Mengenal Jenis- Jenis Hosting dan Memilih Hosting Terbaik untuk WordPress

Mengenal Jenis- Jenis Hosting dan Memilih Hosting Terbaik untuk WordPress

Ada banyak jenis- jenis hosting yang perlu Anda ketahui untuk memulai website profesional Anda. Selain menggali spesifikasi kebutuhan, tentu Anda harus memikirkan juga apakah website Anda akan full coding atau menggunakan CMS seperti WordPress.

Tentu Anda mulai menyadari bahwa begitu banyak pilihan hosting yang bisa Anda gunakan. Mulai dari hosting gratis, shared hosting, VPS (Virtual Private Service), dedicated hosting, dan masih banyak lagi.

Ada hosting yang menawarkan biaya kurang dari US$5 per bulan, sementara di sisi lain, ada juga provider yang menawarkan hosting dengan biaya US$100 per bulan. Untuk pemula, hal ini bisa sangat membingungkan.

Memilih Hosting yang Tepat untuk Situs Web WordPress

WordPress adalah layanan CMS yang paling banyak digunakan blogger saat ini. Dengan WordPress, membuat website menjadi sebuah pekerjaan yang sangat mudah.

Jika Anda menggunakan WordPress, maka hosting yang Anda gunakan harus memenuhi persyaratan dasar ini terlebih dulu :

  • Mendukung mod_rewrite Apache module
  • Mendukung HTTPS
  • PHP versi 7 atau diatasnya
  • MySQL 5.6 atau diatasnya OR MariaDB 10.0 or diatasnya

Bagaimana jika perusahaan hosting hanya mempunyai versi PHP atau MySQL yang lebih tua? WordPress juga dapat bekerja dengan PHP 5.2.4+ dan MySQL 5.0+. Namun sayangnya, menggunakan versi yang tua dapat meningkatkan resiko keamanan di situs web Anda.

Hal yang tidak kalah penting untuk Anda pertimbangkan dalam memilih hosting adalah spesifikasi, harga, hardware, dan fitur tambahan. Detail mengenai  hal- hal penting ini dapat Anda baca di ulasan Panda sebelumnya : 10 Hal yang Wajib Anda Pertimbangkan Sebelum Memilih Web Hosting.

Jenis- jenis Hosting yang Perlu Anda Ketahui

Mengenal Jenis- Jenis Hosting dan Memilih Hosting Terbaik untuk WordPress

Setelah membaca artikel hal- hal yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memilih web hosting, langkah selanjutnya adalah mengetahui jenis- jenis hosting.

Dengan mengenali jenis- jenis hosting ini, akan lebih mudah untuk Anda menjatuhkan pilihan hosting yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

1. Hosting Gratis (Free Web Hosting)

Hosting Gratis memang menggoda, namun, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan Anda?

Mungkin ini cukup jika Anda hanya membuat situs web yang tidak menyita terlalu banyak space dan bandwidth atau situs kecil dengan trafik rendah. Misalnya untuk kebutuhan tugas sekolah atau situs pribadi tanpa memikirkan pengembangan bisnis.

Hosting gratis biasanya mempunyai bandwidth, disk space, akun email, technical support dan fitur teknis yang terbatas. Selain itu, perlu diingat juga kalau hosting gratisan berarti minim kustomisasi.

Salah satunya, pengguna tidak bisa menggunakan nama domain sendiri, melainkan hanya subdomain. Misalnya saja saat Anda membuat website di WordPress.com, maka situs web Anda akan menjadi http://www.namawebsite.wordpress.com.

Di platform yang berbeda, situs web Anda bisa jadi mempunyai nama web berupa http://www.freesite.com/namasitus. Salah satu efeknya, nama domain Anda menjadi panjang, terikat dengan branding platform hosting, serta lebih sulit untuk diingat.

Jika Anda ingin membuat situs web yang lebih kaya konten, lebih profesional dan ingin menjangkau lebih banyak pengunjung serta memilih nama domain yang tepat untuk website Anda, maka hosting gratisan tidak Panda rekomendasikan.

