Cara Cerdas Memilih Endorser di Instagram yang Tepat untuk Bisnis Anda

Cara Cerdas Memilih Endorser di Instagram yang Tepat untuk Bisnis Anda

Saat menggunakan jasa influencer dan endorser, tentu kita mengharapkan hasil yang positif untuk optimasi bisnis kita. Bukan sekedar menambah viewer dan jangkauan promosi, tapi kita juga berharap peningkatan konversi dan penjualan.

Agar strategi yang kita canangkan ini menjadi efektif, kita harus merencanakan endorsement ini dengan sebaik- baiknya. Mulai dari tokoh yang akan kita endorse, budgeting, konsep dan konten.

Di artikel ini, Panda akan secara khusus mengupas apa itu endorser, endorsement dan influencer. Dengan memahaminya lebih baik, tentu saja Panda harapkan kita bisa memaksimalkan strategi endorsement ini dengan lebih matang.

Apa itu Endorse dan Endorsement?

Endorse berasal dari kata Endorsement yang artinya dukungan, pengesahan atau persetujuan. Dari asal katanya, endorsement dapat kita artikan sebagai suatu tindakan yang menyuarakan dukungan terhadap sebuah produk atau brand.

Endorse, yaitu tindakan dari endorsement itu sendiri, juga termasuk mengenalkan sebuah produk, layanan, bisnis atau jasa kepada audiens dengan tujuan meningkatkan penjualan produk dan jasa.

Nah, orang- orang yang bisa melakukan endorsement ini sering kita kenal juga dengan sebutan endorser atau influencer.

Apa itu Influencer?

Influencer adalah orang- orang yang mempunyai banyak penggemar atau follower di akun media sosial mereka. Influencer biasanya mempunyai citra dan kemelekatan dengan follower mereka, sehingga hal- hal yang mereka sampaikan, dan gunakan, biasanya akan mendorong pengikutnya dan audiens lain untuk menirunya.

Misalnya saat seseorang berfollower 1jt di Instagram mempromosikan produk dengan klaim tertentu, follower nya akan cenderung untuk mengikutinya, atau minimal kepo dengan produk yang si influencer ini promosikan.

Tapi tentu saja ada faktor- faktor penting yang perlu diperhatikan. Misalnya saja, produk make up akan lebih maksimal saat disuarakan oleh beauty vlogger. Atau produk perawatan wajah, akan terkesan nyata saat dipromosikan oleh influencer yang mempunyai kulit terawat.

Influencer ini sendiri adalah sebutan umum untuk orang- orang dengan follower banyak di media sosial. Untuk platform tunggal, istilah ini bisa berubah menjadi selebgram (influencer Instagram), selebtwit (influencer yang populer di Twitter) atau seleb Tiktok (influencer yang populer di platform TikTok).

Mengapa Endorsement adalah Teknik Marketing yang Sangat Ampuh?

Ada beberapa teknik marketing yang populer di media sosial. Diantaranya adalah :

Endorsement bukan rahasia lagi, adalah salah satu teknik marketing yang ampuh di media sosial. Kira- kira, mengapa bisa seperti itu?

Salah satunya adalah karena masyarakat lebih mudah mempercayai sosok yang populer atau mereka anggap sudah ahli.

Salah satu kisah sukses dari brand endorsement adalah Michael Jordan. Jordan disebut sebagai salah satu atlet dengan bayaran endorse termahal dari Nike.

Kisah Sukses Endorsement Michael Jordan dan Nike

Nike tercatat telah membayar Jordan senilai 1,3 miliar dolar AS, atau setara Rp 18 triliun, sejak mengendorsenya pada 1984, seperti Panda kutip dari Forbes.

Nike yang pada era itu masih tertinggal jauh dari kompetitornya kemudian menjadi perusahaan pakaian olahraga yang paling diperhitungkan di dunia. Ini lah kekuatan luar biasa dari brand endorsement saat menjatuhkan pilihan pada endorser yang tepat.

Tips dalam Memilih Endorser Brand dan Melakukan Brand Endorsement

Seperti dalam kisah sukses Nike dan Michael Jordan, Anda juga bisa mendapatkan benefit dari brand endorsement saat memilih endorser yang tepat. Caranya, pilihlah endorser atau influencer yang tepat untuk bisnis Anda.

