Aplikasi kloning menjadi salah satu jenis aplikasi yang paling banyak pengguna Android buru. Dengan aplikasi ini, aktivitas mobile menjadi lebih optimal.
Seperti yang kita ketahui, ketergantungan pada gadget membuat banyak orang merasa membutuhkan lebih dari satu aplikasi di smartphone mereka. Bukan hanya aplikasi WhatsApp saja, kadang mereka membutuhkan aplikasi lain untuk digandakan. Dengan begitu, mereka tidak perlu bolak balik login ke dalam akun yang berbeda.
Mengapa Kita Membutuhkan Aplikasi Kloning?
Sebagian ponsel mempunyai fitur pengganda aplikasi bawaan, dan sebagian lainnya tidak. Ponsel dengan fitur pengganda bawaan pun seringkali tidak bekerja menggandakan semua jenis aplikasi.
Nah untuk mengatasi masalah ini, kita membutuhkan aplikasi kloning atau cloning apps. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat menggunkana lebih dari satu aplikasi tanpa harus bolak- balik login.
Untuk aplikasi kloning WhatsApp misalnya, pengguna dapat menggunakan WA lebih dari satu nomer HP secara mudah dan praktis.
5 Aplikasi Kloning WA dan Aplikasi Lainnya di Android
WhatsApp hanyalah salah satu aplikasi yang bisa dikloning dengan aplikasi ini. Anda juga bisa memanfaatkan penggandaan ini terhadap aplikasi lain, sesuai dengan kebutuhan. Entah itu media sosial seperti Instagram dan Facebook, atau layanan instant messaging selain WhatsApp.
Sebagai rekomendasi, berikut ini adalah daftar aplikasi kloning WA atau app cloner yang layak Anda pertimbangkan :
Untuk aplikasi kloning di media sosial, Dual Space Lite adalah aplikasi yang sangat ringan, dengan ukuran 6,5MB. Saat menjalankan dua aplikasi secara bersamaan, Dual Space Lite bekerja dengan sangat baik.
Salah satu alasan mengapa Dual Space menjadi yang terbaik adalah karena dilengkapi dengan fitur penghapus iklan dan memperbaiki bug. Anda juga bisa memanfaatkan fitur zona privasi yang membantu Anda bebas berselancar dengan akun kloning, tanpa meninggalkan jejak dalam sistem ponsel.
Super Clone mengklaim diri mereka sebagai clone app paling stabil untuk menjalankan banyak akun tanpa batas. Aplikasi ini membantumu menggandakan WhatsApp, Instagram, LINE, Messenger, dan aplikasi game sosial lain dengan mudah.
Untuk bisa luwes menggunakannya, Anda bisa menyesuaikan label dan ikon, sehingga bisa mengidentifikasi, melindungi dengan pengunci privasi, dan beralih akun dengan cepat.
Selain menjalankan aplikasi dalam satu ponsel secara bersamaan, Parallel Space dapat menyembunyikan aplikasi rahasia dan mengunci aplikai sekaligus. Aplikasi ini juga sangat ringan meski bisa menjalankan lebih dari 2 aplikasi secara bersamaan.
Aplikasi pengganda yang satu ini juga memungkinkan Anda mengganti tema untuk mempersonalisasikan ruang yang unik sesuai selera Anda.
4. MoChat
Dengan
ukuran ringan yang hanya 6 MB saja, MoChat menjalankan aplikasi ganda di
WhatsApp dan aplikasi lainnya tanpa mengalami sistem lag yang membuat aplikasi
Anda menjadi lebih lambat. MoChat ini juga dibekali fitur notifikasi yang
membuat aplikasi Anda terasa lebih nyaman dijalankan.
Tidak
jauh berbeda dengan aplikasi kloning WhatsApp lainnya, 2Account juga
memungkinkan penggunanya untuk mempunyai aplikasi ganda di ponsel Android
mereka. Namun, aplikasi ini mempunyai kekurangan di daya tamping ukuran file
mereka yang lebih kecil. Karena ukurannya itu, aplikasi ini lebih cocok
digunakan untuk beberapa aplikasi media sosial, terutama WhatsApp, agar bisa
berjalan stabil.
2Account akan terasa berat saat dijalankan bersamaan dengan aplikasi game
lainnya. Jadi jika Anda menggunakan aplikasi ini, perlu behrati- hati saat
sedang bermain game. Karena memang fungsi aplikasi ini pada dasarnya adalah
sebagai aplikasi kloning media sosial, bukan kloning aplikasi game.
Kesimpulan
Ada aplikasi kloning yang membantu menggandakan aplikasi di ponsel dengan mudah. Aplikasi ini membantu Anda lebih efektif dalam beralih akun saat menggunakan akun ganda.
