Dalam hangatnya perbincangan tentang strategi marketing yang ciamik, performance marketing menjadi salah satu yang wajib perusahaan pertimbangkan. Pasalnya, dalam strategi ini, para pengiklan hanya akan membayar saat apa yang menjadi tujuan bisnis tercapai. Terdengar menarik dan efektif, bukan?
Tidak heran, diantara strategi marketing yang bertebaran, performance marketing adalah salah satu yang menjadi incaran perusahaan. Marketing ini sendiri pada dasarnya merupakan kombinasi dari brand marketing dan paid advertising. Tertarik untuk mengenalinya lebih lanjut? Simak ulasan Panda, ya!
Pengertian Performance Marketing adalah
Performance marketing adalah strategi pemasaran digital yang berfokus pada efektivitas hasil tindakan atau konversi pelanggan. Strategi marketing ini lebih mementingkan hasil yang terukur seperti leads, penjualan, atau unduhan aplikasi.
Di agensi digital, performance marketing termasuk jenis campaign yang sedang hits. Pasalnya, di campaign ini advertiser wajib memberikan hasil yang positif sesuai dengan tujuan bisnis yang ingin dicapai. Tujuan utama performance marketing adalah untuk mendapatkan hasil nyata yang memberi nilai tinggi bagi bisnis, seperti registrasi, pembelian, langganan, dan lainnya.
Manfaat utama performance marketing antara lain:
Mengukur hasil kampanye pemasaran dengan lebih akurat
Mengoptimalkan anggaran pemasaran pada channel yang efektif
Perbedaan Performance Marketing dengan Digital Marketing Lainnya
Lantas apa yang menjadi pembeda antara performance marketing dan campaign digital marketing lainnya? Antara lain sebagai berikut :
Lebih fokus pada hasil konversi daripada awareness atau jangkauan
Mengutamakan data dan pengukuran ketimbang kreativitas
Bersifat dinamis dan selalu dioptimasi berdasarkan data
Bekerja berdasarkan model pembayaran per aksi (pay per action)
Dengan demikian, performance marketing lebih mengutamakan efisiensi dan efektivitas daripada awareness atau branding dalam strategi digital marketing.
Cara Kerja Performance Marketing
Performance marketing bekerja berdasarkan model pay-for-performance, di mana pemasar hanya membayar iklan atau promosi jika menghasilkan tindakan atau konversi yang diinginkan, seperti klik, registrasi, pembelian, dll.
Beberapa cara utama performance marketing bekerja:
1. Model Pay-for-Performance
Performance marketing berdasarkan pada model bayar berdasarkan kinerja, di mana pengiklan hanya membayar ketika iklan menghasilkan konversi yang mereka inginkan. Ini berbeda dari model iklan tradisional di mana pengiklan membayar untuk impresi atau exposure independen dari hasilnya.
Pengiklan hanya membayar ketika tindakan yang berharga. Misalnya saja saat klik, lead, penjualan, unduhan, dll terjadi. Ini menghilangkan risiko pemasaran dan memastikan iklan bekerja efektif seperti keinginan.
Model ini mendorong hasil yang efektif dan menghilangkan pemborosan pada iklan yang tidak menghasilkan. Pengiklan mendapatkan ROI positif karena hanya membayar iklan yang terkonversi.
2. Peran Data dan Analytics
Data dan analitik sangat penting dalam performance marketing untuk melacak KPI dan mengoptimalkan kampanye untuk hasil terbaik.
Data seperti tingkat klik, konversi, biaya per akuisisi, ROI, dll berguna untuk mengukur efektivitas dan menyesuaikan strategi.
Alat analitik canggih memungkinkan pelacakan multi-channel dan atribusi untuk memahami jalur konversi pelanggan.
Data dan insight berguna untuk menargetkan audiens yang tepat, menguji kreativitas iklan, menyesuaikan penawaran, dan banyak lagi. Analisis mendalam mengarah pada kampanye yang lebih efektif.
3. Menetapkan KPI dan Tujuan
Penetapan KPI (Key Performance Indicator) wajib untuk melacak kemajuan terhadap tujuan performance marketing.
Tujuan umum termasuk peningkatan penjualan, leads, keanggotaan, unduhan aplikasi, dan lainnya.
Beberapa KPI umum adalah CTR, biaya per klik, CPA, ROAS, CAC, konversi, dll. KPI harus spesifik dan terukur.
Seluruh tim dan mitra harus memahami KPI dan tujuan yang ingin dicapai melalui inisiatif performance marketing.
Data harus terus dipantau terhadap KPI untuk mengevaluasi kinerja dan membuat penyesuaian strategi untuk mencapai tujuan.
Jenis-Jenis KPI Dalam Performance Marketing
Terdapat berbagai jenis KPI yang berguna untuk mengukur keberhasilan dalam performance marketing. Antara lain adalah sebagai berikut :
1. ROI (Return on Investment)
ROI adalah salah satu metrik paling penting dalam performance marketing. Metrik ini mengukur seberapa banyak pengembalian yang pengiklan peroleh dari setiap rupiah yang diinvestasikan pada kampanye pemasaran. Semakin tinggi ROI, semakin efektif sebuah kampanye.
2. CPA (Cost Per Acquisition)
Cost Per Acquisition (CPA) mengukur biaya rata-rata yang pengiklan butuhkan untuk mendapatkan seorang pelanggan baru. Semakin rendah CPA, semakin efisien biaya untuk mendapatkan pelanggan.
3. Customer Lifetime Value
Customer Lifetime Value (CLV) mengukur pendapatan rata-rata yang dapat dihasilkan dari seorang pelanggan selama masa hubungan mereka dengan perusahaan. CLV penting untuk menilai apakah CPA masih wajar dibandingkan nilai pelanggan.
4. Click Through Rate
Click Through Rate (CTR) mengukur rasio pengunjung yang mengklik tautan iklan dengan yang melihat iklan. CTR yang tinggi mengindikasikan iklan yang relevan dan menarik.
5. Conversion Rate
Conversion Rate atau tingkat konversi mengukur persentase pengunjung yang mengambil tindakan yang diinginkan, seperti membeli produk atau mengisi formulir. Tingkat konversi yang tinggi menunjukkan iklan dan tampilan website yang efektif.
Channel Performance Marketing
Performance marketing dapat dilakukan melalui berbagai saluran pemasaran digital. Beberapa saluran utama yang biasa performance marketing gunakan antara lain :
1. Paid Search (Google, Bing)
Paid search atau iklan bayar per klik merupakan salah satu saluran performance marketing yang paling populer. Platform seperti Google Ads dan Bing Ads memungkinkan pengiklan membayar setiap kali iklan mereka diklik oleh pengguna. Biaya iklan ditentukan melalui sistem lelang, di mana pengiklan berkompetisi untuk menempatkan iklan mereka di posisi teratas untuk kata kunci tertentu.
Pengiklan hanya membayar jika ada klik, sehingga ini adalah bentuk performance marketing murni. Google Ads adalah platform paid search yang paling banyak digunakan di dunia.
2. Social Media Ads (Facebook, Instagram, Twitter, Youtube)
Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Youtube menyediakan fitur iklan berbayar untuk kampanye performance marketing. Iklan media sosial memungkinkan pemasar menargetkan audiens berdasarkan data demografis, minat, perilaku, dan faktor lainnya.
Biaya iklan dalam platform media sosial umumnya menggunakan model lelang seperti pada Google Ads. Pemasar hanya membayar jika ada klik atau konversi lain yang didefinisikan, seperti tayangan video, lead, dll.
3. Affiliate Marketing
Affiliate marketing adalah bentuk performance marketing di mana afiliasi mendapat komisi atas tindakan yang pengunjung lakukan. Misalnya saja tindakan melakukan pembelian produk atau pendaftaran layanan.
Nantinya, para affiliate akan mendapatkan komisi dari setiap konversi yang terjadi dari tindakan pembeli. Affiliate marketing menggunakan model pembayaran kinerja murni.
4. Email Marketing
Email masih menjadi salah satu saluran digital marketing yang efektif. Melalui email marketing, pemasar dapat mengirimkan promosi produk, konten, dan penawaran khusus ke daftar kontak email.
Biaya untuk email marketing relatif murah dan hasilnya langsung dapat terukur berdasarkan tingkat konversi seperti klik, unsubscribe, buka email, dll. Oleh sebab itu, email marketing sangat cocok untuk strategi performance marketing.
Tips Menyusun Strategi Performance Marketing
Berikut adalah beberapa tips penting dalam menyusun strategi performance marketing yang efektif:
1. Pahami Audience dan Target Market
Langkah pertama dalam menyusun strategi performance marketing adalah memahami dengan baik siapa target audience yang ingin Anda raih. Pelajari demografi, minat, perilaku, dan kebutuhan audience secara mendalam. Dengan demikian, Anda bisa menentukan pendekatan dan pesan yang tepat dalam konten dan kampanye performance marketing.
