Bounce rate bukan istilah baru untuk para webmaster. Terutama dalam Google Analytics, Bounce rate merupakan salah satu metrik yang penting untuk kita perhatikan. Mempunyai trafik tinggi dirasa bukan hal yang menyenangkan saat hal ini diikuti dengan bounce rate yang tinggi.
Karena saat metrik ini terlihat tinggi, itu artinya pengunjung- pengunjung yang masuk hanya membuka satu halaman dan tidak tertarik menelusuri halaman lain di website kita. Untuk itu, bukan sekedar memahami pengertian bounce rate tapi juga langkah optimasi untuk menurunkan angka persentase bounce (pantulan) ini.
Apa itu Bounce Rate?
Menurut laman Google Analytics, bounce rate (rasio pantulan) merupakan persentase pengunjung yang langsung meninggalkan website usai mereka membuka satu halaman di website.
Sedangkan menurut Yoast, bounce rate adalah keadaan dimana pengunjung hanya membuka satu halaman website tanpa melakukan tindakan lanjutan apapun. Mereka tidak beralih ke halaman lain, tidak menekan tombol menu, tombol berbagi sosial, internal link, atau CTA (Call to Action) di halaman.
Secara sederhana, bounce rate juga bisa kita artikan sebagai persentase pengunjung yang masuk ke website, lalu pergi begitu saja tanpa membuka halaman lain atau melakukan interaksi apapun di website.
Ibarat sebuah event pameran, kita bisa menganalogikan halaman website ini sebagai salah satu stand produk di pameran tersebut. Ada banyak pengunjung yang datang, tapi mereka hanya melihat- lihat, tanpa ada ketertarikan terhadap produk dan stand.
Tentu saja menyenangkan melihat ada pengunjung. Tapi bukankah cukup menyedihkan jika pengunjung ini tidak berinteraksi lebih lanjut? Jika kita tidak melakukan apa- apa, maka usaha kita dalam melakukan promosi akan menjadi sia- sia.
Bounce Rate Tinggi Mengindikasikan Masalah di Website
Bounce Rate atau rasio pantulan yang tinggi mengindikasikan adanya masalah di website. Ada beberapa masalah yang menjadi penyebab bounce rate di website tinggi.
Beberapa kemungkinan masalah ini antara lain :
Kualitas halaman website yang kurang optimal sehingga pengunjung enggan untuk berinteraksi lebih jauh.
Pengunjung website bukan merupakan target audiens.
Pengunjung telah menemukan informasi yang mereka cari di website dan bagi mereka itu sudah cukup.
Visitor website juga membuka website kompetitor dan menemukan hal- hal yang lebih menarik di website kompetitor. Baik itu tampilan, isi konten dan tidak menutup kemungkinan perbandingan harga untuk website ecommerce.
Untuk mengukur performa bounce rate, setiap industri umumnya mempunyai bench mark yang berbeda. Berikut adalah benchmark rasio pentalan berdasarkan kategori website menurut Backlink.io :
Rumus Menghitung Bounce Rate
Penghitungan bounce rate sendiri menggunakan rasio single page visit (kunjungan halaman tunggal) terhadap semua trafik yang masuk. Berikut adalah rumus untuk menghitung Bounce Rate :
(Jumlah Pengunjung Single Page/ Jumlah Total Kunjungan) x 100%
Perhatikan contoh kasus berikut ini :
Dalam satu bulan blog Anda mempunyai pengunjung sebanyak 8000 visitor. Dari sekian pengunjung ini, ada 3000 pengunjung yang hanya membuka satu halaman saja.
Maka perhitungan bounce rate nya adalah : (3000/8000) x 100% = 37,5%
Cara Menghitung Bounce Rate di Website dengan Google Analytics
Mengetahui rumus menghitung bounce rate bukan berarti Anda perlu menghitungkan secara manual. Karena penghitungan rasio pentalan ini dapat dengan mudah Anda lakukan dan analisa lewat Google Analytics.
Google Analytics adalah tool yang sangat powerful dan lengkap dalam menganalisa performa website. Dengan tool ini, Anda bisa memantau trafik, lama pengunjung berada di website, rasio pentalan, dan lebih banyak metrik lainnya.
Untuk mengecek bounce rate dengan Google Analytics, berikut adalah langkah- langkahnya :
Login ke dashboard Google Analytics website Anda
Klik Behavior, pilih Overview
Di laman ini Anda dapat melihat ringkasan Bounce Rate secara keseluruhan.
Untuk mengetahui bounce rate dari masing- masing halaman, scroll ke bawah dan pilih ‘view full report’. Di sini Anda bisa melihat performa rasio pantulan dari masing- masing laman, seperti berikut ini :
10 Cara Efektif Menurunkan Angka Bounce Rate di Website
Setelah mengetahui fungsi dari bounce rate untuk website, kita saatnya melakukan optimasi untuk menurunkan rasio pantulan ini. Goal nya adalah meningkatkan interaksi pengunjung di halaman agar rasio pantulan menjadi lebih kecil dan goal yang kita raih dari setiap laman berjalan optimal.
