Menonaktifkan klik kanan menjadi cara ampuh untuk para pemilik website dalam menghalau pencurian konten. Pencurian konten tidak saja merugikan, namun juga dapat menjatuhkan reputasi situs terkait. Oleh sebab itu, kemampuan melindungi konten dari pencurian menjadi penting.
Dengan menonaktifkan klik kanan, atau disable klik kanan, ini bisa mencegah pengunjung menyalin teks atau mengunduh gambar seenaknya. Meski demikian, menonaktifkan klik kanan bukan tanpa konsekuensi.
Plus Minus Menonaktifkan Fungsi Klik Kanan
Menonaktifkan fungsi klik kanan di website memiliki beberapa keuntungan dan kerugian yang perlu sobat Panda pertimbangkan.
Keuntungan
Melindungi konten website dari download atau copy secara ilegal oleh pengunjung. Ini penting untuk melindungi hak cipta konten asli yang pemilik website buat.
Mencegah pengunjung menyimpan gambar atau foto dari website tanpa izin. Ini penting untuk melindungi privasi jika ada foto pribadi.
Mencegah pengunjung melihat source code halaman website. Source code bisa berisi informasi sensitif yang seharusnya dirahasiakan.
Kerugian
Membatasi kemampuan pengunjung untuk mengutip sebagian konten dengan mengklik kanan dan pilih “Copy”. Ini bisa mengurangi kemudahan berbagi konten ke sosial media atau forum.
Mengurangi kemampuan pengunjung untuk menyimpan gambar atau foto yang sebenarnya website ijinkan. Pengunjung terpaksa harus melakukan screenshot gambar.
Menimbulkan kesan website yang “terlalu protektif” terhadap kontennya. Beberapa pengunjung menganggap pembatasan klik kanan sebagai user experience yang buruk.
Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan di atas, nantinya sobat Panda bisa menentukan prioritas. Manakah yang lebih penting antara melindungi konten dan menjaga user experience pengunjung website. Pemilik website perlu menimbang risiko pelanggaran hak cipta konten asli mereka terhadap kemudahan akses konten bagi pengunjung.
Cara Menonaktifkan Klik Kanan/ Disable Klik Kanan untuk Proteksi Konten
Selain mengaktifkan hotlink protection, menonaktifkan klik kanan adalah langkah yang kerap pemilik website ambil untuk melindungi konten mereka. Jika setelah mempertimbangkan plus minus Anda memutuskan mengambil langkah ini, berikut adalah langkah- langkah yang dapat Anda ambil untuk disable klik kanan :
Cara Menonaktifkan Klik Kanan di WordPress
Ada tiga cara berbeda yang bisa kita gunakan untuk menonaktifkan klik kanan di website WordPress. Cara pertama adalah dengan Javascript, kemudian dengan CSS, dan yang ketiga menggunakan plugin WordPress.
Disable Klik Kanan dengan Javascript
Cara paling efektif untuk disable klik kanan di halaman web adalah dengan Javascript. Untuk eksekusinya, sobat Panda bisa menggunakan metode preventDefault() dengan addEventListener() dan menu konteks.
Sobat Panda bisa melakukannya dengan mudah dengan menempelkan kode di bawah ini di bawah kode tag <head> atau sebelum tag </body> :
Selain javascript, kamu juga bisa menggunakan metode CSS untuk menonaktifkan klik kanan di website WordPress. Metode ini akan melibatkan pengaturan properti “pointer-events” ke “none” untuk elemen yang ingin sobat Panda nonaktifkan dengan klik kanan.
Berikut kode CSS yang bisa kamu tambahkan :
body {
pointer-events: none;
}
Disable Klik Kanan dengan Plugin
Cara lain yang dapat kamu gunakan untuk disable klik kanan di website WordPress adalah dengan metode plugin. Tanpa menambahkan kode secara manual, plugin WordPress adalah opsi teraman yang dapat kamu coba.
