Mengenal Apa itu Customer Churn, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengenal Apa itu Customer Churn, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ada istilah customer retention, ada juga customer churn. Dalam bisnis, penting untuk kita mengenali keduanya. Jika istilah yang pertama penting untuk terus kita tingkatkan, maka yang kedua harus sebisa mungkin kita hentikan.

Mengapa begitu? Customer retention atau retensi pelanggan merupakan faktor penting untuk meningkatkan keuntungan jangka panjang perusahaan. Salah satu cara yang perusahaan perlu lakukan untuk meningkatkan retensi adalah dengan mengurangi dan mencegah customer churn.

Di artikel kali ini, Panda akan mengulas secara lengkap apa itu customer churn, penyebab, dan cara mengurangi angka customer churn.

Apa itu Customer Churn?

Apa itu Customer Churn Rate

Dalam dunia marketing, istilah customer churn artinya pelanggan yang hilang dari sebuah bisnis atau berhenti menggunakan layanan. Churn rate atau tingkat churn dihitung dari banyak pelanggan yang meninggalkan bisnis dalam waktu tertentu.

Customer churn penting untuk kita ketahui sebagai gambaran keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan pelanggan mereka. Di tengah- tengah persaingan bisnis yang makin ketat, para pelaku bisnis akan tertinggal jika tidak bisa menjaga pelanggannya dengan baik.

Dalam istilah sederhana, customer churn kadang bisa kita sebut juga sebagai pergantian pelanggan atau pengurangan pelanggan. Bila ini menjadi tak terkontrol, semua strategi marketing untuk mendatangkan pelanggan akan menjadi sia- sia.

Sebaliknya, jika perusahaan mampu mengontrol dan mencegah customer churn, perusahaan akan bisa meningkatkan Customer Lifetime Value (CLV) mereka. Ujung- ujungnya, perusahaan akan jauh lebih profitable di masa depan.

Mengapa Customer Churn Rate Penting untuk Bisnis

Alasan utama mengapa churn rate penting adalah karena persentase pelanggan yang hilang akan sangat berdampak pada growth rate perusahaan.

Dilansir dari CleverTap, secara umum mendapatkan pelanggan baru akan lebih mahal 5-25 kali lipat daripada mempertahankan mereka yang sudah ada. Mendapatkan pelanggan baru bernilai setidaknya lima kali lebih mahal daripada mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Selain itu, membuat pelanggan baru menjadi loyal nilainya 16 kali lebih mahal.

Setelah mengetahui churn rate, perusahaan bisa bergegas menganalisa masalah apa yang sedang terjadi. Apakah karena user interface yang buruk, customer service yang kurang baik, harga yang tidak masuk akal atau faktor lainnya? Atau mungkin kompetitor punya penawaran yang lebih menarik?

Kebocoran harus diketahui sumbernya dari mana dan ditambal segera. Jika tidak, dampaknya akan semakin buruk.

Mengapa Perusahaan Harus Menghentikan Customer Churn?

Seperti yang Panda sebutkan sebelumnya, biaya untuk memperoleh pelanggan baru jauh lebih mahal. Mahalnya berkali- kali lipat daripada mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Artinya, pelanggan akan rugi besar jika terus kehilangan pelanggan. Selain itu, mempertahankan pelanggan lama juga berdampak lebih besar terhadap growth rate daripada mendapatkan pelanggan baru.

Maka dari itu, perusahaan perlu membuat strategi untuk mengatasi customer churn dan meningkatkan retensi pelanggan yang sudah ada. Dengan begitu, perusahaan akan berada di jalur yang tepat untuk meningkatkan revenue bisnisnya.

Cara Menghitung  Customer Churn Rate

Setelah memahami apa itu customer churn, langkah selanjutnya adalah menghitung customer churn rate. Ada beberapa hal yang perlu sobat Panda siapkan terlebih dulu : 

1. Tentukan Rentang Periode

Untuk menghitung churn rate, perusahaan perlu mengambil sampel periode waktu untuk dianalisa. Ini perlu agar perusahaan bisa membandingkan jumlah total pelanggan yang hilang dan datang selama periode tertentu.