Berikut adalah beberapa cara optimasi yang bisa kita lakukan untuk menurunkan angka bounce rate :
1. Meningkatkan Kualitas Konten
Konten yang berkualitas adalah salah satu pemicu pengunjung betah membaca konten website sampai selesai, dan tertarik melakukan tindakan lainnya. Pastikan konten tersusun dengan rapi, berbobot dan pengunjung mudah membacanya.
Karena jika tidak, pengunjung akan dengan mudah beralih ke website lain dengan konten serupa yang lebih rapi dan enak dibaca. Suka atau tidak, selalu ada banyak, ratusan bahkan ribuan website yang membahas konten serupa dengan situs kita. Jika kita tidak mengemas konten kita sebaik mungkin, mudah saja bagi mereka untuk beralih ke situs lain.
Lantas, apa saja yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan kualitas konten ?
1.1 Bagi Artikel Menjadi Paragraf Pendek
Paragraf- paragraf pendek memungkinkan pengguna untuk membaca dengan cepat dan mudah. Terlebih, pengguna internet masa kita lebih suka bacaan yang ringan. Saat melihat paragraf panjang, pembaca akan kesulitan mencerna inti dari setiap paragraf.
1.2 Gunakan Subheading dengan Tepat
Heading tag memudahkan pengunjung dalam membaca dan menemukan poin- poin penting dalam artikel. Misalnya saja dalam artikel ini, Panda membagikan konten ke dalam beberapa sub heading. Mulai dari Apa itu Bounce Rate, Bounce Rate Tinggi mengindikasikan…., dan seterusnya.
Agar tidak jenuh, tambahan konten visual yang menarik di artikel Anda. Baik itu goto, gambar ilustrasi, video atau infografis.
Selain membuat konten lebih menarik, media ini akan membantu pembaca untuk lebih mudah memahami konten. Sebaliknya, jika tidak, pembaca mudah bosan dan merasa konten Anda ‘berat’ karena hanya melihat teks dari awal sampai penghujung artikel.
2. Ciptakan Alur Cerita yang Menarik
Selain tersusun rapi dan mudah dibaca, poin selanjutnya untuk menurunkan rasio pentalan adalah alur cerita yang menarik. Alur cerita menarik bisa menjadi daya tarik untuk pengunjung untuk bisa menikmati konten di website.
Strategi yang bisa Anda terapkan adalah membuat alur cerita dengan gaya storytelling (narasi). Buat pengunjung merasa relate dengan konten Anda dengan menggunakan kata ganti orang kedua sesuai dengan gaya bahasa. Misalnya saja kamu, Anda, lo, dan yang lainnya, sesuai jenis audiens.
Dengan alur seperti ini, artikel akan terasa lebih interaktif dan pengunjung terdorong untuk terlibat dengan konten Anda.
Selain itu, cobalah menempatkan diri di posisi pembaca. Buat konten yang bisa menjawab pertanyaan pembaca dan memberikan solusi dari masalah yang mereka hadapi. Dengan begitu, pengunjung akan merasa bahwa konten Anda memang konten yang tepat untuk mereka.
3. Optimalkan Speed Loading Halaman
Kecepatan loading halaman adalah salah satu faktor penting yang membuat pengunjung betah di website. Bahkan sejak awal, kecepatan loading berperan untuk membuat mereka benar- benar masuk ke halaman Anda atau tidak.
Untuk itu, bukan hanya menyajikan halaman yang menarik saja, tapi kecepatan halaman website saat diakses juga harus diperhatikan. Anda bisa membaca artikel Panda : 20+ Cara Ampuh Mempercepat Loading Website untuk mengoptimalkan loading halaman.
4. Tidak Menggunakan Popup Berlebihan
Penggunaan popup untuk website memang masih menjadi perdebatan. Di satu sisi, popup dapat mengoptimalkan perolehan leads melalui subscriber form. Di sisi lain, banyak pengunjung yang tidak menyukai pop up.
Riset sendiri mengungkap jika 70 persen pengunjung web merasa kalau popup yang berlebihan dan tidak relevan ini sangat menjengkelkan. Jalan tengahnya, Anda tetap bisa menggunakan popup, namun tidak berlebihan dan tetap mengutamakan kenyamanan pengunjung.
Tips dalam menerapkan popup di website :
Hindari menyajikan popup yang muncul setiap beberapa menit sekali saat pengunjung membaca konten.
Hindari penggunaan popup yang tidak relevan dengan konten.
5. Pemilihan Topik yang Relevan
Jika website Anda memperoleh trafik dari kata kunci yang tidak ada kaitannya dengan produk dan layanan di website, bounce rate kemungkinan akan tinggi.
Untuk itu, strategi content marketing Anda perlu melibatkan riset keyword dengan indikator tertentu. Selain volume pencarian yang tinggi, penting untuk mempertimbangkan tingkat relevansinya dengan produk.
Misalnya saja Anda menjual produk herbal, namun di artikel menulis tentang kue kekinian ala artis. Anda mungkin mendapatkan trafik yang tinggi untuk beberapa saat, namun mengakibatkan bounce rate yang tinggi dan kontribusi ke goal juga rendah.
