Setelah memahami apa itu Tone of Voice, langkah penting selanjutnya adalah menentukan tone of voice dengan tepat. Bagi sebuah, ini akan menjadi langkah fundamental. Karena dengan tone of voice yang tepat, strategi marketing akan menjadi lebih terarah, konsisten dan optimal.
Karena bukan rahasia lagi, mempunya brand yang kuat bukan hanya tentang produk atau layanan yang brand tawarkan. Namun, hal ini juga tentang bagaimana brand kita berkomunikasi dengan audiens.
Apa itu Tone of Voice?
Sebelum menentukan tone of voice yang sesuai, penting untuk memahami apa yang sebenarnya dimaksud dengan tone of voice.
Tone of voice adalah gaya atau cara sebuah brand dalam berkomunikasi dengan audiensnya. Hal ini mencakup pemilihan kata, sikap, dan gaya bahasa yang brand gunakan dalam semua bentuk komunikasi, baik itu tertulis maupun lisan.
Tone of voice bukan hanya tentang apa yang brand katakan, namun sekaligus bagaimana cara brand mengatakannya. Saat, dua brand dapat memberikan pesan yang sama, namun dengan tone of voice yang berbeda, pesan tersebut akan diterima berbeda oleh audiens.
Itulah mengapa, tone of voice membantu audiens untuk mengenali dan terhubung dengan sebuah brand. ToV mencerminkan kepribadian, nilai, dan karakter brand yang Anda miliki.
Misalnya, saat sebuah brand mempunyai tone of voice yang hangat dan ramah, audiens akan merasa bahwa brand tersebut peduli dan mudah didekati.
Sebaliknya, jika tone of voice nya profesional dan tegas, audiens mungkin akan melihat brand tersebut sebagai brand yang kompeten dan dapat dipercaya.
Mengapa Tone of Voice Penting?
Tone of voice memainkan peran penting dalam menciptakan kesan pertama yang kuat untuk audiens. Hal ini sekaligus membantu brand membangun hubungan jangka panjang dengan audiens.
Lewat tone of voice yang konsisten dan tepat, brand dapat membangun identitas brand yang solid, meningkatkan kepercayaan, dan memperkuat loyalitas pelanggan.
Tone of voice juga membantu brand untuk lebih menonjol di tengah persaingan. Di dunia yang penuh dengan informasi dan komunikasi yang terus-menerus, mempunyai tone of voice yang khas dan berbeda dapat membantu brand untuk diingat dan dikenali oleh audiens.
Dengan pemahaman yang jelas tentang apa itu tone of voice dan pentingnya bagi brand, langkah selanjutnya adalah menentukan tone of voice yang paling sesuai dengan karakter brand. Sudah siap, sobat Panda?
Cara Menentukan Tone of Voice yang Sesuai dengan Karakter Brand Anda
Menentukan tone of voice yang tepat adalah langkah penting dalam membangun identitas brand yang konsisten dan menarik.
Berikut adalah beberapa langkah dalam menentukan tone of voice yang sesuai untuk brand Anda :
1. Kenali Kepribadian Brand Anda
Langkah pertama dalam menentukan tone of voice adalah memahami kepribadian brand kita. Apakah brand kita serius dan profesional, ataukah ramah dan menyenangkan?
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantu dalam menentukan kepribadian brand :
Bagaimana Anda ingin audiens melihat brand Anda?
Nilai-nilai apa yang ingin Anda sampaikan melalui komunikasi brand?
Apakah brand Anda ingin terlihat lebih formal atau informal?
Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda mendapatkan gambaran yang jelas tentang kepribadian brand Anda. Selanjutnya, ini akan menjadi dasar dalam menentukan tone of voice.
2. Identifikasi Target Audiens Anda
Langkah penting selanjutnya dalam menentukan tone of voice adalah mengetahui siapa audiens Anda. Audiens yang berbeda mungkin memiliki preferensi komunikasi yang berbeda pula.
Misalnya, jika target audiens Anda adalah anak muda, tone of voice yang lebih santai dan penuh energi mungkin lebih cocok. Sebaliknya, jika audiens Anda adalah profesional bisnis, tone of voice yang lebih formal dan kredibel mungkin lebih tepat.
Beberapa metode yang bisa Anda lakukan untuk memahami audiens antara lain melakukan survei, analisis media sosial, serta mempelajari demografi dan perilaku audiens. Dengan data ini, Anda dapat menentukan bagaimana audiens ingin diajak bicara dan apa yang mereka harapkan dari brand Anda.
3. Lakukan Analisa Kompetitor
Mempelajari tone of voice kompetitor dapat memberikan wawasan tentang apa yang sudah mereka lakukan di industri yang sama dengan brand.
Perhatikanlah, apakah mereka menggunakan tone of voice yang formal, kasual, atau melibatkan humor? Perhatikan juga bagaimana audiens dalam merespon gaya komunikasi yang kompetitor lakukan.
Lewat pengamatan ini, Anda bisa mendapatkan inspirasi. Jika semua kompetitor menggunakan tone of voice yang serupa, brand Anda dapat memanfaatkan peluang ini untuk menciptakan tone of voice yang berbeda.
Dengan begitu, brand Anda bisa menemukan celah untuk membuat tone of voice menjadi unik dan lebih menonjol berbeda dari brand kompetitor. Kendati begitu, pastikan tone of voice ini benar-benar mencerminkan karakter brand Anda sendiri.
4. Tentukan Nilai-Nilai Brand Anda
Nilai-nilai brand adalah prinsip-prinsip inti yang memandu perilaku dan keputusan brand. Nilai-nilai ini juga harus tercermin dalam tone of voice brand Anda.
Misalnya, jika salah satu nilai brand Anda adalah tentang keberlanjutan. Maka, tone of voice Anda mungkin mencerminkan komitmen terhadap lingkungan dengan menggunakan bahasa yang menunjukkan kesadaran dan tanggung jawab.
Cobalah untuk merumuskan beberapa nilai inti yang menjadi fondasi brand dan pikirkan bagaimana nilai-nilai ini bisa diterjemahkan ke dalam gaya bahasa yang nantinya brand gunakan dalam berkomunikasi dengan audiens.
5. Pilih Gaya Bahasa yang Sesuai
Setelah mempunyai pemahaman yang jelas tentang kepribadian, audiens, dan nilai-nilai brand, langkah selanjutnya adalah memilih gaya bahasa yang sesuai. Apakah brand Anda menggunakan bahasa yang formal atau informal? Apakah Anda lebih suka menggunakan kata-kata yang sederhana atau yang lebih kompleks?
Pilihlah gaya bahasa yang paling cocok dengan kepribadian dan nilai-nilai brand Anda, serta sesuai dengan karakteristik audiens. Misalnya, jika brand berfokus pada teknologi canggih, brand mungkin ingin menggunakan bahasa yang lebih teknis dan informatif.
6. Konsistensi adalah Kunci
Konsistensi dalam tone of voice sangat penting. Semua komunikasi brand, baik itu di media sosial, situs web, atau materi pemasaran, harus menggunakan tone of voice yang sama. Dengan begitu, Anda dapat menciptakan identitas brand yang kuat dan mudah audiens kenali.
Untuk memastikan konsistensi ini, Anda bisa membuat panduan tone of voice yang mencakup aturan dan contoh-contoh bagaimana ToV ini harus digunakan dalam berbagai situasi. Panduan ini bisa menjadi referensi bagi semua anggota tim yang terlibat dalam komunikasi brand.
7. Uji Coba dan Evaluasi
Setelah menentukan tone of voice yang Anda rasa sesuai, langkah berikutnya adalah melakukan uji coba. Terapkan tone of voice tersebut dalam berbagai konten brand, baik itu di media sosial, website, email marketing, atau materi promosi lainnya. Lihat bagaimana audiens Anda merespons.