2. Tetapkan Tujuan dan KPI
Tentukan tujuan spesifik apa yang ingin Anda capai melalui strategi performance marketing ini. Misalnya meningkatkan penjualan produk tertentu, traffik website, atau lead generasi. Kemudian, tentukan KPI (Key Performance Indicator) untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut.
3. Pilih Channel Performance Marketing
Pilihlah channel performance marketing mana yang paling relevan dengan audience dan tujuan Anda, seperti Google Ads, Facebook Ads, content marketing, email marketing, dan lainnya. Channel mana yang memiliki potensi untuk memberikan ROI (return on investment) paling optimal bagi bisnis Anda.
4. Optimalkan Iklan
Jika menggunakan iklan seperti Google Ads atau Facebook Ads, lakukan optimasi iklan secara rutin agar performanya makin baik. Optimasi bisa dilakukan terhadap copywriting iklan, penempatan iklan, targeting audience, bid, dan parameter lainnya. Selalu monitor metrik iklan dan lakukan improvement terus-menerus.
5. Analisa Data Secara Rutin
Selalu pantau dan analisa data kampanye performance marketing secara rutin, seperti CTR, konversi, CPA, ROI, dan metrik penting lainnya. Dengan begitu Anda bisa mengidentifikasi strategi dan taktik mana yang paling efektif untuk ditingkatkan.
6. Uji Coba Terus Menerus
Jangan takut untuk terus menguji berbagai variasi strategi dan taktik baru dalam performance marketing. Misalnya menguji channel baru, pesan iklan yang berbeda, segmentasi audience baru, dan lain sebagainya. Dengan uji coba terus menerus, Anda bisa terus meningkatkan efektivitas strategi performance marketing.
Tantangan Dalam Performance Marketing
Performance marketing memiliki beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, di antaranya:
1. Membangun Brand Awareness
Salah satu tantangan dalam performance marketing adalah membangun brand awareness atau kesadaran merek. Banyak spesialis performance marketing terlalu berfokus pada konversi dan ROI sehingga melupakan pentingnya membangun ekuitas merek jangka panjang.
Padahal brand awareness yang kuat dapat membantu meningkatkan konversi dan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, perlu diciptakan strategi performance marketing yang seimbang antara mendapatkan konversi singkat dan membangun brand awareness jangka panjang.
2. Mengukur Kontribusi Per Channel
Tantangan lainnya adalah mengukur kontribusi masing-masing channel performance marketing. Banyak perusahaan menggunakan berbagai channel seperti PPC, SEO, email marketing, social media ads, dll. Sulit untuk mengisolasi dampak masing-masing channel terhadap konversi. Oleh karena itu diperlukan tracking pixel dan multi-channel attribution modelling agar bisa mengetahui kontribusi nyata dari setiap channel.
3. Mengukur Lifetime Value
Lifetime value (LTV) pelanggan sangat penting untuk mengukur suksesnya performance marketing dalam jangka panjang. Sayangnya, banyak yang hanya berfokus pada akuisisi pelanggan dan ROI jangka pendek.
Padahal pelanggan yang berharga adalah yang melakukan pembelian berulang dan memberikan income seumur hidup. Mengukur dan memaksimalkan LTV pelanggan adalah kunci sukses performance marketing sustainable.
Cara Mengukur Efektivitas Performance Marketing
Salah satu kunci sukses dalam performance marketing adalah mengukur dan menganalisis metrik kinerja dengan tepat. Beberapa cara terbaik untuk mengukur efektivitas performance marketing adalah:
1. Metrik KPI
Mendefinisikan KPI (Key Performance Indicator) yang tepat sangat penting untuk mengukur keberhasilan campaign performance marketing. Beberapa contoh metrik KPI yang berguna:
Cost Per Acquisition (CPA): biaya rata-rata untuk mendapatkan konversi
Return On Ad Spend (ROAS): nilai pendapatan per iklan
Click Through Rate (CTR): rasio tayangan iklan ke klik
Conversion Rate: rasio pengunjung ke konversi
Dengan memantau KPI ini secara rutin, kita bisa mengoptimalkan kampanye dan mengalokasikan budget dengan lebih efisien.
2. A/B Testing
Metode A/B testing juga sangat bermanfaat untuk mengukur efektivitas strategi performance marketing. Dengan membuat dua variasi campaign (A dan B) dengan satu perbedaan (misalnya headline iklan), kita bisa menguji variasi mana yang menghasilkan metrik KPI terbaik.
Hasil A/B testing memungkinkan kita meningkatkan ROI dengan fokus pada elemen campaign yang paling efektif. Misalnya, mengetahui headline iklan mana yang menghasilkan CTR tertinggi.
3. Attribution Modeling
Attribution modeling adalah teknik menganalisis customer journey untuk mengetahui touchpoints mana yang paling berpengaruh dalam menghasilkan konversi. Misalnya, iklan display, email marketing, dan konten organik bisa memiliki pengaruh yang berbeda terhadap jalur konversi pelanggan.
Dengan attribution modeling, kita bisa melacak nilai masing-masing channel dan mengalokasikan budget dengan lebih akurat berdasarkan kontribusinya dalam meningkatkan KPI yang didefinisikan.
Mengukur performance marketing dengan metrik KPI, A/B testing, dan attribution modeling memungkinkan kita mengoptimalkan strategi dan mendapatkan ROI terbaik dari campaign digital marketing.
Tools untuk Mendukung Performance Marketing
Performance marketing membutuhkan berbagai alat bantu agar dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Beberapa alat tools pendukung dalam strategi ini adalah:
1. Google Analytics
Google Analytics adalah alat analitik web paling populer untuk melacak dan menganalisis trafik situs, sumber trafik, perilaku pengunjung, konversi, dan banyak lagi. Dengan Google Analytics, kita bisa memonitor semua aspek kampanye digital kita secara terperinci. Data ini sangat berguna untuk mengoptimalkan strategi marketing kita.
2. Google Tag Manager
Google Tag Manager memudahkan kita untuk mengelola dan mengimplementasikan tag tracking di situs web tanpa perlu mengedit kode. Ini sangat penting dalam performance marketing untuk melacak konversi, events, dan lainnya.
3. Facebook Business Manager
Alat ini memungkinkan kita mengelola akun, halaman, kampanye iklan, dan aset bisnis lainnya di Facebook dalam satu tempat. Kita bisa memonitor performance iklan Facebook dan Instagram kita di sini.
4. Google Ads
Google Ads adalah platform iklan PPC milik Google. Kita bisa menjalankan kampanye iklan di Google Search, YouTube, Gmail, Display Network, dan jaringan iklan lainnya. Performa iklan bisa kita monitor langsung di platform ini.
5. Affiliate Marketing Software
Perangkat lunak affiliate marketing seperti Post Affiliate Pro, Affise, dan lainnya berguna untuk mengelola program affiliate marketing. Kita bisa melacak dan mengoptimalkan kinerja publisher kita di sini.
Kesimpulan
Performance marketing adalah sebuah pendekatan pemasaran di mana para pemasar berfokus pada perolehan aksi atau konversi yang terukur, alih-alih hanya pada kesadaran merek. Tujuan utamanya adalah menghasilkan konversi nyata seperti penjualan, registrasi, unduhan aplikasi, dan lain-lain.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip performance marketing dengan benar, Anda dapat meningkatkan ROI kampanye pemasaran dan menghasilkan lebih banyak konversi bisnis yang berharga. Semoga bermanfaat!
Kalau ingin mengukur seberapa efektif campaign yang kita jalankan, kita perlu memahami apa itu ROAS, alias Return on Ad Spend. Ya, ROAS merupakan salah satu metrik yang paling efektif untuk mengukur efektifitas campaign dalam digital marketing.
Dengan menghitung ROAS, kita bisa menganalisa apakah biaya yang keluar setara dengan hasil yang diperoleh. Hasil inilah yang kemudian mempengaruhi apa langkah selanjutnya yang perlu kita ambil terhadap campaign. Apakah ideal untuk kita scale up? Atau ternyata diam- diam boncos dan harus ganti strategi?
Apa itu ROAS (Return on Ad Spend)?
Saat menjalankan campaign digital marketing, ada berbagai cara dan metrik yang bisa kita gunakan untuk mengukur kesuksesan sebuah campaign. Beberapa metrik yang kerap menjadi acuan antara lain reach, impression, CTR dan Conversion Rate.
Selain metrik ini, ada juga yang kita sebut dengan ROAS, atau Return on Ad Spend. ROAS adalah metrik marketing yang mengukur revenue (pendapatan) yang diperoleh dari seluruh biaya yang keluar saat menjalankan campaign berbayar.