2. Shared Hosting

Shared Hosting adalah layanan hosting berbayar dimana banyak akun hosting akan diletakkan bersama- sama dalam satu server dengan jenis layanan yang sama. Dengan shared hosting, setiap situs web hosting menggunakan nama domain sendiri, dan dihost di satu server yang dapat menampung 100 web lainnya secara bersamaan.

Dibandingkan dengan jenis hosting VPS atau dedicated, Shared hosting mempunyai kisaran harga yang lebih terjangkau. Perusahaan hosting biasanya menawarkan shared hosting dengan harga kisaran Rp 10.000 hingga Rp 50.000 per bulannya.

Dengan menggunakan shared hosting, sebuah website biasanya sudah dapat menampung visitor sebanyak ribuan hingga puluhan ribu per harinya.

3. Dedicated Hosting

Dedicated Hosting adalah jenis hosting yang bisa digunakan dengan sumber daya yang didedikasikan untuk klien tunggal. Berbeda dengan Shared Hosting yang menyangga beberapa pengguna sekaligus, Dedicated Hosting hanya menyangga satu pengguna untuk satu web hosting.

Dengan ini, maka Anda dapat leluasa dalam menggunakan sumber daya, bandwidth, dan disk space untuk menyimpan file- file Anda.

Setiap perusahaan hosting umumnya akan menawarkan paket yang berbeda- beda serta dengan harga yang berbeda- beda untuk satu paket layanan Dedicated Hosting. Perbedaan harga ini biasanya seringkali terjadi karena perbedaan hardware, alokasi reseource, dan fitur tambahan yang ditawarkan.

Hosting Dedicated sangat powerful untuk website- website yang memiliki jumlah trafik sudah sangat besar dan tidak bisa t
ertampung lagi pada Shared Hosting. Saat ini terjadi, mau tidak mau, pengguna harus meng-upgrade hosting mereka ke Dedicated Hosting.

4. VPS (Virtual Private Server)

VPS (Virtual Private Service) Hosting

VPS adalah Virtual Private Server adalah jenis web hosting yang menawarkan server virtual untuk klien sehingga klien dapat mengelola server tersebut dengan sesuka hati. Konsep virtual dari VPS ini sebenarnya punya kemiripan dengan skema Shared Hosting, dimana satu web hosting dapat menampung beberapa situs web.

Namun kebanyakan perusahaan hosting cenderung mendedikasikan VPS untuk oleh satu pengguna saja. Dengan sistem satu pengguna saja, VPS Hosting dapat menjamin sumber daya yang tersedia untuk klien dengan menggunakan sistem teknologi virtualisasi.

Hal ini membuat server dan website klien menjadi lebih tangguh dan stabil. VPS Hosting ini sangat cocok untuk digunakan oleh website- website yang mempunyai jumlah trafik sangat besar.

5. Cloud Hosting

Cloud Hosting adalah salah satu jenis hosting yang menggunakan teknologi konsep komputasi awan. Layanan hosting ini diyakini mempunyai kecepatan yang lebih baik dan diklaim lebih aman dibandingkan dengan jenis web hosting lainnya.

Cloud Hosting juga biasanya tidak mengandalkan satu server di satu lokasi saja, melainkan menggunakan banyak server yang tersebar luas di berbagai penjuru dunia.

Server Cloud Hosting mempunyai cara kerja saling melengkapi satu sama lain. Jika salah satu server bermasalah karena ada gangguan atau hal lainnya, maka server lain akan menggantikannya.

Dengan kelebihan yang i
a miliki ini, Cloud Hosting mempunyai harga yang lebih mahal dibandingkan dengan Shared Hosting.

