Dalam campaign digital marketing, pembuatan konten yang baik memegang peranan penting. Copywriting yang mahir memang selalu menjadi ‘sihir’ tersendiri dalam meningkatkan konversi penjualan.
Sayangnya, tidak sedikit marketer yang merasa bahwa #copywriting yang ‘ciamik’ bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan. Banyak marketer yang sering merasa kesulitan untuk menempatkan waktu dan energi mereka dalam membuat konten yang bagus untuk menarik perhatian pembaca mereka.
Ada kalanya marketer sudah bekerja keras menciptakan konten yang menjual, namun saat dipublikasikan, konten itu ternyata tidak benar- benar mengena di hati pengunjung. Bukannya konversi meningkat, malah pembaca banyak yang bounce. Bikin galau ya?
Hal yang sering menjadi masalah adalah kadang marketer terlalu fokus dengan cara- cara merebut perhatian calon pembeli dengan membuat konten berharga yang tersampaikan dan teknik story telling. Namun marketer justru kehilangan fokus pada cara membuat pembaca melakukan tindakan atau action.
Aspek ini kerap diabaikan oleh content marketer. Padahal, membujuk audience untuk membeli melalui interaksi dan keterlibatan adalah nafasnya penjualan. Lalu, bagaimana caranya membuat konten yang mendorong pelanggan untuk lebih melakukan action?
Element untuk Mendorong Pelanggan Melakukan Action
Sebelum kita melangkah jauh, akan lebih baik untuk mengetahui mana strategi yang tepat yang harus dilakukan. Untuk membuat konten yang actionable (mendorong action), maka beberapa elemen umumnya adalah sebagai berikut :
Target audience yang spesifik
Memberi value kepada calon pembeli
Membangun kepercayaan
Selaras dengan kebutuhan calon pembeli
Selaras dengan tujuan pemasaran
Membuat audience berinteraksi dengan koten Anda
Komunikasi yang jelas, dan efektif, namun tidak kaku
Cara Membuat Konten yang Efektif Meningkatkan Action Pengunjung
Gambar di bawah ini adalah yang disebut dengan “Actionable Content Pyramid”. Jika Anda ingin membuat konten yang actionable, maka ikuti lah methode piramida ini.
Kemudian, langkah apa saja yang Anda lakukan untuk mmembuat konten yang sangat efektif untuk mendongkrak Action Pengunjung? Berikut ini beberapa langkah yang perlu Anda lakukan :
1. Beri Penjelasan Apa yang Calon Konsumen akan Dapatkan
Dengan kesibukan sehari- hari, banyak orang yang akhirnya mengalami “overload kognitif” karena banyaknya informasi yang mampir setiap hari. Maka dari itu, kunci untuk menciptakan konten yang sejalan dengan pembaca adalah membuatnya menjadi actionable, bukan sekedar dalam penjelasan singkat.
Misalnya, Anda dapat menarik minat audience dengan memberikan sejak awal apa saja yang akan mereka dapatkan dari produk Anda. Sejak awal informasi produk, beri edukasi tentang produk atau layanan Anda dan beri tahu mereka dampak positif atau manfaat saat mereka menggunakan produk atau layanan Anda.
Dengan mengetahui dampak positif untuk mereka, mereka akan termotivasi untuk membaca lebih banyak konten yang Anda sajikan.
2. Gunakan Media Gambar yang Menarik
Halaman website yang berisi tulisan melulu akan menjadi media yang membosankan untuk pembaca Anda. Apalagi, tidak semua orang suka mencerna informasi dengan banyak teks. Selain itu, penggunaan media gambar yang menarik untuk konten Anda akan memberi beberapa keuntungan, yaitu :
Memudahkan pembaca dalam mencerna informasi tanpa harus membaca teks yang cukup banyak. Hal ini terutama untuk mereka yang menderita rentang perhatian pendek atau yang sekedar membaca.
Gambar menghubungkan titik- titik dan berfungsi dengan cara yang efektif untuk menjembatani informas secara bersama- sama
Gambar dan bentuk visual lainnya terlihat lebih menarik dan membuat promosi marketing Anda menjadi lebih hidup
Gambar dapat memperjelas point- point yang kurang maksimal saat dijabarkan melalui teks (misalnya yang berhubungan dengan data dan statistik)
3. Libatkan Calon Pembeli Anda dalam Interaksi Engagement atau keterlibatan adalah aspek penting dalam membuat konten yang actionable. Jika ini bagian dari konten yang Anda rencanakan, tentu Anda tidak ingin jika audience Anda hanya menjadi peserta dan pengamat saja, bukan?
