Home 9 Blogging 9 Mengenal Bounce Rate & 10 Cara Efektif Menurunkan Bounce Rate di Website

Mengenal Bounce Rate & 10 Cara Efektif Menurunkan Bounce Rate di Website

oleh | Blogging, SEO

Bounce rate bukan istilah baru untuk para webmaster. Terutama dalam Google Analytics, Bounce rate merupakan salah satu metrik yang penting untuk kita perhatikan. Mempunyai trafik tinggi dirasa bukan hal yang menyenangkan saat hal ini diikuti dengan bounce rate yang tinggi.

Karena saat metrik ini terlihat tinggi, itu artinya pengunjung- pengunjung yang masuk hanya membuka satu halaman dan tidak tertarik menelusuri halaman lain di website kita. Untuk itu, bukan sekedar memahami pengertian bounce rate tapi juga langkah optimasi untuk menurunkan angka persentase bounce (pantulan) ini.

Apa itu Bounce Rate?

Menurut laman Google Analytics, bounce rate (rasio pantulan) merupakan persentase pengunjung yang langsung meninggalkan website usai mereka membuka satu halaman di website.

Sedangkan menurut Yoast, bounce rate adalah keadaan dimana pengunjung hanya membuka satu halaman website tanpa melakukan tindakan lanjutan apapun. Mereka tidak beralih ke halaman lain, tidak menekan tombol menu, tombol berbagi sosial, internal link, atau CTA (Call to Action) di halaman.

Secara sederhana, bounce rate juga bisa kita artikan sebagai persentase pengunjung yang masuk ke website, lalu pergi begitu saja tanpa membuka halaman lain atau melakukan interaksi apapun di website.

Ibarat sebuah event pameran, kita bisa menganalogikan halaman website ini sebagai salah satu stand produk di pameran tersebut. Ada banyak pengunjung yang datang, tapi mereka hanya melihat- lihat, tanpa ada ketertarikan terhadap produk dan stand.

Tentu saja menyenangkan melihat ada pengunjung. Tapi bukankah cukup menyedihkan jika pengunjung ini tidak berinteraksi lebih lanjut? Jika kita tidak melakukan apa- apa, maka usaha kita dalam melakukan promosi akan menjadi sia- sia.

Bounce Rate Tinggi Mengindikasikan Masalah di Website

Bounce Rate atau rasio pantulan yang tinggi mengindikasikan adanya masalah di website. Ada beberapa masalah yang menjadi penyebab bounce rate di website tinggi.

Beberapa kemungkinan masalah ini antara lain :

  • Kualitas halaman website yang kurang optimal sehingga pengunjung enggan untuk berinteraksi lebih jauh.
  • Pengunjung website bukan merupakan target audiens.
  • Pengunjung telah menemukan informasi yang mereka cari di website dan bagi mereka itu sudah cukup.
  • Visitor website juga membuka website kompetitor dan menemukan hal- hal yang lebih menarik di website kompetitor. Baik itu tampilan, isi konten dan tidak menutup kemungkinan perbandingan harga untuk website ecommerce.

Untuk mengukur performa bounce rate, setiap industri umumnya mempunyai bench mark yang berbeda. Berikut adalah benchmark rasio pentalan berdasarkan kategori website menurut Backlink.io :

Benchmark rasio pantulan menurut Backlink.io
  • Save
Benchmark rasio pantulan menurut Backlink.io/ via Backlink.io

Rumus Menghitung Bounce Rate

Penghitungan bounce rate sendiri menggunakan rasio single page visit (kunjungan halaman tunggal) terhadap semua trafik yang masuk. Berikut adalah rumus untuk menghitung Bounce Rate :

(Jumlah Pengunjung Single Page/ Jumlah Total Kunjungan) x 100%

Perhatikan contoh kasus berikut ini :

Dalam satu bulan blog Anda mempunyai pengunjung sebanyak 8000 visitor. Dari sekian pengunjung ini, ada 3000 pengunjung yang hanya membuka satu halaman saja.

Maka perhitungan bounce rate nya adalah : (3000/8000) x 100% = 37,5%

Cara Menghitung Bounce Rate di Website dengan Google Analytics

Mengetahui rumus menghitung bounce rate bukan berarti Anda perlu menghitungkan secara manual. Karena penghitungan rasio pentalan ini dapat dengan mudah Anda lakukan dan analisa lewat Google Analytics.

Google Analytics adalah tool yang sangat powerful dan lengkap dalam menganalisa performa website. Dengan tool ini, Anda bisa memantau trafik, lama pengunjung berada di website, rasio pentalan, dan lebih banyak metrik lainnya.

