Covert selling disebut menjadi magis baru dalam dunia marketing online. Bagaimana tidak, teknik ini adalah salah satu cara berjualan efektif karena membuat calon pembeli tidak merasa bahwa si seller sedang berjualan.
Sebagian besar dari kita mungkin paham, betapa tidak menyenangkannya saat setiap hari dijejali dengan aneka ragam produk toko online. Khususnya di media sosial, tempat dimana sebenarnya kiat ingin sedikit rehat dari melihat aneka promosi ala marketplace.
Namun kenyataannya, selalu saja ada orang yang mempromosikan produk mereka tak kenal tempat. Menyebalkan iya, dan membuat kita langsung skip.
Nah, disinilah mengapa Covert Selling menjadi begitu populer. Teknik ini berawal dari cerita betapa bosannya calon pembeli melihat begitu banyak promosi gencar yang tak mereka inginkan. Disisi lain, selling tetap harus berjalan.
Lantas bagaimana caranya agar calon pembeli kita tidak merasa terganggu dengan promosi kita? Bagaimana caranya agar mereka tidak langsung skip saat kita punya maksud untuk closing jualan kita?
Ini lah mengapa Panda akan mengulas tentang Covert Selling. Siap untuk membaca sampai selesai?
Apa itu Covert Selling?
Covert selling bisa diartikan sebagai penjualan terselubung. Secara harfiah, covert selling adalah teknik berjualan dengan memasukkan sebuah informasi yang berhubungan dengan penjualan secara sekilas, ke pikiran bawah sadar calon pembeli.
Karena terselubung maka teknik ini mengarahkan si seller untuk menjual, tapi tidak terlihat seperti sedang berjualan. Bahasa ngehits nya, ini adalah salah satu teknik marketing S3 Harvard, hehehe…
Yang menjadi sasaran disini adalah alam bawah sadar di calon pembeli. Itulah mengapa seorang seller disini akan mengarahkan calon pembeli melalui kalimat, informasi atau cerita yang tidak spesifik langsung ke produk.
Teknik covert selling ini banyak digunakan dalam dunia digital marketing, atau online marketing, terutama dalam bentuk status di media sosial.
Contoh Penerapan Covert Selling
Covert selling berbeda dengan hard selling yang cenderung mendorong seseorang berpikir logis dengan otak. Teknik ini cenderung soft selling, dengan membangkitkan perasaan, rasa ingin tahu, dan emosional pembaca.
Untuk lebih mudah memahaminya, simak contoh copywriting berikut ini.
Contoh Pertama :
“Yah Bun, T-Series baru saja mengeluarkan hijab edisi anak terbaru nih. Bahannya dijamin bagus dengan berbagai model cantik dan manis. Untuk Yah bUn yang mau order, silahkan chat WA di 0819xxxxxx ya.”
Contoh Kedua :
“Idola para bunda banget ini! Hijab edisi anak T-Series ini nggak nyangka langsung ludes dalam sehari. Seneng banget, tapi juga sedih karena banyak bunda yang nggak kebagian di PO pertama. Bismillah, semoga di PO selanjutnya bisa kebagian semua..”
Tujuannya sama- sama mempromosikan hijab edisi anak T-Series. Namun menurut Anda, mana yang lebih enak untuk dibaca dan membuat penasaran? Jawabannya sudah pasti yang kedua.
Selain contoh tersebut, coba amati beberapa contoh yang Panda sajikan di artikel ini :
Contoh Copywriting Covert Selling Produk Webinar
Gokil abis sih respon buat webinar akhir bulan nanti. Ternyata pesertanya juga banyak dari alumni webinar Saya sebelumnya. Kayaknya sih pada penasaran gara- gara materi dari webinar sebelumnya nendang dan daging abis, hahaha….
Semoga aja yang udah waiting list dari minggu kemarin kebagian semua. Dan semoga ilmu yang di-share nanti jadi berkah buat semuanya (Amin paling serius).