Evaluasi hasilnya secara berkala. Jika tone of voice yang Anda gunakan berhasil meningkatkan engagement dan membangun koneksi yang kuat dengan audiens, artinya brand sudah menemukan formula yang tepat. Namun, jika tidak, jangan ragu untuk melakukan penyesuaian.
Kesimpulan
Menentukan tone of voice yang sesuai dengan karakter brand adalah langkah penting dalam membangun identitas brand yang kuat. Anda bisa memulainya dengan mengenali kepribadian brand, dan mengidentifikasi target audiens.
Langkah selanjutnya, analisa kompetitor akan membantu Anda dalam mendapatkan ide dan inspirasi untuk mengadopsi hal- hal positif yang kompetitor terapkan. Kemudian, tentukan nilai- nilai brand dan gaya bahasa yang sesuai dengan audiens brand.
Langkah selanjutnya dalam implementasi tone of voice adalah konsistensi serta uji coba dan evaluasi. Dengan serentetan aktivitas ini, brand Anda dapat menemukan tone of voice yang tidak hanya mencerminkan brand, tetapi juga memperkuat hubungan dengan audiens.
Ingatlah bahwa tone of voice adalah cerminan dari kepribadian brand Anda. Oleh karena itu, pastikan tone of voice yang Anda pilih konsisten di semua platform komunikasi dan benar-benar mewakili apa yang brand ingin sampaikan kepada audiens.
Di tengah kompetisi bisnis yang semakin ketat, kehadiran tone of voice (ToV) adalah pembeda untuk sebuah brand. Brand bukan lagi hanya tentang logo atau produk yang dijual, tapi juga tentang bagaimana berkomunikasi dengan audiens.
Saat ini tone of voice merupakan elemen yang sering marketer expert bicarakan, terutama dalam konteks branding dan komunikasi. Dalam era digital seperti sekarang, di mana konsumen terhubung dengan brand melalui berbagai platform, kehadiran ToV menjadi semakin penting. Lewat kehadirannya, brand dapat menciptakan identitas yang konsisten di berbagai saluran komunikasi. Menarik untuk kita ulas lebih lanjut? Pastinya!
Tone of Voice adalah
Secara umum, arti dari tone of voice adalah cara sebuah brand berkomunikasi dengan audiensnya, yang mencerminkan kepribadian, nilai, dan karakter dari brand tersebut. Sedangkan menurut Acrolinx, tone of voice merupakan karakter kata- kata, baik secara lisan atau tulisan, yang melekat erat pada sebuah brand dan disampaikan langsung oleh audiens nya melalui beragam platform.
Tone of voice bukan hanya tentang apa yang dikatakan, tetapi juga tentang bagaimana hal itu dikatakan. ToV mencakup pemilihan kata- kata, gaya bahasa, dan emosi yang ingin disampaikan melalui komunikasi tersebut.
ToV yang konsisten membantu brand membangun hubungan emosional dengan audiens, serta membuat brand lebih manusiawi dan mudah diingat. Misalnya, brand yang menggunakan ToV yang ramah dan humoris akan memberikan kesan yang berbeda daripada brand yang menggunakan ToV yang formal dan serius.
Kendati begitu, brand juga perlu menyesuaikan dengan persona buyer dari bisnis mereka. Apakah karakter audiens mereka memang cenderung kalangan dewasa atau anak- anak muda yang kasual dan santai.
Manfaat Tone of Voice, Mengapa Penting untuk Brand?
Tone of voice yang tepat memiliki banyak manfaat yang signifikan untuk branding perusahaan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ToV sangat penting dan bagaimana hal tersebut dapat memberikan keuntungan bagi brand Anda:
1. Membangun Identitas Brand yang Kuat
Tone of voice membantu menciptakan identitas brand yang konsisten dan mudah dikenali. Saat brand mempunyai suara dengan ciri khas, konsumen akan lebih cepat mengenali dan mengingat brand tersebut.
Hal ini penting dalam membangun citra yang kuat di mata audiens. Identitas yang jelas juga membantu brand untuk berdiri kokoh di tengah persaingan pasar yang ketat.
2. Meningkatkan Keterlibatan dan Loyalitas Audiens
ToV yang sesuai dengan buyer persona dapat meningkatkan keterlibatan mereka. Konsumen akan merasa lebih terhubung dengan brand yang berkomunikasi dengan cara yang mereka sukai dan pahami.
Saat mempunyai ToV yang tepat, brand dapat menciptakan pengalaman yang lebih personal dan emosional bagi audiens. Pada akhirnya, hal ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.
3. Membedakan Brand dari Kompetitor
Untuk menjadi unggul di tengah persaingan yang ketat, penting sekali untuk mempunyai ToV yang unik. Lewat keunikan ini, brand akan terlihat lebih menonjol dan menarik perhatian audiens. Hal ini akan berdampak strategis karen memberi brand keunggulan kompetitif dan membantu mempertahankan pelanggan.
4. Meningkatkan Konsistensi dalam Komunikasi
Konsistensi adalah kunci dalam membangun kepercayaan dan kredibilitas brand. Tone of voice yang konsisten memastikan bahwa semua bentuk komunikasi, mulai dari postingan media sosial hingga layanan pelanggan, menyampaikan pesan yang seragam.
Cara ini akan membantu audiens dalam memahami dan mengingat brand dengan lebih baik, serta membangun hubungan yang lebih solid.
5. Dampak Positif untuk Media Sosial
Di era digital ini, media sosial memainkan peran besar dalam komunikasi brand. ToV yang tepat dapat meningkatkan interaksi dan engagement di platform media sosial.
Selain itu, brand yang memiliki suara relevan dan menarik di media sosial lebih mungkin untuk menarik perhatian dan membangun komunitas yang aktif.
Contoh Tone of Voice dari Brand Terkenal
Tone of voice yang kuat dan konsisten adalah ciri khas dari brand- brand sukses. Berikut beberapa contoh brand terkenal yang berhasil menerapkan strategi tone of voice mereka dengan efektif :
1. Nike
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar brand Nike? Kamu pasti akan mengingat mereka sebagai brand yang inspiratif dan penuh semangat. Hal ini lah yang menjadi ToV mereka.
Dalam kampanye nya, mereka sering menggunakan bahasa yang memotivasi dan mendorong audiens untuk mencapai potensi maksimal mereka. Misalnya, slogan “Just Do It” mencerminkan kepribadian brand yang berani dan penuh energi.
2. Apple
Apple memiliki ToV yang elegan dan sederhana untuk menyasar pasar tingkat atas. Komunikasi mereka biasanya menggunakan bahasa yang bersih, minimalis, dan fokus pada keunggulan produk. Ini mencerminkan brand yang inovatif dan berkualitas tinggi.
3. Dove
Berbeda dengan dua brand di atas, Dove menggunakan tone of voice yang hangat dan empatik. Mereka sering menyampaikan pesan-pesan yang mendukung dan memberdayakan wanita, yang sejalan dengan misi brand mereka untuk merayakan kecantikan alami.
Cara Menentukan Tone of Voice
Menentukan tone of voice yang tepat untuk brand adalah langkah penting dalam membangun identitas dan komunikasi yang efektif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu brand menentukan ToV yang sesuai :
1. Pahami Audiens Brand
Langkah pertama untuk menentukan ToV brand adalah dengan memahami audiens. Brand perlu mengetahui siapa mereka, apa yang mereka sukai, bagaimana mereka berbicara, dan apa yang mereka harapkan dari brand.
Berikut langkah- langkah yang dapat brand gunakan :
Riset Demografis: Pelajari usia, jenis kelamin, lokasi, dan pekerjaan audiens brand.
Riset Psikografis: Ketahui minat, hobi, nilai-nilai, dan gaya hidup audiens brand.
Analisis Data: Gunakan data dari survei, ulasan pelanggan, dan media sosial untuk memahami preferensi dan perilaku audiens.
