Sebagai salah satu motivator populer di Indonesia, Bong Chandra adalah inspirasi untuk banyak orang. Bong Chandra tidak meraih kesuksesannya secara instan, melainkan dengan banyak perjuangan dan berkali- kali bangkit dari keterpurukan.
Di usianya yang relatif masih sangat muda, ia adalah sosok motivator, sekaligus pengusaha sukses yang berhasil menata karirnya dari level bawah. Pria yang mempunyai slogan hidup “live begin at 20” ini mempunyai mimpi untuk melihat pemuda Indonesia untuk mampu mengubah mindset bahwa kesuksesan besar tidak perlu menunggu waktu untuk diraih.
Dengan perjalanan hidupnya yang luar biasa ini, Panda akan mengupasnya dalam sebuah konten Biografi Bong Chandra. Kita akan belajar banyak dari perjalanan hidupnya, dan menginspirasi untuk bangkit dari keterpurukan.
Biografi Singkat Bong Chandra
Biodata Bong Chandra
Berikut ini adalah biodata
singkat Bong Chandra :
Nama Lengkap: Bong Chandra Nama Panggilan: Bong Profesi: Motivator , Pengusaha, Penulis Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, Minggu, 25 Oktober 1987
Pendidikan : SMA Kalam Kudus Jakarta Universitas Bina Nusantara (Tidak Tamat)
Penghargaan : “Forty under Forty” , 40 tokoh sukses dibawah usia 40 tahun, Majalah Fortune Indonesia tahun 2010 Motivator Termuda di Asia, tahun 2010 (usia 23 tahun)
Social Media : www.facebook.com/bongchandra www.twitter.com/BongChandra
Masa Kecil Bong Chandra
Bong Chandra terlahir di Jakarta 25 Oktober 1987 dari pasangan Aditya dan Bong Su Ngo. Bong mempunyai dua saudara, yaitu Bong Megaria dan Bong Bertha. Sejak kecil, Bong sudha menderita penyakit paru- paru. Ia juga kerap mengalami kejang- kejang dan menderita penyakit asma.
Karena kondisi kesehatannnya yang kurang baik ini, Bong tumbuh menjadi anak yang minder dan kesulitan untuk mempunyai teman. Bong kecil juga dikenal sebagai anak yang biasa- biasa saja. Ia tidak pernah memenangkan lomba atau kompetisi apapun.
Kondisi keluarga Bong cukup baik hingga akhirnya krisis ekonomi tahun 1998 ikut menghantam usaha kue ayahnya hingga terancam gulung tikar dan bangkrut. Sejak saat itu, hidup keluarga Bong menjadi berat karena roda ekonomi mereka nyaris lumpuh.
Kondisi terpuruk ini yang ternyata mendorong Bong kecil untuk bergerak melakukan sesuatu. Kemandirian dan kepeduliannya memang sudah tertanam sejak kecil. Di bangku sekolah dasar, Bong memilih untuk membantu perekonomian keluarga dengan menjual kue- kue sisa produksi rumahnya di sekolah. Sambil berjualan, ia juga belajar untuk sabar dan menerima keadaan.
Belajar Berdagang
Keprihatinan terhadap kondisi keluarga ternyata membawa perubahan besar dalam hidup Bong. Masuk ke masa SMA adalah babak baru dalam cerita perjuangannya. Disana ia mulai memutar otak mencari peluang usaha yang bisa ia lakukan sambil sekolah. Beberapa barang pun pernah ia jajakan secara bergantian. Mulai dari baju, seragam, hingga parfum.
Untuk berjualan baju, Bong mendapatkan modalnya dari kota Bandung. Di sela- sela kesibukannya, ia berangkat dari Jakarta menuju Bandung sendirian. Ia mencari penjual baju yang mau mempercayakan baju nya untuk dijual ke Jakarta.
Ya, saat itu ia memang harus merayu pedagang agar mau mempercayakan bajunya untuk dijualkan di Jakarta. Kepercayaan dari penjual itu lah yang menjadi modal utamanya. Di Jakarta, ia kemudia menggelar lapak kecil di daerah Senayan dan Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan.
