7 Cara Ampuh Membuka Situs yang Diblokir, Berhasil Terbukti!

7 Cara Ampuh Membuka Situs yang Diblokir, Berhasil Terbukti!

Membuka situs yang diblokir memang cukup tricky karena kamu perlu menerapkan beberapa tips yang work sesuai kebutuhan. Sebuah situs web sendiri diblokir oleh pihak tertentu karena berbagai alasan.

Sebagai contoh, pemerintah, institusi pendidikan, kantor, dan bahkan penyedia layanan internet (ISP) biasanya melakukan pembatasan akses ke situs tertentu. Alasannya mulai dari jenis konten yang ilegal, tidak pantas, atau kontroversial sesuai dengan kebijakan di sebuah negara.

Mengapa Ada Situs yang Diblokir?

Beberapa situs yang kerap menjadi korban pemblokiran antara lain adalah situs perjudian, pornografi, torrent ilegal, dan situs yang terkait dengan aktivitas hacking atau pelanggaran hak cipta. Selain itu, situs berita atau media sosial tertentu juga dapat diblokir di beberapa negara karena alasan politik atau sensor.

Pemblokiran situs web biasanya dilakukan dengan memperbarui daftar alamat IP atau domain yang diblokir pada server DNS atau firewall jaringan. Namun, tindakan ini dapat membatasi kebebasan informasi dan menghalangi akses ke konten yang mungkin sah dan berguna bagi pengguna.

Cara Membuka Situs yang Diblokir

Meski kita mengetahui sebuah situs diblokir karena alasan tertentu, tidak jarang ada situs penting yang sebenarnya kita butuhkan aksesnya. Jangan khawatir, karena ada beberapa tips yang dapat kamu terapkan untuk membuka jenis situs ini.

1. Menggunakan VPN

Virtual Private Network, atau VPN adalah layanan yang menyediakan akses internet aman dan privat dengan membuat koneksi terenkripsi dari perangkat ke server VPN. Saat menggunakan VPN, lalu lintas internet akan disembunyikan dari penyedia layanan internet (ISP) dan situs web yang pengguna kunjungi. Dengan cara ini, kamu bisa membuka situs yang diblokir dengan aman.

Cara menggunakan VPN sangat mudah. Pertama, kamu harus mengunduh dan menginstal aplikasi VPN. Ada banyak aplikasi VPN di internet yang bisa kamu gunakan secara gratis maupun berbayar.

Setelah terinstal, kamu bisa menjalankan aplikasi VPN dan memilih lokasi server yang kamu inginkan. Saat aplikasi berjalan, koneksi internet yang kamu gunakan akan dienkripsi dan diarahkan melalui server VPN tersebut, sehingga kamu bisa mengakses situs yang diblokir.

2. Menggunakan Proxy Web

Proxy web adalah merupakan layanan yang bertindak sebagai perantara antara perangkat yang kamu gunakan dengan situs web yang ingin kamu akses. Saat menggunakan proxy web, permintaan dalam mengakses situs web tertentu akan diteruskan melalui server proxy terlebih dahulu.

Selanjutnya, permintaan akan diteruskan ke situs web tujuan. Dengan cara ini, alamat IP yang kamu gunakan akan tersembunyi, dan situs web hanya akan melihat alamat IP dari server proxy.

Untuk menggunakan layanan proxy web, kamu bisa mengunjungi situs-situs proxy web seperti HideMyAss, KickAssy, atau HideIPVPN. Setelah masuk ke situs proxy, kamu cukup memasukkan URL situs yang ingin kamu akses, dan layanan proxy akan membuka situs tersebut.

Dengan menggunakan proxy web, kamu dapat mengakses situs-situs yang diblokir dengan mudah. Meski begitu, perlu diingat bahwa proxy web tidak selalu menjamin privasi dan keamanan sepenuhnya. Oleh sebab itu, perlu kehati- hatian dalam menggunakannya.

3. Menggunakan Tor Browser

Tor (The Onion Router) browser merupakan peramban gratis dan bersifat open source yang memungkinkan seseorang untuk menjelajah internet secara online. Browser ini berjalan dengan menyamarkan identitas online lewat pemberian beberapa lapisan enkripsi dari trafik. Dengan cara ini, layanan online tidak dapat melacak aktivitas browser atau mengidentifikasi lokasi pengguna.

Untuk menggunakan browser ini, kamu perlu mengunduh dan menginstal perangkat lunak Tor Browser terlebih dahulu. Setelah terinstal, kamu bisa mulai menggunakan peramban ini seperti peramban pada umumnya. Setelah itu, secara otomatis Tor browser akan mengarahkan lalu lintas internet melalui jaringan Tor, menyembunyikan alamat IP dan lokasi pengguna.

Meski bermanfaat untuk melindungi privasi dan membuka situs yang diblokir, Tor Browser juga mempunyai beberapa resiko. Salah satu keluhan yang sering pengguna sampaikan adalah kecepatan browsing yang lebih lambat karena lalu lintas web melewati banyak node.

4. Menggunakan Alamat IP Website

Setiap situs web mempunyai alamat IP yang unik. Jika kamu mengetahui alamat IP dari situs yang diblokir, kamu dapat mengaksesnya langsung tanpa perlu memasukkan URL.