Untuk mengecek bounce rate dengan Google Analytics, berikut adalah langkah- langkahnya :

  • Login ke dashboard Google Analytics website Anda
  • Klik Behavior, pilih Overview
  • Di laman ini Anda dapat melihat ringkasan Bounce Rate secara keseluruhan.
Baca Juga :  Cara Blokir Iklan Dewasa/ yang Tidak Diinginkan di Google Adsense
Cara cek bounce rate keseluruhan di Google Analytics
  • Save

Untuk mengetahui bounce rate dari masing- masing halaman, scroll ke bawah dan pilih ‘view full report’. Di sini Anda bisa melihat performa rasio pantulan dari masing- masing laman, seperti berikut ini :

Cara cek bounce rate per halaman di Google Analytics
  • Save

10 Cara Efektif Menurunkan Angka Bounce Rate di Website 

Setelah mengetahui fungsi dari bounce rate untuk website, kita saatnya melakukan optimasi untuk menurunkan rasio pantulan ini. Goal nya adalah meningkatkan interaksi pengunjung di halaman agar rasio pantulan menjadi lebih kecil dan goal yang kita raih dari setiap laman berjalan optimal.

Berikut adalah beberapa cara optimasi yang bisa kita lakukan untuk menurunkan angka bounce rate :

1. Meningkatkan Kualitas Konten

Konten yang berkualitas adalah salah satu pemicu pengunjung betah membaca konten website sampai selesai, dan tertarik melakukan tindakan lainnya. Pastikan konten tersusun dengan rapi, berbobot dan pengunjung mudah membacanya.

Karena jika tidak, pengunjung akan dengan mudah beralih ke website lain dengan konten serupa yang lebih rapi dan enak dibaca. Suka atau tidak, selalu ada banyak, ratusan bahkan ribuan website yang membahas konten serupa dengan situs kita. Jika kita tidak mengemas konten kita sebaik mungkin, mudah saja bagi mereka untuk beralih ke situs lain.

Lantas, apa saja yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan kualitas konten ?

1.1 Bagi Artikel Menjadi Paragraf Pendek

Paragraf- paragraf pendek memungkinkan pengguna untuk membaca dengan cepat dan mudah. Terlebih, pengguna internet masa kita lebih suka bacaan yang ringan. Saat melihat paragraf panjang, pembaca akan kesulitan mencerna inti dari setiap paragraf.

1.2 Gunakan Subheading dengan Tepat

Heading tag memudahkan pengunjung dalam membaca dan menemukan poin- poin penting dalam artikel. Misalnya saja dalam artikel ini, Panda membagikan konten ke dalam beberapa sub heading. Mulai dari Apa itu Bounce Rate, Bounce Rate Tinggi mengindikasikan…., dan seterusnya.

Kendati begitu, jangan sampai salah dalam mengimplementasikan Sub Heading ini. Anda bisa membaca artikel Panda sebelumnya : Cara Menggunakan Heading Tag H1 H2 H3 – H6 Agar SEO Friendly untuk mendapat insight tambahan.

Tips dalam menggunakan heading tag
  • Save

1.3 Konten Visual yang Menarik

Agar tidak jenuh, tambahan konten visual yang menarik di artikel Anda. Baik itu goto, gambar ilustrasi, video atau infografis.

Selain membuat konten lebih menarik, media ini akan membantu pembaca untuk lebih mudah memahami konten. Sebaliknya, jika tidak, pembaca mudah bosan dan merasa konten Anda ‘berat’ karena hanya melihat teks dari awal sampai penghujung artikel.

2. Ciptakan Alur Cerita yang Menarik

Selain tersusun rapi dan mudah dibaca, poin selanjutnya untuk menurunkan rasio pentalan adalah alur cerita yang menarik. Alur cerita menarik bisa menjadi daya tarik untuk pengunjung untuk bisa menikmati konten di website.

Strategi yang bisa Anda terapkan adalah membuat alur cerita dengan gaya storytelling (narasi). Buat pengunjung merasa relate dengan konten Anda dengan menggunakan kata ganti orang kedua sesuai dengan gaya bahasa. Misalnya saja kamu, Anda, lo, dan yang lainnya, sesuai jenis audiens.

Dengan alur seperti ini, artikel akan terasa lebih interaktif dan pengunjung terdorong untuk terlibat dengan konten Anda.

Selain itu, cobalah menempatkan diri di posisi pembaca. Buat konten yang bisa menjawab pertanyaan pembaca dan memberikan solusi dari masalah yang mereka hadapi. Dengan begitu, pengunjung akan merasa bahwa konten Anda memang konten yang tepat untuk mereka.

