10+ Tips Meningkatkan Keamanan Website Anda dari Ancaman Digital

10+ Tips Meningkatkan Keamanan Website Anda dari Ancaman Digital

Membuat website bukan lah hal yang asing lagi bagi masyarakat modern di era digital. Mulai dari website gratisan seperti blogspot, hingga ‘mencicipi’ website hosting berbayar dengan dukungan CMS seperti WordPress, Joomla, Drupal, dan masih banyak lainnya, membuat pemilik bisnis semakin mudah untuk membangun website mereka dengan cepat dan efisien.

Sayangnya, kemudahan membangun website ini kerap tidak dibarengi dengan kesadaran pentingnya meningkatkan keamanan website (web security) di saat yang bersamaan. Banyak webmaster yang masih mengabaikan hal ini meskipun menyadari bahwa website adalah salah satu asset paling berharga mereka dalam bisnis.

Berbagai Ancaman Digital Siap Mengancam Keamanan Website Anda

Ternyata, tidak sedikit hal yang bisa mengancam keamanan website kita. Beberapa jenis ancaman yang kerap terjadi antara lain adalah :
1. Virus/ Malware
2. Spam
3. Bot
4. Hacker

ancaman digital

Dari keempat serangan ini, mana yang pernah Anda alami? Jangan menunggu sampai satu atau lebih dari mereka mempora- porandakan aset berharga Anda dalam bisnis.

11 Langkah Penting Meningkatkan Keamanan Website

Bayangkan jika Anda merasa sudah mempunyai website dengan domain yang sempurna dan website tersebut telah menjadi sangat vital untuk bisnis Anda. Dan suatu hari Anda kehilangan website tersebut karena serangan hacker yang selama ini tidak pernah Anda sangka- sangka. Apa akibat yang terjadi selanjutnya? Anda bukan hanya kehilangan sebuah asset berharga, tapi sekaligus bisnis Anda nyaris tumbang. Jangan sampai hal ini terjadi pada Anda!

Maka dari itu, penting sekali untuk meningkatkan keamanan website Anda dari ancaman digital yang bisa muncul sewaktu- waktu, baik itu dari serangan virus atau hacker. Sebagai pemilik website, berikut ini 10 langkah penting yang harus Anda lakukan :

1. Lakukan Update Website Secara Berkala

Banyak bot hacker yang bekerja secara otomatis dalam mengintai ‘mangsa’nya. Salah satu faktor yang membuat pekerjaan mereka menjadi semakin mudah adalah website yang perangkat lunaknya sudah usang dan tidak aman lagi untuk dijalankan. Maka dari itu, langkah awal yang harus Anda lakukan untuk mencegah peretasan adalah melakukan update situs Anda secara berkala sesegera mungkin saat plugin atau versi CMS baru tersedia.

Jika website Anda relatif jarang di-update dengan konten, misalnya situs bertipe Company Profile, Anda bisa menggunakan plugin WP Updates Notifier. Plugin ini akan membantu Anda mendapatkan notifikasi pembaruan plugin atau inti WordPress ke email Anda. Melakukan pengecekan website hanya sebulan sekali atau seminggu sekali bisa membahayakan website Anda jika bot hacker berhasil menemukan kerentanan dari website sebelum Anda berhasil menambalnya. Kecuali Anda menjalankan firewall situs web, melakukan pembaruan segera setelah update dirilis adalah hal yang sangat penting untuk keamanan website Anda.

2. Gunakan Kata Sandi yang Kuat

Menggunakan kata sandi yang kuat adalah point penting lainnya. Rekomendasi dari WP Engine, kata sandi yang digunakan webmaster seharusnya memenuhi tiga persyaratan utama yang harus diikuti, yaitu CLU (Complex, Long, Unique).

COMPLEX berarti kata sandi yang digunakan adalah acak atau rumit. Jangan gunakan kata sandi yang mudah ditebak orang lain, seperti tanggal lahir atau kata- kata yang nyata. Sebaliknya, Anda disarankan untuk memilih karakter acak yang merupakan perpaduan antara huruf besar, huruf kecil, angka, dan tanda baca.

LONG artinya kata sandi disarankan lebih dari 8 karakter. Kata sandi dengan 8 karakter akan lebih mudah menghentikan orang lain dari menebaknya hanya dalam beberapa kali percobaan. Maka dari itu, semakin panjang dan rumit kata sandi, maka ini akan semakin baik untuk keamanan website Anda.

Yang terakhir, kata sandi Anda harus memenuhi syarat UNIQUE atau unik. Kata sandi Anda sebaiknya tidak sama dengan kata sandi Anda di website atau akun lain yang Anda miliki di internet. Misalnya saja ada orang yang mengetahui kata sandi akun Facebook Anda, maka seharusnya mereka tidak bisa menggunakan password tersebut untuk mengakses website, email, atau akun internet banking Anda.

“Lalu bagaimana caranya mengingat 10 kata sandi berbeda sepanjang lebih dari 10 karakter?”
Anda tidak harus mengingat semuanya memang. Untuk membuatnya mudah, Anda bisa menggunakan pengelola kata sandi seperti “LastPass” (penggunaan secara online) atau “KeePass 2” (penggunaan secara offline). Anda bisa mempelajari lebih lanjut kelebihan dan kekurangan dua layanan ini dan mempertimbangkan salah satu dari keduanya untuk mengelola daftar kata sandi Anda.

3. Lakukan Backup Secara Berkala, Namun Tidak Menyimpannya di Server Situs Anda

Meski bukan hal yang kita inginkan, hal buruk bisa terjadi situs Anda kapan saja. Maka dari itu, penting untuk melakukan backup data situs Anda secara berkala. Namun, perlu diingat bahwa Anda sebaiknya Anda tidak menyimpan backup tersebut di server situs Anda. Backup ini selalu berisi versi CMS dan ekstensi yang tidak di- patch yang tersedia untuk umum sehinggai resiko keamanan menjadi semakin besar. Saat file backup Anda tersimpan di server, hal ini dapat memudahkan kerja peretas saat mengakses server Anda.

4. Gunakan Konsep Least Privileged

Jika Anda meng-hire beberapa penulis atau admin website, pastikan bahwa izin pengguna mereka sesuai dengan yang mereka perlukan untuk melakukan pekerjaan mereka. Jika suatu waktu mereka membutuhkan izin yang perlu ditingkatkan, Anda bisa memberikannya, lalu menguranginya kembali setelah pekerjaan tersebut selesai. Ini lah yang disebut dengan konsep Least Privileged.

Mengatur User Role di WordPress

Misalnya Anda mempunyai beberapa penulis untuk posting blog di situs Anda. Pastikan mereka tidak mempunyai hak administrator penuh atas situs Anda. Akun tersebut seharusnya hanya mempunyai otorisasi untuk membuat dan mengedit konten mereka sendiri, dan mereka tidak mempunyai akses untuk mengubah pengaturan situs website.

Pembatasan akses ini akan melindungi website Anda dari kerusakan yang tidak perlu serta mencegah website Anda dari penyalahgunaan dari pengguna ‘nakal’ secara langsung.

5. File Konfigurasi Server

Seorang admin web harus benar- benar mengenal file konfigruasi server situsnya. Server web Apache menggunakan file .htaccess, server Nginx menggunakan nginx.conf, sedangkan Microsoft IIS menggunakan web.config. File- file yang dapat ditemukan di root direktori situs ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk situs Anda karena bekerja menjalankan aturan server. Hal ini termasuk arahan untuk meningkatkan keamanan situs Anda.