Cara mengakses website melalui alamat IP adalah sebagai berikut :

  • Cari tahu alamat IP dari situs yang ingin kamu tuju dengan menggunakan layanan seperti WhatIsMyIPAddress. Kamu juga bisa mengetahui tips ini lebih lanjut di artikel Panda sebelumnya tentang cara mengetahui alamat IP website.
  • Salin alamat IP yang ditampilkan.
  • Buka browser Anda dan masukkan alamat IP tersebut di bilah alamat. Misalnya, http://192.168.1.100.
  • Tekan Enter, dan situs akan tampil menggunakan alamat IP-nya.

Tips ini sangat berguna jika kamu ingin mengakses situs yang diblokir berdasarkan URL atau nama domain saja. Kendati begitu, beberapa situs juga mungkin diblokir berdasarkan akses alamat IP juga. Dalam kasus ini, kamu perlu mencoba menggunakan metode lain untuk mengakses situs diblokir tersebut.

5. Gunakan Metode Google Translate

Selain cara- cara di atas, kamu juga bisa memanfaatkan situs Google Translate untuk membuka situs yang terblokir. Fitur ini sebenarnya berguna untuk menerjemahkan situs web ke dalam bahasa lain, tetapi kamu juga dapat memanfaatkannya untuk mengakali blokir situs dan mengakses informasinya.

Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut :

Menggunakan Google Translate untuk Mengakses Situs yang Diblokir
  • Buka situs Google Translate dan pilih tab “Websites”
  • Pada kolom teks sumber, masukkan URL situs yang diblokir.
  • Tentukan bahasa sumber dan bahasa tujuan (Anda dapat menggunakan bahasa apa saja).
  • Klik tombol “Terjemahkan”.

Selanjutnya, Google akan menampilkan tampilan web versi terjemahan dari situs yang diblokir. Meskipun kontennya mungkin tampak aneh karena menggunakan terjemahan otomatis, setidaknya pengguna dapat mengakses situs tersebut. Cara ini sangat berguna jika situs yang diblokir menggunakan deteksi IP atau lokasi tertentu.

6. Menggunakan DNS Alternatif

DNS (Domain Name System) adalah layanan yang mengonversi nama domain (misalnya, google.com) ke alamat IP yang dapat mudah komputer baca. Dengan menggunakan DNS, pengguna akan mudah dalam mengakses situs web dan layanan online lainnya.

Kendati begitu, tidak jarang penyedia layanan internet (ISP) memblokir akses ke situs tertentu. Untuk mengakalinya, pengguna dapat menggunakan DNS publik alternatif.

Penggunaan DNS publik alternatif ini sendiri bertujuan untuk menghindari pemblokiran situs dengan mengalihkan permintaan DNS pengguna dari DNS ISP ke server DNS lain yang tidak memblokir situs tersebut.

Beberapa DNS publik populer yang dapat kamu coba adalah :

  • Google DNS (8.8.8.8 dan 8.8.4.4)
  • Cloudflare DNS (1.1.1.1 dan 1.0.0.1)
  • OpenDNS (208.67.222.222 dan 208.67.220.220)
  • Quad9 DNS (9.9.9.9 dan 149.112.112.112)

Untuk menggunakan DNS publik ini, pengguna perlu mengkonfigurasi pengaturan jaringan di perangkat dan menggantinya dengan alamat DNS publik yang akan digunakan. Cara melakukannya bervariasi tergantung pada sistem operasi dan perangkat yang Anda gunakan, tetapi pada umumnya melibatkan pengaturan jaringan atau kontrol panel router.

7. Menggunakan Layanan Pembuka Arsip Internet

Terakhir, cara membuka situs yang diblokir yang dapat kamu coba adalah memanfaatkan layanan website arsip internet. Misalnya saja menggunakan Wayback Machine.

Wayback Machine merupakan layanan situs web yang menyimpan versi arsip dari berbagai situs web di seluruh dunia. Saat kamu tidak bisa mengakses sebuah situs karena batasan tertentu atau pemblokiran, kamu bisa mengakses versi arsip web tersebut di Wayback Machine. Dengan begitu, kamu masih bisa mengakses konten tersebut meskipun situsnya sudah tidak aktif.

Kesimpulan

Beberapa situs diblokir oleh pemerintah atau ISP karena beberapa alasan tertentu. Sayangnya, tidak jarang situs- situs tertentu yang bermanfaat juga turut menjadi korban. Jika memang kamu perlu untuk mengaksesnya, jangan khawatir karena ada trik untuk mengakalinya.

Ada beberapa cara yang bisa kamu praktekkan untuk membuka situs yang diblokir pemerintah dan ISP. Kamu bisa menggunakan aplikasi VPN, proxy web, tor browser hingga beberapa trik ampuh seperti dns dan akses melalui wayback machine.

Dengan beberapa cara di atas, mengakses situs yang terblokir bukan lagi hal yang sulit. Semoga bermanfaat!

Apa Itu DNS? Pengertian, Cara Kerja, dan Cara Setting DNS

Apa Itu DNS? Pengertian, Cara Kerja, dan Cara Setting DNS

DNS atau Domain Name System merupakan bagian integral dari sebuah website. Dengan kehadiran DNS ini lah, pengunjung bisa leluasa mengunjungi sebuah laman web dengan mudah dan cepat.