Diantara kelima pilihan tersebut, manakah yang menjadi pilihan Anda untuk meng-kloning aplikasi di ponsel Anda?
Sebagai pengguna smartphone android, kita perlu berhati- hati dalam menginstall aplikasi. Jika kita tidak yakin dengan keamanan aplikasi tersebut atau sebelumnya membaca ulasan negatif, berpikirlah dua kali sebelum mengunduhnya. Lembaga riset Cybersecurity Trend Micro kembali menemukan tiga aplikasi yang mengandung virus jahat spyware yang memata- matai dan mencuri data korban. Aplikasi ini mengincar pengguna Facebook, Gmail, dan Outlook. Data ini akan diolah, dikumpulkan dan dikirimkan ke pusat hacker jahat. Bisa ditebak apa yang terjadi selanjutnya? Data Anda bisa disalahgunakan dan Anda juga berpotensi menjadi korban cyber crime yang lebih luas.
Aplikasi Jahat di Google Play Store
Yang mengejutkan, virus jahat ini sempat menjangkit beberapa aplikasi yang berada di Google Play Store. “Kami menemukan tiga aplikasi jahat di Google Play Store”, ungkap Trend Micro seperti dikutip dari GizChina, Kamis (16/1/2020). Tiga aplikasi ini ternyata sudah beraktifitas sejak Maret 2019. Tiga aplikasi tersebut adalah :
Camero, yang menyamar sebagai aplikasi foto
FileCrypt, yang menyamar sebagai aplikasi file manager
CallCam, yang menyamar sebagai aplikasi kamera
Para tim riset ini memprediksi kalau sypware ini dibuat oleh SideWinder, yaitu kelompok hacker berbahaya yang aktif sejak 2012. Beberapa tahun terakhir ini mereka selalu mencoba meretas organisasi militer.
Update OS Anda agar Terhindar dari Malware
Malware jahat yang muncul di tiga aplikasi ini paling mudah menyerang smartphone Android dengan sistem operasi lama. Malware bahkan bisa melakukan rooting otomatis sehingga bisa menginstal beberapa file APK berbahaya. Saat berhasil masuk, malware akan mengumpulkan semua data yang ada di perangkat pengguna, termasuk pesan di Outlook, Yahoo Mail, Twitter, WeChat, Gmail, Facebook, dan bahkan Google Chrome. Malware juga akan melacak lokasi Anda dan mengacak- acak file yang Anda simpan, seperti video, foto dan file lainnya. Setelah mengidentifikasi akun Anda di beberapa platform terkenal, informasi yang dianggap bernilai akan dijual ke dark web. Agar terhindar dari perangkap yang dibuat oleh peretas, Anda perlu berhati- hati dalam mengunduh aplikasi di Google Play Store. Jangan menginstal aplikasi dari pengembang yang tidak dikenal atau mendapatkan ulasan mencurigakan. Dan tentu saja disarankan untuk memperbarui sistem operasi di ponsel Android Anda. Karena seperti yang sudah dijelaskan, malware ini lebih rentan menyerang untuk ponsel- ponsel yang menggunakan sistem operasi lama.
Apakah Anda termasuk salah satu pengguna smartphone Android? Saat ini, di seluruh dunia sudah terdapat lebih dari 2,5 juga device aktif Android. Tanpa keraguan lagi, Android adalah sistem operasi paling populer di seluruh dunia. Meski populer, bukan berarti Android tak mempunyai cacat. Sebaliknya, Android disebut sebagai platform yang cukup sering terjangkit serangan cyber. Salah satu pemicunya adalah penggunaan aplikasi yang telah terjangkit malware, baik sengaja ataupun tidak sengaja. Aplikasi memang sering menjadi media efektif untuk menyerang device Android mengingat aplikasi adalah inti dari sistem operasi ini dan berhubungan langsung dengan pengguna. Dari sisi Google, tentu mereka terus berupaya untuk meningkatkan keamanan dari aplikasi yang ada di platformnya.
Cara Meningkatkan Keamanan Android dari Aplikasi Malware
Ada beberapa insiatif yang telah dilakukan Google untuk memastikan keamanan platform miliknya. Meski begitu, langkah yang dilakukan Google ini akan sia- sia jika tidak didukung kesadaran pengguna terkait penggunaan aplikasi yang aman. Untuk meningkatkan kesadaran terkait keamanan ini, berikut ini adalah beberapa tips dari Make Use of yang layak untuk Anda coba :
Hindari Memasang Aplikasi dari Sumber Tidak Jelas
Jika ingin menemukan atau memasang aplikasi Android, Play Store adalah tempat paling aman. Alasannya sederhana, karena aplikasi bawaan ini selalu memantau aplikasi yang ada di dalamnya untuk mencegah adanya file berbahaya. Untuk memastikan keamanan aplikasi yang diunduh, pengguna bisa melakukan pemindaian aplikasi lewat fitur Play Protect. Untuk menggunakannya, user cukup masuk ke aplikasi Play Store, kemudian memilih fitur Play Protect yang terletak di bawah menu Metode Pembayaran.