Beberapa rekomendasi aturan untuk Anda tambahkan ke server adalah sebagai berikut :

  • Mencegah penjelejahan direktori (Prevent directory browsing), yaitu melakukan pembatasan informasi untuk mencegah pengguna jahat untuk melihat isi setiap direktori situs website Anda.
  • Mencegah hotlinking gambar (Prevent image hotlinking), yaitu mencegah situs web lain menampilkan gambar dari server web Anda. Jika ada orang yang menautkan gambar dari server Anda, bandwith dari paket hosting Anda mungkin akan cepat habis untuk menampilkan gambar untuk situs orang lain.
  • Lindung file sensitif (Protect sensitive files), yaitu melindungi file dan folder tertentu seperti file konfigurasi CMS yang berisi detail info masuk basis data dalam teks biasa. Untuk meningkatkan keamanan, mungkin Anda dapat mengunci lokasi admin area atau membatasi eksekusi PHP dalam direktori yang menyimpan gambar atau mengizinkan unggahan.

Selain tiga hal ini, ada juga rules dan opsi lain yang dapat Anda atur di file konfigurasi server untuk meningkatkan keamanan situs Anda.

6. Mengatur File Permission

File permission akan menentukan siapa yang bisa melakukan apa ke sebuah file di situs web Anda. Setiap file di server web akan mempunyai tiga jenis izin yang masing- masing menggunakan kode angka seperti :

  • Read (4), yaitu untuk dapat melihat isi file
  • Write (2), yaitu untuk dapat mengubah isi file
  • Execute (1), yaitu untuk menjalankan file program

Untuk mengatur beberapa izin/ permission secara bersamaan, Anda hanya perlu menambahkan angka bersama- sama. Misalnya jika Anda mengatur file tersebut untuk bisa membaca (4) sekaligus menulis (2), makai zin pengguna yang Anda berikan adalah 6. Jika izin pengguna adalah membaca (4), menulis (2), dan menjalankan (2), maka izin pengguna yang diberikan adalah 7.

Selain itu, ada juga tiga jenis user yang harus Anda ketahui, yaitu :

  • Owner, yaitu pemilik file (hanya satu orang yang bisa menjadi pemilik file)
  • Group, yaitu grup file dimana setiap pengguna yang merupakan bagian dari grup tersebut akan mendapatkan izin tersebut
  • Public, yaitu semua orang

Saat menginstall CMS, permission di file/ folder Anda akan mendapatkan konfigurasi secara default. Dengan panduan ini, Anda dapat mengubah izin file tersebut sesuai kebutuhan dengan mengutamakan faktor keamanan untuk situs web Anda.

7. Ubah Pengaturan Standar CMS

Meskipun mudah digunakan, aplikasi CMS seringkali masih kurang optimal dari persepektif keamanan. Serangan hacker yang paling sering terjadi terhadap sebuah situs seringkali terjadi secara otomatis dan hal ini banyak dipengaruhi oleh pengaturan default yang digunakan. Maka dari itu, Anda perlu mengubah beberapa pengaturan default saat menginstall CMS yang Anda pilih, seperti melakukan perubahan pada point 5 & 6 di atas.

Misalnya saja, secara default beberapa aplikasi CMS memungkinkan pengguna untuk bisa menginstall ekstensi apa pun yang mereka inginkan. Ada juga pengaturan yang mungkin perlu Anda lebih perhatikan dalam mengontrol komentar, izin pengguna (pengaturan permission), dan visibilitas informasi pengguna.

8. Pemilihan Ekstensi, Add On, & Plugin

Salah satu hal menarik dari penggunaan CMS adalah fleksibilitasnya. Ada banyak plugin, add-on, dan ekstensi yang menyediakan hampir semua fungsi yang Anda butuhkan. Sayangnya, fleksibilitas ini juga kerap menjadi pedang bermata dua. Tidak jarang Anda menemukan beberapa ekstensi yang menawarkan fungsi serupa dan membuat Anda bingung, mana yang sebaiknya Anda pilih?

Jika ini terjadi, maka yang sebaiknya Anda pilih adalah yang terakhir mendapatkan pembaruan. Jika pembaruan terakhir lebih dari beberapa tahun terakhir, dikawatirkan ekstensi tersebut telah berhenti dikerjakan oleh pengembangnya dan ini bisa meningkatkan resiko keamanan situs Anda kapan saja.

Berbanding terbalik dengan ekstensi yang secara aktif terupdate atau pengembang secara aktif memantau ekstensi tersebut. Jika Anda mengalami masalah keamanan atau bug terhadap ekstensi tersebut, maka laporan Anda akan mendapatkan dukungan dari pengembang dengan mudah.

Selain itu, Anda juga dapat mempertimbangkan usia ekstensi tersebut dan jumlah pengguna yang menginstallnya. Ekstensi yang dikembangkan oleh pengembang yang sudah ‘besar’ biasanya akan mempunyai lebih dari 100 pemasangan sejak pertama kali dirilis. Bagi pengembang tersebut, keamanan adalah hal yang sangat penting dalam mengembangkan ekstensi/ plugin sebelum akhirnya user gunakan.

9. Satu Situs = Satu Hosting

Paket hosting unlimited memang menggoda! Anda bisa membayangkan betapa hemat dan efisiennya mengatur situs- situs Anda dalam satu hosting saja. Namun sayangnya, hal ini sebenarnya adalah salah satu praktek keamanan terburuk dalam panduan web security. Mengapa? Karena menaruh beberapa situs dalam satu hosting berlokasi sama berpotensi menciptakan serangan hacker yang lebih besar. Serangan hacker yang dilancarkan terhadap instalasi CMS Anda dapat menyebar dengan sangat mudah saat banyak situs dihosting di lokasi yang sama.

Selain itu, proses pembersihan juga akan menjadi PR yang melelahkan saat hacker meretas semua situas Anda di saat yang bersamaan.  Selain memakan waktu, tingkat kesulitan juga lebih tinggi karena situs yang terinfeksi dapat terus menginfeksi satu sama lain dalam satu lingkaran tanpa akhir. Benar- benar melelahkan!

10. Menginstall SSL

SSL (Secure Sockets Layer) adalah protokol keamanan standar untuk membuat tautan ter-enkripsi antara server web dan browser dalam komunikasi online. SSL bekerja melakukan enkripsi komunikasi antara Titik A dan Titik B, yaitu antara server situs web dan browser.

SSL Certificate - Web Security

Salah satu peranan SSL dalam web security adalah melindungi informasi pribadi pengunjung, mengamankan transfer data, transaksi kartu kredit, dan data login. Untuk situs web e-Commerce atau web apapun yang menerima pengiriman formulir dengan data pengguna sensitif atau informasi identitas pribadi, mempunyai sertifikat SSL (SSL Certificate) sangat penting.

Saat sebuah website mempunyai SSL Certificate terpasang dengan benar di server, maka akan muncul ikon gembok hijau kecil yang tampil di sebelah kiri URL situs web di browser dan https akan muncul dengan warna hijau juga. Dengan SSL Certificate, pemilik situs web telah memberikan keamanan kepada pelanggan dan membuat mereka lebih betah untuk terus berada di situs web Anda dalam jangka waktu yang lebih lama.

Salah satu bukti nyata dari pentingnya SSL Certificate adalah update terbaru dari Google Chrome Juli 2018 yang akan memberikan peringatan situs tidak aman saat pengunjung menjelajah sebuah situs web yang belum terinstall dengan SSL Certificate.

11. Gunakan Layanan Hosting yang Terpercaya dan Berkualitas

Salah satu tolak ukur dalam menentukan hosting berkualitas dan terpercaya adalah kesadaran perusahaan hosting tersebut terhadap pentingnya web security. Pastikan layanan hosting Anda menyadari ancaman terhadap situs web itu nyata sehingga mereka mempunyai beberapa fitur andalan untuk meningkatan keamanan situs web Anda.