Pasalnya jika tidak, pengguna harus menggunakan alamat IP website seperti 179.28.11.123 untuk mengakses sebuah website. Alamat website yang berbeda juga akan punya alamat IP yang berbeda. Tentu sangat merepotkan, bukan?

Tapi berkat kehadiran DNS, mengakses sebuah laman website menjadi sangat mudah! Kita tinggal mengetik alamat website seperti google.com atau pandagila.com dan …. Halaman website akan terbuka sesuai harapan.

Apa itu DNS?

Pengertian dari DNS adalah sistem yang menghubungkan alamat IP dengan nama domain yang mudah manusia ingat. DNS sendiri merupakan kepanjangan dari Domain Name System atau Sistem Nama Domain.

Pada awalnya, saatnya sistem ini belum ditemukan, pengguna perlu mengetikkan alamat IP untuk mengakses website. Cara ini tentu merepotkan karena tidak mudah untuk mengingat alamat IP atau kita perlu mempunyai daftar lengkap IP Address untuk berkunjung ke sebuah laman.

Namun dengan kehadiran sistem nama domain ini, kita kini tinggal mengingat nama domain dan mengetiknya ke address bar browser. DNS kemudian akan menerjemahkan domain tersebut ke IP Address dan menghubungkannya untuk menghadirkan situs web tujuan.

Misalnya untuk mengakses Google, sobat Panda tidak perlu menulis 172.217.0.142, melainkan cukup mengetik alamat domain google.com ke address bar.

Fungsi dan Manfaat DNS

Fungsi utama dari DNS adalah menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP, yang memungkinkan perangkat untuk saling berkomunikasi di internet. Sederhananya, setidaknya ada tiga fungsi dari DNS :

  • Meminta informasi IP Address sebuah website berdasarkan nama domain.
  • Meminta informasi URL website berdasarkan IP Address yang pengguna akses.
  • Mencari server yang tepat untuk mengirimkan email.

Sedangkan manfaat DNS antara lain :

  • Memudahkan pengguna dalam mengakses situs web melalui nama domain yang mudah pengguna ingat.
  • Memungkinkan pengguna untuk mengelola alamat IP yang kompleks lewat nama domain yang lebih sederhana.
  • Mengidentifikasi alamat komputer di sebuah jaringan.
  • Mentranskripsikan hostname menjadi alamat IP dan sebaliknya.
  • Memfasilitasi proses pengiriman dan penerimaan email.
  • Mendistribusikan trafik secara merata di antara beberapa server dengan alamat IP yang sama.
  • Mengalihkan lalu lintas (redirection) pengguna dari lokasi tertentu ke server terdekat.

Mengenal Bagian- Bagian DNS

Apa itu Propagasi Domain dan Cara Mempercepat Propagasi Domain

DNS bekerja dengan cara mencocokkan nama komponen URL dengan komponen IP Address. Setiap URL dan IP Address masing- masing punya bagian yang terhubung satu sama lain. Bagian terpenting dari proses tersebut adalah DNS Server.

Analoginya saat kita berada di perpustakaan dan mencari buku berdasarkan kode yang menjelaskan tata letak buku tersebut. Kode buku perpustakaan yang disebut dengan DDS (Dewey Decimal System) terdiri dari kode buku, kode nama belakang penulis, dan kode tahun penerbitan buku.

Prinsip ini mirip dengan DNS. Namun, bagian dari buku ini disesuaikan dengan bagian- bagian URL yang menjadi susunan hierarki DNS. Setiap kode juga menjelaskan tentang bagian- bagian domain.

Lantas apa saja bagian- bagian dari Domain Name System ini? Berikut informasinya :

1. Recursive Resolver

Recursive Resolver merupakan perangkat atau server yang berfungsi mencari informasi alamat IP melalui DNS. Jika informasi ini tidak ditemukan di cache server, sistem akan melakukan pencarian melalui cache ISP.

2. Root Server

Root server merupakan database yang bisa menjawab deretan pertanyaan terkait nama domain dan alamat IP. Bagian DNS ini sendiri tidak punya semua informasi terkait hostname dan alamat IP. Kendati begitu, server ini bisa mengarahkan permintaan ke pihak lain yang mempunyai info tersebut.

Hingga kini ada 13 root server yang ada di dunia. Root server ini diurutkan secara alfabet dan dikelola oleh organisasi seperti ICANN, Verisign, Internet System Consortium, dan The US Army Research Lab.

3. Top-Level Domain (TLD) Name Server

TLD name server adalah server yang mengelola informasi untuk domain berekstensi TLD, seperti .com, .org, .co, dan lainnya. Dari root server, sistem akan menggunakan TLD untuk mendapatkan jenis informasi yang ingin pengguna cari.

4. Authoritative Name Server

Authoritative Name Server merupakan server yang mengelola informasi spesifik tentang domain tujuan. Jika informasi sudah sesuai, browser akan menampilkan halaman yang pengguna minta.

Untuk memastikan hasil yang relevan dan up-to-date, proses ini akan terjadi secara berulang dan berkelanjutan. Beberapa informasi juga akan disimpan dalam bentuk cache agar proses query berjalan lebih cepat.

Jenis- jenis DNS Record

DNS Record merupakan sebuah instruksi yang dibuat dan disimpan di server DNS. Instruksi ini sering juga kita sebut dengan Zone File dan menjadi catatan penting yang berkaitan dengan domain dan nama host.