Sederhananya, ROAS adalah indikator untuk mengukur keberhasilan pemasaran digital berdasarkan pendapatan yang diterima per rupiah yang digunakan untuk beriklan. Semakin tinggi ROAS, artinya iklan semakin efektif untuk menghasilkan pendapatan.
Itulah mengapa saat menjalankan sebuah campaign, seorang marketer perlu menandai dan mengelompokkan iklannya, agar bisa dievaluasi seberapa efektif iklan tersebut menghasilkan revenue.
Marketer juga bisa menggabungkan nya dengan Customer Lifetime Value (CLV) untuk menganalisa lebih lanjut mana strategi paling ampuh dan berapa budget yang dibutuhkan. Dengan begitu, marketer bisa mengambil keputusan yang lebih jelas untuk optimasi campaign yang berjalan.
Mengapa ROAS Penting?
Seperti yang Panda sebutkan, ada banyak metrik dalam digital marketing yang patut menjadi pertimbangan kita. Namun, seberapa penting dan seberapa butuh sih untuk menghitung ROAS?
Sangat penting! Dengan analisa ROAS, perusahaan dapat mengetahui apakah strategi marketing dan iklan yang berjalan memberi hasil yang sepadan atau tidak. Revenue pada umumnya adalah tujuan utama dari beriklan, kecuali jika goal nya memang brand awareness.
Tanpa menghitung ROAS, perusahaan tidak akan bisa memantau seberapa efektif iklan yang berjalan dalam mendatangkan revenue. Sebaliknya, dengan memperhitungkan Return on Ad Spend, marketer bisa menggali informasi yang komprehensif untuk mengoptimalkan iklan dalam menghasilkan revenue.
Return on Ad Spend yang tinggi bisa menjadi indikasi kesuksesan kampanye bisnis. Terutama jika ini berkaitan dengan peluncuran produk baru.
Fungsi ROAS dalam Bisnis
Setelah memahami apa itu Return on Ad Spend dan seberapa penting metrik ini, langkah selanjutnya adalah mengetahui apa saja fungsi dari metrik yang satu ini.
Dalam analogi sederhana, ROAS merupakan alat yang berguna untuk menghitung besaran keuntungan yang perusahaan peroleh dari sebuah iklan. Dengan begitu, perusahaan tahu berapa banyak modal yang keluar dari investasi iklan dan seberapa banyak keuntungan yang dihasilkan.
Selain itu, apa saja fungsi lain dari Return on Ad Spend? Antara lain sebagai berikut :
Mengoptimalkan iklan untuk meningkatkan CTR & konversi.
Menargetkan iklan ke audiens yang tepat dengan iklan.
Menciptakan konten iklan yang menarik dan relevan dengan produk dan layanan.
Memudahkan menentukan strategi pemasaran yang baik untuk mencapai target pemasaran.
Membantu pebisnis untuk melakukan perencanaan strategi pemasaran berikutnya.
Cara Menghitung ROAS
Setelah mengetahui fungsi dan manfaat dari Return on Ad Spend, langkah selanjutnya adalah menghitung efektivitasnya untuk sebuah kampanye. Untuk menghitung ROAS, ada beberapa data yang perlu kita persiapkan. Antara lain data pendapatan kotor (gross revenue) sebuah iklan dan data besaran biaya yang keluar untuk membuat iklan.
Selanjutnya, Anda bisa menghitung ROAS dengan rumus dasar berikut :
ROAS : Revenue Campaign/Ad Spend
Study Case :
Toko Panda mempromosikan produknya melalui Google Ads dan Facebook Ads selama satu bulan. Setelah campaign berjalan, perusahaan ingin menghitung besaran ROAS dari campaign yang dilakukan.
Perusahaan kemudian mengumpulkan data- data biaya dan pendapatan dengan rincian berikut :
Biaya Iklan Facebook Ads = Rp 2.400.000
Biaya Iklan Google Ads = Rp 4.600.000
Gross Revenue = Rp 35.000.000
Jadi untuk menghitung ROAS nya adalah sebagai berikut :
Dari studi case ini, ROAS dari campaign ini adalah Rp 5 atau 5:1. Artinya, setiap Rp 1 rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk beriklan, perusahaan mendapatkan keuntungan hingga Rp 5.
Apakah ini angka yang bagus? Pada umumnya, saat ROAS sama dengan atau di atas 100%, dapat disimpulkan bahwa iklan bekerja efektif dan memberikan keuntungan untuk perusahaan.
Selanjutnya, perusahaan dapat menentukan apakah iklan layak untuk dilanjutkan, dioptimasi atau berhenti dan ganti strategi.
Cara Meningkatkan ROAS
Sudah tahu berapa angka ROAS dari campaign terakhir iklan Anda? Belum puas dengan hasilnya?
Berikut beberapa cara yang bisa sobat Panda terapkan untuk meningkatkan Return on Ad Spend :
1. Perhatikan Akurasi Angka
ROAS bisa menjadi acuan dan bermanfaat hanya bila angkanya akurat. Jadi, penting sekali untuk memastikan akurasi data yang menjadi perhitungan. Sudahkah Anda memasukkan semua biaya pengeluaran iklan? Perlu kah untuk menambahkan data penjualan offline dan keuntungan tidak langsung lainnya?
Semakin akurat data yang digunakan, tentu semakin baik hasilnya. Sebaliknya, jika data tidak akurat, hasilnya justru bisa menjerumuskan.
2. Mengurangi Biaya Iklan
Besar kecilnya Return on Ad Spend bersinggungan langsung dengan biaya iklan. Jadi penting sekali untuk memastikan biaya pengeluaran iklan juga efektif dan efisien.
Beberapa upaya yang bisa Anda gunakan untuk efisiensi biaya iklan :
Menjalankan iklan sendiri vs menggunakan jasa digital marketing, mana kira- kira yang lebih efektif?
Gunakan target audiens yang spesifik untuk meningkatkan potensi konversi.
Lakukan A/B testing untuk mencari tahu iklan yang kinerjanya paling efektif.
3. Identifikasi Isu yang Tidak Berkaitan dengan Campaign
Hal ini bisa saja terjadi. Angka ROAS rendah ternyata bukan karena performa iklan buruk. Namun ini terjadi karena hal lain di luar campaign.
Misalnya saja angka Return on Ad Spend yang rendah namun sebenarnya penjualan meningkat tinggi. Ini bisa saja terjadi karena harga produk kita terlalu rendah. Atau di kasus lain, ROAS rendah namun CTR tinggi, ini bisa terjadi karena faktor lain.
Proses checkout terlalu panjang dan sulit dipahami.
Kesimpulan
Saat semua go digital dan jenis campaign makin beragam, godaan untuk mencoba berbagai jenis campaign pun muncul. Tentu saja itu tidak masalah, namun dalam hal digital marketing, pengukuran adalah hal penting yang wajib dilakukan. Bukan asal ikut- ikutan.
ROAS (Return on Ad Spend) sendiri merupakan salah satu metrik untuk mengukur keberhasilan pemasaran digital untuk perusahaan. Dengan ROAS, pebisnis bisa memastikan apakah iklan mereka menghasilkan pendapatan yang sebanding dengan biaya iklan atau tidak.
Jika belum mencapai hasil optimal, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ROAS. Antara lain seperti memastikan akurasi angka, efektivitas biaya iklan, serta mengidentifikasi isu yang tidak berkaitan langsung dengan iklan.
Dalam bisnis digital, content marketing adalah salah satu hal penting yang tidak boleh luput dari perhatian kita. Mengapa begitu? Apa sebenarnya content marketing itu? Bagaimana penggunaan content marketing yang hebat bisa membantu seseorang dalam mengembangkan bisnis mereka? Dirangkum dari berbagai sumber kredibel, artikel ini akan membahas secara lengkap tentang dasar- dasar content marketing dan semua hal yang perlu Anda ketahui tentang content marketing.
Content Marketing, Nyawa Digital Marketing
Tanpa mengetahui apa itu content marketing, Anda sebenarnya sudah melihat content marketing dimana- mana. Misalnya saja di aplikasi, subscriptions, ebook, banner iklan digital, dan lain sebagainya.
Bisa dibilang, content marketing adalah nyawa dari sebuah campaign promo yang dilakukan oleh berbagai jenis dan ukuran bisnis, baik itu bisnis kecil, menengah, atau besar. Terutama untuk Anda yang terjun ke bisnis digital, content marketing adalah salah satu esensi penting yang wajib Anda pelajari.
Untuk menjawab rasa ingin tahu Anda, berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait content marketing.
Apa itu Content Marketing?