2. Identifikasi Nilai dan Misi Brand
Nilai dan misi brand adalah dasar dari ToV sebuah brand. Keduanya mencerminkan apa yang brand perjuangkan dan ingin sampaikan kepada audiens.
Dalam menentukan nilai brand, cobalah untuk memulainya dengan daftar nilai- nilai inti brand, seperti kepercayaan, inovasi, keberlanjutan, atau inklusivitas. Sedangkan untuk misi, cobalah merancang pernyataan misi yang jelas dan ringkas yang mencerminkan tujuan utama brand.
3. Analisis Kompetitor
Langkah selanjutnya, brand juga bisa mengamati bagaimana cara kompetitor berkomunikasi dengan audiens mereka. Pelajari ToV mereka dengan mencatat gaya bahasa, kata- kata kunci dan emosi yang mereka gunakan.
Langkah ini akan memberikan wawasan berharga yang membantu brand menemukan cara baru untuk menjadi berbeda.
4. Tentukan Kepribadian Brand
Kepribadian brand adalah karakter yang ingin brand proyeksikan kepada audiens. Kepribadian ini harus konsisten di semua saluran komunikasi.
Tips yang dapat brand terapkan antara lain :
Buat dan gunakan persona yang sesuai dengan karakter brand. Persona ini bisa mencakup sifat-sifat seperti ramah, profesional, berani, atau humoris.
Buat panduan yang menjelaskan bagaimana cara brand berkomunikasi dalam berbagai situasi, seperti media sosial, layanan pelanggan, dan pemasaran.
5. Buat Contoh Tone of Voice
Buatlah beberapa contoh- contoh spesifik tentang bagaimana ToV brand harus diterapkan agar membantu tim menjaga konsistensi komunikasi.
MIsalnya saja dengan membuat contoh pesan di berbagai situasi. Misalnya saat memberi reply komentar di media sosial, email marketing, atau menangani komplain pelanggan. Sertakan juga daftar ‘do’s and don’ts’ yang menunjukkan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dalam menggunakan ToV brand.
6. Uji dan Evaluasi
Setelah menentukan tone of voice, langkah selanjutnya adalah menguji dan mengevaluasi efektivitasnya.
Berikut langkah- langkahnya :
Lakukan uji A/B di berbagai pesan untuk melihat mana yang paling efektif dalam menjangkau dan melibatkan audiens.
Mintalah feedback dari audiens dan tim internal untuk mendapatkan perspektif tentang bagaimana audiens menerima ToV.
Gunakan tool analitik untuk memantau kinerja komunikasi brand dan buat penyesuaian berdasarkan data yang diperoleh.
7. Revisi dan Sesuaikan
Tone of voice tidak harus statis. Artinya, brand dapat melakukan penyesuaian seiring berjalannya waktu berdasarkan perubahan dalam audiens atau tujuan brand.
Oleh sebab itu, brand dapat bersikap fleksibel dan siap membuat perubahan jika memang terdapat feedback yang signifikan atau menyesuaikan tren baru di pasar.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, brand dapat menentukan tone of voice yang tidak hanya mencerminkan identitas dan nilai brand, tetapi juga beresonansi dengan audiens targe. ToV yang tepat membantu menciptakan komunikasi yang konsisten, menarik, dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan.
Kesimpulan
Tone of voice adalah elemen krusial dalam membangun identitas dan citra brand. Dengan ToV yang konsisten dan tepat, brand bisa menciptakan hubungan yang kuat dengan audiens, membedakan diri dari kompetitor, dan memperkuat komunikasi yang efektif.
Memahami dan mengembangkan ToV yang sesuai bukan hanya tentang bagaimana berbicara, tetapi juga tentang bagaimana sebuah brand ingin dikenal dan diingat oleh audiens mereka. Dengan tone of voice yang tepat, brand akan mampu berkomunikasi lebih efektif dan membangun koneksi yang lebih mendalam dengan audiens.
Untuk menonjolkan keunikan brand, key visual bisa menjadi salah satu kunci utama. Key visual bukan soal logo semata, namun juga meliputi banyak hal. Seperti penerapan brand color yang konsisten di setiap implementasi desain.
Di artikel kali ini, Panda akan mengulas secara lengkap tentang apa itu Key Visual (KV), mengapa KV itu penting dan tips merancang Key Visual yang menarik dan sesuai panduan brand.
Pengertian Key Visual (KV) dalam Desain dan Multimedia
Melansir dari DPDHL, pengertian dari key visual (KV) adalah gambar atau ilustrasi yang brand gunakan secara konsisten untuk keperluan pemasaran atau branding.
Key Visual (KV) juga bisa kita artikan sebagai gambar utama atau visual inti yang berfungsi untuk mewakili suatu brand, produk, atau jasa. Pada dasarnya, KV berfungsi sebagai inti visual yang menangkap esensi atau karakter utama dari sebuah brand atau produk.
Dalam definisi lain, key visual juga berarti gambar atau ilustrasi paling dominan yang menyampaikan pesan dan makna utama dari sebuah brand atau produk.
Beberapa ciri- ciri Key Visual (KV) antara lain :
Mudah dipahami dan sederhana
Unik dan jelas
Dapat membangkitkan emosi audiens atau konsumen
Tujuan Pembuatan Key Visual
KV dirancang untuk menampilkan karakteristik dan value proposition yang ingin brand sampaikan kepada target audience. Selain itu, tujuan lain dari pembuatan visual inti ini adalah:
Mewakili identitas dan personalitas brand atau produk secara visual.
Menyampaikan positioning dan diferensiasi brand atau produk.
Membuat citra positif di benak konsumen terhadap brand atau produk.
Menjadi focal point dalam strategi visual marketing.
KV berbeda dengan foto produk atau gambar pendukung lainnya karena berfungsi sebagai wajah dan inti dari komunikasi visual brand atau produk. KV harus mampu secara cepat menangkap esensi dan menggambarkan citra positif yang brand inginkan.
Logo vs Key Visual
Logo dan key visual memiliki peran yang berbeda dalam branding suatu produk atau perusahaan.
Logo adalah representasi visual dari identitas dan nilai-nilai suatu merek. Logo biasanya dirancang untuk tampilan kecil, sederhana, dan dikenali dengan cepat. Logo digunakan pada semua materi branding dan iklan.
Key visual memiliki fungsi yang lebih spesifik, yaitu menangkap esensi positioning dan pesan utama suatu brand. KV biasanya dibuat lebih besar dan detail untuk menampilkan suasana dan inspirasi dari brand tersebut.
KV tidak selalu dipakai di semua media. Kendati begitu, KV biasanya kita temukan sebagai gambar utama di landing page, banner iklan, kemasan produk, dan media promosi lain yang memungkinkan penggunaan gambar besar dan powerfull.
Jadi, logo adalah identitas visual, sedangkan key visual menangkap pesan brand. Logo harus konsisten di semua media, sedangkan KV dapat berganti tergantung campaign atau produk. Keduanya penting untuk branding yang kuat dan efektif. Logo sebagai wajah yang dari sebuah brand, sedangkan KV sebagai cerita dan inspirasi dari brand.
Jenis dan Contoh Key Visual (KV)
KV memiliki beberapa jenis berdasarkan elemen visual yang digunakan, diantaranya:
1. Key Visual Foto/Ilustrasi
Key visual jenis ini menggunakan foto atau ilustrasi sebagai elemen utama. Foto yang terpilih biasanya menggambarkan produk, layanan, atau pesan yang ingin brand sampaikan. Ilustrasi bisa berupa gambar tangan (hand drawing) atau digital sesuai dengan kebutuhan.
Contoh KV berupa foto yaitu iklan produk makanan menampilkan foto produk, atau iklan jasa menampilkan foto situasi penggunaan jasa tersebut. KV dengan ilustrasi banyak digunakan untuk kampanye sosial yang membutuhkan visual khusus agar pesan mudah audiens pahami.
