Dalam hangatnya perbincangan tentang strategi marketing yang ciamik, performance marketing menjadi salah satu yang wajib perusahaan pertimbangkan. Pasalnya, dalam strategi ini, para pengiklan hanya akan membayar saat apa yang menjadi tujuan bisnis tercapai. Terdengar menarik dan efektif, bukan?

Tidak heran, diantara strategi marketing yang bertebaran, performance marketing adalah salah satu yang menjadi incaran perusahaan. Marketing ini sendiri pada dasarnya merupakan kombinasi dari brand marketing dan paid advertising. Tertarik untuk mengenalinya lebih lanjut? Simak ulasan Panda, ya!

Pengertian Performance Marketing adalah

Performance marketing adalah strategi pemasaran digital yang berfokus pada efektivitas hasil tindakan atau konversi pelanggan. Strategi marketing ini lebih mementingkan hasil yang terukur seperti leads, penjualan, atau unduhan aplikasi. 

Di agensi digital, performance marketing termasuk jenis campaign yang sedang hits. Pasalnya, di campaign ini advertiser wajib memberikan hasil yang positif sesuai dengan tujuan bisnis yang ingin dicapai. Tujuan utama performance marketing adalah untuk mendapatkan hasil nyata yang memberi nilai tinggi bagi bisnis, seperti registrasi, pembelian, langganan, dan lainnya.

Manfaat utama performance marketing antara lain:

  • Mengukur hasil kampanye pemasaran dengan lebih akurat
  • Meningkatkan ROI kampanye pemasaran 
  • Menargetkan audiens yang lebih relevan
  • Mengoptimalkan anggaran pemasaran pada channel yang efektif

Perbedaan Performance Marketing dengan Digital Marketing Lainnya

Lantas apa yang menjadi pembeda antara performance marketing dan campaign digital marketing lainnya? Antara lain sebagai berikut :

  • Lebih fokus pada hasil konversi daripada awareness atau jangkauan
  • Mengutamakan data dan pengukuran ketimbang kreativitas
  • Bersifat dinamis dan selalu dioptimasi berdasarkan data
  • Bekerja berdasarkan model pembayaran per aksi (pay per action)

Dengan demikian, performance marketing lebih mengutamakan efisiensi dan efektivitas daripada awareness atau branding dalam strategi digital marketing.

Cara Kerja Performance Marketing

Performance marketing bekerja berdasarkan model pay-for-performance, di mana pemasar hanya membayar iklan atau promosi jika menghasilkan tindakan atau konversi yang diinginkan, seperti klik, registrasi, pembelian, dll.

Beberapa cara utama performance marketing bekerja:

1. Model Pay-for-Performance

  • Performance marketing berdasarkan  pada model bayar berdasarkan kinerja, di mana pengiklan hanya membayar ketika iklan menghasilkan konversi yang mereka inginkan. Ini berbeda dari model iklan tradisional di mana pengiklan membayar untuk impresi atau exposure independen dari hasilnya.
  • Pengiklan hanya membayar ketika tindakan yang berharga. Misalnya saja saat klik, lead, penjualan, unduhan, dll terjadi. Ini menghilangkan risiko pemasaran dan memastikan iklan bekerja efektif seperti keinginan.
  • Model ini mendorong hasil yang efektif dan menghilangkan pemborosan pada iklan yang tidak menghasilkan. Pengiklan mendapatkan ROI positif karena hanya membayar iklan yang terkonversi.

2. Peran Data dan Analytics 

  • Data dan analitik sangat penting dalam performance marketing untuk melacak KPI dan mengoptimalkan kampanye untuk hasil terbaik.
  • Data seperti tingkat klik, konversi, biaya per akuisisi, ROI, dll berguna untuk mengukur efektivitas dan menyesuaikan strategi.
  • Alat analitik canggih memungkinkan pelacakan multi-channel dan atribusi untuk memahami jalur konversi pelanggan.
  • Data dan insight berguna untuk menargetkan audiens yang tepat, menguji kreativitas iklan, menyesuaikan penawaran, dan banyak lagi. Analisis mendalam mengarah pada kampanye yang lebih efektif.

