Memasang iklan di marketplace memang salah satu strategi agar cepat cuan. Namun, apakah Anda sedang mengalami kondisi dimana iklan marketplace Anda sering rugi alias boncos? Kira- kira apa yang salah?

Kompetisi di marketplace memang semakin ketat. Ada berbagai strategi yang perlu Anda terapkan agar produk Anda mendapatkan eksposur maksimal, yang kemudian terkonversi menjadi pembeli.

Optimasi Produk di Marketplace untuk Meningkatkan Eksposur

Selain menerapkan SEO Marketplace, salah satu cara umum untuk memaksimalkan eksposur ini adalah dengan beriklan. Namun, asal ngiklan saja bukannya menguntungkan, justru membuat buntung. Itulah mengapa, Anda perlu matang mempersiapkan strategi Anda.

Misalnya saat Anda berjualan baju daster untuk wanita dewasa dan ibu- ibu. Ini salah satu produk yang sudah sangat mainstream di marketplace. Persaingan produk dan harga sudah gila- gilaan.

Sekali calon pembeli memasukkan kata kunci “daster cantik”, marketplace seperti Shopee atau Tokopedia akan menampilkan puluhan produk daster dengan berbagai variasi bahan, model, warna dan ukuran.

Meski penjual bejibun, hasil pencarian umumnya hanya akan menampilkan beberapa puluh hasil saja. Khusus di Shopee misalnya, akan ada 50 slot produk yang tampil di halaman pertama pencarian.

Di sisi lain, tidak jarang satu lapak mempunyai puluhan atau ratusan model daster. Sedangkan hasil pencarian tentu saja ada lebih dari 100 halaman untuk produk daster ini. Kebayang betapa sengit persaingannya?

Tidak selesai sampai disitu, saat calon pembeli memilih produk Anda, mereka dapat beralih ke toko lain dengan mudah. Pasalnya, algoritma marketplace akan menampilkan alternatif produk serupa kepada pembeli dengan display yang menarik, lebih murah dan lain sebagainya.

Inilah mengapa marketplace ini sangat rawan dengan perang harga. Meski begitu, marketplace masih menjadi salah satu platform termudah untuk Anda berjualan online.

Untuk itu, goal besar Anda saat mulai berjualan di marketplace adalah eksposur yang luas. Salah satu cara efektif untuk mengoptimalkan eksposur ini adalah dengan beriklan. Tapi tentu saja, jangan sampai malah boncos.

Pengertian Boncos dalam Beriklan

Boncos adalah istilah yang cukup familiar dalam dunia digital marketing. Mulai dari Facebook Ads, Google Ads, sampai iklan marketplace.

Pengertian dari boncos ini sendiri adalah saat Anda tidak memperoleh untung sama sekali saat beriklan. Bahkan bisa saja, Anda tidak memperoleh penjualan sama sekali meski iklan produk Anda sudah tayang sekian waktu.

Contohnya saat Anda mempunyai anggaran beriklan senilai Rp 75.000 per hari. Namun ternyata di hari itu Anda tidak memperoleh penjualan sama sekali, maka hari itu iklan Anda rugi Rp 75.000.

Jika di hari- hari selanjutnya terjadi hal yang sama, maka kalikan saja kerugian iklan Anda berdasarkan lama iklan tayang.

Kasus kedua, iklan juga bisa rugi karena profit dari hasil penjualan tidak menutup biaya iklan. Misalnya saat Anda hanya berhasil menjual 3 produk dengan total untung Rp 60.000. Artinya Anda masih rugi Rp 15.000 dalam satu hari saja.

Baca Juga :  5+ Cara Ampuh Jualan Laris Manis di Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak

Penyebab Utama Iklan Marketplace Boncos

Boncos adalah kemungkinan yang wajar dalam beriklan. Meski begitu, iklan Anda tidak boleh terus- terusan boncos. Split test Anda harus menghasilkan winning campaign agar penjualan cepat memberikan untung.

Agar iklan tidak terus- terusan broncos, Anda perlu memahami faktor pemicu iklan boncos ini dan cara mengatasinya. Mari kita simak bersama!

1. Foto Produk Asal- Asalan

Faktanya, berjualan produk di marketplace melibatkan kompetisi dalam menampilkan foto produk. Foto produk yang jelek dan tidak menarik akan membuat orang mudah melewatkan produk Anda, sekalipun diiklankan.

Saat Anda berjualan daster misalnya, cobalah untuk meng-
highlight beberapa motif berbeda ke dalam satu foto secara menarik. Foto dengan model tentu juga jauh lebih ‘menjual’ daripada hanya menggunakan gambar kain daster biasa yang ditumpuk.