2. Key Visual Typography
Jenis KV ini menggunakan tipografi atau susunan teks sebagai elemen utama visual. Font, warna, ukuran, dan layout teks dipilih sedemikian rupa agar menarik dan komunikatif.
Contoh paling umum adalah KV berupa nama brand dengan font khusus yang iconic. Selain itu, bisa berupa quotes atau slogan singkat yang tersusun dengan apik sehingga menarik perhatian.
3. Key Visual Gabungan Foto dan Typography
Visual inti jenis ini menggabungkan foto/ilustrasi dan tipografi agar saling melengkapi. Umumnya foto memberikan konteks produk/jasa sedangkan text menyampaikan tagline/headline iklan.
Contohnya adalah poster film yang menampilkan foto aktor utama dengan tambahan judul film dan tagline yang menarik minat menonton. Begitu pula poster wisata, foto lokasi wisata dipadu dengan text yang memancing ketertarikan berkunjung.
Key visual banyak digunakan di berbagai bidang seperti periklanan, branding, desain kemasan, sampul buku, poster, dan lainnya. Dengan memilih jenis yang tepat, KV dapat menjadi wajah dan identitas produk atau kampanye yang kuat dan mudah masyarakat kenali.
Mengapa Key Visual Penting?
Key visual memiliki peran yang sangat penting dalam branding dan positioning sebuah produk atau jasa. Beberapa alasan mengapa KV sangat penting antara lain:
1. Membantu Branding dan Positioning Produk/Jasa
Key visual yang dibuat dengan baik dapat langsung menggambarkan positioning dan karakter suatu brand. KV akan membantu konsumen mengingat dan mengidentifikasi brand dengan cepat.
2. Memperkuat Ingatan Konsumen
Key visual yang unik dan eye catching akan lebih mudah konsumen ingat. Dengan adanya KV, orang akan lebih mudah mengingat brand kita di tengah banyaknya kompetitor dengan produk serupa.
3. Membuat Tampilan Konsisten di Semua Media
Key visual dapat membantu menciptakan tampilan yang konsisten di berbagai media seperti iklan, kemasan produk, website, dan media sosial. Dengan tampilan yang konsisten, ingatan konsumen terhadap brand akan semakin kuat.
Jadi dengan memiliki key visual yang tepat, perusahaan dapat membangun citra dan positioning brand dengan lebih efektif. KV yang eye catching dan unik akan membantu brand untuk diingat lebih baik oleh konsumen.
Tips Merancang Key Visual – belum
Merancang key visual yang baik dan efektif membutuhkan beberapa pertimbangan dan langkah-langkah yang tepat. Berikut adalah beberapa tips untuk merancang kunci visual yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan :
1. Pahami Tujuan dan Target Audience
Tentukan tujuan pembuatan key visual dan target audiens. Hal ini akan mempengaruhi gaya visual dan pesan yang ingin brand sampaikan. Misalnya saja, KV untuk anak-anak tentu berbeda dengan KV untuk produk kecantikan misalnya.
2. Buat Sketsa Konsep
Sebelum membuat desain final, buatlah beberapa sketsa konsep yang menggambarkan ide dan pesan utama. Sketsa ini akan memudahkan untuk mendapatkan feedback sebelum pengerjaan KV final.
3. Pilih Warna dan Font Yang Tepat
Warna dan font yang dipilih harus sesuai dengan karakter brand/produk dan pesan yang ingin brand sampaikan. Pastikan kombinasi warna dan font mudah terbaca dan menarik perhatian.
4. Gunakan Elemen Visual Yang Iconic
Masukkan elemen visual seperti karakter, benda, atau simbol yang merepresentasikan brand/produk dengan baik. Elemen visual ini akan membuat KV lebih mudah audiens ingat.
5. Lakukan Pengujian
Setelah membuat draft key visual, lakukan pengujian dengan melakukan survei atau diskusi. Lihat apakah pesan sudah tersampaikan dengan baik dan KVl sudah menarik minat audiens sasaran. Gunakan feedback ini untuk melakukan perbaikan sebelum KV final dibuat.
Bicara rebranding, hal ini tentunya sudah dipertimbangkan dengan matang. Karena bicara rebranding bukan sekedar ganti identitas brand semata, tapi juga menciptakan persepsi baru tentang brand dan peningkatan value dari brand itu sendiri.
Harapannya, setelah rebranding, alias proses branding ulang, value brand harus lebih mentereng. Brand harus menjadi lebih diingat, lebih dikenal luas dan profit perusahaan juga menjadi lebih baik.
Bukankah ini kesuksesan yang diharapkan dari strategi rebranding ini?
Pengertian Apa itu Rebranding
Sebelum melangkah lebih jauh ngobrolin tentang Rebranding, Panda akan memaparkan lebih dulu tentang apa itu rebranding.
Menurut Market Business News, rebranding adalah proses yang dilakukan perusahaan untuk mengubah citra dirinya. Entah itu dari sisi logo, nama, simbol, atau bahkan semua aspek tersebut.
Tujuan melakukan branding ulang ini sendiri agar semakin banyak konsumen yang tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Rebranding juga dilakukan agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu. Artinya, perubahan citra brand adalah untuk tetap relevan dan kuat dari waktu ke waktu.
Secara garis besar, perusahaan melakukan branding ulang ini dengan dua harapan, yaitu :
Menciptakan image baru agar menonjol di tengah- tengah maraknya kompetitor.
Terhubung kembali dengan konsumen mereka.
Rebranding Perlu Dilakukan Dengan Hati- Hati
Kendati strategi ini terdengar wah untuk sebuah perusahaan dan merek, penting sekali untuk berhati- hati. Perlu melakukan riset yang mendalam dan berbagai pertimbangan sebelum melakukan eksekusi branding ulang.
Seperti PandaGila.com lansir dari The Economic Times, ada kemungkinan konsumen yang sudah ada justru tidak suka dengan tampilan dan konsep baru dari perubahan ini. Jika tidak menyadari ini, konsumen yang sudah lama berlangganan bisa- bisa meninggalkan brand kita dan beralih ke brand lain.
Maka dari itu, penting sekali untuk melakukan proses branding ulang ini dengan cermat berdasarkan data riset. Riset bisa dilakukan melalui data internal maupun eksternal.
Data internal bisa dengan melakukan survey ke pelanggan loyal. Tujuannya adalah untuk mengetahui berapa tingkat kepuasan mereka terhadap brand dan apa saja yang bisa brand tingkatkan.
Sedangkan data eksternal bisa kita lakukan dengan melakukan analisa terhadap strategi kompetitor kita. Apa saja yang mereka lakukan, kelebihan dan kekurangan mereka, apa tampaknya yang membuat mereka lebih unggul dari kita.
Data eksternal tentu saja bukan untuk kita duplikasi mentah- mentah. Namun data ini akan membuat langkah kita semakin matang untuk membuat fokus improvement dalam strategi rebranding.
Fungsi dan Tujuan Rebranding
Melakukan branding ulang berarti membangun identitas baru untuk sebuah merek. Strategi ini bisa memberikan semangat baru untuk nadi sebuah bisnis, sekaligus memperbarui strategi pemasaran perusahaan secara keseluruhan.
Berikut ini adalah rangkuman fungsi dan tujuan rebranding :
1. Memperbarui Logo
Sebuah logo perusahaan dirancang untuk mengikuti tren dan menjadi relevan dari waktu ke waktu. Ada kalanya logo lawas tidak sejalan dengan trend terbaru dan terlihat kuno.
Secara tidak langsung, logo yang sudah tidak sejalan ini juga bisa mendorong persepsi negatif. Bisnis akan terkesan masih mempertahankan cara- cara lama yang usang.
2. Mengubah Persepsi
Umumnya, sebuah brand tidak seharusnya mencerminkan pemiliknya. Namun seringkali, nama brand dipersepsikan dengan cara yang pemilik inginkan.
Untuk itu, rebranding diperlukan untuk membuat pergeseran persepsi merek dan menciptakan citra baru.
