Cara Mengatasi Imposter Syndrome di Tempat Kerja, 5 Hal Krusial

Cara Mengatasi Imposter Syndrome di Tempat Kerja, 5 Hal Krusial

Tidak ada yang lebih baik dari berupaya mengatasi imposter syndrome ketika kamu mengalaminya. Terutama di tempat kerja, dimana kesehatan mental dan fokusmu sangat diperlukan untuk terus menampilkan performa terbaik.

Tapi dengan imposter syndrome yang tidak teratasi, pelan- pelan hal ini bisa menggerogoti mentalmu. Kamu menjadi tidak percaya diri dan merasa apa yang kamu lakukan terjadi karena keberuntungan semata. Alhasil, kamu kesulitan mencapai potensi penuh di tempat kerja karena sindrom ini.

Apa itu Imposter Syndrome?

Seperti yang Panda pernah ulas sebelumnya, impostor syndrome adalah perasaan ketidakpercayaan diri kronis, di mana seseorang merasa bahwa keberhasilan yang ia capai adalah hasil dari keberuntungan semata, bukan karena kemampuan. Orang dengan impostor syndrome selalu merasa dirinya tidak pantas atau tidak kompeten meskipun memiliki prestasi.

Diperkirakan 70% orang pernah mengalami gejala imposter syndrome pada suatu titik dalam hidup mereka. Sindrom ini terutama banyak dialami oleh oleh perempuan, minoritas, dan individu pertama dalam keluarganya yang mencapai tingkat pendidikan atau status tertentu.

Tak bisa kita pungkiri, imposter syndrome atau sindrom impostor dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan mental seseorang. Mereka yang menderita sindrom ini cenderung takut mengambil risiko, menolak promosi, tidak yakin dengan kemampuan mereka, dan memiliki tingkat stres yang tinggi.

Akumulasi dari perasaan ini juga dapat memicu kecemasan, depresi, dan burnout. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi imposter syndrome agar dapat mencapai potensi penuh.

Tanda- tanda Imposter Syndrome

Bagaimana cara mengetahui seseorang mengidap imposter syndrome? Kamu dapat melihatnya dari tanda- tanda berikut ini :

1. Perasaan Tidak Pantas dengan Pencapaian yang Diraih

Individu dengan sindrom impostor seringkali merasa bahwa mereka tidak layak mendapatkan kesuksesan, promosi, atau pujian meski telah bekerja keras dan berprestasi. Mereka merasa pencapaian mereka lebih tinggi dari kemampuan yang mereka miliki.

2. Ketakutan akan Terungkap sebagai “Penipu”

Penderita juga selalu merasa takut jika suatu saat orang lain akan mengetahui bahwa mereka sesungguhnya tidak sekompeten yang orang lain kira. Mereka takut jika kekurangan mereka akan terekspos dan reputasi mereka akan runtuh.

3. Berlebihan Mengaitkan Kesuksesan dengan Faktor Eksternal/Keberuntungan

Individu dengan imposter syndrome cenderung men-downplay kemampuan mereka dan menganggap kesuksesan yang mereka raih berasal dari faktor di luar kendali mereka. Misalnya karena faktor keberuntungan, bantuan orang lain, kebetulan, dan bukan hasil kerja keras mereka. Mereka sulit melihat kompetensi diri sendiri sebagai alasan kesuksesan.

Imposter Syndrome Sering Terjadi di Tempat Kerja

Sindrom impostor sering muncul di tempat kerja karena tingginya tekanan dan kompetisi. Di tempat kerja, setiap orang perlu unjuk gigi menampilkan performa terbaik untuk meraih pencapaian- pencapaian tertentu. Lingkungan kerja yang sangat kompetitif dapat memperburuk perasaan imposter ini. Perbandingan dengan rekan kerja membuat beberapa orang merasa kurang kompeten dan hanya beruntung bisa mendapatkan pekerjaan itu.


Selain itu, rasa tidak aman juga menjadi sering muncul. Ketakutan akan kegagalan membuat mereka merasa seperti tidak pantas berada di posisi tertentu. Padahal mereka memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk pekerjaan itu.

Tentu penting sekali untuk menetralisir perasaan- perasaan ini. Jika tidak, lambat laun perasaan ini akan menimbulkan masalah performa di pekerjaan. Rasa tidak tenang dan tidak aman akan berdampak pada menurunnya fokus dalam menghandle pekerjaan.

