Cara Mengaktifkan GZip Compression untuk Optimasi Kecepatan Website

Cara Mengaktifkan GZip Compression untuk Optimasi Kecepatan Website

Mengaktifkan GZip compression sering kita dengar sebagai salah satu saran optimasi untuk mempercepat loading website. Proses kompresi dalam optimasi ini akan membuat web server menyajikan ukuran file yang lebih kecil sehingga membuat website lebih cepat untuk pengguna.

Di artikel ini, Panda akan secara khusus mengulas tentang apa itu GZip Compression, keuntungan menggunakan kompresi GZip dan  dan cara mengaktifkannya.

Apa itu GZip Compression?

GZip Compression adalah sebuah teknologi yang bisa melakukan proses kompresi atau pengurangan ukuran file secara real time, sehingga bisa membuat transfer data melalui jaringan menjadi lebih cepat dan menghemat bandwidth hosting.

GZip ini sendiri merupakan format file yang terbentuk karena proses kompresi dari sebuah file agar ukurannya lebih kecil.

Dengan kompresi GZip ini, menurut Google Developer kompresi file HTML, javascript dan CSS bisa menghemat sekitar 70-90% ukuran file di halaman. Dengan ukuran yang lebih kecil, waktu yang dibutuhkan untuk meload halaman tentu saja lebih cepat. Sesederhana itu.

Kompresi GZip sendiri merupakan salah satu parameter dalam penilaian di Google PageSpeed Insight dan GTMetrix. Secara ringkas, keuntungan menggunakan kompresi GZip antara lain :

  • Memperkecil ukuran halaman website hingga 70-90%
  • Menghemat bandwidth hosting karena server memproses request yang lebih kecil
  • Meningkatkan kecepatan loading halaman website secara keseluruhan

Cara Kerja GZip Compression

Pada umumnya GZip mempunyai cara kerja yang sederhana. Gzip akan meletakkan string yang sama dalam file teks dan menganttikan string tersebut sementara agar ukuran file secara keseluruhan lebih kecil.

File CSS dan HTML sendiri kerap menggunakan banyak kode teks berulang dan banyak spasi. Dengan GZip yang bekerja mengkompresi string ini, ukuran file bisa lebih kecil 70-90%.

Saat browser mengunjungi web server, browser akan memeriksa apakah server sudah mengaktifkan kompresi GZip. Pengecekan ini dilakukan dengan cara mendeteksi apakah ada header “content-encoding: gzip” di website.

Saat header terdeteksi, file yang sudah dikompress tadi akan ditampilkan. Namun jika tidak menemukan header, maka browser akan menampilkan ukuran asli yang jauh lebih besar kepada pengunjung.

Kendati begitu, tidak semua file di website akan terkompres otomatis ya. File yang akan masuk ke dalam kompresi ini adalah HTML, CSS, JavaScript, JSON, dan XML. Font dan gambar tidak termasuk.

Gambar sendiri mempunyai teknik kompresi yang berbeda dengan file- file website lainnya. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa membaca artikel Panda sebelumnya : 10+ Cara Mengecilkan Ukuran Foto/ Gambar Tanpa Mengurangi Kualitasnya.

Cara Cek Apakah Website Sudah Menggunakan GZip Compression

Salah satu cara termudah untuk menemukan apakah kompresi GZip sudah aktif atau tidak adalah saat menemukan peringatan error di tool pengecek kecepatan website, seperti GtMetrix atau Google Page Speed.

Optimasi GZip Compression GtMetrix

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan tool Gzip compression checker dari TechNumero untuk mengecek dengan mudah apakah GZip Compression sudah aktif. Cukup masuk ke website tersebut dan tambahkan URL website Anda, lalu klik Check.

GZip Compression Checker

Setelah itu, Anda akan bisa dengan mudah dan jelas melihat status kompresi GZip Anda. Anda juga bisa melihat berapa banyak file ukuran yang berhasil dikompresi.

Cara Mengaktifkan Enable GZip Compression di Website

Ada dua metode yang bisa kita gunakan untuk mengaktifkan GZip Compression di website. Yang pertama adalah melalui plugin caching WordPress yang sudah mendukung kompresi GZip dan yang kedua adalah dengan mengaktifkan module mod_deflate secara manual.

