingkungan. Investasi properti bisa sangat menurun apabila kondisi dari lokasi properti menjadi tidak baik.

Kondisi yang buruk ini misalnya saat lingkungan tertimpa musibah bencana alam. Atau jika lokasi ternyata daerah sepi yang jauh dari fasilitas umum.

Baca Juga :  6 Jenis Investasi Terbaik Generasi Milenial untuk Masa Depan Lebih Cerah

B.2 Emas

Emas selalu menjadi investasi yang mudah dengan resiko minim dan keuntungan yang cenderung stabil naik. Untuk investasi, emas yang digunakan umumnya adalah emas mentah, atau sering kita sebut emas batangan. Alasannya, emas batangan merupakan emas yang masih murni dan dinilai dari beratnya.

Namun, emas batangan membutuhkan tempat ekstra untuk penyimpanan. Selain itu, ada resiko kehilangan jika kurang berhati- hati dalam menyimpan.

Kabar baiknya, dengan kemajuan teknologi, investasi emas kita tidak harus menyimpannya secara fisik. Kita bisa melakukan investasi emas secara digital dengan aplikasi resmi yang sudah diakui oleh OJK.

Manfaat Investasi

Sesuai dengan definisi investasi sebagai penanaman modal, maka manfaat investasi ini antara lain sebagai berikut : 

1. Persiapan Masa Depan

Melek investasi penting untuk bekal persiapan di masa depan. Ada banyak hal yang mungkin terjadi di masa depan nanti. Sebagai antisipasi, akan bijak untuk mempersiapan biaya untuk mendukung hal tersebut.

Misalnya saja untuk menopang kebutuhan sehari- hari saat sudah tidak bekerja di masa tua nanti. Atau mempersiapkan dana pendidikan anak di masa depan.

2. Financial Freedom

Kebebasan finansial menjadi tujuan selanjutnya dalam berinvestasi. Tidak jarang dalam sosial masyarakat dan juga kalangan pebisnis, seseorang dianggap baik dan stabil dalam keuangan apabila sudah bisa memutarkan gaji atau uang simpanan menjadi keuntungan.

Itulah tidak jarang selain bekerja, banyak yang melakukan investasi dan menjadi freelancer untuk mendapat passive income tambahan. Dalam hitungan bulan atau tahunan, kita bisa mendapat tambahan penghasilan yang lumayan saat konsisten dilakukan.

Financial freedom bisa terjadi saat passive income membuat rencana keuangan kita menjadi lebih stabil. Karena jika ada hal buruk terjadi, seperti PHK atau usaha menurun, passive income bisa menjadi dana cadangan.

3. Melindungi dan Meningkatkan Aset

Investasi bisa melindungi aset dari inflasi berkelanjutan. Dengan cara ini, investor bisa mengembangkan kepemilikan aset untuk menghasilkan nilai tambah. Dengan begitu, kita bisa mengurangi dan mengimbangi dampak laju inflasi.

Misalnya dengan berinvestasi pada tanah, properti atau emas sekalipun, kita bisa menjualnya kembali di masa depan. Harga yang kita peroleh kemungkinan lebih besar berkali lipat daripada pertama kita membeli.

Setelah terjual, kita bisa memutar uang kembali untuk investasi properti baru, dan menjualnya kembali di masa depan. Untuk itu, investor harus jeli dalam memperhatikan peluang properti agar kelak tidak mengalami kerugian.

4. Terbiasa Mengelola Keuangan dengan Baik

Berinvestasi bukanlah kebiasaan setiap orang. Itulah mengapa saat seseorang mulai berinvestasi, maka kemungkinan besar mereka adalah orang- orang yang berupaya mengalokasikan dana atau sebagian uang mereka untuk hal penting dan mendesak.

Berinvestasi adalah salah satu cara untuk untuk belajar mengelola keuangan dengan lebih baik. Anda akan belajar untuk menghemat uang sekaligus membaginya ke dalam plot- plot yang sesuai untuk bisa konsisten berinvestasi.

Setelah dana terkumpul, maka return investment nya akan menjadi tambahan untuk aset masa depan.

Cara Investasi untuk Pemula

Seperti yang Panda sebutkan sebelumnya, siapa saja bisa mulai berinvestasi. Terlebih di era digital, kita bisa mulai investasi dengan modal terbilang sangat minim.

