5 Mitos Penghambat Kesuksesan yang Masih Dipercayai Banyak Orang
Tanpa kita sadari, ada banyak mitos penghambat kesuksesan yang sering membuat kita mati langkah. Mitos ini mungkin terasa begitu nyata karena dipercaya turun temurun di masyarakat kita, dan bahkan sering menjadi wejangan orangtua.
Tanpa sadar, mitos penghambat kesuksesan ini menjadi mental block untuk banyak orang. Bahkan, mitos- mitos ini juga menjadi cikal bakal seseorang terjebak dalam fixed mindset. Jadi meskipun terdengar seperti kalimat basa- basi dalam percakapan, ternyata mitos penghambat kesuksesan dampaknya bisa sangat berbahaya.
Mitos Negatif Jadi Penghambat Meraih Sukses
Mitos seolah- olah menjadi bagian dari budaya di banyak negara. Setiap mitos berkaitan dengan hal tertentu. Mulai dari hal- hal yang menyeramkan, sebuah peringatan untuk berhati- hati, hingga berkaitan dengan asmara.
Padahal, mitos sendiri merupakan informasi yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah dan langsung. Kendati begitu, hal ini banyak dipercaya karena informasi ini telah menjadi konsumsi dari generasi ke generasi.
Apakah mitos itu salah? Tidak seratus persen karena sebagian mitos memang diciptakan untuk menjadi wejangan agar kita berhati- hati dalam bertindak. Hanya saja, kebenaran dari mitos memang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Pada dasarnya, jangan sampai mitos membuat kita takut melakukan sesuatu yang benar dan justru terjebak dalam pola pikir negatif.
Lantas, apa hubungannya antara mitos dan kesuksesan? Yes, ini poin yang akan kita bahas lebih lanjut. Banyak mitos negatif yang kita percaya ini pada akhirnya membuat diri kita menjadi inferior atau rendah diri dalam hal mengejar cita- cita dan kesuksesan.
Mitos sering membuat kita takut bermimpi besar dan bertindak gila- gilaan. Bahasa kerennya, mitos ini dapat menciptakan Penjara Mental, meminjam istilah yang digunakan oleh Pak Adi W Gunawan, yang merupakan seorang penulis buku best seller Hipnoterapi & Psikologi.
Penjara mental ini dapat kita artikan sebagai situasi dimana pikiran manusia sulit berkembang karena dipenuhi dengan informasi atau mitos yang salah yang beredar di masyarakat.
Hilangkan Mitos Penghambat Kesuksesan agar Lebih Percaya Diri
Langsung saja, berikut ini adalah mitos- mitos penghambat kesuksesan yang masih banyak orang percayai :
1. Keturunan Miskin akan Selamanya Miskin
Pernahkah nggak sih kamu mendengar orang yang berpikir seperti ini :
“Aku ini cuma anak orang nggak punya. Nggak perlu mimpi besar- besar. Kerja cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari saja sudah bersyukur”.
Sayangnya, tidak sedikit orang yang berasal dari kalangan menengah ke bawah terjebak dalam pola pikir ini. Mereka percaya bahwa mereka terlahir dalam keadaan miskin, maka tidak ada yang perlu diperjuangkan. Mereka terjebak dalam fixed mindset dan tidak mau mengembangkan diri.
Padahal potensi untuk memperbaiki keadaan selalu ada. Bukankah Tuhan sendiri pernah berkata bahwa Ia tak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum orang tersebut merubah keadaan-nya sendiri?
Orang yang berasal dari keadaan menengah ke bawah dan langsung kaya memang sangat sedikit. Tapi secara bertahap memperbaiki keadaan selalu menjadi hal yang mungkin.
Ada juga beberapa orang kaya dan berkarir mapan yang dulunya adalah orang biasa- biasa saja atau bahkan berasal dari keluarga yang miskin. Jadikan kisah- kisah langka seperti ini sebagai motivasi dan pembelajaran untuk kehidupan yang lebih baik.
2. Pendidikan Rendah Tidak Bisa Sukses
Gelar pendidikan yang tidak sesuai sering menjadi alasan untuk tidak percaya diri meraih kesuksesan.
“Ah.. saya kan cuma lulusan SMA, teman- teman Saya kebanyakan S1. Siapa saya dibandingkan dengan mereka yang bertitel. Dapat kerja di pabrik ini pun sudah mukjizat.”
Ealahh… masa’ mukjizat kok dapat kerja di pabrik? Ini namanya meremehkan kekuatan Tuhan. Selain itu, berawal dari kerja pabrik pun bisa menjadi pijakan karir yang baik di masa depan selama ulet dan rajin.
Walaupun Indonesia memang dikenal sebagai negeri ijazah, bukan berarti kamu tidak bisa sukses dengan berbekal kemampuan yang kamu miliki. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk sukses. Sarjana nganggur banyak, sarjana jadi tukang becak juga banyak.