Cara Mengatasi Imposter Syndrome di Kantor

Imposter syndrome di tempat kerja tidak bisa hilang begitu saja, dibutuhkan usaha untuk mengatasinya. Berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi imposter syndrome di tempat kerja : 

1. Belajar Menerima Perasaanmu

Langkah awal untuk mengatasi imposter syndrom adalah menyadari bahwa perasaan ini umum. Banyak orang juga bisa mempunyai perasaan yang sama. Kamu juga perlu menerima bahwa ketidaksempurnaan itu manusiawi. Maka dari itu, cobalah pada hal positif yang sudah kamu capai. Ingatlah bahwa kamu berada di posisi saat ini karena kamu layak, bukan beruntung semata.

Kamu juga bisa berbagi perasaan mu dengan orang lain yang dipercaya. Menceritakan perasaan ini pada orang lain bisa membantu mengurangi beban pikiran. Kamu akan tahu bahwa kamu tidak sendirian. Anda akan tahu bahwa Anda tidak sendirian.

2. Mengubah Pola Pikir

Imposter syndrome seringkali terjadi karena pola pikir negatif tentang diri sendiri. Beberapa upaya yang bisa kamu lakukan untuk mengubah pola pikir adalah:

  • Hentikan pikiran negatif tentang diri sendiri : Seringkali pikiran negatif muncul tanpa kita sadari. Mulailah mengenali pikiran-pikiran ini dan secara aktif berusaha menggantinya dengan pikiran positif. Ingatkan diri sendiri bahwa Anda layak berada di posisi saat ini.
  • Ingatkan diri sendiri akan kompetensi yang dimiliki : Buat daftar pencapaian dan kelebihan diri sendiri. Ingatkan diri sendiri bahwa kamu berada di posisi saat ini tentunya karena kompetensi dan kerja kerasmu juga. 
  • Jangan bandingkan diri dengan orang lain : Setiap orang memiliki jalur karir dan kelebihan yang berbeda. Bandingkan dirimu dengan diri sendiri di masa lalu, bukan dengan orang lain. Fokus pada pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri.

Dengan mengubah cara berpikir tentang diri sendiri dan situasi yang dihadapi, perasaan imposter syndrome juga bisa berkurang. Pandang diri dan kemampuan dengan lebih positif.

3. Mengembangkan Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri yang rendah sering kali menjadi penyebab utama dari imposter syndrome. Oleh karena itu, mengembangkan rasa percaya diri adalah kunci penting untuk mengatasinya.

Beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengembangkan rasa percaya diri antara lain : 

  • Bangun kompetensi dan keahlian : Terus mengasah kemampuan dan mempelajari hal baru yang berkaitan dengan pekerjaan. Semakin kompeten, semakin percaya diri. 
  • Rayakan setiap pencapaian, sekecil apapun : Hargai diri sendiri dan jangan meremehkan pencapaian meski sekecil apapun. Ini akan membangun rasa percaya diri dari dalam.
  • Keluar dari zona nyaman : Coba tantangan dan pengalaman baru di luar zona nyaman. Ini melatih mental dan membuktikan bahwa diri sendiri mampu melakukan banyak hal.
  • Minta umpan balik konstruktif : Meminta masukan dari rekan kerja atau atasan tentang kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Gunakan umpan balik ini untuk terus berkembang.

Dengan terus menerus mengasah diri, merayakan pencapaian, mencoba hal baru, dan meminta umpan balik, kamu dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan belajar mengatasi imposter syndrome di tempat kerja.

4. Manajemen Stres 

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi imposter syndrome adalah dengan manajemen stres yang baik. Stres yang berlebihan dapat memperburuk perasaan tidak kompeten dan tidak layak.

Upaya yang bisa kamu lakukan misalnya dengan olahraga teratur, melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, hingga berkonsultasi dengan psikolog jika perlu.

Olahraga secara teratur setidaknya 30 menit per hari membantu melepaskan endorfin yang membuat kamu merasa lebih tenang dan mengurangi stress. Kamu juga bisa melakukan meditasi dan teknik relaksasi lainnya beberapa menit setiap hari untuk membantu pikiran dan tubuh lebih rileks.

Jika stress sudah terasa sangat berat dan mulai mengganggu kehidupan sehari- hari, pertimbangkanlah untuk berkonsultasi dengan psikolog. Dengan bantuan ahli, kamu bisa menemukan cara paling efektif untuk menangani stress dan kecemasan yang kamu alami.