Selain itu, DNS Record juga membantu server DNS untuk mengarahkan query ke tempat tujuan. Berikut beberapa jenis DNS Record yang umum kita jumpai beserta fungsinya :

  • A Record (Address Record) : Menyimpan informasi terkait hostname, time to live (TTL) dan IPv4 Address.
  • AAA Record (Quad A) : Menyimpan informasi hostname dan hubungannya dengan IPv6 Address.
  • CNAME Record : Canonical Name atau Alias yang merujuk ke domain atau subdomain lain, tapi tidak ke alamat IP. CName ini berguna untuk melakukan redirect domain atau subdomain ke sebuah IP Address.
  • ANAME : Record yang berguna untuk menunjukkan root level domain ke hostname atau FQDN.
  • MX Record : Merekam server SMTP yang mengelola proses saling berkirim email di suatu domain.
  • NS Record : Merujuk subdomain pada Authoritative Nameserver yang pengguna inginkan. Record ini berfungsi saat subdomain Anda mempunyai hosting web berbeda dengan domain.
  • PTR Record : Memberikan izin pada DNS Resolver untuk menyediakan informasi terkait IP Address dan menampilkan hostname (Reverse DNS Lookup).
  • CERT Record : Menyimpan sertifikat enkripsi (sertifikat keamanan pada SSL/TLS).
  • SRV Record : Menyimpan informasi terkait lokasi komunikasi, seperti Priority, Mame, Weight, Points, Port, dan  TTL.
  • TXT Record : Membawa dan mendistribusikan data yang hanya dibaca oleh mesin.
  • SOA Record : Merupakan bagian yang muncul di awal dokumen DNS zone. Bagian ini merujuk pada Authoritative Name Server serta informasi lengkap sebuah domain.

Cara Kerja DNS

Setelah mengetahui tentang apa itu DNS, bagian dan jenis- jenisnya, penting juga untuk mengetahui bagaimana cara kerja DNS. Proses kerja Domain Name System sendiri melibatkan beberapa tahapan, antara lain sebagai berikut :

  1. Pencarian di Caching DNS
    Sebelum melakukan pencarian lebih lanjut, caching DNS akan berupaya mencari data di cache lokal terlebih dahulu.
  2. Proses di Recursive DNS
    Jika tidak menemukan data di cache, Recursive DNS akan melakukan pencarian data dari awal.
  3. Pencarian di Authoritative Name Server
    Dalam prosesnya, Recursive DNS akan menghubungi authoritative name server yang punya informasi lengkap tentang domain.
  4. Pengembalian Jawaban
    Setelah menemukan informasi yang pengguna butuhkan, informasi ini akan diteruskan kembali ke Resolver dan Pengguna.

Cara Setting DNS Domain

Siap mempraktekkan cara setting DNS Domain? Anda bisa melakukannya lewat fitur Zone Editor di cPanel.

Berikut adalah langkah- langkah yang perlu Anda lakukan untuk setting DNS : 

  • Login ke cPanel.
  • Cari bagian Domains, lalu pilih Zone Editor.
  • Pilih Domain, dan klik Manage.
  • Tambahkan DNS Record sesuai kebutuhan (A, AAAA, CAA, CNAME, MX, SRV, atau TXT)
  • Simpan Record.

Setelah record tersimpan, Anda perlu menunggu waktu propagasi DNS dalam 1×24 jam. Setelah propagasi selesai, artinya setting DNS telah selesai.

Kesimpulan

DNS merupakan bagian penting dari struktur internet yang memungkinkan pengguna mengakses situs dan layanan online dengan nama domain yang mudah diingat. Berkat Domain Name System, Anda tidak perlu lagi mengingat alamat website dalam format angka ala IP Address. Cukup dengan menuliskan nama domain, maka DNS akan menerjemahkannya ke alamat IP Tujuan Anda.

Dengan memahami hal ini, pastinya kita mengerti ada kompleksitas di belakang layar dari mudahnya kita mengakses sebuah laman web saat ini.

Cara Mudah Menghubungkan Domain dan Server Hosting

Cara Mudah Menghubungkan Domain dan Server Hosting

Menghubungkan domain ke server hosting adalah langkah selanjutnya yang kita lakukan setelah berhasil membeli domain. Langkah ini disebut sebagai pengaturan domain di DNS atau konfigurasi DNS (Domain Name Server).

Ada kalanya webmaster membeli domain dan hosting di tempat yang berbeda- beda. Tidak masalah, karena penyatuan keduanya tetap mudah dilakukan melalui name server.

Nah di artikel kali ini, Panda akan secara khusus membahas tentang cara mengkaitkan nama domain ke server hosting. Mari kita simak lebih lanjut!

Persyaratan Menghubungkan Domain ke Hosting

Sebelum kita mulai langkah- langkahnya, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dan perhatikan lebih dulu. Hal tersebut, yaitu :

1. Sudah Mempunyai Nama Domain

Pastikan nama domain Anda sudah siap. Biasanya orang berburu artikel cara menghubungkan domain dan hosting setelah mereka selesai membeli domain. Tujuannya tentu, mengaitkan keduanya agar website bisa live.

2. Sudah Mempunyai Akun Web Hosting

Web Hosting adalah sebuah tempat dimana semua file dan data website tersimpan, bisa diakses dan dikelola melalui jaringan internet. File dan data website ini meliputi script, aplikasi, database, gambar, email, dan video.