Sebaliknya, lulusan SD jadi pengusaha mebel ada; tidak sekolah tinggi jadi miliarder pun banyak. Bahkan menteri perikanan kita, Bu Susi Pudjiastuti pun bisa memiliki maskapai penerbangan dan bisnis yang sukses meskipun tidak sekolah tinggi.
Bukan berarti pendidikan tidak penting. Jangan salah tangkap ya, sobat Panda. Pendidikan penting karena jauh lebih banyak orang yang sukses dengan pendidikan baik, daripada tidak. Namun jangan sampai pendidikan formal yang tidak tinggi menjadi alasan untuk bermalas- malasan.
Ada yang terlupakan juga ketika kita menyebutkan kata pendidikan, yaitu bahwa pendidikan itu bukan hanya melalui jalur formal saja. Pendidikan jalanan, sebutan untuk pelajaran yang orang pelajari dari jalanan atau kehidupan langsung adalah yang terpenting untuk membentuk karakter sukses seseorang.
Seringkali orang yang memiliki kehidupan keras punya mental yang tangguh dan keuletan unik yang dapat menjadi modal utama untuk meraih sukses. Ayo gan… kita juga bisa!
3. Kesuksesan itu Hoki, alias Keberuntungan
Yes, mitos hoki atau keberuntungan ini sangat popular di masyarakat Indonesia. Tidak heran, ketika Anda iseng- iseng mengetikkan terapi keberuntungan atau jimat keberuntungan, pasti banyak deh orang yang jualan terapi atau jimatnya. Percaya?
Keberuntungan mungkin memang ada. Namun seperti kata pepatah, keberuntungan itu seringkali datang dari semakin banyak percobaan yang kita lakukan. Artinya, ayo belajar, praktek dan berusaha lebih keras lagi.
Selain itu, keberuntungan juga seringkali terbentuk karena intuisi yang seseorang miliki. Sedangkan intuisi itu sendiri terbentuk karena banyaknya pengalaman atau informasi yang kita peroleh.
Misalnya seperti ini :
Pak Deva adalah seseorang yang sangat berpengalaman di bisnis properti. Maka secara otomatis ia memiliki intuisi bisnis di bidang properti yang cukup tajam. Tentu saja intuisi ini terbentuk karena pengalamannya selama menekuni bisnis tersebut. Bukan muncul secara tiba- tiba.
Kesimpulannya, yakini lah Hoki atau keberuntungan itu sebagai potensi dalam diri, yang jika kita asah dengan sungguh- sungguh dan kita manfaatkan dengan baik, maka hasilnya akan luar biasa.
Keberuntungan, kalau dalam bahasa Inggris itu LUCK, ya? Sudah tahu kepanjangannya apa? LUCK = Labor Under Correct Knowledge, artinya Bekerja Keras dengan Pengetahuan yang Benar.
4. Kesuksesan itu Nasib, alias Takdir
Banyak sekali yang saat seseorang jatuh, maka orang tua, saudara, dan sahabat yang menguatkan dengan kalimat toxic positivity. Misalnya dengan berkata, : “Ya udah, syukuri saja, mungkin memang sudah takdirnya untuk jadi pedagang kecil saja.”
Sejenak itu terasa seperti mengademkan hati kita yang lagi galau. Namun secara tidak langsung, kalimat itu jadi menciutkan tekad kita yang dua jam yang lalu berapi- api. Kita yang awalnya gigih, tiba- tiba menjadi terlalu santai.
“Ya sudah lah.. memang sudah nasib dari Yang Kuasa.”
Dan pada akhirnya, kalimat ini lah yang menjadi NASIB Anda selanjutnya…
5. Mitos Weton/ Hari Lahir/ Shio/ Zodiak/ Aura Gelap sebagai Penghambat Kesuksesan
Mitos yang satu ini memang cukup mendarah daging dan sulit untuk lenyap. Bahkan sebagian dari kita mungkin sudah percaya apa kata zodiak sejak dari bangku SMP. Belum lagi mitos tentang weton, shio dan sebagainya.
Hal yang sebaiknya perlu kita yakini adalah bahwa keberhasilan seseorang itu tergantung pada diri sendiri. Dengan memanfaatkan sumber daya yang Tuhan karuniakan, kita bisa mengoptimalkan potensi kita dengan lebih baik lagi.
Kita harus menjadi pribadi yang bekerja keras, mengembangkan growth mindset, dan tekun mengejar impian kita. Dengan cara ini, mudah- mudahan apa yang kita inginkan akan bisa terwujud dengan lebih mudah. Ayo optimis dan singkirkan penghambat kesuksesan ini. Maka hidup akan terasa lebih baik dan lebih mudah!