Hard Selling dan Soft Selling adalah dua teknik berjualan yang sangat populer. Keduanya paling sering diterapkan, serta mempunyai strength poin yang berbeda antar satu dan yang lainnya. Dua teknik pemasaran ini berlawanan. Dalam bisnis, Anda bisa menerapkan keduanya untuk saling melengkapi dan membuat strategi marketing menjadi lebih optimal. Namun sebelumnya, tentu kita perlu tahu lebih dulu perbedaan mendasar dari hard-selling dan soft-selling, kemudian mengenali metode dan cara promosinya.
Apa itu Hard Selling dan Soft Selling?
Sebelum mengenali perbedaan keduanya, tentu penting untuk kita memahami lebih dulu apa itu hard-selling dan soft-selling.
Pengertian Hard Selling
Ada beberapa versi definisi dari Hard Selling. Jika kita rujuk dari kata asalnya, arti dari Hard Selling adalah sebuah metode pemasaran secara langsung dan terbuka. Dalam versi yang lebih lugas, Hard Selling adalah sebuah strategi pemasaran untuk melakukan penjualan (sales) yang bersifat gamblang atau langsung. Tujuannya adalah untuk melakukan transaksi terhadap produk yang diiklankan dengan cepat. Hard Selling kerap disebut sebagai metode pemasaran yang agresif. Pasarnya, tidak ada basa- basi kepada konsumen. Promosi bersifat to the point dan cenderung buru- buru untuk mendorong calon konsumen segera melakukan transaksi. Teknik ini bisa dilakukan secara langsung oleh sales person atau dalam penerapan iklan online dan offline. Teknik ini juga bisa menjadi metode efektif untuk beberapa situasi. Kelemahannya, metode ini kurang mempertimbangkan faktor awareness audiens dan urusan jangka panjang lainnya.
Pengertian Soft Selling
Kebalikannya dari Hard Selling, kita mengenal apa itu Soft Selling. Soft-selling adalah strategi penjualan dengan pendekatan yang lebih halus dan cenderung membuat orang penasaran. Soft selling membuat calon pelanggan tidak merasa bahwa mereka ditawari produk. Namun mereka mengenali fungsi atau manfaat produk tersebut, mereka akan terpancing untuk mencari tahu lebih jauh. Dengan trik ini, berbekal rasa penasaran dan ingin tahu yang sudah cukup besar, lebih mudah untuk mengkonversi mereka menjadi pembeli.
Mengenal Perbedaan Hard-selling vs Soft-selling
Dari definisi di atas, sebenarnya kita bisa melihat perbedaan keduanya secara gamblang. Soft selling fokus untuk melakukan pendekatan secara persuasif dengan membangun kesadaran dan memancing rasa penasaran. Sedangkan hard selling melakukan pendekatan secara agresif agar target market segera melakukan pembelian. Dari sisi persiapan, soft selling membutuhkan konsep yang lebih matang dan tertata. Sedangkan hard-selling perlu dukungan display produk yang menarik, dan komponen penting lain untuk membuat angka penjualan bisa langsung naik. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan Panda berikut untuk melihat lebih jauh perbedaan hard selling dan soft selling :
1. Jangka Waktu Penjualan
Perbedaan pertama bisa kita lihat dari target jangka waktu penjualannya. Metode hard selling menggunakan metode pendekatan secara langsung dan tanpa basa basi. Disini, konsumen seolah diminta bertransaksi sesegera mungkin. Bisa kita artikan, metode ini mempunyai jangka waktu penjualan yang pendek. Kebalikannya, penggunaan metode Soft selling mempunyai target jangka waktu penjualan yang lebih panjang. Penggunaan metode soft selling jangka panjang ini tidak hanya berdampak pada penjualan saja, namun juga memperluas jangkauan konsumen. Penelitian menyebut bahwa sebagian besar orang lebih suka merekomendasikan atau membagikan konten produk soft selling ini. Selanjutnya, rekomendasi kepada teman atau keluarga menciptakan kemungkinan mencapai 95% untuk terjadinya pembelian.