Selama belajar berdagang, Bong kerap mendapat cemooh dan sindiran dari teman- temannya. Tapi ia tidak peduli. Saat teman- temannya menikmati hidup, ia harus memutar otak untuk menyelesaikan masalah ekonomi keluarganya.
Meski di sisi lain keluarga dan orangtuanya tidak pernah menyuruh Bong untuk mencari uang tambahan.
Bong Chandra, Motivator Termuda No. se-Asia
Ditempa dengan kesulitan ekonomi membuat Bong Chandra tumbuh menjadi seorang pebisnis ulung. Didukung juga dengan support yang tak ada habisnya dari keluarga telah membuat Bong menjadi pribadi dengan karakter mental positif dan mempunyai pemahaman nilai kehidupan yang baik.
Bong juga dikenal sebagai pribadi yang santun dan ramah dalam memberi pendapat. Di orang- orang di sekitarnya, Bong dikenal sebagia pribadi yang menenangkan dan mampu memberi semangat kepada siapapun yang mendengarkannya.
Menyadari hal itu, Bong melihat sebuah peluang baru. Bersama dengan teman- temannya, Bong kemudian membentuk event organizer kecil yang berfokus pada pelatihan motivasi.
Di awal merintis, ia dan rekan- rekan masih belum bisa tahu akan membawa kemana bisnis baru ini. Sampai akhirnya mereka mendapatkan sebuah kesempatan untuk mulai menjalankan event pertamanya di sebuah perusahaan di Jakarta. Dalam event tersebut, Bong berdiri di depan mic dengan sangat baik menyampaikan wejangan dan motivasi kepada staff pemasaran.
Bisnis Bong Chandra Semakin Menggeliat
Perlahan tapi pasti, bisnis Bong dan rekan- rekannya mulai menggeliat. Berawal dari event organizer dengan biaya operasional kecil kini menjadi salah satu event organizer motivasi terbesar yang ada di Indonesia. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak orang yang mendapatkan kesempatan emas untuk memperoleh bimbingan motivasi dari Bong.
Puncaknya adalah saat ia dinobatkan sebagai motivator termuda di Asia di usia 23 tahun pada 2010 silam.
Dalam bisnis, Bong telah memimpin 3 perusahaan besar dan membawahi 150 staff karyawan. 3 Perusahaan tersebut adalah PT Perintis Triniti Property, PT Bong Chandra Success System, dan PT Free Car Wash Indonesia.
Bong juga dikenal sebagai seorang Developer yang sedang membangun perumahan bernama Ubud Village di selatan Jakarta, dengan nilai investasi berkisar RP 180 milyar. Ia juga berencana untuk membangun Super Blok terbesar di Serpong dan sebuah kota mandiri seluas 80 hektar di Menado.
Sebagai penyempurna karirnya, Bong menelurkan sebuah buku best seller bertajuk Unlimited Wealth yang telah terjual lebih dari seratus ribu copy di seluruh Indonesia. Yang membanggakan, seluruh keuntungan royalty dari buku tersebut disumbangkan Bong untuk sebuah Yayasan sosial yang berada di kota Jakarta.
Kesimpulan
Sukses tidak mengenal waktu dan usia. Yang terpenting adalah Anda harus berani untuk memulainya. Bong berhasil melakukan semua pencapaian karirnya ini bukan melalui jalur instan. Ia mamulainya dari NOL, atau bahkan bisa dibilang minus.
Hal ini adalah bukti bahwa siapa saja punya kesempatan yang sama untuk berkembang dan menjadi besar asalkan punya tekad dan berani bekerja keras.
Meski sudah sukses, Bong mengaku bahwa dirinya adalah pribadi yagn tertutup dan lambat dalam bertindak.
“Saya tidak mudah akrab,” Saya menuntut sempurna jadi kerap lama berpikir.”
Begitu tuturnya suatu ketika.
Semoga biografi Bong Chandra ini cukup menginspirasi Anda.