Setelah masuk ke menu Play Protect, pengguna dapat memindai seluruh aplikasi yang terinstall di device Android. Jika ternyata diketahui ada aplikasi yang mencurigakan, pengguna dapat melaporkan aplikasi tersebut dengan pilihan ‘Improve harmfull app detection’, dilanjutkan dengan uninstall aplikasi mencurigakan tersebut.
Hindari Memasang Aplikasi dari Toko Pihak Ketiga
Android memungkinkan penggunanya untuk menginstall aplikasi dari luar Play Store. Namun, pengguna tentu harus berhati- hati karena keamanan toko aplikasi pihak ketiga tentu tidak sebaik keamanan Play Store. Banyak dari toko aplikasi yang tidak menerapkan kontrol kualitas yang ketat terkait keamanan. Bisa dibilang, ada kemungkinan toko tersebut membiarkan adanya aplikasi berbahaya. Jika memang Anda merasa aplikasi dari toko pihak ketiga penting untuk Anda gunakan, pastikan Anda sudah mengecek reputasi toko terlebih dulu. Ada juga dapat membaca review lebih lanjut terkait benefit dan keamanan aplikasi tersebut sebelum mengunduhnya.
Cek Izin Aplikasi Secara Berkala
Pengguna Android dapat meninjau ulang izin akses sebuah aplikasi di perangkat sejak adanya Android Marshmallow. Jadi, Anda dapat mereview dan mengatur izin apa saja yang dapat diberikan pada masing- masing aplikasi. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui sejak awal jika ada sebuah aplikasi yang ternyata mengakses data kontak Anda dan melanggar batas privasi Anda. Misalnya saja seperti aplikasi pinjaman online yang sempat heboh beberapa waktu lalu karena punya izin untuk menyalin data kontak pengguna. Langkah selanjutnya, pastikan ANda selalu membaca lebih dulu izin yang diberikan ke sebuah aplikasi sebelum memasangnya. Dengan begitu, Anda akan tidak akan merasa terjebak oleh aplikasi tertentu yang ternyata melanggar batas privasi Anda.
Selalu Baca Review Sebelum Menginstall
Cara termudah untuk mengetahui kualitas dan keamanan sebuah aplikasi berbahaya adalah dengan membaca ulasan pengguna lain. Dalam membaca ulasan ini Anda perlu lebih teliti karena ulasan palsu berbayar juga kini marak. Salah satu cara mengetahui ulasan palsu berbayar adalah penggunaan pujian yang berlebihan, terkesan tidak natural, atau bahasa yang terbaca seperti template. Baca ulasan dengan baik dan hindari hanya melihat dari jumlah bintang. Hal yang perlu Anda ketahui dari membaca ulasan ini adalah apakah aplikasi dapat bekerja dengan baik atau sesuai fungsinya, apakah aplikasi bermasalah dengan pengalaman pengguna, dan apakah aplikasi memiliki masalah terhadap keamanan data privasi pengguna.
Perbarui Sistem Secara Berkala
Demi keamanan penggunanya, Google melakukan rilis pembaruan secara berkala. Yang kerap terjadi, banyak pengguna melewatkan pembaruan ini karena mengharuskan jeda yang cukup lama. Padahal, pembaruan ini diperlukan untuk meningkatkan keamanan device Android secara keseluruhan. Yang disayangkan lagi, tidak semua vendor smartphone turut menggulirkan pembaruan ini secara rutin. Ada beberapa vendor yang baru merilis pembaruan dalam jeda yang cukup lama. Meski begitu, karena pembaruan sistem keamanan ini penting, pengguna disarankan untuk langsung memasangnya begitu dirilis.
Dari beberapa point ini, mana saja yang sudah Anda terapkan untuk smartphone Android Anda? Selamat berselancar dengan aman yaa!
Untuk Anda yang menggunakan ponsel Xiaomi, tentu Anda familiar dengan beberapa iklan yang kerap muncul sebagai bagian dari aplikasi bawaaan. Iklan ini dapat ditemui di layar utama antar muka, bahkan notifikasi dan halaman pengaturan ponsel.
Hal ini terjadi lantaran Xiaomi menanamkan sistem untuk menampilkan iklan di sebagian antarmuka MIUI dan aplikasi bawaannya. Sistem ini lah yang disebut dengan MIUI System Ads atau MSA.
