Penyebab Bounce Rate di Website Tinggi dan Cara Mengatasinya

Penyebab Bounce Rate di Website Tinggi dan Cara Mengatasinya

Bounce rate yang tinggi memang menjadi masalah serius yang perlu segera webmaster tangani. Saking seriusnya, banyak yang menyebut kalau bounce rate tinggi menjadi salah satu sumber kegagalan dalam kegiatan bisnis dan pemasaran melalui website.

Istilah bounce rate mungkin terdengar asing bagi pemula. Tapi jika Anda sudah terbiasa mengelola situs, kata ini pasti sangat familiar. Bounce rate tinggi bahkan selalu menjadi momok yang menakutkan.

Pengertian Bounce Rate

Seperti Panda lansir dari Google Analytics, bounce rate adalah persentase pengunjung yang langsung meninggalkan website usah membuka satu halaman website.

Sedangkan menurut Yoast, bounce rate merupakan keadaan dimana pengunjung hanya membuka satu laman website tanpa melakukan tindakan lanjutan apapun. Mereka tidak membuka halaman lain, tidak menekan tombol berbagi sosial, internal link, tombol menu, atau tombol CTA di halaman.

Ringkasnya, bounce rate adalah persentase pengunjung yang meninggalkan halaman website setelah hanya melihat satu halaman saja, tanpa melihat halaman lain di website yang sama.

Bounce Rate untuk Mengukur Kesuksesan Sebuah Campaign

Apa yang terjadi jika orang masuk ke website kita lalu pergi begitu saja? Padahal landing page yang kita siapkan tentu saja untuk mendorong tindakan pelanggan. Semakin banyak pengunjung yang bounce, tentu semakin tidak baik.

Pada umumnya, kualitas website yang sangat bagus mempunyai bounce rate kurang dari 40%. Dalam angka ini, artinya dari 100 kunjungan website, terdapat sekitar 60 pengunjung yang melakukan interaksi lanjutan saat membuka situs. Sebaliknya, kualitas website menjadi buruk apabila bounce rate lebih dari 70%.

Untuk mengetahui nilai bounce rate ini, Anda bisa menggunakan Google Analytics untuk mengukur performa bounce rate dari setiap sumber trafik dan landing page.

Penyebab Bounce Rate Tinggi pada Website dan Solusinya

Ada beberapa alasan mengapa website mempunyai bounce rate yang tinggi. Di artikel kali ini, Panda akan mengulas beberapa alasan tersebut dan cara mengatasinya.

1. Kualitas Konten yang Buruk

Salah satu alasan mengapa bounce rate di website tinggi adalah sajian konten yang tidak berkualitas.  Jika konten yang Anda tampilkan tidak berkualitas, pengunjung akan meninggalkan website Anda dalam waktu singkat.

Sebaliknya, jika konten yang Anda sajikan berkualitas, pengunjung akan betah tinggal di website dan bahkan melihat laman lain di website Anda.

Solusi Mengatasi Bounce Rate Karena Kualitas Konten yang Buruk :

Tak ada tawar menawar, Anda perlu meningkatkan kualitas konten Anda. Pertama- tama, pastikan konten Anda relevan, menarik, dan informatif sesuai kebutuhan audiens. Kedua, gunakan judul dan deskripsi yang menarik perhatian pengunjung.

Ketiga, pastikan konten ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan mengalir dengan baik. Kemudian yang keempat, gunakan gambar dan video agar konten Anda terlihat lebih interaktif dan memperjelas isi konten.

2. Website Tidak Mobile-Friendly

Mobile friendly jelas bukan sesuatu yang baru. Dan tentu saja, ini adalah harga mati. Pasalnya, banyak pengunjung yang kini mengakses website melalui tablet dan smartphone.

Jika website Anda tidak mobile friendly, tentu pengunjung akan kesulitan dalam menavigasi laman website. Akibatnya, pengunjung akan meninggalkan laman web Anda dalam waktu singkat.

Solusi Mengatasi Bounce Rate Karena Tidak Mobile Friendly : 

Solusinya adalah membuat website Anda menjadi mobile-friendly. Gunakan desain website responsive atau tema bawaan yang mobile-friendly akan menjadi solusi untuk mengatasi masalah bounce rate Anda.