1. Memasang GZip Compression dengan Plugin WordPress

Mengaktifkan GZip Compression di WP Optimized

Cara termudah untuk mengaktifkan GZip Compression di website adalah melalui plugin cache yang sudah mendukung kompresi GZip. Salah satunya adalah W3 Total Cache dan WP Optimize.

Untuk mengaktifkan GZip dengan WP Optimize, silahkan masuk ke panel WP Optimized > Cache. Selanjutnya, pilih tab GZip dan pilih ENABLED.

Plugin lain kurang lebih caranya sama. Anda hanya perlu menemukan pengaturan aktivasi kompresi GZip di pengaturan plugin Anda. Anda mungkin bisa menemukannya di sub menu Cache atau Browser Cache.

2. Edit File via .htaccess

Ada dua cara yang bisa Anda gunakan untuk mengaktifkan GZip Compression via .htaccess, yaitu dengan modul mod_gzip dan mod_deflate. Cara yang paling direkomendasikan adalah mod_deflate. Jadi, kami sarankan untuk mencoba metode mod_deflate lebih dulu.

Untuk mengaktifkan GZip dengan mod_deflate, tambahkan kode berikut di .htaccess :

<IfModule mod_deflate.c>
AddOutputFilterByType DEFLATE text/html
AddOutputFilterByType DEFLATE text/css
AddOutputFilterByType DEFLATE text/javascript
AddOutputFilterByType DEFLATE text/xml
AddOutputFilterByType DEFLATE text/plain
AddOutputFilterByType DEFLATE image/x-icon
AddOutputFilterByType DEFLATE image/svg+xml
AddOutputFilterByType DEFLATE application/rss+xml
AddOutputFilterByType DEFLATE application/javascript
AddOutputFilterByType DEFLATE application/x-javascript
AddOutputFilterByType DEFLATE application/xml
AddOutputFilterByType DEFLATE application/xhtml+xml
AddOutputFilterByType DEFLATE application/x-font
AddOutputFilterByType DEFLATE application/x-font-truetype
AddOutputFilterByType DEFLATE application/x-font-ttf
AddOutputFilterByType DEFLATE application/x-font-otf
AddOutputFilterByType DEFLATE application/x-font-opentype
AddOutputFilterByType DEFLATE application/vnd.ms-fontobject
AddOutputFilterByType DEFLATE font/ttf
AddOutputFilterByType DEFLATE font/otf
AddOutputFilterByType DEFLATE font/opentype
# For Older Browsers Which Can't Handle Compression
BrowserMatch ^Mozilla/4 gzip-only-text/html
BrowserMatch ^Mozilla/4\.0[678] no-gzip
BrowserMatch \bMSIE !no-gzip !gzip-only-text/html
</IfModule>


Atau tambahkan kode di bawah ini jika ingin mengaktifkan GZip Compression dengan mod_gzip :

<ifModule mod_gzip.c>
mod_gzip_on Yes
mod_gzip_dechunk Yes
mod_gzip_item_include file \.(html?|txt|css|js|php|pl)$
mod_gzip_item_include mime ^application/x-javascript.*
mod_gzip_item_include mime ^text/.*
mod_gzip_item_exclude rspheader ^Content-Encoding:.*gzip.*
mod_gzip_item_exclude mime ^image/.*
mod_gzip_item_include handler ^cgi-script$
</ifModule>

3. Edit File di nginx.conf untuk Pengguna Server Nginx

Jika web server Anda menggunakan Nginx, Anda bisa enable GZip Compression dengan menambahkan kode di bawah ini di file nginx.conf Anda :

gzip on;
gzip_disable "MSIE [1-6]\.(?!.*SV1)";
gzip_vary on;
gzip_types text/plain text/css text/javascript image/svg+xml image/x-icon 
application/javascript application/x-javascript;

Kesimpulan

GZip Compression adalah metode kompresi ukuran file yang bekerja efektif untuk membuat transfer data melalui jaringan menjadi lebih cepat. Dengan mengaktifkan GZip di website, ukuran file menjadi lebih kecil 70-90% dan tentunya loading website menjadi lebih cepat.