6. Menggunakan CTA (Call to Action) yang Jelas
Setelah konten yang berkualitas, jangan lupa untuk menyisipkan Call to Action (CTA) yang jelas di laman konten Anda. Selain mengurangi rasio pentalan, tentu saja tujuannya adalah mendorong pengunjung untuk melakukan tindakan yang kita inginkan.
Misalnya saja CTA “Download Sekarang” untuk mengarahkan pengunjung ke laman unduhan. Atau CTA mendorong pembelian “Beli Sekarang” untuk mengarahkan pengunjung agar melakukan pemesanan segera.
7. Desain Website Mobile Friendly
Sejak beberapa tahun terakhir ini, perangkat mobile adalah yang paling banyak digunakan pengguna internet untuk mengakses konten website. Bahkan menurut data Google, 94 persen pengguna internet di Indonesia mengakses internet melalui perangkat mobile.
Dengan semakin banyaknya pengguna perangkat mobile, penting untuk menggunakan tema website responsive/ mobile friendly. Saat ini semakin banyak tema WordPress yang didesain mobile friendly.
Dengan website yang mobile friendly, pengunjung akan semakin betah berada di website. Web Anda juga lebih disukai oleh mesin pencari karena pengalaman pengguna yang lebih berkualitas.
8. Atur Link Menjadi “Open in New Tab”
Dalam satu artikel, Anda bisa saja meletakkan beberapa tautan sekaligus, baik itu tautan internal maupun eksternal. WordPress sendiri mengatur pembaca untuk membuka link ini di tab yang sama seperti halaman yang terbuka.
Sayangnya, hal ini bisa merusak pengalaman pembaca karena mereka masih belum tuntas dengan konten pertama. Karena belum tuntas ini, mereka akhirnya perlu menekan tombol back untuk kembali ke halaman pertama.
Jika di artikel tersebut mengandung lima tautan, maka banyak pembaca perlu menekan tombol back berkali- kali untuk kembali ke halaman awal. Hal ini tentu melelahkan untuk pembaca dan merugikan karena bisa meningkatkan exit rate dan bounce rate.
Untuk itu, Anda bisa mengarahkan pengunjung web ke tab baru saat mereka mengklik tautan di laman Anda. Dengan begitu, mereka tidak perlu menekan tombol back berkali- kali untuk kembali ke halaman awal.
Bagaimana caranya? Anda bisa menggunakan bantuan plugin WP External Link untuk mengatur link terbuka di new tab.
9. Tingkatkan Kredibilitas
Dalam mengakses sumber bacaan di internet, pembaca tentunya ingin mendapatkan informasi dari sumber yang kredibel. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan dan meningkatkan kredibilitas.
Beberapa cara yang bisa kita lakukan ini misalnya :
Menampilkan kredensial penulis website di artikel (contohnya seperti di artikel Panda ini)
10. Membuat Konten Sesuai Search Intent
Situasinya kurang lebih seperti ini, Anda mengetikkan sebuah keyword di Google dan mengklik salah satu laman di hasil pencarian. Tentu saja, Anda punya ekspektasi kalau konten tersebut sesuai dengan yang Anda cari.
Namun ternyata setelah membukanya, konten website jauh dari ekspektasi. Tanpa ambil pusing, tentu Anda akan langsung kembali ke laman pencarian untuk menemukan konten yang sesuai maksud dan keinginan (search intent).
Situasi ini adalah gambaran mengapa search intent menjadi salah satu komponen penentu tinggi rendahnya bounce rate di website. Pembaca akan langsung meninggalkan website saat mengetahui kalau konten website tidak sesuai harapan.
Kebalikannya, jika konten sesuai ekspektasi, mereka akan membacanya sampai selesai dan melakukan tindakan lain di website. Rasio pantulan pun akan terjaga.
Untuk bisa membuat konten sesuai search intent pengunjung, penting untuk memahami macam- macam search intent terlebih dulu. Secara umum, keyword berdasarkan search intent terdiri dari empat, yaitu informational, navigational, commercial investigation, dan transactional.
10.1 Informational Keyword
Yaitu jenis kata kunci yang mengantarkan pembaca ke konten yang memberikan penjelasan lengkap tentang sebuah topik. Keyword ini biasanya identik dengan konten bertema “Cara”, “Tutorial”, atau “Panduan”.
Misalnya saat kita mengetik “Cara Membuat Landing Page”, tentu ekspektasi pembaca adalah mendapat artikel yang memandu untuk membuat landing page dari awal sampai akhir.
10.2 Navigational Keyword
Yaitu kata kunci yang biasanya langsung mengarah ke merk tertentu. Misalnya saat seseorang mengetaik “Facebook” atau “Instagram”, tujuannya adalah untuk masuk ke website resmi merek tersebut.
Mereka bukan sedang mencari sejarah merek ini.
10.3 Commercial Investigation Keyword
Yaitu kata kunci yang pengunjung gunakan untuk mencari informasi tentang perbandingan produk dari beberapa merek.
