Apa itu Keyword Stuffing? Mengapa Sangat Buruk untuk Website Anda?
Dalam praktek SEO On Page, kita mengenal istilah yang disebut dengan Keyword Stuffing. Praktek ini mungkin populer untuk SEO jaman old, tapi jika Anda masih menggunakannya sampai sekarang, itu sama saja membuat optimasi SEO Anda babak belur.
Harus diakui bahwa SEO itu memang terasa melelahkan. Tidak sedikit diantara kita berusaha mengambil jalan pintas. Tujuannya agar website bisa naik peringkat dengan cepat dan goal bisnis yang kita harapkan bisa segera tercapai.
Tapi jika Anda mempertimbangkan dampak kedepannya, praktek ini adalah hal yang harus Anda jauhi. Jalan pintas dan SEO Black Hat tidak benar- benar membantu Anda pada akhirnya. Sebaliknya, mereka hanya menjebak dengan hasil sesaat.
Apa itu Keyword Stuffing?
Keyword stuffing dulu marak digunakan karena bisa menjadi jalan pintas untuk mempercepat naik peringkat. Tujuannya adalah agar Google cepat mengindeks karena konten kita mengandung banyak kata kunci yang ditargetkan.
Tapi perlu diingat, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Google pun menilai tindakan berlebihan ini justru mengurangi kualitas konten dan tidak memberi manfaat yang baik untuk pengguna. Artinya, keyword stuffing sangat tidak disarankan untuk dipraktekkan.
Definisi dari keyword stuffing ini sendiri adalah memasukkan kata kunci sebanyak- banyaknya untuk sebuah konten dengan harapan peringkat menjadi lebih tinggi di hasil pencarian. Bisa dibilang, ini adalah teknik spam kata kunci.
Praktek ini tidak sepopuler beberapa tahun yang lalu, tapi masih digunakan oleh beberapa merek untuk meningkatkan visibilitas pencarian mereka.
Praktek keyword stuffing ini bisa terlihat dari :
- Mengulang kata atau frasa yang tidak perlu terkait kata kunci
- Menambahkan kata- kata yang di luar konteks agar
- Menggunakan kata kunci yang tidak relevan dengan topik halaman
- Menaruh keyword terlalu banyak di meta tag
Selain itu, ada juga penggunaan kata kunci secara tersembunyi agar tidak terbaca langsung oleh pembaca. Hal ini termasuk :
- Menggunakan teks dengan warna yang sama dengan latar belakang (untuk menyembunyikan kata-kata dari pembaca, tapi crawler mesin pencari akan tetap bisa membacanya.
- Mengulangi teks dalam kode halaman, tag meta, atribut alt, dan tag komentar
Beberapa orang berpikir bisa mengelabui mesin pencari dengan teknik ini, namun sama sekali tidak. Sebaliknya, website Anda justru bisa mendapat peringkat lebih rendah karena melakukan teknik ini.
Contoh Keyword Stuffing
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh konten dengan keyword stuffing yang membidik kata kunci ‘kucing persia’:
Terlalu banyak keyword dalam satu paragraf saja? Ya. Dan kecenderungannya, konten ini akan terulang di paragraf selanjutnya. Wawasan yang diberikan pada pembaca hanya secuil, tapi kalimat diulang- ulang.
Padahal konten ini bisa diperbaiki dengan menggunakan keyword utama sesuai kebutuhan saja :
Sebagai gantinya, Anda akan menggunakan keyword utama tersebut untuk paragraf tengah, dan paragraf akhir. Bukan tumplek blek di satu paragraf secara berlebihan. Terlihat bedanya, bukan?
Keyword Density
Meski begitu, tanpa sengaja mungkin ada beberapa blogger yang terjebak praktek spam keyword ini tanpa disengaja. Untuk itu, penting bagi penulis konten untuk memahami apa itu keyword density.
Keyword density adalah persentase berapa kali kata kunci muncul dalam satu halaman yang dibagikan dengan jumlah total di halaman tersebut. Misalnya dalam artikel 300 kata Anda menggunakan kata kunci fokus sebanyak 10 kali, maka kepadatan kata kunci Anda adalah 3.3%.
Menurut rekomendasi Yoast SEO, praktek terbaik dalam menulis artikel SEO Friendly adalah dengan kepadatan kata kunci 2%.
Mengapa Keyword Stuffing Buruk untuk Website?
Penggunaan keyword stuffing jelas merupakan taktik yang buruk untuk website Anda. Hal ini juga membuat pengalaman pengguna yang tidak menyenangkan.
Sebuah konten website seharusnya dibuat dengan tujuan untuk memberi informasi, mendidik, melayani, dan melibatkan pembaca. Saat Anda hanya mengisinya dengan kata kunci, Anda tidak akan bisa memenuhi tujuan tersebut. Anda tidak menulis untuk pembaca, tapi hanya mesin pencari.
Dampak lainnya adalah rasio bounce rate yang tinggi dan mendorong calon pelanggan potensial untuk menjauh dari bisnis Anda.
