Apa itu Time to Market (TTM) & Strategi Ampuh Menerapkannya

Apa itu Time to Market (TTM) & Strategi Ampuh Menerapkannya

Strategi Time to Market (TTM) yang efektif menjadi kunci penting keberhasilan perusahaan dalam peluncuran produk. Dengan timing yang tepat, mulai dari konsepsi produk hingga peluncuran ke market, perusahaan bisa mendapatkan keunggulan kompetitif dan mendapat perhatian audiens.

Itulah mengapa penting bagi perusahaan untuk merancang strategi Time to Market ini dengan tepat.

Pengertian Time to Market (TTM)

Time to Market (TTM) merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan sejak permulaan pengembangan sebuah produk hingga produk tersebut diluncurkan ke pasar.

Secara sederhana, pengertian Time to Market adalah rentang waktu yang dibutuhkan mulai dari proses riset, pengembangan, proses produksi hingga peluncuran produk ke pasar. Semakin singkat TTM, maka semakin baik, karena berarti produk bisa segera konsumen nikmati.

Tujuan utama dari TTM adalah mempercepat waktu rilis produk baru agar bisa lebih dulu memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Dengan TTM yang singkat, perusahaan bisa menjadi yang pertama memperkenalkan produk terbaru di pasar.

Manfaat Time to Market (TTM)

Beberapa manfaat yang dengan menerapkan strategi TTM yang efektif untuk perusahaan, antara lain:

  • Meningkatkan pendapatan dan pangsa pasar karena produk baru bisa segera dipasarkan.
  • Mendapatkan umpan balik cepat dari konsumen terkait produk baru. 
  • Meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen.
  • Memperkuat citra dan reputasi perusahaan sebagai inovator.
  • Mendapatkan keuntungan kompetitif di pasar dengan meluncurkan produk terlebih dahulu.

Dengan memahami definisi, tujuan dan manfaat TTM, perusahaan dapat menyusun strategi yang tepat untuk mempercepat waktu rilis produk baru ke pasar.

Jenis Time to Market

Time to market (TTM) dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan seberapa besar perubahan yang produk lakukan. Berikut adalah jenis-jenis time to market:

1. Incremental TTM

Incremental TTM merujuk pada pengembangan produk secara bertahap melalui serangkaian perubahan kecil. Tujuannya adalah memperbarui fitur produk yang sudah ada tanpa merubah secara drastis. Contohnya seperti keluaran iPhone baru setiap tahun dengan tambahan fitur minor.

2. Radical TTM 

Radical TTM mengacu pada pengembangan produk melalui perubahan besar pada sebagian desain atau fitur. Misalnya penambahan kamera ganda pada ponsel. Radikal TTM masih menggunakan teknologi yang sudah ada namun menggunakan cara baru dalam penerapannya.

3. Breakthrough TTM

Breakthrough TTM merupakan pengembangan produk yang sama sekali baru berdasarkan teknologi baru. Produk tersebut belum pernah ada sebelumnya di pasar. Contoh breakthrough TTM adalah peluncuran telepon pintar pertama berbasis Android.

4. New Product TTM

New product TTM adalah jenis time to market di mana perusahaan mengembangkan produk yang benar-benar baru di luar lini produk yang sudah ada. Misalnya perusahaan mainan yang membuat produk elektronik. New product TTM paling berisiko tinggi karena memerlukan pengembangan produk dari nol.

Strategi Merancang Time to Market (TTM)

Untuk menerapkan strategi Time to Market yang efektif, perusahaan dapat membaginya ke dalam beberapa strategi yang terkonsep secara menyeluruh. Mulai dari pemahaman terhadap kebutuhan pasar, strategi pengembangan produk, proses produksi, strategi peluncuran produk hingga evaluasi pasca peluncuran.

1. Strategi Memahami Pasar

Salah satu kunci sukses menerapkan time to market yang efektif adalah dengan lebih dulu memahami pasar sasaran produk. Beberapa strategi yang dapat perusahaan lakukan antara lain:

1.1 Riset Pasar

Lakukan riset pasar yang komprehensif untuk mengetahui potensi permintaan, tren dan preferensi konsumen terhadap produk yang akan diluncurkan. Kumpulkan data dan wawancara calon konsumen untuk memahami kebutuhan mereka. Riset pasar akan memberikan informasi berharga tentang peluang pasar bagi produk baru.

1.2 Analisis Kompetitor 

Selain memahami konsumen, pelajari juga produk dan strategi para kompetitor. Analisis ini penting untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan produk kompetitor, sehingga dapat dijadikan pembelajaran dalam merancang produk dan strategi pemasaran yang lebih baik.

1.3 Survei Pelanggan

Lakukan survei kepada pelanggan kompetitor untuk mendapatkan masukan langsung tentang produk pesaing. Temukan kelemahan produk kompetitor berdasarkan pengalaman pelanggan, sehingga dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan produk yang lebih baik.

2. Strategi Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah tahap penting dalam proses mengurangi time to market. Beberapa strategi yang dapat perusahaan lakukan adalah:

2.1 Brainstorming

Brainstorming dilakukan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin ide dan gagasan terkait produk baru. Aktivitas ini bisa melibatkan tim internal perusahaan atau bahkan pelanggan. Brainstorming yang efektif adalah brainstorming tanpa filter, di mana semua ide menjadi bahan diskusi tanpa ada yang ditolak di awal.

2.2 Prototyping 

Setelah tahap brainstorming, ide-ide terbaik kemudian dibuat menjadi prototipe atau purwarupa. Tujuan prototyping adalah untuk mewujudkan ide agar bisa dievaluasi lebih lanjut. Prototipe bisa dalam bentuk gambar, model 3D, atau bahkan produk yang sudah jadi tapi masih kasar. Prototyping memungkinkan pengujian dan perbaikan produk sebelum diproduksi massal.

2.3 Validasi Produk

Validasi produk penting untuk memastikan produk baru sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Validasi bisa dilakukan dengan survei, focus group, uji coba lapangan, dan metode lainnya. Dengan adanya proses ini, perusahaan dapat mengidentifikasi kelemahan produk sehingga bisa diperbaiki sebelum diluncurkan ke pasar. Validasi produk yang komprehensif dapat mempersingkat waktu peluncuran produk ke pasar.