Dan secara gamblang, banyak marketer yang merasa memproduksi konten menarik dengan keterlibatan baik ini adalah hal yang tidak mudah. 58 persen dari marketer menyatakan bahwa ini adalah tantangan terbesar untuk mereka.
Lalu, bagaimana caranya agar keterlibatan dengan audience bisa meningkat? Well, Anda bisa mendorongnya dengan bantuan visual konten, seperti :
Infografis
Video
GIFT
Memes
Misalnya saja Anda membuat artikel tentang panduan font, maka gambar berikut ini adalah media visual pelengkap yang membuat audience Anda merasa lebih mudah dalam mencerna informasi.
Lihat Gambar :
4. Membuat Konten yang Efektif dengan Menggunakan Contoh
Dalam dunia Pendidikan, entah itu di bangku sekolah atau kuliah, dosen pembimbing atau guru mempunyai kecenderungan untuk menggunakan contoh- contoh nyata. Dengan cara ini, mereka dapat mengambil konsep yang sangat abstrak, kemudian menjelaskan dengan cara yang mudah dipahami oleh orang lain.
Sama halnya dengan konten marketing. Anda pun perlu menggunakan contoh- contoh yang konkret dalam keseharian untuk disisipkan dalam konten Anda. Contoh- contoh bisa memberikan gambaran yang lebih nyata terkait produk Anda, sekaligus mengurangi ketakutan atau keraguan pembaca.
5. Penggunaan Data Statistik
Data statistik akan membuktikan satu hal, yaitu bahwa konten Anda disajikan dengan serius, berkredibilitas, dan meyakinkan. Ya, data statisik adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk mendukung argument yang Anda ciptakan dalam konten Anda.
Misalnya saja saat Anda menawarkan Facebook Ads dengan campaiang Video Views. Anda bisa meyakinkan audiens Anda bahwa video mereka akan mendapatkan interaksi lebih baik dibandingkan dengan YouTube. Bagaimana caranya? Lakukan riset yang menyatakan bahwa interaksi di Facebook video memang baik, dan sajikanlah dengan data statistik agar calon customer Anda dapat melihat perbandingan yang nyata.
6. Jawaban dari Semua Pertanyaan Penting Di point pertama tadi kita sebutkan pentingnya untuk menjeaslkan apa yang pembaca akan dapatkan. Masih ingat dengan point tersebut?
Jadi, penting untuk memastikan tidak ada lubang yang tertinggal untuk Anda tangani. Sebagai check list, cobalah tanyakan pada diri Anda sendiri pertanyaan berikut ini :
Sudahkah konten yang Anda siapkan menjawab semua pertanyaan di atas? Jika belum, coba lah untuk menutup lubang tersebut satu per satu.
7. Buat lah CTA yang Jelas CTA atau Call to Action adalah satu hal penting yang Anda tidak boleh lupakan dalam menciptakan konten yang membuat pelanggan melakukan action.
CTA yang baik harus membangkitkan rasa urgensi calon pembeli, karena saat mereka tidak menyelesaikan pembelian mereka saat itu, bisa jadi mereka segera melupakan produk Anda dan berlari ke kompetitor.
Lalu, bagaimana caranya agar mereka terdorong untuk membeli saat itu juga? Bagaimana resep dalam membuat CTA yang jelas? Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda coba :
CTA yang pendek, namun tetap manis
Sampaikan manfaat produk Anda
Membuat pembaca penasaran
Buat tombol CTA (ini telah terbukti meningkatkan konversi oleh 62 persen)
Percobaan dengan pengujian split testing (misalnya mencoba warna yang berbeda, font atau posisi CTA)
Selain itu, ada beberaka kata yang sering digunakan untuk mengoptimalkan CTA Anda, yaitu kata- kata ‘ajaib’ bernada bujuk rayu dan penegasan, seperti :
Anda
Gratis
Bonus
Karena
Segera
Baru
Hanya sampai
Catatan & Kesimpulan
Seringkali membuat orang melakukan action dengan konten yang optimal sering diremehkan, padahal hal ini memegang peranan penting untuk penjualan Anda. CTA yang jelas akan membuat konten Anda menjadi lebih berharga dan dapat dipercaya, sehingga interaksi dengan pembaca menjadi lebih baik, dan akhirnya konversi menjadi lebih optimal. Bukankah konversi menjadi goal besar yang ingin kita capai bersama?