Sebelum memilih layanan hosting, baik lokal maupun luar negeri, coba lah untuk melakukan riset terhadap kualitas keamanannya. Pastikan provider hosting tersebut mendukung keamanan website dan handal di setiap kesempatan. Selain aman, pastikan juga kualitas server dan dukungan pelanggan hosting tersebut juga berkualitas.

Kesimpulan

Saat website adalah asset berharga dalam sebuah bisnis, membangun situs web dengan tingkat keamanan yang baik adalah sebuah keharusan. Jangan sampai kesadadaran Anda untuk meningkatkan web security ini baru bertumbuh saat Anda mengalami serangan hacker atau virus pada website Anda. Dengan meningkatkan keamanan situs web kita, mulai dari 11 langkah di atas, kita telah melindungi asset berharga kita dalam bisnis.

Cara Mudah Memasang SSL/ TLS HTTPS di Website WordPress

Cara Mudah Memasang SSL/ TLS HTTPS di Website WordPress

Memasang SSL/ TLS dan HTTPS ke website merupakan salah satu cara yang bisa kita tempuh untuk mengoptimalkan website. Pasalnya, dengan label gembok di samping URL kita, pengunjung akan yakin mereka telah mengakses website yang aman.

Selain itu, tanpa menggunakan sertifikat SSL/ TLS, pengunjung potensial bisa tidak jadi berkunjung ke website kita. Ini terjadi lantaran adanya peringatan dari browser bahwa situs yang kita tuju tidak aman. Akibatnya, audiens akan memencet tombol kembali dan mengakses situs lain. Tentu saja kita tidak ingin ini terjadi, bukan?

Apa itu SSL/ TLS?

SSL Certificate - Web Security

SSL (Secure Socket Layer) adalah teknologi yang berfungsi menciptakan koneksi yang lebih aman antara browser dan website. Situs yang memasang SSL akan memiliki ‘sertifikat’ sehingga informasi pribadi pengguna akan tersimpan dengan aman saat proses transfer data berlangsung.

Sedangkan TLS (Transport Layer Security) adalah protokol kriptografi pengganti dari SSL, yang dirancang memberikan keamanan komunikasi yang lebih baik melalui jaringan server.

Saat ini teknologi SSL sudah tergantikan oleh TLS untuk mengamankan privasi data. Kendati demikian, banyak orang sudah terlanjur familiar dengan istilah SSL. Sehingga sampai sekarang, istilah SSL tetap lebih banyak digunakan oleh individu dan perusahaan.

Kenyataannya, fitur enkripsi yang tersedia saat ini adalah TLS, yang merupakan teknologi terbaru dan terupgrade dari SSL.

Website yang memasang sertifikat SSL bisa kita kenali dengan mudah melalui simbol gembok yang tampil di kolom browser saat kita mengaksesnya.

Apa itu HTTPS?

Ada SSL/ TLS, ada juga HTTPS. Saat kita memasang sertifikat SSL ke website, kita harus mengkonfigurasikannya untuk mengirimkan data melalui protokol yang aman, yaitu Hypertext Transfer Protocol Secure (HTTPS).

Setiap situs sejatinya menggunakan protokol HTTP atau HTTPS yagn berada di depan URL nya, termasuk situs Panda Gila.

Situs dengan label HTTPS

Cara kerja HTTPS hampir sama seperti HTTP. Bedanya, HTTPS mempunyai standar keamanan yang lebih tinggi. Saat kita berkunjung ke situs yang menggunakan HTTPS, kita berada dalam situs dengan keamanan berlapis dalam hal transfer informasi data pribadi. Agar HTTPS ini dapat berfungsi dengan baik, website wajib memasang SSL/ TLS.

Jika kita mencoba mengakses situs dengan mengetikkan HTTPS, tapi situs tidak memasang SSL/ TLS, maka pesan error akan muncul.

Artinya, SSL/ TLS dan HTTPS adalah satu paket yang saling melengkapi. Jika menggunakan hanya salah satunya saja, maka informasi yang dikirimkan user ke website tidak akan aman. Maka dari itu, setelah membeli sertifikat SSL dan memasangnya di website, lanjutkan dengan konfigurasi website dengan HTTPS.

Apa Akibatnya Jika Situs Tidak Memasang SSL/ TLS?

SSL vs Non SSL

SSL/ TLS penting untuk keamanan website. Namun jika Anda mengabaikan hal ini, ada beberapa akibat atau dampak negatif dari tidak memasang SSL.

Antara lain adalah :

  • Setiap calon pengunjung potensial akan mendapatkan peringatan dari Google bahwa mereka akan mengakses situs tidak aman. Akibatnya, calon pengunjung berpotensi untuk meninggalkan situs Anda sebelum berhasil mengaksesnya.
  • Dari poin pertama tersebut, tentu saja pengunjung website akan jauh lebih menurun.
  • Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, peringkat website di hasil pencarian Google juga akan semakin menurun.
  • Jika situs Anda adalah toko online, calon pengunjung akan takut untuk melakukan transaksi di situs Anda. Akibatnya omset website akan terus mengalami penurunan.

Manfaat SSL/ TLS untuk Website

Saat akan membeli produk di internet atau bahkan sekedar browsing berburu informasi saja, keamanan adalah yang utama. Tentu saja kita ingin melindungi diri dari berbagai modus cyber crime, bukan?

Maka dari itu, menggunakan SSL di website sangat lah penting. Berikut adalah beberapa manfaat dari kita menggunakan SSL :

  • Jaminan keamanan data
    Saat menjalankan website yang menawarkan suatu produk, jasa atau layanan, dan terutama klien yang harus mendaftarkan atau memberikan informasi pribadi, penting untuk meyakinkan pengunjung bahwa informasi yang mereka berikan aman. Sertifikat SSL memberikan jaminan keamanan tersebut.
  • Meningkatkan kepercayaan terhadap sebuah brand atau website
    Tanpa peringatan keamanan, tentu saja website Anda adalah situs yang aman untuk pengguna kunjungi.
  • Optimasi SEO On Page
    Menggunakan SSL/ TLS di website juga merupakan salah satu bentuk optimasi SEO On Page. SEO adalah fondasi penting untuk sebuah website. Dengan menggunakan SSL, Anda bisa mengoptimalkan performa situs sehingga peringkatnya lebih baik di mesin pencari.

Cara Menerbitkan Sertifikat SSL/ TLS

Sudah mantap untuk pasang SSL/ TLS di website? Panda harap sih begitu… Karena memang properti ini sangat penting untuk website.

Di bagian ini, Panda membagikan cara mendapatkan SSL Certificate, langkah persiapan, hingga memasang SSL/ TLS di website WordPress. Mari kita simak lebih lanjut!

A. Mendapatkan Sertifikat SSL

Cukup mudah untuk mendapatkan SSL Certificate. Anda bisa memberi sertifikat ini dari penyedia SSL. Atau bahkan menggunakan SSL gratisan yang disediakan layanan hosting Anda.

Saat ini banyak perusahaan hosting yang menawarkan SSL gratis ke dalam paket hosting mereka. Anda juga bisa membeli sertifikat SSL yang harganya relatif terjangkau dari berbagai provider, seperti GeoTrust, SYmantec, Rapid SSL, Thawte, dan Comodo.

B. Cara Instal & Menerbitkan SSL Certificate dan HTTPs di cPanel

Berikut adalah langkah- langkah untuk menginstal SSL di cPanel :

B.1 Generate Private Key

  1. Temukan icon menu SSL/TLS Manager yang terletak di menu security, dan masuk ke menu tersebut.
    Menu SSL/ TLS di cPanel Hosting
  2. Di bawah Private Keys, pilih Generate, view, upload, or delete your private keys. Private Keys ini Anda butuhkan untuk mendeskripsikan informasi melalui koneksi SSL.
    SSL/ TLS Manager
  3. Di bagian Generate a New Private Key, pilih ukuran key yang diinginkan. Disini Panda menyarankan Key Size 2,048. Untuk bagian deskripsi adalah opsional. Anda boleh menuliskan deskripsi singkat tentang private key atau menuliskan nama domain, lalu klik Generate.
    Generate Private Key di SSL
  4. Setelah berhasil, Anda akan mendapat konfirmasi kalau private key berhasil dibuat. Anda akan menggunakan key ini untuk langkah selanjutnya.

