Apa Itu DNS? Pengertian, Cara Kerja, dan Cara Setting DNS
DNS atau Domain Name System merupakan bagian integral dari sebuah website. Dengan kehadiran DNS ini lah, pengunjung bisa leluasa mengunjungi sebuah laman web dengan mudah dan cepat.
Pasalnya jika tidak, pengguna harus menggunakan alamat IP website seperti 179.28.11.123 untuk mengakses sebuah website. Alamat website yang berbeda juga akan punya alamat IP yang berbeda. Tentu sangat merepotkan, bukan?
Tapi berkat kehadiran DNS, mengakses sebuah laman website menjadi sangat mudah! Kita tinggal mengetik alamat website seperti google.com atau pandagila.com dan …. Halaman website akan terbuka sesuai harapan.
Apa itu DNS?
Pengertian dari DNS adalah sistem yang menghubungkan alamat IP dengan nama domain yang mudah manusia ingat. DNS sendiri merupakan kepanjangan dari Domain Name System atau Sistem Nama Domain.
Pada awalnya, saatnya sistem ini belum ditemukan, pengguna perlu mengetikkan alamat IP untuk mengakses website. Cara ini tentu merepotkan karena tidak mudah untuk mengingat alamat IP atau kita perlu mempunyai daftar lengkap IP Address untuk berkunjung ke sebuah laman.
Namun dengan kehadiran sistem nama domain ini, kita kini tinggal mengingat nama domain dan mengetiknya ke address bar browser. DNS kemudian akan menerjemahkan domain tersebut ke IP Address dan menghubungkannya untuk menghadirkan situs web tujuan.
Misalnya untuk mengakses Google, sobat Panda tidak perlu menulis 172.217.0.142, melainkan cukup mengetik alamat domain google.com ke address bar.
Fungsi dan Manfaat DNS
Fungsi utama dari DNS adalah menerjemahkan nama domain menjadi alamat IP, yang memungkinkan perangkat untuk saling berkomunikasi di internet. Sederhananya, setidaknya ada tiga fungsi dari DNS :
- Meminta informasi IP Address sebuah website berdasarkan nama domain.
- Meminta informasi URL website berdasarkan IP Address yang pengguna akses.
- Mencari server yang tepat untuk mengirimkan email.
Sedangkan manfaat DNS antara lain :
- Memudahkan pengguna dalam mengakses situs web melalui nama domain yang mudah pengguna ingat.
- Memungkinkan pengguna untuk mengelola alamat IP yang kompleks lewat nama domain yang lebih sederhana.
- Mengidentifikasi alamat komputer di sebuah jaringan.
- Mentranskripsikan hostname menjadi alamat IP dan sebaliknya.
- Memfasilitasi proses pengiriman dan penerimaan email.
- Mendistribusikan trafik secara merata di antara beberapa server dengan alamat IP yang sama.
- Mengalihkan lalu lintas (redirection) pengguna dari lokasi tertentu ke server terdekat.
Mengenal Bagian- Bagian DNS
DNS bekerja dengan cara mencocokkan nama komponen URL dengan komponen IP Address. Setiap URL dan IP Address masing- masing punya bagian yang terhubung satu sama lain. Bagian terpenting dari proses tersebut adalah DNS Server.
Analoginya saat kita berada di perpustakaan dan mencari buku berdasarkan kode yang menjelaskan tata letak buku tersebut. Kode buku perpustakaan yang disebut dengan DDS (Dewey Decimal System) terdiri dari kode buku, kode nama belakang penulis, dan kode tahun penerbitan buku.
Prinsip ini mirip dengan DNS. Namun, bagian dari buku ini disesuaikan dengan bagian- bagian URL yang menjadi susunan hierarki DNS. Setiap kode juga menjelaskan tentang bagian- bagian domain.
Lantas apa saja bagian- bagian dari Domain Name System ini? Berikut informasinya :
1. Recursive Resolver
Recursive Resolver merupakan perangkat atau server yang berfungsi mencari informasi alamat IP melalui DNS. Jika informasi ini tidak ditemukan di cache server, sistem akan melakukan pencarian melalui cache ISP.
2. Root Server
Root server merupakan database yang bisa menjawab deretan pertanyaan terkait nama domain dan alamat IP. Bagian DNS ini sendiri tidak punya semua informasi terkait hostname dan alamat IP. Kendati begitu, server ini bisa mengarahkan permintaan ke pihak lain yang mempunyai info tersebut.
Hingga kini ada 13 root server yang ada di dunia. Root server ini diurutkan secara alfabet dan dikelola oleh organisasi seperti ICANN, Verisign, Internet System Consortium, dan The US Army Research Lab.