Misalnya saja kata kunci “laptop gaming terbaik” atau “smartphone gaming terbaik”. Tujuan dari pencarian kata kunci tersebut adalah untuk melakukan perbandingan kelebihan dan kekurangan dari masing- masing merek.
10.4 Transactional Keyword
Yaitu kata kunci yang pengunjung gunakan saat mereka sudah siap di fase pembelian atau transaksi. Pengunjung biasanya menggunakan kata kunci transaksional seperti murah, jasa atau beli.
Misalnya saja “beli domain”, “jasa pembuatan website murah”, atau “beli smartphone Oppo”.
Kesimpulan
Secara sederhana kita dapat mengartikan bounce rate sebagai persentase pengunjung yang masuk ke website, lalu pergi begitu saja tanpa membuka halaman lain atau interaksi apapun di website.
Bounce Rate atau rasio pantulan merupakan salah satu metrik penting dalam mengukur performa website. Semakin tinggi bounce rate website, maka ini bisa mengindikasikan masalah tertentu di sebuah website. Untuk itu, penting bagi kita melakukan beberapa langkah optimasi untuk menurunkan bounce rate ini.
Beberapa upaya yang bisa kita lakukan misalnya mengoptimalkan kualitas konten, meningkatkan kecepatan website, membuat konten sesuai search intent, dan lain sebagainya. Dengan berbagai upaya ini, kita berharap pengunjung lebih betah untuk berselancar di website dan melakukan interaksi lanjutan.
Demikian pembahasan tentang apa itu bounce rate, fungsi, cara mengecek rasio serta cara ampuh menurunkan bounce rate di website. Selamat mempraktekkan! 🙂
Memasang Google Analytics menjadi salah satu hal yang wajib untuk dilakukan oleh pemilik website. Dengan melakukan tahapan ini, pemilik website bisa melakukan analisa performa website dengan akurat dan efektif. Untuk memastikan tool analitik ini bekerja optimal, pemasangan harus dilakukan dengan cara yang benar. Setelah itu, penting untuk Anda membaca data analitik dengan baik. Untuk lebih lanjutnya, artikel yang diulas Panda ini akan secara mendalam mengupas apa itu Google Analytics dan bagaimana cara memasang nya di website.
Apa itu Google Analytics?
Google Analytics adalah software berbasis web gratis dari Google yang memungkinkan penggunanya untuk melacak pengunjung website, menganalisa kebiasaan mereka, sumber trafik, social metric dan berbagai statistik lainnya. Dengan menggunakan hasil statistik dari GA ini, pemilik website bisa merencanakan dan membuat konten dengan lebih baik lagi untuk para pengunjung website.
Mengapa Google Analytics Dibutuhkan Website? Apa Manfaatnya?
Sebagai pemilik website, semua akan menjadi lebih mudah saat Anda mengetahui keinginan dan kebutuhan pengunjung website. Salah satu cara paling efektif agar pengunjung terus tertarik dengan website Anda adalah dengan menawarkan dan menyediakan apa yang mereka inginkan itu. Nah, inilah yang dilakukan Google Analytic! Berikut adalah beberapa alasan dan manfaat mengapa website Anda membutuhkan Google Analytics :
1. Menganalisa Perilaku Pengguna
GA adalah tool yang bisa men-tracking pola perilaku pengunjung (behavior) situs dengan efektif. Anda bisa memeriksa halaman yang paling banyak dikunjungi, rata- rata waktu yang dihabiskan di halaman tertentu, halaman dengan performa terbaik, halaman paling tidak menarik, dan masih banyak lagi. Jika website Anda berbasis blog, dari hasil analisa ini Anda bisa menggunakannya untuk menulis lebih banyak konten yang berkaitan dengan topik terpopuler untuk meningkatkan jumlah lalu lintas website.
2. Menganalisa Waktu Kunjungan Teraktif
Pemilik website juga dengan mudah bisa mengetahui jam berapa saja situs paling banyak dikunjungi. Jika kebanyakan pengguna aktif di malam hari, maka direkomendasikan agar konten di unggah di jam- jam tersebut. Terutama jika Anda menggunakan push notification yang memberitahu pengguna untuk setiap konten baru. Pengguna yang sedang aktif, pasti akan segera meluncur ke situs Anda.
3. Membantu Anda Mengecek Detail yang Penting
Google Analytics adalah tool yang cukup detail. Mereka membantu pemilik website untuk mentracking data secara lengkap. Mulai dari lokasi geografis, bahasa yang digunakan, browser, resolusi layar, device dan banyak yang lainnya. Detail ini bisa Anda manfaatkan untuk mengenal lebih dekat karakteristik audiens Anda. Selanjutnya Anda bisa membuat perencanaan dan pengembangan konten dan website sesuai dengan kebutuhan audiens Anda.
4. Custom Report
Fakta dan angka adalah kombinasi terbaik untuk menganalisa pola perilaku pengguna situs. Hal ini bisa Anda peroleh dengan Custom Report dengan sistem antarmuka yang dipahami di Google Analytics. Custom report di GA ini bisa Anda buat sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan metrik dan parameter yang Anda butuhkan. Untuk menghasilkan custom report, ada baiknya Anda membaca artikel Panda sebelumnya : Panduan Lengkap : Cara Membaca Data Google Analytics untuk Tracking & Analisa.
