Home 9 Marketing 9 Mengenal Consultative Selling, Teknik Jualan yang Fokus pada Kebutuhan Pelanggan

Mengenal Consultative Selling, Teknik Jualan yang Fokus pada Kebutuhan Pelanggan

oleh | Marketing

Pernahkah Anda mendengar tentang Consultative Selling? Dari bermacam- macam teknik, consultative selling adalah salah satu teknik yang paling ampuh mengkonversi penjualan.

Bukan tanpa alasan, dengan memprioritaskan kebutuhan pelanggan, teknik ini akan memikat calon pelanggan karena mereka merasa didengarkan dan dibantu mencari solusi. Teknik ini juga sangat baik untuk menjadi pondasi bisnis jangka panjang.

Dalam teknik ini, penjual tidak berbicara banyak tentang produk mereka. Namun lebih banyak bertanya :

  • Apa kebutuhan pelanggan saat ini?
  • Seberapa besar kebutuhan mereka?
  • Bagaimana produk Anda bisa membantu menjawab kebutuhan pelanggan atau mengatasi masalah mereka?

Karena dengan memahami kebutuhan pelanggan dan berorientasi pada pelayanannya, pelanggan akan menjadi loyal pada brand.

Apa itu Consultative Selling

Seperti Panda lansir dari The Balance Careers, consultative selling adalah teknik penjualan yang berfokus pada kebutuhan pelanggan, dengan tujuan membangun hubungan jangka panjang.

Alih- alih berjualan secara hard selling, penjualan konsultatif melakukan teknik yang lebih soft dengan lebih sering bertanya kepada pelanggan. Pendekatan yang mereka lakukan adalah membuat pelanggan merasa nyaman untuk bercerita tentang kebutuhan mereka.

Sedangkan menurut Indeed, consultative selling adalah teknik penjualan yang menawarkan solusi kepada pelanggan secara spesifik. Dalam hal ini, penjual perlu proaktif melakukan dialog dengan pelanggan untuk menggali dari sisi mereka seperti apa produk yang mereka inginkan.

Dalam proses menggali tersebut, akhirnya penjual memahami poin- poin kesulitan pelanggan. Mereka punya bekal pengetahuan yang memadai tentang apa kebutuhan pelanggan, untuk kemudian memberikan penawaran yang sesuai.

Fokus dari penjualan konsultatif ini meliputi :

  • Keinginan pelanggan
  • Kebutuhan pelanggan
  • Ketakutan pelanggan atas permasalahan yang mereka alami
  • Penawaran produk dan layanan untuk mengatasi permasalahan

Secara keseluruhan, consultative selling atau penjualan konsultatif adalah teknik penjualan yang membantu bisnis dalam menawarkan layanan yang bersifat personal (personalized service) kepada audience tertarget dengan memecahkan permasalahan mereka secara tepat. 

Consultative Selling vs Transactional Selling, Apa Bedanya?

Teknik penjualan konsultasi mempunyai pendekatan yang berbeda dengan transactional selling atau penjualan dengan pendekatan berbasis produk.

Dalam consultative selling, pelanggan dan kebutuhan mereka adalah prioritas paling penting. Berbeda dengan transactional selling atau product best selling yang lebih memprioritaskan produk daripada pelanggan.

Dalam transactional selling, tenaga penjualan lebih fokus pada fitur dan manfaat produk, sehingga ada kemungkinan mengabaikan kebutuhan pelanggan.

Berikut adalah tabel perbedaan mendasar antara consultative selling vs product based-selling (transactional selling) :

Baca Juga :  5 Hal yang Harus Anda Perhatikan untuk Membuat Ads yang Convert
PerbedaanConsultative SellingTransactional Selling
OrientasiLebih menekankan pada kebutuhan pelangganLebih menekankan fitur produk
Aspek KunciKetersediaan produk dan nilai yang diterima pelangganKetersediaan produk dan harga
Pendekatan KerjaBekerja cerdasBekerja keras

Dari perbedaan tersebut dapat kita ketahui kalau penjualan konsultatif mempunyai pendekatan yang lebih soft dan memberi feedback yang baik untuk jangka panjang.