3. Strategi Proses Produksi

Salah satu kunci sukses menerapkan time to market adalah mengoptimalkan proses produksi. Beberapa strategi yang bisa dalam proses ini meliputi :

3.1 Otomatisasi 

Otomatisasi proses produksi sangat penting untuk mempercepat waktu produksi. Misalnya dengan menggunakan mesin-mesin otomatis, artificial intelligence, robotika, dan teknologi control system. Otomatisasi bisa mengurangi human error, meningkatkan konsistensi kualitas, dan tentunya mempersingkat waktu produksi.

3.2 Lean Manufacturing

Prinsip lean manufacturing adalah meminimalkan waste dan mengoptimalkan value added activity dalam proses produksi. Dengan menerapkan lean manufacturing, perusahaan bisa mengurangi pemborosan waktu, tenaga, dan sumber daya dalam proses produksi.

Beberapa teknik lean manufacturing yang bisa diterapkan antara lain 5S (sort, set, shine, standardize, sustain), kaizen, just-in-time production, value stream mapping, dan lain-lain.

3.3 Supply Chain Optimization 

Mengoptimalkan rantai pasokan (supply chain) juga penting untuk mempercepat time to market. Misalnya dengan menjalin kerja sama yang erat dengan vendor dan supplier agar bahan baku cepat tersedia. Menggunakan sistem persediaan just-in-time. Atau menerapkan vendor managed inventory dimana pemasok yang mengelola persediaan di gudang pelanggan.

Dengan supply chain yang optimal, maka semua komponen yang dibutuhkan untuk produksi bisa langsung tersedia sehingga proses produksi berjalan lancar dan cepat.

4. Strategi Peluncuran Produk 

Salah satu kunci sukses penerapan time to market adalah memiliki strategi peluncuran produk yang tepat. Beberapa hal yang perlu perusahaan perhatikan dalam strategi ini antara lain:

4.1 Rencana Pemasaran

  • Buat rencana pemasaran yang matang agar produk dapat cepat dikenal oleh target pasar. Fokuskan pada kegiatan promosi dan iklan di platform digital karena lebih fleksibel dan praktis.  
  • Siapkan tim pemasaran yang solid untuk eksekusi strategi promosi. Mereka harus paham betul positioning dan unique selling point (USP) produk.
  • Alokasikan anggaran pemasaran yang cukup besar untuk kegiatan seperti iklan digital, optimasi mesin pencari, dan konten pemasaran (content marketing). Ini penting agar produk cepat viral di pasar.

4.2 Membangun Buzz

  • Bangun buzz dan antusiasme sebelum peluncuran produk lewat teaser campaigns di media sosial. Ini penting untuk meningkatkan awareness.
  • Libatkan influencer dan KOL dalam industri untuk mencoba produk sebelum diluncurkan. Mereka bisa membantu menyebarkan buzz dengan review positif.
  • Rilis press kit ke media massa terkait profil produk dan keunggulannya. Harapannya liputan media bisa meningkatkan kredibilitas di mata calon konsumen.

4.3 Kampanye Pra-Peluncuran 

  • Lakukan pre-order atau reservasi produk sebelum peluncuran agar ada demand yang terbangun. Ini juga memudahkan perkiraan awal penjualan.
  • Buat event peluncuran produk yang meriah dengan mengundang calon konsumen dan mitra bisnis. Ini momentum bagus untuk demo produk secara langsung.
  • Bagikan free sample produk ke calon konsumen terpilih untuk mendapatkan testimoni awal. Feedback dari mereka bisa menjadi bahan evaluasi sebelum peluncuran penuh.

Dengan strategi peluncuran yang tepat, produk baru lebih cepat diterima pasar sehingga time to market berjalan optimal. Hal ini tentu sangat penting dalam memenangkan persaingan di era disrupsi digital saat ini.

5. Strategi Evaluasi Pasca-Peluncuran

Setelah produk diluncurkan, perusahaan perlu melakukan evaluasi pasca-peluncuran untuk menilai keberhasilan strategi time to market yang perusahaan terapkan. Hal ini meliputi :

5.1 Review Penjualan

  • Mengkaji pencapaian target penjualan yang perusahaan tetapkan sebelum peluncuran produk. Apakah penjualan sesuai ekspektasi atau jauh di bawah target?
  • Membandingkan dengan produk pesaing. Apakah penjualan produk lebih tinggi atau lebih rendah dari produk pesaing?
  • Menganalisis tren penjualan mingguan atau bulanan. Apakah terjadi peningkatan atau penurunan dari waktu ke waktu?

5.2  Umpan Balik Pelanggan

  • Melakukan survei kepuasan pelanggan untuk mendapatkan umpan balik secara langsung. 
  • Mengumpulkan testimoni dan ulasan produk di media sosial atau platform ulasan. 
  • Mencatat dan menganalisis keluhan yang masuk ke customer service.

5.3 Analisis Laba Rugi

  • Menganalisis laba rugi produk dengan memperhitungkan biaya produksi, biaya promosi, dan pendapatan dari penjualan.
  • Membandingkan dengan perkiraan laba rugi sebelum peluncuran. Apakah sesuai perhitungan atau tidak?
  • Menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk break even point (BEP).

Dengan melakukan evaluasi ini, perusahaan bisa mengetahui apakah strategi time to market sudah berhasil optimal atau perlu penyesuaian untuk peluncuran produk berikutnya.

Contoh Studi Kasus

Berikut adalah beberapa contoh studi kasus penerapan time to market pada perusahaan:

1. Studi Kasus Perusahaan Teknologi

Perusahaan teknologi biasanya berpacu dengan waktu untuk meluncurkan produk terbaru agar tetap kompetitif di pasar. Misalnya Apple, mereka terkenal dengan kecepatannya dalam mengembangkan dan meluncurkan iPhone setiap tahunnya.

Apple melakukan riset pasar secara menyeluruh untuk memahami kebutuhan dan preferensi konsumen. Mereka juga mempercepat proses pengembangan dan produksi dengan menggunakan supplier yang andal.

Strategi peluncuran produk Apple biasanya dimulai beberapa bulan sebelum peluncuran lewat teaser dan rumor untuk membangkitkan hype. Ini membantu meningkatkan awareness dan demand saat peluncuran.

Evaluasi pasca-peluncuran juga rutin dilakukan untuk mengumpulkan feedback dari pengguna yang bisa menjadi input pengembangan produk berikutnya.