Memberi watermark pada foto/ gambar produk kita di WordPress adalah salah satu cara yang perlu dilakukan pemilik toko online untuk menghindari pencurian foto yang dilakukan oleh competitor atau oknum lainnya. Watermark ini kerap muncul dalam bentuk tulisan, simbol atau logo brand tertentu dalam bentuk transparan di sebuah foto atau gambar.
Tidak semua pemilik toko online aware dengan hal ini. Ada yang sengaja membiarkan, ada juga yang enggan melakukannya karena merasa memberi watermark satu per satu pada gambar cukup merepotkan.
Plugin WordPress untuk Memberi Watermark Otomatis
Memang, cukup repot rasanya kalau harus meng- edit foto dengan memberi tambahan watermark satu per satu. Namun, hal ini sebenarnya tidak perlu Anda lakukan karena Anda dapat memberikan watermark otomatis di foto Anda dengan menggunakan plugin WordPress, Easy Watermark.
Berikut ini tutorial yang bisa Anda ikuti :
1. Siapkan gambar teks atau simbol yang ingin Anda gunakan sebagai watermark untuk produk Anda
2. Install dan aktifkan terlebih dulu Plugin Easy Watermark
3. Lakukan pengaturan dasar plugin terlebih dulu di menu Settings >> Easy Watermark. Anda bisa mengikuti pengaturan default atau melakukan update pengaturan sesuai yang Anda inginkan
4. Watermark Anda berupa gambar atau teks? Pilih tab sesuai kebutuhan Anda, kemudian atur posisi dimana watermark Anda ingin muncul. Tekan salah satu posisi yang Anda pilih (di gambar ini Saya pilih kotak kanan bawah).
5. Anda juga bisa mengatur apakah watermark ini akan Anda lakukan pada semua gambar secara otomatis, atau manual pada gambar tertentu
6. Untuk pemberian watermark secara manual, masuk lah ke menu Media >> Library, dan pilih gambar yang ingin Anda beri watermark, edit rincian, kemudian pilih ‘Add Watermark’, dan klik ‘Perbarui’/ ‘Update’.
7. Jika Anda ingin semua gambar secara otomatis mendapatkan watermark, masuk ke menu Media >> Easy Watermark , kemudian pilih ‘Start’, dan tunggu hingga selesai
8. Selesai
Hanya dalam beberapa klik di pengaturan, kini Anda sudah bisa menikmati watermark otomatis di gambar produk Anda. Mudah sekali, bukan?
Salah satu tugas penting yang harus dimiliki oleh seorang marketing adalah memahami bagaimana serta mengapa orang- orang berpikir dan bertindak seperti yang mereka lakukan. Pemahaman ini lah yang kerap disebut dengan psikologi marketing. Anda memang harus melakukan strategi pemasaran yang bersifat teknis, namun sebelum melakukan hal tersebut, cobalah memahami terlebih dulu behavior target market Anda.
Dalam artikel yang kami himpun dari DewaWeb dan beberapa sumber ini, kita akan bersama- sama mempelajari teori- teori psikologi yang dapat kita manfaatkan untuk mengoptimalkan fungsi marketing dalam bisnis kita.
7 Trik Psikologi Marketing yang Bisa Anda Terapkan untuk Meningkatkan Penjualan Anda
Psikologi marketing adalah pemahaman soal motif- motif yang memengaruhi emosi serta tindakan pasar dalam memandang sebuah produk atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. Berikut ini adalah 10 trik psikologi marketing yang bisa Anda terapkan untuk mengoptimalkan bisnis Anda :
1. Bantu Calon Customer Anda agar Terhindar dari “Action Paralys”
Anda perlu melakukan beberapa pendekatan agar calon pelanggan Anda menyadari uji coba gratis (free trial) yang Anda tawarkan. Banyak perusahaan memilih untuk menyalin template yang sudah sangat umum, misalnya “Daftarkan diri Anda untuk mendapatkan free trial selama 30 hari.” Padahal, Anda mempunyai pilihan untuk membuat beberapa kalimat alternatif berbeda yang menggunakan pendekatan yang lebih lunak, misalnya saja “Gratis coba untuk satu bulan pertama Anda.