6. Jenis Hosting Lainnya

Selain lima hosting di atas, jenis- jenis hosting lainnya yang dapat Anda jumpai antara lain : 

  • Reseller web hosting
  • Managed hosting service
  • Colocation web hosting service
  • Clustered hosting
  • Grid hosting
  • Home server

Selain itu, ada juga beberapa jenis hosting yang spesifik penggunaannya sesuai dengan kebutuhan pengguna, seperti :

  • File hosting service
  • Image hosting service
  • Video hosting service
  • Blog hosting service
  • Paste bin
  • Shopping cart software
  • E-mail hosting service

Kesimpulan

Sebelum menentukan jenis hosting apa yang perlu Anda beli, penting untuk mengidentifikasi lebih dulu seperti apa kebutuhan hosting Anda. Dan tentu saja, penting untuk mengenali apa itu hosting, fungsi dan cara kerjanya untuk membantu proses identifikasi Anda.

Untuk pengguna WordPress, Anda bisa memilih hosting yang memenuhi kebutuhan dasar yang Panda ungkapkan di atas. Di tahap awal, untuk website professional, shared hosting di rasa sudah sangat mencukupi.

Ada juga WordPress Hosting yang menawarkan tambahan thema dan fitur khusus untuk pengguna WordPress. Tidak mutlak harus dengan jenis hosting ini, tapi pemilihan hosting ini akan memberi dukungan positif untuk memaksimalkan kinerja web WordPress Anda.

Pengertian Domain, Fungsi, Jenis dan Cara Kerjanya

Pengertian Domain, Fungsi, Jenis dan Cara Kerjanya

Bicara website dan hosting, tidak lengkap rasanya kalau tidak ikut serta membicarakan domain. Ibarat sebuah rumah, domain adalah alamat yang menjadi identitas rumah tersebut. Tanpa domain, tentu tidak bisa kita sampai ke alamat tujuan kita.

Secara umum, domain berfungsi memudahkan pengguna internet untuk mencari dan menuju informasi yang mereka inginkan. Berbekal alamat domain, mereka dapat masuk ke pustaka konten dan informasi dari sebuah website.

Tentang apa itu domain, fungsi dan cara kerjanya, Panda akan mengulasnya secara lengkap melalui artikel ini. Mari kita simak bersama!

A. Pengertian Domain

Hal- hal yang harus dilakukan setelah membeli domain baru

Secara sederhana, domain dapat kita artikan sebagai alamat yang akan mengantarkan seseorang ke laman website yang akan dituju. Domain adalah bentuk sederhana dari alamat IP yang berupa kombinasi angka yang rumit.

Pengertian dari domain ini sendiri adalah nama yang diberikan untuk mengidentikasi sebuah jaringan tanpa menggunakan alamat IP yang terdiri dari angka- angka yang rumit dan sulit dihafal.

Dengan menggunakan nama domain, tentu lebih memudahkan siapapun untuk mengaksesnya. Sebagai contoh, Anda tentu lebih mudah mengingat alamat pandagila.com daripada 182.111.5.5, bukan?

Domain in sendiri terdiri dari dua elemen utama. Contohnya Pandagila.com, terdiri dari nama website (Pandagila) dan ekstensi (.com). Dengan nama domain ini, Anda tidak perlu repot- repot mengecek alamat IP dari web Pandagila. Langsung ketik nama dan ekstensi domain Panda, dan voila… Anda akan sampai di laman web ini.

B. Apa itu Subdomain, DNS dan Nameserver?

Nah, sekarang kita perlu berkenalan dengan beberapa istilah yang sering berkaitan dengan domain, selain hosting yang kita bahas di atas. 

B.1 DNS (Domain Name Server)

DNS atau Domain Name Server adalah sebuah sistem database yang berfungsi untuk mentranslasi atau mengarahkan nama domain menjadi IP address dan sebaliknya.

Saat Anda membeli domain dan hosting, mereka tidak seketika terhubung begitu saja. Pasalnya, keduanya adalah dua hal yang berbeda. Anda membutuhkan bantuan DNS. Dengan DNS, Anda bisa mengarahkan domain ke layanan apapun sesuai kebutuhan Anda.