5. Setting Goal dan Analisa
Apakah Anda ingin bisa mengukur berapa banyak lead yang masuk ke situs website Anda dan berapa banyak yang terkonversi? Bagaimana jika ingin mengukur aktivitas tertentu (misalnya akses halaman produk) menjadi sebuah goal baru? Lagi- lagi, GA adalah tool yang sangat bisa diandalkan untuk mengakomodir kebutuhan analisa ini. Analisa ini tentu membantu perencanaan funnel marketing Anda menjadi lebih mantap. Tool yang super lengkap, kan?
Cara Kerja Google Analytics
Sebelum kita melangkah ke cara mendaftar dan memasang Google Analytics ke website, penting untuk memahami cara kerja tool Google yang satu ini. Bisa dibilang, Google Analytics ini terdiri atas :
1. Kode Javascript
Saat seseorang mengunjungi website, kode JavaScript dijalankan untuk mengumpulkan semua informasi penting terkait website itu sendiri. Mulai dari informasi tentang pengunjung (speeri device, sistem operasi, resolusi layar, dan browser yang sedang digunakan), geografis, dan aktivitas yang dilakukan di website.
2. Layanan pengumpulan data (data collection service)
Setelah Javascript mengumpulkan kode, semua informasi ini lalu dikirim ke server Google untuk diproses ke dalam format paket kecil yang bernama Hit. Hit ini lalu akan dikirim setiap kali pengguna mengakses website Anda.
3. Pengolahan data (Data processing)
Yang ketiga, setelah proses pengolahan data, server Analytics akan mengolah data tersebut menjadi informasi yang berguna (data processing). Yaitu menyajikan hasil data ke dalam kelompok berdasarkan lokasi, bahasa, browser, jenis device, dan sebagainya.
Kurang lebih begitulah cara kerja Google Analytics. Dibalik kerennya data yang disajikan, ada proses backend yang lumayan rumit sampai hasilnya bisa kita nikmati.
Cara Mendaftar dan Memasang Google Analytics di Website
Langkah awal yang kita lakukan sebelum memasang tool analitik Google ini ke website, tentu saja mendaftar lebih dulu. Berikut ini adalah langkah- langkahnya :
1. Membuat Akun Analytics
Masuk ke halaman utama Google Analytics, lalu klik tombol ‘Sign in to Analytics’. Disini Anda akan diarahkan ke halaman login. Jika sebelumnya Anda belum pernah mempunyai akun Google atau ingin membuat akun yang berbeda, buatlah lebih dulu dengan mengklik tombol Create Account. Jika sebelumnya Anda belum pernah melakukan setting atau menambahkan akun apapun di Analytics, Anda akan mendapat sambutan Selamat Datang. Pilih Buat akun secara gratis. Anda akan diarahkan untuk mengisi detail informasi akun :
Nama akun (Account Name) : Diisi nama dari akun/ induk akun (satu akun bisa berisi lebih dari 1 ID pelacakan, jadi bisa digunakan untuk beberapa ID website ya)
Nama website (Website Name) : Diisi nama dari website
URL website (Website URL) : Diisi alamat website
Kategori Industri (Industry Category) : Diisi niche website
Zona Waktu (Reporting Time Zone) : Dipilih sesuai zona waktu
Setelah semua detail yang diminta diisi dan klik persetujuan Term of Service, klik tombol Get Tracking ID. Sampai di tahap ini, akun Google Analytics Anda sudah berhasil dibuat. Yess! Disini Anda akan mendapatkan Tracking ID dan juga tracking kode javascript yang bisa diletakkan di website. Kode javascript ini bisa digunakan untuk semua website. Hanya tracking ID saja yang bersifat unik. Secara struktur, kode tracking ini terdiri dari :
UA, merupakan kependekan dari Universal Analytics
-angka unik-, merupakan nomor akun
-angka terakhir, merupakan kode urutan property website di analitik
2. Menambahkan Google Analytics ke WordPress
Setelah mendapatkan tracking ID, langkah selanjutnya adalah memasang kode tersebut ke situs WordPress Anda. Sudah siap, kan? 🙂 Untuk memasang GA di website, ada tiga cara yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah dengan menyalin kode javascript ke bagian website. Yang kedua adalah dengan membuat fungsi baru di function.php dan ketiga menggunakan plugin Analytics. Untuk menambahkan Google Analytics dengan membuat fungsi baru di function.php, ini membutuhkan skill coding dari pemilik website. Jadi, ini sangat tidak disarankan untuk pemula atau yang tidak memahami coding secara utuh.
3. Memasang Google Analytics lewat Javascript
Untuk memasang GA via javascript, Anda bisa menambahkan kode script ke dalam file theme header.php. Berikut langkah- langkahnya :
Masuk ke dashboard WP Admin, lalu buka Appearance > Editor
Buka header.php untuk mulai penyuntingan
Masukkan kode javascript di bagian bawah <head>, lalu klik tombol Update File.
