Saat sudah mantap membangun bisnis online sendiri, pebisnis biasanya akan dibuat galau dengan pertanyaan cara berjualan yang lebih baik : lewat marketplace atau toko online sendiri?
Dengan konsep mempertemukan pedagang dan pembeli, marketplace memang menjadi senjata ampuh untuk berjualan di era digital. Bagi banyak pebisnis online,marketplace memang menjadi salah satu channel favorit untuk berjualan. Namun untuk jangka panjang, apakah marketplace juga cukup ideal?
Kekurangan dan Keuntungan Jualan Online di Marketplace
Keuntungan Berjualan di Marketplace
Nyaris tanpa modal
Pembeli tersedia tanpa harus promosiberlebihan
Unsur kepercayaan lebih kuat karena menggunakan sistem rekening bersama
Kekurangan dan Keuntungan Jualan Online di Toko Online Sendiri
Keuntungan Mempunyai Toko Online Sendiri
Anda mempunyai kontrol penuh untuk branding dan pengalaman pengguna
Saat mempunyai web store sendiri, Anda berarti nyaris punya semuanya. Anda dapat mengeksekusi strategi branding Anda, sekaligus mengoptimalkan pengalaman pengguna. Apapun fitur yang Anda butuhkan, Anda dapat menyesuaikan dengan keinginan Anda.
Tracking dan Database Customer
Tracking dan database adalah salah satu point penting dalam bisnis digital. Dengan bermodalkan tracking dan database yang baik, Anda dapat melakukan remarketing atau menggunakan data tersebut untuk menemukan audience terbaik dalam iklan Anda. Strategi email marketing Anda juga dapat lebih optimal dengan modal kedua hal ini.
Mengoptimalkan Keuntungan
Anda mungkin akan menanggung fee payment gateway saat menggunakan fitur toko online modern, namun sebagai gantinya, Anda bisa memanfaatkan berbagai fitur web store Anda untuk melipatgandakan keuntungan. Mulai dengan efektifitas upselling, cross-selling, dan strategi promosi lainnya.
Strategi Marketing yang Lebih Nendang
Berbekal tracking dan database customerdi atas, Anda dapat mengoptimalkan strategi beriklan Anda di Google Adwords maupun di Facebook. Di Facebook Ads sendiri, Anda berpeluang menciptkaan kombinasi audience yang potensial untuk melipatgandakan penjualan.
Future Proof
Generasi milenial diperkirakan lebih menyukai belanja online di retailer independent, dan trend ini akan terus berlanjut di kemudian hari. Dengan website yang memberi pengalaman pengguna yang menyenangkan dan variasi produk yang beragam, web store Anda akan memberikan kesan belanja yang tak mudah dilupakan oleh pembeli Anda.
Kekurangan Mempunyai Toko Online Sendiri
Biaya yang Tidak Sedikit
Membangun toko online sendiridari nol memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Anda perlu menyiapkan biaya untuk sewa hosting, domain, web developer dan web desain jika diperlukan.
Set Up yang Rumit di Awal
Membangun web sendiri memangtidak mudah. Di awal pembuatan website, akan ada banyak waktu yang harus andaluangkan untuk proses riset, pembuatan website, setting fitur, payment gateway, cek bug, trial, dan lain sebagainya. Meski begitu, saat semua proses ini selesai, Anda seharusnya cukup puas dengan hasilnya.
Sistem Pemasaran Dilakukan Sendiri
Point ini tidak bisa untuk dibantah. Misalnya saja untuk kompetisi di mesin pencari, kompetitor Anda bukan hanya sesama pedagang online yang menjual produk serupa, tapi juga raksasa marketplace yang terbiasa bakar- bakar uang dalam menjalankan strategi bisnisnya. Selain membutuhkan kerja keras, SEO juga membutuhkan waktu. Meskibegitu, Anda juga bisa menggunakan Adwords dan Trafik untuk mendatangkan pengunjung potensial ke situs web Anda.
Promo Efektif Tanpa Bakar- Bakar Duit
Berbeda dengan jualan di marketplace dimana Anda bisa numpang promo cashback atau promo gratis ongkoskirim, dengan toko online sendiri, Anda dituntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan campaign promo. Anda bisa membuat promo efektif dengan memberikan voucher diskon untuk pembelian selanjutnya atau cashback dengan minimal pembelian.