Content marketing adalah teknik pemasaran dalam menciptakan dan mendistribusikan konten yan gbernilai, relevan, serta konsisten untuk menarik perhatian audiens yang ditargetkan. Goal utamanya adalah menggiring customer untuk melakukan tindakan yang menguntungkan brand atau perusahaan.
Apa saja yang Bukan Bagian dari Content Marketing?
Ada beberapa yang beranggapan kalau content marketing termasuk bagian dari iklan tradisional. Namun nyatanya, asumsi ini salah besar.
Content marketing bukan bagian dari iklan tradisional yang akan mengganggu audiens Anda, apalagi meminta mereka untuk membeli. Namun, Anda bisa menggabungkan content marketing dengan pemasaran tradisional sebagai rekan kerja.
Penggunaan content marketing akan membantu audiens Anda untuk memanfaatkan media blog, media sosial, dan alat- alat lain sebagai saran untuk mendistribusikan pesan Anda.
Penggabungan content marketing cara baru dan cara lama yang bekerja secara beriringan dapat menciptakan pertumbuhan dan menghubungkan audiens Anda ke sales funnel Anda. Hal ini akan membuat strategi pemasaran Anda semakin kuat dan kokoh.
Bagaimana Jika Saya Tidak Ingin Menjadi Content Marketer? Apakah itu Sebuah Keharusan?
Tidak, Anda tidak harus menginvestasikan waktu dan energi Anda ke dalam strategi content marketing.
Namun, sangat disayangkan jika Anda mengabaikan potensi content marketing yang bisa membantu bisnis Anda untuk tumbuh dan berkembang dengan lebih baik. Anda juga akan kehilangan kesempatan besar dalam menciptakan pengikut dan pelanggan loyal, membangun kesadaran merek Anda, meningkatkan penjualan repeat customer, dan mendorong kampanye penjualan yang lebih sukses.
Tanpa disadari, kini sudah banyak pebisnis kecil yang sudah menjadi seorang content marketing dengan adanya internet dan jejaring sosial. Jika saat ini Anda sudah membuat konten dan terlibat percakapan untuk membantu membangun brand Anda, itu artinya Anda sudah setengah jalan.
Jika ternyata Anda sudah pernah mencicipi podcast, YouTube, IGTV, ebook atau infografis, Anda sudah lebih berpengalaman dari yang Anda ketahui. Hanya saja, mungkin Anda belum menerapkan strategi yang solid, target yang terukur, dan kalender editorial yang membantu Anda untuk lebih konsisten dan ahli dalam content marketing. Mengapa tidak mempelajarinya lebih lanjut?
Faktanya, lebih dari 90% pebisnis kini sudah menggunakan content marketing dalam mengenalkan brand dan produk mereka kepada khalayak. Kapan Anda akan memulainya?
Bagaimana Cara Mengetahui Konten Apa yang Harus Dibuat?
Jika selama ini Anda sudah berada di setengah jalan atau sudah memulai tapi merasa masih meraba- raba, kini saatnya untuk selangkah lebih maju. Anda harus mengetahui jenis konten apa yang harus Anda buat.
Untuk setiap campaign yang akan Anda lakukan, sebaiknya ada 3 hal yang harus Anda tentukan :
Topik
Format
Platform
Langkah selanjutnya, untuk menjawab pertanyaan ini, Anda harus mencari tahu lebih lanjut. Bagaimana caranya, yaitu dengan mendengarkan (Listen), Ask (Menanyakan), dan Plan (Merencanakan).
Langkah 1 : Listen
Anda perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan dan melacak target audiens Anda sebelum berkompetisi. Langkah #1, berarti Anda menggali lebih dalam dengan mencari tahu hal yang paling dibutuhkan oleh target audiens Anda.
Anda bisa melakukan riset kecil- kecilan terkait topik, format, dan platform pada waktu tertentu, seperti siang hari atau malam hari. Anda juga bisa melakukan langkah #1 ini dengan mengirimkan blast email atau pesan WhatsApp kepada target audiens Anda.
Beberapa list pertanyaan yang bisa membantu Anda :
Apa saja hal yang telah berjalan baik untuk brand Saya di masa lalu? Seperti apa konten dengan konversi terbaik Saya?
Pertanyaan seperti apa yang pernah ditanyakan sebelumnya tentang perusahaan saya?
Jenis konten / format seperti apa yang customer saya sukai?
Langkah apa saja yang sudah diambil oleh kompetitor Saya?
Topik apa yang menarik customer saya sehingga mereka terlibat dalam diskusi?
Pertanyaan apa yang customer ajukan kepada Saya secara langsung?
Tip : Cobalah me- review kembali balasan Anda terhadap email yang dikirimkan oleh customer. Perhatikan cara mereka mengirim pesan, dan bentuk web pengiriman.
Langkah 2 : Ask
Ingin mendapatkan sumber yang paling valid? Datangilah customer Anda. Tidak peduli seberapa banyak atau sedikit customer dan audiens Anda saat ini, dari mereka lah Anda bisa mendapatkan ide baru yang relevan untuk strategi content marketing Anda.
Anda bisa menanyakan langsung kepada mereka hal- hal yang mereka sukai. Hal ini Anda lakukan untuk mendapatkan ide format, topik, dan platform terbaik sesuai versi customer Anda.
Hal menarik saat Anda mencoba menanyakan kepada customer Anda adalah mereka akan merasa bahwa brand Anda memperhatikan mereka dan beranggapan bahwa pendapat mereka akan menjadi masukan berharga untuk brand Anda.
Langkah 3 : Plan
Setelah mendengarkan dan mencari tahu lebih lanjut, Anda kini telah mempunyai pemahaman yang lebih baik terkait pola kebutuhan, kebiasaan, dan ketertarikan customer Anda. Langkah selanjutnya, buat lah perencanaan untuk strategi content marketing Anda!
Misalnya saja Anda menuliskan ide dari setiap orang di sebuah sticky notes. Kemudian tentukan cara- cara potensial untuk menanggapi pertanyaan- pertanyaan customer Anda, termasuk ide untuk menghubungkan headline atau judul, bentuk format atau platform yang ideal.
Kemudian, sediakan kalender untuk menjadwalkan eksekusi ide konten yang paling layak Anda publikasi dan distribusikan.
Tip: Anda bisa mencoba tools manajemen proyek seperti Trello dan content marketing editorial online seperti Coschedule untuk WordPress. Anda juga bisa memanfaatkan Google Calender untuk memberi Anda reminder terkait jadwal strategi content marketing Anda.
Bagaimana Cara Membuat Konten yang Baik Meski Bisnis Saya Tidak Begitu Menarik?
Anda mungkin punya kekhwatiran ini karena terbiasa berpikir tentang bisnis Anda dari sudut pandang yang sama.
Namun, justru itu, strategi pemasaran konten akan melatih Anda untuk menjadi pebisnis yang kreatif dan lebih out of the box dalam melihat bisnis Anda dari berbagai sudut pandang. Apa yang paling dibutuhkan? Kreatifitas!
Faktanya, 47% dari marketing B2B sendiri mengungkapkan bahwa menciptakan konten yang menarik telah menjadi tantangan tersendiri untuk mereka. Dan kabar baiknya, hal ini bisa dilatih.
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda :
Jadikan Content Marketing sebagai hal yang menyenangkan, bukan tekanan atau paksaan
Buatlah konten yang benar- benar membantu orang- orang. Jangan lupa untuk melakukan riset agar Anda mendaptkan ide bagus untuk sebuah konten yang Anda inginkan
Gunakan konten visual yang menarik dan interaktif
Berikan sentuhan personal untuk membangun kedekatan brand bisnis Anda dengan customer Anda
Kemas konten Anda dengan memunculkan rasa eksklusif.
Saya Bukan Orang yang Ahli dalam Menulis, Membuat Desain, dsb. Bagaimana Agar Saya Bisa Membuat itu Semua?
Untuk menciptakan konten yang nyaris sempurna di atas, Anda tidak harus melakukannya sendiri. Kenyataannya, banyak orang yang tidak menguasai banyak skill sekaligus. Kabar baiknya, Anda bisa mendapatkan pertolongan dari berbagai sumber yang berbeda, seperti menggunakan trik, tools, atau bahkan jasa freelancer/ outsources.
Jika Saya Sudah Mempunyai Konten, Lalu Apa Selanjutnya?
Jika sebelumnya Anda sudah pernah menjalankan campaign digital, seperti email marketing dengan list subscriber yang lumayan, maka optimalkan lah list subscriber tersebut.
Sebaliknya, jika Anda pemilik usaha kecil, maka Anda perlu berjuang untuk menarik trafik dan lead yang menjadi bagian penting untuk bisnis Anda. Berikut ini adalah beberapa point yang perlu digarisbawahi :
Jika Anda sudah berada dalam tahap berkembang, tidak ada salahnya untuk bereksperimen dengan iklan berbayar. Dengan iklan berbayar, harapannya Anda bisa mendapatkan pasokan trafik dan lead yang berkualitas.