Sayangnya, kode ini bisa hilang jika pemilik website berganti theme atau melakukan update theme. Sebagai alternatif, pemilik website bisa menggunakan plugin Insert Headers & Footers, dan menaruh kode javascript ke bagian kotak Header.
4. Memasang Google Analytics dengan Plugin
Menggunakan plugin untuk memasang Google Analytics adalah cara yang paling aman dan disarankan untuk mereka yang tidak begitu familiar dengan coding. Dengan cara ini, Anda bisa memasang Google Analytics dengan cepat dan anti ribet. Ada banyak plugin Analytics di WordPress yang bisa digunakan. Kalau yang Panda rekomendasikan sendiri adalah plugin GAinWP Google Analytics Integration for WordPress. Berikut adalah langkah- langkahnya :
Masuk ke menu General Setting, lalu tambahkan akun analitik dan klik Authorize
Setelah akun analitik berhasil terhubung, klik simpan dannnn DONE!
Anda berhasil menyimpan akun Google Analytics ke situs WordPress Anda.
GA membutuhkan waktu setidaknya 24 jam untuk memperbarui statistik website Anda. Setelah itu, Anda bisa mengetahui jumlah pengunjung situs dan metrik lainnya dengan mudah.
Untuk plugin GAinWP ini, Anda bisa juga mengakses insight pengunjung langsung dari dashboard admin WordPress.
Jika Anda ingin menggunakan plugin lain, maka proses pemasangan kurang lebih sama antara satu dan yang lainnya.
Kesimpulan
Google Analytics mempunyai fitur statistic tracking yang membantu pemilik website dalam menganalisa pengunjung website. Untuk para webmaster, ini adalah tool yang wajib dimiliki dan dioptimalkan penggunaannya. Melalui tutorial ini, Anda kini sudah mengetahui cara mendaftar Google Analytics dan memasang tracking code Google Analytics ke website Anda. Menutup artikel ini, berikut ini adalah FAQ yang berkaitan langsung dengan artikel ini.
Apa itu Google Analytics?
Google Analytics adalah software berbasis web gratis dari Google yang memungkinkan penggunanya untuk melacak pengunjung website, menganalisa kebiasaan & perilaku mereka, sumber trafik, social metric dan berbagai statistik lainnya.
Mengapa pemilik website harus menggunakan Google Analytics?
Ada banyak statistik keren yang ditampilkan analitik yang memberi insight untuk pemilik website dalam mengoptimalkan websitenya. Mulai dari menganalisa perilaku pengunjung, memahami apa yang mereka sukai, data demografis mereka, hingga setting goal dan tracking konversi. Data ini bisa dioptimalkan untuk memaksimalkan penciptaan konten yang sesuai dengan pengunjung atau mengoptimalkan penjualan berdasarkan perilaku pengguna.
Bagaimana cara memasang Google Analytics di website?
Ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk memasang Analytics di website. Yaitu dengan menambahkan fungsi di function.php, menambah tracking kode di header, atau menggunakan plugin Analytics. Simak tutorial cara memasang Google Analytics secara lengkap di artikel Panda ini.
Google Analytics adalah tool yang wajib digunakan untuk semua pemilik website. Bukan sebatas monitoring trafik web saja, tapi ada banyak hal menarik yang bisa Anda eksplor dengan penggunaan tool yang satu ini. Sebelum kita melangkah jauh, Panda akan menjawab beberapa pertanyaan sederhana untuk memberi gambaran singkat tentang Google Analytics.
Apa fungsi Google Analytics
Fungsi Analytics secara keseluruhan adalah untuk memantau dan menganalisa performa sebuah situs web. Mulai dari asal sumber trafik, data demografi pengunjung, konten populer, dan masih banyak yang lainnya.
Apa yang bisa dilakukan pengguna dengan Google Analytics?
Pengguna bisa menggunakan data analisa tersebut untuk evaluasi konten dan situs web keseluruhan. Misalnya saja, Anda bisa memutuskan konten mana yang perlu ditulis ulang dan dioptimasi. Aspek apa yang perlu diperbaiki dan jenis konten atau produk mana yang disukai pengunjung.
Bagaimana cara menggunakan dan mengakses Google Analytics?
Anda akan mengaksesnya melalui dashboard Analytics dengan akun Google Anda. Tutorial menggunakannya akan dibahas lebih lanjut dan lengkap di artikel PandaGila.com ini.
Dalam artikel ini setidaknya akan ada enam jenis data Analytics yang akan kita ketahui :
Realtime
Demografi pengunjung
Jumlah trafik
Perilaku pengunjung
Sumber trafik
Kecepatan website
Mengapa Pemilik Website Menggunakan Google Analytics?