5. Meminta Dukungan 

Dukungan dari orang lain sangat penting untuk mengatasi perasaan imposter. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan dukungan antara lain :

  • Diskusikan perasaan dengan atasan/mentor : Atasan dan mentor yang baik akan mendengarkan keraguan dan ketakutan Anda. Mereka bisa memberi masukan berharga dan perspektif baru. diskusikan perasaan tertekan dan kurang percaya diri.
  • Bergabung dengan komunitas : Bergabunglah dengan komunitas atau kelompok pendukung yang memahami tantangan imposter syndrome. Kelompok ini bisa menjadi tempat berbagi pengalaman dan mendapat dukungan satu sama lain.  
  • Mintalah umpan balik positif : Jangan ragu untuk meminta umpan balik positif dari rekan kerja dan atasan tentang kinerja dan kontribusi kamu. Umpan balik positif ini bisa meningkatkan rasa percaya diri dan meyakinkan bahwa kamu layak berada di posisi tersebut.

Kesimpulan

Imposter syndrome sering terjadi di tempat kerja karena berbagai faktor. Agar tidak semakin mengganggu, tentu penting sekali untuk mengatasi sindrom impostor ini. Karena jika tidak, hal ini akan menggerogoti kinerjamu dan semakin membuat mentalmu terpuruk.

Ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi imposter syndrome ini. Mulai dari mengubah pola pikir menjadi lebih optimis, mengembangkan rasa percaya diri, stres manajemen, hingga meminta dukungan dari rekan kerja dan atasan.

Pada akhirnya, sindrom imposter bukanlah hal permanen dan dapat diatasi secara proaktif. Jangan ragu untuk mencoba strategi di atas untuk mengalahkan perasaan tidak kompeten ini. Dengan bekerja keras dan keyakinan diri, kamu pasti bisa melewati tantangan ini.

Apa itu Imposter Syndrome, Penyebab dan Cara Mengatasi

Apa itu Imposter Syndrome, Penyebab dan Cara Mengatasi

Pernahkah kamu mendengar tentang sindrom imposter atau imposter syndrome? Imposter syndrome adalah perasaan keraguan konstan dan ketakutan terhadap kemampuan seseorang meskipun ia telah berhasil mencapai prestasi tinggi. Orang dengan imposter syndrome merasa bahwa keberhasilan mereka adalah keberuntungan atau kebetulan, bukan hasil dari kerja keras atau kemampuan.


Konon sindrom ini cukup umum dialami oleh orang-orang sukses. Diperkirakan 70% orang pernah mengalami gejala imposter syndrome dalam hidup mereka. Imposter syndrome dapat memengaruhi siapa saja.  Meski begitu, sindrom ini lebih sering terjadi pada perempuan, minoritas, dan individu pertama di keluarga mereka yang meraih sukses besar. 

Apa Itu Imposter Syndrome?

Imposter syndrome adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak pantas atau tidak layak atas pencapaian mereka. Mereka merasa seolah-olah mereka telah mengelabui orang lain sehingga dianggap kompeten meskipun sebenarnya mereka merasa tidak kompeten. 

Perasaan ini ditandai dengan ketakutan terbongkar, di mana seseorang khawatir bahwa suatu saat nanti orang lain akan mengetahui bahwa mereka sebenarnya tidak semampu seperti yang dipikirkan orang lain. Meskipun memiliki kualifikasi dan prestasi, penderita sindrom ini selalu merasa kurang layak dan takut gagal.

Gejala utama dari imposter syndrome adalah perasaan tidak pantas. Penderita imposter syndrome merasa bahwa mereka tidak pantas berada di posisi atau peran tertentu, meskipun sebenarnya mereka memiliki kualifikasi yang sesuai. Mereka juga cenderung menganggap remeh pencapaian mereka dan menganggap itu karena keberuntungan semata, bukan karena kemampuan mereka.

Selain itu, penderita sindrom ini juga memiliki ketakutan terbongkar. Di situasi ini, mereka selalu merasa takut bahwa suatu saat kebohongan mereka akan terbongkar. Mereka takut jika orang lain akan tahu kalau sebenarnya mereka tidak sehebat yang orang lain pikirkan. Ketakutan ini membuat mereka selalu merasa tidak nyaman dan tertekan.

Gejala Imposter Syndrome

Imposter syndrome umumnya ditandai dengan adanya perasaan tidak kompeten, ketidaknyamanan, atau ketidakpuasan diri. Hal ini terjadi meskipun seseorang telah mencapai prestasi atau keberhasilan tertentu. Beberapa gejala umum dari imposter syndrome antara lain:

1.  Rasa tidak kompeten

Orang dengan imposter syndrome seringkali merasa tidak memiliki kompetensi, kemampuan, atau keahlian yang sebenarnya mereka miliki. Mereka merasa tidak pantas berada di posisi atau peran mereka saat ini.