2. Studi Kasus Perusahaan FMCG

Perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods) seperti Unilever dan P&G harus cepat merespons preferensi dan kebutuhan konsumen yang selalu berubah. Mereka rutin melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi tren terbaru.

Misalnya saat tren perawatan diri alami sedang naik daun, P&G segera mengembangkan lini perawatan rambut alami Pantene Pro-V Botanical. Mereka bekerja sama dengan supplier bahan alami terpercaya untuk mempercepat proses produksi.

Strategi peluncuran melibatkan sampling produk dan iklan di berbagai platform. Pasca-peluncuran, performa produk terus dipantau lewat survei dan panel konsumen. Feedback yang didapat bisa menjadi masukan untuk perbaikan produk maupun ide produk baru.

Tantangan Dalam Penerapan TTM

Penerapan TTM bukanlah hal yang mudah, terdapat beberapa tantangan yang harus perusahaan hadapi dalam menerapkannya:

1. Biaya Tinggi

Mengukur dan mempersingkat waktu peluncuran produk ke pasar membutuhkan investasi yang besar. Perusahaan perlu mengeluarkan dana lebih untuk riset pasar, pengembangan produk, peningkatan kapasitas produksi, serta aktivitas promosi. Tidak semua perusahaan mampu menanggung biaya tinggi ini.

2. Ketidakpastian Pasar

Sulit memprediksi preferensi dan perilaku konsumen di masa depan. Terkadang perusahaan sudah mengembangkan produk yang dianggap sesuai dengan kebutuhan pasar. Namun, ternyata respon konsumen berbeda setelah produk diluncurkan. Hal ini tentu menjadi risiko bagi perusahaan.

3. Perencanaan yang Buruk

Perencanaan dan eksekusi yang buruk dapat menggagalkan implementasi TTM. Jika perusahaan tidak melakukan riset pasar, perencanaan produk, dan penjadwalan yang matang, maka waktu peluncuran produk bisa molor dan tidak tepat sasaran.

Dengan memahami tantangan-tantangan ini, perusahaan dapat menyiapkan langkah-langkah untuk mengurangi risiko dan menjamin keberhasilan implementasi TTM.

Kesimpulan

Time to market (TTM) merupakan metrik penting yang mengukur lamanya waktu mulai dari tahap pengembangan produk hingga produk tersebut diluncurkan ke pasar. Dengan menerapkan strategi TTM yang tepat, perusahaan dapat mempercepat proses pengembangan dan peluncuran produk baru.

Berikut adalah ringkasan poin-poin penting terkait TTM :

  • Strategi utama untuk menerapkan TTM yang efektif antara lain memahami pasar dan kebutuhan pelanggan, pengembangan produk iteratif, optimasi proses produksi, serta peluncuran dan evaluasi pasca-peluncuran produk.  
  • Studi kasus sukses menerapkan TTM antara lain Samsung dengan Galaxy Fold, dan Tesla dengan kendaraan listriknya.
  • Tantangan utama penerapan TTM adalah biaya yang tinggi, keterbatasan sumber daya, serta kurangnya fleksibilitas organisasi.

Adapun saran untuk menerapkan TTM secara efektif antara lain:

  • Lakukan riset pasar dan analisis kebutuhan pelanggan secara berkala
  • Terapkan pendekatan desain iteratif dan prototype cepat 
  • Otomasi dan optimasi proses produksi 
  • Rencanakan strategi peluncuran dan promosi matang
  • Lakukan evaluasi dan perbaikan terus-menerus pasca peluncuran produk
  • Tingkatkan kolaborasi lintas departemen dan fleksibilitas organisasi

Dengan menerapkan strategi TTM yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif dan meraih kesuksesan dengan produk barunya.

Pengertian Ruang Lingkup Pemasaran dan Cakupan Strategi

Pengertian Ruang Lingkup Pemasaran dan Cakupan Strategi

Bicara tentang ruang lingkup pemasaran, kita akan berbicara banyak tentang pemasaran yang lebih kompleks. Tentang bagaimana cara kerja pemasaran itu sendiri, produk apa yang akan menjadi objek pemasaran dan siapa pelaku pemasaran.

Kompleksitas ini, saat dibedah menjadi detail akan melibatkan banyak hal. Menjadi lebih rumit tentunya, tapi akan sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan strategi dan sasaran perusahaan dalam jangka panjang. Itulah mengapa, kali ini Panda tertarik untuk mengulasnya dengan lebih lengkap.

Pengertian Ruang Lingkup Pemasaran 

Ruang lingkup pemasaran merupakan serangkaian aktivitas yang perlu perusahaan lakukan dalam menjalankan fungsi pemasarannya. Ruang lingkup pemasaran meliputi analisis terhadap berbagai faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi kegiatan pemasaran.

Secara umum, ruang lingkup pemasaran mencakup analisa :

  • Analisis lingkungan internal perusahaan 
  • Analisis lingkungan eksternal perusahaan
  • Analisis industri dan persaingan
  • Analisis pelanggan 
  • Analisis produk/jasa
  • Analisis saluran distribusi
  • Analisis promosi dan komunikasi
  • Analisis harga

Tujuan Analisa dan Manfaat Ruang Lingkup Pemasaran

Tujuan dari analisis ruang lingkup pemasaran adalah untuk memahami kondisi perusahaan saat ini dan lingkungan yang mempengaruhinya. Dengan memahami hal tersebut, perusahaan dapat menyusun strategi dan rencana pemasaran yang tepat dalam mencapai tujuan bisnisnya.  

Adapun manfaat mengetahui ruang lingkup pemasaran antara lain:

  • Memahami posisi perusahaan di pasar
  • Mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar 
  • Mengetahui kekuatan dan kelemahan internal perusahaan
  • Memahami perilaku dan kebutuhan pelanggan
  • Menentukan strategi pemasaran yang efektif
  • Mengembangkan keunggulan kompetitif 
  • Menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar
  • Memilih saluran distribusi yang tepat
  • Menetapkan harga yang kompetitif
  • Mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien

Dengan memahami ruang lingkup pemasaran secara menyeluruh, perusahaan dapat merumuskan strategi pemasaran yang komprehensif dan terintegrasi guna mencapai tujuan bisnisnya. Oleh karena itu, analisis ruang lingkup pemasaran mutlak dilakukan sebelum menyusun strategi pemasaran apapun.