Salah satu plugin yang recomended untuk kamu coba adalah Disable Right Click. Kamu bisa menginstalnya dengan masuk ke menu Plugin, lalu pilih Add New > Cari nama plugin > Instal dan Aktifkan. Selanjutnya, kamu bisa melanjutkan konfigurasi dengan pandunan sederhana dari penyedia plugin ini.
Cara Menonaktifkan Fungsi Klik Kanan di Blogspot
Blogspot adalah platform blog yang sangat populer di Indonesia. Banyak blogger menggunakan Blogspot untuk membuat blog pribadi maupun bisnis.
Ada beberapa fitur di Blogspot yang bisa kamu manfaatkan untuk menonaktifkan fungsi klik kanan, sehingga konten website terlindungi dari pencurian. Berikut ini langkah-langkahnya:
Masuk ke dashboard Blogspot, lalu pilih menu Template.
Pilih Edit HTML untuk mengedit kode HTML dari template Blogspot.
Cari tag <body> lalu tambahkan atribut oncontextmenu=”return false” dengan kode berikut ini :
Publikasikan kembali template yang sudah kamu modifikasi.
Dengan menambahkan kode tersebut, fungsi klik kanan di blog Blogspot akan menjadi nonaktif. Pengunjung tidak akan bisa menyalin atau mengunduh gambar maupun konten di blog dengan klik kanan.
Cara Menonaktifkan Fungsi Klik Kanan di Joomla
Jika website sobat Panda menggunakan menggunakan CMS Joomla, kamu bisa menggunakan plugin yang berfungsi menonaktifkan fungsi klik kanan di website seperti Anticopy atau No Right Click.
Untuk menggunakan plugin tersebut, kamu bisa menginstalnya di website Jomla dengan ekstensi yang tersedia di extensions.joomla.org. Setelah itu, ikuti panduan instalasi dan konfigurasi untuk melakukan setting non aktif klik kanan sesuai kebutuhan.
Cara Menonaktifkan Fungsi Klik Kanan di Sitepro
Sitepro adalah salah satu platform pembuatan website yang cukup populer di Indonesia. Fitur-fitur Sitepro yang lengkap memungkinkan kita untuk menonaktifkan fungsi klik kanan dengan memanfaatkan fitur Script.
Kamu dapat mengakses fitur ini lewat menu Setting dan menentukan apakah disable klik kanan diterapkan di seluruh halaman atau di laman tertentu saja. Berikut adalah script yang perlu kamu masukkan ke dalam kolom sebelum </body> :
Menonaktifkan fungsi klik kanan di website bisa memberi banyak manfaat, terutama dalam melindungi konten dari pencurian atau penyalahgunaan. Namun tentu saja ada juga kekurangannya, seperti mengurangi kemudahan akses bagi pengguna.
Untuk menonaktifkan fungsi klik kanan, caranya berbeda tergantung platform yang sobat Panda gunakan. Pada WordPress dan Blogspot, sobat Panda bisa menggunakan kode javascript tertentu. Sedangkan Joomla, Sitepro dan Weebly, masing-masing menyediakan pengaturan khusus di backend/dashboard admin.
Pastikan selalu testing setelah mengaktifkan pembatasan ini agar fungsi website tidak terganggu. Pertimbangkan juga apakah benar-benar perlu menonaktifkan klik kanan mengingat kemudahan akses yang berkurang bagi pengguna.
Selain opsi ini, kamu juga bisa melaporkan pengambilan konten yang tidak bertanggung jawab lewat DMCA Google. Dengan melakukan pelaporan ini, DMCA akan melakukan penyidikan dan memberikan hukuman kepada mereka yang terbukti mencuri konten.
Bicara tentang User Experience (UX), artinya kita sedang membicarakan salah satu aspek terpenting yang menentukan kelangsungan sebuah bisnis. User Experience, alias pengalaman pengguna terutama identik dengan dunia desain dan pengembangan produk secara digital. Baik itu melalui website, aplikasi mobile atau software komputer.