Contoh Copywriting Covert Selling Promo Tool
Berasa capek jadi berkah itu pas jaman cari follower instagram real dulu pake metode follow unfollow. Kayak dapet berkah luar biasa pas following, terus banyak yang follback. Berasa jadi Instagrammer paling beruntung, wkwkwkwk
Tapi capek nya sama konsistennya itu sebenernya warbiyasak juga. Pas sekarang udah pake tool otomatis ini, jadi berasa kalau yang dulu itu terlalu ngabisin waktu. Sekarang berasa kerja lebih efektif, dan follower nambahnya banyak terus setiap hari secara bertahap.
Ada yang mau dibisikin nggak nih tool yang lagi Saya pakai?
Contoh Copywriting Covert Selling Produk Skincare
Bahagianya cewek itu sebenarnya sederhana banget. Lagi jalan- jalan, eh ketemu temen lama. Dan dia keliatan pangling sama gue, “Bening amat lu sekarang, tambah cantik banget…”
Dalam hati gue bilang, “Iya lah… sekarang kan udah melek skin care. Pinter milih skin care jadi bikin gue nggak bulukan lagi kayak jaman baheula. Wkwkwkwk”
Contoh di atas adalah covert selling dalam format copywriting yang cenderung pendek ya. Anda juga bisa mengemasnya dalam versi panjang atau story telling seperti dalam artikel : Cara Menciptakan Konten Copywriting Storytelling yang Nendang dan Menjual.
Atau Anda yang punya contoh lain lagi? Boleh share di kolom komentar Panda ya 🙂
Komponen dalam Covert Selling
Covert Selling cukup mudah dipahami setelah mengintip contoh diatas. Selanjutnya, untuk bisa menciptakan konten Covert Selling yang baik, Anda perlu mengenal komponen penting dalam Covert Selling.
Komponen ini lah yang membantu Anda menciptakan konten jualan yang tidak terlihat langsung, namun ampuh mempengaruhi alam bawah sadar calon pembeli. Apa saja? Mari kita simak bersama tiga poin penting tersebut.
1. Curiosity (Membangkitkan Rasa Penasaran)
Kunci penting dalam memainkan Covert Selling adalah membangkitkan Rasa Penasaran untuk mereka yang membaca (konten teks), melihat (video), atau mendengarkan (audio, podcast, dsb) konten Anda.
Anda perlu membuat konten yang meningkatkan jiwa kepo pembaca sehingga mereka ingin bertanya atau mencari tahu tentang apa yang Anda bicarakan.
Misalnya dalam contoh covert selling di atas, konten tersebut memancing pembaca untuk bertanya atau mencari tahu tentang produk itu, meski kontennya tidak secara gamblang membicarakan tentang produk.
Pembaca akan bertanya- tanya, tool apa sih yang kerjanya efektif itu dibanding cara manual selama ini? Eh, emang itu webinar apaan sih yang materinya daging banget? Atau skin care apa ya yang sehat buat kulit dan memberi manfaat maksimal?
Konten ini membuat audiens mendapat gambaran tentang benefit dan kelebihan suatu produk. Selanjutnya, karena penasaran, mereka akan mencari tahu tentang produk itu, atau bahkan langsung bertanya lewat kolom komentar atau pesan inbox.
Anda bisa menebak ending nya, bukan? Yes, peluang closing lebih besar!
2. Ambiguity (Bermakna Ganda)
Poin penting selanjutnya dalam Covert Selling adalah membangun konten bermakna ganda atau ambiguitas. Artinya, pembaca satu dan yang lainnya, bisa mempunyai persepsi berbeda dalam menelaah konten Anda.
Anda tidak perlu repot- repot memikirkan seperti apa persepsi untuk pembaca. Highlight nya, ini harus mengarahkan alam bawah sadar mereka ke persepsi positif terhadap konten dan produk Anda.
Misalnya untuk webinar tadi, persepsi mungkin terbagi ke beberapa hal. Yang pertama, materi webinar adalah daging dan bermanfaat. Kedua, harus cepat- cepat join waiting list agar kebagian.