2. Ketakutan evaluasi

Orang dengan sindrom ini sangat takut dievaluasi, dikritik, atau dinilai oleh orang lain. Mereka takut kekurangan mereka akan terungkap.

3. Perfeksionisme

Orang dengan imposter syndrome cenderung menjadi perfeksionis. Mereka menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri. Apapun yang mereka kerjakan selalu merasa belum cukup baik.

4. Ketidakpuasan diri 

Meskipun telah mencapai prestasi, orang dengan imposter syndrome tetap merasa belum cukup baik dan belum berbuat cukup. Mereka merasa tidak puas dengan pencapaian mereka.

5. Mengaitkan kesuksesan dengan faktor di luar diri

Orang dengan imposter syndrome cenderung mengaitkan kesuksesan mereka dengan faktor di luar diri seperti keberuntungan, bantuan orang lain, atau kebetulan. Mereka menyangkal peran usaha atau kemampuan diri mereka.

6. Ketakutan terhadap kegagalan

Orang dengan imposter syndrome sangat takut akan kegagalan dan anggapan tidak kompeten. Kesuksesan sebelumnya tidak mengurangi rasa takut ini.

Penyebab Imposter Syndrome 

Imposter syndrome dapat disebabkan oleh berbagai faktor psikologis, sosial, dan lingkungan yang memicu perasaan tidak kompeten atau curang. Beberapa penyebab umum antara lain:

1. Faktor Psikologis

Mulai dari perfeksionisme, keraguan diri, ketakutan gagal, atau tekanan yang tinggi pada diri sendiri. Orang dengan sindrom impostor seringkali menetapkan standar yang sangat tinggi dan takut melakukan kesalahan.

2. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh yang terlalu kritis atau memberi tekanan berprestasi juga dapat memicu sindrom imposter. Begitu pula sejarah bullying atau kurangnya dukungan sosial.

3. Perbandingan dengan Orang Lain

Perbandingan terus menerus, baik di dunia nyata maupun media sosial, bisa mendorong seseorang mengalami sindrom impostor. Melihat prestasi orang lain dapat memicu rasa tidak cukup baik, pintar, atau beruntung.

4. Lingkungan Kerja atau Akademik

Lingkungan yang kompetitif dan individualistis dapat memicu tumbuhnya sindrom ini. Situasi dimana kesuksesan sangat dihargai sementara kegagalan sangat dihindari dapat memperburuk sindrom impostor.

5. Stereotip dan Bias

Hal ini terjadi terhadap jenis kelamin, ras, atau latar belakang. Misalnya, perempuan atau minoritas yang bekerja di bidang didominasi kelompok mayoritas.

6. Pengalaman Masa Lalu

Sindrom impostor juga bisa timbul karena akumulasi pengalaman di masa lalu. Misalnya saat seseorang sering menerima kritik yang keras, perbandingan dengan orang lain, dan kurangnya pengakuan atas pencapaian.

Mengatasi penyebab-penyebab ini dengan perspektif yang lebih sehat serta dukungan sosial yang kuat dapat membantu mengurangi sindrom ini.

Dampak Imposter Syndrome

Imposter syndrome dapat memiliki berbagai macam dampak negatif bagi kesehatan mental dan kesuksesan seseorang. Beberapa dampak yang paling umum adalah:

1. Stres

Imposter syndrome dapat menyebabkan tingkat stres yang sangat tinggi. Rasa takut terus-menerus bahwa mereka akan ketahuan sebagai “penipu” dapat membuat orang dengan imposter syndrome merasa tertekan dan cemas. Mereka mungkin merasa harus bekerja jauh lebih keras daripada orang lain untuk membuktikan diri mereka layak berada di posisi mereka.

2. Depresi

Perasaan tidak layak dan ketidakmampuan untuk menikmati pencapaian dapat memicu depresi pada orang-orang dengan imposter syndrome. Mereka mungkin merasa sedih, pesimis, dan kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya mereka nikmati. 

3. Keengganan Mengambil Resiko

Imposter syndrome juga dapat membuat orang menjadi takut mengambil resiko atau mencoba hal-hal baru di luar zona nyaman mereka. Meski mereka memiliki potensi untuk sukses, mereka takut kegagalan akan membuktikan bahwa mereka memang “penipu”. Ini bisa menghambat karir dan mengembangkan growth mindset.

4.Kurang Percaya Diri

Perasaan tidak kompeten dan curiga terhadap kemampuan sendiri membuat orang dengan sindrom ini merasa kurang percaya diri. Mereka sering meragukan ide dan pendapat mereka sendiri, sekalipun sudah terbukti hebat. Kurangnya rasa percaya diri ini bisa menghalangi mereka untuk berprestasi sesuai potensinya.