Pernah mendengar nama Jahja Setiaatmadja? Namanya mungkin tidak sepopuler Merry Riana atau Tung Desem Waringin. Namun, kisah perjalanan hidupnya adalah salah satu yang menarik untuk menjadi inspirasi Anda.
Karir Pertama sebagai Junior Accountant
Terlahir dari keluarga biasa- biasa saja, Jahja Setiaatmadja mempunyai seorang ayah yang menjadi pegawai Bank Indonesia biasa. Kisah perjuangannya dimulai di tahun 1979 saat ia pertama memasuki dunia kerja sebagai junior accountant di perusahaan akuntan publik bernama Pricewaterhouse. Saat itu statusnya adalah mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Menyadari uang yang ia peroleh tidak mencukupi kebutuhan hidupnya, Jahja menggunakan waktu luangnya untuk mencari penghasilan tambahan dengan membuka rental kaset video keliling. Saat itu, rental kaset video memang sedang hits menjadi hiburan masyarakat perkotaan. Tanpa malu, ia pun menawarkan kaset tersebut ke teman sekolah dan kuliahnya. “Saya hubungi teman-teman yang berminat sewa kaset. Setelah sepakat menyewa, saya datang bawa banyak kaset video supaya mereka pilih. Satu minggu lagi saya datang dan mengganti kaset baru, begitu terus,” ungkap Jahja dalam sebuah sesi wawancara bersama Detik.
Dari Kalbe Farma hingga Orang Nomor Satu BCA
Siapa sangka, dari kegiatan mencari penghasilan tambahan ini, ia kemudian mengenal salah satu direktur PT Kalbe Farma, almarhum Rudy Capelle. Rudy akhirnya menjadi salah satu pelanggan tetap rental video Jahja. Dalam satu kesempatan, ia mengatakan jika Kalbe Farma sedang membutuhkan karyawan. Jahja pun tak ingin menyia- nyiakan kesempatan. Ia mencoba peruntungannya dengan melamar kerja di PT Kalbe Farma. “Pada tahun 1980, saya akhirnya pindah ke Kalbe Farma. Nah di situ awal karir saya menjadi asisten manajer,” kenangnya. Di Kalbe Farma, Jahja mendapatkan banyak kesempatan belajar dengan mengikuti kursus- kursus terkait keuangan dan manajemen. Untuk meningkatkan karirnya, Jahja membagi fokus dengan berusaha melanjutkan kuliah yang sempat tertunda. Di tahun 1982, Jahja berhasil menyelesaikan skripsi dan mengantongi gelar Drs nya. Dengan tambahan gelar akademis, semangat belajar yang luar biasa dan kerja keras, karir Jahja semakin melesat. Dua tahun kemudian ia mendapatkan promosi naik jabatan menjadi manajer keuangan hingga tahun 1988. Selanjutnya, Jahja menduduki jabatan penuh sebagai direktur Keuangan PT Kalbe Farma saat usianya memasuki 33 tahun.
Setahun berlalu, Jahja berkarir di Indomobil sebagai Direktur Keuangan. Karena kinernya yang baik, Jahja akhirnya diminta pindah ke BCA pada Oktober 1990. Di awal karirnya di BCA, Jahja menduduki posisi sebagai wakil kepala divisi atau setara dengan General Manager. Di Januari 1996, ia diangkat sebagai kepala divisi treasury sampai 30 April 1999. Saat BCA diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Jahja diangkat menjadi Direktur. Ia mengemban jabatan direktur hingga 2005, lalu diangkat kembali menjadi wakil presiden direktur. Karirnya tidak berhenti disini karena enam tahun kemudian, Jahja diberi kepercayaan untuk duduk di posisi Presiden Direktur dari tahun 2011 dan masih menjabat hingga kini*.