DNS ini sendiri terdiri beberapa record, antara lain NS Record, A Record, CNAME, PTR, TXT, SOA, dan sebagainya.

Melalui DNS, ANda bisa mengarahkan domain ke IP server yang Anda butuhkan melalui setting DNS di panel domain tempat Anda membeli layanan tersebut.

B.2 Name Server (NS)

Selanjutnya, Nameserver adalah nama unik yang mewakili nama server penyimpan database name system atau Server DNS, dimana di dalamnya ada informasi IP address yang menuju ke server hosting yang telah ditentukan sebelumnya.

Agar mudah mengingatnya, umumnya nameserver menggunakan nama domain.

Contoh NS adalah berikut :

  • Ns1.pandagila.com
  • Ns2.pandagila.com

B.3 Subdomain

Domain dan subdomain tidak bisa dipisahkan. Subdomain dapat Anda gunakan untuk memisahkan domain lain yang masih merupakan turunan dari domain utama Anda.

Subdomain bisa kita sebut sebagai alias dari domain utama. Biasanya subdomain akan memuat kata atau nama yang lebih khusus dari keseluruhan website.

Misalnya saja untuk website ecommerce, biasanya mereka akan mempunyai blog.domain.com yang merupakan subdomain dari www.domain.com. Kata blog ini lah yang kita sebut dengan subdomain.

Subdomain biasanya kita gunakan agar konten yang ada di dalamnya terpisah dari konten utama dari website. Dalam contoh subdomain blog di web ecommerce tadi, seringkali dimaksudkan sebagai konten edukasi dari ecommerce tadi.

Dengan adanya subdomain, pemilik website tidak akan bingung untuk menambahkan artikel, tanpa merusak estetika toko online.

Manfaat lain dari subdomain antara lain :

  • Search engine akan melihat subdomain ini sebagai website unik yang tidak terhubung dengan domain utama. Artinya, peringkat subdomain juga bisa naik dan mengimbangi domain utama.
  • Saat dikelola dengan baik, subdomain bisa langsung terindeks dengan cepat. Subdomain akan mendapat manfaat dari domain utama dan bisa menggeser turun website kompetitor.

C. Perbedaan Domain vs Hosting

Ada domain, ada juga hosting. Apa bedanya?

Seperti yang Panda jelaskan di atas, domain adalah alamat yang akan membawa pengguna ke sebuah laman website. Sedangkan hosting, seperti yang Panda jelaskan dalam pengertian hosting, merupakan tempat menyimpan semua file dan data website.

Untuk memudahkan memahaminya, kita bisa menggunakan analogi perumahan. Di sebuah perumahan, hosting adalah rumah yang Anda tinggali, dimana Anda bisa menyimpan semua perabotan. Sedangkan domain adalah alamat rumah Anda.

Tanpa adanya alamat, orang- orang akan kesulitan untuk mengunjungi rumah Anda. Sedangkan tanpa adanya perumahan itu, orang- orang juga tidak bisa mengunjungi tempat Anda tinggal karena itu mungkin hanya sepetak tanah kosong.

Artinya, domain dan hosting punya hubungan yang sangat erat. Tanpa hosting, Anda tidak bisa meletakkan file- file website Anda. Pengunjung hanya bisa menemukan laman web kosong tanpa konten.

Dan tanpa domain, semua akan menjadi percuma karena orang- orang tidak tahu cara mengunjungi Anda.

D. Mengenal Addon Domain dan Parking Domain

Selain pengertian domain, subdomain, dan DNS, kita juga perlu kenalan dengan Addon Domain dan Parking Domain. Layanan hosting terbaik biasanya akan menawarkan addon domain gratis dengan batasan tertentu setelah Anda membeli sebuah domain.

Mari kita ketahui keduanya dengan baik.

D.1 Addon Domain

Addon domain adalah domain yang ditambahkan setelah Anda mempunyai domain utama. Kendati begitu, addon domain tidak bekerja seperti subdomain.