2. Identifikasi Jumlah Pelanggan Hilang dan Diperoleh

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi jumlah pelanggan baru yang datang selama rentang periode tertentu dan jumlah pelanggan yang hilang. Misalnya saja perusahaan memperoleh 5000 pelanggan di semester sebelumnya, tapi juga kehilangan 1250 pelanggan.


Setelah mempersiapkan dua data di atas, gunakan rumus customer churn rate berikut ini : 

Rumus menghitung Customer Churn Rate


Dalam rumus ini, perusahaan perlu membagi jumlah pelanggan yang hilang dengan jumlah pelanggan yang diperoleh. Selanjutnya untuk menganalisa tingkat perputaran pelanggan ke dalam bentuk persentase, Anda bisa mengalikan angka yang diperoleh dengan 100.

Dari contoh di atas, maka hasil dari churn rate adalah sebesar 25%. Perusahaan bisa menganalisa angka ini setiap periode tertentu untuk mengetahui benchmark rata- rata churn rate dan angka pencapaian terbaik.

Jika memungkinkan, perusahaan juga bisa membandingkan hasil yang perusahaan peroleh dengan kompetitor sejenis. Hasil persentase tingkat churn yang tinggi mengindikasikan kalau perusahaan perlu melakukan evaluasi apa yang membuat jumlah pelanggan hilang tidak sebanding dengan jumlah pelanggan baru.

Apa Penyebab Customer Churn Tinggi?

Menurut Harvard Business Review, 58% pelanggan bisa pergi meninggalkan bisnis karena satu pengalaman yang tidak memuaskan. Selain itu, 48% yang mengalaminya akan membagikan pengalaman itu ke lebih dari 10 orang. Artinya, dengan cepat mengetahui alasan pelanggan pergi, hasilnya akan lebih baik.

Pastinya, customer tidak pergi begitu saja tanpa alasan. Untuk itu, perusahaan perlu mengidentifikasi apa saja alasan di balik pelanggan berhenti.

Beberapa faktor yang menyebabkan churn rate tinggi antara lain :

1. Pengalaman Pengguna yang Buruk

Salah satu faktor penting untuk mempertahankan pelanggan adalah pengalaman pengguna. Analoginya, pengalaman pengguna yang baik akan membuat pelanggan menjadi loyal dan bahkan ikut mempromosikan brand Anda.

Sebaliknya, pengalaman pengguna yang buruk justru membuat mereka kapok dan berpindah ke lain hati.

2. Kualitas Produk dan Harga

Selanjutnya, kualitas produk, dan harga adalah faktor penting agar pelanggan terus bertahan. Produk berkualitas baik dengan harga rasional tentu lebih mudah membuat pelanggan bertahan daripada harga produk standar tapi kualitas buruk.

Harga mungkin sedikit tricky. Harga yang murah tentunya sangat menggiurkan dan membuat pelanggan terus membeli. Tapi perusahaan juga bisa mengincar harga menengah dengan nilai produk yang lebih baik dan kualitas lebih menarik.

3. Adaptasi Pasar dan Produk

Yang bisa menjadi penyebab customer churn rate tinggi selanjutnya adalah adaptasi pasar dan produk. Jika produk dan layanan terlalu buru- buru untuk masuk pasar demi tanpa melakukan riset sebelumnya, hasilnya tentu tidak maksimal. Untuk itu penting sekali untuk menyesuaikan strategi penjualan apapun sesuai dengan kebutuhan pasar.

Cara Menurunkan Persentase Customer Churn

Dalam sales funnel, kita tentu senang setiap kali berhasil mengkonversi sebuah lead menjadi konversi. Tapi untuk seorang marketer, tugas ini sebenarnya belum selesai. Karena yang tidak kalah pentingnya dari mengakuisisi pelanggan baru adalah untuk membuat pelanggan yang sudah convert tadi untuk terus membeli dan menjadi pelanggan setia.

Karena jika kita abai dengan tugas ini, pelanggan bisa hilang di tengah jalan. Artinya, semakin banyak waktu, tenaga dan biaya yang kita keluarkan lagi untuk mengkonversi pelanggan baru lagi. Siklus ini terus berlanjut, jika masalah customer churn tidak diperbaiki.