Setelah highlight di gambar utama, Anda juga boleh menambahkan detail dari masing- masing varian di gambar- gambar selanjutnya. Dengan begitu, pelanggan bisa menjelajah variasi produk secara detail.

Foto produk marketplace yang berkualitas
  • Save

Tips yang perlu Anda terapkan dalam foto produk :

  • Pastikan foto jelas dan tidak blur
  • Untuk produk pakaian, usahakan pakai model agar terlihat jelas tampilan produk saat dipakai
  • Jika ada beberapa variasi produk, tampilkan kombinasi foto dalam satu frame foto utama

2. Judul Produk dengan Long-tail Keyword

Optimasi SEO yang bisa kita lakukan secara umum dalam blogging juga bisa kita praktekkan dalam iklan marketplace.

Dalam hal konten produk marketplace, tips yang bisa Anda terapkan adalah menggunakan long-tail keyword dalam judul dan deskripsi. Long tail keyword memudahkan produk Anda muncul dalam pencarian, dengan persaingan yang lebih kecil.

Misalnya untuk produk daster tadi, alih- alih menggunakan kata ‘Daster’ saja, Anda bisa menggunakan kata- kata ‘Daster Bali Ukuran Jumbo Premium’ atau ‘Daster Bali Busui Motif Premium’.

Apapun kata pendamping yang relevan dengan produk yang Anda jual bisa ditambahkan untuk membuat produk Anda lebih spesifik dan mengerucutkan persaingan pencarian.

Untuk pemilihan keyword ini, Anda bisa melakukan riset kata kunci sederhana di marketplace dan melihat sugesti hasil pencarian. Misalnya saat menuliskan kata daster di kolom pencarian produk, biasanya akan muncul kata- kata serupa yang banyak dicari.

Mulai dari daster busui, daster jumbo, daster bali, daster cantik, dan sebagainya. Rangkailah kata- kata tersebut ke dalam satu judul, dan taraaaa…. Produk Anda menjadi lebih mudah ditemukan pembeli.

3. Buat Deskripsi Produk yang Meyakinkan

Langkah selanjutnya untuk mengoptimalkan iklan marketplace adalah menciptakan deskripsi produk yang meyakinkan. Ingat, calon pembeli dari berjualan online tidak bisa melihat dan memegang langsung produk yang akan mereka beli.

Maka dari itu, penting untuk meyakinkan mereka tentang kredibilitas toko dan kualitas produk yang kita jual dengan meningkatkan kepercayaan mereka. Deskripsi yang jelas dan beberapa informasi penting seputar produk akan menunjang hal tersebut.

Terlebih jika produk Anda berkaitan dengan elektronik dan gadget, informasi detail produk adalah jurus jitu untuk meyakinkan pembeli. Cobalah menjelaskan fitur, manfaat, spesifikasi, cara retur, dan lain sebagainya.

Seller yang berhasil menyampaikan detail produk dengan baik biasanya juga dinilai kooperatif saat terjadi kendala pembelian. Jika ada masalah di kemudian hari, penyelesaian masalah menjadi lebih jelas dan mudah.

Membuat Deskripsi produk marketplace
  • Save

4. Kualitas Sama, Tapi Produk Lebih Mahal dari Kompetitor

Perang harga adalah hal yang lumrah di marketplace. Persaingan harga di platform ini memang sangat sengit. Suka tidak suka, pada akhirnya ada banyak penjual yang memaksakan profit tipis di produk mereka demi bisa survive di marketplace.

Artinya, tak peduli produk Anda diiklankan sekalipun, kalau produk Anda lebih mahal namun kualitasnya sama, pembeli akan tetap menjatuhkan pilihan pada produk yang harganya murah.

Tidak jarang, para seller berani bakar- bakar duit di depan alias jual rugi demi meningkatkan reputasi toko mereka di awal. Setelah sebagian produk terjual dan reputasi seller terbangun, baru mereka sedikit menaikkan harga (tapi tetap mampu bersaing di perang harga).

Tips lain yang bisa Anda terapkan dari tren perang harga antara lain :

  • Branding, ini membutuhkan proses seperti membangun reputasi seller yang Panda sebutkan di atas. Dan branding ini juga bisa Anda mulai dari luar marketplace itu sendiri, seperti promosi gencar di media sosial.
  • Penawaran menarik untuk meningkatkan value produk dan toko Anda. Misalnya dengan memberi gratis bubble wrap untuk setiap pemesanan, promo gratis ongkir, free retur, dan lain sebagainya.
Baca Juga :  Cara Mendaftar di Tokopedia sebagai Pembeli dan Penjual

5. Kata Kunci Iklan Kurang Spesifik

Jika sebelumnya Anda menerapkan kata kunci untuk komposisi judul dan deskripsi produk, Anda juga perlu menerapkan kata kunci dalam konten iklan marketplace Anda. Pemilihan kata kunci ini sama seperti saat Anda beriklan dengan Google Ads.