Subdomain biasanya menggunakan nama domain utama, sedangkan add domain adalah domain independen dengan konten dan sasaran yang jelas berbeda. Domain ini nanti akan masuk ke sub-direktori pada folder public_html di cPanel hosting.

Meski berada dalam sub folder, pengunjung tidak akan sadar kalau domain tersebut merupakan addon domain. Ini karena tampilannya selayaknya website dengan domain terpisah.

Misalnya, jika ada domain halogeet.com yang merupakan addon dari pandagila.com, maka folder halogeet.com akan berada di dalam folder public_html milik pandagila.com. Namun, secara langsung, keduanya berdiri sendiri sebagai website independen.

D.2 Parking Domain

Apakah Anda sering mendengar istilah parking domain? Parking domain atau parked domain merupakan nama domain yang diarahkan ke domain utama.

Apakah ini artinya redirect? Atau ada bedanya? Tentu saja berbeda.

Redirect adalah saat Anda mempunyai domain utama contohdomain.com, lalu membuat domain baru contohdomain.id. Domain .com kemudian akan di-redirect ke domain .id sehingga pengunjung bisa mengakses domain lama dengan redirect langsung ke contohdomain.id dan tidak masuk ke laman error 404.

Parked domain adalah domain yang digunakan untuk menyimpan lebih dari satu nama domain untuk website yang sama. Domain ini biasanya dimaksudkan untuk pengembangan dan perlindungan terhadap kemugnkinan cybersquatting.

Contohnya saat Anda mempunyai example.com, dan juga membuat example.net. Pengunjung yang mengakses example.net akan mengakses isi halaman yang sama persis dengan domain example.com. Namun saat ada link yang diklik, nanti pengunjung akan diarahkan ke domain utama.

E. Cara Kerja Domain

Setelah memahami apa itu domain, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara kerja domain.

Seperti yang kita ketahui, fungsi utama dari domain adalah mengantarkan Anda menuju ke website tertentu. Jumlah domain di dunia ini sangat banyak, berkisar jutaan domain. Meski setiap domain unik, akan tetap sulit menemukannya jika alamat- alamat ini tersebar tak karuan.

Oleh karena itu, domain- domain tersebut dikumpulkan ke dalam sebuah daftar kontak yang disebut dengan DNS Server. Layanan web hosting ini lah yang mengelola DNS server ini.

Saat domain yang Anda cari sudah ditemukan dalam DNS Server, browser dapat menampilkan halaman yang Anda inginkan. Jika alamat tersebut belum ketemu, maka akan dicari di DNS Server lainnya.

Dalam menjalankan fungsinya, domain bekerja seperti shortcut yang mengarahkan kita ke server yang membuat website online.

F. Jenis- jenis/ Tipe Domain

Ada beberapa tipe domain yang perlu Anda ketahui :

1. Top Level Domain (TLD)

TLD Top Level Domain

Top level domain (TLD) adalah ekstensi domain yang terletak di belakang nama website. Contohnya adalah pandagila.com, dengan TLD berupa .com.

TLD populer karena paling umum dan mudah diingat, sehingga banyak sekali yang menggunakan. Contoh dari TLD ini antara lain .com, .net, .org, .biz.

TLD ini sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu Generic Top Level Domain (gTLD), Country Code Top Level Domain (ccLTD), gTLD – generic Top Level, dan Premium Top Level Domain.

1.1. Generic Top Level Domain (gLTD)

Generic Top Level Domain (gTLD) adalah domain yang mempunyai ekstensi umum, tanpa identifikasi lokasi, jenis organisasi, atau tujuan kepemilikan website.

Berikut adalah beberapa jenis ekstensi gTLD yang populer dan kecenderungan fungsinya :

  • .com : untuk website dengan kebutuhan komersial.
  • .biz : untuk website bisnis.
  • .org : untuk website organisasi.
  • .edu : untuk instansi pendidikan.

Kelebihan dari domain gTLD adalah :

  • Ekstensi yang populer dan mendunia, sehingga sangat mudah dikenali.
  • Proses pendaftaran domain mudah dan cepat.
  • Harga relatif murah dari ekstensi lain.