Maka dari itu, perusahaan harus melakukan berbagai macam upaya agar churn rate menurun dan growth rate terus meningkat. Berikut beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk mengatasi masalah churn rate di perusahaan :

1. Pahami Penyebab dan Trend Churn

Untuk efektif mengurangi churn rate, perusahaan perlu mengetahui lebih dulu apa yang menjadi penyebab tingkat churn tinggi. Penyebab ini bisa berarti masalah atau pola tertentu.

Apakah perusahaan mengenakan biaya layanan yang tinggi, menawarkan layanan yang tidak sesuai, menjual produk yang tidak sesuai tren, atau harga yang terlalu mahal? Dengan memahami penyebab dan pola nya, perusahaan akan lebih mudah untuk menghentikan tingkat churn.

2. Menjadi Proaktif dan Menerapkan Pelayanan Prima

Langkah selanjutnya untuk menghentikan customer churn rate adalah menjadi proaktif terhadap pelanggan dan membangun hubungan baik dengan mereka. Salah satu tindakan yang bisa perusahaan lakukan adalah dengan meminta feedback tentang apa yang bisa ditingkatkan dan kendala apa yang mereka hadapi.

Melalui tindakan ini, perusahaan bisa mengumpulkan data keluhan pelanggan dan kendala apa membuat mereka berhenti membeli.

3. Membuat Loyalty Program

Customer Loyalty

Cara selanjutnya untuk menurunkan churn rate adalah dengan mengalokasikan waktu, biaya dan tenaga pada pelanggan setia. Untuk bisa mengelola ini, perusahaan tentu harus punya database pelanggan yang lengkap dan rinci. Semakin rinci, maka semakin baik.

Misalnya saja frekuensi pembelian, produk apa yang biasanya mereka beli, aktivitas apa yang mereka lakukan di website, pola pembelian di tanggal tertentu, dan masih banyak lagi.

4. Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan

Selanjutnya, perusahaan tentu harus meningkatkan kualitas produk dan layanan. Dengan cara ini, produk akan mempunyai value yang berbeda dari kompetitor.

Misalnya saja dengan memberikan layanan pelanggan 24/7 yang tidak kompetitor miliki. Dengan menerapkan hal ini, brand Anda mempunyai kesempatan untuk memberikan layanan yang lebih baik lagi pada pelanggan.

Selanjutnya, Anda harus memastikan kalau produk yang dijual bisa menjadi solusi untuk masalah pelanggan. Produk yang menjawab masalah pelanggan akan membuat mereka tidak berhenti menggunakan produk Anda.

5. Membuat Strategi Penentuan Harga

Seperti yang Panda jelaskan sebelumnya, harga adalah salah satu hal yang konsumen pertimbangkan saat membeli. Oleh karena itu, untuk menghentikan churn rate, kita perlu memastikan kalau harga yang kita tetapkan sesuai dengan manfaat dari produk dan layanan.

Hindari memberikan harga di bawah pasaran dengan menurunkan kualitas produk. Perang harga memang menjadi senjata ampuh untuk menggaet pelanggan baru. Namun akan menjadi percuma jika akhirnya mereka kecewa, berhenti membeli, lalu menulis ulasan negatif.

6. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Menurunkan angka churn rate juga bisa dilakukan dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Beberapa cara yang bisa perusahaan lakukan antara lain dengan menyebar survei, kuesioner, atau meminta feedback langsung.

Dengan cara ini, perusahaan bisa memetakan kelebihan dan kekurangan yang bisa dipertahankan dan kekurangan yang bisa diperbaiki.

7. Meningkatkan Customer Engagement

Sebuah bisnis perlu membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Karena dengan cara ini, sebuah perusahaan bisa menumbuhkan sense of belonging pelanggan ke merek.

Untuk meningkatkan hubungan yang kuat, perusahaan bisa menghubungi mereka melalui berbagai channel komunikasi. Mulai dari email, SMS, hingga push notif untuk mendapatkan informasi tentang produk, penawaran, atau manfaat baru yang bisa perusahaan tawarkan.

8. Marketing Personalisasi

Cara lain yang bisa perusahaan gunakan untuk mengurangi persentase churn rate yaitu melakukan personalisasi marketing. Personalisasi marketing artinya melakukan pemasaran secara personalized ke pelanggan atau calon pelanggan.