3. Menetapkan KPI dan Tujuan

  • Penetapan KPI (Key Performance Indicator) wajib untuk melacak kemajuan terhadap tujuan performance marketing.
  • Tujuan umum termasuk peningkatan penjualan, leads, keanggotaan, unduhan aplikasi, dan lainnya.
  • Beberapa KPI umum adalah CTR, biaya per klik, CPA, ROAS, CAC, konversi, dll. KPI harus spesifik dan terukur.
  • Seluruh tim dan mitra harus memahami KPI dan tujuan yang ingin dicapai melalui inisiatif performance marketing.
  • Data harus terus dipantau terhadap KPI untuk mengevaluasi kinerja dan membuat penyesuaian strategi untuk mencapai tujuan.
Baca Juga :  12 Strategi Cold Email yang Efektif untuk untuk Promosi Konten

Jenis-Jenis KPI Dalam Performance Marketing

Terdapat berbagai jenis KPI yang berguna untuk mengukur keberhasilan dalam performance marketing. Antara lain adalah sebagai berikut :

1. ROI (Return on Investment) 

ROI adalah salah satu metrik paling penting dalam performance marketing. Metrik ini mengukur seberapa banyak pengembalian yang pengiklan peroleh dari setiap rupiah yang diinvestasikan pada kampanye pemasaran. Semakin tinggi ROI, semakin efektif sebuah kampanye.

2. CPA (Cost Per Acquisition)

Cost Per Acquisition (CPA) mengukur biaya rata-rata yang pengiklan butuhkan untuk mendapatkan seorang pelanggan baru. Semakin rendah CPA, semakin efisien biaya untuk mendapatkan pelanggan.

3. Customer Lifetime Value 

Customer Lifetime Value (CLV) mengukur pendapatan rata-rata yang dapat dihasilkan dari seorang pelanggan selama masa hubungan mereka dengan perusahaan. CLV penting untuk menilai apakah CPA masih wajar dibandingkan nilai pelanggan.

4. Click Through Rate

Click Through Rate (CTR) mengukur rasio pengunjung yang mengklik tautan iklan dengan yang melihat iklan. CTR yang tinggi mengindikasikan iklan yang relevan dan menarik.

5. Conversion Rate

Conversion Rate atau tingkat konversi mengukur persentase pengunjung yang mengambil tindakan yang diinginkan, seperti membeli produk atau mengisi formulir. Tingkat konversi yang tinggi menunjukkan iklan dan tampilan website yang efektif.

Channel Performance Marketing

Performance marketing dapat dilakukan melalui berbagai saluran pemasaran digital. Beberapa saluran utama yang biasa performance marketing gunakan antara lain : 

1. Paid Search (Google, Bing)

Paid search atau iklan bayar per klik merupakan salah satu saluran performance marketing yang paling populer. Platform seperti Google Ads dan Bing Ads memungkinkan pengiklan membayar setiap kali iklan mereka diklik oleh pengguna. Biaya iklan ditentukan melalui sistem lelang, di mana pengiklan berkompetisi untuk menempatkan iklan mereka di posisi teratas untuk kata kunci tertentu.

Pengiklan hanya membayar jika ada klik, sehingga ini adalah bentuk performance marketing murni. Google Ads adalah platform paid search yang paling banyak digunakan di dunia.

2. Social Media Ads (Facebook, Instagram, Twitter, Youtube) 

Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Youtube menyediakan fitur iklan berbayar untuk kampanye performance marketing. Iklan media sosial memungkinkan pemasar menargetkan audiens berdasarkan data demografis, minat, perilaku, dan faktor lainnya.

Biaya iklan dalam platform media sosial umumnya menggunakan model lelang seperti pada Google Ads. Pemasar hanya membayar jika ada klik atau konversi lain yang didefinisikan, seperti tayangan video, lead, dll.

3. Affiliate Marketing

Affiliate marketing adalah bentuk performance marketing di mana afiliasi mendapat komisi atas tindakan yang pengunjung lakukan. Misalnya saja tindakan melakukan pembelian produk atau pendaftaran layanan.

Nantinya, para affiliate akan mendapatkan komisi dari setiap konversi yang terjadi dari tindakan pembeli. Affiliate marketing menggunakan model pembayaran kinerja murni.

4. Email Marketing 

Email masih menjadi salah satu saluran digital marketing yang efektif. Melalui email marketing, pemasar dapat mengirimkan promosi produk, konten, dan penawaran khusus ke daftar kontak email.