Hosting nantinya akan menampung file- file website yang akan diakses melalui nama domain tadi. Tentunya, Anda harus memastikan sudah melakukan konfigurasi yang tepat agar keduanya dapat terhubung.

Hosting kita gunakan dengan sistem sewa, yaitu membayar ke perusahaan provider hosting. Ada banyak jenis- jenis hosting yang bisa menjadi pilihan kita. Baik itu hosting terbaik Indonesia, maupun luar negeri.

Cara Mengarahkan Domain ke Nameserver Hosting

Menghubungkan domain ke server hosting memang hal teknis. Namun percayalah, hal ini cukup mudah dilakukan. Secara garis besar, step nya pun hanya terbagi ke dalam dua, yaitu :

  • Mengubah DNS (Domain Name Server) di domain untuk mengarah ke web hosting.
  • Menyiapkan web hosting untuk menjadi ‘rumah’ bagi domain Anda.

Simak lebih detailnya berikut ini ya :

A. Mencari Tahu Nameserver Hosting Web

Sebelum mengarahkan nama domain, langkah pertama adalah sudah mengetahui nameserver yang digunakan web hosting. Cara termudah untuk mendapatkan informasi ini adalah di email yang hosting kirimkan saat pertama kali mendaftar.

Cara mudah kedua untuk menemukan nameserver adalah dengan mengakses Client Area dari web hosting. Di pengaturan hosting Hawkhost.com misalnya, Anda bisa mengintip server nama domain di bagian Client Area > My Products & Services > Product Details.
Informasi Nameserver di Client Area Hosting

Jika kesulitan untuk menemukannya, Anda juga bisa meminta bantuan layanan hosting untuk mendapatkan informasi.

Simpan dan catat lebih dulu data nameserver ini. Anda perlu untuk menyalinnya di konfigurasi DNS nanti.

B. Mengubah DNS/ Name Server di Domain agar Mengarah ke Web Hosting

Setelah mempunyai domain, Anda bisa masuk ke website penyedia nama domain untuk melihat informasi domain Anda. Disini Anda akan mencari fitur untuk mengatur atau mengubah nameserver domain Anda.

Pada umumnya setiap domain bisa mempunyai peletakan menu yang berbeda- beda ya. Artinya, di provider yang Anda gunakan, bisa jadi mempunyai tampilan yang berbeda dari contoh gambar yang menjadi referensi Panda ini.

Untuk contoh ini Panda menggunakan penyedia domain Name.com.

Tujuan dari langkah ini sendiri adalah untuk memberi tahu domain agar mengarah ke layanan web hosting yang Anda gunakan. Sederhananya, mengubah DNS atau Name Server (NS) dari domain agar saat orang- orang mengakses domain, mereka bisa mengakses data informasi di server hosting.

Selanjutnya, ikuti langkah- langkah berikut ini :

  1. Masuk ke bagian Domain Saya atau Domain Manager.
    Menu MyDomain di Name.com
  2. Pilih domain yang akan Anda ubah pengaturan name server nya. Bisa langsung klik di nama domain atau centang di kotak nama domain, dan tap Manage/ Atur.
  3. Di menu Domain, temukan sub menu Nameserver, dan klik ‘Manage Nameserver’ 
    Domain detail untuk manage nameserver domain
  4. Edit nameserver dan update sesuai name server di penyedia layanan hosting
    Update nameserver untuk menghubungkan domain ke server hosting
  5. Pilih Update atau Simpan.

C. Konfigurasi Hosting untuk Domain Kedua di Website (Add-On Domain)

Jika domain yang Anda setting ini adalah domain kedua, alias bukan domain utama, maka membutuhkan konfigurasi tambahan di layanan web hosting. Addon Domain ini sendieir artinya adalah domain baru yang ditambahkan ke hosting dan mempunyai Uniform Resource Locator (URL) yang berbeda dari domain utama.

Konsep dari Addon Domain ini sendiri adalah menghadirkan multiple domain atau website di dalam akun web hosting yang sama. Penggunaan resource (space dan bandwidth) dari domain addon akan berbagi dengan domain utama.

Berikut adalah langkah lanjutan jika Anda mengarahkan addon domain ke hosting :

  • Login ke cPanel web hosting dengan akun Anda.
  • Setelah berhasil login, cari sub menu Addon Domain di bawah menu Domain, atau Ctrl+F dan ketik Addon Domain
    Menu Addon Domain di cPanel
  • Isi nama domain yang akan Anda hubungkan ke hosting, dan untuk document root, bisa diisi dengan /public_html/namadomainbaru. WARNING, jangan sampai hanya mengisi /public_html ya, karena ini akan menimpa data domain utama Anda.
    Konfigurasi domain di Addon Domain
  • Setelah semua field terisi, tap Add Domain.

Setelah berhasil menambahkan addon domain, Anda akan melihat domain ini berada di daftar Addon Domain seperti di gambar berikut :

Penambahan Addon Domain Berhasil

Selesai! Cukup mudah, bukan?

Propagasi Domain Membutuhkan Waktu

Sudah berhasil mengarahkan nameserver sesuai dengan informasi di hosting, kok website masih belum bisa live? Sabar, jangan panik. Propagasi domain memang membutuhkan waktu.

