Bicara tentang berjualan secara online, deskripsi produk adalah bagian penting yang perlu kita optimalkan untuk meningkatkan penjualan. Dengan menulis deskripsi produk yang baik, kita akan berhasil meyakinkan calon pembeli untuk segera melakukan pembelian. Ya, deskripsi produk memang salah satu pemicu seseorang memencet button Call to Action. Itulah mengapa selain kualitas produk yang baik, menciptakan deskripsi produk yang efektif dan menarik juga sangat penting. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana caranya membuat deskripsi produk yang efektif? Di artikel kali ini, Panda akan menyajikan beberapa tips untuk menciptakan deskripsi produk yang menarik perhatian, efektif, sekaligus bisa meyakinkan pembeli.
Menciptakan Deskripsi Produk yang Menjual
Deskripsi produk adalah cara yang digunakan penjual untuk menjelaskan tentang sebuah produk. Mulai dari spesifikasi produk, kelebihan, cara penggunaan, dan atribut lain dari produk itu sendiri. Deskripsi produk ada yang ditulis dalam penjelasan yang panjang. Ada juga yang padat dan ringkas. Apapun itu, deskripsi produk harus dikemas untuk memudahkan arus informasi ke calon pembeli, sekaligus meyakinkan mereka untuk membeli produk. Berikut ini adalah beberapa tips dari Panda dalam membuat deskripsi produk yang menarik dan efektif :
1. Kenali Target Konsumen
Untuk bisa menulis deskripsi produk yang baik, penting untuk mengenali siapa target konsumen Anda. Anda mengawalinya dengan memahami apa itu buyer persona.
Dalam berbagai literasi, buyer persona sering didefinisikan sebagai representasi dari pembeli ideal produk Anda. Untuk ini, penjual perlu mengenali apa yang menjadi minat calon pembeli, apa yang mereka butuhkan, serta seberapa sering mereka mengunjungi website atau media sosial Anda.
Selain itu, calon penjual juga perlu mengerti gaya bahasa yang digunakan untuk membangun komunikasi dengan mereka. Gaya bahasa ini biasanya akan disesuaikan dengan usia target konsumen, atau brand image yang ingin diciptakan di mata konsumen.
Misalnya untuk deskripsi produk ala KopiKenangan.id di bawah ini. Mereka menyajikan deskripsi produk yang dikemas sederhana, ringan, dan tetap asyik dicerna.
Style mereka ini memang sengaja disesuaikan dengan target market mereka yang sebagian besar adalah generasi milenial dan gen Z yang energik dan kekinian. Selain itu, brand kopi kekinian ini juga punya nama- nama produk unik dan sangat milenial untuk setiap produk miliknya.
Contek nggak nih strateginya?
2. Tonjolkan Keunggulan Produk
Penggunaan kata- kata yang gaul dan asyik memang menjadi ide yang menarik. Namun jangan sampai lupa untuk menonjolkan keunggulan atau manfaat produk. Jika tidak, deskripsi bisa terkesan sebagai info yang sia- sia. Jadi, saat menggunakan gaya bahasa yang sudah dipilih, jangan lupa untuk selalu menyisipkan manfaat dari produk yang Anda jual. Misalnya dalam marketplace, produk dengan informasi deskripsi yang menonjolkan keunggulan produk akan berpotensi lebih ‘menjual’ dibandingkan produk dengan deskripsi apa adanya.
3. Beri Sentuhan Emosional
Sentuhan emosional adalah pendekatan terbaik untuk mendorong calon pembeli memencet button call to action. Jadi selain menginformasikan fitur dan spesifikasi produk, berikanlah sedikit sentuhan emosional untuk membuat calon pembeli lebih tergerak.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memberi sentuhan emosional pada deskripsi produk. Salah satunya adalah dengan teknik story telling.
Dengan teknik ini, Anda seolah- olah sedang menceritakan sesuatu. Yang entah bagaimana akhirnya mengerucut tentang bagaimana sebuah produk telah membantu mengatasi masalah atau membuat Anda begitu senang.
Dengan cara bercerita, Anda akan membawa pembaca terhanyut dengan informasi yang disampaikan, sekaligus membangkitkan emosi mereka. Mereka akan mudah menelaah informasi produk meskipun pada akhirnya tahu bahwa ujung- ujungnya adalah sedang jualan, hehehe….