Misalnya saat perusahaan mempunyai beberapa jenis produk dan konsumen ingin membeli salah satunya, staff sales bisa menawarkan secara personal produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk bisa melakukan ini, perusahaan perlu melakukan training ke staff untuk memastikan hal ini berjalan dengan baik.

Saat hal ini bisa berjalan dengan baik, pelanggan akan merasa kalau perusahaan berusaha untuk memahami kebutuhan individu setiap pelanggan. Pelayanan prima seperti ini akan membuat pelanggan sulit berpindah ke lain hati.

9. Strategi Reward Pelanggan

Menawarkan reward khusus merupakan cara yang cukup efektif untuk membawa kembali pelanggan yang hilang. Dengan memberikan insentif atau reward khusus, ini akan menjadi iming- iming yang ampuh untuk menghentikan churn rate.

Reward ini bisa perusahaan jalankan dengan terintegrasi dalam aplikasi mobile, reward membership atau aplikasi loyalty card. Jika strategi reward berhasil diterapkan dengan tepat, pelanggan punya kemungkinan untuk mempertimbangkan membeli kembali.

Kesimpulan

Meningkatkan omset perusahaan bukan hanya tentang mendatangkan calon pembeli sebanyak- banyaknya. Yang tidak kalah penting, mempertahankan pelanggan lama akan berdampak penting untuk pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

Customer churn, alias kehilangan pelanggan memang masalah yang dihadapi oleh banyak bisnis di berbagai bisnis. Churn pelanggan terjadi saat pelanggan meninggalkan bisnis atau tidak melakukan pembelian selama jangka waktu yang lama.

Kehilangan pelanggan akan sangat merugikan sebuah bisnis dan merek, baik dari sisi finansial maupun reputasi. Kenyataannya, semakin tinggi customer churn, hal ini berdampak pasti pada berkurangnya pendapatan dan menurunnya loyalitas pelanggan yang tersisa.

Selain itu, biaya akuisisi untuk pelanggan baru juga jauh lebih mahal daripada biaya untuk menjaga pelanggan lama. Oleh karena itu, memahami penyebab customer churn dan mengambil langkah strategis untuk menghentikannya akan berdampak penting untuk keberhasilan bisnis jangka panjang.

Beberapa upaya yang perusahaan bisa lakukan untuk menurunkan churn rate antara lain dengan melakukan analisa data penyebab churn, kemudian menyusun strategi pemasaran dan loyalty program yang tepat untuk membantu perusahaan mempertahankan pelanggan yang ada dan meningkatkan loyalitas mereka.

Semoga bermanfaat ya!

Apa itu Loyalty Program & Cara Membuat Program Loyalty yang Efektif

Apa itu Loyalty Program & Cara Membuat Program Loyalty yang Efektif

Loyalty program atau program loyalty adalah salah satu cara ampuh untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan terhadap sebuah brand atau perusahaan. Program- program ini merupakan upaya perusahaan untuk mendorong pelanggan agar tetap berinteraksi dengan perusahaan atau melakukan pembelian produk.

Terutama dalam era digital marketing, sangat mudah untuk pelanggan melompat dari satu brand ke brand lain. Agar pelanggan tidak lari, penting sekali mengambil langkah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesetiaan mereka.

Untuk bisa menerapkan loyalty program ke dalam kampanye perusahaan Anda, tentu penting untuk mengerti lebih jauh apa itu loyalty program, cara membuatnya dan contoh- contoh loyalty program yang pernah dibuat oleh brand- brand besar. Mari kita simak bersama 🙂

Pengertian Loyalty Program

Menurut Hubspot, Loyalty Program adalah sebuah program penghargaan dari sebuah brand/perusahaan kepada pelanggan untuk menjaga mereka agar tetap setia menggunakan produk/ layanan yang ditawarkan.

Dalam definisi lain, program loyalty merupakan program yang bisa memberikan akses ke customer untuk mendapatkan produk baru sebuah perusahaan atau brand, voucher khusus atau produk gratis. Tujuannya adalah untuk menjaga keberlangsungan pertumbuhan perusahaan melalui kesetiaan pelanggan.