3. Kecepatan Muat Halaman yang Lambat

Penyebab website lambat dan cara mengatasinya

Bukan rahasia lagi, website dengan kecepatan muat halaman yang lambat adalah salah satu biang kerok bounce rate tinggi. Bahkan sejak 2021, algoritma penilaian Google juga semakin melibatkan kecepatan loading halaman, yaitu core web vitals.

Dengan perubahan ini, Google memberi sinyal pada webmaster bahwa kecepatan website benar- benar sangat penting untuk pengguna internet. Karena kecepatan internet semakin lama semakin tinggi, orang- orang cenderung semakin tidak sabar dalam menunggu waktu muat laman.

Solusi Menurunkan Bounce Rate Karena Halaman yang Lambat : 

Tentu saja, Anda perlu meningkatkan kecepatan muat halaman. Tiga hal utama yang bisa Anda lakukan antara lain : 

  • Optimalkan gambar dan video di website 
  • Gunakan cache browser 
  • Pilih web hosting yang cepat dan handal
  • Lakukan optimasi jumlah script dan plugin pada website

Anda juga bisa membaca artikel Panda : 10+ Cara Ampuh Mengatasi Halaman Website Lambat  untuk membaca tips yang lebih lengkap.

4. Desain dan Navigasi Website yang Buruk

Selanjutnya, penyebab bounce rate tinggi adalah karena desain website yang tidak menarik. Akibatnya, begitu pengunjung masuk, mereka merasa kesulitan dalam menjelajah dan merasa tidak nyaman. Alhasil, mereka pilih meninggalkan website dalam waktu singkat.

Solusi Memperbaiki Bounce Rate Karena Desain & Navigasi Website yang Buruk :

Agar pengunjung nyaman dan betah, cobalah untuk memperbaiki desain dan navigasi website. Beberapa tips yang dapat Anda terapkan : 

  • Gunakan desain website yang menarik dan profesional.
  • Pastikan navigasi mudah dipahami dan digunakan pengunjung.
  • Buat tautan yang jelas dan mudah diakses pengunjung.

5. Melupakan User Interface

Saat menyiapkan website, pastikan Anda melihat dari sisi pengguna. Karena pada akhirnya, Anda ingin pengguna lebih lama tinggal di website Anda dan lebih banyak berinteraksi.

Namun karena kesalahan visual desain, pengunjung bisa jadi tidak betah untuk berlama- lama. Font, gambar, atau tata letak mungkin terdengar sepele. Tapi siapa sangka, sangat berdampak pada pengalaman pengguna.

Tips Memperbaiki User Interface

Untuk menghindari masalah bounce rate karena user interface, cobalah menerapkan prinsip- prinsip user interface sebagai panduan. Gunakan warna dan font yang serasi agar mudah dibaca. Perhatikan juga penempatan tata letak yang lebih nyaman dari sisi pengguna.

6. Iklan yang Mengganggu

Untuk beberapa jenis website, iklan adalah bagian penting karena berkaitan dengan penghasilan. Namun tentu banyaknya jumlah iklan perlu dipertimbangkan. Jangan terlalu banyak agar tidak mengganggu pengunjung.

Iklan yang terlalu banyak akan mengganggu sehingga bounce rate menjadi tinggi. Iklan yang tidak tepat juga kerap membuat loading web semakin lambat dan menghalangi akses konten pengunjung.

Solusi Menurunkan Bounce Rate Karena Iklan yang Mengganggu : 

Cobalah untuk membatasi jumlah iklan di website. Selanjutnya, letakkan iklan di posisi strategis yang tidak menghalangi akses ke konten utama. Hindari meletakkan iklan di posisi yang bisa mengganggu pengunjung.

7. Tidak Punya CTA yang Jelas

Contoh call to action yang menarik

Tombol Call to Action adalah elemen penting dalam website. Tombol ini memberi dorongan pada pengunjung untuk mengetahui tindakan yang perlu mereka lakukan usai melihat sebuah laman website.

Tanpa CTA yang jelas, pengunjung akan bingung dan meninggalkan laman dalam waktu singkat. Atau jika tidak bingung, pengunjung memang merasa kalau tidak ada hal lain yang bisa dieksplor lebih lanjut.