Contohnya bisa dilihat di deskripsi produk yang satu ini :
Anda juga bisa membuatnya sendiri. Bisa berawal dari menanyakan sesuatu ke audiens atau langsung bercerita tentang suatu kejadian. Bisa? Pasti dong!
4. Gunakan Gaya Bahasa Natural
Pernahkah Anda membaca sebuah konten translate-an yang terkesan bahasa robot dan dipaksakan? Tidak menyenangkan rasanya, bukan?
Hal yang sama juga terjadi saat Anda menggunakan bahasa yang dipaksakan pada konten produk. Calon customer mungkin dengan mudah menebak, informasi produk ini dibuat asal copas atau menyontek dari orang lain.
Meski sederhana, menggunakan gaya bahasa natural akan membuat informasi mudah dicerna. Hindari asal copas, hanya modal translate, atau penjelasan berbelit- belit tanpa arah yang membuat calon pembeli kabur.
5. Gunakan Kombinasi Kosakata yang Variatif
Menggunakan kata- kata yang sama secara berulang akan membuat deskripsi produk terlihat monoton dan membosankan. Untuk menghindari hal ini, cobalah untuk menggunakan variasi kosakata. Misalnya saja saat Anda mempromosikan produk skin care. Anda bisa menggunakan kombinasi kata blackhead dan komedo dalam satu deskripsi. Bisa juga menggunakan kata glowing dan cantik bersinar dalam satu caption foto produk.
6. Deskripsi Detail & Teknis, Seberapa Jauh Diperlukan?
Beberapa produk membutuhkan penjelasan teknis yang detail, dan beberapa tidak perlu. Sebagai penjual, Anda perlu mengetahui detail apa saja yang perlu diinformasikan kepada customer.
Misalnya saja saat menjual produk fashion. Maka deskripsi teknis hanya perlu seputar bahan, ukuran, dan ketersediaan warna. Saat berjualan skincare, selain manfaat, akan lebih efektif untuk menonjolkan bahwa skin care tidak mengandung bahan berbahaya dan sudah BPOM.
Namun jika Anda berjualan tentang produk handmade, produk yang custom atau produk unik, Anda perlu lebih detail dalam menjelaskan produk. Contohnya bisa Anda lihat di caption produk Kadonesia ini :
Penjelasan detail juga mencakup apa saja yang termasuk dalam pembelian, terutama jika foto menggunakan ornamen tambahan.
7. Optimalkan Kata Kunci di Deskripsi dan Hashtag
Menyisipkan kata kunci pada deskripsi punya arti yang sangat penting. Tindakan ini akan memudahkan calon pembeli untuk menemukan produk karena konten berpotensi muncul di mesin pencari, apapun platform yang Anda gunakan.
Entah itu di media sosial, website sendiri atau marketplace, gunakan lah kata kunci yang relevan dengan produk. Untuk best practice nya, Anda bisa melakukan riset kata kunci terlebih dulu untuk mengetahui kata kunci populer dan mengenali kompetisinya.
Sedangkan untuk media sosial, jangan lupa untuk memaksimalkan kata kunci dalam penggunaan hashtag. Hashtag ini lah yang akan mengarahkan calon pembeli untuk menemukan produk Anda di media sosial.
8. Pastikan Teks Deskripsi Mudah Di-skimming
Tidak semua pengunjung adalah pembaca yang baik. Faktanya, rata- rata pengunjung hanya membaca 16 persen dari keseluruhan konten website. Berkaitan dengan produk, mereka biasanya akan membaca sekilas dan dengan cepat informasi yang dibutuhkan. Itulah mengapa Anda perlu membuat teks deskripsi yang efektif dan mudah dicerna. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda gunakan :
Hindari menumpuk kalimat- kalimat panjang dalam satu paragraf.
Gunakan font size yang berbeda antara judul dan deskripsi. Font untuk judul idealnya berukuran lebih besar, dan font untuk paragraf berukuran lebih kecil. Jika format deskripsi tidak mendukung, manfaatkan penggunaan huruf kapital, cetak tebal, atau emoticon.
Buat paragraf ringkas dan berikan ruang atau white space antar satu paragraf dan yang lainnya.
Gunakan bullet & numbering untuk memperjelas deskripsi antar point.
