Dalam mengelola sebuah website, perilaku hotlinking bisa sangat mengganggu dan merugikan pemilik website. Bagaimana tidak, Anda sudah berupaya menyediakan sumber daya terbaik untuk situs Anda, dan tiba- tiba saja Ada yang menggunakan gambar Anda tanpa izin?
Yang lebih mengesalkan, penggunaan gambar dengan metode inline-linking ini juga bisa mengganggu performa situs web kita. Kira- kira bagaimana perasaan Anda?
Mengenal Apa itu Hotlinking dan Cara Kerjanya
Hotlinking, yang kita kenal dengan istilah leeching atau inline-linking adalah tindakan mengambil atau mencuri obyek website, biasanya berupa gambar, tanpa harus melakukan proses download terlebih dulu dan tanpa ijin dari pemilik situs.
Dalam prakteknya, hotlinking menggunakan metode linking (menautkan) untuk menghubungkan langsung ke sumber daya media (gambar, video, atau file lain) dari situs web orang lain untuk ditampilkan di situsnya. Artinya, sumber daya orang lain akan ditampilkan tanpa izin dan tanpa persetujuan dari si pemilik.
Awalnya, Hotlinking disebut sebagai upaya untuk menghabiskan resource bandwidth dari hosting atau server korban. Seiring berjalannya waktu, provider hosting banyak yang mulai menyediakan bandwidth unlimited sehingga efek hotlinking tidak terlalu terasa.
Kendati begitu, pemilik website perlu melakukan perlindungan agar properti website tidak disalahgunakan dan digunakan tanpa izin.
Cara Kerja Hotlinking
Saat sebuah website melakukan hotlinking ke situs kita, mereka tidak mengunduh sumber daya tersebut dan mengunggahnya ulang ke situs web mereka. Sebaliknya, mereka menggunakan kode HTML atau BBCode untuk menghubungkan langsung ke URL sumber daya media di situs web asal.
Saat laman situs web yang mengandung kode hotlink diakses, sumber daya media akan dimuat dari situs web asal kemudian tampil di situs web pengguna.
Artinya, pengguna yang melakukan hotlinking akan menggunakan bandwidth dan sumber daya server dari situs web asal.
Cara Mengetahui Website Menjadi Korban Hotlinking
Bagaimana cara mengetahui kalau situs kita menjadi korban hotlinking? Sangat mudah!
Berikut cara untuk mengetahui kalau website kita terkena hotlinking :
- Ketik inurl:situsAnda.com -site:situsAnda.com di kolom pencarian Google
- Klik bagian tab ‘Images’
Pastikan Anda memperbarui situsAnda.com dengan nama situs Anda. Maka hasil yang tampil di bagian Image adalah gambar- gambar yang ditautkan oleh situs lain.
Dampak Negatif Hotlinking untuk Website
Bukan hanya satu, tapi ada beberapa dampak negatif yang pemilik situs web rasakan saat menjadi korban hotlinking. Apa saja? Berikut daftarnya :
1. Peningkatan Penggunaan Bandwidth
Dampak utama dari hotlinking adalah meningkatnya penggunaan bandwidth di situs web korban. Saat sebuah konten dicuri lewat hotlink, yaitu setiap seseorang mengakses situs web pengguna, maka sumber daya itu akan dimuat melalui web asal.
Akibatnya, lalu lintas web asal dan konsumsi bandwidth meningkat. Di sisi lain, pemilik situs sebenarnya tidak mendapatkan benefit apapun dari peningkatan lalu lintas karena hotlink.
2. Penggunaan Sumber Daya Server
Bukan hanya bandwidth yang meningkat, hotlink juga membuat penggunaan sumber daya server meningkat karena penggunaan yang tidak diinginkan. Setiap kali seseorang melakukan hotlinking, server situs web asal harus memproses permintaan dan memberikan sumber daya media yang diminta.
Hal ini membuat server terbebani dan mempengaruhi kinerja situs web secara keseluruhan.