Beberapa program loyalitas pelanggan yang populer antara lain program membership, poin, diskon, cashback, hingga penawaran beli 1 gratis 1. Dengan program- program seperti ini, perusahaan berharap pelanggan terus berinteraksi dengan brand dan termotivasi untuk terus membeli dari brand mereka.

Manfaat Loyalty Program

Banyak brand menyadari, bahwa menjual produk ke pelanggan lama akan jauh lebih mudah daripada menawarkan produk ke calon pelanggan. Salah satu alasannya karena pelanggan sudah mengenal produk Anda dan mereka sudah merasakan manfaatnya.

Meski begitu, hal ini tidak serta merta membuat mereka setia pada brand Anda dan tidak tertarik mencoba produk dan layanan toko lain.

Saat ada penawaran yang lebih menarik dari toko lain, pelanggan mungkin akan berbelanja di toko lain. Dan jika toko tersebut menawarkan benefit yang lebih baik, mereka bisa beralih dari pelanggan setia Anda menjadi pelanggan setia toko lain.

Skenario ini bisa terjadi kapan saja. Dan untuk menyelamatkan brand Anda dari banyak skenario seperti ini, penting untuk merancang program loyalitas untuk perusahaan Anda.

Program loyalitas pelanggan bukan hanya membantu perusahaan dalam hal itu saja. Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa perusahaan Anda peroleh :

1. Membangun Hubungan dengan Pelanggan

Menurut Zendesk, salah satu manfaat paling besar dari program loyalty adalah membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan.

Dengan berbagai program yang perusahaan tawarkan, Anda sedang berupaya memberikan kepuasan kepada pelanggan. Secara tidak langsung interaksi telah terbangun.

Dan ini akan semakin kuat saat kampanye program loyalti berhasil menarik emosi positif pelanggan terhadap produk atau layanan yang Anda berikan.

2. Strategi Customer Advocacy

Saat perusahaan berhasil menciptakan program loyalitas yang menarik, besar kemungkinan pelanggan akan merekomendasikan brand Anda ke orang- orang terdekat mereka. Hal ini akan mendorong terjadinya customer advocacy.

Dalam marketing, ini biasanya sering disebut sebagai kampanye advocacy marketing. Yaitu strategi dimana pelanggan seolah menjadi sales person dengan merekomendasikan produk dan layanan perusahaan Anda.

Pelanggan akan secara sukarela membicarakan brand Anda dan mempengaruhi orang- orang di sekitarnya untuk membeli dari brand Anda. Tentu saja ini akan menciptakan keuntungan menarik untuk perusahaan.

3. Strategi Bersaing dari Kompetitor

Persaingan bisnis memang semakin ketat setiap harinya. Jika perusahaan Anda tidak melakukan sesuatu yang menonjol, kompetitor bisa kapan saja mengambil alih pelanggan setia Anda.

Untuk itulah, penting untuk perusahaan membangun kesetiaan pelanggan lewat program loyalitas. Program loyalitas akan membuat brand Anda berbeda dari kompetitor. Pelanggan akan merasa lebih terhubung dam terus menjadi pelanggan Anda.

Tips Membuat Program Loyalty untuk Pelanggan

Setelah mengetahui manfaat loyalty program yang luar biasa untuk kelangsungan bisnis, tentu saja ingin menerapkannya untuk bisnis kita, bukan?

Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk menciptakan loyalty program yang efektif dan tepat sasaran :

1. Kenali Profil Pelanggan

Langkah penting pertama yang perlu Anda lakukan adalah mempelajari data pelanggan terlebih dulu atau melakukan riset pelanggan. Tujuannya adalah untuk mengenal rata- rata tipe pembeli Anda atau buyer persona.

Dalam hal mempelajari data pelanggan yang ada di perusahaan, berikut adalah beberapa pertanyaan yang bisa membantu Anda :

  • Sudah berapa lama mereka menjadi pelanggan?
  • Berapa keuntungan yang diperoleh dari produk terjual kepada mereka?
  • Berapa lifetime value yang dihasilkan dari masing- masing pelanggan?