Solusi Mengatasi Bounce Rate karena Faktor CTA

Untuk mengatasi kebingungan pengunjung dan mengarahkan mereka bertindak lebih lanjut, buatlah CTA yang jelas dan menarik. CTA harus memberitahu pengunjung tindakan apa yang harus mereka ambil. Apakah itu mengisi formulir, membeli produk, atau menghubungi perusahaan. Pastikan CTA ini mudah diakses dan menarik perhatian pengunjung.

Untuk lebih lanjutnya, Anda juga bisa membaca artikel Panda sebelumnya tentang cara membuat CTA di website yang efektif. Dengan trik ini, bounce rate akan lebih menurun dan tindakan pengunjung lebih optimal.

8. Halaman Error 404

Apa yang terjadi kalau pengunjung mengakses laman web, tapi justru peringatan error 404 yang muncul? Tentu saja pengunjung akan kecewa dan bergegas meninggalkan laman web Anda.

Dalam sekejap pengunjung langsung merasa kalau website Anda tidak menyediakan apa yang sedang mereka butuhkan.

Mengatasi Bounce Rate karena Faktor Error 404

Laman error 404 bisa terjadi karena beberapa faktor. Untuk itu, Anda perlu melakukan pengecekan secara berkala untuk memastikan tidak ada laman error di web. Namun jika memang ada halaman error, Anda perlu memberi informasi yang jelas kesalahan apa yang terjadi.

Selain itu, Anda perlu merancang laman error yang sesuai dengan desain website. Halaman error juga perlu memuat informasi yang jelas tentang kesalahan yang terjadi dan memberi opsi untuk kembali ke laman sebelumnya atau laman utama.

Dengan mengatasi error 404 dengan tepat, maka bounce rate di website bisa lebih berkurang lagi.

9. Topik Konten Tidak Relevan

Kembali berkaitan dengan konten, trafik kunjungan yang tinggi juga bisa menyebabkan bounce rate tinggi. Pemicunya adalah konten yang kita buat ternyata tidak relevan dengan produk yang kita tawarkan, atau tidak nyambung dengan niche website.

Misalnya saja niche website kita adalah fashion, namun justru banyak mengulas resep makanan. Atau niche kita adalah konten bola, tapi tiba- tiba muncul konten- konten politik. Alhasil, pengunjung jadi malas untuk berlama- lama.

Solusi menurunkan bounce rate karena topik yang tidak relevan :

Kuncinya tentu saja kembali sesuai niche website. Memang ada beberapa website yang sifatnya konten campuran atau gado- gado. Namun jika sedari awal kita sudah mantap dengan niche tertentu, maka kita wajib konsisten.

Perkayalah konten website kita dengan konten- konten satu niche yang lengkap, informatif dan dapat diandalkan. Dengan begitu, pengunjung akan betah berlama- lama di website kita.

Kesimpulan

Bounce rate yang tinggi adalah masalah serius untuk trafik dan konversi. Untuk bisa mengatasi masalah ini, penting untuk mengetahui apa saja penyebab bounce rate di website tinggi.

Penyebab ini mulai dari kualitas konten yang buruk, loading halaman yang lambat, desain dan navigasi buruk, hingga tampilan yang tidak mobile friendly. Dalam artikel Panda ini, ada banyak cara yang bisa kita terapkan untuk memperbaiki masalah ini.

Dengan mengetahui penyebab dan mengatasi permasalahannya, bounce rate dapat kita optimalkan. Harapannya tentu saja, trafik menjadi lebih optimal dalam menghasilkan konversi yang kita inginkan.

Semoga bermanfaat!

Mengenal Bounce Rate & 10 Cara Efektif Menurunkan Bounce Rate di Website

Mengenal Bounce Rate & 10 Cara Efektif Menurunkan Bounce Rate di Website

Bounce rate bukan istilah baru untuk para webmaster. Terutama dalam Google Analytics, Bounce rate merupakan salah satu metrik yang penting untuk kita perhatikan. Mempunyai trafik tinggi dirasa bukan hal yang menyenangkan saat hal ini diikuti dengan bounce rate yang tinggi.

Karena saat metrik ini terlihat tinggi, itu artinya pengunjung- pengunjung yang masuk hanya membuka satu halaman dan tidak tertarik menelusuri halaman lain di website kita. Untuk itu, bukan sekedar memahami pengertian bounce rate tapi juga langkah optimasi untuk menurunkan angka persentase bounce (pantulan) ini.