3. Perubahan Lini Produk
Dalam proses nya, bisnis mungkin mengembangkan lini produknya. Misalnya jika dulu hanya menjual paket wisata, kemudian mulai menjual paket dekorasi pernikahan dan event hiburan.
Jika nama brand sebelumnya mempersepsikan produk paket wisata ini, sedangkan bisnis berekspansi lebih jauh, perusahaan bisa mempertimbangkan rebranding ini sebagai penyesuaian.
4. Menghindari Konotasi Budaya Negatif
Sering terjadi, saat brand sudah mendunia, bisa saja nama, wanra atau aspek lain dikaitkan dengan hal- hal negatif atau ketidaksesuaian di negara atau budaya, saat perluasan terjadi. Konotasi negatif tentunya bisa mengganggu citra brand.
Jika hal ini terjadi, perusahaan bisa mempertimbangkan branding ulang agar brand mereka bisa lebih diterima.
5. Strategi Bersaing
Kompetisi bisa berubah setiap saat. Namun dalam banyak hal, persaingan cenderung semakin ketat daripada semakin longgar, kecuali memang untuk hal yang bersifat musiman.
Saat persaingan semakin ketat dan image antar brand hampir mirip satu sama lain, mungkin saatnya brand membuat sesuatu yang baru agar berbeda dari pesaingnya.
Dengan strategi rebranding, brand akan terlihat lebih berbeda dan menonjol. Ini sama artinya bahwa proses branding ulang bertujuan untuk menarik atau menarik kembali audiens yang lebih besar.
6. Memperbaiki Kesalahan dari Branding Asli
Sebuah brand tidak bisa diciptakan tanpa penelitian audiens target yang dan konsep yang tidak matang. Seringkali di awal terciptanya, perusahaan melakukan kesalahan- kesalahan ini.
Akhirnya, brand yang tercipta tidak terkonsep untuk mewakili kebutuhan persona buyer mereka. Dalam proses branding ulang, brand akan melakukan penelitian untuk menganalisa masalah dan kebutuhan klien.
7. Perubahan Kebutuhan Pelanggan
Sama seperti persaingan, masalah dan kebutuhan orang terhadap produk juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini biasanya terjadi karena pergeseran budaya, teknologi, atau gaya hidup.
Untuk bisa terus relevan dengan kebutuhan konsumen, rebranding kerap dilakukan untuk terus bisa menjangkau apa yang konsumen butuhkan.
8. Merger dan Akuisisi
Dalam proses penggabungan dua perusahaan, biasanya perusahaan akan membuat keputusan strategis terhadap brand mereka. Apakah akan mengoperasikan brand secara terpisah atau menggabungkan menjadi satu.
Jika ingin menggabungkan menjadi satu, perusahaan akan memutuskan untuk beroperasi di bawah satu identitas brand atau membuat brand baru yang merupakan gabungan dari entitas keduanya. Untuk itu, rebranding adalah jawaban dari permasalahan ini.
9. Perubahan Fokus Bisnis
Ada periode dimana pasar akan memaksa brand untuk mengubah penawaran atau audiens mereka. Untuk bisa terus berkompetisi, mau tak mau brand harus mengikuti perubahan ini agar tetap bisa bersaing di pasar yang semakin luas.
Jika ini yang terjadi, pergeseran fokus bisa brand lakukan melalui strategi rebranding ini.
10. Memperbaiki Reputasi
Reputasi dan kredibilitas adalah hal yang sangat penting untuk eksistensi sebuah bisnis. Jika karena suatu hal reputasi menjadi rusak atau buruk, ini bisa berdampak negatif pada kelangsungan brand dalam jangka panjang.
Dengan mempertimbangkan branding ulang, brand punya kesempatan untuk membuat awal baru dan memperbaiki citra yang buruk. Citra brand menjadi lebih segar sehingga konsumen lebih tertarik untuk memberi kesempatan baru dan mengenal brand lebih lanjut.
Kelebihan dan Kekurangan Rebranding
Rebranding memang mempunyai banyak manfaat. Tapi seperti strategi marketing pada umumnya, tentunya strategi branding ulang ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Penting sekali mengenali keduanya agar rencana yang perusahaan canangkan dapat berjalan sesuai harapan.
Kelebihan
Perusahaan berpotensi menjadi lebih menonjol daripada kompetitor yang masih menggunakan citra brand lawas dan tidak melakukan pembenahan.
Rebranding bisa menjadi sarana untuk membangun keterikatan dan cerita bersama konsumen. Konsumen bisa menjadi saksi dari cerita perjalanan brand (brand journey) sehingga merasa lebih dekat dengan brand.
Rebranding bisa memperbaiki atau menghilangkan citra buruk dari masa lampau brand.
Kekurangan
Jika rebranding tidak mendapat tanggapan positif dari pasar, bisa muncul resiko kerugian yang lebih besar.
Resiko kehilangan konsumen jika strategi rebranding tidak berhasil dan memberi dampak positif.
Investasi biaya yang tidak sedikit.
Study Case / Contoh Brand yang Berhasil dalam Rebranding
Untuk lebih memantapkan diri dalam strategi ini, kita bisa mempelajari dari kasus brand yang berhasil dalam melakukan branding ulang ini.
1. Apple
Di awal hingga pertengahan 90an, Microsoft sangat mendominasi industri perangkat lunak komputer. Saat itu, Apple nyaris tidak bertahan.
Namun situasi menjadi jauh berbeda saat Steve Jobs melakukan perubahan besar- besaran pada Apple yang dimulai pada tahun 1998.
Apple memperkenalkan iMac yang mempunyai tampilan tema menarik, mudah beroperasi, spesifikasi mumpuni, dan menjadi device idaman dari versi PC sebelumnya. Mereka juga menciptakan tagline baru “Think different”.
Di kepemimpinan Steve Jobs, Apple tetap dengan tampilan baru mereka yang menampilkan desain clean dan perpesanan yang disederhanakan.
Mereka kemudian menciptakan produk yang inovatif, merilis iphone, ipod dan ipad. Pesaing Apple berusaha keras untuk mengikuti jejak Apple. Namun selama bertahun- tahun, Apple berhasil membangun base pengikut setia dan berhasil menjadi salah satu merek paling populer di seluruh dunia.
2. McDonalds
McDonalds berhasil menjadi pemimpin di industri makanan cepat saji dalam beberapa dekade. Sulit untuk menggeser mereka. Kendati begitu, merek ini sering terganggu dengan citra yang kurang positif.
Di awal tahun 2000 an, McDonalds secara luas dipandang sebagai pilihan makanan cepat saji paling tidak sehat dari kompetitornya. Bahkan banyak orang melakukan aksi boikot dengan sikap “terlalu-baik-untuk-McDonalds.”
Selain itu, peluncuran film dokumenter populer “Super Size Me” di tahun 2004 juga memainkan peran besar dalam masalah ini. Khususnya memanfaatkan citra McDonalds untuk membuktikan bahwa makanan cepat saji sangat buruk untuk kesehatan.
Tidak mau berlarut- larut, McDonalds mengambil tindakan. Di tahun 2006, mereka mengubah menu mereka dengan pilihan yang lebih sehat dan berkualitas lebih tinggi untuk orang- orang yang peduli dengan isu kesehatan.
Salad dan sandwich “signature crafted” menjadi menu baru mereka. Mereka juga menambahkan fokus baru di minuman kopi untuk membuat mereka unggul dari pesaing. Lebih lengkap lagi, McDonald mendesain ulang bangunan dan interior mereka menjadi tempat kopi favorit hipster.
Pencitraan baru yang McDonalds lakukan tampaknya berhasil. Bahkan pendapatan mereka meningkat 58% sejak strategi ini mereka lakukan!
Langkah- langkah Menerapkan Strategi Rebranding
Ada proses panjang dalam melakukan branding ulang. Karena kenyataannya, rebranding bukan sekedar mengganti logo, tagline atau nama merek saja.