3. Hilangnya Kendali Konten
Hotlinking membuat seseorang kehilangan kendali atas konten yang ia miliki. Karena dalam praktik ini, pencuri menggunakan tautan langsung ke sumber daya asal. Pemilik asli kehilangan kontrol tentang bagaimana dan gimana konten tersebut akan tampil.
Konten ini bisa saja muncul di web yang tidak relevan, situs yang melanggar aturan, atau bahkan situs web dengan konten yang tidak pantas.
4. Potensi Pelanggaran Hak Cipta
Nah, untuk poin ini merupakan dampak negatif hotlinking untuk pelaku. Melakukan praktek inline-linking berarti menggunakan konten milik orang lain tanpa izin atau tanpa persetujuan pemilik konten.
Hal ini melanggar hak cipta dan hak eksklusifitas pemilik konten. Hal ini bisa berbuntut pada konsekuensi hukum yang serius.
Cara Melindungi Website dari Hotlinking
Agar website terlindungi dari praktek inline-linking, sobat Panda bisa coba menerapkan beberapa tips berikut ini :
1. Konfigurasi .htaccess
Tips pertama untuk mencegah hotlinking ke situs kita adalah dengan melakukan konfigurasi server. Anda bisa melakukannya melalui file konfigurasi server seperti .htaccess di server Apache. Di file ini, Anda bisa menambahkan aturan yang memblokir akses ke sumber daya yang dicuri.
Untuk menerapkan tips ini, tambahkan script kode berikut ke file .htaccess Anda :
RewriteEngine on
RewriteCond %{HTTP_REFERER} !^$
RewriteCond %{HTTP_REFERER} !^http://(www\.)situsAnda.com/.*$ [NC]
RewriteRule \.(gif|jpg|jpeg|bmp|zip|rar|mp3|flv|swf|xml|php|png|css|pdf)$ - [F]
Keterangan : Ganti situsAnda.com dengan nama domain situs Anda.
2. Menonaktifkan Fungsi Klik Kanan
Klik kanan juga bisa menjadi senjata ampuh untuk melindungi website dari hotlinking. Pasalnya, orang biasa menggunakan metode klik kanan untuk menyalin link gambar dan melakukan praktek inline-linking ini.
Ada dua cara yang bisa kita lakukan untuk menonaktifkan fungsi klik kanan. Yang pertama adalah lewat penambahan script Javascript, dan yang kedua melalui plugin.
Untuk cara pertama, Anda bisa memasukkan kode Javascript di bawah di laman yang terdapat gambar atau yang ingin Anda lindungi dari hotlinking. Atau bisa juga, masukkan script ini di bagian manapun, diantara tag <body> dan </body>.
Script nya sebagai berikut :
<script type="text/javascript">
var message="Function Disabled!";
function clickIE4(){
if (event.button==2){
alert(message);
return false;
}
}
function clickNS4(e){
if (document.layers||document.getElementById&&!document.all){
if (e.which==2||e.which==3){
alert(message);
return false; }
}
}
if (document.layers){
document.captureEvents(Event.MOUSEDOWN);
document.onmousedown=clickNS4;
}
else if (document.all&&!document.getElementById){
document.onmousedown=clickIE4;
}
document.oncontextmenu=new Function("alert(message);return false")
</script>
Sayangnya, cara ini relatif ribet dan tidak direkomendasikan. Sebagai alternatifnya, Anda bisa menggunakan bantuan plugin WordPress. Berikut adalah beberapa referensi plugin yang membantu Anda menonaktifkan fungsi klik kanan :
- WP Content Copy Protection & No Right Click
- Disable right-click for WordPress
- No Right Click Images Plugin
3. Membuat Watermark di Setiap Gambar
Cara ini umumnya tidak langsung menghentikan praktek hotlinking ke situs Anda. Namun akan membuat orang yang akan mengambil gambar Anda berpikir dua kali karena melihat watermark gambar. Watermark bisa menjadi salah satu tanda kepemilikan gambar atau simbol bahwa gambar mempunyai hak cipta.