Apa itu Bounce Rate?

Menurut laman Google Analytics, bounce rate (rasio pantulan) merupakan persentase pengunjung yang langsung meninggalkan website usai mereka membuka satu halaman di website.

Sedangkan menurut Yoast, bounce rate adalah keadaan dimana pengunjung hanya membuka satu halaman website tanpa melakukan tindakan lanjutan apapun. Mereka tidak beralih ke halaman lain, tidak menekan tombol menu, tombol berbagi sosial, internal link, atau CTA (Call to Action) di halaman.

Secara sederhana, bounce rate juga bisa kita artikan sebagai persentase pengunjung yang masuk ke website, lalu pergi begitu saja tanpa membuka halaman lain atau melakukan interaksi apapun di website.

Ibarat sebuah event pameran, kita bisa menganalogikan halaman website ini sebagai salah satu stand produk di pameran tersebut. Ada banyak pengunjung yang datang, tapi mereka hanya melihat- lihat, tanpa ada ketertarikan terhadap produk dan stand.

Tentu saja menyenangkan melihat ada pengunjung. Tapi bukankah cukup menyedihkan jika pengunjung ini tidak berinteraksi lebih lanjut? Jika kita tidak melakukan apa- apa, maka usaha kita dalam melakukan promosi akan menjadi sia- sia.

Bounce Rate Tinggi Mengindikasikan Masalah di Website

Bounce Rate atau rasio pantulan yang tinggi mengindikasikan adanya masalah di website. Ada beberapa masalah yang menjadi penyebab bounce rate di website tinggi.

Beberapa kemungkinan masalah ini antara lain :

  • Kualitas halaman website yang kurang optimal sehingga pengunjung enggan untuk berinteraksi lebih jauh.
  • Pengunjung website bukan merupakan target audiens.
  • Pengunjung telah menemukan informasi yang mereka cari di website dan bagi mereka itu sudah cukup.
  • Visitor website juga membuka website kompetitor dan menemukan hal- hal yang lebih menarik di website kompetitor. Baik itu tampilan, isi konten dan tidak menutup kemungkinan perbandingan harga untuk website ecommerce.

Untuk mengukur performa bounce rate, setiap industri umumnya mempunyai bench mark yang berbeda. Berikut adalah benchmark rasio pentalan berdasarkan kategori website menurut Backlink.io :

Benchmark rasio pantulan menurut Backlink.io
Benchmark rasio pantulan menurut Backlink.io/ via Backlink.io

Rumus Menghitung Bounce Rate

Penghitungan bounce rate sendiri menggunakan rasio single page visit (kunjungan halaman tunggal) terhadap semua trafik yang masuk. Berikut adalah rumus untuk menghitung Bounce Rate :

(Jumlah Pengunjung Single Page/ Jumlah Total Kunjungan) x 100%

Perhatikan contoh kasus berikut ini :

Dalam satu bulan blog Anda mempunyai pengunjung sebanyak 8000 visitor. Dari sekian pengunjung ini, ada 3000 pengunjung yang hanya membuka satu halaman saja.

Maka perhitungan bounce rate nya adalah : (3000/8000) x 100% = 37,5%

Cara Menghitung Bounce Rate di Website dengan Google Analytics

Mengetahui rumus menghitung bounce rate bukan berarti Anda perlu menghitungkan secara manual. Karena penghitungan rasio pentalan ini dapat dengan mudah Anda lakukan dan analisa lewat Google Analytics.

Google Analytics adalah tool yang sangat powerful dan lengkap dalam menganalisa performa website. Dengan tool ini, Anda bisa memantau trafik, lama pengunjung berada di website, rasio pentalan, dan lebih banyak metrik lainnya.

Untuk mengecek bounce rate dengan Google Analytics, berikut adalah langkah- langkahnya :

  • Login ke dashboard Google Analytics website Anda
  • Klik Behavior, pilih Overview
  • Di laman ini Anda dapat melihat ringkasan Bounce Rate secara keseluruhan.
Cara cek bounce rate keseluruhan di Google Analytics

Untuk mengetahui bounce rate dari masing- masing halaman, scroll ke bawah dan pilih ‘view full report’. Di sini Anda bisa melihat performa rasio pantulan dari masing- masing laman, seperti berikut ini :

Cara cek bounce rate per halaman di Google Analytics

10 Cara Efektif Menurunkan Angka Bounce Rate di Website 

Setelah mengetahui fungsi dari bounce rate untuk website, kita saatnya melakukan optimasi untuk menurunkan rasio pantulan ini. Goal nya adalah meningkatkan interaksi pengunjung di halaman agar rasio pantulan menjadi lebih kecil dan goal yang kita raih dari setiap laman berjalan optimal.