Contoh lain :
Baru launching, udah ludes terjual. Gokil emang tool yang satu ini!
Nah, disini ada kata- kata yang mengandung ambiguitas atau bahkan satu frase kalimat. Sudah ludes terjual bisa menimbulkan persepsi semua produk habis terjual atau terjual dalam banyak satuan. Bisa 50 pcs, 100 pcs atau lebih, tidak ada angka pasti.
Gokil emang tool yang satu ini, mengisyaratkan jika tool bekerja dengan sangat efektif atau sangat cepat atau sangat maksimal.
3. Emotionally (Membangkitkan Emosi/ Perasaan)
Selain mengandung dua hal di atas, poin ini juga tidak boleh terlewatkan. Karena konten dalam covert selling harus bisa membangkitkan emosi dari calon pembeli. Saat mereka menyimak konten, emosi mereka akan ikut muncul ke permukaan.
Untuk memenuhi poin ini, Anda bisa mengkombinasikan copywriting Covert Selling dan Storytelling. Buatlah cerita menarik, bisa singkat atau sedikit lebih panjang, yang membuat emosi pembaca tersentuh.
Anda bisa melihat contoh copywriting covert selling berikut ini :
“Saya dulu memang paling ogah- ogahan ikut webinar marketing. Alasannya klasik sih, takut kecele. Karena dulu banget pernah 1-2 kali join, ehhh materinya biasa aja dong. Yang ada gue malah ngrundel di belakang : ‘Ini mah gue juga pernah baca di Google’.
Parahnya lagi, cara trainer nya nyampein juga kurang berkesan buat gue. Yang ada baru setengah jam, gue udah ngantuk berat. Ada yang senasib nggak disini? Hahahaha…
Sejak itu sih gue mau ikut webinar berbayar lagi udah males duluan. Atau kalau nggak, ya gue bakal selektif banget. Kalau penasaran buat ikutan, biasanya gue survey ke temen- temen dulu. Kenal nggak nih sama tutor ini, pernah ikut nggak, bagus nggak webinar nya.
Makanya waktu itu gue bela- belain join webinar Facebook Ads Mastery nya mas Anang. Dan bener, materinya nendang abis! Gokilnya lagi sih, langsung praktek juga selama webinar berlangsung.
Jadi kita bisa tau settingan yang bener itu kayak apa, dan kesalahan yang gue atau peserta lainnya lakuin, langsung ketauan dan kebuka semua! Damn!
Langsung mbatin sih, ooooo ternyata ini yang bikin iklan gue nggak maksimal, tapi budget nya boncos terus. Kayak gini nih, baru webinar yang bener, wkwkwk
Kalau minggu depan sih webinar nya mas Anang ada Marketplace Mastery. Penasaran banget kalau webinar nya bakal sebagus webinar yang pertama. Dapet ilmu daging yang langsung bisa dipraktekin dan langsung ngefek ke peningkatan omset gue sampai 300%.
Yes, 300%. Gokil abis emang!
Habis ini langsung otw buat join, ah! Takut nggak kebagian seat gue, wkwkwk
Dalam konten tersebut, Panda sengaja menambahkan kata- kata yang mempunyai penekanan untuk membangkitkan emosi pembaca. Misalnya penggunaan kata ‘Damn’, ‘Saya dulu memang paling ogah- ogahan’, ‘langsung ngefek ke peningkatan omset gue’, ‘parahnya lagi’, dan yang lainnya.
Strategi Menyusun Copywriting Covert Selling yang Ciamik
Contohnya sudah, tekniknya sudah. Kira- kira apalagi yang belum?
Ohh, tentu saja, Panda akan menyisipkan sedikit tips untuk menyusun copywriting Covert Selling yang ciamik. Jadi, setelah membaca artikel Panda ini, Anda langsung bisa praktek membuat konten Covert Selling yang ampuh dan efektif.