Seperti yang kita tahu, salah satu faktor yang membuat orang terus menggunakan sebuah produk adalah pengalaman dan kenyamanan saat bereksplorasi. Saat pengguna merasa nyaman dalam bereksplorasi pada website dan aplikasi, ia akan betah berada di sana dan melakukan banyak hal.
Sebaliknya, saat aplikasi terasa lambat, berat dan tidak nyaman karena banyak hal carut marut, mereka akan merasa ketidaknyamanan. Ini artinya, aplikasi tersebut mempunyai user experience yang buruk.
Apa itu User Experience (UX)?
Definisi dari User Experience (UX) adalah pengalaman pengguna saat berinteraksi atau menggunakan sebuah produk atau jasa, dimana pengalaman tersebut ditaksir dari mudahnya user dalam menemukan apa yang mereka butuhkan.
UX yang baik didesain untuk memudahkan pengguna dalam meraih tujuan mereka. Misalnya saat pengguna mengakses sebuah website atau aplikasi, pengguna ini semua berjalan dengan lancar. Mereka ingin bisa mengakses situs dengan mudah, mengakses menu tanpa kendala, proses transaksi cepat, tampilan website mobile friendly dari device yang mereka akses dan lain sebagainya.
Dengan pengalaman yang baik tersebut, maka akan tercipta hubungan yang positif antara pengguna dan produk. Sebaliknya, pengalaman yang buruk bisa berdampak pada reputasi perusahaan dan meningkatnya customer churn rate.
Mengapa User Experience (UX) Penting?
Apapun bisnisnya, Anda tidak akan pernah bisa mengabaikan pengalaman pengguna. Produk atau layanan dengan UX yang buruk berpotensi lebih besar untuk ditinggalkan pengguna. UX yang buruk akan mendorong pengguna untuk mencari alternatif yang lebih baik.
Sebaliknya, pengalaman pengguna yang baik bisa membantu pengguna untuk membangun loyalitas pelanggan. Selain itu, tentu ada banyak manfaat lain dari UX yang berkualitas. Berikut adalah poin- poin untuk meyakinkan Anda betapa pentingnya User Experience :
1. Loyalitas Pelanggan
Pengalaman pengguna yang baik akan berdampak pada tingkat kepuasan pelanggan. Pelanggan tidak akan berhenti pada pembelian pertama saja. Karena dengan pengalaman baik yang ia bawa, ia akan kembali menggunakan situs dan aplikasi, dan membeli kembali.
Tidak jarang juga, pelanggan yang bahagia ini akan menjadi agen Word-of-Mouth bisnis Anda. Dengan sukarela ia akan menyebarkan testimoni pelanggan dan mempromosikan bisnis Anda secara gratis ke orang- orang terdekatnya.
2. Produktivitas dan Efisiensi
User experience yang baik sering berbanding lurus dengan kinerja produktivitas seseorang. Misalnya saja saat aplikasi berjalan dengan lancar dan cepat, tentunya arus transaksi juga berjalan mulus sesuai dengan fungsional aplikasi.
Sebaliknya, apa yang terjadi jika aplikasi sering lemot hingga crash saat seseorang akan melakukan transaksi? Pelanggan bisa menjadi ragu untuk bertransaksi. Atau bisa juga, mereka yang buru- buru akan segera mencari alternatif lain ke kompetitor Anda. Masuk akal, bukan?
3. Sarana Investasi
User Experience adalah investasi yang bermakna dalam bisnis. Dengan mengalokasi tenaga, waktu dan modal untuk membuat aplikasi dan situs web, tentu kita berharap investasi ini memberi hasil yang baik.
Hasil baik ini bisa kita peroleh saat investasi ini benar- benar kita maksimalkan. Ciptakan UX yang baik dan lakukan maintenance berkala untuk membuat pelanggan betah dan menjadi customer loyal Anda.