Cakupan Ruang Lingkup Pemasaran

Strategi pemasaran yang efektif

Untuk lebih detailnya, Panda akan mengulas secara mendetail poin dari setiap ruang lingkup pemasaran ini :

1. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan

Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan kajian secara menyeluruh mengenai kondisi dan situasi dalam perusahaan. Analisa ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dari segi internal, sehingga perusahaan dapat menyusun strategi untuk memanfaatkan kekuatan dan memperbaiki kelemahan yang ada. 

Beberapa aspek utama yang perlu menjadi perhatian dalam analisis lingkungan internal perusahaan antara lain:

1.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting bagi perusahaan. Analisis SDM mencakup jumlah karyawan, kompetensi, keterampilan, motivasi, dan produktivitas karyawan. Perusahaan perlu memastikan memiliki jumlah SDM yang cukup dan berkualitas untuk mendukung kegiatan operasional dan rencana pengembangan bisnis.

1.2 Keuangan

Analisis kondisi keuangan perusahaan mencakup likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan struktur modal. Analisis keuangan berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang.

1.3 Operasional 

Analisis operasional meliputi kapasitas produksi, efisiensi proses produksi, ketersediaan fasilitas dan teknologi, rantai pasokan, serta kualitas produk dan layanan. Tujuannya adalah memastikan operasional perusahaan berjalan optimal.

1.4 Pemasaran

Analisis pemasaran menilai strategi pemasaran saat ini dilihat dari produk, harga, tempat, dan promosi. Hal ini penting untuk mengetahui posisi pasar perusahaan saat ini.

1.5 Riset dan Pengembangan (R&D)

Kemampuan riset dan pengembangan perusahaan dianalisis untuk mengukur inovasi dan mengembangkan produk/layanan baru. Perusahaan yang inovatif biasanya lebih unggul dalam persaingan.


Melalui analisis menyeluruh atas berbagai aspek internal tersebut, perusahaan dapat mengidentifikasi kekuatan untuk dipertahankan dan ditingkatkan, serta kelemahan yang harus diperbaiki agar dapat berkompetisi dan berkembang di pasar.

2. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

Analisis lingkungan eksternal perusahaan penting untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang berasal dari luar perusahaan.

Beberapa faktor utama yang perlu dianalisis antara lain:

2.1 Persaingan

Perusahaan perlu memahami persaingan di industri yang mereka jalani. Analisis persaingan meliputi identifikasi pesaing utama, pangsa pasar pesaing, keunggulan dan kelemahan produk/layanan pesaing, strategi pemasaran dan promosi yang pesaing gunakan, dan sebagainya. Dengan memahami persaingan, perusahaan dapat menentukan strategi yang tepat untuk bersaing dan unggul di pasar.

2.2 Peraturan Pemerintah

Kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah baik pusat maupun daerah dapat mempengaruhi kegiatan pemasaran perusahaan. Misalnya peraturan terkait pajak, standar produk, izin usaha, dan lain-lain. Maka dari itu, perusahaan perlu terus memantau regulasi terbaru agar dapat beradaptasi dan mematuhi peraturan yang berlaku.

2.3 Tren Pasar

Perusahaan harus peka terhadap trend dan perubahan selera konsumen. Misalnya tren digitalisasi dan pergeseran perilaku konsumen dari offline ke online dapat membuka peluang penjualan lewat e-commerce. Namun trend yang berbeda juga bisa menjadi ancaman jika perusahaan gagal mengikuti perubahan selera pasar.

Analisis eksternal yang komprehensif dapat membantu perusahaan merumuskan strategi pemasaran yang tepat. Dengan memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman eksternal, perusahaan dapat meraih keunggulan kompetitif di industri mereka.

3. Analisis Industri dan Persaingan

Analisis industri dan persaingan adalah proses mempelajari kondisi industri tempat perusahaan beroperasi dan mengidentifikasi pesaing utama, kesempatan pasar, dan potensi masalah yang akan dihadapi. Tujuannya adalah untuk memahami posisi bersaing perusahaan dan mengembangkan strategi untuk unggul dalam persaingan.

Beberapa hal penting yang perlu menjadi bahaan analisa dalam industri dan persaingan meliputi:

  • Ukuran pasar saat ini dan potensi pertumbuhan di masa mendatang
  • Trend dan perkembangan terbaru dalam industri
  • Analisis 5 kekuatan Porter  pesaing, pembeli, pemasok, produk pengganti, dan pendatang baru
  • Identifikasi pesaing utama dan pangsa pasar masing- masing
  • Keunggulan dan kelemahan produk pesaing
  • Hambatan masuk industri yang tinggi atau rendah
  • Peraturan dan regulasi yang berlaku dalam industri

Dengan memahami kondisi industri dan persaingan, perusahaan dapat menganalisis peluang dan ancaman, serta menentukan posisi bersaing apa yang ingin perusahaan capai. Misalnya apakah dengan strategi biaya rendah atau diferensiasi. Informasi ini sangat berguna untuk merumuskan strategi pemasaran dan rencana aksi yang tepat.

4. Analisis Pelanggan

Pelanggan merupakan komponen penting dalam strategi pemasaran. Analisis pelanggan bertujuan untuk memahami dan menganalisis siapa saja target pelanggan perusahaan, kebutuhan dan perilaku pelanggan, serta bagaimana mereka membuat keputusan pembelian.

Ada beberapa hal yang perlu perusahaan lakukan dalam analisis pelanggan:

4.1 Segmentasi Pelanggan 

Segmentasi pelanggan dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok pelanggan yang memiliki kebutuhan, karakteristik atau perilaku yang serupa. Dengan segmentasi yang tepat, perusahaan dapat menentukan target pelanggan yang ingin menjadi fokus utama.

Perusahaan dapat melakukan segmentasi berdasarkan : 

  • Demografi (umur, jenis kelamin, pekerjaan)
  • Geografi (lokasi)
  • Perilaku (frekuensi pembelian)
  • Psikografis (gaya hidup, kepribadian). 

4.2 Analisis Kebutuhan dan Perilaku Pelanggan

Perusahaan perlu memahami apa kebutuhan dan harapan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Analisis bisa perusahaan lakukan terhadap apa saja kriteria penting bagi pelanggan dalam membeli suatu produk.