Berikut ini adalah langkah- langkah yang bisa Anda ikuti dalam memilih endorser influencer untuk optimasi bisnis :

1. Kenali Target Market Anda

Coba buat gambaran target market yang Anda incar, mulai dari range usia, jenis kelamin, interest, dan lokasi. Jika lokasi yang Anda bidik adalah lokal, maka pilihlah influencer lokal. Namun jika Anda membidik target nasional, Anda tidak perlu mempertimbangkan faktor lokasi. Lakukan riset kecil- kecilan untuk mengetahui karakteristik follower beberapa selebgram yang Anda incar. Apakah follower mereka dominan pria atau wanita? Kira- kira berapa range usia mereka?

Salah memilih endorser karena target market seringkali tidak benar- benar merugikan. Anda mungkin masih mendapatkan kenaikan jumlah follower dan engagement yang baik. Namun, audiens yang Anda peroleh akan cenderung sulit dikonversi menjadi pembeli.

Misalnya saja seperti kisah endorsement di salah satu forum tanya jawab populer ini :

Pengalaman endorse selebgram

2. Relevansi dalam Pemilihan Endorser

Langkah penting pertama, relevansi produk dengan konten influencer perlu Anda perhatikan. Cobalah mencari tahu keseharian influencer dalam mengunggah postingan di media sosial, atau event yang mendekati si influencer.

Misalnya saat Anda ingin mempromosikan produk fashion anak, tentu lebih maksimal jika produk dipromosikan ke influencer yang mempunyai anak. Atau misalnya produk newborn, akan lebih cocok dipromosikan melalui influencer yang baru saja mempunyai bayi.

Dalam memilih endorser, relevansi bisa menjadi pertimbangan Anda, namun bukan satu- satunya pilihan. Jenis produk yang Anda jual juga bisa menjadi pertimbangan tersendiri dalam memilih endorser.

2.1 Endorser untuk Produk Mainstream (Fashion, Pangan, Sandang, dll)

Jika produk Anda relatif umum, maka cobalah untuk mencari endorser dengan follower/ likes minimal 10K. Atau Anda bisa membuat standar follower selebgram/ selebriti Anda sendiri. Panda sih cenderung memilih mereka dengan follower minimal 100K, karena menurut Panda 10K masih kurang maksimal.

Produk mainstream ini cenderung mudah dipromosikan, banyak dicari dan lebih mudah dijual. Maka, untuk promosi produk ini pun harus banyak dilihat.

2.2 Endorser untuk Produk Tidak Mainstream

Untuk produk yang tidak mainstream, marketing akan cenderung menjatuhkan pilihan mereka ke endorser yang tidak punya banyak pengikut, namun pengikut mereka dipastikan orang- orang yang mempunyai kesukaan yang sama dengan dia.

Dengan begitu, endorsementnya cenderung lebih spesifik dan tertarget. Contohnya adalah saat Anda meng-endorse produk Anda yang bergerak di bidang otomotif, maka Anda akan memilih pembalap liar atau mereka yang tergabung dalam komunitas pembalap.

3. Image Endorser, Pentingkah Memilih Image Positif? 

Untuk pemasaran positif yang bersifat jangka panjang, dan untuk branding, image si endorser sangat penting. Konsultan bisnis dan branding, Martin Roll menyebut ada tiga syarat dasar dalam pemilihan endorser.

Tiga syarat tersebut adalah punya daya tarik, mempunyai image positif di masyarakat dan mempunyai pengetahuan umum yang sesuai dengan brand. Menurutnya, citra endorser sangat penting karena akan turut meningkatkan citra brand kita secara tidak langsung.

Sederhananya, endorse adalah gabungan antara image si endorser dengan produk dan layanan jasa Anda. Dengan mempertimbangkan image si endorser, Anda seolah mempertimbangkan bagaimana image brand Anda kedepannya.

Yang unik, marketing jaman now banyak yang mengabaikan image dari si endorser itu sendiri. Misalnya saja, ada tokoh yang viral karena skandal atau pansos pun sering menjadi sasaran endorsement dan rate nya justru meningkat setelahnya.

Umumnya mereka hanya menginginkan eksposure (kecipratan viral) dalam jangka pendek. Jika Anda memikirkan goal jangka panjang dan citra brand yang positif, tentu pemilihan endorser karena faktor viral dadakan sebaiknya Anda pikirkan kembali.

4. Ketahui Data Engagement dan Insight Influencer

Selanjutnya, sebelum memutuskan bekerja sama, Anda perlu mengetahui data engagement dan insight media sosial mereka. Idealnya, influencer yang baik mempunyai tingkat interaksi (engagement rate) yang bagus, yang bisa kita lihat dari jumlah like dan komentar yang proporsional dengan jumlah follower.