Misalnya saat menjual produk hijab. Sama seperti daster, hijab adalah salah satu produk yang sudah sangat mainstream karena ada banyak pilihan warna, motif dan model.

Saat beriklan dengan kata kunci ‘hijab’ saka, maka produk ini terlalu luas jangkauannya. Beda cerita jika Anda menambahkan kata kunci untuk membuatnya lebih spesifik. Misalnya saja : hijab instant, hijab segiempat saudia.

Menggunakan kata kunci lebih spesifik, akan lebih mudah untuk Anda mendapatkan calon pelanggan yang tertarget. Dengan begitu, persentase konversi penjualan tentu menjadi lebih baik lagi.

Beberapa marketplace juga mempunyai fitur riset kata kunci yang bisa Anda gunakan. Misalnya dalam Shopee, saat akan menggunakan promosi berbayar, Anda bisa melakukan riset volume pencarian kata kunci seperti berikut :

Hasil Analisa Keyword Shopee
  • Save

Dari hasil ini, Anda bisa menggunakan patokan sebagai berikut :

  • Pembelian dibawah 2% dari jumlah klik, berarti kualitas iklan buruk.
  • Di atas 2% dari jumlah klik masuk ke kategori Average (rata- rata). Artinya, dari klik iklan 100, setidaknya ada 2 orang yang membeli.
  • Jika pembelian di atas 5%, kualitas iklan Good (Baik). Ada minimal 5 pembeli dari 100 klik.
  • Jika pembelian di atas 10%, kualitas iklan Great (Sangat Bagus). Potensi penjualan akan lebih besar lagi.
Baca Juga :  Cara Mendaftar di Bukalapak sebagai Pembeli dan Penjual

Iklan dengan penargetan kata kunci yang terlalu umum (kurang spesifik), biasanya akan masuk ke kategori di bawah 2% tersebut. Jadi, cobalah untuk lebih spesifik.

6. Jumlah Review Sangat Kurang

Review menjadi pertimbangan penting sebelum orang melakukan keputusan pembelian. Skor review dan juga banyaknya orang yang mereview produk akan menjadi salah satu patokan calon pembeli untuk mengukur kualitas produk dan toko di marketplace.

Toko yang minim review, atau mempunyai review jelek, bisa menggiring calon pembeli untuk beralih ke toko lain. Untuk mensiasatinya, seller bisa menurunkan harga lebih dulu atau memberi bonus sampai mendapat ulasan positif yang cukup.

Cara ini cukup efektif karena pembeli di marketplace umumnya didominasi oleh calon pelanggan yang mencari produk hemat dan murah. Selain itu, produk harga murah juga sering mendapat pemakluman jika kualitas pas- pasan.

Alhasil, meskipun kualitas pas- pasan, orang tetap cenderung memberi bintang lima, dengan dalih
‘lumayan lah, sesuai harga’.

Tapi tentu saja, Panda tetap merekomendasikan Anda untuk terus menjaga kualitas produk untuk keberhasilan jangka panjang.

7. Penawaran Menarik

Penawaran menarik bisa jadi ada kaitannya dengan nomer 6 di atas, atau bisa juga berdiri sendiri sebagai faktor pendongkrak. Yang pasti, penawaran ini bisa Anda andalkan saat Anda merasa tidak mungkin terlibat dalam perang harga.

Salah satu tips yang dapat Anda manfaatkan adalah memberikan iming- iming bonus tanpa menguras margin profit Anda. Misalnya saja saat Anda berjualan masker wajah, Anda bisa memberikan bonus kuas masker yang harganya tidak seberapa.

Atau bisa juga, membuat paket bundling yang memberi kesan harga lebih hemat dan menguntungkan pembeli. Apapun itu, penawaran harus disesuaikan dengan jenis produk dan kebutuhan pembeli.

Kesimpulan

Berjualan di marketplace memang tricky. Di satu sisi, ada banyak calon pembeli potensial yang sudah matang untuk dikonversi. Di sisi lain, marketplace adalah pasar yang penuh dengan banyak pembeli dan juga diwarnai dengan perang harga.

Meski begitu, ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk mengoptimalkan penjualan. Selain iklan marketplace, di artikel Panda ada juga berbagai tips yang membantu Anda jualan laris manis di marketplace, termasuk tips Star Seller Shopee.

Selamat mencoba!

0 Shares
Share via
Copy link
Powered by Social Snap