Fungsi dan Manfaat User Experience yang Baik
Setelah mengetahui pentingnya User Experience dalam sebuah produk dan layanan, tidak kalah penting juga untuk memahami beragam fungsi dan manfaat dari user experience yang baik.
Berikut adalah beberapa fungsi dari User Experience :
1. Mempermudah Pengguna
UX dirancang untuk memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk pengguna. Pengguna harus merasa bahwa website atau aplikasi yang mereka gunakan mudah dan menjawab permasalah mereka.
Melalui proses riset UX, bisnis diharapkan dapat menghasilkan website atau aplikasi yang mudah digunakan oleh audiens mereka.
2. Meningkatkan Minat Pengguna
Fungsi kedua dari User Experience yang baik adalah menarik minat pengguna. Dengan pengalaman yang baik, pengguna akan tertarik untuk menggunakan aplikasi secara terus- menerus.
3. Memenangkan Persaingan Bisnis
Terakhir, fungsi UX adalah untuk memenangkan persaingan bisnis. Tidak bisa kita pungkiri, persaingan bisnis semakin beragam dan variasi produk digital makin bertambah setiap waktu. Untuk bisa bersaing dengan kompetitor lama dan baru, produk dan layanan yang kita miliki harus selaras dengan kemudahan dan kenyamanan untuk pengguna kita.
3. Meningkatkan Engagement dan Sales
Dengan berbagai kemudahan untuk pengguna, UX dapat menjadi bahan bakar yang mendorong meningkatnya engagement dan sales. Jika pengguna sudah nyaman berinteraksi dan menemukan apa yang mereka butuhkan di situs Anda, tentu akan berdampak pada meningkatnya penjualan.
Apa yang Terjadi Jika User Experience Buruk? Ini Efeknya untuk Bisnis Anda!
Pengalaman pengguna yang buruk bisa memberikan efek yang juga buruk untuk bisnis Anda. Apa saja? Antara lain sebagai berikut :
1. Merusak Reputasi
Satu saja pengguna yang mengumbar pengalaman buruk dengan bisnis Anda, efeknya bisa kemana- mana. Terlebih di era media sosial seperti ini.
Ulasan buruk di media sosial sangat mudah viral dan ulasan buruk di Google Business Profile mudah terbaca oleh audiens lokal. Alhasil, ini bisa merusak reputasi bisnis yang Anda bangun dengan kerja keras.
2. Pengguna Berhenti Membeli dari Anda
Ini adalah efek paling sering terjadi dari user experience yang buruk. Awalnya, pengguna produk Anda percaya kalau apa yang mereka beli bisa membantu mengatasi mereka.
Sayangnya, user experience yang buruk justru memberi mereka sebaliknya, yaitu kesulitan mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Akhirnya, mereka berhenti menggunakan produk Anda. Bahkan bisa saja, mereka pergi sebelum membeli dari Anda.
3. Bakar- Bakar Uang
Menurut Fresh Consulting, memperbaiki UX yang buruk usai produk dirilis berpotensi lebih mahal 100x daripada mempunyai user experience yang bagus sejak awal. Tentu saja ini sangat merugikan sebuah bisnis!
4. Kerugian Berkelanjutan
Jika UX yang buruk tidak segera diperbaiki, hal ini dapat menimbulkan kerugian berkelanjutan. Pelanggan semakin banyak yang hilang sampai batas yang tidak bisa ditoleransi, yang bisa membuat sebuah bisnis tutup buku.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi UX
Dalam pengembangan produk dan layanan, UX harus menjadi fokus sejak awal. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi pengalaman pengguna :
Desain Visual : Tampilan antarmuka yang menarik dan ramah pengguna akan membantu pengunjung situs untuk nyaman berinteraksi dengan produk dan layanan bisnis Anda.