B.2 Generate CSR

Kembali ke bagian awal dari laman SSL/ TLS, selanjutnya Anda perlu meng-generate a Certificate Signing Request (CSR) atau Permintaan Penandatanganan Sertifikat Baru.

  1. Kembali ke bagian awal (no. 1 di Generate Private Key), klik opsi Generate, view, or delete SSL certificate signing requests di bagian bawah CSR.
    SSL/ TLS Manager
  2. Di bawah CSR, pilih private key Anda dari menu Key.
  3. Jika key yang Anda buat tadi tidak muncul, pilih opsi Generate a new 2,048 bit key untuk menghasilkan key baru. Anda juga bisa menambahkan private key baru di bagian Private key seperti di segmen B.1
    Cara Generate CSR SSL Certificate
  4. Masukkan nama domain ke dalam kotak teks Domain. Perlu dicatat, nama domain ini adalah nama domain dimana sertifikat SSL akan dipasang.
  5. Masukkan informasi lanjutan sesuai kolom tersedia, lalu klik Generate.
    Mengisi semua field kolom untuk membuat CSR
  6. Anda sudah berhasil membuat CSR Anda. Copy semua isi data dalam kotak Encoded Certificate Signing Request. Kode ini nanti akan Anda berikan ke penerbit SSL/ TLS untuk menghasilkan sertifikat SSL.
    Copy Encoded CSR untuk menghaslkan SSL Certificate

B.3 Upload Sertifikat SSL di cPanel

  1. Kembali ke bagian awal (no. 1 di Generate Private Key), klik opsi Generate, view, upload or delete SSL certificates di bagian bawah Certificates.
    SSL/ TLS Manager
  2. Paste sertifikat SSL di di dalam kotak teks, dan Simpan Sertifikat. Done, sertifikat SSL Anda berhasil diunggah.

Anda juga bisa melihat sertifikat SSL baru Anda tampil di bagian Certificate on Server.
Melihat Certificate SSL yang sudah terbit

B.4 Mengaktifkan SSL Sertifikat untuk Website

  1. Kembali ke bagian awal (no. 1 di Generate Private Key), klik opsi Install & Manages SSL for Your Site , lalu pilih Manages SSL sites.
  2. Pilih domain yang sebelumnya terinstall sertifikat SSL, dan klik Autofill by Domain, lalu klik Install Certificate.
  3. Anda berhasil menginstal sertifikat SSL HTTPS di server hosting. Dengan begitu domain situs Anda kini menjadi lebih aman.

Memasang Sertifikat SSL/ TLS di Website WordPress

Setelah berhasil mempunyai sertifikat SSL untuk website Anda, langkah selanjutnya adalah menginstalnya ke website. Disini ada dua metode yang bisa kita gunakan :

A. Cara Setting SSL/ TLS dan HTTPS Menggunakan 301 Redirect

Jika ini adalah website yang baru, prosesnya terbilang cukup mudah dan sederhana. Namun jika ini adalah website lama, proses sedikit lebih kompleks dan integrasi membutuhkan waktu.

Berikut adalah langkah- langkahnya :

1. Update URL ke HTTPS

Masuk ke dashboard admin WordPress Anda, lalu buka tab Setting > General. Perbarui URL website Anda ke versi HTTPS di bagian WordPress Address dan Site Address. Simpan pengaturan.

Pembaruan HTTPS di WordPress

2. Membuat Redirect 301 Melalui htaccess.

Saat melakukan perubahan HTTP ke HTTPS, sebagian user masih menyimpan URL lama dari website, dan terhubung ke seluruh website. Untuk itu, penting untuk membuat redirect URL agar semua user bisa mengakses versi HTTPS dari website Anda.

Cara yang bisa Anda tempuh adalah dengan menggunakan 301 redirect. Tipe redirect ini akan menginformasikan kepada mesin pencari bahwa situs telah berpindah secara permanen dari satu alamat ke alamat lainnya.

Anda bisa mengaktifkan redirect ini dengan cara mengedit file .htaccess yang mengontrol interaksi server dengan WordPress dan juga URL nya. .htaccess bisa diakses menggunakan tool File Transfer Protocol (FTP) seperti FileZilla atau masuk ke cPanel dan membuka folder public_html.

Setelah menemukan file tersebut, buka dan edit, lalu tambahkan baris kode berikut :

RewriteEngine On
RewriteCond %{SERVER_PORT} 80
RewriteRule ^(.*)$ https://www.situsanda.com/$1 [R,L] }

Jangan lupa untuk mengganti situsanda.com dengan alamat website Anda. Simpan perubahan.

Setelah itu, HTTPS sudah bekerja di semua URL situs Anda. Siapapun yang masih mengakses laman web Anda di versi HTTP, mereka akan teralihkan ke versi website yang sudah terpasang dengan HTTPS.

B. Cara Setting SSL/TLS dengan Plugin WordPress

Plugin Really Simple SSL

Jika Anda memilih tidak ingin ribet dengan file WordPress, maka ada cara mudah untuk enforce penggunaan HTTPS di website. Cara nya adalah dengan menggunakan plugin WordPress.

Metode kedua ini lebih mudah, namun tetap mengandung resiko. Misalnya saat terjadi masalah kompatibilitas dengan plugin lain, plugin SSL bisa berhenti berfungsi dan website akan berkendala sampai Anda mengatasi error tersebut. Maka dari itu, penting untuk memilih plugin yang berkualitas.

Salah plugin populer dan Panda rekomendasi untuk memasang SSL adalah Really Simple SSL. Persis seperti namanya, konfigurasi plugin ini sangat mudah.

Setelah menginstal dan mengaktifkannya, plugin ini akan melakukan scanning sertifikat SSL WordPress. Saat plugin berhasil menemukan sertifikat SSL, HTTPS akan aktif di seluruh situs hanya dalam sekali klik. Caranya adalah dengan buka tab Settings > SSL di dashboard, dan klik opsi Reload over HTTPS. Selesai!

Selain plugin ini, alternatif plugin yang bisa Anda gunakan antara lain Force HTTPS dan WordPress HTTPS (SSL).

Masalah yang Sering Terjadi Saat Memasang SSL/TLS di Website

Saat SSL berhasil terpasang, ada kemungkinan terjadi error WordPress di beberapa kasus. Kasus yang sering terjadi antara lain :

1. Beberapa Aset Tidak Termuat dengan HTTPS

Setelah HTTPS akses, ada beberapa aset yang mungkin tidak loading dengan baik. Ini bisa terjadi karena WordPress masih memuatnya dengan protokol HTTP, bukan HTTPS. Dalam istilah teknis, ini terjadi karena mixed content.

Jangan panik, ada cara untuk mengatasi masalah ini. Sama seperti cara memasang sertifikat di WordPress, ada dua cara yang bisa Anda gunakan. Yaitu manual dengan menambah kode di .htaccess dan menggunakan plugin.