Bukan berarti transactional selling tidak terpakai. Kenyataannya, perusahaan dengan pola penjualan berulang cukup efektif menggunakan model transactional selling ini.

Cara Melakukan Teknik Consultative Selling

Sampai disini, kita sudah memahami kalau consultative Selling berarti menerapkan teknik penjualan yang berfokus pada kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu Anda lakukan untuk bisa memberikan layanan penjualan konsultatif ini :

1. Persiapan Pra- Penjualan (Pre-Sales)

Langkah pertama untuk melakukan teknik penjualan konsultatif adalah melakukan persiapan mendetail. Persiapan yang efektif ini nantinya bisa membuat kredibilitas brand  dan penjualan meningkat, begitu menurut Richardson Sales Performance.

Sebelum melakukan prospek pelanggan, coba persiapkan dulu daftar jawaban atau solusi dari pertanyaan yang mungkin mereka lontarkan. Lakukanlah riset terlebih dulu untuk bisa melakukan ini.

Beberapa poin yang perlu Anda gali dalam riset ini antara lain :

  • Minat pelanggan. Ketahui apa yang mereka sukai agar dapat menyelaraskan kebutuhan calon pelanggan dengan fitur produk agar nanti bisa memberikan hasil terbaik.
  • Perilaku atau kebiasaan calon pelanggan, agar bisa membangun komunikasi yang nyaman dan interaktif.
  • Product knowledge yang baik dari Sales agar bisa mencari anchor atau sudut yang pas saat memberi penawaran ke calon pelanggan.

2. Ajukan Pertanyaan (Raising Question)

Consultative selling sangat berbeda dengan teknik penjualan tradisional dimana penjual sibuk menjelaskan produknya dan calon pembeli hanya mendengarkan saja.

Sebaliknya, disini pelanggan akan didorong untuk lebih aktif dalam menceritakan kebutuhannya.

Nah, untuk bisa melakukan ini, penjual harus bisa memancing calon pembeli dengan berbagai pertanyaan yang bisa mengarahkan mereka untuk bercerita tentang produk yang mereka butuhkan.

Selain mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan, dialog pertanyaan sekaligus membantu Anda mendapatkan berbagai informasi menarik lainnya.

Baca Juga :  Mana yang Lebih Baik untuk Jualan Online, Marketplace atau Toko Online Sendiri?

3. Mendengarkan Secara Aktif (Active Listening)

Bukan hanya jeli menggali pertanyaan, tenaga penjualan yang ingin menerapkan teknik penjualan konsultatif juga harus mempunyai skill mendengarkan alias active listening.

Setelah melempar pertanyaan, cobalah mendengarkan jawaban pelanggan dengan cermat.

Negosiasi mendengarkan pelanggan
  • Save

Poin- poin penting dalam active listening ini antara lain :

  • Memahami situasi calon pelanggan saat berbicara (emosi yang terlihat)
  • Memahami intonasi klien saat menyampaikan pesan. Kata atau calon pelanggan yang sama bisa mempunyai makna berbeda saat diucapkan dengan intonasi berbeda.
  • Jangan menyela calon pelanggan saat mereka berbicara. Jika Anda membutuhkan konfirmasi, ambil waktu yang tepat dan sampaikan maaf karena menyela atau memotong pembicaraannya.
  • Tunjukkan empat bahwa Anda peduli dengan semua ucapannya dan catat poin- poin utama yang pelanggan sampaikan, terutama yang mendapat penekanan tertentu.

4. Membangun Kepercayaan (Incorporating Authenticity)

Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam teknik consultative selling adalah kepercayaan pelanggan. Perusahaan akan gagal menjual produk dan layanan mereka jika tidak berhasil membangun kepercayaan klien ini.