Jangan sepelekan network sebagai link untuk memperkuat bisnis Anda di masa depan
Jangan ragu untuk minta bantuan orang lain jika memang Anda mengalami kesulitan dalam membangun bisnis Anda. Ingat lah, segala sesuatu yang besar selalu dimulai dari hal kecil yang dikembangkan.
Dengan kolaborasi perusahaan manajemen real estat Caza Solution
Ada banyak jenis targeting di Facebook Ads. Mulai dari yang paling dasar, hingga yang paling advance. Sebagai pengiklan, mengenali jenis- jenis targeting ini sangat amat penting. Karena jika tidak, Anda akan kehilangan kesempatan mengoptimalkan iklan.
Targeting ini sendiri merupakan sebuah aktivitas untuk menentukan kepada siapa saja iklan Anda akan ditayangkan. Targeting yang tepat akan membuat iklan Anda tampil pada audiens yang tepat sasaran. Nah, audiens tepat sasaran inilah yang nantinya akan menjadi lead berkualitas untuk bisnis Anda.
Sayang sekali kalau sudah mengeluarkan effort untuk ngiklan, ternyata lead yang masuk adalah lead sampah, bukan?
Jenis- jenis Targeting Audience di Facebook Ads
Apa sih pentingnya targeting yang optimal untuk iklan Anda? Tentu saja penting!
Selain mencegah Anda dari boncos budget percuma, targeting memudahkan iklan Anda untuk tampil ke orang- orang yang tepat. Jika sebelumnya Anda sudah merancang persona buyer dari konsumen bisnis Anda, kini saatnya menerapkannya di targeting iklan Anda.
Jika jenis audiens sudah tepat, dengan kombinasi budget dan konten yang menarik, iklan akan menjadi lebih optimal. Lead yang masuk ke sales funnel adalah lead matang yang berkonversi tinggi ke penjualan.
1. Interest Targeting (Ketertarikan/ Minat)
Interest atau ketertarikan atau minat adalah salah satu jenis targeting dasar dalam Facebook Ads. Dalam jenis targeting ini, pengiklan akan menentukan audiens ke dalam beberapa kelompok sesuai minat mereka.
Misalnya saja, Anda berjualan hijab untuk muslimah. Tentunya Anda akan menargetkan iklan ini ke orang- orang yang mempunyai ketertarikan terhadap berbagai jenis produk hijab atau busana muslimah. Bisa juga orang- orang yang mengidolakan tokoh- tokoh Muslimah.
Untuk itu, Anda bisa memasukkan kata kunci tertentu di kolom targeting, yang berkaitan dengan interest tersebut. Anda bisa memasukkan kata kunci interest seperti hijab, jilbab, busana muslimah, gamis, dan lain sebagainya. Anda juga bisa memasukkan brand hijab kenamaan atau tokoh muslimah populer.
Saat Anda memasukkan satu keyword targeting, Facebook Ads akan memberi referensi keyword lainnya yang masih berhubungan. Ini akan memudahkan pengiklan untuk mendapatkan insight seputar interest audience mereka.
Yang perlu Anda perhatikan, di setiap interest ini akan muncul angka audience dengan keyword tersebut. Selalu pilih yang angkanya signifikan dan meyakinkan jika Anda menemukan keyword yang sama.
2. Behavior Targeting
Berbeda dengan Interest yang berbasis ketertarikan, Behavior adalah metode penargetan berbasis perilaku pengguna. Yang termasuk ke dalam kategori penargetan Behavior ini cukup banyak dan beragam.
Mulai dari pembayaran yang dilakukan dalam waktu tertentu, smartphone pengguna, aktivitas digital, orang yang gemar belanja online, orang yang gemar traveling, dan lain sebagainya.
3. Demographic Targeting
Jangan sampai terlewatkan juga, pengiklan juga bisa menentukan targeting iklan dari informasi demografis audiens.
Data demografis ini meliputi :
3.1 Gender dan Usia
Ini tentu bukan hal yang asing lagi. Apakah penawaran iklan Anda mengikat gender tertentu? Dan rentang usia berapa yang menjadi target iklan Anda.
Pengaturan demografis dasar ini penting sebagai langkah awal untuk memastikan iklan Anda tayang ke audiens yang diincar.
3.2 Status Relationship
Apakah ingin menargetkan audiens yang sudah menikah, single atau bertunangan? Status relationship ini bisa Anda manfaatkan.
3.3 Jenjang Pendidikan
Anda juga bisa menargetkan tingkat pendidikan tertentu untuk iklan Anda. Para pengiklan biasanya menggunakan filtering jenjang pendidikan ini saat mereka menawarkan produk eksklusif tertentu dalam iklan mereka.
3.4 Profesi dan Penghasilan
Facebook Ads juga memungkinkan Anda untuk menargetkan kelompok penghasilan tertentu, profesi spesifik atau kepemilikan aset tertentu.
3.5 Status Kepemilikan rumah
Apakah Anda menargetkan orang- orang yang belum punya rumah untuk mengiklankan produk properti? Atau Anda menargetkan produk Anda ke orang- orang yang mempunyai rumah mewah? Targeting ini bisa Anda optimalkan dengan baik
Pada dasarnya, ketiga targeting di atas adalah jenis targeting dasar di Facebook Ads. Selain tiga di atas, Anda bisa membentuk targeting audiens lain berbekal fitur Custom Audience yang ada di dalam Facebook Ads.
Dari Custom Audience ini, Anda bisa mendapatkan beberapa jenis targeting lain seperti poin- poin berikut :
4. Targeting Audience dari Alamat Email
Apakah selama ini Anda menjalankan list building? Sudah mempunyai alamat list email potensial yang menjadi prospek bisnis? Jika iya, Anda bisa menggunakan daftar email tersebut sebagai target audiens.
Target audiens ini sebelumnya sudah pernah melakukan interaksi dengan bisnis Anda melalui channel yang lain. Sehingga saat mereka melihat iklan bisnis Anda di Facebook, mudah saja bagi mereka untuk mengenali siapa Anda dan produk yang Anda tawarkan.
Artinya, Anda mengiklankan ke prospek yang sudah matang. Potensi konversi tentu lebih besar!
5. Pengunjung Website
Jika sudah punya website, jangan lupa untuk memasang Facebook Pixel di website Anda. Dengan Pixel ini, maka Facebook akan bisa mengidentifikasi mereka ke dalam database audiens Anda.
Targeting dari mereka yang sudah berkunjung ke website ini juga lazim dipraktekkan oleh brand- brand besar. Contohnya adalah marketplace. Saat Anda tidak jadi melakukan pembelian atau produk yang Anda incar hanya nongkrong di keranjang, Anda bisa melihat iklan produk tersebut di Facebook Ads.
Iklan itu seolah mengingatkan Anda agar tidak membuang- buang waktu dan segera melakukan pembelian.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan retargeting terhadap mereka yang sudah pernah masuk di website dan melakukan pembelian.
6. Mereka yang Berinteraksi dengan Facebook Page atau Akun Instagram
Anda juga bisa menargetkan iklan untuk tayang pada orang- orang yang sudah berinteraksi dengan halaman Facebook atau Instagram Anda. Mereka yang melakukan interaksi dengan akun, umumnya adalah yang paling mudah untuk convert.
Jadi, mengapa tidak untuk memprospek ulang mereka?
7. Similarity Targeting dengan Lookalike Audience (LLA)
Setelah daftar targeting di atas, Anda juga bisa mencoba targeting Lookalike Audience atau LLA. LLA ini bekerja mencari similarity alitas kemiripan karakteristik dari daftar audiens yang sebelumnya sudah Anda miliki.
Jika sebelumnya custom audience yang pernah dibuat mempunyai tingkat konversi bagus, dan Anda berhasil menciptakan LLA nya, hasilnya dijamin nendang! Jangan lupa untuk melakukan split tes dari LLA yang dibuat ya 🙂
Kesimpulan
Dari 7 jenis targeting di atas, sebenarnya Anda bisa melakukan banyak testing berjenjang untuk menghasilkan berbagai jenis audiens lagi. Dan jangan lupa juga, lakukan optimasi target audiens tersebut agar hasil iklan lebih maksimal.
Optimasi target audiens ini sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari memanfaatkan fitur Must Also Match, hingga menggunakan fitur Life Events. Trik- trik sederhana ini jika diterapkan bisa menghasilkan performa iklan yang jauh lebih berkualitas.
Media sosial TikTok memang sedang banyak dilirik saat ini. Meski kehadirannya di awal dulu sempat diremehkan dan mendapat banyak kecaman, kenyataannya, platform ini justru semakin populer untuk mengoptimalkan bisnis online berkat kehadiran TikTok Ads. Sudahkan Anda memanfaatkannya?