Untuk cara manual, buka kembali file .htaccess Anda di direktori public_html atau via FTP. Cari kode yang Anda tambahkan sebelumnya di atas, yang kurang lebih seperti ini :

RewriteEngine On
RewriteCond %{SERVER_PORT} 80
RewriteRule ^(.*)$ https://www.situsanda.com/$1 [R,L] }

Ganti kode tersebut dengan kode baru yang lebih lengkap dan detail, seperti berikut :

RewriteEngine On
RewriteCond %{SERVER_PORT} !^443$
RewriteRule (.*) https://%{HTTP_HOST}%{REQUEST_URI} [R=301,L] RewriteBase /
RewriteRule ^index\.php$ – [L] RewriteCond %{REQUEST_FILENAME} !-f
RewriteCond %{REQUEST_FILENAME} !-d
RewriteRule . /index.php [L]

Kode ini akan bekerja untuk memaksa semua trafik agar bisa termuat ke dalam HTTPS. Kode ini juga menambahkan rule untuk aset WordPress agar bisa mengatur semua file yang tidak bisa berfungsi sebelumnya. Simpan perubahan, dan cek kembali apakah error sudah teratasi.

Sedangkan via plugin, Anda tidak perlu melakukan editing .htaccess secara manual. Di plugin Really Simple SSL, plugin bisa menscan website dan menemukan file yang tidak termuat dengan HTTPS.

Untuk memperbaiki masalah auto mixed content, perbaiki ini dengan cara masuk ke tab Setting plugin > SSL, dan centang Auto replace mixed content. Dengan begitu, file- file yang tadinya error karena masih konflik HTTP dan HTTPS bisa teratasi.

2. Error Berasal dari Plugin Caching WordPress

Saat menginstal dan mengaktifkan plugin caching WordPress, ada kemungkinan browser mencoba memuat laman versi cache dari website Anda di HTTPS. Proses ini bisa mengakibatkan error. Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan pembersihan cache WordPress melalui plugin yang Anda gunakan.

Setelah cache dibersihkan, loading website Anda kembali normal karena server akan mengakses versi terbaru yang sudah di HTTPS.

Kesimpulan

Di awal kemunculannya, kehadiran SSL/ TLS dan HTTPS memang hanya untuk website bisnis saja. Pasalnya, dalam website bisnis terjadi pertukaran data sensitif yang bersifat transaksional.

Namun, penggunaan sertifikat keamanan ini menjadi semakin penting saat ini, untuk semua jenis website. Salah satunya karena Google sendiri secara halus ‘mewajibkan’ para pemilik website untuk menggunakan SSL. Karena dengan menggunakan sertifikat SSL/TLS, artinya akses pengguna terlindungi dan aman.

Mau tidak mau, pemilik website kini harus menggunakan SSL/TLS. Jika tidak, peringatan akses dari Google akan menggagalkan orang- orang untuk masuk ke website Anda. Tentu ini akan sangat merugikan.

Kabar baiknya, banyak provider hosting, termasuk hosting- hosting terbaik Indonesia banyak menawarkan SSL gratis untuk setiap pembelian paket hosting. Dengan begitu, semakin mudah untuk memasang SSL/TLS di website Anda.

Semoga informasi yang Panda bagikan tentang cara memasang SSL/TLS di website WordPress ini bermanfaat untuk pembaca.

Apa itu Mixed Content dan Cara Ampuh Mengatasinya

Apa itu Mixed Content dan Cara Ampuh Mengatasinya

Mixed content atau konten campuran sering terjadi saat kita hijrah dari http atau https dalam pemasangan SSL/ TLS. Namun, ini juga bisa terjadi karena faktor lainnya juga. Yang pasti, masalah mixed content harus segera kita atasi.

Karena jika tidak, mixed content ini akan sangat mengganggu pengguna yang mengakses website kita. Ada sebagian konten yang tidak bisa diakses dan tidak menggunakan protokol yang seharusnya.

Nah di artikel ini, Panda akan mengulas secara khusus apa itu mixed content dan bagaimana cara mengatasi permasalahan ini. Semoga bermanfaat!

Apa itu Mixed Content?

Mixed Content adalah sebuah kondisi dimana sebuah halaman website yang secure (menggunakan protokol HTTPS), tapi didalamnya masih terdapat resource yang masih menggunakan protokol non-secure atau HTTP. Resource ini baik file javascript, CSS, atau file gambar yang non secure.

Contoh sederhananya saat kita baru memasang SSL dan migrasi dari HTTP ke HTTPS. Alamat website kita sudah berubah ke https://domain.com, namun ternyata sebagian sumber daya masih beralamatkan http, seperti http://domain.com/images/file-gambar.jpg.

Contoh mixed content

Nah, dua jenis konten beda protokol ini akan menimbulkan masalah di website. Karena konten jenis pertama akan dikirim melalui protokol yang aman, dan protokol kedua dikirim lewat protokol tidak aman dan tidak dienkripsi.

Konten campuran yang muncul karena faktor protokol HTTP ini bisa memunculkan resiko keamanan yang tidak terduga untuk para pengunjung website maupun website itu sendiri. Secara garis besar, kehadiran masalah ini bisa melemahkan keamanan dan user experience.

Selain itu, para web browser juga tentunya akan memproteksi pengguna mereka dari website yang punya masalah keamanan. Mereka akan menandai dengan label non-secure saat masalah mixed content ini belum teratasi. Bahkan sejak Desember 2019, Chrome mengumumkan bahwa mereka akan memblokir website dengan mixed content ini.

Jenis- jenis Mixed Content

Dalam Mixed Content ini kita mengenal setidaknya dua jenis kategori :

1. Passive Mixed Content

Passive Mixed Content adalah sebuah konten yang tidak melakukan interaksi lebih dengan halaman website. Kategori konten campuran pasif ini terdiri dari gambar, video, serta materi audio yang membuat resource lain tidak bisa melakukan interaksi secara lebih di halaman website.

Jadi jangan heran jika display gambar tidak muncul atau thumbnail rusak karena efek dari mixed content ini.

Passive mixed content ini tidak terlalu mengganggu dan mengakibatkan resiko yang tidak terduga lebih rendah. Kendati begitu, passive mixed content ini juga bisa menimbulkan ancaman keamanan di website.

2. Active Mixed Content

Kebalikannya dari konten campuran pasif, Active Mixed Content ini aktif berinteraksi dengan halaman website secara keseluruhan. Yang termasuk ke dalam konten campuran aktif ini antara lain skrip, iframe, stylesheet, resource flash, serta kode- kode lain yang bisa diunduh dan dieksekusi langsung oleh browser.

Komponen tersebut merupakan sumber daya vital untuk website. Pihak yang tidak bertanggung jawab punya kemungkinan untuk melakukan hampir semua hal di halaman website. Kerusakan yang diakibatkan juga akan lebih besar dari passive mixed content.

Kejadian yang bisa terjadi karena active mixed content ini misalnya mengubah isi konten menjadi sangat berbeda dengan aslinya, pencurian kata sandi, akses masuk, pencurian cookie pengguna, atau membuat redirect ke situs lain.

Browser biasanya akan memblokir tipe active mixed content ini untuk melindungi keamanan pengguna karena resikonya cukup besar.

Mengecek Mixed Content di Website

Meskipun website tidak diblokir oleh browser, Andab isa melakukan pengecekan apakah di website masih ada mixed content atau tidak. Ada dua tool yang bisa Anda gunakan disini, yaitu JitBit SSL Checker dan plugin WordPress, Really Simple SSL.

Jitbit - SSL Scanner

JitBit SSL Checker memungkinkan Anda untuk memindai hingga 400 halaman di website untuk mengetahui apakah ada masalah SSL, seperti Mixed Content. Tapi ingat, jika halaman Anda sangat banyak, itu artinya ada sebagian yang tidak terscan oleh tool ini.

Sedangkan Really Simple SSL adalah plugin yang bisa menangani masalah migrasi SSL dan memperbaiki masalah mixed content. Really Simple SSL juga akan Panda ulas kembali di segmen di bawah, sebagai salah satu rekomendasi solusi mengatasi mixed content.