Biaya untuk email marketing relatif murah dan hasilnya langsung dapat terukur berdasarkan tingkat konversi seperti klik, unsubscribe, buka email, dll. Oleh sebab itu, email marketing sangat cocok untuk strategi performance marketing.

Baca Juga :  10 Praktik Terbaik Email Marketing yang Penting untuk Anda Terapkan

Tips Menyusun Strategi Performance Marketing 

Berikut adalah beberapa tips penting dalam menyusun strategi performance marketing yang efektif:

1. Pahami Audience dan Target Market

Langkah pertama dalam menyusun strategi performance marketing adalah memahami dengan baik siapa target audience yang ingin Anda raih. Pelajari demografi, minat, perilaku, dan kebutuhan audience secara mendalam. Dengan demikian, Anda bisa menentukan pendekatan dan pesan yang tepat dalam konten dan kampanye performance marketing. 

2. Tetapkan Tujuan dan KPI

Tentukan tujuan spesifik apa yang ingin Anda capai melalui strategi performance marketing ini. Misalnya meningkatkan penjualan produk tertentu, traffik website, atau lead generasi. Kemudian, tentukan KPI (Key Performance Indicator) untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut. 

3. Pilih Channel Performance Marketing

Pilihlah channel performance marketing mana yang paling relevan dengan audience dan tujuan Anda, seperti Google Ads, Facebook Ads, content marketing, email marketing, dan lainnya. Channel mana yang memiliki potensi untuk memberikan ROI (return on investment) paling optimal bagi bisnis Anda.

4. Optimalkan Iklan 

Jika menggunakan iklan seperti Google Ads atau Facebook Ads, lakukan optimasi iklan secara rutin agar performanya makin baik. Optimasi bisa dilakukan terhadap copywriting iklan, penempatan iklan, targeting audience, bid, dan parameter lainnya. Selalu monitor metrik iklan dan lakukan improvement terus-menerus. 

5. Analisa Data Secara Rutin 

Selalu pantau dan analisa data kampanye performance marketing secara rutin, seperti CTR, konversi, CPA, ROI, dan metrik penting lainnya. Dengan begitu Anda bisa mengidentifikasi strategi dan taktik mana yang paling efektif untuk ditingkatkan.

6. Uji Coba Terus Menerus

Jangan takut untuk terus menguji berbagai variasi strategi dan taktik baru dalam performance marketing. Misalnya menguji channel baru, pesan iklan yang berbeda, segmentasi audience baru, dan lain sebagainya. Dengan uji coba terus menerus, Anda bisa terus meningkatkan efektivitas strategi performance marketing.

Tantangan Dalam Performance Marketing

Performance marketing memiliki beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, di antaranya:

1. Membangun Brand Awareness

Salah satu tantangan dalam performance marketing adalah membangun brand awareness atau kesadaran merek. Banyak spesialis performance marketing terlalu berfokus pada konversi dan ROI sehingga melupakan pentingnya membangun ekuitas merek jangka panjang.

Padahal brand awareness yang kuat dapat membantu meningkatkan konversi dan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, perlu diciptakan strategi performance marketing yang seimbang antara mendapatkan konversi singkat dan membangun brand awareness jangka panjang.

2. Mengukur Kontribusi Per Channel 

Tantangan lainnya adalah mengukur kontribusi masing-masing channel performance marketing. Banyak perusahaan menggunakan berbagai channel seperti PPC, SEO, email marketing, social media ads, dll. Sulit untuk mengisolasi dampak masing-masing channel terhadap konversi. Oleh karena itu diperlukan tracking pixel dan multi-channel attribution modelling agar bisa mengetahui kontribusi nyata dari setiap channel.

3. Mengukur Lifetime Value

Lifetime value (LTV) pelanggan sangat penting untuk mengukur suksesnya performance marketing dalam jangka panjang. Sayangnya, banyak yang hanya berfokus pada akuisisi pelanggan dan ROI jangka pendek.

Padahal pelanggan yang berharga adalah yang melakukan pembelian berulang dan memberikan income seumur hidup. Mengukur dan memaksimalkan LTV pelanggan adalah kunci sukses performance marketing sustainable.