Watermark bisa berupa logo, nama situs, merek dagang hak cipta atau tahun pembuatan gambar. Untuk memberi watermark gambar, Anda bisa menggunakan tool editor gratis yang memungkinkan untuk menambah watermark, seperti Canva, PicsArt, dan Watermarkly. Selain tool manual ini, Anda juga bisa membaca artikel Panda sebelumnya tentang cara membuat watermark gambar otomatis di website WordPress.
4. Menggunakan Plugin WordPress
Cara selanjutnya yang bisa anda gunakan untuk mencegah hotlinking gambar adalah dengan menggunakan plugin WordPress. Cara ini terbilang sangat mudah karena Anda tinggal menginstal dan melakukan konfigurasi awal saja. Selanjutnya, plugin ini akan bekerja untuk melindungi situs Anda dari praktek inline-linking.
Salah satu plugin yang dapat membantu mencegah hotlink adalah All-in-One WP Security & Firewall. Setelah plugin ini aktif, Anda bisa masuk ke konfigurasi hotlinking protection dan mengaktifkan fitur ini. Sangat mudah!
5. Memblokir Alamat IP
Lonjakan bandwidth secara drastis bisa terjadi tiba- tiba karena praktek inline-linking. Salah satu cara untuk membuat pelaku kapok adalah dengan memblokir alamat IP website mereka.
Pada dasarnya, memblokir alamat IP adalah tindakan yang cukup kejam sehingga ini bisa menjadi opsi terakhir jika situs tersebut masih berulang kali menautkan gambar dan mengabaikan permintaan penghapusan kita.
6. Melaporkan ke DMCA
Langkah lain yang juga bisa Anda ambil adalah dengan mengajukan perlindungan DMCA. DMCA (Digital Millennium Copyright Act) merupakan otoritas yang mengatur tentang pelanggaran hak cipta karya digital.
Lembaga ini punya wewenang untuk memperingatkan dan memblokir pihak yang menjiplak, mencuri, atau mengakui karya orang lain sebagai miliknya. Di situs mereka, Anda bisa melaporkan situs web yang menautkan konten situs Anda tanpa izin.
Metode ini bisa sangat membantu jika pelaku hotlining tidak kooperatif untuk menghapus hotline ke konten Anda.
Cara membuat laporan DMCA :
- Kunjungi laman DMCA Google lewat browser Anda.
- Klik Icon ‘+’ untuk Membuat Laporan Baru
- Pilih “Laporan DMCA baru”
- Isi formulir pengaduan sesuai dengan panduan Google DMCA. Mulai dari nama lengkap, nama perusahaan, pemegang hak cipta, alamat email, serta informasi detail tentang karya dan pengaduan.
- Setelah semua selesai, bubuhkan dengan tanda tangan digital dan tekan tombol Kirim
Kesimpulan
Hotlink atau inline-linking adalah tindakan menautkan link data obyek website tertentu, biasanya gambar, dan menampilkannya di website sendiri. Tindakan ini merugikan pemilik website bukan hanya karena mencuri tanpa izin, tapi sekaligus membebani server si pemilik konten.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan internet, hotlinking adalah praktek yang cukup marak di internet. Fenomena ini cukup meresahkan memiliki website dan juga mengganggu pengalaman pengguna dari situs pemilik konten. Untuk itu, tentunya pemilik website perlu melakukan upaya- upaya untuk melindungi website dari masalah hotlinking ini.
Selain tips untuk melindungi website dari hotlinking di atas, sobat Panda juga bisa membaca lebih lanjut artikel Hotlink Protection untuk tips yang lebih lengkap dalam melindungi website dari hotlinking.
Dengan perlindungan hotlink ini, kita bisa meminimalisir dampak dari tindakan tidak bertanggung jawab yang mencuri konten kita tanpa ijin ini. Semoga bermanfaat ya!