Navigasi : Sistem navigasi yang baik berfungsi membantu pengguna untuk menjelajah dengan mudah. Navigasi dapat membantu pengguna untuk menikmati setiap fitur dan menuju laman yang pengguna butuhkan dengan cepat.
Keterjangkauan : Pastikan produk mudah diakses dan digunakan oleh berbagai kelompok pengguna. Termasuk mereka yang tidak mahir teknologi atau mereka dengan keterbatasan fisik dan kognitif.
Kecepatan : Pastikan juga website atau aplikasi memiliki waktu muat halaman yang baik. Kecepatan : Aplikasi dan website adalah faktor kunci untuk membuat pelanggan tetap betah di situs Anda.
Konsistensi : Konsistensi dalam desain dan interaksi membantu pengguna merasa familiar dengan produk dan layanan Anda dari satu bagian ke bagian lainnya.
Tips Penerapan User Experience yang Disukai Pelanggan
Tidak ada bisnis yang ingin merasakan dampak merugikan jika user experience buruk, bukan? Oleh sebab itu, Anda bisa menerapkan beberapa tips berikut ini :
1. Identifikasi Rencana Perubahan
Perubahan tidak selalu bermakna baik. Misalnya saat tiba- tiba saja Anda menyadari struktur website dan aplikasi yang hampir mirip satu sama lain. Tiba- tiba saja Anda merasa harus merubahnya segera.
Padahal, memang banyak struktur website atau aplikasi yang mirip satu sama lain. Mengapa begitu? Karena struktur itu terbukti berfungsi dengan baik. Selain itu, pengunjung mungkin sudah sangat familiar dan nyaman menggunakan struktur tersebut.
Jika sudah melakukan identifikasi, Anda bisa menentukan langkah selanjutnya. Apakah perlu berubah untuk terlihat berbeda dengan kompetitor? Tapi bagaimana justru membuat pengguna Anda bingung dengan perubahan tersebut dan merasa tidak nyaman?
Atau mungkin hanya perlu melakukan improvement minor saja? Misalnya memperbaiki copywriting dan mengoptimalkan CTA (Call-to-Action) di website.
2. Desain Sederhana, Konsisten dan Responsif
Saat berpikir memperbaiki UX, pebisnis kerap terjebak dalam menciptakan desain yang rumit. Padahal, pengguna lebih suka desain yang sederhana dan tidak rumit.
Selain itu, desain juga perlu konsisten agar tidak membingungkan. Jangan sampai pengunjung menjadi tidak nyaman karena perubahan yang terlalu sering dari situs/aplikasi.
Untuk menciptakan desain yang nyaman dan konsisten, ada beberapa poin yang dapat Anda terapkan :
Setiap laman perlu punya tujuan yang jelas. Misalnya, laman keranjang hanya untuk menampung daftar barang yang ada di keranjang pengguna.
Pastikan konsistensi desain di setiap laman. Pemilihan warna, font, ikon, hingga gambar perlu mempunyai tema yang seragam.
Letakkan informasi tambahan di bawah. Misalnya saja informasi rekomendasi produk sejenis atau produk unggulan.
Pastikan situs responsif dan mobile friendly. Artinya, situs Anda dapat diakses dengan mudah dan nyaman di device yang berbeda.
3. Pahami Kebutuhan dan Keinginan Pengguna
Pengguna adalah fokus utama dalam mengembangkan UX. Memahami apa yang mereka inginkan dan menggap kalau pengguna membutuhkannya adalah dua hal yang berbeda.
Hindari menggunakan asumsi tentang kebutuhan pengguna. Alih- alih berasumsi, lakukan riset UX secara mendalam untuk mengetahui apa yang sebenarnya pengguna butuhkan dan inginkan.
Untuk melakukannya, Anda bisa mencoba usability testing ke pengguna untuk mendapatkan feedback. Atau bisa juga, mengawasi bagaimana pengguna menggunakan produk yang mirip.