Kesimpulan
Membuat deskripsi untuk produk memang bukan hal yang benar- benar sulit. Karena dengan mempelajari berbagai teknik di atas, Anda sudah bisa menghasilkan deskripsi yang baik, efektif, menarik, dan tentu saja menjual.
Untuk implementasinya, Anda harus bisa mengidentifikasi persona buyer dan juga memahami jenis produk yang Anda jual. Selanjutnya, Anda bisa menciptakan informasi produk yang bisa menjadi senjata ampuh untuk meyakinkan calon pembeli.
Di akhir artikel ini, Panda akan memberikan resume yang berkaitan dengan artikel ini.
Apa yang dimaksud dengan Deskripsi Produk?
Deskripsi produk adalah informasi seputar produk yang meliputi fitur dan spesifikasi, kelebihan, cara penggunaan, hingga atribut lain dari produk itu sendiri.
Bagaimana cara membuat deskripsi produk yang baik?
Deskripsi produk yang baik tidak selalu berarti deskripsi yang panjang. Anda bisa mengemasnya dalam story telling yang singkat tapi manis, atau konten deskripsi detail yang menjelaskan teknik produk.
Di artikel ini, Panda memberikan 8 tips cara membuat deskripsi produk yang efektif, menarik, sekaligus menjual. Anda bisa mencontek habis sampai tuntas.
Bisnis
online itu sangat banyak jenisnya. Mulai dari yang menjual produk dan jasa yang
harganya murah, hingga yang harganya luar biasa mahal. Jika Anda salah satu
internet marketer yang bergelut di bidang ini, tentu sudah familiar dengan
testing beberapa jenis produk bisnis online, bukan?
Faktanya, bukan perkara mudah untuk menentukan mana jenis bisnis online yang
akan digeluti. Apakah akan bermain di satu produk? Atau beberapa produk
sekaligus? Apakah memilih produk berdasarkan minat pasar? Atau mengikuti hobi
dan minat?
Di artikel ini, kami hanya akan sedikit membagikan tips dari pengalaman beberapa
tim kami. Bukan berarti Anda harus mengikutinya. Tidak. Namun, artikel ini akan
memberikan Anda insight dan inspirasi untuk menentukan jenis bisnis online apa
yang tepat untuk Anda jalankan. Semoga bermanfaat!
Bisnis Online : Potensi vs Passion?
Selain
tentang kerja keras dan ketekunan, bisnis seringkali tentang keajaiban. Ada
banyak hal terjadi jika Anda memilih bisnis yang disesuaikan dengan passion
alias minat dan kata hati Anda sendiri. Konon begitulah katanya.
Memilih bisnis berdasaran potensi pasar vs passion tentu dua hal yang berbeda.
Jika memilih berdasarkan potensi, Anda cenderung berada di sisi logis. Namun
jika memilih pilihan bisnis berdasarkan passion, Anda cenderung punya kemampuan
bertahan yang lebih kokoh.
Bahkan meski sudah jatuh bangun berkali- kali, neraca keuangan minus, dsb, Anda
masih belum kapok. Namanya juga passion. Semua dilakukan sampai titik darah
penghabisan.
Memilih
Berdasarkan Potensi
(+) Potensi laris lebih besar dan lebih cepat (+) Berjualan lebih mudah karena pasar cenderung lebih besar dan pasar sudah teredukasi dengan produk (+) Anda sudah mengantongi hasil riset kompetitor untuk masuk ‘arena perang’ (+) Karena tiga hal tersebut, ritme di awal bisnis biasanya relatif cepat (-) Kompetisi biasanya sangat ketat dan sudah menjamur (-) Kecenderungan perang harga lebih besar (-) Akan ada mereka yang punya modal besar biasanya yang memonopoli persaingan (-) Pelaku bisnis lebih mudah patah semangat saat hasil tidak sesuai harapan
Memilih
Berdasarkan Passion
(+) Biasanya kita lebih tertarik untuk merancang strategi yang lebih kreatif dibanding mengikuti (+) perang harga (+) Pelaku bisnis biasanya sangat gigih dan tidak mudah terpengaruh saat hasil tidak sesuai harapan (-) Ritme bisnis di awal biasanya lebih slow dan berhati- hati (-) Potensi laris, kebutuhan edukasi produk, dan tingkat kompetisi tergantung dari produk di passion yang kita minati
Dua-
duanya baik dan masih dipengaruhi oleh kepribadian kita sendiri, terutama di
point soal ‘semangat juang’. Anda cenderung yang mana?