Bagaimana jika Menggunakan KEDUA- nya?
Sah- sah saja sebenarnya. Hanyasaja, mengkombinasikan keduanya berarti lebih banyak pekerjaan, dan monitoring.Jika Anda belum punya tim, cobalah untuk mempertimbangkan kembali kesiapan Anda untuk mengelola keduanya. Namun jika sudah punya tim dan bisa berbagi tugas, Anda dapat menyusun SOP untuk memastikan keduanya berjalan beriringan.
Dengan menggunakan keduanya, Anda dapat memudahkan customer Anda untuk membeli dengan keuntungan yang ia inginkan, seperti gratis ongkir, pengalaman pengguna yang menyenangkan, pendekatan branding, dsb.
Goal utamanya adalah meningkatkan penjualan. Jika keduanya terbukti baik,mengapa tidak? Namun jika memang sudah cukup berkembang, akan lebih baik untuk membesarkan toko online Anda sendiri. Semua ada di tangan Anda 🙂
Aktifitas jualan online sangat sering diidentikkan dengan marketplace. Bahkan saat kita mempunyai toko online kecil- kecilan di media sosial, pertanyaan yang sering keluar adalah ‘sis, akun Sho**e nya ada?’ Apakah Anda juga sering mengalaminya?
Bagi pebisnis online, marketplace memang penting. Jika kita ibaratnya dengan dunia offline, marketplace bisa dibilang pasar tempat berkumpulnya banyak orang mencari barang yang mereka butuhkan. Mereka yang berada di marketplace adalah sekumpulan orang- orang yang memang siap untuk beli. Bisa dibilang, mereka adalah jenis customer yang matang dan siap untuk dipanen.
Mengapa Marketplace Dibutuhkan Penjual Online?
Saat mempromosikan bisnisnya secara online, seorang pedagang online akan mencari channel berpromosi sebanyak- banyaknya. Mulai dari memajang produknya di media sosial, broadcast ke teman- teman WA, membuat grup jualan, marketplace, hingga membuat website sendiri untuk goal yang lebih besar.
Marketplace ini, untuk penjual online, adalah salah satu channel penting untuk mendorong terjadinya penjualan. Bukan hanya memanfaatkan satu marketplace, satu pedagang online cenderung membuka tokonya di beberapa marketplace sekaligus. Bahkan tidak sedikit yang mempunyai beberapa akun di satu marketplace, meskipun hal ini dilarang oleh marketplace bersangkutan.
Kelebihan Marketplace
1. Tempat Berkumpulnya Pembeli
Seperti yang sempat Panda Gila singgung di atas, marketplace adalah tempat berkumpulnya orang- orang siap beli yang mencari barang yang mereka butuhkan. Ibarat dunia offline, marketplace adalah pasar. Penjual online tidak perlu repot- repot mencari pembeli. Mereka cukup mendadani store mereka sebaik- baiknya dan mengoptimalkan fitur yang sudah disediakan oleh si marketplace.
2. Tempat Berkumpulnya Pedagang Juga, Bisa untuk Mencari Informasi, Riset Kompetitor, sekaligus Berburu Supplier
Yang namanya pasar, pasti bukan hanya jumlah pembeli saja yang membludak, tapi juga penjualnya. Tingkat persaingan memang tinggi. Tapi sisi positifnya, Anda bisa menggunakan kesempatan ini untuk mencari informasi dengan sesama pedagang, melakukan riset kompetitor, sekaligus berburu supplier terbaik.
3. Aman karena Menggunakan Rekening Bersama
Setiap marketplace didukung dengan fitur keamanan yang mumpuni karena mereka bukan bisnis yang abal- abal. Selain itu, mereka juga menjadi jembatan rekening bersama antara pedagang dan pembeli. Dengan sistem rekening bersama, pembeli tidak perlu khawatir terjadinya penipuan. Sebelum terjadi, hal ini sudah sangat diminimalisir oleh setiap marketplace.
4. Menumpang Marketplace
Mulai dari gratis ongkir sampai cashback pembelian, promo bakar- bakar duit bisa dimanfaatkan pedagang online untuk meningkatkan penjualan di toko mereka. Dengan iming- iming ini, sulit rasanya calon pembeli menolak penawaran yang digaungkan oleh marketplace.