3. Optimalkan Speed Loading Halaman

Kecepatan loading halaman adalah salah satu faktor penting yang membuat pengunjung betah di website. Bahkan sejak awal, kecepatan loading berperan untuk membuat mereka benar- benar masuk ke halaman Anda atau tidak.

Untuk itu, bukan hanya menyajikan halaman yang menarik saja, tapi kecepatan halaman website saat diakses juga harus diperhatikan. Anda bisa membaca artikel Panda : 20+ Cara Ampuh Mempercepat Loading Website untuk mengoptimalkan loading halaman.

Baca Juga :  Cara Daftar dan Memasang Google Analytics di WordPress

4. Tidak Menggunakan Popup Berlebihan

Contoh CTA di bagian pop up
  • Save

Penggunaan popup untuk website memang masih menjadi perdebatan. Di satu sisi, popup dapat mengoptimalkan perolehan leads melalui subscriber form. Di sisi lain, banyak pengunjung yang tidak menyukai pop up.

Riset sendiri mengungkap jika 70 persen pengunjung web merasa kalau popup yang berlebihan dan tidak relevan ini sangat menjengkelkan. Jalan tengahnya, Anda tetap bisa menggunakan popup, namun tidak berlebihan dan tetap mengutamakan kenyamanan pengunjung.

Tips dalam menerapkan popup di website :

  • Hindari menyajikan popup yang muncul setiap beberapa menit sekali saat pengunjung membaca konten.
  • Hindari penggunaan popup yang tidak relevan dengan konten.

5. Pemilihan Topik yang Relevan

Jika website Anda memperoleh trafik dari kata kunci yang tidak ada kaitannya dengan produk dan layanan di website, bounce rate kemungkinan akan tinggi.

Untuk itu, strategi content marketing Anda perlu melibatkan riset keyword dengan indikator tertentu. Selain volume pencarian yang tinggi, penting untuk mempertimbangkan tingkat relevansinya dengan produk.

Misalnya saja Anda menjual produk herbal, namun di artikel menulis tentang kue kekinian ala artis. Anda mungkin mendapatkan trafik yang tinggi untuk beberapa saat, namun mengakibatkan bounce rate yang tinggi dan kontribusi ke goal juga rendah.

6. Menggunakan CTA (Call to Action) yang Jelas

Contoh penempatan CTA di bagian bawah
  • Save

Setelah konten yang berkualitas, jangan lupa untuk menyisipkan Call to Action (CTA) yang jelas di laman konten Anda. Selain mengurangi rasio pentalan, tentu saja tujuannya adalah mendorong pengunjung untuk melakukan tindakan yang kita inginkan.

Misalnya saja CTA “Download Sekarang” untuk mengarahkan pengunjung ke laman unduhan. Atau CTA mendorong pembelian “Beli Sekarang” untuk mengarahkan pengunjung agar melakukan pemesanan segera.

7. Desain Website Mobile Friendly

Sejak beberapa tahun terakhir ini, perangkat mobile adalah yang paling banyak digunakan pengguna internet untuk mengakses konten website. Bahkan menurut data Google, 94 persen pengguna internet di Indonesia mengakses internet melalui perangkat mobile.

Dengan semakin banyaknya pengguna perangkat mobile, penting untuk menggunakan tema website responsive/ mobile friendly. Saat ini semakin banyak tema WordPress yang didesain mobile friendly.

Dengan website yang mobile friendly, pengunjung akan semakin betah berada di website. Web Anda juga lebih disukai oleh mesin pencari karena pengalaman pengguna yang lebih berkualitas.

8. Atur Link Menjadi “Open in New Tab”

Dalam satu artikel, Anda bisa saja meletakkan beberapa tautan sekaligus, baik itu tautan internal maupun eksternal. WordPress sendiri mengatur pembaca untuk membuka link ini di tab yang sama seperti halaman yang terbuka.

Sayangnya, hal ini bisa merusak pengalaman pembaca karena mereka masih belum tuntas dengan konten pertama. Karena belum tuntas ini, mereka akhirnya perlu menekan tombol back untuk kembali ke halaman pertama.

Jika di artikel tersebut mengandung lima tautan, maka banyak pembaca perlu menekan tombol back berkali- kali untuk kembali ke halaman awal. Hal ini tentu melelahkan untuk pembaca dan merugikan karena bisa meningkatkan exit rate dan bounce rate.