Mengapa bisa begitu? Karena aktivitas ini bisa menyebabkan website Anda mendapat penalti pencarian. Google berpotensi besar menghapus halaman Anda dari halaman hasil pencarian.
Cara Optimasi Keyword dengan Benar
Jika Anda ingin mendorong peringkat halaman untuk kata kunci tertentu, fokuslah untuk mengoptimalkan kata kuncinya, bukan melakukan praktek spam kata kunci. Distribusikan keyword sesuai dengan panduan SEO On Page yang tepat.
Optimasi SEO Anda juga bisa mengacu pada pedoman kualitas Google, “Berfokuslah pada pembuatan konten yang bermanfaat dan kaya informasi yang menggunakan kata kunci dengan tepat dan sesuai konteks.”
Anda juga bisa mengikuti 6 langkah berikut untuk mempraktekkan penggunaan keyword density yang sehat :
1. Tetapkan kata kunci utama untuk setiap halaman
Saat akan memulai SEO untuk halaman web, pilihlah satu kata kunci utama yang ditargetkan. Frasa utama ini harus relevan dengan topik dan berkaitan erat dengan konten.
Artinya, ini juga harus menjadi kata kunci populer dan persaingan rendah untuk mengoptimalkan peluang Anda di halaman pencarian.
Saat Anda menentukan kata kunci utama target untuk satu halaman web, hindari menetapkannya sebagai istilah utama untuk halaman lain di situs Anda.
Setiap halaman di situs Anda yang ingin diperingkatkan dalam pencarian perlu ditentukan sendiri kata kunci target yang unik. Tujuannya agar halaman konten Anda tidak saling bersaing dan mengirimkan pesan yang jelas ke mesin pencari tentang masing- masing konten.
2. Selalu tulis lebih dari 300 kata
Untuk mendorong mesin pencari memberi peringkat halaman untuk kata kunci target, selalu buat konten dengan lebih dari 300 kata. Anda bisa menetapkan standar yang lebih tinggi untuk hasil konten yang lebih berkualitas.
Tujuannya adalah agar mesin pencari bisa melihat bahwa website kita memberikan informasi yang relevan dan bermanfaat untuk pengguna. Buat konten Anda berbobot dan ‘dalam’ agar peringkat konten Anda semakin baik.
3. Ikuti panduan keyword density dalam konten
Kunci utama menghindari keyword stuffing adalah distribusi kata kunci yang tepat di konten Anda. Jangan terlalu sering menggunakannya, dan selalu tulis secara alami dan natural. Jaga keyword density Anda di bawah 2% sesuai dengan pedoman praktek SEO.
Tips Pro :
Jika Anda menggunakan WordPress, Anda bisa memantau kepadatan kata kunci dengan plugin Yoast SEO. Yoast SEO bisa memberikan informasi secara cepat berapa banyak keyword yang Anda gunakan dalam satu postingan.
4. Gunakan variasi keyword
Cara terbaik untuk membuat mesin pencari memahami relevansi konten Anda adalah dengan memanfaatkan LSI keyword, dan variasi long-tail keyword. Jika praktek ini Anda lakukan secara konsisten, ini akan berdampak sangat baik untuk website Anda kedepannya.
LSI (Latent Semantic Indexing) keyword adalah list kata kunci yang bermakna mirip (sinonim) seperti keyword utama yang ditargetkan. Kata kunci utama yang digunakan dari tool adalah hasil penyeragaman dari beberapa kata kunci yang mirip.
Dalam prakteknya, pengguna bisa menggunakan kata kunci yang sangat beragam dari yang Anda lihat di tool riset kata kunci. Itulah mengapa Anda perlu mengoptimalkan penggunaan LSI keyword.
5. Distribusikan keyword dengan tepat
Distribusi keyword sangat penting dalam optimasi On Page. Selain menempatkan focus keyword di konten utama, Anda juga harus mendistribusikan keyword di elemen lain yang diperlukan.
Beberapa tempat yang bisa Anda gunakan untuk optimasi halaman antara lain :
- Judul halaman
- Setidaknya satu di sub judul
- Tag judul
- Meta deskripsi
- Setidaknya satu di alt text gambar
- Paragram pertama
- Mendekati akhir tulisan
Taktik optimasi ini akan mengirim sinyal positif ke mesin pencari dan membuat halaman Anda mendapatkan perhatian karena relevansi konten yang tinggi.
Kesimpulan
Keyword Stuffing jelas bukan cara yang sehat untuk optimasi website Anda. Tidak ada jaminan juga Anda mendapat benefit apapun dari praktek ini, bahkan hasil instan sekalipun.
Karena Google terus melakukan pembaruan algoritma yang membuat mesin pencari mereka semakin canggih dan pintar. Google kini semakin mudah mengenali mana konten berkualitas dan mana konten yang sampah.
Jika Anda fokus mengoptimalkan konten Anda secara serius dengan cara yang sehat sesuai kaidah SEO, Anda pasti akan menikmati hasilnya.
Semoga bermanfaat!