Cara Mengukur Efektivitas Performance Marketing

Salah satu kunci sukses dalam performance marketing adalah mengukur dan menganalisis metrik kinerja dengan tepat. Beberapa cara terbaik untuk mengukur efektivitas performance marketing adalah:

1. Metrik KPI

Mendefinisikan KPI (Key Performance Indicator) yang tepat sangat penting untuk mengukur keberhasilan campaign performance marketing. Beberapa contoh metrik KPI yang berguna:

  • Cost Per Acquisition (CPA): biaya rata-rata untuk mendapatkan konversi
  • Return On Ad Spend (ROAS): nilai pendapatan per iklan 
  • Click Through Rate (CTR): rasio tayangan iklan ke klik
  • Conversion Rate: rasio pengunjung ke konversi
Baca Juga :  10+ Tips Ampuh Paid Promote Instagram agar Jualan Laris Manis

Dengan memantau KPI ini secara rutin, kita bisa mengoptimalkan kampanye dan mengalokasikan budget dengan lebih efisien.

2. A/B Testing

Metode A/B testing juga sangat bermanfaat untuk mengukur efektivitas strategi performance marketing. Dengan membuat dua variasi campaign (A dan B) dengan satu perbedaan (misalnya headline iklan), kita bisa menguji variasi mana yang menghasilkan metrik KPI terbaik.

Hasil A/B testing memungkinkan kita meningkatkan ROI dengan fokus pada elemen campaign yang paling efektif. Misalnya, mengetahui headline iklan mana yang menghasilkan CTR tertinggi.

3. Attribution Modeling 

Attribution modeling adalah teknik menganalisis customer journey untuk mengetahui touchpoints mana yang paling berpengaruh dalam menghasilkan konversi. Misalnya, iklan display, email marketing, dan konten organik bisa memiliki pengaruh yang berbeda terhadap jalur konversi pelanggan.

Dengan attribution modeling, kita bisa melacak nilai masing-masing channel dan mengalokasikan budget dengan lebih akurat berdasarkan kontribusinya dalam meningkatkan KPI yang didefinisikan.

Mengukur performance marketing dengan metrik KPI, A/B testing, dan attribution modeling memungkinkan kita mengoptimalkan strategi dan mendapatkan ROI terbaik dari campaign digital marketing.

Tools untuk Mendukung Performance Marketing

Performance marketing membutuhkan berbagai alat bantu agar dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Beberapa alat tools pendukung dalam strategi ini adalah:

1. Google Analytics

Google Analytics adalah alat analitik web paling populer untuk melacak dan menganalisis trafik situs, sumber trafik, perilaku pengunjung, konversi, dan banyak lagi. Dengan Google Analytics, kita bisa memonitor semua aspek kampanye digital kita secara terperinci. Data ini sangat berguna untuk mengoptimalkan strategi marketing kita.   

2. Google Tag Manager

Google Tag Manager memudahkan kita untuk mengelola dan mengimplementasikan tag tracking di situs web tanpa perlu mengedit kode. Ini sangat penting dalam performance marketing untuk melacak konversi, events, dan lainnya.

3. Facebook Business Manager 

Alat ini memungkinkan kita mengelola akun, halaman, kampanye iklan, dan aset bisnis lainnya di Facebook dalam satu tempat. Kita bisa memonitor performance iklan Facebook dan Instagram kita di sini.

4. Google Ads 

Google Ads adalah platform iklan PPC milik Google. Kita bisa menjalankan kampanye iklan di Google Search, YouTube, Gmail, Display Network, dan jaringan iklan lainnya. Performa iklan bisa kita monitor langsung di platform ini.

5. Affiliate Marketing Software

Perangkat lunak affiliate marketing seperti Post Affiliate Pro, Affise, dan lainnya berguna untuk mengelola program affiliate marketing. Kita bisa melacak dan mengoptimalkan kinerja publisher kita di sini.

Kesimpulan

Performance marketing adalah sebuah pendekatan pemasaran di mana para pemasar berfokus pada perolehan aksi atau konversi yang terukur, alih-alih hanya pada kesadaran merek. Tujuan utamanya adalah menghasilkan konversi nyata seperti penjualan, registrasi, unduhan aplikasi, dan lain-lain. 

Dengan menerapkan prinsip-prinsip performance marketing dengan benar, Anda dapat meningkatkan ROI kampanye pemasaran dan menghasilkan lebih banyak konversi bisnis yang berharga. Semoga bermanfaat!

0 Shares
Share via
Copy link
Powered by Social Snap