Kunci Kesuksesan Hidup Menurut Jahja Setiaatmadja
Kisah kerja keras Jahja memang patut diacungi jempol. Saat ditanya apa kunci kesuksesan menurutnya, ia mengungkapkan bahwa manusia harus mempunyai lima keseimbangan. Keseimbangan yang pertama adalah Ketuhanan, sesuai degnan prinsip beragama dan ber-Tuhan. “Percaya Dia yang mengatur semuanya yang terjadi,” ucap Jahja. Yang kedua adalah komunitas, karena sebagai makhluk sosial, manusia harus mengembangkan diri untuk bersosialisasi dan mengenal sesama. Yang ketiga, adalah keluarga karena mereka selalu ada untuk men-support kita. “Harus diutamakan, anak, istri, suami atau cucu, harus ada waktu untuk mereka,” kata Jahja. Keempat adalah kesehatan agar dapat bekerja dan beraktifitas dengan maksimal. Dan yang kelima adalah keuangan yang harus dijaga kewajarannya. Tidak boleh terlalu boros atau salah dalam mengatur keuangan. “Semuanya harus dijaga agar seimbang dan mencapai ekulibrium yang baik bersama. Saya mencoba gaya hidup seperti itu. Jangan ngoyo kerja tapi juga jangan hura-hura. Main sama keluarga, jaga kesehatan itu penting karena kesehatan tidak bisa dibeli, kalau sudah sakit mau cari Rp 1 M atau Rp 1 T itu nggak bisa didapatkan,” ujarnya.
Untuk dunia fashion, nama merek Tory Burch bukan hal yang asing lagi. Merek ini berhasil menghasilkan US$ 1,5 miliar atau setara dengan Rp 21 triliun untuk produk- produk mereka yang terdiri dari pakaian, aksesoris, jam tangan, alas kaki, hingga parfum. Merek Tory Burch ini sendiri diangkat dari nama sang pemilik, yaitu Tory Robinson. Wanita kelahiran 17 Juni 1966 ini dibesarkan di Valley Forge, Pennsylvania, oleh pasangan Buddy dan Reva Robinson. Keluarga Robinson sejak awal memang bergelimang harta dan berada dalam lingkaran elit. Orangtua Tory adalah sosialita yang kerap berkeliling dunia. Kegemaran sang ibu dalam berbelanja ke luar negeri ini lah yang akhirnya menjadi inspirasi tersendiri. Di matanya, selera fashion sang ibu dalam berbusana selalu terlihat menawan. Ini lah awal ketertarikan Tory terhadap dunia fashion. Tory kemudian memilih mengambil jurusan sejarah seni di University of Pennsylvania. Setelah lulus pada 1988, ia pindah ke New York untuk bekerja di bidang humas dan pemasaran untuk merek- merek populer seperti Ralph Lauran, Zoran, Vera Wang, dan Narciso Rodriguez. Ppada 1996, Tory menikah dengan J. Christopher Burch yang merupakan investor di Internet Capital Group. Dalam pernikahan ini, mereka dikaruniai tiga anak laki- laki. Saat Tory memutuskan untuk terjun lebih dalam ke dunia fashion, ia membutuhkan waktu kurang lebih delapan bulan untuk bekerja kerja menghasilkan koleksi pertamanya yang dianggap layak. Koleksi ini kemudian diluncurkan di apartemennya di Manhattan 2004 silam, dilanjutkan dengan mendirikan sebuah butik di pusat kota.
Salah satu store Tory Burch di Indonesia
Idenya untuk membuka butik ritel bernama ‘TRB by Tory Burch’ ini awalnya diragukan banyak orang. Siapa sangka, satu per satu karyanya terjual di hari pembukaan. Meski sudah menikmati kesuksesan di awal perjalanannya, nama Tory Burch justru digaungkan oleh Oprah Winfrey. Pada awal 2005, Tory membuat keputusan cerdas dengan memberi wanita terpengaruh tersebut tunik dari koleksinya. Pada Maret 2005, Tory diundang untuk tampil di The Oprah Winfrey Show dimana ia disebut sebagai ‘the next big thing in fashion’. Dalam semalam, penjualan koleksi Tory Burch meroket tajam dan situs resminya mencatat adanya delapan juta kunjungan! Di tahun berikutnya, Tory mengganti label fashionnya menjadi lebih sederhana dengan namanya sendiri yaitu Tory Burch. Line bisnis fashion Tory pun semakin sukses dan populer. Kekayaan bersihnya kini mencapai US$ 850 juta atau setara Rp 12 triliun. Selain berkecimpung di fashion, Tory juga mempunyai program permodalan bertajuk Tory Burch Foundation, yaitu sebuah joint venture dengan Bank of America. Sejak 2014, program ini telah meminjamkan lebih dari US$ 100 juta untuk startup wirausaha wanita.