Haruskah pemilik website menganalisa statistik website? Jawabannya tentu saja iya. Dan karena alasan mendasar itu lah, pemilik website membutuhkan Google Analytics. Ada banyak manfaat yang diperoleh pemilik website dari penggunaan satu tool ini saja. Berikut beberapa diantaranya :
Mengetahui berapa banyak pengunjung website
Mengetahui lokasi web visitor
Mengetahui sumber trafik
Mengetahui website yang mengarahkan trafik ke website
Berapa banyak pengunjung yang konversi menjadi lead dan customer
Strategi marketing mana yang paling menghasilkan banyak konversi
Konten blog seperti apa yang paling banyak diakses pengunjung
Apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kecepatan website
Wahhh… ternyata sangat banyak sekali ya?
Istilah- Istilah Penting dalam Google Analytics
Ada beberapa istilah teknis yang perlu kita pahami bersama sebelum menggunakan analytics. Pasalnya, GA adalah tool yang sebenarnya cukup rumit karena begitu lengkapnya. Dengan memahami setiap istilah tersebut, maka akan lebih mudah untuk menggunakan tool ini secara maksimal. Berikut ini adalah beberapa istilah penting tersebut :
Organizations
Saat Anda mempunyai banyak produk dan metrik untuk diukur, Organisasi adalah induk yang mengelompokkan semuanya ke dalam satu ‘folder’. Lewat Organisasi ini juga, pengguna bisa menggunakan beberapa layanan Google sekaligus, seperti Analytics, Tag Manager, dan Optimize. Pengguna juga bisa mengatur user, akses data, dan integrasi antar produk.
Account
Adalah akses poin pengguna ke layanan Analytics. Pengguna setidaknya akan menggunakan satu akun untuk digunakan dan memantau metrik dari Google Analytics.
Properties
Adalah sebutan untuk objek metrik yang dipantau oleh Analytics. Obyek ini bisa berupa website, mobile apps, atau device. Setiap properti yang dibuat akan mendapatkan satu tracking ID khusus dari Google Analytics.
Views
Adalah sebutan untuk data spesifik yang anda inginkan dalam sebuah properti. Misalnya saja Anda membuat masing- masing view khusus untuk keseluruhan trafik website, trafik subdomain, trafik Adwords, dan sebagainya.
Session
Adalah interaksi antara pengunjung dengan halaman website dalam jangka waktu tertentu. Secara umum, Analytics menghitung interaksi sampai user tidak aktif dalam 30 menit.
Bounce Rate
Adalah persentase jumlah pengunjung yang langsung meninggalkan web setelah melihat satu halaman saja.
Cara Menggunakan Google Analytics
Setelah memahami istilah data di atas, Panda akan langsung membahas cara membaca data Google Analytics. Seperti yang kami ungkap di atas, karena paket lengkapnya ini, Analytics adalah tool yang cukup rumit. Selain informasi yang kami sediakan, Anda masih bisa mengeksplor banyak hal dari Analytics. Meski begitu, dari berbagai referensi digital marketing dalam dan luar negeri, keenam cara ini sudah cukup sebagai panduan untuk menganalisa sebuah website.
1. Realtime
Anda bisa mengecek metrik realtime web dari menu Realtime > Overview. Saat Anda membuka website, aplikasi, atau device, data yang terekam bisa langsung diakses. Di halaman Overview ini, ada beberapa data yang bisa dipantau :
Jumlah user yang membuka website secara realtime
Akses user berdasarkan desktop vs mobile vs table
Active users
Pageview per menit
Pageview per detik
Top social traffic
Top keywords
Top active pages
Top locations
Semua data ini juga bisa diakses dalam sub menu Realtime untuk melihat tampilan yang lebih lengkap.
2. Demografi Audiens
Sudahkah Anda tahu siapa saja yang mengunjungi website Anda? Darimana mereka berasal? Topik seperti apa yang mereka minati? Hal ini bisa diketahui secara mudah dan lengkap dalam menu Audiens di Google Analytics. Untuk mengakses rangkuman dari data audiens, Anda bisa menuju Audience > Overview. Berikut ini adalah beberapa data yang bisa Anda lihat :
Jumlah pengguna
Jumlah pengguna baru
Jumlah sesi
Jumlah sesi per pengguna
Jumlah tayangan halaman
Jumlah tayangan halaman per sesi
Bounce rate
Demografi berdasar bahasa, negara, dan kota
Browser, & sistem operasi yang digunakan
Mobile device yang dipakai audiens
Di sub menu kedua, Audience > Demographic, Anda bisa mengetahui jenis kelamin dan usia audiens.
Di sub menu ketiga, Audience > Interest, Anda bisa mengetahui beberapa hal :
Affinity Categories untuk mengetahui jenis topik yang diminati pengunjung
In-Market Segments untuk mengetahui produk apa yang diminati dan siap dibeli
Atau keduanya (Other Categories).
3. Jumlah Trafik
Jumlah trafik adalah salah satu aspek penting yang perlu diketahui. Dari data ini, kita akan mengetahui seberapa banyak website dikunjungi dalam rentang waktu tertentu.
Untuk melihat distribusi trafik secara keseluruhan, Anda bisa klik menu Acquisition > Overview. Disini akan terlihat berapa banyak pengunjung dari sisi organik, direct, referensi situs lain, social dan sumber lainnya.