Perusahaan perlu memikirkan secara mendalam tentang makna dan tujuan yang ingin dicapai dalam proses ini. Setelah proses branding dilakukan, PR perusahaan tidak selesai begitu saja.
Melainkan terus melakukan strategi untuk membuat merek baru memberi kontribusi maksimal. Kontribusi yang sama baiknya, dan harus lebih baik. Bukankah itu tujuan yang ingin bisnis capai dalam strategi ini?
Berikut adalah langkah- langkah yang akan kita capai dalam menerapkan strategi rebranding :
1. Evalusi & Riset
Rebranding adalah sebuah keputusan yang serius. Karena serius, eksekusi dan persiapannya tidak boleh main- main.
Bersama tim yang terlibat, perusahaan harus melakukan evaluasi secara mendalam tentang keadaan perusahaan saat ini. Cari tahu terlebih dahulu :
Apa penyebab utama mengapa rebranding perlu dilakukan?
Apa tujuan yang ingin brand capai dengan proses rebranding ini?
Apakah perusahaan ingin menjangkau pasar yang lebih besar atau ingin terupdate (menjadi relevan) dengan situasi pasar terkini?
Untuk kebutuhan ini, perusahaan perlu melakukan riset untuk menentukan positioning brand yang baru, agar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.
Cakupan riset bisa meliputi beberapa hal. MUlai dari keinginan dan kebutuhan customer, pendapat customer mengenai merek kita, persepsi masyarakat terhadap brand dan bisnis, aset yang bisnis miliki, pandangan internal karyawan terhadap bisnis dan brand, dan yang tidak kalah penting positioning produk/ jasa kompetitor.
2. Brainstorming Tim Manajemen & Pemegang Saham
Langkah selanjutnya, lakukan brainstorming dengan tim manajemen. Jika perusahaan mempunyai pemegan saham, penting untuk mengkomunikasikan rencana ini dengan jelas ke mereka. Pasalnya, proses ini bisa mempengaruhi masa depan bisnis perusahaan.
Beberapa hal yang perlu dikomunikasikan antara lain hasil riset dan evaluasi sebelumnya, timeline, pembiayaan, key objectives, competitive positioning, implikasi rebranding terhadap departemen terhadap divisi tertentu dan brand keseluruhan.
3. Mulai Menyusun Daftar Rencana
Rebranding membutuhkan banyak detail untuk bisa tereksekusi dengan baik. Untuk itu, perusahaan harus menyusun daftar rencana secara detail dan membuat rincian proses apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai target.
Mulai dari perubahan logo, tagline, dan media branding keseluruhan perlu dibuat rencana detail agar dapat terlaksana dengan rapi.
4. Dokumentasi Keseluruhan Proses Rebranding
Melakukan proses dokumentasi terhadap keseluruhan proses rebranding juga menjadi poin penting. Dokumentasi ini bisa menjadi arsip perusahaan sekaligus penentuan keputusan bisnis di kemudian hari.
5. Sosialisasi dan Promosi
Setelah proses rebranding selesai, langkah selanjutnya adalah melakukan sosialisasi terhadap khalayak. Tahapan ini biasanya menjadi tanggungjawab staff Public Relation (PR).
Sosialisasi umumnya bukan hanya dilakukan pada pihak eksternal alias masyarakat, tapi juga pihak internal. Pihak internal ini meliputi seluruh karyawan perusahaan tanpa terkecuali dan juga seluruh pemegang saham.
Kesimpulan
Rebranding adalah sebuah proses yang panjang dari perjalanan sebuah brand. Proses branding ulang ini sendiri juga dilakukan dengan berbagai tujuan dan latar belakang alasan. Untuk itu, strategi ini tidak boleh sekenanya.
Penting sekali untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari strategi ini. Setelahnya, lakukan analisa dan evaluasi yang matang, buat detail rencana agar eksekusi bisa berjalan dengan maksimal. Jangan lupa, pastikan semua proses terdokumentasi dengan baik.
Eksekusi maksimal dan proses yang detail adalah harga mati dari proses rebranding. Tentunya tak seorang pun ingin proses branding ulang gagal dan mengakibatkan kerugian yang lebih besar.
Bicara tentang Brand Awareness, isi kepala kita akan langsung terpikir tentang kualitas sebuah merek di mata khalayak. Kita mungkin akan teringat dengan merek tertentu dengan segala kampanye promosi yang mereka lakukan lewat televisi atau media sosial.
Kita mungkin tiba- tiba ingat dengan brand Starbuck saat tiba- tiba punya rencana ngopi dengan kolega. Atau ingat dengan Shopee saat membicarakan marketplace yang identik dengan produk- produk wanita.
Dengan adanya strategi brand awareness, kita seperti mempunyai kesadaran yang kuat terhadap merek tertentu. Dengan begitu, orang- orang akan merasa lebih kenal dan mudah percaya terhadap sebuah merek tersebut. Menarik, bukan?
Untuk itu, di artikel kali ini Panda akan mengulas secara lebih lengkap tentang apa itu Brand Awareness, manfaat dan strategi membangun awareness terhadap brand.
Apa itu Brand Awareness (Kesadaran Merek)?
Brand Awareness atau Kesadaran Merek merupakan kemampuan konsumen dalam mengenali atau mengingat sebuah brand. Mulai dari nama, gambar, logo, hingga slogan- slogan tertentu yang pernah sebuah merek gunakan dalam kampanye promo mereka.
Kemampuan konsumen dalam mengenal dan mengingat brand mempunyai andil besar dalam keputusan mereka untuk membeli barang.
Misalnya saja saat seseorang mengajak anak untuk menentukan tempat nongkrong buat ngopi bareng, Anda tiba- tiba saja bisa mengingat sebuah brand kopi kekinian di kota Anda. Ini lah peran brand awareness untuk sebuah merek.
Tidak heran, untuk kampanye kesadaran merek ini, perusahaan rela menghabiskan milyaran rupiah. Goal nya adalah untuk menanamkan nama merek mereka di benak pelanggan. Begitu nama merek menempel, dampaknya akan sangat luar biasa.
Fungsi dan Manfaat Brand Awareness
Faktanya, pelanggan lebih mudah membeli dari merek yang sudah terkenal daripada belum terdengar sama sekali. Kendati begitu, manfaat dan peran dari brand awareness tidak berhenti sampai disitu.
Berikut adalah peran penting, fungsi dan manfaat dari Brand Awareness untuk sebuah bisnis atau produk :
1. Menciptakan Persepsi
Kesadaran merek disebarkan melalui berbagai channel kampanye, seperti PR, berita, media sosial, referral, dan lain sebagainya. Saat berjalan sesuai dengan rencana perusahaan, terciptalah persepsi positif di benak pelanggan.
Misalnya saja seorang teman bercerita tentang pengalamannya menggunakan jasa digital marketing. Anda mungkin tidak langsung ikut menggunakan jasa digital marketing tersebut. Tapi ada kemungkinan Anda ikut merekomendasikan brand digital marketing itu secara positif saat berbicara tentang pemasaran online.
2. Menumbuhkan Kepercayaan
Brand awareness sangat ampuh untuk menumbuhkan kepercayaan pelanggan. Saat Anda melihat orang- orang berinteraksi dengan sebuah merek dan mendapatkan pengalaman positif, hal ini bisa membangun kepercayaan Anda terhadap brand tersebut, meskipun Anda sendiri belum mencobanya.
Misalnya saat Anda berkunjung ke Singapura dan hendak mencari restoran untuk makan siang. Ada beberapa restoran lokal dan satu lagi McDonald’s.
Dalam situasi ini, besar kemungkinan Anda akan memilih McDonald’s meski belum pernah makan di McDonald’s Singapura sebelumnya. Ini bisa terjadi dengan mudah karena Anda percaya tentang brand tersebut, kualitas produk, range harga dan layanan mereka.