Untuk membangun kepercayaan, bersikap jujur dan tulus pada calon pelanggan sangat penting. Anda tidak boleh memberikan jaminan apapun jika memang tidak bisa memenuhinya. Tidak perlu mengada- ada atau melebih- lebihkan saat menjelaskan keunggulan produk.

Jika ternyata hasil dan kualitas produk tidak sesuai, tentu pelanggan akan kecewa dan hilang kepercayaan. Belum lagi masalah komplain pelanggan yang seharusnya bisa dicegah sejak awal.

5. Mendapatkan Feedback dan Konfirmasi

Tenaga penjualan perlu memastikan kalau calon pelanggan memahami semua yang sudah dijelaskan dengan baik. Untuk memastikannya, cobalah untuk meminta feedback atau konfirmasi dari mereka.

Untuk permintaan feedback ini tentu harus dilakukan dengan cara sebaik mungkin. Jangan sampai pelanggan merasa kalau perusahaan meremehkan kemampuan mereka dalam mencerna informasi.

Baca Juga :  Apa itu Social Proof dalam Marketing? Mengapa Penting?

6. Melakukan Follow Up

Prospek dan konfirmasi tidak menjamin pelanggan akan segera menuntaskan transaksi. Ada kalanya mereka perlu pertimbangan dari orang- orang terdekat dalam membuat keputusan pembelian.

Bisa juga, mereka masih perlu mempertimbangkan faktor kantong sebelum akhirnya benar- benar jadi membeli produk. Maka dari itu, Anda tidak perlu terlalu buru- buru, apalagi sampai terkesan memaksa untuk mereka melakukan transaksi.

Beri mereka jeda untuk menunjukkan bahwa Anda mengerti keadaan mereka. Selanjutnya, lakukan follow up berkala kepada mereka melalui email, telepon, atau WhatsApp.

Jika follow up pertama dan kedua masih belum berhasil, cobalah untuk melakukan follow up dengan menanyakan kendala yang mereka alami.

Follow up dapat meningkatkan kemungkinan closing penjualan. Namun jika memang setelah berulang masih belum mendapatkan respon dan jawaban yang sesuai, ada kemungkinan mereka memang belum siap atau tidak tertarik untuk melakukan transaksi.

Kesimpulan

Dalam penjualan, ada bermacam- macam teknik yang bisa penjual gunakan untuk memaksimalkan konversi. Consultative Selling sendiri dikenal sebagai salah satu teknik yang paling ampuh dan menjual, serta menjaga manfaatnya untuk jangka panjang.

Konsep Consultative Selling ini sendiri bisa diterapkan dalam digital marketing, seperti Covert Selling. Tujuannya adalah membangun relasi dengan pelanggan potensial sejak awal.

Dengan membangun relasi, lebih mudah bagi penjual menggali kebutuhan calon pelanggan, masalah yang mereka hadapi, dan apa yang mereka inginkan.

Sebagai penutup dari artikel ini, Panda akan menampilkan FAQ yang berkaitan dengan artikel ini :

Apa itu Consultative Selling?

Pengertian dari consultative selling adalah teknik penjualan yang berfokus pada kebutuhan pelanggan dengan tujuan untuk membangun hubungan jangka panjang.

Apa fokus dan poin penting dari consultative selling ini?

Poin penting dari consultative selling adalah keinginan dan kebutuhan pelanggan, kekhawatiran mereka atas masalah yang dihadapi, dan penawaran produk dan layanan untuk mengatasi masalah tersebut

Artikel Terkait :

Favorit Pembaca :

Mengenal Modus Penipuan Segitiga, Ciri-Ciri dan Cara Terhindar

Modus penipuan segitiga menjadi salah satu jenis penipuan yang sedang marak belakangan ini. Dalam prosesnya, penipuan ini melibatkan  tiga pihak yang sering kali tidak saling mengenal dan menyebabkan kerugian yang signifikan bagi korban.Pernahkah kamu mendengar...