5. Nyaris Tanpa Modal
Berbeda dengan membangun websitesendiri yang bisa memakan dana hingga puluhan juta untuk versi professional, berjualan di marketplace benar- benar nyaris tanpa modal. Anda bisa mendaftarkan diri Anda dengan mudah dan cepat, lalu mulai memposting produkyang ingin Anda jual di marketplace.
Jika ingin mendapatkan fitur eksklusif,Anda hanya mengeluarkan dana yang relatif sedikit untuk upgrade akun Anda atau beriklan di marketplace. Tidak ada biaya bulanan dan biaya maintenance website.
Hambatan dan Kekurangan Marketplace
Kekurangan Marketplace
1. Tingkat Kompetisi yang Kejam
Karena marketplace adalah pasar, artinya jumlah pedagang di tempat ini pun sangat banyak. Pencarian satu kata kunci saja misalnya, bisa menampilkan hasil pencarian hingga ratusan jumlahnya. Hal ini membuktikan bahwa persaingan di marketplace benar- benar ketat.
Saat seseorang berbelanja dan meng-klik produk Anda, pembeli bisa menemukan produk lain yang sama persis yang terletak tepat di samping atau di bawah produkAnda dalam format ‘related product’ atau sejenisnya. Artinya, calon pembeli bisa beralih ke kompetitor Anda dengan sangat mudah.
2. Kehilangan Akuisis Customer
Berbeda dengan website sendiri yang bisa Anda tanam tracking seperti Google Analytic atau Facebook Pixel, Anda akan kehilangan tracking pembeli Anda sendiri. Semua transaksi penjualan Anda adalah milik marketplace, dan mereka mempelajari behavior customer Anda sebagai harta karun penting mereka.
Dan jangan lupa, marketplace berhak untuk menutup toko Anda kapan saja. Tanpa pemberitahuan, tanpa kesempatan kedua, dan tanpa kompensasi. Data customer Anda bisa hilang begitu saja.
3. Tidak Ada Kesempatan Branding
Di era digital marketing modern, brand loyalty adalah hal yang penting. Dan denga nmenggunakan marketplace, hal ini dianggap sebagai sebuah kemunduran. Yang pembeli ingat adalah mereka membeli dari Tokopedia, Shopee, atau Bukalapak, bukan dari brand Anda.
4. Budaya Perang Harga
Bagian paling mengerikan dari marketplace adalah perang harga. Banyak penjual berusaha menjual semurah mungkin untuk menarik pembeli. Tak mau kalah, penjual yang lainada juga yang menurunkan harga sampai ke batas terbawah.
Keuntungan sering tidak dihitungkan karena penjual ingin jumlah jual di tokonya menjadi yang terbaik. Margin rela dipangkas habis dan untuk jangka panjang, hal ini bisa merusak kesehatan cash flow toko Anda.
Kecuali brand- brand besar, jarang pengelola halaman mau membuat konten gambar infografis. Alasannya sederhana, konten infografis ini membutuhkan effort yang dua sampai tiga kali lebih banyak daripada membuat konten gambar biasa. Padahal, infografis selalu memiliki daya tarik tersendiri karena mampu menyajikan informasi visual dengan jelas dan menarik.
Nyatanya, membuat konten infografis tidak selalu ribet dengan tool- tool yang hanya dikuasai oleh seorang desainer grafis. Tanpa skill desain, pengelola akun social media pun dapat membuat konten infografis yang menarik. Caranya? Gunakan saja tool pembuat gambar infografis.
Tanpa skill desain, Anda juga dapat membuat konten jenis ini dengan mudah. Kunci utamanya ada satu, yaitu Anda harus jeli dalam menemukan template yang tepat. Yang kedua, mulai lah membiasakan dengan dengan drag and drop, sehingga Anda mudah mendapatkan gambaran hasil akhir dan melakukan proses nya dengan cepat.
Tool untuk Membuat Konten Infografis Tanpa Skill Desain
1. Canva Harga : Gratis
Upgrade : Tersedia dengan harga mulai dari US$ 9.95/ bulan untuk penambahan icon, template dan penggunaan foto premium
Canva dikenal sebagai salah satu tool image editor yang powerful. Dengan tool ini, Anda bisa membuat variasi desain menarik untuk berbagai keperluan, baik itu untuk media sosial, eBook, presentasi atau juga membuat infografis.