Cara Mengatasi Masalah Mixed Content di Website WordPress

Sudah pasang SSL tapi masih ditandai sebagai non secure karena mixed content? Bagaimana cara mengatasinya?

Tidak perlu panik, karena ada dua cara ampuh yang bisa membantu Anda mengatasi mixed content ini untuk pengguna WordPress.

1. Plugin Really Simple SSL

Seperti yang sempat Panda singgung di atas, Plugin Really SSL bisa membantu mengatasi masalah mixed content. Plugin ini mempunyai fitur yang mendeteksi semua resource yang ditandai sebagai mixed content, dan mengubahnya menjadi resource yang secure.

Cara memperbaiki mixed content dengan plugin ini :

  • Install dan aktifkan plugin Really Simple SSL.
  • Masuk ke bagian Setting, aktifkan Mixed Content Fixer.
Mengatasi mixed content dengan plugin Really Simple SSL

Setelah beberapa saat, coba periksa kembali website Anda dan refresh ulang lewat browser.

2. SSL Insecure Content Fixer

SSL Insecure Content Fixer adalah plugin alternatif Really Simple SSL yang bisa memperbaiki masalah mixed content.

Sama seperti Really Simple SSL, Anda hanya tinggal menginstal dan mengaktifkan plugin ini. Setelah plugin terinstal, masuk ke bagian pengaturan > Fix insecure content , dan pilih Simple.

SSL Insecure Content Fixer

Anda juga bisa memilih pengaturan yang dirasa lebih sesuai. Namun untuk banyak developer, pengaturan Simple ini bekerja dengan baik untuk mengatasi masalah konten campuran.

3. Masalah Mixed Content Belum Hilang? Gunakan Plugin Better Search and Replace

Pada umumnya, Anda hanya cukup menggunakan salah satu dari dua plugin di atas. Banyak webmaster memilih Plugin Really Simple SSL, karena plugin tunggal ini juga membantu dalam konfigurasi SSL di awal.

Namun, bagaimana jika masalah mixed content masih saja muncul?

Ini artinya, ada beberapa url yang perlu Anda ganti dari http ke https. Anda bisa mencoba membuka laman web yang ditandai non-secure oleh Google Chrome, lalu lihat Sumber Halaman atau tekan CTRL+U.

Selanjutnya, tekan CTRL+F, dan lakukan pencarian untuk src=”http (Hanya satu kutipan di depan). Pastikan Anda tidak menemukan sumber daya dengan protokol HTTP ini. Namun jika menemukannya, Anda perlu memperbaiki sumber daya tersebut di database dengan HTTPS.

Nah, rasanya akan merepotkan untuk melakukan pengecekan di database dan menggantinya satu per satu, ya?

Terutama jika penemuan Anda ini cukup banyak. Sebagai solusinya, Anda bisa menggunakan plugin Better Search and Replace :

  • Instal dan Aktifkan plugin Better Search and Replace
  • Buat backup dari website lebih dulu, ini penting sebagai langkah antisipasi jika ada masalah
  • Masuk ke bagian pengaturan plugin, ke tab Search/Replace
  • Di field Search, masukkan URL website Anda dengan protokol http
  • Di field Replace, masukkan URL website Anda dengan protokol https
  • Pilih semua tabel di database dengan Ctrl+A
  • Centang opsi Run as Dry Run. Opsi ini memastikan kesalahan apapun tidak merusak situs Anda dan bisa diperbaiki sebelumnya
  • Terakhir, tap pilihan Run Search/Replace
Better & Search Replace Plugin

Tunggu sampai proses selesai dan voila, Anda berhasil mengatasi masalah mixed content di website Anda secara keseluruhan.

Kesimpulan

Karena termasuk memulai di angkatan lawas (jaman SSL belum begitu bergaung), website Panda sendiri dulu sekali pernah mengalami masalah mixed content ini. Dan masalah masih muncul meskipun sudah menggunakan Plugin Really Simple SSL.

Akhirnya, sebagai pamungkas mengatasi masalah ini, plugin Better Search and Replace berhasil mengatasi masalah mixed content. Dan, plugin ini masih WORK sampai sekarang untuk mengatasi masalah konten campuran.

Jadi saat Anda mengalami masalah konten campuran ini, baik itu dari peringatan browser, atau display gambar error karena mixed content, langkah- langkah di atas sangat membantu dalam memperbaiki masalah tersebut.

Itu tadi pembahasan Panda tentang apa itu mixed content (konten campuran) dan langkah ampuh mengatasinya. Semoga bermanfaat ya!

Jangan Salah Pilih, Kenali Jenis- Jenis SSL untuk Mengamankan Website Anda

Jangan Salah Pilih, Kenali Jenis- Jenis SSL untuk Mengamankan Website Anda

Setelah memahami apa itu SSL/ TLS dari artikel Panda, penting untuk mengenali apa saja jenis- jenis SSL. Jenis SSL/ TLS yang berbeda bisa menawarkan fitur keamanan yang berbeda untuk website Anda.

SSL sendiri merupakan bagian integral dari langkah keamanan website. Dengan mengaktifkan fitur ini, website terlindungi dan kepercayaan dari audiens akan meningkat. Penting sekali untuk menggunakan fitur ini di website Anda.

Apa itu SSL/ TLS?

SSL atau Secure Socket Layer adalah protokol keamanan jaringan yang bekerja mengamankan keamanan website dalam proses transfer data antara pengunjung dan browser.

Layanan SSL ini penting untuk website karena memberikan jaminan keamanan untuk transaksi online. Mulai dari membership yang membutuhkan data- data pribadi, website dengan payment gateway dan internet banking.

Saat fitur ini terpasang di website, URL akan berubah menjadi HTTPS. Dan URL website akan mempunyai ikon gembok di samping alamat websitenya.

Lantas, bagaimana dengan TLS? Apa bedanya SSL dan TLS?

SSL sebenarnya sudah tidak digunakan sama sekali saat ini dan digantikan dengan TLS. Kendati begitu, istilah SSL sudah terlanjur populer. Orang- orang menggunakan istilah SSL untuk TLS yang kini digunakan.

TLS (Transport Layer Security) sendiri merupakan protokol kriptografi yang memberikan keamanan komunikasi yang lebih baik melalui jaringan server. TLS adalah teknologi keamanan dan terupgrade dari SSL. Dan TLS kini sudah menggantikan peran SSL dalam hal keamanan privasi data.

SSL vs Non SSL

Mengapa Website Perlu Menggunakan SSL/ TLS ?

Seperti yang Panda jelaskan sebelumnya, SSL/ TLS adalah fitur penting untuk mengamankan website dari ancaman keamanan. Berikut adalah alasan- alasan spesifik mengapa sebuah website penting untuk menggunakan SSL/ TLS :

1. Menghindari Pencurian Data

SSL/TLS melakukan enkripsi dalam transfer data sensitif. Dengan begitu, fitur ini akan melindungi pengguna dari adanya ancaman pencurian data. Tidak sembarang orang bisa membaca data dari proses transfer antara browser dan pengunjung.

2. Menghindari Salah Kirim Data

SSL/ TLS berperan penting untuk authentication atau otentikasi. Artinya, fitur ini akan memastikan informasi atau data yang Anda kirimkan akan sampai ke server sesuai tujuan. Bukan malah mengirim informasi ke pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab atau hacker.

3. Meningkatkan Reputasi Website

Situs yang terinstall SSL/TLS, akan menampilkan bar gembok disertai dengan https. Ini adalah indikasi untuk pengunjung bahwa situs yang mereka kunjungi aman.

Notifikasi ini adalah salah satu cara meningkatkan reputasi website di mata pengunjung. Dan bahkan, tanpa SSL/TLS, calon pengunjung akan mendapatkan peringatan saat mereka akan masuk ke website Anda. Google akan memperingatkan bahwa mereka akan masuk ke situs tidak aman.