Bisnis Online Kekinian
Selanjutnya,
inilah saat yang tepat untuk mengintip jenis- jenis bisnis online kekinian yang
tepat untuk Anda jalankan :
Bisnis Fashion Muslim
Semakin
tingginya kesadaran Muslim masa kini terhadap pentingnya menjalankan kewajiban
mereka dalam berpakaian menutup aurat membuat produk fashion muslim laris manis
dari tahun ke tahun. Mulai dari hijab, tunik, gamis, baju kondangan yang sesuai
dengan muslim, dress panjang, hingga baju muslim, semua laris manis.
Skin Care dan Kosmetik
Salah
satu alasan mengapa berbisnis kosmetik itu menggiurkan adalah karena tingkat
repetisi penjualannya yang sangat tinggi. Saat seseorang sudah merasa cocok
dengan satu merek kosmetik, saat habis, ia pasti akan membeli lagi. Sedangkan
untuk kosmetik, perempuan seringkali merasa mempunyai satu saja tidak cukup.
Misalnya saja lipstick. Untuk warna yang sama atau mirip- mirip, perempuan yang
suka dandan biasanya akan mempunyai lebih dari satu merek dan jenis. Tingkat
kompetisi skin care dan kosmetik ini tinggi, tapi potensi keuntungannya juga
tidak main- main.
Case HP dan Aksesoris HP lainnya
HP
sering dianggap sebagai kebutuhan primer manusia modern. Tidak heran, brand-
brand smartphone berlomba- lomba untuk mengeluarkan seri terbaru mereka setiap
rentang waktu tertentu. Tidak ketinggalan, bisnis case HP dan aksesoris HP
lainnya juga semakin banyak dicari. Dengan menambahkan kreatifitas, Anda bisa
menjual case HP unik, seperti case HP dengan foto si pemilik, case HP dengan
tren tertentu (misalnya tren drama Korea yang sedang hits).
Fashion Aksesoris
Fashion aksesoris selalu menjadi bisnis hits karena mengikuti trend. Mulai dari anting (yang kini tersedia anting untuk para hijabers), kalung, gelang, hingga jam tangan dan pin magnet untuk hijabers. Anda bisa memilih untuk spesifik menjual aksesoris tertentu, atau ‘gado- gado’ aksesoris untuk pasar tertentu.
Kebutuhan Bayi dan Anak
Pasar
audience wanita memang selalu menarik untuk diolah. Selain fashion muslim dan
fashion aksesoris yang dominasinya perempuan, ada juga fashion bayi dan anak-
anak yang lagi- lagi mengincar audience wanita. Dengan tampilan yang lucu- lucu
dan produk yang menarik, bisnis Anda akan laris manis karena segment audience
ini adalah tipe customer yang sekali beli langsung memborong.
Snack Kekinian
Snack
apa yang lagi nge-hits? Disitulah potensi penjualan besar berada. Selain
menonjolkan yang kekinian, Anda juga bisa menambahkan produk makanan laris
lainnya di galeri bisnis Anda. Mulai dari snack pedas yang ngehits, sampai
keripik, cilok, dan cireng. Jangan lupa, bisnis makanan ini selalu eksis
dimana- mana.
Produk/ Jasa Digital
Ada banyak produk digital yang selalu dicari oleh pencari jasa. Mulai dari jasa follower, subscriber, tulisan, desain, paid to promote, hingga jasa pembuat konten. Beberapa produk digital menuntuk keahlian dari pelaku bisnisnya. Beberapa yang lain bisa dilakukan dengan system affiliate/ reseller. Tidak harus ahli, Anda hanya perlu mempelajari produknya, kemudian mempromosikannya dengan gencar.
Setelah menentukan jenis produk yang ingin ditekuni, yang tidak kalah pentingnya adalah mempertimbangkan metode bisnsi yang akan dipilih. Masing- masing point tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangan masing- masing…
Dropship vs Reseller
Dengan
menjadi reseller, Anda melakukan stock barang terlebih dulu, kemudian
menjualkan kepada customer Anda. Sedangkan dengan menjadi dropshipper, Anda
menjualkan produk ke customer Anda tanpa melakukan stok barang terlebih dulu.