Anda juga bisa menggunakan metode survey dengan untuk mendapatkan jawaban dari tiga pertanyaan berikut :
Bagaimana persona dan demografi audiens Anda? Misalnya saja perempuan dan laki- laki berusia 25 ke atas, paham teknologi dan tipikal orang yang suka barang- barang bermerek.
Apa yang pengguna butuhkan? Bagaimana cara Anda memberi solusi terhadap kebutuhan mereka?
Seberapa sulit menggunakan produk Anda? Buat opsi pilihan (misalnya mudah, cukup sulit, dan sulit), serta minta pengguna untuk mendeskripsikan alasannya.
4. Buat Hal- Hal Penting Menonjol
Dalam website dan aplikasi, UX terbaik akan membantu pengguna untuk menemukan sesuatu yang dicari tanpa usaha berlebihan. Hal seperti ini lah yang memang pengguna inginkan!
Untuk itu, pastikan Anda mengatur agar hal- hal penting menjadi sangat mudah terlihat daripada yang lainnya. Beberapa tips yang dapat Anda terapkan antara lain :
Hal- hal penting di sebuah halaman harus terlihat paling menonjol. Mulai dari judul artikel, pengumuman, promo terbatas, info tertentu, dan yang lainnya.
Pengguna harus tahu mereka berada dimana. Artinya, pengguna tahu segmen yang sedang mereka akses di website atau aplikasi. Apakah mereka berada di laman keranjang, laman produk, atau laman lainnya. Buatlah navigasi situs menjadi jelas dan mudah dipahami.
Call-to-action (CTA) harus menonjol, jelas dan menarik. CTA yang jelas membantu pengguna untuk memahami tujuan mereka dan mendorong mereka melakukan tindakan lanjutan.
Perhatikan Warna. Tema warna pada website mengandung makna psikologis yang dapat mempengaruhi audiens. Selain itu, pengguna umumnya juga familiar dengan warna- warna spesifik di produk digital. Misalnya warna biru untuk link, merah untuk peringatan, dan lain sebagainya.
Perhatikan kolom pencarian. Anda perlu menambahkan kata “Cari” atau “Search” agar pengguna menyadari keberadaan dan fungsinya.
5. Berikan Pengalaman Menggunakan Layanan yang Mudah untuk Pengguna
Apapun platform nya, entah itu aplikasi atau website, pengguna harus bisa mencapai tujuan mereka dengan mudah dan lancar. Pada akhirnya, ini lah yang ingin Anda raih dari sebuah UX.
Pastikan semua poin- poin di atas terpenuhi agar pengguna mempunyai perjalanan yang mulus untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Semua laman, navigasi, dan button harus membawa pengguna selangkah lebih dekat ke tujuan mereka.
Hindari memberikan mereka laman berisi informasi tidak penting, laman error, atau justru laman yang membawa pengguna balik lagi ke perjalanan awal. Jika pengguna menemukan laman- laman itu, mereka akan frustasi dan meninggalkan website saat itu juga.
Kesimpulan
User Experience (UX) atau Pengalaman Pengguna adalah fondasi kesuksesan sebuah produk dan layanan dalam bisnis. Kesuksesan UX dapat ditaksir dari kemudahan pengguna dalam menemukan apa yang mereka butuhkan dan melakukan tindakan lanjutan.
Fokus UX bukan hanya tentang antarmuka yang menarik secara visual, tapi juga menciptakan pengalaman yang nyaman, efisien, dan sesuai kebutuhan. Dengan memahami pentingnya UX dan manfaatnya untuk kelangsungan bisnis, selanjutnya Anda dapat menerapkan beberapa hal di atas untuk menciptakan pengalaman pengguna terbaik untuk audiens Anda.
Pada akhirnya, User Experience bukan hanya untuk menciptakan kenyamanan terbaik untuk pengguna dalam menjelajah produk dan layanan Anda. Lebih dari itu, UX adalah investasi penting untuk bisnis karena mendorong engagement dan konversi sales yang lebih optimal.