Banyak ahli yang menyatakan bahwa terjun ke dunia bisnis ini susah- susah gampang. Lebih susah jika sebelumnya Anda hanya menebak- nebak dan asal terjun tanpa melakukan banyak riset dan persiapan terlebih dulu. Namun akan lebih gampang saat sebelumnya Anda sudah melakukan banyak riset dan mempersiapkan diri terlebih dulu.
Apa Saja yang Perlu Anda Persiapkan Sebelum Terjun ke Dunia Bisnis?
Memang, sukses mungkin tak semudah teori di atas. Kenyataannya, ada banyak rintangan yang harus dilalui oleh seseorang dalam menggapai sukses dalam karir atau pun bisnis. Rintangan seperti kesulitan bisnis, persaingan, serta bayang- bayang kegagalan sering mempengaruhi semangat seseorang saat mulai terjun ke dunia bisnis. Bagaimana dengan Anda?
Di artikel kali ini, kami akan berbagi tentang hal- hal yang perlu Anda siapkan sebelum terjun ke dunia bisnis agar lebih mudah dalam meraih sukses.
1. Mental dan Tekad yang Kuat
Persiapan ini adalah yang paling vital. Mengapa? Karena dalam dunia bisnis, kita akan melalui banyak rintangan. Kita mungkin sudah belajar banyak hal. Namun kenyataannya, hal- hal di lapangan seringkali sangat berbeda dengan yang kita pelajari secara teori atau dari pengalaman orang lain. Kita dituntut untuk lebih luwes di lapangan, tidak boleh kaku.
Selain itu, sangat jarang pebisnis yang langsung sukses dari bisnis pertama, kedua, dan ketiga mereka. Tanpa tekad dan mental yang kuat, kita akan mudah untuk menyerah dan terpental.
Jika Anda membaca kisah tentang para pebisnis sukses, Anda akan menyadari bahwa tak satupun dari mereka yang meraih sukses di dunia bisnis dengan mudah, melainkan dengan kesabaran, tekad, mental, dan penuh perjuangan.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk memiliki tekad dan mental yang kuat saat kita akan terjun ke dunia bisnis. Ingat, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi pada bisnis Anda.
2. Tidak Takut Gagal
Seorang pebisnis tidak boleh takut gagal. Dalam dunia bisnis, kegagalan adalah hal yang wajar. Dari kegagalan lah pebisnis belajar untuk memperbaiki kesalhaan mereka dan menjadikannya jalan untuk meraih sukses. Gagal, bangkit lagi, gagal, coba lagi, gagal, perbaiki lagi, gagal, cari cara lain lagi, begitu seterusnya.
Jika perlu, untuk mempersiapkan diri Anda menghadapi kegagalan, coba lah untuk membuat beberapa planning, seperti plan A, B, C, D, dan E. Saat salah satu cara tidak berhasil, coba cara lainnya. Jangan mudah menyerah.
3. Belajar Disiplin
Faktanya, disiplin adalah salah satu aspek penentu kesuksesan dalam bisnis. Disiplin memang tidak mudah, apalagi untuk dilakukan sescara konsisten. Namun saat terjun ke dunia bisnis, persiapkan lah diri Anda untuk lebih disiplin.
Disiplin bisa dimulai dari hal- hal terkecil dalam hidup kita, seperti jam mulai tidur dan bangun tidur, disiplin makanan, ibadah, bekerja, menabung, menjaga kesehatan, dan lainnya. Dengan mulai melakukan disiplin pada hal- hal kecil ini, maka sikap disiplin kita akan terbentuk saat mengelola bisnis yang kita lakukan. Dengan disiplin yang tinggi, sukses dalam bisnis kita akan lebih mudah untuk dilakukan.