Tujuannya sama, namun memiliki potensi hasil yang berbeda. Dari kedua kalimat di atas, mana kah yang terdengar lebih nyaman di telinga Anda sehingga akhirnya Anda tertarik untuk mencobanya?
Sebagai tambahan, Anda juga bisa memakai sub-teks menarik untuk memperkuat Call to Action (CTA) Anda. Misalnya, “Batalkan kapan saja” atau “Full akses untuk semua fitur premium kami”. Contoh ini sekaligus merupakan jenis sub-tes menarik untuk campaign CTA Anda atau untuk pengujian A/B Testing.
2. Berikan Hierarki Label pada Customer
Penting untuk membuat customer Anda merasa istimewa. Hal ini bisa menjadi alat retensi yang hebat sekaligus trik untuk mengubah customer menjadi duta bagi produk Anda secara gratis (mouth to mouth marketing). Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk menerapkan hierarki label bagi customer Anda? Anda bisa mencoba beberapa ide berikut ini :
• Tambahkan label di dalam akun/ produk Anda yang memberi mereka tingkat statu yang lebih tinggi dibandingkan yang lainnya (bisa Anda lakukan setelah mereka menjadi pelanggan untuk jangka waktu tertentu, atau bagi yang telah melakukan tindakan tertentu terkait produk/ layanan Anda)
• Kirim mereka sesuatu yang nyata yang dapat mereka manfaatkan, misalnya e-book premium, merchandise, atau hal lain yang bernilai eksklusif
• Berikan lencana digital yang dapat pelanggan pamerkan atau letakkan di website mereka untuk menyatakan bahwa mereka adalah anggota tersertifikasi yang meraih status gold/ silver/ perak dan yang lainnya
Yang perlu Anda ingat, Anda tidak harus terpaku pada ide- ide di atas. Coba lah menggali ide- ide lain yang mungkin bisa Anda lakukan.
3. Pahami Tiga Jenis Pembeli
Para pakar neuro-economic mendefinisikan tiga jenis pembeli menjadi tightwads, spendthrifts, dan average spenders. Ketiganya berbeda dan perlu pendekatan pemasaran yang berbeda pula. Kenali lah kategori pembeli tersebut dan lakukan strategi marketing yang tepat untuk mereka. Pembahasan lebih lanjut terkait jenis pembeli tersebut dapat Anda baca disini : Mengenal Jenis- Jenis Pembeli dan Trik Marketing untuk Masing- Masing Kategori
4. Menciptakan Urgensi dengan Cara Cerdas
Sebuah studi yang dilakukan oleh Howard Leventhal menyimpulkan bahwa orang- orang cenderung memblokir informasi penting jika mereka tidak menerima informasi lanjutan berisi petunjuk khusus soal bagaimana cara menggunakannya dengan optimal.
Misalnya saat Anda memiliki platform bisnis online. Anda perlu menekankan fitur- fitur unik dari produk Anda dan bagaimana produk tersebut bisa membantu pengguna terhindar dari profit loss sandainya pengguna tidak menggunakanya. Dan kabar baiknya lagi, fitur ini tidak pelanggan temukan di tempat lain, melainkan hanya di perusahaan Anda.
Yang perlu ditekankan dalam menciptakan urgensi ini adalah jangan hanya membangun dengan kata- kata klise saja. Cobalah untuk terlihat lebih spesifik, lebih unik dan terlihat outstanding. Ini akan membuat calon pelanggan sulit untuk melupakan Anda.
5. Tunjukkan Bahwa Perusahaan Anda “Stand for Something”
Jika perusahaan Anda berdiri untuk sesuatu, maka hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya, perusahaan Anda berdiri dengan tujuan membantu anak- anak yang membutuhkan sekolah gratis, maka Anda bisa menarik pelanggan lebih banyak lagi.
Survey yang dilakukan oleh Unbounce sendiri menyatakan bahwa 64 persen orang mengaku bahwa keputusan pembelian mereka lebih cenderung didasarkan pada faktor psikologis satu ini. Sudah pasti ini trik yang sangat efektif untuk meningkatkan convertion rate Anda.