Selain itu, perusahaan juga perlu mempelajari bagaimana perilaku pembelian pelanggan. Hal ini meliputi bagaimana mereka mencari informasi sebelum membeli, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian mereka terhadap produk/jasa perusahaan. Dengan memahami kebutuhan dan perilaku pelanggan, perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang tepat sasaran.

4.3 Analisis Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Perusahaan perlu mempelajari proses pengambilan keputusan pembelian oleh pelanggan. Hal ini meliputi tahapan awal kesadaran adanya kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Dengan memahami proses ini, perusahaan bisa menentukan touchpoints mana saja yang harus menjadi fokus dalam aktivitas pemasarannya agar dapat mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan.


Pada akhirnya, melalui analisis pelanggan yang mendalam, perusahaan dapat merancang strategi pemasaran yang paling efektif dalam meraih dan mempertahankan pelanggan sasarannya. Analisis pelanggan menjadi landasan penting dalam menentukan segmentasi, targeting, dan positioning perusahaan di pasar.

5. Analisis Produk/Jasa

Produk dan jasa merupakan inti dari kegiatan pemasaran. Analisis yang mendalam terhadap produk dan jasa perusahaan saat ini sangat penting untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat.

Beberapa hal yang perlu menjadi poin analisis antara lain:

  • Produk/jasa apa saja yang perusahaan tawarkan saat ini? Apakah produk/jasa tersebut masih relevan dengan kebutuhan pasar? 
  • Bagaimana kualitas dan desain produk/jasa perusahaan berbanding dengan pesaing? Apakah ada celah yang bisa perusahaan manfaatkan?
  • Apa saja keunggulan dan kelemahan produk/jasa perusahaan saat ini?
  • Seberapa besar demand pasar terhadap produk/jasa perusahaan saat ini? Apakah permintaan cenderung meningkat atau menurun?
  • Bagaimana siklus hidup produk/jasa perusahaan saat ini? Apakah masih bertumbuh, matang, atau menuju ke tahap penurunan?

Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan analisis terhadap inovasi produk/jasa yang potensial di masa depan. Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan antara lain :

  • Apakah ada peluang untuk mengembangkan produk/jasa baru yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar? 
  • Bagaimana tren teknologi dan preferensi konsumen di masa depan yang berpotensi mempengaruhi produk/jasa perusahaan?
  • Apakah perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan riset dan pengembangan produk/jasa baru secara berkelanjutan?
  • Berapa besar risiko yang harus perusahaan ambil dalam melakukan inovasi produk/jasa baru?

Analisis mendalam terhadap produk dan jasa yang komprehensif akan membantu perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat, baik untuk produk dan jasa saat ini maupun yang akan dikembangkan di masa depan.

6. Analisis Saluran Distribusi

Dalam ruang lingkup pemasaran, saluran distribusi merupakan jalur yang produsen gunakan untuk menyalurkan barang dari produsen ke konsumen atau pelanggan. Saluran distribusi memiliki peran penting dalam memastikan produk sampai ke tangan konsumen dengan cara yang efisien dan efektif.

Ada beberapa hal yang perlu perusahaan pertimbangkan dalam menganalisis saluran distribusi, antara lain:

  • Metode distribusi : Apakah akan menggunakan distribusi langsung ke konsumen, melalui retailer, grosir, agen, atau cara lain? Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
  • Jaringan distribusi : Berapa banyak tingkatan saluran distribusi yang akan dilalui sebelum produk sampai ke tangan konsumen akhir? Semakin panjang saluran distribusi, semakin besar biaya yang akan keluar.
  • Perantara : Siapa saja yang akan terlibat dalam proses distribusi produk. Apakah akan melibatkan agen, distributor, grosir, pengecer, atau menjual langsung ke konsumen.
  • Lokasi : Dimana saja produk akan didistribusikan dan dijual? Apakah hanya di kota-kota besar atau juga sampai ke pelosok?. Hal ini akan mempengaruhi biaya transportasi dan penyimpanan.
  • Transportasi : Bagaimana produk didistribusikan ke lokasi penjualan? Apakah menggunakan armada sendiri, jasa ekspedisi, atau cara lain? Transportasi yang digunakan juga harus sesuai dengan jenis dan sifat produk. 
  • Pergudangan : Apakah memerlukan gudang sentral, regional, outlet grosir maupun eceran? Gudang menjadi poin penting untuk menyimpan dan menjaga persediaan produk.
  • Biaya Distribusi : Berapa besar biaya yang akan keluar untuk kegiatan distribusi? Biaya ini harus dihitung dengan cermat agar harga jual produk tetap kompetitif.

Dengan menganalisis aspek-aspek distribusi tersebut, perusahaan dapat merancang saluran distribusi yang paling efisien dan efektif untuk memasarkan produk ke konsumen sasaran. Distribusi yang baik akan mendukung strategi pemasaran secara keseluruhan.

7. Analisis Promosi dan Komunikasi

Dalam analisis promosi dan komunikasi pemasaran, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa aspek strategi promosi dan komunikasi saat ini:

  • Apa tujuan promosi perusahaan saat ini? Apakah untuk meningkatkan brand awareness, mendorong trial, atau mempertahankan loyalitas pelanggan? Promosi harus relevan dengan tujuan spesifik perusahaan.
  • Media dan saluran apa yang menjadi fokus saat ini untuk promosi? Apakah perusahaan lebih banyak menggunakan promosi di media tradisional (TV, radio, koran), online (media sosial, SEO, iklan), atau promosi di tempat (in-store displays, sponsorship events)? Mana yang efektif dan mana yang kurang efektif sehingga perlu evaluasi?
  • Seberapa konsisten pesan dan branding perusahaan di seluruh media dan saluran promosi? Perlu ada konsistensi branding agar positioning perusahaan jelas di mata audiens.
  • Bagaimana perusahaan mengukur efektivitas promosi saat ini? Metrik seperti awareness, engagement, conversion rate, dan ROI harus dipantau untuk mengukur hasil.
  • Seberapa besar porsi anggaran promosi untuk masing-masing media dan saluran? Pengalokasian anggaran sebaiknya lebih banyak ke saluran yang terbukti paling efektif.
  • Bagaimana integrasi antara strategi promosi dengan elemen bauran pemasaran lain? Promosi harus selaras dengan produk, harga, distribusi agar dapat mendukung positioning produk di pasar.