Bagi beberapa orang, kehadiran iklan yang tidak diinginkan ini kerap dianggap mengganggu. Terutama karena MSA tidak bisa dihapus atau uninstall begitu saja oleh pengguna. Kabar baiknya, meski tidak ada opsi uninstall, pengguna sebenarnya bisa menghilangkan iklan ini dengan cara menonaktifkannya.
Menghilangkan Iklan di Aplikasi Bawaan
Xiaomi
MSA tidak bisa
dihapus, namun pengguna bisa memilih untuk menonaktifkannya dengan tujuan
berhenti melihat iklan di ponsel Xiaomi mereka. Bagaimana caranya? Berikut ini
adalah langkah- langkah yang harus Anda ikuti :
Matikan Fitur MSA.
Masuk ke menu Pengaturan/ ‘Setting’, pilih ‘Additional Setting.’
Pilih Authorization & Revocation.
Matikan fitur bertajuk MSA dengan mengklik toggle di sebelah kanan .
Akan muncul pop up konfirmasi, lalu pilih ‘Revoke.’
Setelah button di sebelah aplikasi berubah menjadi abu- abu, berarti proses penonaktifan MSA telah berhasil.
Dengan menonaktifkan
induk sistem ini, maka sistem iklan di smartphone Xiaomi ini pun akan terhenti.
Meski begitu, iklan masih bisa terus muncul karena sistem pelacakan oleh fitur
rekomendasi iklan yang masih aktif. Maka dari itu, pengguna perlu mematikan
fitur ‘Personalized Ad’ pada ponsel Xiaomi seperti yang ada di langkah
selanjutnya.
Matikan Fitur Ads Tracking
Masuk ke menu Pengaturan/ ‘Setting’, pilih ‘Additional
Setting’, lalu ‘Privacy’ >> ‘Ad Services.’
Di halaman ‘Ad Services’, matikan opsi ‘Personal
ad recommendations.’
Di langkah kedua ini, Anda sudah berhasil menonaktifkan fitur iklan.
Perjuangan belum selesai. Karena Anda masih bisa menemukan iklan di aplikasi bawaan MIUI, seperti Mi Apps, Mi Browser, Mi Music, Mi Video, dan sebagainya. Jadi, untuk menuntaskannya, Anda harus menghilangkan fitur rekomendasi di serangakaian aplikasi besutan Xiaomi. Kita simak bersama di step 3 ya..
Matikan Fitur Rekomendasi Iklan di Aplikasi
Bawaan Xiaomi
Di tahap 3, kita
akan menonaktifkan fitur rekomendasi iklan di aplikasi bawaan Xiaomi satu per
satu.
Mi Browser
Buka aplikasi Mi Browser, ketuk ikon tiga garis
horizontal di kanan bawah, lalu pilih Setting >> Privacy & Security.
Matikan fitur ‘Recommended for you.’
Pengguna juga disarankan untuk mengatur halaman utama aplikasi Mi Browser yang dipenuhi dengan iklan. Untuk menggantinya, masuk ke menu Setting >> Advanced >> Set start page. Pilih Custom, dan ganti halaman utama menjadi www.google.com atau halaman favorit Anda lainnya. Setelah itu klik OK.
MIUI Security
Buka aplikasi MIUI Security, lalu masuk ke menu Setting yang diberi tanda ikon roda bergerigi.
Scroll ke bawah, matikan fitur ‘Receive recommendations.’
Mi Cleaner
Buka aplikasi MIUI Security, lalu masuk ke Setting
>> Cleaner.
Scroll ke bawah, matikan fitur ‘Receive
recommendations.’
MIUI Download
Buka aplikasi MIUI Download
Ketuk icon tiga titik di bagian kanan atas,
lalu pilih ‘Setting’
Matikan fitur ‘Show recommended content.’
Mi Music
Buka aplikasi Mi Music
Di bagian kiri atas, ketuk icon tiga garis
horisontal
Masuk ke menu Setting >> Advanced Setting
Scroll ke bawah, matikan fitur ‘Receive
recommendations.’
Mi Video
Buka aplikasi Mi Video, lalu tab ke menu ‘Account’
Pilih menu Setting, kemudian nonaktifkan fitur Online Recommendation dan Push Notification
MIUI Folder
Yang terakhir,
selain aplikasi bawaan, folder- folder aplikasi Xiaomi kita juga bisa disisipin
dengan berbagai iklan. Untuk menghilangkannya, cobalah buka salah satu folder,
kemudian ketuk nama folder tersebut. Selanjutnya non-aktifkan sub menu ‘Promoted
apps’ yang terletak di bawah kolom nama folder.
Selesai! Kini Anda sudah berhasil menghilangkan iklan di ponsel Xiaomi, termasuk di browser, folder, dan video dengan tuntas.