Propagasi domain artinya waktu yang domain butuhkan untuk tersambung dengan server hosting setelah proses konfigurasi tadi. Secara default, propagasi domain memakan waktu 1×24 jam atau 1×48 jam.

Kendati begitu, di beberapa provider domain dan hosting, proses ini bisa dalam hitungan kurang dari 6 jam.

Kesimpulan

Meskipun mengarahkan domain ke server web hosting ini terbilang tutorial teknis, tapi sebenarnya cukup mudah untuk kita praktekkan. Kuncinya hanya dua, sudah mempunyai data nameserver hosting, dan melakukan konfigurasi nameserver di penyedia domain.

Nameserver di hosting ini pun relatif sangat mudah ditemukan. Jika tidak mendapatkan informasi ini di email, Anda bisa mengaksesnya dari panel hosting atau Client Area. Namun jika masih tidak menemukannya (ini sangat jarang terjadi), Anda bisa meminta bantuan customer service dari provider hosting Anda.

Jika konfigurasi domain ini adalah untuk domain kedua dan seterusnya, alias addon domain, untuk di satu hosting, pastikan Anda mengikuti step C di tutorial di atas. Setelah itu, Anda tinggal menunggu proses propagasi domain selesai, dan taraaaa…. website Anda sudah live dan siap untuk dikelola lebih lanjut.

Semoga tutorial Panda kali ini tentang cara menghubungkan nama domain ke server hosting bermanfaat. Selamat mencoba ya, genks! 🙂

Apa itu Propagasi Domain dan Cara Mempercepat Proses Propagasi DNS

Apa itu Propagasi Domain dan Cara Mempercepat Proses Propagasi DNS

Propagasi Domain/ DNS merupakan salah satu proses yang terjadi saat Anda menghubungkan domain ke hosting. Jika ini adalah pengalaman pertama, mungkin Anda bingung saat hosting sudah aktif dan domain sudah terdaftar, tapi tidak bisa terhubung.

Jangan panik. Ini normal terjadi karena propagasi DNS.

Nah, di artikel ini, Panda akan mengulas secara lengkap tentang pengertian propagasi domain, cara mengecek, dan cara mempercepat proses propagasi. Dengan begitu, domain bisa segera live dan diakses oleh banyak orang.

Apa itu Propagasi Domain?

Pengertian dari Propagasi Domain/ DNS adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghubungkan sebuah domain ke server hosting. Langkah ini diperlukan untuk menyamakan informasi DNS ke semua server yang tersebar di sejumlah lokasi. Melalui proses penghubungan ini, nantinya domain dapat berfungsi dengan benar dan stabil.

Selama proses propagasi berlangsung, pemilik website dan pengunjung tidak akan bisa mengakses website tersebut. Bahkan saat website merupakan migrasi dari server lain, akses menuju website juga belum bisa dilakukan sampai proses propagasi selesai.

Berapa Lama Propagasi Domain/ DNS Berlangsung?

Lama waktu yang diperlukan untuk propagasi ini bisa sangat bervariasi. Mulai dari hitungan menit, jam, hingga hari.

Pada umumnya, propagasi domain berlangsung 1*24 jam. Tapi ada juga yang mencapai 1*48 jam. Cepat lambatnya proses ini bisa terjadi karena beberapa faktor yang akan kita bahas di segmen selanjutnya di bawah 🙂

Apa Saja yang Mempengaruhi Lama Proses Propagasi DNS?

Ada beberapa hal yang mempengaruhi cepat lambatnya waktu propagasi. Hal ini antara lain : 

1. ISP (Internet Service Provider)

Lama propagasi DNS bisa terjadi karena faktor provider internet. Pasalnya, ISP harus memperbarui DNS mereka saat Anda mengakses server hosting yang baru.

Kendalanya, ISP kadang menggunakan cache memori yang besar. Hal ini menyebabkan proses refresh jaringan internet atau update DNS menjadi sangat lama dan berimbas ke propagasi DNS menjadi ikut lama.

2. Perubahan DNS Cache

Pada propagasi DNS, seluruh DNS perlu memperbarui informasi domain baru. Biasanya informasi domain ini tersimpan dalam cache.

Cache DNS mempermudah pencarian domain agar saat pengunjung mengakses sebuah website, informasi domain sudah tersedia dalam cache. Saat ada domain yang mengarah ke IP address baru, maka DNS cache harus turut memperbarui informasi dengan alamat baru.

Inilah yang membuat propagasi domain membutuhkan waktu yang lebih lama.

3. Perubahan Informasi WHOIS

WHOIS merupakan tool yang memuat identitas pemilik domain, seperti nama, alamat no telepon, administratif, email dan kontak teknis lainnya.

Saat baru membeli domain, Whois akan mengupdate informasi pemilik domain ke dalam database yang mereka miliki. Hal ini juga turut mempengaruhi lama propagasi berlangsung.

4. Registrar Domain

Domain Registrar adalah perusahaan yang mengelola pemesanan nama domain internet. Nah, registrar juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya propagasi dns.

Domain- domain yang bersifat internasional atau TLD (Top Level Domain) seperti .COM, .NET, atau .ORG, cenderung mempunyai proses propagasi yang lebih cepat. Sedangkan domain lokal atau ccTLD propagasinya cenderung lebih lambat.

Cara Cek Propagasi DNS

Alih- alih hanya menunggu, sebenarnya kita juga bisa cek status propagasi DNS. Bagaimana caranya?