Untuk itu, Anda bisa mengarahkan pengunjung web ke tab baru saat mereka mengklik tautan di laman Anda. Dengan begitu, mereka tidak perlu menekan tombol back berkali- kali untuk kembali ke halaman awal.

Bagaimana caranya? Anda bisa menggunakan bantuan plugin WP External Link untuk mengatur link terbuka di new tab.

Baca Juga :  4 Cara Mudah Menghilangkan Tanggal Postingan di Hasil Pencarian Google

9. Tingkatkan Kredibilitas

Dalam mengakses sumber bacaan di internet, pembaca tentunya ingin mendapatkan informasi dari sumber yang kredibel. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan dan meningkatkan kredibilitas.

Beberapa cara yang bisa kita lakukan ini misalnya :

  • Menggunakan tema WordPress profesional.
  • Penggunaan domain TLD (Top Level Domain).
  • Menampilkan kredensial penulis website di artikel (contohnya seperti di artikel Panda ini)

10. Membuat Konten Sesuai Search Intent

Situasinya kurang lebih seperti ini, Anda mengetikkan sebuah keyword di Google dan mengklik salah satu laman di hasil pencarian. Tentu saja, Anda punya ekspektasi kalau konten tersebut sesuai dengan yang Anda cari.

Namun ternyata setelah membukanya, konten website jauh dari ekspektasi. Tanpa ambil pusing, tentu Anda akan langsung kembali ke laman pencarian untuk menemukan konten yang sesuai maksud dan keinginan (search intent).

Situasi ini adalah gambaran mengapa search intent menjadi salah satu komponen penentu tinggi rendahnya bounce rate di website. Pembaca akan langsung meninggalkan website saat mengetahui kalau konten website tidak sesuai harapan.

Kebalikannya, jika konten sesuai ekspektasi, mereka akan membacanya sampai selesai dan melakukan tindakan lain di website. Rasio pantulan pun akan terjaga.

Untuk bisa membuat konten sesuai search intent pengunjung, penting untuk memahami macam- macam search intent terlebih dulu. Secara umum, keyword berdasarkan search intent terdiri dari empat, yaitu informational, navigational, commercial investigation, dan transactional.

10.1 Informational Keyword

Yaitu jenis kata kunci yang mengantarkan pembaca ke konten yang memberikan penjelasan lengkap tentang sebuah topik. Keyword ini biasanya identik dengan konten bertema “Cara”, “Tutorial”, atau “Panduan”.

Misalnya saat kita mengetik “Cara Membuat Landing Page”, tentu ekspektasi pembaca adalah mendapat artikel yang memandu untuk membuat landing page dari awal sampai akhir.

10.2 Navigational Keyword

Yaitu kata kunci yang biasanya langsung mengarah ke merk tertentu. Misalnya saat seseorang mengetaik “Facebook” atau “Instagram”, tujuannya adalah untuk masuk ke website resmi merek tersebut.

Mereka bukan sedang mencari sejarah merek ini.

10.3 Commercial Investigation Keyword

Yaitu kata kunci yang pengunjung gunakan untuk mencari informasi tentang perbandingan produk dari beberapa merek.

Misalnya saja kata kunci “laptop gaming terbaik” atau “smartphone gaming terbaik”. Tujuan dari pencarian kata kunci tersebut adalah untuk melakukan perbandingan kelebihan dan kekurangan dari masing- masing merek.

10.4 Transactional Keyword

Yaitu kata kunci yang pengunjung gunakan saat mereka sudah siap di fase pembelian atau transaksi. Pengunjung biasanya menggunakan kata kunci transaksional seperti murah, jasa atau beli.

Misalnya saja “beli domain”, “jasa pembuatan website murah”, atau “beli smartphone Oppo”.

Kesimpulan

Secara sederhana kita dapat mengartikan bounce rate sebagai persentase pengunjung yang masuk ke website, lalu pergi begitu saja tanpa membuka halaman lain atau interaksi apapun di website.

Bounce Rate atau rasio pantulan merupakan salah satu metrik penting dalam mengukur performa website. Semakin tinggi bounce rate website, maka ini bisa mengindikasikan masalah tertentu di sebuah website. Untuk itu, penting bagi kita melakukan beberapa langkah optimasi untuk menurunkan bounce rate ini.

Beberapa upaya yang bisa kita lakukan misalnya mengoptimalkan kualitas konten, meningkatkan kecepatan website, membuat konten sesuai search intent, dan lain sebagainya. Dengan berbagai upaya ini, kita berharap pengunjung lebih betah untuk berselancar di website dan melakukan interaksi lanjutan.