Dengan menganalisis aspek-aspek di atas, perusahaan dapat mengevaluasi strategi promosi dan komunikasi saat ini guna meningkatkan efektivitas kegiatan promosi kedepannya.

8. Analisis Harga

Penetapan harga produk atau jasa merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran. Perusahaan perlu melakukan analisis mendalam terkait penetapan harga agar dapat menghasilkan keuntungan optimal dan daya saing yang kuat.

Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam analisis penetapan harga antara lain:

8.1 Biaya Produksi

Perusahaan perlu memperhitungkan semua biaya yang keluar untuk memproduksi produk/jasa, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead, dan lain-lain. Harga jual minimal harus dapat menutupi seluruh biaya produksi.

8.2 Harga pesaing

Perusahaan perlu memantau harga produk/jasa pesaing yang sejenis di pasar. Harga produk perusahaan sebaiknya tidak terlalu jauh di bawah atau di atas harga pesaing.

8.3 Nilai produk di mata pelanggan

Persepsi pelanggan terhadap nilai produk/jasa perusahaan perlu Anda perhatikan dalam penetapan harga. Jika nilai yang diberikan dirasa sepadan dengan harga, pelanggan akan bersedia membayar.

8.4 Elastisitas Harga

Seberapa sensitif permintaan terhadap perubahan harga perlu dianalisis. Jika elastisitas tinggi, perubahan harga akan berdampak besar pada volume penjualan.

8.5 Posisi pasar

Apakah perusahaan menargetkan market share yang lebih besar dengan harga lebih rendah atau profit margin yang lebih tinggi dengan harga premium.

8.6 Tahap daur hidup produk

Pada permulaan, harga biasanya ditetapkan tinggi lalu menurun saat persaingan meningkat.

8.7 Faktor eksternal

Tingkat inflasi, daya beli masyarakat, nilai tukar mata uang, suku bunga, dan faktor ekonomi makro lainnya.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, perusahaan dapat menetapkan harga produk atau jasa secara optimal sehingga dapat bersaing dan memperoleh laba di pasar. Analisis penetapan harga yang tepat sangat penting bagi kesuksesan program pemasaran perusahaan.

Tips Menyusun Rencana Aksi Pemasaran

Setelah melakukan analisis yang komprehensif terhadap lingkungan internal perusahaan, lingkungan eksternal, industri dan persaingan, pelanggan, produk/jasa, saluran distribusi, promosi dan komunikasi, serta harga, langkah selanjutnya adalah merumuskan rencana aksi pemasaran.

Rencana aksi pemasaran ini sangat penting untuk memastikan strategi dan implementasi pemasaran yang tepat sesuai hasil analisis. Beberapa hal yang perlu perusahaan perhatikan dalam merumuskan rencana aksi pemasaran :

  • Tetapkan tujuan dan sasaran pemasaran jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan analisis yang telah perusahaan lakukan. Misalnya peningkatan pangsa pasar sebesar 10% dalam 1 tahun ke depan.
  • Rumuskan strategi pemasaran untuk masing-masing elemen bauran pemasaran (produk, harga, tempat, dan promosi) yang selaras dengan hasil analisis. Misalnya strategi pengembangan produk baru untuk meningkatkan daya saing.
  • Susun program-program pemasaran taktis untuk mendukung implementasi strategi. Misalnya program periklanan di media sosial untuk meningkatkan awareness produk baru.
  • Tetapkan anggaran pemasaran untuk mendanai program-program pemasaran. 
  • Tetapkan metrik yang menjadi landasan penilaian untuk monitoring dan evaluasi, seperti tingkat konversi penjualan, ROI kampanye iklan, dan sebagainya.
  • Tetapkan tim dan penanggung jawab untuk implementasi program pemasaran agar berjalan efektif.

Dengan merencanakan aksi pemasaran secara terstruktur dan terukur, perusahaan dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan pemasarannya. Rencana aksi pemasaran harus selalu dievaluasi dan disempurnakan secara berkala sesuai perubahan lingkungan bisnis dan preferensi pelanggan.

Apa itu Disaster Recovery Plan, Manfaat dan Cara Membuatnya

Apa itu Disaster Recovery Plan, Manfaat dan Cara Membuatnya

Jauh sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, mempersiapkan Disaster Recovery Plan (DRP) adalah langkah bijak yang berdampak strategi. Pasalnya, DRP merupakan komponen kritis dalam menjaga kelangsungan bisnis di era digital saat ini.

Tanpa DRP, situasi kritis akan terasa lebih mencekam. Pengampu kepentingan mungkin akan panik, mencoba mencari solusi cepat dengan panik tentu hasilnya bisa sangat mengejutkan. Oleh sebab itu, penting sekali untuk memahami apa itu DRP dan mengantisipasinya dengan strategi DRP yang efektif.

Disaster Recovery Plan adalah…

Dalam bisnis, DRP memegang peran vital dalam menghadapi potensi bencana atau gangguan yang bisa mempengaruhi integritas sistem IT sebuah organisasi atau perusahaan. Namun apa sebenarnya Disaster Recovery Plan (DRP) itu?

Pengertian dari Disaster Recovery Plan adalah strategi yang dirancang untuk mengatasi dan pulih dari bencana atau gangguan yang dapat menghancurkan sistem IT sebuah organisasi atau perusahaan. Strategi ini tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga data dan personel yang terlibat.

Dalam perusahaan, DRP adalah bagian dari Business Continuity Plan (BCP), yang merupakan rencana keberlangsungan bisnis yang harus suatu perusahaan miliki. Lebih dari sekadar solusi teknologi, DRP adalah strategi holistik yang melibatkan berbagai aspek operasional untuk meminimalkan dampak dan memastikan pemulihan yang efisien. 

Manfaat Menerapkan Disaster Recovery Plan

Menerapkan DRP bukan hanya sekadar tindakan pencegahan, melainkan investasi yang berharga untuk kelangsungan dan keberlanjutan bisnis. Berikut adalah sejumlah manfaat signifikan dari penerapan DRP :

1. Kontinuitas Operasional yang Tanpa Hambatan

DRP memastikan bahwa operasi bisnis dapat berjalan tanpa hambatan signifikan, bahkan dalam situasi darurat. Alhasil, ini menciptakan lapisan perlindungan terhadap ketidakpastian dan memelihara keandalan operasional.