Ada beberapa website yang memungkinkan Anda untuk cek engagement rate dengan mudah, seperti Phlank.com, yang bisa Anda gunakan secara gratis. Jika engagement rate terlalu berbanding terbalik dengan jumlah follower, akun tersebut tentu tidak direkomendasikan.

Selain engagement rate, ada poin tambahan juga yang bisa Anda tanyakan langsung kepada admin influencer, seperti :

  • Berasal dari mana saja rata- rata audiens influencer?
  • Berapa rata- rata usia audiens si influencer?
  • Berapa persentase audiens perempuan dan laki- lakinya?
Membaca insight instagram

5. Daya Tarik Influencer

Influencer yang bisa membuat konten unik akan mempunyai nilai plus untuk promosi Anda. Untuk itu, cobalah untuk mempelajari lebih dulu konten yang pernah mereka buat. Anda bisa mengintip konten- konten mereka di beberapa media sosial, seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan sebagainya.

Perhatikan bagaimana cara mereka mengemas konten dan juga caption untuk berinteraksi dengan audiens mereka. Dengan begitu, promosi yang Anda lakukan akan lebih mendapat perhatian audiens si influencer dan mendukung peningkatan brand awareness hingga konversi penjualan.

6. Kualitas Foto dan Video yang Dihasilkan

Selanjutnya, kualitas foto dan video juga tidak boleh asal- asalan. Kualitas yang asal- asalan, tentu mengurangi daya tarik konten promosi itu sendiri kan?

Selain itu, Anda juga akan terbatas untuk mendistribusikan ulang konten tersebut di platform lain. Padahal, salah satu keuntungan dari endorsement ini sendiri adalah mendapatkan konten yang bisa Anda distribusikan ulang untuk campaign lain.

Agar tidak terjadi, Anda perlu melakukan pengecekan konten video dan foto dari calon influencer sebelum melakukan deal dengan mereka. Masukkan ke dalam checklist Anda ya! 🙂

Brand Endorsement, untung atau rugi?

7. Attitude Influencer

Bukan image saja yang penting, tapi juga attitude mereka dalam menjalankan endorsement. Brand besar biasanya akan berhati- hati dengan hal ini dalam memilih influencer.

Pasalnya, influencer yang bad attitude biasanya akan menyusahkan si pemilik brand saat sudah deal kerjasama. Misalnya saja jadwal post yang molor, tidak sesuai brief namun menolak revisi, menyepelekan brand, dan lain sebagainya.

Untuk terhindar dari problem ini, penting melakukan riset di internet lebih dulu, terutama di forum- forum. Hindarilah bekerjasama dengan influencer yang tidak menyelepekan bisnis yang diendorsenya.

8. Sesuaikan dengan Budget

Tarif endorse sejatinya beragam. Mulai dari yang ratusan ribu, hingga belasan dan puluhan juta. Jika Anda baru saja memulai bisnis, berhati- hatilah untuk tidak tergiur menggunakan jasa endorser yang melebih budget yang sudah Anda alokasikan.

Meskipun besar kemungkinan hasilnya akan lebih bagus daripada endorser dengan layer dibawahnya, ini bisa menciptakan masalah baru untuk cash flow bisnis. Akan lebih bijak jika Anda memulainya dengan memilih influencer sesuai budget yang Anda canangkan.

9. Term & Condition si Endorser

Masing- masing influencer biasanya mempunyai term & condition yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Mulai dari jenis produk yang tidak mau mereka endorse sampai bagaimana standar posting

Selain itu, mereka juga menerapkan batas waktu untuk keep produk endorse di timeline mereka. Pastikan Anda sudah mengetahui berapa lama waktu keep produk mereka agar tidak kaget saat produk Anda sewaktu- waktu hilang dari feed mereka.

10. Follow Akun Endorse Management

Saat akan meng-endorse selebriti atau selebgram, Anda sebaiknya ikut memfollow akun endorse management. Di akun management tersebut biasanya akan ada informasi lengkap tentang seleb- seleb yang berada di bawah naungan mereka.

Anda bisa mendapatkan informasi tata cara endorse selebriti, endorse fee, feedback dari online shop, promo dan masih banyak lagi. Namun, make sure juga kalau manajemen itu asli yang menaungi seleb tersebut. Jangan sampai Anda terjebak dalam penipuan atas nama endorsement si seleb.