Berikut adalah beberapa cara untuk cek propagasi DNS :

1. Menggunakan Alat Propagasi DNS

Ada beberapa alat yang bisa membantu pengecekan propagasi DNS, seperti DNSChecker atau ViewDNS.

Misalnya kita akan menggunakan DNS Checker untuk cek propagasi domain, berikut adalah langkah- langkahnya :

  1. Buka situs https://dnschecker.org/ 
  2. Masukkan alamat domain di kolom DNS Check, lalu tab ‘Search’
  3. Hasil status checking DNS Propagasi akan terlihat seperti berikut ini :
DNS Checker untuk Mempercepat Proses Propagasi Domain

Anda bisa melihat daftar lokasi server domain Anda di seluruh dunia, lookup result dan status propagasi domain. Jika sudah centang semua, artinya proses propagasi domain berhasil dan selesai.

2. Menggunakan Command Prompt

Cara selanjutnya cek propagasi DNS adalah menggunakan command prompt. Berikut langkah- langkahnya :

  1. Login ke cPanel terlebih dulu untuk mengetahui IP hosting. Anda bisa mengakses cPanel dengan login ke client area hosting atau langsung ke link cPanel website.
  2. Informasi tentang IP hosting biasanya tersedia di area sebelah kanan dashboard cPanel.
    Cek IP Address Hosting
  3. Simpan informasi tentang IP tadi.
  4. Klik tombol Windows+R, lalu ketik ‘cmd’ untuk membuka aplikasi command prompt atau cmd.
  5. Ketik ‘ping namadomain.com’, lalu Enter.

Jika IP dari respon tersebut sama seperti IP hosting di cPanel artinya domain telah terdaftar dengan benar.

Cara Mempercepat Propagasi Domain/ DNS

Jika Anda merasa propagasi domain tak kunjung selesai, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencoba mempercepat proses propagasi DNS. Berikut adalah langkah- langkahnya :

1. Refresh Browser

Cara pertama untuk mempercepat propagasi DNS adalah dengan cara merefresh browser beberapa kali. Anda bisa menggunakan shortcut CTRL+F% secara bersamaan untuk mempercepat refresh halaman browser.

Jika cara ini masih belum berhasil, cobalah langkah selanjutnya.

2. Menghapus Cache Browser

Langkah selanjutnya yang bisa Anda coba adalah dengan menghapus cache browser. Seperti kita ketahui, cache membuat browser menampilkan halaman website yang belum terupdate.

Untuk itu, dengan membersihkan cache tersimpan, kita bisa mengakses informasi baru dari sebuah website. Untuk membersihkan cache, Anda bisa menekan tombol shortcut CTRL + Shift + Delete, lalu pilih ‘Clear Data’.

Setelah itu, restart browser dan coba akses domain kembali.

3. Matikan ISP Sementara

Seperti yang Panda jelaskan di atas, ISP juga menjadi salah satu kendala yang membuat propagasi DNS menjadi lebih lama.

Untuk memastikan ini terjadi karena masalah ISP, cobalah untuk mematikan koneksi internet Anda dan beralih ke koneksi yang berbeda. Atau bisa juga, mengakses domain dari device lain atau meminta bantuan orang lain.

Jika berhasil mengaksesnya, artinya koneksi ISP yang bermasalah.

Sebagai solusi, cobalah untuk restart koneksi internet. Hal ini bisa kita lakukan sebagai upaya untuk mempercepat proses refresh jaringan internet ISP. Jika masih belum berhasil, cobalah menghubungi tim teknis dari provider internet Anda.

4. Mengatur TTL (Time to Live) DNS

TTL atau Time to Live merupakan waktu yang nameserver butuhkan untuk melakukan pembaruan DNS. Anda bisa mengatur waktu TTL agar lebih cepat untuk setiap record DNS.

Pengaturan ini sendiri dapat Anda akses di bagian DNS Management dari cPanel. Setelah mengaksesnya, cobalah untuk mengganti nilai TTL menjadi lebih kecil dari angka default 14400. Misalnya mengubahnya menjadi 7200. Setelah itu, pilih ‘Simpan’.

5. Melakukan Flush DNS

Seperti yang pernah Panda ulas di artikel sebelumnya, Flush DNS adalah sebuah perintah yang bisa kita gunakan untuk memperbarui cache DNS client. Dalam proses ini, cache DNS akan menyesuaikan informasi dari perubahan yang terjadi pada sebuah domain, nameserver, dan data terbaru lainnya.

Propagasi DNS Anda mungkin telah selesai, tapi Anda belum berhasil mengaksesnya karena ada cache DNS lama yang masih tertinggal. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk proses flush DNS ini.

Untuk pengguna Windows, Anda bisa mengikuti tutorial berikut ini :

  1. Akses Command Prompt dari menu Run dengan cara tekan tombol Windows + R dari keyboard.
  2. Ketik teks cmd, dan tekan OK atau Enter.
  3. Saat tampilan Command Prompt muncul, buat perintah flush DNS dengan mengetik ‘ipconfig /flushdns’, lalu tekan Enter.
  4. Saat proses flush DNS berhasil, Anda akan membaca pesan ‘Successfully flushed the DNS Resolver Cache’.

Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa membaca artikel Panda sebelumnya : Apa itu Flush DNS? Bagaimana Cara Tercepat Melakukannya?.