Di sub menu dari Acquisition > All Traffic, ada pilihan Channel, treemaps, source/ medium, dan referrals. Keempat opsi ini akan membantu pengguna untuk menganalisa trafik secara mendalam.
Di bagian Channel atau Saluran misalnya, Anda bisa melihat lebih detail kontribusi dari masing- masing channel marketing untuk jumlah pengguna, pengguna baru, sesi, hingga bounce rate.
Di bagian Treemaps atau Peta Hierarki, pengguna bisa melihat tampilan visual untuk melihat tren trafik website. Tampilan ini lebih intuitif dengan memberikan informasi pencapaian dari trafik tersebut, dari low (rendah) hingga high (tinggi).
Di sub menu Source/Medium, Anda bisa melihat secara rinci daftar channel marketing beserta sumber spesifik yang berkontribusi pada trafik. Anda juga bisa mengetahui media apa yang paling efektif dan dengan cara seperti apa (cpc, organik, referal).
Jika Anda menggunakan link UTM, maka peran masing- masing trafik secara spesifik akan mudah dianalisa di bagian ini.
Di bagian terakhir ada Referrals yang berisi website rujukan yang memuat link menuju website Anda.
4. Perilaku Pengunjung/ Behavior
Di segmen Audience >> Behavior, kita bisa mengetahui bagaimana cara audiens merespons setiap halaman dalam website. Ada beberapa data yang punya peran penting di segmen ini dan akan Panda bahas lebih lanjut.
Yang pertama adalah New vs Returning yang menganalisa jumlah pengunjung unik atau yang baru pertama kali berkunjung dan berapa banyak pengunjung yang kembali ke situs Anda.
Yang kedua adalah Frequency & Recency. Frequency berarti adalah seberapa sering pengunjung kembali ke situs web Anda dalam waktu tertentu. Dengan seksama, Google akan merekam behavior audiens ini.
Misalnya saat seorang pengunjung membuka web lima kali dalam seminggu. Google akan menghitungnya setiap sesi secara terpisah. Kunjungan pertama akan diberi nama sesi pertama, sedangkan yang selanjutnya adalah sesi kedua, dan seterusnya.
Sedangkan Recency atau Keterkinian menunjukkan jangka waktu (jeda hari) sejak pertama kali audiens berkunjung ke website.
Yang ketiga adalah engagement atau keterlibatan. Bagian ini akan menampilkan lebih mendalam tentang durasi sesi dan kedalaman halaman.
5. Sumber Trafik
Pengunjung bisa menemukan situs web Anda dengan berbagai cara. Mulai dari menemukannya secara organik, iklan berbayar, backlink dari website lain, atau media sosial. Untuk mengetahui distribusi trafik secara spesifik, Google Analytics akan membantu Anda. Dengan membaca data di bagian Acquisition > All Traffic > Channels, pemilik website bisa mengevaluasi sumber trafik. Dalam sumber trafik ini, kita bisa mengenali empat jenis trafik, yaitu organic, direct, referral, dan social.
Organic, yaitu trafik yang berasal dari hasil pencarian di mesin pencari seperti Google, Bing, dan Yahoo.
Direct, yaitu trafik yang berasal dari URL yang langsung diketikkan di browser pengguna
Referral, adalah sumber trafik yang berasal dari referensi tautan website lain
Social, yaitu sumber trafik yang berasal dari media sosial
Selain keempat sumber diatas, ada juga trafik yang berasal dari campaign tertentu yang sudah disetting oleh pemilik website melalui link UTM.
6. Kecepatan Website
Kecepatan website adalah hal selanjutnya yang bisa dianalisa lewat Google Analytics. Untuk mengaksesnya, Anda bisa mengakses Behavior > Site Speed. Untuk tampilan versi sederhana, Anda bisa memilih menu Overview. Beberapa data yang ditampilkan antara lain :
Rata- rata waktu muat halaman
Rata- rata waktu pengalihan (redirect)
Rata- rata waktu pemetaan domain
Rata- rata waktu sambungan server
Rata- rata waktu respon server
Rata- rata waktu download halaman
Kecepatan situs berdasarkan browser, halaman, dan negara
Di bagian Site Speed > Page Timing, Analytics menampilan halaman populer dengan menyebutkan waktu yang dibutuhkan untuk load halaman tersebut.
Google juga merekomendasikan loading ideal untuk halaman tersebut dan perbandingan dengan kompetitor.
Sedangkan untuk Site Speed > Speed Suggestion, Anda akan mendapatkan rekomendasi waktu loading berdasarkan pagespeed score Anda.
Kesimpulan
Google Analytics adalah sebuah tool yang sangat powerful dan lengkap dalam menganalisa website. Hanya dengan satu tool ini, Anda akan menganalisa trafik dan mengetahui strategi marketing apa yang mempunyai kinerja optimal.
Selain yang dijelaskan dalam artikel ini, masih ada banyak hal yang bisa dieksplor dari Analytics. Misalnya saja membuat Goal dan menganalisa kinerjanya atau membandingkan performa website dengan kompetitor.
So, selamat bereksplorasi dan mengembangkan strategi marketing Anda dengan Analytics!