6. Penawaran dengan Teknik “Devil’s Advocate”
Penelitian lain mengungkap bahwa orang- orang cenderung membeli saat mereka punya asumsi yang dipertanyakan oleh perusahaan Anda. Bagaimana maksudnya? Ini berarti Anda perlu mengatasi kekhawatiran calon customer Anda saat melakukan penjualan dengan tidak berpegang pada setumpuk teori itu- itu saja. Untuk membuktikan hal ini, coba lah untuk memberikan studi kasus yang paling relevan dan actual. Hal ini bisa menjadi hal yang menarik untuk meningkatkan potensial penjualan Anda.
7. Kejutkan Customer Anda dengan Hal yang Tak Terduga
Salah satu trik untuk membangun loyalitas customer terhadap sebuah brand adalah dengan memberikan kejutan menarik untuk mereka. Anda bisa saja tiba- tiba memberi voucher diskon atau give away gratis khusus pelanggan yang sedang berulang tahun atua mencoba ide kreatif lainnya. Selain menjadi loyal, mereka juga bisa memberikan testimonia tau ulasan terkait produk dan layanan Anda. Di era digital ini, sangat penting bagi pebisnis untuk menonjolkan ulasan customer terhadap bisnis mereka. Jadi, jangan sampai hal ini terlewat oleh Anda.
Untuk mengoptimalkan strategi marketing Anda, salah satu langkah penting yang harus dilakukan adalah menyesuaikan strategi Anda dengan jenis konsumen yang Anda bidik. Para pakar neuro-economic sendiri telah mendefinisikan tiga jenis pelanggan menjadi tightwads, spendthrifts, dan average spender. Yang perlu Anda lakukan adalah mengenali mereka dengan baik, kemudian menerapkan trik pemasaran yang tepat untuk ketiganya. Mari kita pelajari masing- masing kategori ini…
1. Tipe Pembeli “Tightwads” Customer bertipe Tightwad cenderung memilih untuk menghemat uang daripada membelanjakannya secara masih. Mereka adaalh orang yang jeli dalam anggaran dan perencana keuangan. Mereka mencoba menahan pengeluaran selama mereka bisa. Alasan mereka melakukan hal ini tidak selalu karena mereka kurang uang.
Terkadang, mereka melakukan hal ini untuk menyimpan uang mereka untuk membeli barang- barang yang langka (save for the best). Terkadang mereka juga menunggu harga sebuah produk yang diincarnya turun setelah hype nya berangsur- angsur mereda. Dengan alasan- alasan ini, mereka cenderung membelanjakan lebih sedikit dan menghemat lebih banyak dibandingkan dengan orang kebanyakan.
Trik Marketing untuk Tightwad Tidak mudah memang menjual ke tightwad sehingga Anda perlu memainkan game yang agak melelahkan. Tipe customer ini akan selalu menolak umpan marketing Anda saat harga yang ditawarkan masih belum sesuai dengan anggaran mereka.
Untuk menghadapinya, Anda perlu menggunakan data angka, bagan, atau grafik untuk menciptakan daya Tarik emosional mereka. Karena mereka bukan tipe customer yang suka dengan pemasaran yang basa- basi, maka Anda akan diminta untuk bersikap lebih lugas, jujur, dan tepat.
Selain itu, manfaatkan lah kalimat bermuatan emosi negatif dalam konten marketing Anda. Jangan sampaikan, “Anda berhak mendapatkan ini”, karena cenderung kurang lugas. Sebaliknya, Anda disarankan untuk menggunakan kalimat seperti ini : “Simpan lebih banyak di masa depan dengan berinvestasi di sini, sekarang juga!”
2. Tipe Pembeli “Spendthrifts”
Jenis pembeli ini adalah kebalikan dari jenis pertama tadi dan jumlahnya sebenarnya juga tidak banyak. Spendthrifts ini kebal terhadap penyesalan yang biasa dialami pembeli. Mereka mudah lapar mata dan kurang pintar dalam menghemat dibandingkan kebanyakan orang.
Bisa dibilang pembeli ini mengikuti motto bahwa uang ada untuk dibelanjakan, dan menghabiskan uang tidak perlu dipengaruhi oleh faktor pengendali seperti anggaran. Mereka benar- benar kelom[pl [embeli yang mudah didorong oleh emosional mereka sendiri.