4. Berani Mengambil Resiko
Anda mungkin saja mengalami beberapa masalah seperti komplain dari customer, stok yang tidak ideal, penipuan, dan lain sebagainya. Dalam dunia bisnis, resiko adalah hal yang tidak bisa dihindari, terutama untuk kita yang baru terjun ke dunia bisnis.
Meski begitu, resiko tidak bisa kita jadikan alasan untuk berhenti maju dan takut melangkah. Hal ini justru akan memperlambat gerak kita dalam mengembangkan bisnis kita dan meraih kesuksesan. Maka dari itu, berani lah dalam mengambil resiko yang dibutuhkan dalam bisnis Anda. Tentu saja Anda harus pelajari resiko tersebut terlebih dulu. Jangan gegabah!
5. Belajar dari Orang yang Tepat
Seorang tutor yang tepat akan membantu Anda untuk meraih sukses lebih cepat. Mengapa? Karena mereka sudah tahu dan punya pengalaman lebih dulu. Tentunya dalam hal ini kita harus benar- benar menemukan orang yang tepat, bukan mereka yang sekedar asal melabelli diri mereka dengan julukan “mastah”, “coach”, dan sebagainya, namun kenyataannya zonk. Bukannya mendapatkan ilmu, kita justru dimanfaatkan untuk kepentingan orang tersebut.
6. Selalu Optimis
Saat terjun ke dunia bisnis, rasa optimis perlu untuk selalu dipupuk. Coba lah untuk membayangkan bisnis Anda telah sampai di level yang Anda inginkan. Bayangkan apa yang akan terjadi? Berapa karyawan bahagia yang Anda miliki? Berapa asset Anda yang telah membantu banyak orang di sekitar Anda.
Dengan rasa optimis yang terus dipupuk, Anda akan semakin mudah untuk menghalau berbagai rintangan yang muncul dalam bisnis Anda. Anda juga akan semakin bersemangat untuk naik ke level yang lebih tinggi dalam mengembangkan bisnis Anda.
7. Kesabaran
Tidak ada proses yang instant. Seringkali kita sudah melakukan yang terbaik dan semua berjalan nyaris sempurna, namun hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Dan tidak jarang, hal ini terjadi berkali- kali dalam waktu yang tidak sebentar. Melelahkan? Iya!
Disinilah kesabaran Anda diuji. Dengan kesabaran, Anda akan melakukan yang terbaik untuk mencari celah kesalahan, bukan menyerah dan mundur. Hal ini lah yang akan mendorong bisnis Anda untuk selalu bangkit kembali, terus tumbuh, dan berkembang.
Mempunyai persiapan terbaik adalah langkah yang penting untuk terjun ke dunia bisnis. Sekilas 7 hal ini terkesan gampang dan mudah. Meski pada prakteknya, hal ini tidak semudah yang Anda bayangkan. Semoga Artikel ini bermanfaat!
Saat kita mengalami masalah dalam hidup, terutama yang berkaitan dengan bisnis dan karir, kita membutuhkan nasehat dari keluarga atau sahabat. Nasehat yang dibutuhkan seringkali bukan solusi, tapi kalimat penenang bernada positif dan motivasi.
Sayangnya, sering tidak disadari, ada beberapa kalimat yang sekilas terdengar menenangkan dan positif, ternyata bisa menjadi jebakan batman yang membuat kita semakin terpuruk. Bukannya mendorong kita untuk segera bangkit dan semangat mengejar ketertinggalan, kita justru akhirnya melamban dan mentolerir kegagalan kita dengan berbagai alasan.
Seperti deretan kata- kata di bawah ini. Saat tidak berhati- hati menggunakannya, kita justru bisa terjebak dalam kondisi yang membuat kita semakin lemah dan malas. Padahal jika kita menghadapi kegagalan, penting sekali untuk segera bangkit dan menyusun strategi baru. Berhati- hati lah saat menanggapi kata- kata positif berikut ini :
1. “Pasrah Saja” Contohnya : “Ya udah pasrah saja. Yang Namanya rejeki segini mau gimana lagi?”