Cara enable GZip Compression ini sendiri terbilang cukup mudah. Anda bisa mengaktifkan kompresi GZip melalui plugin cache yang sudah terpasang di website. Atau bisa juga melakukan editing manual sesuai dengan server yang Anda gunakan.

Setelah mengaktifkannya, jangan lupa untuk mengeceknya dengan tool checker kompresi GZip. Pastikan tidak ada peringatan error dan sekaligus Anda bisa melihat berapa banyak file yang berhasil dikompresi.

Tapi jangan lupa juga, selain kompresi GZip, ada banyak cara lain yang bisa Anda terapkan untuk mempercepat loading website. Anda bisa membaca panduan lain tersebut di artikel Panda : 20+ Cara Ampuh Mempercepat Loading Website.

Selamat mencoba!

35 Plugin WordPress yang Memperlambat Website & Cara Mengatasinya

35 Plugin WordPress yang Memperlambat Website & Cara Mengatasinya

Untuk seorang digital marketer atau blogger, penting untuk mempunyai website dengan performa handal dan bisa diandalkan. Ada banyak parameter yang menjadikan website itu bisa diandalkan. Selain dari sisi navigasi dan fitur, kecepatan loading web adalah salah satu hal vital yang tidak boleh diabaikan.

Untuk meningkatkan kecepatan loading web, salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan menemukan hal- hal yang memperlambat website kita dan memperbaikinya segera. Misalnya dengan melakukan pengecekan di GTmetrix, kita akan mengetahui apa saja hal- hal yang membuat website kita melambat.

Dalam proses checking tersebut, GTmetrix juga biasanya akan memberi kita rekomendasi apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Plugin Membuat Website Lambat?

Bicara soal website lambat, beberapa dari kita mungkin dulu menggunakan P3 Profiler untuk memindai plugin yang lambat. Sayangnya, tool ini sudah lama sekali tidak diperbaharui dan banyak pengguna mengeluhkan bahwa tool ini tidak lagi bekerja sepenuhnya.

Padahal dengan tool ini, kita dapat dengan mudah menemukan plugin dengan kinerja lambat di GTmetrix, plugin ringan alternatif, serta menonaktifkan pengaturan plugin yang tidak digunakan.

Faktanya, ada pengaturan plugin tertentu yang ternyata bisa menyebabkan CPU tinggi dan loading web melambat. Sering juga tanpa kita sadari, kita menginstall plugin yang secara fungsional tidak begitu kita butuhkan. Ada juga plugin yang ternyata mempunyai fungsi mirip, namun kita install secara bersamaan. Familiar dengan pengalaman ini?

Daftar Plugin yang Memperlambat Website

Mungkin kita tidak lagi menggunakan P3 Profiler. Namun jangan khawatir, Ivica dari WordPress Speed Up Facebook Group beberapa waktu yang lalu mempublikasikan deretan plugin yang seringkali cenderung membuat loading website kita menjadi lebih lambat.

Berikut ini adalah daftarnya :

  1. AdSense Click Fraud Monitoring
  2. Better WordPress Google XML Sitemaps
  3. Broken link checker
  4. Constant Contact for WordPress
  5. Contact Form 7
  6. Contextual Related Posts
  7. Digi Auto Links
  8. Disqus Comment System
  9. Divi builder
  10. Essential Grid
  11. Fuzzy SEO Booster
  12. Google XML Sitemaps
  13. Jetpack
  14. NextGEN Gallery
  15. NewStatPress
  16. Reveal IDs
  17. Revolution Slider
  18. S2 member
  19. SEO Auto Links & Related Posts
  20. Similar Posts
  21. Slimstat Analytics
  22. SumoMe
  23. VaultPress
  24. Visual Composer
  25. WooCommerce
  26. WordPress Facebook
  27. WordPress Related Posts
  28. WordPress Popular Posts
  29. WP Statistics
  30. WP-PostViews
  31. WP Power Stats
  32. wpCloaker
  33. WPML
  34. Yet Another Related Post Plugin
  35. Yuzo Related Posts

Cara Menemukan Plugin ‘Lambat’

Karena P3 Profiler tidak bisa kita andalkan lagi, maka solusi alternative untuk menemukan plugin yang membut loading website kita lambat adalah dengan melakukan pengecekan di GTmetrix dan menganlisa hasil laporan website Anda.