Setelah itu, lakukan riset lebih mendalam dengan menjawab pertanyaan berikut :

  • Seberapa puas mereka dengan produk kita?
  • Apa alasan utama mereka membeli dari kita? Apakah karena harga yang murah, kualitas layanan, jenis produk, atau yang lain?
  • Berapa rentang usia mereka?
  • Produk lain apa yang bisa kita jual untuk mereka?

Deretan data ini bisa Anda gali lebih lanjut melalui form survey pelanggan atau mengintip insight di Google Analytic. Semakin banyak data yang bisa Anda kumpulkan, maka akan semakin untuk membuat loyalty program yang efektif dan tepat sasaran.

2. Tentukan Budget Program

Apapun program atau kampanye yang Anda canangkan, pastikan Anda mengetahui berapa porsi budget untuk kebutuhan ini. Dengan begitu, program nanti akan sesuai dengan budget yang cocok.

Tips dalam menentukan budget loyalty program yang bisa Anda terapkan misalnya :

  • Berapa kampanye budget marketing secara keseluruhan?
  • Pisahkan budget untuk meningkatkan retention dan akuisisi pelanggan baru
  • Berapa % budget yang bisa Anda alokasikan untuk program loyalty?
  • Analisa hasilnya untuk menentukan waktu yang tepat untuk scale up budget program loyalitas

3. Tentukan Jenis Loyalty Program

Setelah menentukan budget, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis program yang akan berjalan dan mengapa memilih program tersebut. Anda boleh mengajak tim untuk brainstorming jenis program apa yang mungkin dan membuat list benefit vs kelemahan dari masing- masing program.

Dari daftar tersebut, Anda bisa memilih sesuai kriteria berikut :

  • Paling menarik dari sisi benefit
  • Kemudahan dalam eksekusi program
  • Paling signifikan memberi dampak terhadap loyalitas pelanggan atau kontribusi penjualan

Umumnya, 57% pelanggan akan tertarik dengan program yang membuat mereka merasa hemat. Selain itu, gunakan program reward ini secara rutin agar pelanggan termotivasi untuk menggunakannya.

4. Siapa Saja Pelanggan yang Terlibat dalam Program?

Selanjutnya, buatlah kategori pelanggan yang menjadi sasaran dalam loyalty program ini.

Bagaimana caranya? Anda mungkin bisa menentukannya dari beberapa kriteria berikut ini :

  • Rata- rata jumlah pembelian atau volume pembelian
  • Berapa lama mereka menjadi pelanggan di perusahaan
  • Kecepatan pembayaran

Misalnya saja, Anda akan membuat program loyalitas dalam bentuk cashback untuk pelanggan setia yang sudah sudah setiap sejak satu tahun. Atau mungkin kriteria lain yang sesuai dengan program yang direncanakan.

5. Lakukan Review Kinerja/ Analisa Program Loyalty

Setelah menjalankan program loyalitas, jangan lupa untuk mengevaluasi bagaimana kinerja program tersebut. Apa saja yang menjadi bahan evaluasi? Berikut daftar yang bisa membantu Anda :

  • Berapa banyak orang yang merespon program loyalty?
  • Berapa tinggi engagement atau tingkat interaksi pelanggan dengan program?
  • Bagaimana feedback dari pelanggan? Apakah mereka merasa diuntungkan dengan adanya program ini?
  • Persentase jumlah pelanggan yang mengikuti program loyalty
  • Bagaimana kontribusinya terhadap penjualan?

Sebagai perbandingan, Anda juga bisa membuat loyalty program yang berbeda dan membandingkan performa antar program baru dan program yang pernah berjalan. Dengan begitu, akan mudah untuk menganalisa mana jenis program yang paling efektif untuk industri Anda.

Contoh Program Loyalty yang Efektif dan Menarik untuk Pelanggan

Ada banyak cara memanjakan pelanggan melalui program loyalitas perusahaan. Tentu saja Anda boleh mencoba hal baru atau mencontek beberapa program loyalty populer yang banyak perusahaan gunakan.

1. Loyalty Point

Loyalty point adalah salah satu program loyalty populer yang banyak digunakan perusahaan. Dalam konsep ini, pelanggan akan mengumpulkan poin dari setiap transaksi yang mereka lakukan.