Berikut adalah beberapa cara optimasi yang bisa kita lakukan untuk menurunkan angka bounce rate :

1. Meningkatkan Kualitas Konten

Konten yang berkualitas adalah salah satu pemicu pengunjung betah membaca konten website sampai selesai, dan tertarik melakukan tindakan lainnya. Pastikan konten tersusun dengan rapi, berbobot dan pengunjung mudah membacanya.

Karena jika tidak, pengunjung akan dengan mudah beralih ke website lain dengan konten serupa yang lebih rapi dan enak dibaca. Suka atau tidak, selalu ada banyak, ratusan bahkan ribuan website yang membahas konten serupa dengan situs kita. Jika kita tidak mengemas konten kita sebaik mungkin, mudah saja bagi mereka untuk beralih ke situs lain.

Lantas, apa saja yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan kualitas konten ?

1.1 Bagi Artikel Menjadi Paragraf Pendek

Paragraf- paragraf pendek memungkinkan pengguna untuk membaca dengan cepat dan mudah. Terlebih, pengguna internet masa kita lebih suka bacaan yang ringan. Saat melihat paragraf panjang, pembaca akan kesulitan mencerna inti dari setiap paragraf.

1.2 Gunakan Subheading dengan Tepat

Heading tag memudahkan pengunjung dalam membaca dan menemukan poin- poin penting dalam artikel. Misalnya saja dalam artikel ini, Panda membagikan konten ke dalam beberapa sub heading. Mulai dari Apa itu Bounce Rate, Bounce Rate Tinggi mengindikasikan…., dan seterusnya.

Kendati begitu, jangan sampai salah dalam mengimplementasikan Sub Heading ini. Anda bisa membaca artikel Panda sebelumnya : Cara Menggunakan Heading Tag H1 H2 H3 – H6 Agar SEO Friendly untuk mendapat insight tambahan.

Tips dalam menggunakan heading tag

1.3 Konten Visual yang Menarik

Agar tidak jenuh, tambahan konten visual yang menarik di artikel Anda. Baik itu goto, gambar ilustrasi, video atau infografis.

Selain membuat konten lebih menarik, media ini akan membantu pembaca untuk lebih mudah memahami konten. Sebaliknya, jika tidak, pembaca mudah bosan dan merasa konten Anda ‘berat’ karena hanya melihat teks dari awal sampai penghujung artikel.

2. Ciptakan Alur Cerita yang Menarik

Selain tersusun rapi dan mudah dibaca, poin selanjutnya untuk menurunkan rasio pentalan adalah alur cerita yang menarik. Alur cerita menarik bisa menjadi daya tarik untuk pengunjung untuk bisa menikmati konten di website.

Strategi yang bisa Anda terapkan adalah membuat alur cerita dengan gaya storytelling (narasi). Buat pengunjung merasa relate dengan konten Anda dengan menggunakan kata ganti orang kedua sesuai dengan gaya bahasa. Misalnya saja kamu, Anda, lo, dan yang lainnya, sesuai jenis audiens.

Dengan alur seperti ini, artikel akan terasa lebih interaktif dan pengunjung terdorong untuk terlibat dengan konten Anda.

Selain itu, cobalah menempatkan diri di posisi pembaca. Buat konten yang bisa menjawab pertanyaan pembaca dan memberikan solusi dari masalah yang mereka hadapi. Dengan begitu, pengunjung akan merasa bahwa konten Anda memang konten yang tepat untuk mereka.

3. Optimalkan Speed Loading Halaman

Kecepatan loading halaman adalah salah satu faktor penting yang membuat pengunjung betah di website. Bahkan sejak awal, kecepatan loading berperan untuk membuat mereka benar- benar masuk ke halaman Anda atau tidak.