Di menu ‘Waterfall’, Anda dapat memng- klik ‘expand’, dan nama plugin yang sama muncul beberapa kali dalam laporan Anda, ini berarti plugin tersebut cukup berkontribusi dalam membuat website Anda melambat.  Sebagai tandanya, Anda akan menemukan ‘…/plugin/…’ di alamat URL item tersebut.

Saat menemukan deretan plugin yang memperlambat website Anda, ada beberapa hal yang mungkin perlu Anda lakukan :

  • Menghapus plugin tersebut
  • Mengganti plugin dengan plugin alternatif yang punya fungsi sama
  • Melakukan optimasi terhadap plugin tersebut

Cara Mengatasi Plugin Lambat

Sebenarnya Panda Gila sudah menuliskan beberapa opsi yang perlu dilakukan untuk mengatasi plugin lambat tersebut. Namun untuk detailnya akan kita bahas di section ini yaa…

Gunakan Plugin yang Ringan

Karena plugin yang Anda berkontribusi membuat website Anda lambat karena cenderung ‘berat’, maka solusinya adalah menggantinya dengan plugin yang lebih ringan. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi plugin yang ringan :

Social Sharing

Alternatif : WP Rocket’s test showed Social Media Feather, Monarch, Simple Shared Buttons Adder, MashShare

Backup

Alternatif : UpdraftPlus

Sliders

Alternatif : Soliloquy, LayerSlider, Meteor Sliders.

Komentar

Alternatif : Disqus Conditional Load

Portofolio

Alternatif : Envira Gallery, FooGallery, The Grid

Analytics

Alternatif : Google Analytics and Search Console

Matikan Fitur yang Tidak Dibutuhkan

Telusur setiap plugin yang Anda gunakan dan cek apakah Anda sudah menonaktifkan fitur yang sebenarnya tidak Anda gunakan di plugin tersebut. Misalnya saja Anda menon-aktifkan fitur yagn tidak Anda butuhkan di Yoast SEO melalui menu Pengaturan >> Umum >> Fitur Saya. Melakukan pengaturan ini dapat membantu menurunkan penggunaan CPU Anda.

Menonaktifkan pengaturan tidak perlu di Yoast SEO

Hindari 2 Plugin dengan Fungsi yang Sama

Misalnya saja Anda sudah menggunakan Yoast yang bisa membuat sitemap untuk situs web Anda, maka Anda tidak membutuhkan lagi plugin Google XML. Contoh lain, jika provider hosting Anda melakukan backup untuk Anda, Anda tidak membutuhkan lagi plugin untuk melakukan hal ini.

Jika Anda sudah menggunakan Google Analytic, Anda tidak benar- benar membutuhkan plugin statistik yang dapat memperlambat loading web Anda. Dan dibandingkan menggunakan Jetpack untuk menggunakan 1 atau 2 fitur, Anda dapat menginstall plugin ringan untuk melakukan hal yang sama, tapi tidak memiliki terlalu banyak fitur/ pengaturan yang dapat memperlambat situs web Anda.

Kesimpulannya, gunakanlah plugin seefektif mungkin sesuai dengan kebutuhan Anda.

Nonaktifkan Pengaturan Tidak Perlu di WordPress

Menggunakan WP-Disable dapat membantu Anda menon-aktifkan pengaturan tidak diperlukan di WordPress untuk mengurangi penggunaan CPU dan hal lain yang memperlambat situs web Anda. Hanya dalam beberapa klik, Anda dapat membuka pengaturan dan menon-aktifkan semua fitur yang tidak Anda gunakan.

Tips Menggunakan WP-Disable :

  • Nonaktifkan SEMUA hal yang tidak Anda gunakan
  • Jadwalkan penghapusan spam adalah fitur yang menarik untuk dicoba
  • Emoji, Google Maps, dan Gravatar membutuhkan waktu lama untuk dimuat
  • Pingback dan trackback biasanya tidak sepadan dengan sumber daya tambahan
  • Tetapkan revisi pos menjadi 3-5 saja sehingga Anda mempunyai cadangan, namun tidak terlalu banyak
  • Opsi lain- lain di tab ‘Permintaan’/ ‘Request’ dapat meningkatkan waktu loading lebih cepat

Pustaka: Online Media Master