Notifikasi ini tentu akan membuat calon pengunjung ragu- ragu. Akhirnya mereka memilih untuk berkunjung ke situs lain.

Peringatan keamanan Google karena tidak menggunakan SSL/ TLS HTTPS

4. Mengoptimalkan Ranking Website

Google menyukai website yang mempunyai sertifikat SSL/ TLS. Karena website yang aman adalah jaminan pengalaman pengguna yang optimal. Bahkan secara halus, Google sebenarnya mencegah penggunanya untuk mengunjungi website yang tidak mempunyai sertifikat SSL/ TLS.

Dengan memperisai website Anda dengan SSL/ TLS, situs Anda akan lebih ramah mesin pencari.

Jenis- jenis SSL/ TLS

Nah, ini adalah bagian yang paling dinanti- nanti. Saat akan menggunakan SSL di website Anda, tentu penting untuk mengenali apa saja jenis- jenis SSL/ TLS. Nantinya, jika Anda memutuskan untuk membeli SSL, Anda sudah bisa mendapatkan pilihan yang sesuai :

1. Domain Validated SSL (DV SSL)

Jenis SSL/ TLS yang satu ini kerap digunakan oleh entry level, perorangan, atau mereka yang membutuhkan penerbitan sertifikat SSL yang murah dan mudah. Karena dalam verifikasinya hanya membutuhkan validasi domain dan email saja, jenis sertifikat ini adalah yang paling populer di kalangan blogger.

Beberapa persyaratan yang harus dimiliki jika ingin menerapkan sertifikat Domain Validate SSL antara lain harus mempunyai email yang sama dengan data domain di WHOIS.

Namun perlu kita ketahui juga, DV SSL hanya akan menampilkan informasi bahwa website adalah website yang aman dan terenkripsi saja. Jadi, SSL jenis ini tidak direkomendasikan untuk ecommerce.

DV SSL  lebih cocok untuk website testing atau situs internal bisnis. Menggunakan sertifikat ini berarti memberikan informasi bahwa domain telah aman dengan HTTPS dan gembok warna hijau.

2. Organization Validated SSL (OV SSL)

Jenis SSL/ TLS yang kedua adalah Organization Validated SSL. Seperti namanya, SSL ini ditujukan untuk validasi organisasi, atau badan usaha yang berada di belakang nama domain terdaftar.

Karena berkaitan dengan organisasi atau badan usaha, persyaratan dari SSL ini sedikit lebih rumit. Anda perlu mempersiapkan beberapa dokumen pendukung yang menyatakan legalitas usaha atau organisasi, sesuai dengan hukum negara, untuk proses verifikasi OV.

Dengan sertifikat ini, situs web organisasi menjadi lebih terpercaya untuk visitor.

3. Extended Validated SSL (EV SSL)

Contoh extended SSL dari Bank BRI

EV SSL merupakan standar validasi tertinggi terhadap sebuah organisasi atau perusahaan. SSL ini adalah yang paling premium dan mempunyai nilai prestise tersendiri untuk sebuah website.

Sertifikat EV juga mendukung semua jenis browser dan mempunyai standar keamanan paling tinggi saat ini. Tampilan di browser dengan sertifikat EV SSL antara lain :

  • Google Chrome, menampilkan icon gembok, HTTPS, nama bisnis, dan kode negara dalam font hijau.
  • Firefox menunjukkan icon gembok, nama bisnis, dan kode negara dalam font hijau dan HTTPS.
  • Microsoft Edge menampilkan icon gembok, nama bisnis, dan kode negara dalam font hijau dan HTTPS.
  • Safari menampilkan icon gembok hijau / green bar dan nama bisnis.
Contoh Extended Validation Certificates SSL

Karena bersifat premium, ada sejumlah persyaratan untuk bisa menggunakan sertifikat SSL jenis ini, antara lain :

  • Perusahaan sudah harus berjalan setidaknya 2 tahun,
  • Mempunyai dokumen perusahaan yang lengkap,
  • Alamat perusahaan jelas dan terverifikasi, serta kelengkapan data pendukung (misalnya tagihan listrik terakhir perusahaan),
  • KTP atau paspor pemilik perusahaan,
  • Informasi WHOIS yang sama dengan nama perusahaan,
  • Pendaftaran profil perusahaan di situs dirjen AHU (QR Code) di website https://ahu.go.id

Karena persyaratan yang cukup kompleks, biasanya pengguna dari SSL ini adalah mereka yang mempunyai badan usaha terpercaya, seperti CV, PT, dan Departemen Negara.

Berikut adalah gambaran perbedaan antara jenis SSL/ TLS Domain Validation, Organization Validation dan Extended Validation :

Contoh perbedaan tampilan jenis- jenis SSL/ TLS

4. Wildcard SSL Certificates

Wildcard SSL Certificates adalah jenis sertifikat SSL untuk mengamankan domain dasar dan subdomain tidak terbatas. Membeli jenis sertifikat ini lebih mudah daripada harus membeli beberapa sertifikat domain tunggal.

Wildcard SSL tersedia untuk pembelian sertifikat Wildcard IV atau sertifikat SSL DV. Sertifikat ini mempunyai tanda bintang * sebagai bagian dari nama utama. Tanda bintang ini sendiri merupakan representasi subdomain yang valid dengan domain basis yang sama.

Sebagai contoh, nama utama adalah *.pandagila.com. Maka sertifikat SSL ini bisa dipasang untuk membership.pandagila.com, list.pandagila.com, dan sebagainya.

Wildcare SSL

5. Multi-Domain SSL Certificates

Multi-Domain SSL Certificates adalah jenis sertifikat SSL yang bisa mengamankan hingga 100 nama domain dan subdomain yang berbeda menggunakan satu sertifikat. Dengan begitu, penggunaan sertifikat ini akan lebih hemat waktu dan uang.

Dengan sertifikat ini, Anda mempunyai kendali atas Subject Alternative Name (SAN) untuk menambah, mengubah, dan menghapus SAN yang diperlukan. Berikut adalah beberapa contoh nama domain yang bisa memperoleh keamanan hanya dengan satu sertifikat SSL Multi-Domain :

  • www.domain.com
  • www.domain.in
  • www.domain.org
  • domain.com
  • checkout.domain.com
  • mail.domain.com
  • secure.exampledomain.org
  • www.website.com
  • www.example.co.uk

Cara Memasang Sertifikat SSL/ TLS

Anda mungkin bisa membeli SSL/ TLS sendiri atau memperolehnya secara gratis melalui layanan hosting Anda. Untuk bisa terinstal di website Anda, ada beberapa langkah yang harus Anda lakukan.

Mulai dari membuat Private Key, membuat tanda tangan sertifikat, sampai menerbitkan sertifikat tersebut. Setelah sertifikat tersebut, langkah penting selanjutnya adalah memasangnya di website Anda, dan mengintegrasikan dengan HTTPS.

Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa membaca artikel Panda tentang panduan cara memasang SSL/ TLS di website.

Menu SSL/ TLS di cPanel Hosting

Kesimpulan

SSL/ TLS adalah fitur penting yang harus ada di website saat ini. Dengan kehadiran sertifikat SSL di website, situs akan menjadi lebih ramah pengguna. Pengguna merasa aman telah mengunjungi website yang melindungi data privasi mereka.

Di mata Google, perlindungan terhadap akses pengunjung bernilai positif. Itulah mengapa SSL/ TLS merupakan salah satu poin penting dalam optimasi SEO On Page. Pasanglah SSL/ TLS, dan Google akan mengganjar situs web Anda dengan potensi peringkat yang lebih baik di hasil pencarian.