Kesimpulan

“Kalau salah milih endorser, bisa zonk hasilnya.”

Itu kalimat yang benar- benar harus diingat sebelum kita memutuskan untuk endorse selebriti atau selebgram. Tidak sedikit marketer yang asal memilih endorser dengan ekspektasi yang besar. Kan follower nya banyak, kan artis terkenal, kan cantik, kan…….., masih banyak lagi.

Pastikan Anda mempertimbangkan 10 poin di atas dalam memilih endorser untuk produk Anda agar berjalan efektif seperti yang Anda harapkan. Jangan lupa juga, riset kecil- kecilan tidak boleh Anda lewatkan. Akhiri juga dengan review dan evaluasi.

Selamat mencoba!

Strategi Brand Endorsement di Instagram, Untung atau Rugi?

Strategi Brand Endorsement di Instagram, Untung atau Rugi?

Strategi brand endorsement Instagram di Indonesia memang harus diakui laku keras. Bukan hal yang aneh jika kita melihat feed si A ada promosi produk ini dan itu. Sebagai pelaku bisnis online shop, sudahkah Anda ikut memanfaatkan brand endorsement ini? Bagaimana manfaatnya untuk bisnis Anda?

Di balik gegap gempita penggunaan brand endorsement, ada juga keluh kesah dari beberapa teman yang menyatakan kalau efek endorse tidak sebesar ekspektasi mereka. Apakah ekspektasi mereka ketinggian? Atau salah strategi dalam memilih selebgram atau selebriti?

Setiap Orang Punya Pengalaman Berbeda soal Brand Endorsement

Soal untung rugi endorse ini, ada beberapa hal yang menjadi analisa kami :
1. Saat Endorser Menjadi Sarang Spam
Bener sih follower nya si selebriti ini jutaan, like dan komennya selalu ribuan. Tapi coba deh Anda cek komentar di postingan mereka. Anda bahkan kesulitan buat menemukan komen yang benar- benar ditulis oleh fans atau follower si seleb. Anda jadi bingung, ada nggak sih follower yang memuji si seleb atau produk yang dibawakan? an justru spam tidak jelas atau olshop yang numpang jualan gratisan. Hmmm…. Ini yang sering membuat promosi produk Anda menjadi kurang optimal dengan brand endorsement.

2. Peningkatan Follower Tidak Menjamin Peningkatan Penjualan 100%
Salah satu keuntungan yang diperoleh dengan #brandendorsement biasanya adalah peningkatan follower yang cukup signifikan. Tapi perlu diingat, peningkatan follower tidak menjamin peningkatan penjualan 100%. Realistis saja, ada feedback yang pasti Anda dapatkan dengan brand endorsement ini. Tapi ekspektasi melipatgandakan penjualan bisa jadi baru bisa diperoleh dengan beberapa kali endorse dan menggabungkannya dengan strategi marketing lainnya.

3. Berapa Budget Anda untuk Endorsement?
Endorse akan efektif jika dilakukan secara beberapa kali dengan strategi yang tepat. Jika satu kali saja, hasilnya cenderung kurang nendang. Tapi bagaimana jika budget Anda sebenarnya pas- pasan dan memungkinkan Anda untuk tidak endorse lagi ke depannya? Atau mungkin setelah endorse satu kali ini, Anda baru bisa endorse lagi 3-4 bulan yang akan datang?

Misalnya Anda mempunyai budget 10 juta, mana yang lebih efektif? Jika untuk endorse, bisa jadi hanya bisa untuk dua kali mengendorse selebriti terkenal, termasuk biaya produksi atau biaya produk. Untuk selebgram, bisa sampai 4-6 kali lah. Jika Saya di posisi ini, Saya akan menggunakan budget tersebut untuk Split Test Instagram Ads atau Facebook Ads. Kenapa? Karena dengan split test itu, bisa jadi Saya sudah mendapatkan data audience yang matang dan tertarget.

Tapi Anda tidak serta merta harus mengikuti cara Saya. Kenapa? Karena setiap advertiser punya cara yang berbeda untuk mengimplementasikan strateginya. Penting juga untuk testing ini dan itu untuk memastikan strategi terbaik untuk bisnis kita. Bisa dibilang, setiap orang bakal punya pengalaman yang berbeda soal endorsement ini.  Ada yang biasa saja, happy, super happy, tapi ada juga yang sedikit kecewa.

Semoga ulasan kali ini bermanfaat!