Untuk membuat infografis, Anda dapat memilih template gratis, dan juga element berupa ikon dan gambar yang dapat dibeli atau diganti dengan gambar milik Anda sendiri. Berikut ini adalah beberapa sample template Canva untuk konten infografis Anda:
2. Venngage Harga : Gratis
Upgrade : Tersedia dengan harga mulai dari US$ 15/ bulan Di Venngage, Anda bisa membuat berbagai desain menarik untuk keperluan laporan, poster, konten promosi, dan tentu saja infografis. Beberapa fitur yang tersedia di fitur infografis Venngage ini antara lain adalah statistik, teks informasi, proses, perbandingan, lini masa, geografis, chart dan tutorial.
Berikut ini adalah beberapa sample Venngage untuk konten infografis Anda:
3. Piktochart
Harga : Gratis
Upgrade : Tersedia dengan harga mulai dari US$ 15/ bulan
Dengan Piktochart, siapapun dapat membuat gambar infografis dengan mudah. Pengguna dapat memilih beberapa format gambar, termasuk ukuran tradisional yang panjang dan minimalis, ukuran presentasi, poster dan laporan.
Selain memilih template yang tersedia, pengguna juga bisa membuat infografis dari dasar atau template kosong. Begitu Anda memilih template, Anda dapat menarik dan menaruh element grafis dan teks ke template Anda.
Berikut ini adalah sample Piktochart untuk konten infografis Anda:
4. Easel.ly Harga : Gratis
Upgrade : Tersedia dengan harga mulai dari US$ 3/ bulan
Easel.ly membantu Anda untuk membuat konten infografis dengan sangat mudah. Saatberada di halaman utama, pengguna dapat mengambil salah satu template atau mulai dengan template kosong. Setelah memilih template, pengguna akan diarahkan ke jendela baru yang membantu pengguna untuk mencustomize konten yang diinginkan dengan berbagai tool seperti background, teks, chart dan lebih banyak lagi.
Berikut ini adalah beberapa sample Easel.ly untuk konten infografis Anda:
5. Visme Harga : Gratis
Upgrade : Tersedia dengan harga mulai dari US$ 7/ bulan
Dengan Visme, pengguna dapat dengan mudah membuat konten presentasi, infografis, chart & laporan dan juga konten grafis lainnya.
Saat masuk ke akun Anda, Anda akan disambut dengan tampilan proyek yang telah Anda buat (kosong jika Anda belum pernah membuatnya). Setelah itu, Anda bisa memilih “Create New Visme” untuk memulai. Setelah itu Andaakan mulai. Dalam membuat infografis, Visme menyediakan berbagai tool pendukung yang lumayan keren. Salah satunya adalah fitur yang membantu Anda memberi efek animasi pada obyek.
6. Infogr.am Harga : Gratis
Upgrade : Tersedia dengan harga mulai dari US$ 15/ bulan
Dibandingkan dengan lima tool lainnya di atas, Infogr.am memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Jika Anda ingin menyajikan tool yang berkaitan dengan statistik, maka infogr.am adalah tool yang tepat.
Berikut ini adalah beberapa sample Infogr.am untuk konten infografis Anda:
Visualize.me adalah jenis tool infografis yang sedikit berbeda karena konten yang disajikan cenderung sebagai “infographic resume.” Begitu pengguna login, mereka dapat mulai membuat resume atau ringkasan. Pengguna juga dapat langsung menghubungkan resume mereka ke Linkedin untuk men- sinkronkan informasi secara otomatis.
Jadi, siap untuk mencoba konten infografis Anda sendiri?
Aplikasi pesan instan WhatsApp bukan hanya digunakan karena kemajuan teknologi. Lebih dari itu, WhatsApp adalah aplikasi penting untuk para pebisnis online. Dengan aplikasi ini, komunikasi dengan calon pembeli menjadi cepat, mudah dan dekat. Promosi broadcast pun juga mudah untuk dioptimalkan.
Bukan itu saja, WhatsApp ternyata juga mempunyai beberapa fitur tersembunyi yang bisa membantu pengguna untuk melakukan banyak hal, seperti menjaga privasi, mengurangi komsumsi data, dan juga menyimpan percakapan ke dalam bentuk teks.