Kendati begitu, jika ingin konsisten dan mendapatkan hasil yang optimal, berikut adalah cara berinvestasi yang bisa Anda lakukan untuk mewujudkan tujuan keuangan : 

Baca Juga :  Panduan Reksadana : Pengertian, Jenis, Resiko & Cara Investasi Reksadana

1. Pastikan Kita Sehat Secara Finansial

Sebelum memulai investasi, pastikan kita sudah sehat secara finansial terlebih dahulu. Rencana keuangan masa depan memang sangat penting. Namun jangan pernah sepelekan masalah- masalah keuangan yang sebelumnya muncul dan perlu kita selesaikan.

Pastikan kita sudah mempunyai dana darurat yang ideal, rasio hutang yang terkendali dan mempunyai proteksi keuangan dengan mempunyai jaminan kesehatan atau asuransi. Tanpa hal ini, kita akan kesulitan jika mengalami resiko kehilangan pekerjaan atau ketidakpastian ekonomi.

Selain itu, tanpa perlindungan kesehatan, kita juga berpotensi kehilangan dana yang cukup besar saat harus berobat.

2. Tentukan Tujuan Investasi

Kenali tujuan- tujuan keuangan yang ingin kamu capai dalam berbagai periode. Tentukan apa saja kebutuhanmu dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Karena tanpa tujuan yang jelas, proses investasimu akan menjadi tidak terukur.

Setelah menentukan tujuan investasi, lanjutkan dengan menentukan kebutuhan dana untuk merealisasikannya. Kita bisa memulai proses investasi ini setelah memahami apa tujuan kebutuhan dana kita.

3. Kenali Profil Resiko

Setelah mengetahui tujuan berinvestasi, langkah selanjutnya adalah mengenali profil resiko. Tingkat resiko setiap instrumen investasi tentunya berbeda- beda karakteristiknya dan setiap investor juga mempunyai profil resiko berbeda.

Profil resiko ini dapat diukur dari kemampuan dan kesediaan seseorang dalam menoleransi resiko investasi. Gambarannya sebagai berikut : 

  • Investor Konservatif : profil investor yang cenderung menghindari instrumen dengan volatilitas tinggi.
  • Investor Agresif : profil investor yang lebih berani mengambil resiko karena menginginkan imbal balik yang tinggi.

Profil resiko seseorang bisa berubah sesuai dengan pengalaman dan pemahaman investasi mereka. Seiring dengan peningkatan pemahaman, maka semakin meningkat pula kemampuan mereka dalam menoleransi resiko.

4. Kenali Resiko Sistematis dan Non-Sistematis Investasi

Dalam investasi, kita mengenal dua jenis resiko, yaitu sistematis dan non sistematis. Profil resiko umumnya mempunyai tolak ukur berupa kondisi psikis sang investor. Namun tidak lupa, ada juga resiko investasi yang tidak boleh luput dari investor.

  • Resiko Sistematis
    Merupakan resiko yang diversifikasi dan sama sekali tidak bisa dihindari serta menyerang ke berbagai macam instrumen.  Resiko ini bisa berupa perubahan tingkat suku bunga, inflasi, dan resiko pasar.
  • Resiko Non Sistemik
    Merupakan resiko yang masih bisa kita hindari dengan cara diversifikasi instrumen investasi. Resiko ini antara lain resiko bisnis, resiko likuiditas, dan resiko tuntutan hukum.

Jadi, Sudah Siapkah Anda Mulai Berinvestasi?

Dari penjelasan panjang Panda di atas, semoga cukup menjawab rasa ingin tahu kamu tentang apa itu investasi ya.

Ada banyak sekali pilihan investasi di sekitar kita. Dengan memahami apa itu investasi, jenis- jenis investasi, tujuan, resiko dan cara berinvestasi, kita akan menjadi lebih siap untuk memulai. Pada akhirnya, investasi yang tepat untuk kita adalah yang paling sesuai kebutuhan dan kemampuan sebagai investor.

Sobat Panda bisa mengikuti panduan investasi yang Panda rekomendasikan di atas. Mulai lah dari metode dan prosedur yang tidak terlalu rumit dan nominal yang tidak terlalu tinggi. Kabar baiknya, kini ada banyak aplikasi investasi yang dapat dengan mudah kita akses melalui mobile apps.

Setelah mulai memahami cara kerja dan pola keuntungan, Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut pada ahlinya untuk mulai berinvestasi dengan nilai yang lebih tinggi.

Selamat mencoba!

0 Shares
Share via
Copy link
Powered by Social Snap