Demikian pembahasan tentang apa itu bounce rate, fungsi, cara mengecek rasio serta cara ampuh menurunkan bounce rate di website. Selamat mempraktekkan! 🙂

Artikel Terkait :

Favorit Pembaca :

Mengenal Modus Penipuan Segitiga, Ciri-Ciri dan Cara Terhindar

Modus penipuan segitiga menjadi salah satu jenis penipuan yang sedang marak belakangan ini. Dalam prosesnya, penipuan ini melibatkan  tiga pihak yang sering kali tidak saling mengenal dan menyebabkan kerugian yang signifikan bagi korban.Pernahkah kamu mendengar...

7 Cara Ampuh Membuka Situs yang Diblokir, Berhasil Terbukti!

Membuka situs yang diblokir memang cukup tricky karena kamu perlu menerapkan beberapa tips yang work sesuai kebutuhan. Sebuah situs web sendiri diblokir oleh pihak tertentu karena berbagai alasan. Sebagai contoh, pemerintah, institusi pendidikan, kantor, dan bahkan...

Status Star Seller Hilang/ Dicabut? Ketahui Penyebabnya Disini

Secara tiba- tiba logo status Star Seller hilang alias dicabut? Panik nggak? Panik nggak? Wajar sih kalau Anda tiba- tiba panik. Pasalnya, Star Seller adalah salah satu properti yang berkontribusi penting terhadap reputasi seller di Shopee.Dengan mempunyai label...

Cara Mudah Import Ribuan Kontak dari File Excel ke Android

Punya ratusan atau bahkan ribuan kontak customer yang tersimpan rapi dan ingin di-import ke ponsel Android untuk kebutuhan campaign marketing? Duhhh…. Pasti kebayang dong betapa ribetnya kalau harus input kontak satu per satu ke smartphone Anda?Sebenarnya ada beberapa...

Cara Mengaktifkan Kartu SIM Terblokir agar Bisa Dipakai Lagi

Mendadak bingung saat menyadari kartu SIM terblokir? Well, reaksi yang wajar terjadi sebenarnya. Namun di sisi lain, kamu bisa mencoba berbagai cara untuk mengaktifkan kembali kartu yang terblokir.Ada beberapa alasan mengapa sebuah kartu SIM sampai terblokir. Yang...

Cara Melihat Kata Sandi atau Password yang Tersimpan di Browser

Mengetahui cara melihat password miliki sendiri sangat penting dan kita butuhkan. Biasanya kita sering memanfaatkan fitur 'remember my password' untuk mempermudah proses login di situs yang sering kita kunjungi. Namun, penggunaan fitur ini mempunyai kelemahan.Salah...

Artikel Terbaru :

15 Cara Menghindari Penipuan Online, Auto Lebih Waspada!

Agar terhindari dari tangan usil para penipu di dunia maya, penting sekali untuk mengetahui cara menghindari penipuan online. Seiring dengan kecanggihan teknologi, penipuan online memang semakin marak. Siapapun bisa menjadi korbannya saat lengah dan tak waspada.Modus...

Cara Menentukan Tone of Voice Brand yang Tepat dan Konsisten

Setelah memahami apa itu Tone of Voice, langkah penting selanjutnya adalah menentukan tone of voice dengan tepat. Bagi sebuah, ini akan menjadi langkah fundamental. Karena dengan tone of voice yang tepat, strategi marketing akan menjadi lebih terarah, konsisten dan...

Apa itu Kalkulator Uang TikTok dan Cara Gratis Menggunakan

Pernahkah kamu mendengar tentang kalkulator uang TikTok? Benarkah kalkulator ini bisa memperhitungkan seberapa besar peluang kita untuk cuan di TikTok? Kira- kira bagaimana cara kerjanya?Sebagai platform media sosial, TikTok lebih dari sekedar tempat untuk berbagi...

Tips Menghasilkan Uang dari TikTok Live Streaming dan Gift

Ada peluang besar untuk menghasilkan uang dari TikTok lewat live streaming dan hadiah virtual. Dua cara ini sayangnya dulu sempat menjadi kontroversi karena memancing netizen untuk melakukan hal di luar nalar demi uang dari TikTok.Namun tentu saja, hal ini sebenarnya...

Kelebihan dan Kekurangan Sistem COD Saat Belanja Online

Meski menjadi sangat populer, tak bisa dipungkiri bahwa ada kelebihan dan kekurangan COD dalam proses belanja online. Sampai saat ini, COD Cash on Delivery masih menjadi pro dan kontra. Di satu sisi sistem ini sangat memudahkan pembeli. Di sisi lain, bisa menjadi...

1 Share
Share via
Copy link
Powered by Social Snap