Kekurangan domain gTLD adalah :

  • Pencarian nama domain lebih kompetitif karena semua orang bisa mendaftarkannya.
  • Resiko tinggi untuk aktivitas ilegal, seperti phising atau cyber crime lainnya, karena pendaftaran tidak perlu menyerahkan identitas.

1.2 Country Code Top Level Domain (ccTLD)

Selanjutnya ada juga Country Code Level Domain (ccTLD). ccTLD adalah domain yang menampilkan identitas negara dan mengidentifikasikan bahwa konten ditujukan untuk masyarakat dari negara tersebut.

Karena memuat identitas negara, maka domain ccTLD ini memuat inisial negara. Contohnya adalah : .id, .sg, .cn, .au, dan sebagainya.

Selain ccTLD utama, ada beberapa nama variasi domain ccTLD, sesuai kebijakan masing- masing negara. Misalnya untuk nama variasi domain di Indonesia :

  • .ac.id : untuk identifikasi lingkungan atau lembaga akademik tingkat perguruan tinggi. 
  • .co.id : untuk identifikasi organisasi komersial atau perusahaan.
  • .sch.id : merupakan domain khusus untuk website sekolah.
  • .web.id : untuk organisasi atau perorangan.
  • .go.id : adalah domain khusus untuk instansi pemerintahan.

Kelebihan domain ccTLD :

  • Menunjukkan identitas asal negara website dan pemilik. Pembelian domain ini wajib menggunakan kartu identitas atau paspor.
  • Mempunyai reputasi yang baik karena ada syarat khusus untuk pembelian domainnya.
  • Pilihan nama domain lebih banyak.
  • Lebih efektif untuk menjangkau target market dalam negeri karena hasil pencarian akan diutamakan sesuai asal negara domain.

Kekurangan domain ccTLD :

  • Spesifik ke satu negara, tidak cocok untuk Anda yang ingin menjangkau pasar internasional.
  • Prosedur pendaftaran yang lebih rumit dari domain ekstensi .com.
  • Harga cenderung lebih mahal dari ekstensi lain.

1.3 Premium TLD

Premium TLD adalah alternatif penamaan domain dengan menggunakan ekstensi- ekstensi premium. Contohnya seperti .site, .travel, .host, .doctor, dan ekstensi lainnya.

Penggunaan domain premium TLD ini cenderung memberi penekanan spesifikasi sebuah website. Misalnya untuk ekstensi .travel, besar kemungkinan website ini membahas tentang travel atau layanan produk/ jasa travel. Begitu juga dengan ekstensi lainnya.

Kelebihan domain Premium TLD :

  • Spesifik merujuk ke spesifikasi sebuah website.
  • Alternatif domain .com yang sudah orang lain miliki.

Kekurangan domain Premium TLD :

  • Harga relatif lebih mahal dari ekstensi domain lainnya.
  • Ekstensi domain tidak sefamiliar domain gTLD biasa.

2. Second Level Domain (SLD)

Tipe domain selanjutnya adalah Second Level Domain, atau SLD, atau 2LD. SLD merupakan bagian dari domain, yang letaknya sebelum ekstensi TLD.

SLD biasanya merujuk pada nama organisasi, instansi, atau nama pilihan yang digunakan. Atau sebut saja, SLD adalah nama domain itu sendiri. Misalnya dari www.pandagila.com , maka .com adalah TLD nya, dan pandagila adalah SLD nya.

Karena SLD adalah bagian penting dari alamat website Anda, maka penting untuk memilihnya dengan bijak. Buatlah dengan nama yang mudah diingat dan tidak terlalu panjang. Lebih lengkapnya, Anda bisa membaca artikel Panda : Tips Memilih Nama Domain yang Baik untuk Website Anda.

TLD, SLD dan 3LD dalam domain

3. Third Level Domain

Selain SLD, ada juga yang namanya Third Level Domain atau 3LD. Third level domain ini letaknya paling depan dari satu kesatuan URL nama domain.