2. Ketertarikan Konsumen
Perbedaan kedua antara hard selling dan soft selling terletak pada ketertarikan konsumen. Seperti penjelasan Panda di atas, konsumen cenderung lebih suka dengan pendekatan menggunakan metode Soft Selling. Metode soft selling membuat target market tidak merasa bahwa diri mereka adalah target dari promosi. Mereka tidak merasa sedang ‘dijuali’. Dan tentu saja, teknik menimbulkan rasa penasaran ini akan mendorong mereka untuk mengeksplorasi produk lebih jauh secara mandiri. Dalam proses soft selling, ada proses membangun ikatan antara perusahaan dan konsumen. Proses ini sekaligus membangun citra positif untuk sebuah perusahaan. Sedangkan untuk Hard Selling, proses ini juga baik untuk menarik konsumen, namun dalam rentang waktu relatif lebih singkat. Konsumen tidak mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi lebih jauh terhadap produk. Sehingga ketertarikan konsumen terhadap produk pun akan berlangsung secara singkat juga.
3. Bidang Industri yang Menggunakan
Setiap perusahaan tentunya punya berhak menentukan metode mana yang akan mereka gunakan dalam kampanye marketing. Apakah akan menggunakan metode Hard Selling atau metode Soft Selling. Atau bahkan, menggabungkan keduanya.
Ada beberapa industri yang cenderung menggunakan metode yang sama secara terus menerus. Misalnya saja Hard Selling, banyak digunakan oleh industri asuransi, perbankan atau telemarketing. Sedangkan untuk soft selling, banyak digunakan dalam bidang manufaktur, konsultan, dan content marketing.
Fungsi Penerapan Soft Selling dan Hard Selling
Kedua metode ini pada akhirnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu tercapainya penjualan produk. Namun dari sisi fungsinya, kedua metode ini berbeda satu sama lain.
Fungsi Hard Selling
Dengan style yang langsung dan tanpa basa- basi, hard selling cocok untuk mengejar target penjualan dalam waktu singkat. Metode ini juga cocok untuk produk- produk yang kita sudah familiar dalam kehidupan sehari- hari. Fungsi dari Hard Selling ini antara lain :
Mempengaruhi konsumen untuk bertransaksi langsung
Membeli dalam jumlah tertentu karena iming- iming insentif atau diskon
Fungsi Soft Selling
Soft Selling mempunyai tujuan jangka panjang. Oleh karena itu, fungsinya pun cenderung lebih beragam, seperti :
Membangun kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk
Membangun reputasi bisnis dan brand awareness
Menciptakan hubungan baik perusahaan dengan konsumen
Dari kepercayaan yang mulai timbul ini lah, konsumen akhirnya melakukan transaksi dan dengan senang hati memberikan referensi pada orang lain.
Contoh Hard Selling dan Soft Selling
Nah, sampai disini Panda yakin kita semakin memahami konsep hard selling dan soft selling ini. Untuk lebih memantapkan lagi, kita akan melihat beberapa contoh promosi hard selling dan soft selling.
Dari kedua metode ini, mana yang menurut Anda paling sesuai untuk bisnis Anda? Hard-selling atau soft-selling? Jika saat ini Anda masih ragu mana yang paling tepat, Anda bisa melakukan beberapa tes atau bahkan mengoptimalkan keduanya. Yang pasti, Anda perlu mengidentifikasi kebutuhan bisnis Anda lebih dulu dan jangan lupa menganalisa hasilnya. Selain kedua metode ini, jangan lupa kalau Anda juga bisa mengoptimalkan strategi up selling, down selling, dan cross selling yaa 🙂 Selamat mencoba!
Iklan tentu bukan istilah yang asing lagi untuk sebagian besar dari kita. Hampir setiap hari kita bertemu dengan iklan, entah dengan sengaja ataupun tidak. Proses pembuatan iklan biasanya mendapat batasan tertentu. Misalnya untuk tipe iklan media cetak, maka ada pembatasan ruang, tempat, dan sasaran pembaca. Sedangkan untuk tipe iklan digital, pembatasannya adalah durasi tayang iklan. Lantas, apa itu iklan? Bagaimana ciri- ciri iklan dan apa saja jenis iklan? Di artikel ini, iklan akan menjadi sajian lengkap dari PandaGila.com.