Mengatasi Imposter Syndrome

Imposter syndrome dapat diatasi dengan berbagai cara, di antaranya terapi, dukungan sosial, menantang pikiran negatif, dan mengubah cara pandang.

1. Terapi  

Bertemu dengan konselor atau psikoterapis dapat sangat membantu mengatasi perasaan imposter. Ahli terapi dapat membantu menggali akar penyebab rasa tidak percaya diri dan memberikan strategi untuk menantang pikiran-pikiran negatif. Terapi juga dapat membantu meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri.

2. Berbagi Perasaan & Minta Dukungan Sosial

Ceritakan perasaan Anda kepada orang yang dipercaya, baik teman maupun mentor. Mendengar orang lain juga pernah mengalami hal yang sama bisa membantu mengurangi perasaan terisolasi.

Selain itu, memiliki dukungan sosial dari keluarga, teman, dan rekan kerja juga penting. Berbagi perasaan dengan orang lain yang dipercaya dapat membantu meringankan beban dan mendapatkan dukungan emosional. 

3. Tantang Pikiran Negatif 

Belajar mengenali pikiran negatif akibat imposter syndrome dan secara aktif menantangnya juga penting. Misalnya, jika kamu berpikir “Saya tidak pantas berada di posisi ini,” tantang dengan pikiran “Saya terpilih karena mereka percaya saya mampu. Saya akan terus belajar dan berkembang”.

4. Mengubah Cara Pandang

Lihat imposter syndrome sebagai hal normal yang banyak orang alami, bukan sesuatu yang unik hanya terjadi pada kamu seorang. Ingat bahwa kamu layak berada di posisi tersebut. Fokus pada hal positif yang telah kamu capai.

5. Rencanakan Langkah Selanjutnya

Daripada terjebak perasaan tidak mampu, rencanakan langkah spesifik untuk terus berkembang. Misalnya pelatihan atau sertifikasi baru yang bisa meningkatkan kemampuan.

Dengan menerapkan strategi di atas secara konsisten, perasaan sindrom imposter ini dapat berkurang. Yang penting lakukan dengan penuh kesabaran dan jangan berhenti mencoba.

6. Menjadi Diri Sendiri

Jangan membandingkan diri dengan orang lain atau berusaha mengikuti ekspektasi orang lain. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik. Fokuslah pada kekuatan Anda sendiri.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional

Gejala impostor syndrome yang ringan mungkin masih bisa diatasi sendiri dengan beberapa tips di atas. Namun, jika gejala yang dirasakan sudah sangat parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari, sebaiknya segera mencari bantuan profesional.

Beberapa gejala parah impostor syndrome yang perlu mendapat perhatian khusus:

  • Kecemasan yang berlebihan setiap kali menghadapi tugas atau tantangan baru di tempat kerja. Rasanya sangat tidak percaya diri dan takut gagal.
  • Selalu merasa apa yang dikerjakan tidak pernah cukup baik meskipun mendapat pujian dari orang lain. 
  • Sangat mudah putus asa dan ingin berhenti saat menghadapi kesulitan dalam mengerjakan sesuatu.
  • Menghindari peluang dan tantangan baru karena takut tidak mampu mengatasinya.
  • Perfeksionis yang berlebihan, sangat keras dan tidak pernah puas pada diri sendiri.
  • Merasa sangat tertekan, cemas, dan depresi karena merasa tidak kompeten dan curang.

Jika gejala-gejala di atas sudah sangat mengganggu keseharian dan produktivitas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog. Mereka akan membantu untuk mengenali pikiran negatif yang mendasari perasaan impostor syndrome serta memberikan terapi yang tepat untuk mengatasinya. Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional karena sindrom ini bukanlah masalah kecil dan bisa berdampak serius jika tidak mendapat penanganan.

Kesimpulan

Imposter syndrome adalah rasa tidak percaya diri kronis bahwa seseorang tidak pantas atas pencapaiannya. Meskipun sangat umum, perasaan ini bisa sangat merusak dan menghambat seseorang untuk maju dalam karir atau hubungan.

Dengan memahami apa yang memicu imposter syndrome dan belajar untuk menantang pikiran negatif yang muncul, siapa pun dapat mulai mengurangi dampaknya. Penting juga untuk ingat bahwa kamu tidak sendirian dalam perjuangan ini. Banyak orang sukses juga merasa seperti penipu, setidaknya beberapa saat. Jadi jangan biarkan keraguan diri menghalangi Anda dari meraih impian.