Popularitas TikTok untuk bisnis kian melesat sejak platform medsos yang satu ini lebih berkembang jenis kontennya. Tidak lagi hanya untuk joget- joget dan konten receh, kini Anda bisa menemukan banyak konten edukasi, interaktif dan religi.
Terutama untuk pecinta konten ringan, konten hiburan ala TikTok yang kian menarik dan beragam adalah selingan yang layak dinikmati.
Di artikel Panduan TikTok Ads ini, Panda akan mengulas cara menggunakan TikTok Ads hingga berbagai tips optimasi dan jenis iklan di TikTok. Semoga bermanfaat!
A. Mengapa sih Perlu Coba TikTok Ads?
“Ahhh… TikTok isinya sih joget- joget aja!”
Di awal kemunculannya, TikTok memang identik dengan konten joget- joget semata. Namun, seiring berjalannya waktu, TikTok telah menjadi platform dengan jenis konten yang beragam dan menarik. Puncaknya pada tahun 2020, TikTok mengumumkan ada nya akun bisnis dengan nama “TikTok for Business”.
Anda tidak harus langsung menggunakan akun bisnis. Meski begitu, fitur ini akan mengoptimalkan bisnis Anda. Fitur ini juga langsung menyedot perhatian para marketer dan brand.
Pengguna aktif TikTok saat ini mencapai 800 juta orang. Jumlah ini jauh lebih banyak dari platform media yang sudah ada lebih dulu. Seperti Linkedin LinkedIn (660 juta), Reddit (430 juta), Snapchat (218 juta), Twitter (340 juta), dan Pinterest (320 juta).
Tiktok juga menjadi salah satu media sosial yang paling banyak diunduh, menurut riset Sensor Tower. Pengguna TikTok kini tersebar di lebih dari 150 negara. Indonesia adalah negara dengan jumlah pengunduh TikTok terbanyak di dunia. Anda mungkin tidak terkejut lagi, bukan?
Angka fantastis ini tentu saja merupakan sebuah peluang besar. Tidak heran jika brand- brand besar kini juga tertarik untuk beriklan di platform ini. Sebut saja Tokopedia, Gojek, Bukalapak dan Traveloka.
Sudah siapkah Anda menggunakannya?
B. Target Audiens Pengguna Tik Tok
TikTok adalah platform ideal untuk Anda yang ingin menjangkau audiens yang lebih muda. 66% pengguna TikTok saat ini berusia lebih dari 30 tahun, dimana 41% merupakan mereka yang berusia 16-24 tahun.
Dengan gambaran ini, platform ini sedikit kurang tepat untuk Anda yang mengincar target audiens yang lebih dewasa.
Kendati begitu, TikTok ini layaknya investasi jangka panjang untuk strategi digital Anda. Mereka yang saat ini masih berada dalam range usia belia, dalam beberapa tahun ke depan akan masuk ke usia yang lebih matang.
Nah, jika brand Anda sudah start dari sekarang, maka di masa mendatang akan berkesempatan panen dari daftar audiens ini.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan juga dalam beberapa tahun mendatang mereka yang berusia dewasa tertarik untuk masuk ke platform media sosial ini. Seperti platform medsos pada umumnya, di awal memang mereka menarik audiens yang berusia lebih muda, kemudian mendorong audiens yang lebih dewasa untuk turut masuk ke platform.
Sebagai bukti, di TikTok pun kini sudah ada content creator dengan topik- topik yang disukai oleh orang dewasa. Mulai dari topik bisnis, digital marketing, hingga parenting.
C. Jenis- Jenis Iklan di TikTok
Ada lima jenis iklan yang bisa Anda gunakan di TikTok Ads. Masing- masing dari jenis iklan ini mempunyai karakteristik yang berbeda. Apa saja? Mari kita simak satu per satu.
1. In-Feed Video
Dalam satu kesempatan, Anda sedang asyik menonton video- video TikTok di For You Page (FYP). Video pertama, scroll…. Lanjut video ketiga, scroll, lalu di video selanjutnya, Anda melihat ada iklan yang tampil di FYP Anda.
Nah, iklan yang Anda lihat barusan adalah jenis iklan In-Feed Video dalam TikTok Ads.
Berikut adalah contoh tampilan dari In-Feed Video :
Iklan In Feed Video adalah iklan yang muncul dan berbaur dengan konten lain di FYP. Disini pengguna bisa langsung memberi like atau komentar pada iklan.
Di detik- detik awal, akan terlihat iklan video dan di bagian akhir video, akan muncul button CTA (Call to Action) yang mengarahkan pengguna untuk melakukan tindakan.
2. Brand Takeover
Tentu kita semua pernah nonton video YouTube. Saat sedang asyik menonton, kita serig dihadapkan dengan munculnya iklan di awal video. Nah, jenis iklan Brand Takeover kurang lebih seperti itu.
Iklan ini muncul saat pengguna baru membuka aplikasi TikTok. Iklan tampil dalam ukuran full screen dengan durasi 3-5 detik.
Dalam iklan ini, pengguna bisa skip iklan. Agar pesan dari iklan Anda sampai, pastikan mengemas iklan yang singkat dan jelas jika menggunakan TikTok Ads jenis ini. Anda juga bisa menaruh link yang mengarah ke website, marketplace, WhatsApp atau ke platform lain sesuai tujuan iklan.
3. Hashtag Challenge
Hashtag Challenge artinya tantangan yang diberikan ke para pengguna TikTok untuk membuat video dengan tema tertentu.
Di sepanjang 2020 sendiri, ada beberapa hashtag challenge yang cukup populer di Indonesia. Salah satunya adalah hashtag yang informatif dan berfaedah seperti #SamaSamaBelajar, hingga hashtag menghibur seperti #GlowUpChallenge.
Hashtag challenge dalam TikTok bukan sekedar ajang membuat konten saja, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk beriklan.
Jika iklan- iklan sebelumnya muncul di FYP, iklan hashtag challenge ini akan muncul di halaman Discovery. Iklan biasanya akan tampil di bagian teratas, atau setidaknya hampir di bagian teratas halaman.
Dengan jenis TikTok Ads ini, pengiklan akan menantang para kreator iklan untuk membuat video dengan tema tertentu. Selanjutnya, video harus menggunakan hashtag yang telat ditentukan.
Salah satu brand yang pernah menggunakan hashtag challenge ini adalah brand fashion kenamaan, Guess, dengan hashtag challenge #inmydenim. Dalam challenge ini, Guess menantang para kreator untuk membuat gaya sekeren mungkin dengan menggunakan denim Guess.
4. Branded Augmented Reality (AR)
Familiar dengan filter dan stiker saat menggunakan TikTok? Ya, keduanya memang selalu menjadi daya tarik untuk pengguna platform ini.
Yang menarik, di platform ini, Anda juga bisa menggunakannya di iklan branded AR. Mengapa disebut sebagai branded? Karena dalam filter dan stiker ini, Anda akan menggunakan brand Anda sendiri.
Salah satu contoh implementasi dari iklan ini adalah filter makeup Ponds dan juga Coca cola.
Semakin banyak content creator yang menggunakan filter atau stiker buatan Anda, iklan Anda berarti semakin sukses. Branding dan brand awareness yang bisnis Anda bangung berhasil audiens terima dengan baik.
5. TopView Ads
TopView Ads merupakan iklan yang tayang di bagian puncak feeds. Artinya, iklan ini akan menjadi video yang pertama pengguna lihat di feeds mereka. Dengan iklan ini, pengiklan bisa mengoptimalkan peluang untuk meningkatkan brand awareness.
Berikut adalah contoh TopView Ads di Tiktok dari brand Oppo :
Sama seperti iklan In-Feed dan Brand Take Over, pengiklan bisa menambahkan button CTA berisi link tujuan sesuai penawaran. Durasi dari iklan ini sendiri bisa lebih lama, yaitu hingga mencapai 60 detik.
Tentu saja durasi yang panjang ini perlu dimanfaatkan dengan baik. Pastikan Anda mengisinya dengan konten yang mampu menarik perhatian pengguna dan menghibur mereka.
D. Struktur Dasar dalam TikTok Ads
Setelah mengenali jenis- jenis TikTok Ads, langkah selanjutnya adalah mengenali struktur dalam iklan TIktok ini sendiri. Dengan memahami struktur dalam campaign, Anda akan bisa membuat keputusan yang tepat terkait tujuan iklan, alokasi budge, dan desain iklan.
Dalam struktur ini, terdapat tiga komponen, yaitu campaign, ad group, dan ads. Konsepnya mirip seperti dalam Facebook Ads dimana ketiganya merupakan hierarki.