Untuk itu, bukan hanya menyajikan halaman yang menarik saja, tapi kecepatan halaman website saat diakses juga harus diperhatikan. Anda bisa membaca artikel Panda : 20+ Cara Ampuh Mempercepat Loading Website untuk mengoptimalkan loading halaman.

4. Tidak Menggunakan Popup Berlebihan

Contoh CTA di bagian pop up

Penggunaan popup untuk website memang masih menjadi perdebatan. Di satu sisi, popup dapat mengoptimalkan perolehan leads melalui subscriber form. Di sisi lain, banyak pengunjung yang tidak menyukai pop up.

Riset sendiri mengungkap jika 70 persen pengunjung web merasa kalau popup yang berlebihan dan tidak relevan ini sangat menjengkelkan. Jalan tengahnya, Anda tetap bisa menggunakan popup, namun tidak berlebihan dan tetap mengutamakan kenyamanan pengunjung.

Tips dalam menerapkan popup di website :

  • Hindari menyajikan popup yang muncul setiap beberapa menit sekali saat pengunjung membaca konten.
  • Hindari penggunaan popup yang tidak relevan dengan konten.

5. Pemilihan Topik yang Relevan

Jika website Anda memperoleh trafik dari kata kunci yang tidak ada kaitannya dengan produk dan layanan di website, bounce rate kemungkinan akan tinggi.

Untuk itu, strategi content marketing Anda perlu melibatkan riset keyword dengan indikator tertentu. Selain volume pencarian yang tinggi, penting untuk mempertimbangkan tingkat relevansinya dengan produk.

Misalnya saja Anda menjual produk herbal, namun di artikel menulis tentang kue kekinian ala artis. Anda mungkin mendapatkan trafik yang tinggi untuk beberapa saat, namun mengakibatkan bounce rate yang tinggi dan kontribusi ke goal juga rendah.

6. Menggunakan CTA (Call to Action) yang Jelas

Contoh penempatan CTA di bagian bawah

Setelah konten yang berkualitas, jangan lupa untuk menyisipkan Call to Action (CTA) yang jelas di laman konten Anda. Selain mengurangi rasio pentalan, tentu saja tujuannya adalah mendorong pengunjung untuk melakukan tindakan yang kita inginkan.

Misalnya saja CTA “Download Sekarang” untuk mengarahkan pengunjung ke laman unduhan. Atau CTA mendorong pembelian “Beli Sekarang” untuk mengarahkan pengunjung agar melakukan pemesanan segera.

7. Desain Website Mobile Friendly

Sejak beberapa tahun terakhir ini, perangkat mobile adalah yang paling banyak digunakan pengguna internet untuk mengakses konten website. Bahkan menurut data Google, 94 persen pengguna internet di Indonesia mengakses internet melalui perangkat mobile.

Dengan semakin banyaknya pengguna perangkat mobile, penting untuk menggunakan tema website responsive/ mobile friendly. Saat ini semakin banyak tema WordPress yang didesain mobile friendly.

Dengan website yang mobile friendly, pengunjung akan semakin betah berada di website. Web Anda juga lebih disukai oleh mesin pencari karena pengalaman pengguna yang lebih berkualitas.

8. Atur Link Menjadi “Open in New Tab”

Dalam satu artikel, Anda bisa saja meletakkan beberapa tautan sekaligus, baik itu tautan internal maupun eksternal. WordPress sendiri mengatur pembaca untuk membuka link ini di tab yang sama seperti halaman yang terbuka.

Sayangnya, hal ini bisa merusak pengalaman pembaca karena mereka masih belum tuntas dengan konten pertama. Karena belum tuntas ini, mereka akhirnya perlu menekan tombol back untuk kembali ke halaman pertama.

Jika di artikel tersebut mengandung lima tautan, maka banyak pembaca perlu menekan tombol back berkali- kali untuk kembali ke halaman awal. Hal ini tentu melelahkan untuk pembaca dan merugikan karena bisa meningkatkan exit rate dan bounce rate.

Untuk itu, Anda bisa mengarahkan pengunjung web ke tab baru saat mereka mengklik tautan di laman Anda. Dengan begitu, mereka tidak perlu menekan tombol back berkali- kali untuk kembali ke halaman awal.

Bagaimana caranya? Anda bisa menggunakan bantuan plugin WP External Link untuk mengatur link terbuka di new tab.