Kalau saja setiap hasil yang Anda peroleh ditanggapi dengan kalimat di atas, bisa- bisa Anda semakin malas untuk bekerja dan belajar lagi.
Tidak ada yang salah dengan pasrah, selama konteksnya adalah berserah diri kepada Tuhan (seperti konteks “Tawakkal” dalam Islam). Tapi tentunya hal ini baru boleh dilakukan jika kita sudah berusaha keras dan menjalankan segala macam cara, bukan?
2. “Sabar” Contoh : “Udah sabar aja. Yang namanya jualan pasti ada sepinya. Nanti juga customer datang sendiri kalau waktunya tepat.”
Sering tidak sadar, kata ‘sabar’ sering kita gunakan sebagai alasan untuk bermalas- malasan. Padahal jika kita belum mencapai target yang dicanangkan, seharusnya kita tidak berlindung di balik kata “sabar”, sambil berharap customer datang dengan sendirinya.
Seharusnya, kita melakukan evaluasi terhadap campaign marketing yang telah kita jalankan. Apa yang masih kurang tepat? Apa yang salah sehingga target tidak tercapai? Bukannya malah diam saja dan bersabar menunggu rejeki datang.
Faktanya, rejeki itu harus dijemput. Bagaimana menjemputnya? Dengan usaha, yaitu merencanakan strategi, mengeksekusinya dengan baik, dan melakukan evaluasi. Kalau hanya bersabar saja tanpa usaha, itu artinya kita melakukan hal yang sia- sia belaka.
3. “Rejeki Sudah Ada yang Ngatur” Contoh : “Nggak usah iri kalau belum bisa punya rumah sendiri. Rejeki sudah ada yang ngatur.”
Memang benar rejeki kita sudah diatur oleh Tuhan. Tapi yang tidak boleh dilupakan, kita bisa meminta Tuhan untuk memberikan rejeki model apapun, sebanyak apapun, dengan syarat kita mau berusaha untuk mendapatkannya.
Misalnya ada seorang teman yang berpenghasilan puluhan juta dalam sebulan dan itu membuatmu iri. Maka yang harus kamu lakukan adalah belajar bagaimana caranya bisa mendapatkan puluhan juta per bulan, bukan menenangkan dirimu dengan jargon “rejeki sudah ada yang ngatur.”
Siapa pun berhak mendapatkan takaran rejeki yang sama. Yang penting adalah kita memantaskan diri karena Tuhan akan mengatur rejeki untuk sampai ke orang yang tepat. Siapa orang yang tepat itu? Yaitu mereka yang berusaha sesuai dengan kadar rejeki yang ia inginkan.
4. “Pelan- Pelan” Contoh : Saat ada si A yang memulai bisnis baru, lalu dengan semangat ia berkata “Dalam enak bulan ke depan Saya menarget harus bisa menjual 1000 pcs per hari.” Lalu tiba- tiba si B datang menyela, “Pelan- pelan aja dulu. Yang namanya bisnis itu harus dijalankan pelan- pelan. Jangan ketinggian dulu mimpinya.”
Selama mimpi itu bisa memotivasi kita untuk mencapai target- target tinggi kita, kenapa tidak? Justru jika bisnis ini kita jalankan terlalu santai, peluang pesaing untuk menggerus bisnis kita akan semakin besar. Jangankan untuk mengembangkan usaha, untuk mengembalikan modal awal pun mungkin kita sudah ngos- ngosan jika kita terpengaruh dengan kalimat itu.
Jadi bagaimana? Lakukan lah secepat yang kita bisa. Jika kita mampu bekerja 12 jam per hari, mengapa tidak? Jika kita dapat menjual 1000 produk per hari, mengapa tidak? Goal besar nya adalah menggapai sukses secepat mungkin. Karena semakin pelan kita menjalankan bisnis kita, maka akan semakin lambat pula kesuksesan menghampiri kita.
Bermimpi tinggi boleh, asalkan kita mau bekerja keras untuk mencapai apa yang kita canangkan.