Apa itu Iklan?
Pengertian umum dari iklan adalah suatu bentuk informasi yang dilakukan oleh seseorang, instansi/ lembaga, atau perusahaan, yang isinya berupa pesan menarik tentang sebuah produk atau jasa yang ditujukan kepada khalayak atau kelompok masyarakat tertentu. Iklan adalah nadi dalam bisnis. Dengan memanfaatkan iklan, sebuah brand atau bisnis akan mendapatkan eksposur yang lebih lebar, sehingga bisa menjangkau calon pembeli mereka dengan lebih baik lagi. Seseorang membuat iklan untuk membujuk atau mendorong masyarakat agar mereka tertarik untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Maka dari itu, iklan haru tayang di media yang tepat, baik itu media online, maupun offline. Beberapa contoh media offline untuk periklanan antara lain :
Koran & Tabloid.
Televisi dan radio.
Brosur cetak.
Spanduk yang terpasang di tempat- tempat umum.
Sedangkan media iklan online antara lain :
Website,
Media sosial,
Platform online lainnya
Dalam materinya, iklan bisa menggambarkan informasi non personal mengenai sebuah produk atau jasa, perusahaan, nama merek, dan informasi inti lainnya. Semua kombinasi ini bertujuan untuk menarik perhatian orang lain dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan terhadap penawaran produk
Pengertian Iklan Menurut Para Ahli
Untuk memahami lebih lanjut tentang iklan, kita dapat merujuk pada pengertian iklan menurut para ahli. Beberapa ahli mempunyai pengertian yang berbeda, namun mempunyai makna yang hampir sama antara satu dan lainnya. Berikut adalah definisi iklan menurut para ahli :
Philip Kotler
Menurut Kotler, iklan adalah bentuk penyajian dan promosi suatu barang, jasa, dan ide secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu, yang mana untuk penayangannya biasanya harus membayar suatu media sebagai kompensasinya.
Philip Kotler adalah seorang penulis, konsultan, dan profesor pemasaran yang populer dari Amerika.
Courtland L. Bovee
Pengertian iklan menurut Courtland L Bovee adalah suatu komunikasi non-personal yang biasanya berbayar, dan sifatnya persuasif terhadap suatu produk dan jasa, atau ide dari sponsor yang tayang melalui berbagai media.
Rhenald Kasali
Rhenald Kasali berpendapat bahwa iklan adalah suatu pesan yang menawarkan sebuah produk atau jasa yang ditujukan kepada khalayak melalui perantara suatu media.
Rachmat Kriyantono
Menurut beliau, pengertian iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui sebuah media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI sendiri, iklan berarti pesan atau berita yang bertujuan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang atau jasa yang ditawarkan.
Ciri- Ciri Iklan
Karena sering menemuinya, sebagian besar dari kita sebenarnya sudah sangat melek dalam mengenali sebuah iklan. Kita bisa dengan mudah mengenalinya dari karakteristiknya dan ciri- ciri yang ditunjukkan.
Berikut ini adalah ciri- ciri iklan pada umumnya :
Pesan atau informasi yang disampaikan komunikatif dan informatif.
Dikemas dengan kata- kata yang persuasif agar lebih menarik bagi orang lain.
Menggunakan kata- kata (diksi) atau bahasa yang tepat, logis, sopan, serta mudah dimengerti oleh target market.
Menjelaskan tentang produk atau jasa dan cara kerjanya.
Menonjolkan informasi penting lainnya terkait produk dan jasa yang ditawarkan.
Fungsi, Tujuan, Manfaat dan Syarat Iklan
Dari ulasan Panda di atas, secara garis besar kita memahami bahwa tujuan dari iklan adalah untuk mempengaruhi orang lain agar tertarik untuk menggunakan sebuah produk atau jasa.