3. Memperluas Jaringan
Saat terencana dengan baik, kesadaran mereka bisa menyebar layaknya sebuah api. Merek akan menjadi topik diskusi yang menyenangkan dan menciptakan jaringan yang bisa digunakan untuk menyebarkan informasi lebih lanjut.
Salah satu contoh nya adalah TikTok yang jarang mengiklankan dirinya sendiri. Pengguna TikTok bertumbuh karena kesadaran mereka untuk menyebarkan konten melalui videonya dan juga dari mulut ke mulut (Word of Mouth Marketing).
4. Menciptakan Asosiasi
Saat dilakukan dengan tepat, kesadaran merek akan menghasilkan asosiasi. Asosiasi ini hadir dalam dua jenis :
Saat orang memikirkan merek saat mereka menemukan kategori produk.
Saat mereka menggunakan nama merek untuk menyampaikan kategori produk.
Tidak mudah untuk mencapai level ini. Kendati begitu, banyak brand- brand besar yang berhasil melakukannya. Sebut saja Google, Starbuck, Xerox, Indofood, dan lain sebagainya.
5. Membangun Ekuitas Merek (Brand Equity)
Ekuitas merek atau Brand Equity adalah nilai merek sebagai aset terpisah sebuah perusahaan.
Semakin banyak orang yang mengenal sebuah merek, maka merek itu akan semakin tinggi nilainya. Ini lah konsep dibalik ekuitas merek. Brand awareness sendiri merupakan salah satu cara ampuh untuk membangun nilai dari sebuah merek.
Tingkatan dalam Brand Awareness
Brand Awareness sangat penting untuk berbagai jenis bisnis. Karena saat kesadaran merek sudah tertancap di benak konsumen, ada andil besar yang mendorong konsumen terus melakukan pembelian.
Setiap tahunnya, perusahaan akan berinvestasi secara terus menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan tingkat brand awareness mereka. Saat terjadi penurunan, perusahaan mungkin menggunakan berbagai strategi pemasaran untuk mengembalikan tingkat kesadaran mereknya.
Dalam mengukur brand awareness ini, ada 3 tingkatan yang menjadi pengkategoriannya :
1. Brand Recognition (Aided Recall)
Brand Recognition adalah kemampuan konsumen dalam mengenali sebuah produk saat mereka melihat produk tersebut. Konsumen belum tentu mengingat nama mereka, tapi bisa mengenalinya dengan mudah saat melihat visual produk, seperti logo, slogan, atau warna tampilan.
Brand recall mengacu pada kemampuan konsumen dalam mengingat nama sebuah merek dari memori mereka berdasarkan kategori produk.
Dalam tingkatan ini, konsumen cukup mendengar kategori produk atau melihat sekilas produk yang mereka butuhkan untuk mengingat merek produk tersebut. Brand yang sudah berada dalam posisi menandakan bahwa konsumen dan calon konsumen sudah mempunyai simpanan ingatan tentang brand Anda.
Menurut riset, umumnya konsumen bisa mengingat 1-7 merek dalam satu kategori produk. Misalnya saat ingin membeli air mineral dan melihat display minuman, mereka biasanya akan memilih brand yang familiar di ingatan mereka.
Kemampuan seseorang dalam mengingat ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti brand loyalty atau frekuensi pemakaian produk. Semakin sering mereka menggunakan sebuah produk dan bila mempunyai ketertarikan tinggi terhadap produk tersebut, mereka bisa mengingatnya lebih banyak.
Hal ini berbading terbalik dengan konsumen yang tidak terlalu sering menggunakan produk dan kurang tertarik dengan jenis produk tersebut.
3. Top-of-Mind Awareness (TOMA)
Top-of-Mind Awareness adalah saat sebuah brand menjadi merek utama yang muncul di benak pelanggan saat mendapat pertanyaan tentang kategori produk. Merek yang sudah berada dalam level Top of Mind pelanggan sangat mungkin mempengaruhi pertimbangan mereka untuk terus menerus melakukan pembelian.
4. Brand Dominance
Brand Dominance terjadi saat konsumen hanya bisa mengingat satu nama merek dalam kategori produk. Ya, persis seperti namanya, artinya kepopuleran brand ini sangat mendominasi di kategori produk tersebut.
Saat banyak orang hanya bisa mengingat satu nama merek seperti ini, ini merupakan salah satu indikator keberhasilan sebuah merek. Misalnya saat akan membeli mie instan, tanpa ba bi bu kita cenderung menyebut nama Indomie.
Cara Mengukur Brand Awareness
Ada dimana posisi brand kita saat ini? Atau mungkin Anda masih bingung dengan cara mengukur tingkat kesadaran merek?
Berikut ini adalah beberapa metode yang bisa kita gunakan untuk mengukur level awareness :
1. Survey
Survey adalah salah satu cara populer untuk mengukur tingkat kesadaran merek. Dalam survey, ajak sejumlah konsumen untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang sebuah brand atau kategori.
Unaided Recall Test Tes ini berfungsi untuk mengukur brand recall. Konsumen hanya diberikan satu kategori produk dan diminta menyebutkan brand yang muncul di benak mereka sebanyak yang mereka bisa.
Aided Recall Test Tes ini bertujuan untuk mengukur brand recognition. Konsumen diberikan sebuah nama brand dan diminta untuk menyebutkan apa yang pernah mereka lihat atau dengar berkaitan dengan brand tersebut.
Selain itu, minta juga mereka untuk menjelaskan tentang apa yang mereka tahu tentang brand tersebut. Misalnya menjelaskan warna, logo, bungkus produk, dan juga hal- hal spesifik lainnya mengenai brand tersebut.
2. Google Analytics
Dari analytics website, perhatikan apakah terjadi peningkatan atau penurunan secara signifikan. Misalnya saja bisa menggunakan Google Analytics untuk melihat volume trafik website dan berapa banyak keterlibatan pengguna, external link, dan trafik yang masuk dengan mengetikkan nama brand, dsb.
Selain itu, Anda juga bisa melihat performa dari direct trafik atau konsumen yang berkunjung ke website dengan mengetik URL di address bar secara langsung. Saat performanya terus positif, ini bisa menjadi salah satu indikator untuk melihat performa brand awareness.
3. Media Sosial
Media sosial adalah media branding dan membangun brand awareness yang ampuh. Selain itu, media sosial juga bisa membantu Anda untuk mengukur brand awareness Anda. Melalui fitur analytics, kita bisa melihat perkembangan jumlah follower, hingga tingkat interaksi brand dengan follower.
Anda juga bisa memanfaatkan tool analitik khusus untuk media sosial seperti yang pernah Panda ulas di daftar tool analitik Instagram.
8 Cara Membangun dan Meningkatkan Brand Awareness
Dari uraian panjang di atas, kita menyadari betapa pentingnya untuk membangun brand awareness. Saat kesadaran merek ini berhasil terbangun, akan lebih mudah untuk sebuah brand menjangkau pasar yang luas.
Berikut adalah beberapa tips dalam membangun dan meningkatkan brand awareness :
1. Strategi Social Media Marketing
Media sosial adalah bagian penting dari sebuah brand. Melalui media sosial, kita bukan hanya menyebarkan informasi produk melalui konten yang menarik, tapi juga membangun interaksi dengan konsumen.
Di media sosial, kita bisa menciptakan brand experience yang menjembatani keinginan konsumen dan bisa melibatkan mereka menjadi bagian dari brand narrative kita. Hal ini bisa membantu untuk meningkatkan rasa percaya konsumen terhadap brand dengan mudah daripada cara- cara marketing konvensional.
Dalam penggunaan media sosial untuk bisnis dan brand, penting sekali untuk Anda menyusun strategi yang tepat. Tim creative harus bisa menyajikan varian konten yang sesuai dengan jenis audiens dan membuat audiens merasa terlibat.
