Sebenarnya tidak ada yang salah dengan menjadi pengguna setia Facebook. Melalui media sosial besutan Mark Zuckerberg ini, ada banyak informasi menarik yang bisa kita peroleh. Mulai dari berita, viral, informasi edukatif, dan bahkan info menarik dari keluarga terdekat.
Sayangnya, tidak sedikit orang yang kurang bijak saat menggunakan media sosial ini. Mereka yang menggunakan secara berlebihan kerap lalai dan terbuai hingga akhirnya mereka seperti terkurung dalam media sosial itu dan merugikan diri sendiri.
Ada beberapa situasi dimana saat Anda merasa tidak lagi bahagia saat mengakases akun Facebook. Mungkin karena saat itu Facebook sedang ramai debat kusir politik dan SARA, dan Anda terlibat perdebatan politik dengan teman sendiri, hingga akhirnya saling unfriend, dan sebagainya. Saat Anda rehat sejenak dari Facebook, nyesss… rasanya justru terasa lebih baik. Pernah merasa seperti ini?
Facebook Membuat Penggunanya Tidak Bahagia
Ternyata, sebuah penelitian sendiri mengungkapkan ada pengaruh negatif dari akses berlebihan ke #Facebook. Penelitian ini dilakukan oleh sebuah lembaga independen dari Copenhagen, Denmark bernama Happiness Research Institute. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat apa saja pengaruh yang dirasakan oleh orang- orang yang berhenti mengakses akun Facebook mereka dalam jangka waktu tertentu.
Penelitian ini melibatkan 1095 orang yang dalam kesehariannya aktif mengakses Facebook. Sejumlah orang ini lalu dibagi ke dalam dua kelompok dalam jumlah sama. Satu kelompok diminta untuk tetap menjalankan aktifitas media sosialnya. Kemudian kelompok kedua diminta untuk berhenti total dari aktifitas Facebook dalam kurun waktu seminggu.
Setelah periode uji coba selesai, peserta diberi serangkaian pertanyaan terkait perubahan hidup mereka, mulai dari perasaan hingga kegiatan sehari- hari. Dan hasilnya, kelompok kedua yagn berhenti menggunakan jejaring sosial ini merasa lebih bahagia dibandingkan dengan kelompok yang terus menggunakan Facebook.
Di parameter lain, tingkat kecemasan di kelompok yang mengakses Facebook ternyata lebih besar dibandingkan mereka yang ‘cuti’ bermain Facebook selama satu minggu.
Penelitian ini juga mengungkap bahwa mereka yang tidak mengakses Facebook selama seminggu ini mempunyai kegiatan bersosial secara langsung lebih baik, entah itu via tatap muka ataupin via telepon. Hal ini mendorong mereka merasa lebih nyaman ketimbang saat hanya berbincang dengan teman secara online.
Apa yang Membuat Kita Tidak Bahagia saat Mengakses Facebook?
Masih penasaran apa saja yang membuat kita menjadi tidak bahagia saat mengakses Facebook? Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute, menyampaikan bahwa faktor iri adalah salah satu penyebab utamanya.
Faktanya, setiap hari kita disuguhi beragam konten, baik itu dari teman, kenalan di Facebook atau orang asing yang memuat hal- hal menyenangkan dari hidup mereka. Ada banyak orang yang suka memposting kegiatan berlibur mereka, saat mereka beli gadget baru, saat menyantap hidangan restoran, saat berkumpul bersama teman, atau moment romantis bersama pasangan. Hal- hal seperti ini belum tentu dimiliki pengguna Facebook lainnya yang juga menginginkan berada di situasi yang sama.
“Facebook berisi berita bagus dari orang-orang, sementara kita melihat keluar jendela dan ada awan mendung,” ucap Wiking memberi contoh.
Selain itu, masih banyak hal lain yang bisa memberikan dampak buruk lainnya secara psikologis saat orang- orang mengakses Facebook.
Konteks yang Sama Berlaku untuk Media Sosial Lainnya
Pada dasarnya penelitian ini berlaku untuk #mediasosial lainnya. Media sosial seperti Instagram misalnya, kerap dijadikan sebagai media pamer aktifitas menyenangkan sehari- hari yang kita lalui. Mau nonton bareng pacar, kita upload foto atau story terlebih dulu. Mau makan, wajib cekrek cekrek terlebih dulu, dan masih banyak lainnya.
Selain menimbulkan efek iri pada pengguna lain, pada diri sendiri, secara tidak langsung kita seperti menuntut pengakuan bahwa kita sedang bahagian dengan memposting cerita bahagia kita. Kita tidak lagi focus untuk menikmati apa yang di depan mata, tapi sibuk untuk membuat orang lain melihat, ‘hey, ini lho saya sedang ini… saya sedang bahagia… saya punya teman- teman yang peduli pada saya… bla… blaa… blaa…’
Saat situasi berubah, dan tak ada moment bahagia yang bisa kita bagikan di media sosial, kita seperti sedang terpuruk. Padahal situasi yang sedang kita alami baik- baik saja. Hanya tidak sedang posting makanan restoran seperti yang sedang teman lakukan, atau tidak sedang berkumpul bersama keluarga saja, misalnya.
Bagaimana dengan Anda?
Media sosial buruk? Tidak sepenuhnya. Buktinya, ada banyak hal positif yang bisa kita peroleh di media sosial. Baik atau buruk juga bagaimana kita memanfaatkan media sosial ini. Jika kita menggunakannya secara berlebihan dan merasa harus terlihat bahagia di Facebok atau Instagram, maka ini adalah awal ketidakbahagiaan kita. Perlu diingat juga, ada kehidupan lain yang bisa Anda nikmati di luar sana.
Bijaklah menggunakan media sosial, dan nikmatilah kebahagian Anda tanpa harus mempostingnya di akun Facebook atau Instagram Anda.