Trik Marketing untuk Spendthrifts Tipe customer ini adalah kelompok customer termudah Anda, karena mereka biasanya tidak perlu banyak diyakinkan untuk melakukan pembelian. Meski begitu, tetap saja ada trik untuk mengoptimalkan jenis customer ini.
Anda bisa menggunakan iklan yang emosional. Bisa berupa video yang berisi banyak gambar yang menarik perhatian mereka. Manfaatkan lah psikologi marketing warna dengan cara yang atraktif untuk mereka. Setelah mereka tertarik untuk membeli produk Anda, kombinasikan dengan strategi up selling dan cross-selling yang telah Anda pelajari.
3. Tipe Pembeli “Average Spenders” Berbeda dengan Tightwads dan Spendthrifts yang berdiri dengan sisi berlawanan dalam pengaturan keuangan, Average Spenders adalah kategori pembeli yang berada di tengah- tengah kedua jenis pembeli tersebut.
Kebanyakan Average Spenders ini membeli barang yang menurut mereka masih rasional sebagai investasi yang baik, tapi sekaligus tidak menjadi resiko untuk keuangan mereka. Jadi, mereka masih dapat memanjakan diri mereka dalam hal belanja, tapi juga masih bisa berhemat dan mematuhi anggaran keuangan yang telah dibuat. Pengeluaran dan perilaku belanja tipe pembeli ini juga cenderung didorong oleh faktor emosional dan juga oleh analitik.
Trik Marketing untuk Average Spenders Average Spenders adalah basis pembeli terbesar di hampir semua jenis market. Jadi, sebaiknya Anda fokus ke target market ini. Anda dapat membuat strategi pemasaran yang menyentuh emosi mereka sekaligus data-driven. Misalnya saja Anda memberikan promosi dengan jaminan uang kembali, garansi seumur hidup, atau pengiriman gratis untuk menenangkan rasa takut mereka terhadap penyesalan membeli yang mungkin mereka alami nantinya. Hal ini bisa mendorong mereka untuk berbelanja tanpa rasa takut.
Akhir- akhir ini kita banyak disibukkan dengan notifikasi- notifikasi terkait GDPR. Mendadak website- website besar melakukan update terhadap Privacy Policy mereka. Mulai dari Sumo.me, Hostgator, Minter.io, dan bahkan Google, Twitter, dan Facebook. Bahkan JVZOO pun menunjuk VeraSafe sebagai konsultan untuk mengurusi GDPR pada layanan mereka. Apa yang sebenarnya terjadi??
Mengenal GDPR (General Data Protection Regulation)
GDPR adalah sebuah peraturan terkait Data Privacy atau perlindungan data yang diterapkan bagi seluruh perusahaan dunia yang menyimpan, mengolah, atau memproses personal data penduduk dari 28 negata yang tergabung dalam Uni Eropa. GDPR ini isinya berlembar- lembar dan berpasal- pasal, dengan isi yang lengkap dan sedikit rumit.
GDPR telah disetujui oleh otoritas Eropa sejak April 2016 dan berlaku di seluruh dunia efektif tanggal 25 Mei 2018. Jadi, tidak heran lagi kan mengapa banyak website berbondong- bonding memperbaharui Privacy Policy mereka?
Fungsi utama dari GDPR in iadalah memberikan kontrol kepada konsumen atas data pribadi mereka yang dikumpulkan oleh perusahaan, seperti :
Informasi dasar, seperti nama, alamat rumah dan nomer kartu identitas
Data website seperti lokasi, alamat IP, cookie dan RFID
Data kesehatan dan genetic
Data biometrik
Data etnis dan ras
Opini politik
Orientasi seksual
Apakah GDPR hanya berpengaruh untuk perusahaan atau entitas yang berada di Eropa? Tidak, karena GDPR juga berlaku untuk perusahaan di seluruh dunia yang menawarkan barang dan jasa, dan yang menghimpun data perilaku penduduk (consumer behavior( yang berasal dari Uni Eropa. Jadi, meskipun Anda berasal dari Indonesia, Anda tetap harus memperbarui Privacy Policy Anda agar selaras dengan GDPR jika Anda menawarkan produk dan jasa atau memantau customer behavior dari negara- negara Uni Eropa.