Satu campaign bisa terdiri dari beberapa ad group. Dan dalam ad group, bisa terdiri dari beberapa iklan.
1. Campaign
Campaign merupakan gambaran besar (big picture) atau induk dari kampanye iklan yang Anda buat. Ada dua hal yang penting untuk Anda perhatikan saat membuat campaign ini, yaitu :
Tujuan iklan.
Budget campaign iklan secara keseluruhan.
2. Ad Group
Ad group berfungsi untuk mengelompokkan konfigurasi iklan yang Anda buat. Dalam satu ad group, Anda bisa membuat beberapa jenis iklan berbeda.
Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat membuat ad group :
Penempatan iklan.
Karakteristik target audiens.
Budget ad group.
Jadwal tayang iklan.
Strategi bidding iklan.
3. Ads
Ads merupakan konten iklan yang Anda tampilkan ke target audiens. Dalam membuat Ads, ada dua hal yang penting untuk Anda tentukan :
Jenis iklan
Isi iklan
E. Cara Beriklan di TikTok/ Memasang TikTok Ads
Sudah siap untuk membuat iklan pertama Anda di TikTok? Berikut adalah langkah- langkah membuat TikTok Ads :
E.1 Membuat Akun TikTok Ads Manager
Langkah pertama, Anda harus masuk ke halaman TikTok for Business, dan membuat akun di dalamnya. Berikut caranya :
Di halaman utama, klik tombol Memulai.
Lanjutkan dengan mengisi alamat email, dan password.
Di bagian kolom verification code, TikTok akan meminta Anda mengisi kode verifikasi. Klik link Send Code dan tunggu sampai kode verifikasi masuk ke email Anda. Masukkan kode tersebut ke dalam kolom verification code.
Centang kotak persetujuan untuk TikTok Ads terms & conditions, kemudian klik tombol Sign Up.
Isi kolom negara, zona waktu, nama bisnis, nomor telepon dan juga mata uang (IDR atau Rupiah untuk Indonesia).
Centang kotak persetujuan TikTok Ads Program Terms, kemudian klik tombol Register.
Di menu selanjutnya, Anda perlu memasukkan informasi tentang bisnis, serta informasi billing. Lanjutkan dengan klik tombol panah ke kanan.
TikTok akan meminta Anda untuk isi saldo akun agar bisa digunakan beriklan. Nilai top up yang direkomendasikan adalah Rp 300.000 hingga Rp 1 juta rupiah. Saldo minimal agar bisa beriklan adalah Rp 100.000. Meski begitu, Anda bisa mengisi saldo nanti dengan pilih skip sementara.
Done! Akun TikTok Ads Manager Anda sudah siap. Cobalah untuk mulai membuat campaign iklan Anda.
E.2 Membuat Campaign Iklan di TikTok Ads
Seperti yang Panda ungkapkan di atas, penting untuk mengetahui apa tujuan membuat iklan dalam membuat campaign. Nah, setelah memahami tujuan Anda, selanjutnya adalah memilih tujuan iklan/ objective yang tersedia di TikTok :
Reach, yaitu obyektif yang bertujuan agar semakin banyak orang yang mengenal bisnis atau produk Anda. Dengan jenis iklan ini, Anda ingin menjangkau audiens sebanyak- banyaknya.
Traffic, adalah obyektif yang mengarahkan pengguna untuk mengklik link menuju halaman website, seperti landing page atau postingan blog. Artinya, Anda ingin menghasilkan trafik website sebanyak- banyaknya melalui iklan ini.
App Installs, adalah obyektif yang mengarahkan pengguna ke toko aplikasi untuk melihat dan mengunduh aplikasi Anda.
Video Views, adalah iklan yang bertujuan mendorong pengguna untuk menonton video Anda. Sudah jelas, Anda ingin viewer video Anda meningkat.
Conversions, adalah iklan yang mengarahkan pengguna untuk melakukan tindakan di website. Misalnya saja melakukan pembelian, berlangganan, download dan sebagainya.
Setelah tujuan iklan, langkah selanjutnya adalah menentukan opsi budget iklan Anda. Ada tiga opsi penggunaan budget dalam TikTok Ads :
No Limit, artinya di tingkat campaign, jumlah tampilan iklan Anda tidak akan dibatasi. Anda akan mulai mengatur budget iklan ini di tingkat ad group.
Lifetime, artinya Anda memasang maksimal budget yang bisa satu campaign dan ad group habiskan untuk periode waktu tertentu.
Daily, artinya Anda kaan memasang budget maksimal dalam campaign dan ad group secara harian.
Jika sudah menentukan budgeting ini, langkah selanjutnya adalah mulai membuat campaign iklan Anda di TikTok. Sudah siap?
Masuk ke menu Campaign, lalu klik Create. Jika sebelumnya Anda sudah pernah membuat campaign dan ingin menggunakan campaign yang sudah ada, klik opsi Use Existing atau Edit.
Di kotak Setting, tulis nama campaign Anda. Misalnya saja “Harbolnas Fashion Anak”.
Pengiklan bisa mengaktifkan opsi “Create Split Test” jika ingin bereksperimen dan membandingkan performa beberapa ad group yang berbeda. Jika tidak, Anda tidak perlu mengaktifkannya.
Pilih salah satu opsi budget yang ingin Anda gunakan.
Klik tombol Continue untuk lanjut ke pengaturan ad group yang Panda ulas di bagian D.3.
E.3 Membuat dan Mengatur Ad Group di TikTok Ads
Langkah selanjutnya adalah menentukan di bagian mana iklan Anda muncul, siapa yang akan melihatnya dan kapan iklan tayang. Semua langkah ini akan Anda atur di ad group.
Pertama- tama, tentukan nama ad group Anda, lalu lanjutkan dengan konfigurasi berikut :
1. Memilih Tipe Promosi
Kemana Anda ingin mengarahkan audiens Anda? TikTok memberikan dua opsi, yaitu Aplikasi dan Website.
Jika memilih aplikasi, Anda bisa menghubungkan link aplikasi secara langsung. Jika memilih website, Anda perlu menghubungkan website dengan TikTok Pixel.
2. Menentukan Ad Placement/ Penempatan Iklan
Selanjutnya, di bagian mana saja iklan Anda akan tampil? Ada dua opsi yang TikTok tawarkan :
Automatic Placement, yaitu penempatan otomatis. TikTok akan mengoptimalkan iklan Anda untuk tayang di berbagai platform. Mulai dari platform TikTok sendiri, hingga platform mitra.
Select Placement, yaitu penempatan yang Anda pilih secara manual. Anda bebas menentukan apakah ingin tayang di TikTok saja, atau di platform mitra juga.
Kok ada, platform mitra? Apa sih artinya?
Platform mitra disini adalah platform- platform yang bekerja sama dengan TikTok. Beberapa platform ini antara lain :
Aplikasi Berita, TikTok bermitra dengan beberapa aplikasi berita populer, seperti Babe (Indonesia), BuzzVideo (Jepang), dan News Republic.
Helo, yaitu platform media sosial dari India.
Pangle, yaitu aplikasi untuk monetisasi aplikasi.
Dengan mencentang aplikasi- aplikasi tersebut, artinya iklan Anda akan tampil juga di kanal aplikasi tersebut.
Selain itu, di segmen ad placement ini juga masih ada pengaturan tambahan lagi :
User Comment, jika aktif, maka audiens bisa memberi komentar di iklan Anda.
Video Download, jika aktif, maka audiens bisa mengunduh iklan Anda di TikTok
3. Mengaktifkan Automated Created Optimization
Saat membuat iklan, pengguna akan mengunggah berbagai aset kreatif, seperti gambar, tulisan dan video. Dengan mengaktifkan opsi ini, sistem secara otomatis bisa membuat iklan dengan menggabungkan aset kreatif yang Anda miliki.
Kombinasi aset yang memberikan performa terbaiklah yang nantinya akan ditampilkan dalam bentuk iklan. Anda bisa memilih mengaktifkan atau mengabaikan opsi ini.
4. Menentukan Target Audiens
Selanjutnya, Anda harus menentukan karakteristik target audiens Anda. Kira- kira, siapa yang Anda inginkan untuk menonton iklan Anda?
Opsi targeting dalam TikTok Ads cukup detail. Anda bisa menentukan demografi audiens, serta minat dan perilaku mereka dalam aplikasi.
Sebelum menentukan karakteristik target audiens ini, Anda akan berhadapan dengan dua pilihan :
Membuat Custom Audiens : Mirip seperti LTV (Lifetime Value) dalam Facebook Ads, disini Anda bisa menciptakan “persona” audiens dengan cara mengunggah file berisi data konsumen yang sudah ada di aplikasi dan website.
Membuat Lookalike Audience : Anda menciptakan “persona” audiens yang mirip dari custom audiens yang Anda miliki sebelumnya.