2. Perlindungan Data yang Optimal

Dalam dunia di mana data adalah aset kritis, DRP melindungi informasi penting dari kerugian atau kerusakan. Pemulihan data yang cepat dan akurat adalah inti dari strategi ini.

3. Pemulihan Cepat untuk Keberlanjutan Bisnis

Kecepatan pemulihan adalah hal yang vital untuk perusahaan dan organisasi. Namun DRP tidak hanya tentang pemulihan, tetapi juga tentang seberapa cepat organisasi dapat kembali ke operasi normal. Rencana yang baik meminimalkan downtime dan mempercepat pemulihan.

4. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan

Pelanggan cenderung mempercayai bisnis yang dapat menjaga kontinuitas operasionalnya. Dan itulah yang DRP lakukan dengan menunjukan kesiapan dalam menghadapi situasi sulit yang meningkatkan kepercayaan pelanggan. 

5. Peningkatan Kepatuhan dan Keamanan Data

DRP membantu organisasi untuk tetap mematuhi regulasi dan kebijakan. Hal ini terutama berkaitan dengan keamanan data, menjaga reputasi dan integritas bisnis.

6. Pengurangan Downtime dan Kerugian Finansial

Dengan DRP yang efektif, perusahaan dapat meminimalkan downtime. Di perusahaan teknologi, downtime adalah sebuah kerugian. Dengan recovery plan, perusahaan akan membantu mengurangi risiko kerugian finansial yang lebih besar akibat ketidaktersediaan sistem.

Jenis-Jenis DRP

Strategi DRP memiliki variasi yang bertujuan untuk mengatasi berbagai aspek bencana dan gangguan yang mungkin terjadi. Memahami jenis-jenis DRP ini adalah langkah penting dalam merancang strategi pemulihan yang efektif sesuai fokusnya.

1. Virtualized Disaster Recovery Plan

Virtualized DRP merupakan rencana pemulihan yang berfokus pada sistem virtual dan infrastruktur terkait. Lewat metode virtualisasi, proses pemulihan data berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Dari sisi efisiensi waktu, banyak organisasi menyebut DRP ini lebih menguntungkan.

2. Network Disaster Recovery Plan

Sesuai namanya, Network DRP merupakan pemulihan masalah yang berfokus pada pemulihan jaringan dan konektivitas. Strategi ini biasanya melibatkan identifikasi dan pemulihan dari gangguan pada infrastruktur jaringan yang mendasar. Semakin kompleks sebuah jaringan, maka pemulihannya pun akan semakin rumit.

3. Cloud Disaster Recovery Plan

Mengintegrasikan pemulihan dengan layanan cloud untuk keefektifan dan skalabilitas. DRP ini dirancang untuk menyediakan solusi yang adaptif dengan memanfaatkan fleksibilitas cloud.

4. Data Center Disaster Recovery Plan

Jenis DRP yang terakhir adalah data center DRP. Jenis DROP ini secara eksklusif berfokus pada fasilitas dan infrastruktur dari pusat data. Manajemen pemulihan data ini melibatkan strategi untuk mengatasi bencana yang dapat mempengaruhi integritas pusat data kritis.

Dalam prosesnya, DRP ini melibatkan analisa komponen utama seperti lokasi bangunan pusat data, manajemen tenaga dan perlindungan di pusat data, keamanan dan kondisi ruang kantor di fasilitas pusat kerja. DRP akan memperhitungkan segala skenario bencana terburuk yang mungkin terjadi pada perusahaan.

Cara Membuat Disaster Recovery Plan

Cara Membuat Disaster Recovery Plan

Membuat DRP adalah langkah kritis dalam memastikan kelangsungan bisnis di tengah ketidakpastian. Dengan pendekatan yang terperinci dan strategis, organisasi dapat mengembangkan DRP yang efektif dan responsif.

Berikut adalah tips yang dapat Anda gunakan untuk membuat Disaster Recovery Plan : 

1. Identifikasi Risiko dan Ancaman

Langkah pertama untuk membuat DRP adalah mengidentifikasi semua potensi risiko dan ancaman yang dapat menghancurkan integrasi sistem IT. Hal ini melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi operasional organisasi.

Anda juga bisa membagi resiko dan ancaman ini ke beberapa kelompok dan kategori. Misalnya kelompok ringan, sedang dan berat.

2. Evaluasi Dampak Potensial

Selanjutnya, lakukan analisis dampak untuk setiap skenario bencana yang organisasi identifikasi sebelumnya. Evaluasi ini mencakup potensi kerugian operasional, finansial, dan reputasi yang dapat terjadi selama bencana.

3. Pengembangan Strategi Pemulihan yang Sesuai

Berdasarkan identifikasi risiko dan dampak, kembangkan strategi pemulihan yang sesuai. Hal ini termasuk pemilihan teknologi, alat, dan prosedur yang akan organisasi gunakan untuk memulihkan sistem dan data.

4. Inklusi Personel dan Pemangku Kunci

Agar optimal, pastikan seluruh personel dan pemangku kunci terlibat dalam proses pembuatan DRP. Dengan begitu, DRP akan menciptakan pemahaman menyeluruh tentang rencana dan memastikan keterlibatan penuh selama implementasi.

5. Uji dan Pembaruan Berkala

Uji secara berkala rencana DRP melalui simulasi bencana atau uji lapangan. Hasil uji ini akan memberikan wawasan berharga tentang keefektifan rencana dan memungkinkan perbaikan sesuai kebutuhan.

6. Integrasi dengan Proses Bisnis

Yang tidak kalah pentingnya, integrasikan DRP dengan proses bisnis organisasi. Rencana pemulihan harus menjadi bagian integral dari strategi bisnis untuk memastikan keterkaitan yang efektif.

7. Dokumentasi yang Jelas

Terakhir, dokumentasikan DRP dengan jelas dan mudah dipahami. Pastikan bahwa semua personel memiliki akses ke rencana ini dan memahami peran masing-masing selama implementasi.


Proses membuat DRP adalah langkah proaktif untuk melindungi organisasi dari ketidakpastian. Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis, organisasi dapat membangun rencana pemulihan yang adaptif dan efektif, meminimalkan dampak bencana, dan memastikan kelangsungan bisnis yang optimal.

Kesimpulan

Disaster Recovery Plan adalah pondasi penting dalam keamanan dan kesinambungan operasional organisasi atau perusahaan. Dengan memahami dan menerapkan DRP dengan baik, organisasi dapat mengurangi dampak bencana dan melindungi aset kritis mereka.

