Mengecewakan rasanya saat sudah bekerja keras mempersiapkan kampanye email marketing kita, dan ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Sudah coba utak atik anatomi, dan testing berbagai jenis konten, tapi hasilnya masih sama. Kira- kira dimana salahnya?
Percayalah, saat seseorang mendaftar menjadi subscriber, besar kemungkinan ia juga menjadi subscriber dari website atau bisnis lain dengan niche yang sama. Ini bisa berarti dua hal.
Pertama, kita sudah bertemu dengan subscriber yang sangat sesuai dengan niche kita. Yang kedua, subscriber juga menjadi penerima konten dari kompetitor kita. Jika konten kita kalah menarik, tentu saja akhirnya hanya dianggurkan di inbox mereka. Atau lebih buruk, mereka langsung klik unsubscriber setelah beberapa email dikirim.
Dari sisi pebisnis, semua mempunyai goal yang sama. Yaitu ingin membuat pelanggan ini terkonversi menjadi pembeli. Karena ambisi ini, bisa saja kita melakukan praktek email marketing yang salah.
Kita mungkin membombardir pelanggan dengan email yang terlalu sering. Atau email kita terlalu hardselling tanpa pendekatan yang cukup? Akhirnya pelanggan merasa bahwa email Anda adalah spam dan mereka klik unsubscribe. Tamat sudah!
Apa itu Email Marketing?
Pengertian email marketing adalah sebuah aktivitas mengirimkan pesan komersil melalui media email kepada sekelompok orang. Pesan email ini biasanya dilakukan dengan strategi pendekatan khusus, dan tidak langsung to the point.
Itulah mengapa dalam email marketing kita biasa mengenal yang namanya email follow up, konten branding, penawaran membership, baru penawaran produk dan promosi. Artinya, email marketing tidak serta menawarkan produk secara membabi buta. Diperlukan pendekatan pendekatan yang soft lebih dulu.
Dan dalam jenis produk tertentu, pendekatan soft seperti ini sangat penting untuk bisa menghasilkan konversi yang lebih optimal.
Kesalahan Email Marketing yang Sering Tidak Disadari
Saat Anda sudah menerapkan email marketing, apakah Anda mendapati tingkat pelanggan yang berhenti berlangganan cukup tinggi?
Bagian tidak terlihatnya, mungkin pelanggan mengawalinya dengan menghapus banyak email di inbox mereka tanpa membaca isi kontennya terlebih dahulu. Dan disini, email Anda termasuk salah satu diantaranya.
Salah satu alasannya, pelanggan tidak memahami apa tujuan dari pesan Anda, tidak ada tujuan yang spesifik. Subyek email juga kurang meyakinkan dan sama sekali tidak menyentuh aspek emosi pelanggan, apalagi sampai membuat mereka tergerak untuk ambil tindakan. Nah lhoo!
Tentu hal ini sangat disayangkan. Di artikel ini, kita akan belajar bersama meminimalisir hal ini.
Caranya adalah dengan menghindari tiga kesalahan copywriting yang membuat pelanggan malas terhadap email- email yang kita kirimkan :
1. Email hanya tentang Anda, bukan Pelanggan
Secara tidak sadar, kita sering membuat email yang hanya fokus untuk meminta subscriber melakukan sesuatu. Misalnya meminta mereka untuk mengikuti saran atau memaksa mereka untuk menerima penawaran tanpa menunjukkan empati pada masalah dan solusi yang dibutuhkan pengguna.
Padahal, di dalam email marketing, Anda hanya punya waktu kurang dari lima detik untuk mendapatkan perhatian pelanggan. Semakin banyak waktu yang Anda buang untuk membicarakan diri Anda, semakin kecil kesempatan untuk berbicara tentang bagaimana produk Anda membantu mereka mengatasi masalah mereka.
Tips Copywriting #1 :
Kurangi waktu untuk membicarakan tentang diri atau brand Anda. Sebaliknya, ceritakan bagaimana produk yang Anda tawarkan ini bisa menghemat waktu mereka, mengatasi masalah, meningkatkan produktifitas atau memudahkan pekerjaan mereka.
Contoh subjek email yang bisa digunakan :
- Punya Hutang 1.2M, Bisa Lunas Dalam 3 Tahun. Kok bisa?
- Resep Daging Bikin Omset Melejit 10x Lipat
- Nggak Lagi Repot Ngurus Bisnis Pake Tool Ini
2. Terlalu Banyak External Link dan Font Warna Warni
Konten email Anda memang harus menarik perhatian pelanggan. Tapi, harus dilakukan dengan cara yang elegan. Jika Anda membutuhkan beberapa cetak tebal, link eksternal dan warna merah untuk penekanan Call to Action, itu sah- sah saja.
Tapi jika terlalu banyak cetak tebal, font warna warni ( lebih dari dua warna ) dan penekanan link berkali- kali, ini justru membuat calon pelanggan ilfil. Konten Anda terlalu agresif!
Cobalah untuk membuat copywriting penawaran Anda terlihat natural. Gunakan link hidup secukupnya, cetak tebal secukupnya, dan tidak terlalu banyak warna. Ini akan membuat mereka membaca dengan nyaman, dan fokus pada bagian yang seharusnya.
Tips Copywriting #2 :
Jenis campaign email yang paling efektif adalah yang clean ( bersih, tidak terlalu banyak aksesoris ini itu ) dan to the point secara halus. Anda mungkin membutuhkan copywriting yang simple tapi mengena secara emosional, dibandingkan konten warna- warni yang terkesan berlebihan.
Jika konten email tidak menggunakan style drag and drop, Anda bisa menggunakan story telling dalam copywriting email.
3. Jangan Lupakan Call to Action
Call to Action dalam email Anda harus simpel, tapi kuat. Call to Actions yang lemah atau tidak tepat sasaran akan gagal menggerakkan pelanggan atau bisa membuat mereka berhenti berlangganan saat itu juga.
Buat lah Call to Action yang jelas dan memberi mereka alasan untuk melakukannya. Jika CTA Anda tidak jelas, email Anda adalah sia- sia.
Tips Copywriting #3 :
Sebelum mengunci campaign email marketing Anda, tanyakan pada diri sendiri, “Kenapa sih mereka harus merespon email Anda?”
Artinya, Anda perlu menekankan kepada pelanggan tentang apa yang mereka dapatkan dan kerugian bila mereka tidak melakukan tindakan saat itu juga. Beri semacam ‘urgensi’ atau desakan.
Misalnya produk ini tidak hanya tersedia sebanyak 100 pcs, padahal penawaran ini sudah Anda kirimkan ke 1000 subscriber Anda. Atau, promo banting harga hanya berlangsung selama 3 hari saja.
Keterbatasan- keterbatasan yang Anda sampaikan di dalam email akan membuat mereka merasa rugi untuk tidak mengklik tombol CTA secepatnya.
Kesimpulan
Tiga tips ini bisa dibilang merupakan tips sederhana. Tapi mengingat kita sering melupakan tiga hal ini dan campaign kita berakhir dengan statistik yang menyedihkan, maka tidak ada salahnya untuk mengingatkan kembali dan me-refresh tampilan email kita.
Setelah itu, Anda dapat kembali mengevaluasi kampanye iklan Anda dengan harapan hasil yang lebih optimal.
Semoga bermanfaat!