Fitur Tersembunyi WhatsApp untuk Penggunaan yang Lebih Optimal
Penasaran apa saja fitur tersembunyi WhatsApp yang bis memaksimalkan penggunaan aplikasi ini? Simak ulasan kami yang dirangkum dari berbagai sumber 1. Menyembunyikan “Last Seen” “Last Seen” atau waktu online terakhir kita secara default dapat dilihat pengguna lain kapan saja. Hal ini sering dianggap mengganggu privasi karena siapapun bisa melihat kapan terakhir kali Anda online. Jika tidak menyukai fitur ini, Anda bisa menyembunyikan fitur ini dengan mudah.
Caranya, pilih menu “Setting” atau pengaturan, pilih tab “Account”, lalu “Privacy”. Di opsi “Last Seen” atau “Terakhir Terlihat”, Anda bisa mengatur apakah Anda ingin fitur ini bisa dilihat semua orang (everybody), kontak Anda saja (contact) atau tidak seorang pun bisa melihat informasi ini (nobody).
2. Backup Percakapan Untuk membuat cadangan data percakapan saat akan berganti ponsel, masuk ke menu pengaturan atau setting. Masuk ke tab bertuliskan Chat dan Chat Backup. Selanjutnya Anda dapat mengatur penyimpanan data percakapan ke dalam Google Drive. Untuk melakukan ini, tentu saja Anda harus login kea kun Gmail Anda terlebih dahulu.
3. Menyimpan Percakapan dalam Bentuk Teks Selain bisa mencadangkan percakapan dengan mudah, WhatsApp juga memungkinkan penggunanya untuk menyimpan percakapan dalam bentuk teks. Caranya, buka tab Obrolan yang ingin Anda simpan dalam bentuk teks. Sentuh tiga titik yang berada di kanan atas, lalu lanjutkan ke bilah “More” atau “Lebih Banyak”, lalu sentuh pilihan Email Chat.
Selanjutnya, Anda juga bisa memilih apakah akan menyertakan media dalam percakapan atau hanya teks nya saja. Setelah itu, Anda akan diminta untuk memasukkan alamat email dimana Anda menerima copy teks percakapan Anda.
4. Blokir Kontak yang Tak Diinginkan Bosan dengan pesan spam dari orang tak dikenal? Manfaatkan fitur blokir saja. Cobalah buka percakapan dengan orang yang dituju. Lalu sentuh menu tiga titik di bagian kanan atas, lalu pilih tab”More”. Kemudian klik Block, dan dengan mudahnya contact yang tidak Anda inginkan akan terblokir.
5.Menghentikan Download Otomatis Saat melakukan percakapan di WhatsApp, seringkali berbagai foto dan media yang dikirimkan otomatis terunduh. Akibatnya, konsumsi daya dan data menjadi lebih besar. Padahal bisa jadi Anda tidak menginginkan file tersebut terdownload.
Untuk mencegah ini, masuk ke menu Setting, lalu pilih Data Usage (Penggunaan Data). Di dalam tab bertuliskan Media Auto Download berisi pengaturan untuk unduhan otomats tersebut. Pengaturan ini menawarkan tiga opsi, yaitu When using mobile data, when connected on WiFi atau When roaming. Setelah itu, masalah Anda akan selesai karena tidak ada lagi download otomatis.
6. Tanda Bintang Tanda bintang kerap digunakan sebagai tanda informasi penting yang ingin dibagikan. Untuk menggunakan fitur ini, pilih pesan yang ingin ditandaii, sentuh dan tahan beberapa detik, lalu pilih tanda bintang tersebut. Untuk tahu berbagai pesan yang sudah ditandai dengan bintang, cukup sentuh menu tiga titik di sudut kanan atas, lalu pilih tan bertuliskan “Starred Message.
7. Sembunyikan Tanda Read
Pesan yang dikirimkan dan sudah dibaca akan ditandai dengan centang biru. Namun, bila pengguna tidak ingin lawan bicara mengetahui pesannya sudah dibaca atau belum, Anda bisa mengubah pengaturan ini.
Bagaimana caranya? Masuk ke menu “Setting”, lalu pilih “Account” dan “Privacy”. Di bagian bawah, tab bertuliskan “Read Receipts”. Untuk menyembunyikan tanda sudah dibaca ini, hapus tanda centang di “Read Receipts” tersebut.