Anda dapat membaca selengkapnya di artikel : Cara
Memulai Bisnis Dropship dan Reseller- Bisnis Tanpa Modal.
Marketplace vs Website Sendiri
Mempunyai
website sendiri itu keren. Namun jika masih belum yakin, memulai dengan
marketplace adalah pilihan yang menarik. Dua- duanya punya kelebihan dan
kekurangan yang bisa menjadi pertimbangan Anda dalam memulai bisnis online
Anda. Masih ragu? Cobalah baca artikel : Mana yang Lebih
Baik untuk Jualan Online, Marketplace atau Toko Online Sendiri.
Branding Dulu vs Jualan Dulu
Kapan
mulai jualannya? Apakah setelah amunisi branding, manajemen stok, dan yang
lain- lain sudah siap? Jika Anda pemula, sangat disarankan untuk mulai jualan
dulu. Jangan sampai hal- hal yang Anda harapkan membantu bisnis Anda terlihat professional
ini justru membuat langkah Anda berhenti dan jualan Anda tersendat.
Bukan berarti hal- hal yang lain tidak penting, bukann.. Namun, dengan modal
terbatas di awal bisnis, sangat penting untuk memastikan roda Anda berjalan
dengan baik. Roda ini lah yang nantinya akan membantu bisnis Anda berkembang
dan melakukan hal- hal yang penting. Break down hal- hal yang menurut Anda
vital dilakukan di awal, dan hal- hal yang bisa menunggu.
Misalnya saja kontak email dan HP customer service tersendiri serta pencatatan
transaksi dan data customer. Ini sangat penting dilakukan sejak awal. Namun, untuk
langsung mempunyai software transaksi yang mumpuni bukanlah hal krusial di
awal.
Saat Anda menjalankan sebuah bisnis, strategi marketing apapun yang Anda jalankan akan bermuara kepada goal untuk meningkatkan penjualan. Maka dari itu, penting untuk memastikan semua faktor pendukung berjalan seirama agar penjualan mudah terjadi dan menciptakan keuntungan.
Masalah mulai terjadi saat Anda berpikir sudah menyediakan yang terbaik dari sisi kualitas produk dan harga, namun ternyata produk Anda masih saja sepi peminat. Jumlah pembeli jauh dari ekspektasi Anda, dan tim Anda ngos- ngos an dalam mengejar target penjualan.
Penyebab Orang- orang Tidak Mau Membeli Produk Anda
Menyedihkan memang saat produk Anda
disebut sepi peminat dan tidak laku. Dalam sekejap seolah- olah kerja keras
Anda dalam melakukan promosi sia- sia belaka. Apa yang sebenarnya terjadi?
Mengapa pasar tidak tertarik dengan produk Anda? Dimana letak kesalahannya?
Anda tidak bisa serta merta mencari kesalahan tanpa menelusuri benang merahnya
terlebih dulu. Langkah pertam yang harus dilakuka adalah mengevaluasi strategi
marketing yang dijalankan. Dari data yang Anda miliki, apakah promosi sudah
dijalankan dengan cara dan audience yang tepat? Apakah split test sudah
dilakukan secara optimal?
Setelah mengevaluasi dari sisi strategi marketing, Anda kemudian dapat
menganalisa penyebab produk Anda kurang diminati pembeli. Mungkin saja Anda
menemukan jawabannya dari beberapa alasan orang tidak tertarik membeli produk
Anda berikut ini :
1. Calon Pembeli Tidak Mengetahui Produk Anda
Pasar yang membutuhkan atau yang potensial berminat tidak akan membeli produk Anda jika mereka bahkan tidak mengetahui produk Anda. Jika Anda merasa sudah melakukan banyak strategi marketing dan iklan Anda sudah ada dimana- mana, namun calon pembeli tetap tidak datang juga, mungkin ada yagn salah dengan strategi pemasaran Anda.
Anda perlu mengevaluasi, apakah produk Anda sudah dipasarkan di lingkungan yang tepat? Apakah produk Anda sampai ke calon pembeli potensial yang ditargetkan? Apakah split test iklan Anda dilakukan dengan benar dalam mendapatkan winning campaign?