7 Cara Ampuh Membuka Situs yang Diblokir, Berhasil Terbukti!

Membuka situs yang diblokir memang cukup tricky karena kamu perlu menerapkan beberapa tips yang work sesuai kebutuhan. Sebuah situs web sendiri diblokir oleh pihak tertentu karena berbagai alasan. Sebagai contoh, pemerintah, institusi pendidikan, kantor, dan bahkan...

Status Star Seller Hilang/ Dicabut? Ketahui Penyebabnya Disini

Secara tiba- tiba logo status Star Seller hilang alias dicabut? Panik nggak? Panik nggak? Wajar sih kalau Anda tiba- tiba panik. Pasalnya, Star Seller adalah salah satu properti yang berkontribusi penting terhadap reputasi seller di Shopee.Dengan mempunyai label...

Cara Mudah Import Ribuan Kontak dari File Excel ke Android

Punya ratusan atau bahkan ribuan kontak customer yang tersimpan rapi dan ingin di-import ke ponsel Android untuk kebutuhan campaign marketing? Duhhh…. Pasti kebayang dong betapa ribetnya kalau harus input kontak satu per satu ke smartphone Anda?Sebenarnya ada beberapa...

Cara Mengaktifkan Kartu SIM Terblokir agar Bisa Dipakai Lagi

Mendadak bingung saat menyadari kartu SIM terblokir? Well, reaksi yang wajar terjadi sebenarnya. Namun di sisi lain, kamu bisa mencoba berbagai cara untuk mengaktifkan kembali kartu yang terblokir.Ada beberapa alasan mengapa sebuah kartu SIM sampai terblokir. Yang...

Cara Melihat Kata Sandi atau Password yang Tersimpan di Browser

Mengetahui cara melihat password miliki sendiri sangat penting dan kita butuhkan. Biasanya kita sering memanfaatkan fitur 'remember my password' untuk mempermudah proses login di situs yang sering kita kunjungi. Namun, penggunaan fitur ini mempunyai kelemahan.Salah...

Artikel Terbaru :

15 Cara Menghindari Penipuan Online, Auto Lebih Waspada!

Agar terhindari dari tangan usil para penipu di dunia maya, penting sekali untuk mengetahui cara menghindari penipuan online. Seiring dengan kecanggihan teknologi, penipuan online memang semakin marak. Siapapun bisa menjadi korbannya saat lengah dan tak waspada.Modus...

Cara Menentukan Tone of Voice Brand yang Tepat dan Konsisten

Setelah memahami apa itu Tone of Voice, langkah penting selanjutnya adalah menentukan tone of voice dengan tepat. Bagi sebuah, ini akan menjadi langkah fundamental. Karena dengan tone of voice yang tepat, strategi marketing akan menjadi lebih terarah, konsisten dan...

Apa itu Kalkulator Uang TikTok dan Cara Gratis Menggunakan

Pernahkah kamu mendengar tentang kalkulator uang TikTok? Benarkah kalkulator ini bisa memperhitungkan seberapa besar peluang kita untuk cuan di TikTok? Kira- kira bagaimana cara kerjanya?Sebagai platform media sosial, TikTok lebih dari sekedar tempat untuk berbagi...

Tips Menghasilkan Uang dari TikTok Live Streaming dan Gift

Ada peluang besar untuk menghasilkan uang dari TikTok lewat live streaming dan hadiah virtual. Dua cara ini sayangnya dulu sempat menjadi kontroversi karena memancing netizen untuk melakukan hal di luar nalar demi uang dari TikTok.Namun tentu saja, hal ini sebenarnya...

Kelebihan dan Kekurangan Sistem COD Saat Belanja Online

Meski menjadi sangat populer, tak bisa dipungkiri bahwa ada kelebihan dan kekurangan COD dalam proses belanja online. Sampai saat ini, COD Cash on Delivery masih menjadi pro dan kontra. Di satu sisi sistem ini sangat memudahkan pembeli. Di sisi lain, bisa menjadi...

0 Shares
Share via
Copy link
Powered by Social Snap