8. Cetak Tebal dan Miring Mau broadcast promo toko online shop? Manfaatkan fitur cetak tebal dan miring agar pesan Anda terlihat lebih hidup dan enak untuk dibaca. Membuat huruf cetak tebal dan miring sangat mudah, seperti yang pernah kami bahas dalam artikel Cara Membuat Huruf di WhatsApp Jadi Tebal, Miring dan Garis Coret
9. Mencolek Teman di Grup Saat Anda me-mention teman Anda dalam grup percakapan, maka secara tidak sengaja Anda telah menggunakan fitur “mencolek” teman dari WhatsApp. Dengan fitur ini, sistem aplikasi akan mengeluarkan bunyi notifikasi meskipun grup percakapan telah dibuat dalam mode senyap.
Sebelumnya, jika pengguna mengatur mode senyap dalam grup percakapan, sistem tidak akan mengeluarkan bunyi notifikasi apapun. Akibatnya, banyak pengguna seringkali tidak menyadari bahwa dirinya sedang diajak berbicara dalam sebuah percakapan. Tentu saja ini jadi membuat para pengguna yang tergabung dalam grup untuk menjadi lebih aware saat di-mention.
10. Membalas Pesan yang Sudah Tenggelam di Grup Jika ingin mengutip salah satu pesan di grup dan membalasnya, pengguna dapat menekan lama pesan tersebut. Lalu, antarmuka WhatsApp akan memunculkan beberapa ikon untuk bertindak. Salah satunya adalah ikon gambar panah yang terletak paling kiri. Dengan menekannya sekali, WhatsApp akan otomatis mengutip pesan yang ingin Anda komentari itu.
Setelah menuliskan komentar dan mengirim pesan tersebut, maka anggota grup akan paham bahwa Anda sedang membalas sebuah obrolan spesifik yang dilontarkan oleh seseorang dalam grup.
Di Indonesia, WhatsApp bukan hanya digunakan sebagai aplikasi text messaging biasa. Aplikasi pesan instan ini juga kerap digunakan sebagai media komunikasi bisnis, terutama untuk para online shoppers. Tidak jarang, para pembeli online shop lebih suka untuk membeli dengan komunikasi via website, dibandingkan harus membeli lewat website.
WhatsApp juga sering digunakan sebagai media promosi dengan cara broadcast produk atau promo tertentu. Untuk membuat broadcast promo ini menarik, salah satu cara yang kerap digunakan pengguna adalah dengan menambahkan aneka emoji dan membuat variasi teks pesan dengan kombinasi huruf cetak tebal dan cetak miring. Dengan membuat kombinasi teks seperti ini, maka pesan akan terbaca lebih hidup dan lebih menarik.
Trik Agar Huruf di WhatsApp Tebal dan Miring
Jika di Microsoft Word tersedia menu khusus untuk membuat huruf cetak tebal dan cetak miring, maka di WhatsApp diperlukan trik tertentu untuk membuat format tersebut. Bagaimana cara melakukannya? Simak ulasannya yaa…
1. Membuat Bold atau Huruf Cetak Tebal
Untuk membuat teks di pesan WhatsApp menjadi cetak tebal, pengguna harus menambahkan tanda asterisk (*) untuk mengapit teks yang diinginkan. Misalnya : *bold*, hasilnya akan menjadi bold.
2. Membuat Italic atau Huruf Cetak Miring
Untuk membuat teks menjadi cetak miring saat pesan dikirimkan, pengguna dapat menambahkan tanda ‘underscore’ (_) untuk mengapit teks yang diinginkan. Contoh : _italic_, hasilnya akan menjadi italic.
Selain cetak tebal dan miring, pengguna juga bisa membuat pesan teks mempunyai coretan di tengah atau strikethrough. Caranya adalah dengan menambahkan tanda tilde (~) untuk mengapit teks yang diinginkan. Contoh : ~strikethrough~.
Bagaimana jika cara ini tidak berhasil di aplikasi mobile Anda? Bisa jadi aplikasi Anda masih versi yang lama. Untuk bisa menggunakan fitur ini, versi WhatsApp Anda harus minimal 2.12.17 untuk iOS atau 2.12.5 untuk versi Android.
Trik ini juga bisa dipakai untuk WhatsApp versi desktop atau WhatsApp Web Client. Tapi, format huruf- huruf ini hanya akan muncul di versi aplikasi mobile saja.