Tujuan Iklan
Dalam versi yang lebih rinci, berikut ini adalah tujuan dari iklan :
Memberikan informasi kepada target market mengenai produk atau jasa, merek, perusahaan atau suatu ide/ gagasan.
Mempengaruhi kelompok yang menjadi target market untuk menggunakan atau membeli produk atau jasa yang ditawarkan dalam iklan tersebut.
Manfaat Pembuatan Iklan
Selain dengan tujuan tertentu, iklan dibuat untuk memberikan manfaat atau keuntungan kembali untuk si pengiklan. Beberapa manfaat iklan untuk pengiklan antara lain :
Produk atau jasa yang diiklankan akan lebih mudah dikenal masyarakat luas
Konsumen baru bertambah sehingga meningkatkan penjualan produk atau jasa
Meningkatkan kesadaran merek sehingga masyarakat akan lebih mudah mengidentifikasi produk dan meningkatkan kepercayaan terhadap produk atau jasa tersebut.
Fungsi Utama Iklan
Sedangkan bicara tentang fungsi iklan, secara garis besar adalah mencakup 4 fungsi berikut :
Memberikan Informasi (Informing)
Membujuk (Persuading)
Mengingatkan (Reminding)
Memberikan nilai tambah (Adding Value)
Syarat- syarat Iklan
Iklan tidak muncul begitu saja. Agar tujuan dan manfaat iklan dapat tercapai, dan iklan tersebut bisa disebut baik, maka iklan harus mengandung syarat- syarat berikut ini :
Bersifat objektif, jujur, dan proporsional
Mengandung informasi yang padat, jelas, dan membuat target market mudah memahaminya
Tampil dalam kemasan yang menarik perhatian dan minat target market
Iklan sebaiknya tidak menyinggung, atau merendahkan pihak atau produk lain
Jenis- jenis Iklan dan Contohnya
Ada banyak sekali jenis iklan yang sering kita lihat selama ini. Dari jenisnya, iklan dapat dibagi berdasarkan isi, media, dan sifat iklan itu sendiri.
Iklan Berdasarkan Isi
Iklan Pemberitahuan (Pengumuman) Yaitu iklan yang bertujuan untuk menarik perhatian khalayak melalui informasi atau pemberitahuan tertentu. Misalnya saja, iklan pemberitahuan duka cita atau reuni alumni sekolah.
Iklan Penawaran (Niaga) Yaitu iklan yang bertujuan untuk menawarkan produk atau jasa kepada khalayak ramai. Contoh iklan ini misalnya iklan sepatu, iklan smartphone, iklan jasa kurir, iklan laundry, dan lain sebagainya.
Kita semua sudah sangat familiar dengan jenis iklan ini, bukan?
Iklan Penerangan (Iklan Layanan Masyarakat) Iklan penerangan adalah iklan yang bersifat memberi edukasi atau penerangan tentang suatu hal kita kenal. Kita familiar dengan menyebutnya sebagai iklan layanan masyarakat.
Iklan ini isinya bertujuan mengedukasi masyarakat mengenai isu atau topik tertentu. Lembaga, instansi pemerintah atau organisasi non-profit lah yang biasanya menciptakan konsep iklan untuk layanan masyarakat ini.
Iklan Berdasarkan Media
Selain dari sisi isi, iklan juga terbagi jenis nya berdasarkan media dimana iklan tersebut tayang.
Iklan Cetak Sesuai namanya, iklan cetak adalah jenis iklan yang tampil di media menggunakan teknik cetak. Baik itu dengan cara laser, print, sablon, letterpress, dan lain- lain. Contoh dari iklan cetak antara lain adalah Koran, tabloid, stiker, poster, brosur, dan lain sebagainya.
Iklan Elektronik Kebalikannya dari iklan cetak, iklan elektronik memanfaatkan media berbasis perangkat elektronik, seperti televisi, radio, film, dan media digital interaktif (internet).
Masing- masing dari perangkat elektronik ini mempunyai karakteristik yang berbeda- beda.