Sebelum membuat DRP, pastikan untuk melakukan identifikasi dan merincinya sesuai dengan kebutuhan spesifik organisasi. Dengan begitu, Anda dapat menghadapi masa depan dengan keyakinan bahwa bisnis Anda dapat bertahan dan pulih dari bencana apa pun.

Semoga bermanfaat!

5+ Tips agar Bisnis Tetap Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

5+ Tips agar Bisnis Tetap Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Tak bisa dipungkiri banyak banyak sektor bisnis yang begitu terdampak dengan kebijakan menghadapi pandemi Covid-19. Bukan hanya bisnis dalam skala besar, bisnis skala kecil seperti UMKM dan bisnis rumahan juga mengalami hal yang sama.

Mau tidak mau, beberapa pebisnis memilih merumahkan karyawan. Beberapa lainnya bahkan sudah bersiap gulung tikar. Disisi lain, tuntutan kebutuhan juga tetap ada untuk harus terpenuhi.

Roda Bisnis Harus Tetap Berjalan

Bagaimanapun keadaannya, roda bisnis harus bisa terus berjalan. Pebisnis perlu memutar otak untuk bisa bertahan di tengah pandemi ini atau membuat gebrakan- gebrakan baru.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dicoba untuk membuat bisnis tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19 :

1. Maksimalkan Layanan Online

Karena himbauan untuk tidak bepergian, maka masyarakat cenderung mencari barang kebutuhan mereka secara online. Dengan memaksimalkan layanan online, bisnis berjalan dengan lebih optimal dan bahkan mengalami peningkatan.

Pebisnis bisa membuat platform yang mudah diakses oleh konsumen atau memaksimumkan berbagai platform online untuk mempromosikan dagangannya. Mulai dari social media seperti Instagram dan Facebook, hingga berbagai platform marketplace.

Jika Anda berjualan produk makanan, Anda bisa memasarkan produk dengan bantuan aplikasi pihak ketiga seperti Grabfood atau GoFood.

2. Manfaatkan Database

Cara yang kedua, manfaatkan lah database pelanggan yang Anda miliki. Mereka sudah mengenal bisnis Anda, dan mungkin saja sedang menunggu informasi bagaimana cara mendapat produk tersebut di tengah pandemi ini.

Anda bisa melakukan blast email atau broadcast Whatsapp untuk menginformasikan bahwa layanan Anda tetap optimal di tengah pandemi. Atau bahkan Anda mempunyai beberapa promosi kreatif yang menarik mereka untuk melakukan pembelian.

3. Intip Peluang Baru yang Lebih Relevan

Ada beberapa pebisnis yang banting setir dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tidak apa- apa, ini sah- sah saja dilakukan. Goal nya adalah agar bisnis bisa bertahan.

Sekarang ini banyak pebisnis makanan dan minuman atau bahkan produk fashion yang beralih ke penjualan masker- masker kain dan produk kesehatan untuk mencegah penyebaran virus.

Bisnis jasa kecantikan seperti salon pun membuat siasat dengan mengubah fokus bisnisnya dari jasa menjadi ritel produk kecantikan. Atau bisnis restoran yang mendadak menyediakan menu ready to cook untuk pelanggannya.

Dengan beradaptasi pada situasi, penjualan akan terus berjalan. Dalam situasi darurat, ini sangat penting untuk dilakukan.

4. Saatnya Memperluas Jaringan

Cobalah hal- hal baru di luar kebiasaan. Salah satunya adalah dengan memperluas jaringan. Selain dengan cara- cara yang sudah lazim dilakukan dengan internet dan iklan, Anda bisa mencoba trik konvensional.

Anda bisa menjalin kerjasama dengan cluster atau komplek untuk mengenalkan bisnis Anda. Misalnya saja dengan mempromosikan bisnis makanan atau paket masakan untuk diantar ke rumah.

Jika Anda mempunyai bisnis barbershop, pikirkan bagaimana bisnis Anda tetap berjalan dengan mendatangi calon pelanggan yang membutuhkan di kompleks tersebut.

Untuk promosi ini, buatlah konten promosi yang bisa dibagikan PIC kompleks di grup WhatsApp mereka dan juga di media sosial. 

5. Promosi Kreatif

Saat terjebak dalam situasi yang kurang menyenangkan, kadang ide kreatif justru keluar. Di kondisi pandemi seperti sekarang ini, promosi kreatif akan berdampak baik untuk menjaga stabilitas bisnis.

Saat Anda mempunyai bisnis makanan dan minuman misalnya, selama pandemi ini bisa membuat promo gratis ongkos kirim untuk jumlah pembelian tertentu. Atau paket ready to cook yang memungkinkan pembeli untuk memasak sendiri di rumah.

Untuk jenis bisnis lain, Anda mungkin bisa membuat promo gratis hand sanitizer dan masker. Atau bisa juga membeli sambil berdonasi dan berbagi untuk pandemi Covid-19.

Jika memang ingin membuat promo sambil berdonasi dan berbagi, maka pastikan ini benar- benar dilakukan. Jadi jangan hanya menggunakan momen untuk kepentingan pribadi ya.

6. Mempertahankan Arus Kas

Banyak pihak memprediksi bahwa pandemi ini akan berlangsung hingga Mei atau Agustus. Ini pun dengan syarat PSBB dan social distancing dipatuhi dengan baik oleh masyarakat.

Artinya, mempertahankan arus kas sangat penting untuk para pebisnis. Caranya adalah dengan mengurangi atau menghentikan pengeluaran yang sifatnya tidak dalam kondisi darurat.

Jika keadaan sudah begitu mendesak, cara berikut yang bisa digunakan adalah menjual aset atau investasi yang dimiliki. Dengan cara ini, pebisnis bisa memanfaatkan dana yang tersedia untuk mempertahankan atau memaksimalkan bisnis nya.

Kesimpulan

Ada beberapa pihak yang menghadapi pandemi ini dengan pesimis. Namun, pesimis tidak akan memperbaiki situasi, justru memperburuknya.

Kita boleh saja panik, namun tidak menyerah dan berdiam diri. Dengan berbagai upaya yang Panda bagikan di artikel ini, semoga kita masih bisa mengusahakan yang terbaik dalam mengelola bisnis kita.

Selamat mencoba!