Sanksi Pelanggaran GDPR
GDPR adalah sebuah update yang sangat serius di dunia online. Bagi mereka yang tidak mematuhi peraturan ini, ada sanksi tegas yang siap menanti. Sanksi bagi organisasi atau perusahaan yang melanggar undang- undang GDPR akan dikenai denda hingga 4 persen dari omset total tahunan atau sebesar 20 juta euro (sekitar Rp 344 Milyar), dipilih mana yang nilainya lebih besar. Wahhh… lumayan berat, kan?
Apapun jenis usaha Anda, jika berhubungan langsung dengan penduduk dari negara Uni Eropa, maka Anda mungkin perlu mencari konsultan professional untuk membicarakan tentang kaitan GDPR dengan bisnis Anda.
Hal yang Perlu Dilakukan Blogger dan Pelaku eCommerce terkait GDPR
Untuk Anda yang terkait dengan GDPR, penting untuk meng- update informasi website Anda, terutama saat peraturan ini mulai berlaku. Saat ini, hampir semua platform online sudah berproses agar memenuhi aturan dari GDPR ini. Website besar seperti Wix, Shopify dan platform popular lainnya telah memberikan petunjuk agar pengguna dapat mengadopsi GDPR ke laman Privacy Policy mereka.
Untuk blogger, jika website Anda tidak mengoleksi data pengunjung secara langsung dan hanya mencatat data website secara otomatis seperti lokasi, alamat IP, cookie, dengan target utama adalah pengunjung non Eropa (misalnya hanya menargetkan pengunjung local saja), maka Anda dapat melakukan salah satu dari dua opsi berikut ini: 1. Memblokir pengunjung dengan IP dari negara Eropa
Anda bisa menggunakan plugin atau tools yang dapat membantu Anda memblokir UP pengunjung dari negara Uni Eropa. Langkah ini dapat Anda lakukan demi keamanan website Anda. Jika Anda merasa bisnis Anda sama sekali tidak ada urusannya dengan penduduk Eropa, Anda dapat mengabaikan peraturan GDPR ini karena di atas kertas memang tidak ada kaitannya dengan bisnis yang Anda jalankan.
2. Meng- update Laman Privacy Policy
Sama seperti peraturan yang menyangkut persoalan privasi lainnya, GDPR pada dasarnya bisa diselesaikan dengan meng- update laman Privacy Policy Anda. Statement yang perlu Anda tambahkan adalah pernyataan bahwa Anda tidak mengoleksi data personal sehingga tidak mempunyai kewajiban apa pun untuk GDPR dan secara otomatis Anda telah memenuhi peraturan GDPR.
Kurang lebih seperti ini :
Because we do not collect or determine the use of any Personal Data contained in the Client Data and because it does not determine the purposes for which such Personal Data is collected, the means of collecting such Personal Data, or the uses of such Personal Data, We are not acting in the capacity of data controller in terms of the European Union’s General Data Protection Regulation (Regulation (EU) 2016/679, hereinafter “GDPR”) and does not have the associated responsibilities under the GDPR.
Tentu saja Anda dapat menyesuaikan template di atas dengan kebutuhan website Anda 🙂
GDPR untuk Adsense Publisher, Apa saja yang Perlu di-Update?
Jika Anda publisher Adsense, tentu Anda sudah mendapatkan rekomendasi dari Adsense agar menyetujui update TOS (Term of Service) mereka. Rekomendasi ini dapat Anda peroleh melalui email, dan langsung dapat Anda lihat saat Anda membuka dashboard Adsense Anda. Segera lah periksa email tersebut dan menyetujui TOS terbaru ini.
Google sendiri adalah salah satu platform yang memberikan perhatian sangat tinggi terhadap GDPR dan berupaya memenuhinya sebelum batas waktu peraturan ini diberlakukan. Meski begitu, sejatinya tidak ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh publisher Adsense ini sendiri.
Google hanya menyarankan agar Anda menambah tautan link di halaman Privacy Policy yang mengarah ke laman policy untuk Partner Sites (https://www.google.com/policies/technologies/partner-sites/) yang intinya menjelaskan cara Google dalam mengelola data pada produk periklanannya.
Sampai disini tentu kita semua sudah semakin familiar dengan apa itu GDPR dan mengetahui langkah apa yang perlu kita lakukan terhadap website kita terkait GDPR. Semoga bermanfaat!