9. Tingkatkan Kredibilitas

Dalam mengakses sumber bacaan di internet, pembaca tentunya ingin mendapatkan informasi dari sumber yang kredibel. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan dan meningkatkan kredibilitas.

Beberapa cara yang bisa kita lakukan ini misalnya :

  • Menggunakan tema WordPress profesional.
  • Penggunaan domain TLD (Top Level Domain).
  • Menampilkan kredensial penulis website di artikel (contohnya seperti di artikel Panda ini)

10. Membuat Konten Sesuai Search Intent

Situasinya kurang lebih seperti ini, Anda mengetikkan sebuah keyword di Google dan mengklik salah satu laman di hasil pencarian. Tentu saja, Anda punya ekspektasi kalau konten tersebut sesuai dengan yang Anda cari.

Namun ternyata setelah membukanya, konten website jauh dari ekspektasi. Tanpa ambil pusing, tentu Anda akan langsung kembali ke laman pencarian untuk menemukan konten yang sesuai maksud dan keinginan (search intent).

Situasi ini adalah gambaran mengapa search intent menjadi salah satu komponen penentu tinggi rendahnya bounce rate di website. Pembaca akan langsung meninggalkan website saat mengetahui kalau konten website tidak sesuai harapan.

Kebalikannya, jika konten sesuai ekspektasi, mereka akan membacanya sampai selesai dan melakukan tindakan lain di website. Rasio pantulan pun akan terjaga.

Untuk bisa membuat konten sesuai search intent pengunjung, penting untuk memahami macam- macam search intent terlebih dulu. Secara umum, keyword berdasarkan search intent terdiri dari empat, yaitu informational, navigational, commercial investigation, dan transactional.

10.1 Informational Keyword

Yaitu jenis kata kunci yang mengantarkan pembaca ke konten yang memberikan penjelasan lengkap tentang sebuah topik. Keyword ini biasanya identik dengan konten bertema “Cara”, “Tutorial”, atau “Panduan”.

Misalnya saat kita mengetik “Cara Membuat Landing Page”, tentu ekspektasi pembaca adalah mendapat artikel yang memandu untuk membuat landing page dari awal sampai akhir.

10.2 Navigational Keyword

Yaitu kata kunci yang biasanya langsung mengarah ke merk tertentu. Misalnya saat seseorang mengetaik “Facebook” atau “Instagram”, tujuannya adalah untuk masuk ke website resmi merek tersebut.

Mereka bukan sedang mencari sejarah merek ini.

10.3 Commercial Investigation Keyword

Yaitu kata kunci yang pengunjung gunakan untuk mencari informasi tentang perbandingan produk dari beberapa merek.

Misalnya saja kata kunci “laptop gaming terbaik” atau “smartphone gaming terbaik”. Tujuan dari pencarian kata kunci tersebut adalah untuk melakukan perbandingan kelebihan dan kekurangan dari masing- masing merek.

10.4 Transactional Keyword

Yaitu kata kunci yang pengunjung gunakan saat mereka sudah siap di fase pembelian atau transaksi. Pengunjung biasanya menggunakan kata kunci transaksional seperti murah, jasa atau beli.

Misalnya saja “beli domain”, “jasa pembuatan website murah”, atau “beli smartphone Oppo”.

Kesimpulan

Secara sederhana kita dapat mengartikan bounce rate sebagai persentase pengunjung yang masuk ke website, lalu pergi begitu saja tanpa membuka halaman lain atau interaksi apapun di website.

Bounce Rate atau rasio pantulan merupakan salah satu metrik penting dalam mengukur performa website. Semakin tinggi bounce rate website, maka ini bisa mengindikasikan masalah tertentu di sebuah website. Untuk itu, penting bagi kita melakukan beberapa langkah optimasi untuk menurunkan bounce rate ini.

Beberapa upaya yang bisa kita lakukan misalnya mengoptimalkan kualitas konten, meningkatkan kecepatan website, membuat konten sesuai search intent, dan lain sebagainya. Dengan berbagai upaya ini, kita berharap pengunjung lebih betah untuk berselancar di website dan melakukan interaksi lanjutan.

Demikian pembahasan tentang apa itu bounce rate, fungsi, cara mengecek rasio serta cara ampuh menurunkan bounce rate di website. Selamat mempraktekkan! 🙂