Beberapa hal yang perlu brand perhatikan dalam menyusun strategi marketing media sosial :
1.1 Content Creation
Konten tidak harus melulu tentang informasi seputar produk dan brand, karena ini pasti akan sangat membosankan. Anda perlu menyisipkan konten hiburan, entertainment dan konten interaktif lain agar terhubung dengan follower.
Anda bisa membuat konten plesetan dari sesuatu yang sedang viral dan sesekali membuat giveaway berhadiah untuk meningkatkan jumlah follower dengan lebih cepat.
1.2 Desain Visual & Video
Secara visual, konten harus eye catching dan selaras dengan color tone brand Anda. Hal ini akan membuat konten media sosial Anda menarik, sekaligus memperkuat visual brand.
Kemasan desain visual bisa dikemas dalam konten feed single post atau juga carousel. Selain itu, bermainlah dengan konten video.
Konten video mempunyai daya tarik yang lebih tinggi daripada konten feed biasa. Terutama untuk tipikal konten video pendek ala TikTok dan Reels Instagram. Konten- konten ini cenderung lebih menyita perhatian dan mendapatkan banyak view.
1.3 Posting di Waktu yang Tepat
Bukan rahasia lagi, ada jam online para follower adalah waktu terbaik untuk posting di media sosial. Karena di waktu ini, adalah waktu dimana mereka siap melihat konten Anda dan siap berinteraksi.
Jika konten Anda cukup menarik perhatian mereka dan memancing untuk berinteraksi, bukan tidak mungkin konten Anda akan lebih panen likes dan komentar.
2. Content Marketing
Dalam strategi content marketing, penting untuk Anda menciptakan konten yang menarik, relevan dan mempunyai nilai. Konten yang berkualitas secara tidak langsung akan meningkatkan brand awareness untuk merek Anda.
Perlu digarisbawahi juga, dalam content marketing untuk tujuan membangun kesadaran mereka, tujuan kita bukanlah untuk berjualan. Tujuan kita adalah menyajikan konten yang positif dan informatif untuk memberi value pada konsumen.
Goal utamanya adalah membantu perusahaan dalam menekankan citra dan pesan dari bisnis kita. Untuk memulai content marketing, langkah pertama yang bisa Anda ambil adalah membuat strategi yang jelas.
Gunakan waktu kita untuk memikirkan apa yang ingin Anda sampaikan ke konsumen, bagaimana Anda membuat cerita yang terpadu untuk menggambarkan brand kita dan apa yang ingin kita capai melalui konten- konten kita.
Beberapa media untuk penyaluran content marketing brand awareness ini antara lain :
Blog
Halaman About Us (Tentang Kami)
Channel YouTube
Forum untuk Q&A
Dalam membuat konten pemasaran, jangan lupa untuk menyisipkan konten visual, baik berupa gambar atau video, yang menarik ya.
3. Bekerjasama dengan Influencer
Influencer adalah salah satu strategi marketing ampuh dalam mengkampanyekan sebuah produk melalui platform media sosial, YouTube, blog, dan lain sebagainya.
Persis seperti namanya, influencer adalah sekumpulan tokoh yang mempunyai pengaruh besar terhadap follower mereka. Mereka bisa saja seorang selebgram, blogger, YouTuber dan sebagainya.
Menurut survey yang dilakukan oleh Bloglovin, banyak brand menggunakan jasa influencer marketing karena metode ini sangat ampuh untuk mendorong kampanye kesadaran merek.
Bahkan dari hasil survey di atas, terlihat influencer marketing bisa meningkatkan brand awareness sebesar 76% dan mendorong audience baru sebesar 71%. Intinya, influencer marketing terbukti mampu meningkatkan brand awareness.
Mereka adalah sosok yang sangat dipercaya. Dengan begitu, saat memperkenalkan produk melalui konten mereka, target audiens akan mudah terpengaruh dan mencari tahu lebih lanjut tentang brand tersebut.
Bahkan bila bertemu dengan influencer yang tepat dan momen yang tepat, tidak jarang jumlah follower bisa cepat meningkat. Efeknya bisa juga sampai ke penjualan. Tertarik untuk mencobanya?
4. Mengadakan Event Khusus
Event khusus juga menjadi salah satu cara dalam membangun kesadaran merek. Apapun jenis bisnisnya, mengadakan event khusus bisa menarik perhatian konsumen dan calon konsumen.
Beberapa contoh event ini misalnya :
Launching produk baru
Pameran/ Bazaar dengan komunitas
Seminar
Event juga memungkinkan brand untuk berinteraksi langsung dengan konsumen. Konsumen pun akan senang karena mendapat kesempatan untuk berkenalan lebih dekat dengan brand secara langsung.
5. Menjadi Sponsor Event
Selain berpartisipasi langsung dengan menggelar event, brand juga bisa menjadi sponsor event untuk meningkatkan brand awareness. Tentu saja brand perlu selektif untuk memilih event yang target audiens nya berkaitan dan relevan dengan bisnis. Atau bisa kita sebut juga, persona buyer yang mirip dengan brand kita.
Jangan sampai salah memilih event yang mempunyai persona buyer berbeda. Karena hal ini cenderung tidak berkontribusi apapun untuk kampanye kesadaran merek kita.
5. Brand Collaboration
Kolaborasi brand atau brand collaboration ternyata membawa banyak dampak positif untuk bisnis. Selain kolaborasi ini bisa berarti ekspansi produk, sebenarnya ini juga metode brand awareness modern yang menarik sekaligus memperluas jangkauan audiens.
Dalam kolaborasi ini, kita mendapat keuntungan dengan adanya audiens dari brand partner kolaborasi yang akhirnya jadi mengenal produk dan brand kita. Dari yang awalnya tahu menjadi kenal, bukan tidak mungkin mereka mulai penasaran dan jatuh hati.
Sama seperti saat kerjasama event, pertimbangkan untuk berkolaborasi dengan brand yang mempunyai jenis audiens mirip atau industri serupa.
6. Produk Gratis untuk Pelanggan
Produk gratis, dalam bentuk giveaway atau pembagian sampel bisa menjadi pintu masuk konsumen untuk mengenal lebih dekat tentang brand kita. Untuk menawarkan produk gratis ini, cara terpopuler adalah melalui platform media sosial.
Beberapa brand biasanya memberikan ketentuan tambahan dalam pemberian produk gratis ini. Dan tentu saja, ini hal yang mudah untuk pengguna media sosial. Biasanya brand akan meminta peserta untuk mengikuti akun medsos brand, dan mengajak teman untuk ikut bergabung.
Trik ini tentu saja simbiosis mutualisme. Di satu sisi konsumen senang karena mendapatkan produk gratis. Di sisi lain, brand juga senang karena mendapatkan iklan gratis dari kampanye ini. Sama- sama untung!
7. Kemasan Branded
Kemasan branded artinya adalah cara brand dalam mengemas produk mereka ke konsumen. Ini bisa berarti kemasan produk secara langsung untuk produk manufaktur dan industrial. Atau bisa juga penempelan logo atau atribut brand untuk jenis- jenis produk handmade.
Sedangkan untuk produk digital, kemasan branded juga bisa kita lihat melalui desain brand, penonjolan color brand (warna khas brand) dan logo.
8. Mengkombinasikan dengan Iklan Konvensional
Iklan konvensional melalui media- media offline seperti televisi, radio, dan reklame juga tidak bisa diremehkan. Beberapa iklan konvensional mempunyai jangkauan yang luas dan mempunyai gaya penyampaian pesan yang unik.
Maka dari itu, iklan konvensional bisa kita kombinasikan dengan iklan modern berbasis online. Dengan kombinasi periklanan yang beragam, kita bisa membidik beberapa jenis audiens sekaligus.
Sebagai contohnya, Gojek yang tetap memanfaatkan iklan televisi dan reklame, meski mereka juga jor- joran beriklan di media sosial.