Kesimpulan

Itu tadi penjelasan lengkap tentang apa itu propagasi domain dan bagaimana cara mempercepat proses propagasi DNS. Jika Anda baru saja membeli domain dan sudah merasa menghubungkan domain ke server dengan tepat tapi masih belum bisa diakses, ini mungkin terjadi karena propagasi DNS ini.

Umumnya, proses propagasi ini bisa memakan waktu 24-48 jam. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya proses ini. Misalnya saja kendala pada ISP, perubahan informasi WHOIS, faktor DNS cache dan tentu saja, registrar domain.

Jika setelah tenggat waktu normal propagasi belum kunjungi usai, cobalah untuk melakukan pengecekan status propagasi di situs referensi di atas. Selanjutnya, Anda bisa melakukan beberapa upaya di atas untuk mempercepat proses propagasi DNS ini.

Jika deretan tindakan di atas masih belum berhasil, cobalah untuk menghubungi tim support layanan hosting untuk mendapatkan bantuan teknis.

Selamat mencoba!

Apa itu Flush DNS? Bagaimana Cara Tercepat Melakukannya?

Apa itu Flush DNS? Bagaimana Cara Tercepat Melakukannya?

Flush DNS sering menjadi salah satu trik yang kita lakukan saat mengalami error tertentu pada website. Nah, di artikel kali ini, Panda akan secara khusus mengupas apa itu Flush DNS dan bagaimana cara melakukannya.

Pengertian Flush DNS

Flush DNS adalah sebuah perintah yang bisa kita gunakan untuk mereset cache DNS client agar bisa menyesuaikan informasi dari perubahan yang terjadi pada sebuah domain, name server, dan data terbaru.

Cache DNS ini sendiri menyimpan alamat IP dari setiap situs web yang dikunjungi. Proses penyimpanan ini membuat browser bekerja lebih cepat saat pencarian yang sama dilakukan.

Proses flush ini biasanya dilakukan untuk tujuan tertentu. Mulai dari melindungi history browser atau membantu menyelesaikan kesalahan tertentu.

Cara Melakukan Flush DNS

Proses flush dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung dari sistem operasi yang dilakukan. Di artikel Panda ini, Anda dapat melakukan flush DNS untuk sistem operasi Windows, Linux, hingga Mac.

Windows

Ada dua langkah untuk flush DNS di Windows, yaitu melalui akses Command Prompt dan memberi perintah ipconfig.

Berikut adalah langkah-
langkah melakukannya melalui Command Prompt :

  1. Akses Command Prompt dari menu Run, dengan cara tekan tombol Windows + R dari keyboard.
  2. Ketikkan teks cmd dan tekan OK atau Enter
    Teks cmd pada command prompt
  3. Setelah itu akan muncul tampilan Command Prompt seperti gambar berikut ini :
    Menu command prompt untuk flush dns
  4. Untuk menghapus cache DNS, ketikkan perintah ‘ipconfig /flushdns’ pada Command Prompt, lalu tekan ‘Enter’.
  5. Kemudian Anda akan melihat proses flush ini berhasil dilakukan dengan informasi seperti ini :
    Cara Melakukan Flush DNS di Windows

Mac

Cara melakukan flush DNS di Mac terbagi kedalam dua cara, tergantung dari versi OS yang digunakan.

Untuk pengguna Mac OS X Yosmite, Anda dapat langsung m
engatasi problem DNS ini melalui setting Application > Utilities > Terminal dengan  command :

$ sudo killall -HUP mDNSResponder
Cara flush DNS di Mac OS X Yosmite

Sedangkan untuk pengguna Mac OS X Lion, X Mountain Lion, X Mavericks, X El Capitan, dan OS Sierra, cara flush nya adalah melalui Application > Utilities > Terminal dengan command :

$ sudo killall -HUP mDNSResponder
Cara flush DNS di OS Mac

Linux

Selanjutnya adalah untuk pengguna Linux. Anda dapat melakukan proses flush ini pada Linux, khususnya Ubuntu, dengan cara membuka command terminal, lalu memberi perintah sudo berikut ini :

$ sudo service network-manager restart

Masing- masing distribusi Linux bisa juga mempunyai perintah yang sedikit berbeda. Jika perintah di atas tidak bekerja, Anda bisa menggunakan salah satu dari perintah berikut ini :

/etc/init.d/nscd restart
sudo /etc/init.d/nscd restart
sudo service nscd restart
/etc/rc.d/init.d/nscd restart
sudo /etc/init.d/dns-clean start
/etc/init.d/nscd restart
sudo /etc/init.d/nscd restart
sudo service nscd restart
/etc/rc.d/init.d/nscd restart

sudo /etc/init.d/dns-clean start

Kesimpulan

Dari tips ini, memang kita akan mengetahui jika cara flush DNS memang cenderung teknis sekali. Meski begitu, siapapun masih bisa melakukannya sendiri dengan cara yang mudah, seperti di tutorial ini.

Setelah proses i
ni berhasil, ipconfig akan memperbarui cache DNS resolver. Aktivitas ini akan menghapus cache DNS lama dan mengupdate nya dengan cache baru.

Jika DNS menyebabkan
error pada website, flush DNS adalah solusi yang Anda butuhkan untuk memperbaikinya. Selamat mencoba!