1. Berikan Gambaran Masalah
Untuk bisa menarik perhatian audiens, Anda perlu memberi gambaran tentang masalah yang sedang Anda hadapi. Angle nya, masalah ini mungkin akan sama dengan masalah kebanyakan orang atau membuat mereka penasaran.
Misalnya saja, Anda memberikan gambaran masalah sebelum menggunakan produk. Dalam hal skincare misalnya, gambaran masalah kulit bisa menjadi angle yang baik dalam menghasilkan konten covert selling.
Atau bisa juga, masalah kesulitan membeli produk karena produknya sangat laris. Mau tidak mau, audiens akan merasa bahwa produk yang Anda bicarakan adalah produk berkualitas. Produk itu juga langka, dan mereka harus bergegas agar tidak kehabisan.
2. Informasi Metrik untuk Social Proof
Menginformasikan statistik atau angka juga menjadi salah satu teknik yang bisa Anda gunakan dalam Covert Selling. Mengapa?
Karena angka adalah data dan fakta yang bisa meningkatkan social proof dalam penawaran Anda. Dan sudah pasti, audiens akan terdorong untuk melakukan pembelian karena bukti sosial yang Anda informasikan.
Contohnya bisa Anda lihat dalam point Emotionally tadi. Disitu dengan sengaja menceritakan bahwa setelah mengikuti webinar si A, penulis mengalami peningkatan omset 300%. Tentu saja ini angka yang menggoda, bukan?
3. Kombinasi Cerita dan Gambar
Jangan lupa, Anda perlu menyisipkan konten visual untuk membuat konten Anda menarik. Karena covert selling adalah menjual secara terselubung, maka gambar sebenarnya bisa bersifat sebagai pemanis, atau sesuatu yang membuat penasaran.
Khusus untuk penjualan tool atau webinar yang meningkatkan kesuksesan, Anda mungkin bisa memberikan gambar visual berupa packing ratusan produk. Atau bisa juga gambar tertawa atau ekspresi kepuasan karena mendapatkan benefit yang luar biasa.
Gambar akan lebih efektif jika bisa memenuhi 3 komponen Covert Selling seperti penjelasan di atas.
4. Copywriting yang Menarik
Semua strategi yang dijabarkan dalam artikel Panda ini akan efektif saat diramu dengan teknik copywriting yang tepat. Artinya, secara keseluruhan, Anda harus memastikan bahwa konten Anda mudah untuk dicerna dan menyenangkan untuk dibaca.
Setelah memastikan hal ini, Anda bisa mulai memposting konten Covert Selling Anda untuk menghasilkan lebih banyak penjualan yang efektif. Siap untuk take action?
Kesimpulan
Covert selling adalah teknik penjualan yang sangat efektif. Dengan menjual secara terselubung dan langsung mengarah ke alam bawah sadar pembeli, penjualan menjadi lebih efektif.
Anda akan terhindar dari orang- orang yang langsung skip ketika melihat konten jualan. Sebaliknya, mereka akan tertarik untuk membaca konten lebih dulu dan menarik mereka untuk penasaran dengan penjelasan Anda.
Last but not least, perlu diingat juga bahwa dalam Covert Selling tidak ada call to action (CTA) langsung, seperti kata- kata “BELI SEKARANG”. Pasalnya, metode ini fokus untuk menarik audiens tanpa memaksa mereka menerima penawaran.
Sebagai penutup, Panda akan memberikan resume FAQ yang berkaitan dengan artikel Covert Selling ini :
Covert selling ini adalah teknik berjualan terselubung dengan memasukkan sebuah informasi yang berhubungan dengan penjualan secara sekilas, ke pikiran bawah sadar calon pembeli.
Ada beberapa cara dalam membuat copywriting covert selling. Di artikel Panda ini, Anda bisa menyimak cara membuat konten covert selling dengan 3 komponen utama dan 4 strategi dalam membuat copywriting covert selling.
Ada beberapa contoh covert selling yang bisa langsung Anda copas dari artikel Panda. Yang pertama adalah copywriting covert selling pendek secara umum, kemudian ada contoh copywriting webinar, berjualan tool, dan skin care.