Dalam akumulasi poin tertentu, akan ada poin yang bisa ditukar dengan berbagai hadiah eksklusif. Hadiah ini bisa berupa hadiah, produk dan layanan gratis, diskon atau potongan harga.

Jenis program loyalty point ini tentu harus saling menguntungkan kedua belah pihak. Pelanggan merasa untung karena akumulasi transaksinya dapat ditukar dengan hadiah tertentu. Dan perusahaan merasa untung karena reward yang diberikan sesuai dengan peningkatan jumlah transaksi pelanggan.

2. Event Terbatas

Contoh loyalty program selanjutnya yang bisa dicoba adalah dalam bentuk event terbatas. Program ini bisa berjalan secara individu ataupun umum, dan bisa berlaku di event musiman tertentu. Misalnya saat Hari Belanja Nasional atau Hari Raya Idul Fitri.

Di event- event ini, animo pembelian biasanya meningkat. Perusahaan bisa memanfaatkan animo ini untuk mendapatkan tingkat penjualan yang besar dari pelanggan. Dengan program event terbatas, perusahaan memberikan keuntungan pada pelanggan di hari spesial.

Perusahaan juga bisa memberikan promo khusus untuk event personal pelanggan. Misalnya saja di hari ulang tahunnya atau anniversary join membership, perusahaan bisa memberikan diskon khusus. Momen spesial ini adalah kesempatan untuk membuat pelanggan terikat secara emosional dengan produk dan brand Anda.

3. Tier Program (Program Tingkatan)

Program ini bisa menjadi salah satu program lanjutan dari program membership atau bisa juga dibuatkan program tersendiri. Dalam program membership, para pelanggan akan diajak bergabung dengan komunitas yang dibuat perusahaan.

Atau yang sudah mencapai level membership tertentu pelanggan akan mendapat keuntungan lebih lanjut. Misalnya saja promo spesial khusus anggota membership grade A, hingga perlakuan khusus yang tidak bisa diperoleh member reguler atau non-member.

4. Kemitraan

Kemitraan juga bisa diterapkan dalam program loyalitas pelanggan. Dalam program kemitraan ini, perusahaan bisa membuka kesempatan untuk pelanggan loyal agar menjadi mitra brand. Pelanggan nantinya akan mendapatkan produk- produk tertentu dengan harga spesial untuk mereka posting di media sosial.

Atau bisa juga dengan sistem endorse terhadap pelanggan yang mempunyai keberadaan kuat di media sosial. Pelanggan tersebut akan mengkampanyekan produk perusahaan dan sebagai benefit, pelanggan berhak mendapat produk gratis atau tambahan bonus lainnya.

5. Kupon Potongan Harga dan Cashback

Belakangan ini, potongan harga dan cashback menjadi salah satu cara ampuh untuk terus membuat pelanggan betah. Di saat perang harga antar ecommerce semakin gila, kupon potongan harga dan penawaran cashback menjadi salah satu cara untuk menarik minat pelanggan.

Untuk semakin membuat pelanggan tertarik menggunakannya, beri batasan waktu atau jumlah (kuota) terhadap kupon ini. Misalnya saja, kupon hanya berlaku selama 24 jam atau hanya untuk 50 pelanggan pertama yang bertransaksi.

Kesimpulan

Loyalty program adalah bagian penting dari kampanye perusahaan untuk terus bertumbuh dan bertahan dari serangan kompetitor. Semua skala bisnis, baik yang besar maupun kecil, umumnya memahami bahwa environment market semakin kompetitif.

Loyalty program sangat ampuh untuk meningkatkan customer retention. Pasalnya, akuisisi pelanggan baru membutuhkan biaya antara 5-25 kali lebih tinggi daripada mempertahankan pelanggan lama, sesuai studi dari Frederick Reichheld dari Bain & Company. Menurut Frederic, perusahaan lebih baik menghabiskan biaya marketing untuk mengelola relasi bisnis dengan pelanggan yang sudah membeli.

Selain itu, loyalty program yang perusahaan rancang bisa juga menjadi cara untuk ikut mengakuisisi pelanggan baru. Dengan begitu, panah bisa menyasar ke dua target sekaligus. Kendati begitu, perusahaan sebaiknya membuat sasaran tujuan yang tepat dari program yang dibuat.