3. Top-Level Domain (TLD) Name Server
TLD name server adalah server yang mengelola informasi untuk domain berekstensi TLD, seperti .com, .org, .co, dan lainnya. Dari root server, sistem akan menggunakan TLD untuk mendapatkan jenis informasi yang ingin pengguna cari.
4. Authoritative Name Server
Authoritative Name Server merupakan server yang mengelola informasi spesifik tentang domain tujuan. Jika informasi sudah sesuai, browser akan menampilkan halaman yang pengguna minta.
Untuk memastikan hasil yang relevan dan up-to-date, proses ini akan terjadi secara berulang dan berkelanjutan. Beberapa informasi juga akan disimpan dalam bentuk cache agar proses query berjalan lebih cepat.
Jenis- jenis DNS Record
DNS Record merupakan sebuah instruksi yang dibuat dan disimpan di server DNS. Instruksi ini sering juga kita sebut dengan Zone File dan menjadi catatan penting yang berkaitan dengan domain dan nama host.
Selain itu, DNS Record juga membantu server DNS untuk mengarahkan query ke tempat tujuan. Berikut beberapa jenis DNS Record yang umum kita jumpai beserta fungsinya :
- A Record (Address Record) : Menyimpan informasi terkait hostname, time to live (TTL) dan IPv4 Address.
- AAA Record (Quad A) : Menyimpan informasi hostname dan hubungannya dengan IPv6 Address.
- CNAME Record : Canonical Name atau Alias yang merujuk ke domain atau subdomain lain, tapi tidak ke alamat IP. CName ini berguna untuk melakukan redirect domain atau subdomain ke sebuah IP Address.
- ANAME : Record yang berguna untuk menunjukkan root level domain ke hostname atau FQDN.
- MX Record : Merekam server SMTP yang mengelola proses saling berkirim email di suatu domain.
- NS Record : Merujuk subdomain pada Authoritative Nameserver yang pengguna inginkan. Record ini berfungsi saat subdomain Anda mempunyai hosting web berbeda dengan domain.
- PTR Record : Memberikan izin pada DNS Resolver untuk menyediakan informasi terkait IP Address dan menampilkan hostname (Reverse DNS Lookup).
- CERT Record : Menyimpan sertifikat enkripsi (sertifikat keamanan pada SSL/TLS).
- SRV Record : Menyimpan informasi terkait lokasi komunikasi, seperti Priority, Mame, Weight, Points, Port, dan TTL.
- TXT Record : Membawa dan mendistribusikan data yang hanya dibaca oleh mesin.
- SOA Record : Merupakan bagian yang muncul di awal dokumen DNS zone. Bagian ini merujuk pada Authoritative Name Server serta informasi lengkap sebuah domain.
Cara Kerja DNS
Setelah mengetahui tentang apa itu DNS, bagian dan jenis- jenisnya, penting juga untuk mengetahui bagaimana cara kerja DNS. Proses kerja Domain Name System sendiri melibatkan beberapa tahapan, antara lain sebagai berikut :
- Pencarian di Caching DNS
Sebelum melakukan pencarian lebih lanjut, caching DNS akan berupaya mencari data di cache lokal terlebih dahulu. - Proses di Recursive DNS
Jika tidak menemukan data di cache, Recursive DNS akan melakukan pencarian data dari awal. - Pencarian di Authoritative Name Server
Dalam prosesnya, Recursive DNS akan menghubungi authoritative name server yang punya informasi lengkap tentang domain. - Pengembalian Jawaban
Setelah menemukan informasi yang pengguna butuhkan, informasi ini akan diteruskan kembali ke Resolver dan Pengguna.
Cara Setting DNS Domain
Siap mempraktekkan cara setting DNS Domain? Anda bisa melakukannya lewat fitur Zone Editor di cPanel.
Berikut adalah langkah- langkah yang perlu Anda lakukan untuk setting DNS :
- Login ke cPanel.
- Cari bagian Domains, lalu pilih Zone Editor.
- Pilih Domain, dan klik Manage.
- Tambahkan DNS Record sesuai kebutuhan (A, AAAA, CAA, CNAME, MX, SRV, atau TXT)
- Simpan Record.
Setelah record tersimpan, Anda perlu menunggu waktu propagasi DNS dalam 1×24 jam. Setelah propagasi selesai, artinya setting DNS telah selesai.
Kesimpulan
DNS merupakan bagian penting dari struktur internet yang memungkinkan pengguna mengakses situs dan layanan online dengan nama domain yang mudah diingat. Berkat Domain Name System, Anda tidak perlu lagi mengingat alamat website dalam format angka ala IP Address. Cukup dengan menuliskan nama domain, maka DNS akan menerjemahkannya ke alamat IP Tujuan Anda.
Dengan memahami hal ini, pastinya kita mengerti ada kompleksitas di belakang layar dari mudahnya kita mengakses sebuah laman web saat ini.