Sudah selesai dengan opsi di atas? Anda bisa melanjutkan dengan memilih opsi targeting secara manual. Ada tiga kategori yang bisa Anda tentukan :
Demografi, yaitu menentukan negara, bahasa, gender dan usia audiens.
Minat dan Perilaku, yaitu menentukan minat calon audiens, serta perilaku mereka terhadap konten yang mereka minati (misalnya like, share, atau comment).
Perangkat, yaitu menentukan karakteristik perangkat audiens. Mulai dari jenis OS, tipe koneksi, dan harga perangkatnya.
5. Menentukan Budget dan Jadwal Tayang
Panda, bukannya tadi sudah menentukan budget pas setting campaign? Kok sekarang perlu menentukan budget lagi?
Jadi begini, penentuan budget di tingkat campaign dan ad group adalah dua hal yang berbeda. Budget di tingkat campaign adalah budget untuk seluruh ad group yang ada. Sedangkan budget di tingkat ad group hanya berlaku untuk satu ad group saja.
Misalnya dalam satu campaign tadi terdiri dari 3 ad grup, ketiganya bisa mempunyai budget yang berbeda- beda, atau jumlah budget yang sama.
Dan seperti budget di tingkat campaign, budgeting di Ad Grup juga terdiri dari dua opsi berikut :
Daily : mengatur budget harian.
Lifetime : mengatur maksimal budget sesuai periode tayang iklan.
Setelah mengatur budget, langkah selanjutnya adalah scheduling, atau menentukan jadwal tayang iklan. Di bawah kolom jadwal, Anda bisa memilih untuk centang atau tidak opsi Run Continuously.
Jika fitur ini aktif, artinya iklan Anda akan tayang terus menerus mulai dari tanggal yang telah Anda tentukan. Jika tidak, Anda bisa menentukan tanggal mulai dan tanggal berakhir iklan tayang.
Sedangkan untuk opsi Dayparting, Anda akan menentukan jam berapa saja iklan akan tayang. Jika memilih All Day, artinya iklan akan tayang setiap waktu. Namun jika memilih Select Specific Time, artinya Anda akan mengatur secara spesifik jam tayang iklan.
6. Memilih Strategi Bidding
Dari sekian banyak pengiklan, bagaimana cara TikTok menentukan iklan yang akan muncul?
Jawabannya sederhana : Mereka menentukan iklan tayang dengan sistem bidding, atau lelang.
Pengiklan yang menawarkan biaya terbesar mempunyai kesempatan lebih baik untuk menampilkan iklan mereka. Selain itu, biaya ini juga bergantung pada tujuan optimasi iklan. Ada tiga jenis tujuan optimasi dalam iklan TikTok :
Click : Untuk memperoleh jumlah klik sebanyak mungkin. Optimasi biaya dalam opsi ini menggunakan sistem CPC (Cost per Click). Artinya, Anda perlu mengeluarkan biaya setiap audiens mengklik iklannya.
Conversion : Tujuan iklan adalah untuk mendapat konversi sebanyak mungkin. Sama seperti Click, budgeting disini menggunakan sistem CPC.
Impression : Tujuan iklan adalah untuk penayangan sebanyak mungkin ke audiens. Karena goal- nya adalah tayangan, maka biaya iklan ini menggunakan sistem CPM (Cost per Mile). Artinya, Anda perlu mengeluarkan biaya setiap iklan tayang per 1000 audiens.
Bagaimana kalau iklan sampai boncos?
Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan opsi Bid Control untuk mengontrol biaya iklan. Dengan begitu, Anda bisa menentukan sendiri berapa biaya CPC atau CPM yang ingin Anda atur dalam sistem lelang.
Jika menon-aktifkan opsi ini, TikTok akan menghabiskan seluruh budget yang Anda pasang.
E.4 Membuat Iklan TikTok
Nah, sekarang Anda sudah sampai di bagian terakhir, yaitu saatnya membuat iklan di TikTok Anda tayang!
Simak langkah- langkahnya berikut ini ya :
1. Beri Nama dan Memilih Format Iklan
Dalam membuat TikTok Ads, ada dua format iklan yang bisa Anda pilih, yaitu Gambar dan Video. Meski begitu, hasil akhirnya hanya format video saja yang bisa diiklankan di platform TikTok.
Lho, terus, bagaimana dengan format iklan gambar yang ditawarkan?
Jika Anda hanya menggunakan format iklan gambar, maka iklan ini hanya akan tayang di platform mitra, seperti TopBuzz, Babe, atau Helo. Artinya, jika ingin iklan tayang di TikTok, maka Anda direkomendasikan untuk memilih format video.
2. Mengunggah Materi Iklan
Setelah memilih format iklan, upload materi iklan Anda. Anda bisa langsung mengupload video yang sudah jadi atau membuat iklan dengan video template TikTok Ads.
3. Lengkapi Konten Iklan
Setelah video terunggah, jangan lupa untuk menuliskan judul video, caption dan link iklan. Setelah semua terisi dengan lengkap, klik tombol submit.
Selamat, Anda sudah berhasil membuat iklan TikTok Anda!
F. Tips Membuat Konten Iklan yang Optimal di TikTok
Saat membuat iklan di TikTok, tentu Anda berharap agar hasilnya seoptimal yang Anda pikirkan. Agar ini terjadi, penting untuk Anda menciptakan konten iklan terbaik yang bisa menarik perhatian audiens.
Bagaimana caranya?
Berikut adalah beberapa tips dari Panda untuk membuat konten TikTok Ads yang optimal dan disukai audiens :
1. Manfaatkan Trend/ Konten Viral
Ada banyak tren dan konten viral yang silih berganti di TikTok. Tren dan konten viral ini ditandai dengan banyaknya konten yang menggunakan hashtag- hashtag tertentu. Misalnya saja hashtag #gantengdoang atau #taraktakdung yang sempat hits :
Mengapa sih konten dengan hashtag- hashtag tersebut populer? Besar kemungkinan hashtag tersebut punya konten yang dirasa sangat menghibur. Selanjutnya, ada juga banyak orang yang sekedar ikut- ikutan tren saja.
Meski begitu, pastikan tema iklan juga cocok dengan tren yang sedang hits saat ini.
Salah satu brand yang pernah menggunakan strategi ini adalah Gojek. Saat itu brand tersebut membuat iklan dengan tema Work from Home (WFH) yang saat itu tengah ngehits di masa pandemi. Campaign ini mudah mengena karena memang saat itu konten- konten tipe WFH memang sedang ngehits.
Selain itu, brand yang menggunakan strategi bisa menunjukkan isyarat bahwa brand mereka up to date dan tentu saja, iklan tersebut layak untuk mendapat perhatian.
2. Sampaikan Pesan secara Jelas dan Singkat
Sebaik apapun iklan, sebaiknya menghindari durasi yang terlalu lama. Karena jika tidak, audiens akan mudah merasa bosan dan pilih skip iklan. Bagian terburuknya, audiens juga kesulitan memahami apa yang ingin Anda sampaikan dalam iklan tersebut.
Untuk itu, dalam membuat iklan yang efektif, pastikan audiens mencerna pesan Anda dengan mudah. Caranya, sampaikan iklan dengan singkat dan to-the-point.
Contohnya bisa kita lihat dalam iklan Tiket.com berikut ini :
Dalam video kurang dari 15 detik, mereka berhasil menyampaikan pesan- pesan penting dalam iklan mereka. “Liburan jangan cuma dikhayalin” atau “Terbang ke berbagai destinasi” adalah pesan yang to-the-point, tapi mengena dengan jelas.
3. Konten Visual yang Menarik
Jika ingin membuat iklan yang optimal di TikTok, buatlah konten yang menarik audiens. Dan tentu saja, daya tarik utama dari konten yang menarik adalah visual yang menarik.
Menarik secara visual ini bisa Anda lakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menyajikan konten gambar yang berkualitas secara visual dan membuat orang penasaran. Hindari penggunaan gambar yang beresolusi rendah dan tidak diambil dengan maksimal.
G. Sudah Siapkah Anda Membuat Iklan TikTok Anda?
Jangan sekedar penasaran, tapi Anda benar- benar harus mencoba strategi pemasaran dengan beriklan di TikTok ini. Oh ya, bukan hanya dengan beriklan saja ya. Penting juga untuk terus mengupdate akun bisnis TikTok Anda dengan berbagai konten.
Dengan begitu, akan semakin banyak audiens yang tertarik untuk follow dan berinteraksi dengan akun brand Anda.
Seperti yang kini Anda ketahui, TikTok punya potensi yang sangat besar. Anda layak memanfaatkanya. Sudah sampai mana persiapan Anda untuk mencoba TikTok Ads ini?