Dari hasil evaluasi Anda, Anda bisa menemukan beberapa point yang dapat membantu Anda menganalisa dimana letak kesalahannya. Dari point- point ini, Anda dapat melakukan perbaikan dalam melakukan promosi produk agar produk Anda benar- benar dijangkau oleh mereka yang membutuhkan atau mereka yang mempunyai minat dan ketertarikan.
2. Manfaat Produk Anda Tidak Tersampaikan
Ada beberapa jenis produk yang
saat dijual, perlu dilengkapi dengan edukasi terkait produk tersebut. Misalnya
Anda menjual produk suplemen herbal. Tentu saja Anda perlu menjelaskan kepada
target konsumen Anda apa manfaat dari supplement tersebut, seperti untuk
menurunkan berat badan, meningkatkan nafsu makan, melancarkan peredaran darah,
mengoptimalkan metabolisme, dan lain sebagainya.
Karena produk yang Anda jual adalah supplemen, Anda juga perlu meyakinkan calon
pembeli Anda bahwa produk Anda ini aman, sehat, halal, dan sudah terdaftar di
BPOM (tentu saja karena Anda benar- benar menjual produk yang bagus!).
Jika informasi seperti ini tidak sampai ke calon pembeli Anda, wajar saja jika
produk Anda hanya diabaikan. Berapa pun budget iklan yang Anda gelontorkan
semua akan percuma jika calon konsumen tertarget Anda hanya scroll iklan Anda. Mereka tidak mengerti
apa manfaat dari produk Anda. End of
story.
3. Calon Pembeli Merasa Produk Anda Tidak Dibutuhkan
Akan lebih mudah menjual barang yang berjenis need base atau sesuai dengan kebutuhan konsumen. Bukan berarti Anda harus berjualan beras atau gula saja yang merupakan kebutuhan sehari- hari. Anda bahkan bisa membuat seolah- olah konsumen membutuhkan produk yang Anda tawarkan -padahal yang nggak butuh!
Bagaimana triknya? Mainkan copywriting dan berikan penawaran berbatas waktu. Di landing page atau materi iklan, sampaikan hal apa yang stand out dari produk Anda dan mengapa produk Anda tidak boleh dilewatkan. Jika memungkinkan, beberkan digit angka yang konsumen bisa hemat dengan menggunakan produk Anda.
Testimoni berpengaruh? Tentu saja! Kumpulan testimoni dapat menambah nilai jual dari penawaran Anda dan membuat calon konsumen merasa bahwa produk Anda memang sayang untuk tidak dimiliki.
4. Produk Anda Terlihat Tidak Mempunyai Nilai Lebih
Saat kompetitor semakin banyak
dan tren bakar- bakar duit semakin menggila, value dari sebuah product harus
semakin ditonjolka. Bagi calon pembeli, produk yang mempunyai nilai lebih, baik
dari segi manfaat, dan kualitas adalah produk yang sulit untuk ditolak.
Bagaimana cara memberi nilai lebih pada produk Anda? Lakukanlah branding!
Selain itu, jangan lupa untuk meningkatkan kualitas, menampilkan packaging yang
menarik, foto yang berkualitas, dan berikan penawaran special yang masuk akal.
5. Calon Pembeli Sulit Membeli Produk Anda
Berbeda dengan alasan #1 dan
lainnya, ada sekelompok calon pembeli potensial yang sebenarnya sudah ingin
membeli produk Anda. Sayangnya, saat mereka membutuhkannya, mereka tidak jadi
melakukannya karena kesulitan melakukan proses pembelian.
Jika point ini yang terjadi, apa yang harus dilakukan? Coba evaluasi cara
pemesanan yang Anda terapkan di bisnis Anda. Apakah sudah semudah mungkin?
Apakah fitur add-to-cart di website Anda berjalan normal? Apakah Anda
menyediakan layanan WA atau live chat untuk mendukung terjadinya pembelian?
Jika memang ‘kebocoran’ terjadi dalam proses pemesanan, Anda harus segera
menambalnya. Buat proses pemesanan hingga pembayaran menjadi semudah mungkin.
Biar bagaimanapun, user experience adalah hal yang sangat vital dalam proses
jual beli modern. Bukan hanya pembeli baru yang akan menikmati proses ini, tapi
perbaikan ini juga dapat membuat angka repeat order menjadi lebih baik lagi.