Jadi, sudah siap untuk menggunakan SSL/ TLS di website Anda? Jangan tunda lagi yaa…
Semoga artikel Panda ini bermanfaat untuk pembaca 🙂

Apa itu SSL/ TLS? Mengapa Menjadi Perisai Penting untuk Website?

Apa itu SSL/ TLS? Mengapa Menjadi Perisai Penting untuk Website?

Untuk Anda pemilik website, istilah SSL atau Secure Socket Layer tentu bukan hal yang asing lagi. Terlebih di era SEO masa kini, penggunaan SSL untuk website menjadi semakin penting.

SSL juga mempunyai banyak sekali manfaat tersembunyi. Selain menguatkan keamanan website, SSL juga berdampak positif untuk optimasi SEO.

Karena pentingnya, di artikel kali ini, Panda akan mengulas secara khusus tentang apa itu SSL/ TLS, cara kerjanya, manfaat dan mengapa penting untuk website menggunakan SSL.

Pengertian SSL dan SSL Certificate (Sertifikat SSL)

SSL Certificate - Web Security

SSL adalah salah satu komponen penting website yang menjembatani sambungan aman antara browser web dengan pengguna. Dengan fitur SSL, transfer data di website menjadi lebih aman dan terenkripsi.

SSL menjadi fitur yang penting untuk website. Karena tanpa menggunakan layanan ini, mulai Juli 2018 silam Google Chrome mulai melabeli akses website tanpa sertifikat SSL sebagai
Not Secure.

Di dunia teknologi, SSL adalah standar industri untuk komunikasi website yang aman dan melindungi jutaan transaksi online setiap harinya. SSL bekerja mengamankan data transaksi kartu kredit, transfer data, dan login.

Untuk bisa menggunakan koneksi SSL, web server harus sudah mempunyai sertifikat SSL. Saat seseorang mengaktifkan protokol SSL di server web mereka, mereka akan diminta untuk menjawab pertanyaan yang akan membangun identitas mereka.

Setelah sertifikat SSL berhasil t
erbit, server web akan membuat dua kunci kriptografi. Kunci tersebut adalah Private Key dan Public Key. Selanjutnya, akan ada rumus enkripsi yang menciptakan hubungan aman antara web server dan browser pengguna.

Apa Bedanya SSL dan TLS?

Pertanyaan yang sering muncul, apa sih bedanya SSL dan TSL? Apakah keduanya sama?

TLS kepanjangan dari Transport Layer Security. TLS adalah protokol kriptografi pengganti dari SSL yang dirancang untuk memberikan keamanan komunikasi melalui jaringan server.

Pada dasarnya teknologi SSL sudah sepenuhnya digantikan oleh TLS untuk mengamankan privasi data. Meski begitu, banyak orang sudah terlalu familiar dengan SSL, sehingga perusahaan masih banyak menggunakan istilah ini.

Padahal, fitur enkripsi yang saat ini disediakan adalah TLS. Keduanya memang bekerja mengamankan transfer data di dalam website. Namun teknologi TLS adalah teknologi yang paling terbaru dan upgrade dari SSL.

Cara Kerja SSL/ TLS

SSL vs Non SSL

SSL Certificate bekerja menggunakan Public Key Cryptography. Kriptografi ini bekerja memanfaatkan kekuatan dua kunci yang merupakan rangkaian panjang angka- angka yang dihasilkan secara acak, berupa Public Key dan Private Key.

Public Key dapat mengidentifikasi server dan akan berada di domain public. Key ini akan berfungsi untuk mengenkripsi file apa pun yang akan Anda kirim.

Berbeda dengan Public Key, Private Key akan mengunci dan mengenkripsi data atau file apa pun yang akan pe
ngguna terima.

Selain itu, SSL/ TLS juga mempunyai session key untuk setiap secure session unik. Saat visitor mengetikkan alamat URL yang telah diamankan SSL ke laman web yang sudah terlindungi, browser dan web server akan membuat koneksi.

Pengguna bisa mengenali website yang sudah menggunakan SSL/ TLS dari adanya ikon gembok atau bar hijau yang muncul dari atas browser. Saat diklik, ikon ini akan menginformasikan bahwa koneksi pengguna aman dan browser mempunyai sertifikat keamanan.

Dengan sistem keamanan ini, data- rata penting pengguna akan terenkripsi sehingga tidak ada oknum yang tidak bertanggungjawab yang berusaha menggunakan data- data tersebut secara ilegal.

Manfaat SSL/ TLS untuk Sebuah Website

Ada banyak manfaat yang bisa kita peroleh saat website menggunakan SSL/ TLS. Berikut ini adalah beberapa manfaat penggunaan SSL/ TLS untuk website :

1. Mengamankan Proses Transfer Data di Website

Salah satu manfaat utama menggunakan SSL/ TLS adalah enkripsi yang membuat data menjadi lebih aman. Pertukaran data ini terjadi antara komputer Anda dengan visitor yang berusaha mengunjungi website yang terlindungi dengan public key dan private key.

Ikon gembok dan HTTPS juga membantu pengunjung merasa lebih aman saat berkunjung ke website Anda.

2. Meningkatkan Reputasi Website

Saat website Anda masih menggunakan protokol HTTP saja, Google akan memberi peringatan Not Secure setiap kali pengunjung mencoba mengakses web Anda.

Peringatan ini juga muncul saat pengunjung mengisi data atau memasukkan informasi sensitif, seperti data login, password, form, dan yang lainnya. Suka atau tidak, Google ‘memaksa’ pemilik website untuk mengenkripsi data yang berada di dalam jaringan internet demi keamanan.

3. Optimasi SEO On Page

Seperti yang sempat Panda singgung di atas, SSL di website akan berpengaruh positif terhadap kualitas SEO. Terlebih, sejak 2014, algoritma Google secara tidak langsung memprioritaskan website yang menggunakan SSL, daripada yang tanpa SSL.

Google juga menyatakan jika situs dengan SSL/ TLS mempunyai peringkat yang lebih baik daripada yang tidak mengaktifkan SSL, meskipun
sudah memperhitungkan semua faktor yang sama. Selain itu tentu saja, SSL bisa Anda gunakan secara gratis. Jadi, mengapa tidak?

Cara Memasang SSL/ TLS di Website WordPress

Plugin Really Simple SSL

Untuk Anda pengguna WordPress, memasang SSL/ TLS bisa Anda lakukan dengan mudah. Caranya adalah dengan menggunakan plugin Really Simple SSL.

Namun tentu saja, sebelumnya Anda sudah mengaktifkan SSL di provider hosting lebih dulu. Setelah membeli dan menginstalnya, ubah pengaturan SSL melalui dashboard WordPress.

Di bagian dashboard WordPress Anda, buka Setting > General. Scroll ke bawah dan temukan kolom WordPress Address (URL) dan Site Address (URL) dan ubah HTTP ke HTTPS, Simpan.


Setelah proses ini, jangan lupa untuk menyimpan perubahan apakah SSL dan HTTPS berfungsi dengan baik atau belum.

Kesimpulan

Sampai di tahap ini, Panda yakin kita sudah memahami apa itu SSL (Secure Sockets Layer) dan TLS (Transport Layer Security) dengan baik. 

SSL membantu mengenkripsi semua data yang ditransfer dengan aman, sehingga tidak disalahgunakan oleh pihak ketiga. Menggunakan SSL/ TLS juga membantu mengoptimalkan website kita, dari sisi reputasi kepada pengguna dan
SEO On Page di mesin pencari.

Banyak hosting terbaik yang kini sudah mendukung free SSL/ TLS untuk penggunanya. Dengan ini, tidak alasan untuk tidak menggunakan layanan ini lagi. Untuk panduan berikutnya, Anda juga bisa membaca artikel Panda tentang bagaimana Cara Mudah Memasang SSL/TLS HTTPS di Website.

Semoga artikel ini bermanfaat!