Iklan radio Yaitu iklan dengan media kekuatan suara karena pengguna hanya bisa mendengarkan saja. Contoh iklan radio adalah sponsor program, spot, dan ad-lib.
Iklan di televisi Iklan dengan media televisi mengkombinasikan unsur suara, gerak, teks, dan gambar. Dengan kombinasi ini, iklan lebih tersampaikan kepada audience. Contoh iklan televisi antara lain live action, stop action, musik, sponsor program, running text, credit title, animation, promo ads, backdrop, ad-lib, dan superimposed.
Iklan Film Anda familiar melihat jenis iklan jenis ini saat tengah menonton film di bioskop. Jenis iklan yang tayang antara lain live action, dan endorsement.
Iklan Digital Interaktif Iklan digital interaktif adalah jenis iklan yang tayang di berbagai media iklan. Mulai dari banner website, sponsorship, search engine marketing, email marketing, native ads, social media ads, classified ads, youtube ads, dan masih banyak lagi.
Iklan Elektronik Luar Ruang Yaitu jenis iklan yang dapat kita nikmati di luar ruangan dan tampil terlihat banyak orang. Beberapa contoh iklan ini antara lain outdoor standard, mobile billboard, iklan transit, display, dan lainnya.
Iklan Berdasarkan Tujuannya
Selanjutnya adalah iklan berdasarkan tujuannya.
Iklan Komersial Karena bersifat komersial, maka sudah pasti tujuan dari jenis iklan ini adalah untuk mencari keuntungan ekonomi, atau meningkatkan penjualan.
Dari sisi komersial, iklan terdiri dari tiga jenis, yaitu :
Iklan Konsumen, targetnya adalah end customer atau konsumen akhir sebuah produk.
Iklan Bisnis, targetnya adalah pihak yang bisa mengolah atau menjual produk kembali ke end customer.
Profesional, yaitu iklan yang targetnya segmen tertentu dalam kelompok professional.
Iklan Non-Komersial Kebalikannya dari iklan komersial, goal utama dari iklan non komersial adalah membagikan informasi dan edukasi terhadap khalayak. Iklan ini tidak memikirkan keuntungan secara ekonomi, namun lebih ke arah sosial.
Tujuan utama dari iklan ini adalah peningkatan pengetahuan, kesadaran, sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap isu dalam materi iklan.
Salah satu contoh dari iklan non-komersial adalah iklan masyarakat untuk kampanye keluarga berencana, kampanye hemat listrik atau kampanye makan ikan.
Tips untuk Mengoptimalkan Iklan
Iklan mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan sesuatu, menarik perhatian khalayak atau mengedukasi. Untuk bisa meraih tujuan ini, pengemasan iklan harus sebaik mungkin. Baik itu dari sisi gaya bahasa, desain visual dan konten keseluruhan.
Untuk bisa mengoptimalkan iklan, berikut ini adalah beberapa trik yang bisa Anda terapkan :
Tentukan lah konsep iklan Anda.
Tentukan target market dan sesuaikan media iklan Anda sesuai dengan target market dan konsepnya.
Gunakan copywriting yang menarik, mulai headline copywriting nya atau bagian konten lainnya.
Lengkapi dengan media tambahan (gambar/ video pendukung) yang dibutuhkan agar iklan semakin menarik perhatian.
Optimalkan dengan Call to Action untuk mengarahkan audience dalam bertindak.
Kesimpulan
Sampai di bagian akhir, Saya yakin pembaca Panda dapat menyimpulkan bahwa iklan adalah sebuah bentuk informasi yang berisi pesan menarik tentang sebuah produk atau jasa, atau hal lainnya. Seseorang atau perusahaan membuat iklan untuk tujuan tertentu. Mulai dari pemasaran, membangun kesadaran merek, hingga mengedukasi target marketnya. Sampai di bagian akhir, semoga saja artikel yang kami suguhkan tentang pengertian iklan secara umum dan menurut para ahli, macam- macam iklan, ciri, tujuan dan manfaat iklan bermanfaat untuk pembaca.