Misalnya saja dalam komponen www.pandagila.com tadi, maka third level domain nya adalah www itu sendiri. Ada juga yang menyebut 3LD ini sebagai subdomain.

Misalnya untuk alamat webmail.pandagila.com atau blog.zalora.com, maka yang menjadi 3LD nya adalah webmail dan blog di masing- masing website.

G. Kesimpulan

Cukup mudah untuk memahami pengertian domain, jenis dan cara kerjanya, bukan?

Pengertian domain adalah sebuah nama yang diberikan untuk mengidentifikasi sebuah jaringan tanpa menggunakan alamat IP (internet protokol), karena IP terdiri dari angka- angka yang rumit dan sulit dihafal.

Dengan menggunakan nama domain, pengunjung akan lebih mudah menemukan dan mengakses alamat website yang ia kunjungi.

Untuk mempunyai domain sendiri, penting untuk Anda mengenali jenis- jenis domain, cara kerjanya dan juga apa itu hosting. Selanjutnya, Anda bisa membeli domain di perusahaan layanan hosting dan domain.

Saat mendaftar, Anda bisa memilih nama website dengan ekstensi sesuai yang Anda inginkan. Selama nama yang Anda pilih belum ada yang menggunakan, maka Anda akan bisa memilihnya.

Apa itu Inodes? Cara Cek dan Mengurangi Jumlah Inodes di Hosting

Apa itu Inodes? Cara Cek dan Mengurangi Jumlah Inodes di Hosting

Jumlah inodes yang membengkak adalah salah satu kendala yang sering webmaster alami berkaitan dengan web hosting. Kebanyakan orang biasanya tidak aware dengan masalah inodes sampai mereka mengalami masalah ini.

Saat inodes mencapai limit, perusahaan layanan hosting akan mengirim notifikasi ke email webmaster untuk meminta admin agar melakukan pengurangan inodes. Jika tidak, performa server dan website akan terganggu.

Nah, karena masalah inodes itu sedikit tricky, di artikel ini Panda akan mengulas secara khusus tentang apa itu inodes, dan cara mengurangi jumlah inodes di hosting.

Pengertian Inodes dalam Hosting

Apa sih sebenarnya Inodes itu?

Sederhananya, Inodes adalah jumlah file yang dapat ditampung di sebuah akun hosting. Baik itu data file yang tersimpan di File Manager atau pun di email yang tersimpan di hosting kita.

Yang menjadi highlight alias sumber masalah disini adalah Jumlah file ya, bukan ukuran. Jadi meskipun ukuran file nya kecil, namun banyak sekali, tentu efeknya langsung terasa di Inodes ini.

Setiap provider hosting mempunyai kebijakan yang berbeda- beda terkait penggunaan Inodes ini. Ada yang dengan gamblang membatasi dan mencantumkan batas maksimal inodes yang diperbolehkan.

Namun ada juga yang tidak membatasi tapi saat mencapai limit tertentu akan mengirimkan notif peringatan. Sama saja ada batas maksimal kalau dipikir- pikir, ya kan?

Apa yang Terjadi jika Inodes Penuh dan Mencapai Batas Limit?

Misalnya di HostGator, untuk shared hosting, ada yang namanya soft limit dan hard limit terkait Inodes ini.

Soft limit yang mereka berikan untuk akun shared hosting adalah 100.000. Jika pengguna sudah mencapai 100.000 Inodes lebih, maka auto back up tidak bisa dilakukan.

Sedangkan untuk hard limit yang mereka berlakukan di akun shared hosting saat ini* adalah 250.000. Jika mencapai atau lebih dari 250.000, pengguna akan segera mendapat warning agar mereka mengurangi Inodes mereka atau melakukan upgrade.

Jika pengguna tidak segera melakukan tindakan, maka akan ada ancaman suspend untuk akun yang bersangkutan. Pasalnya, ini bisa mengganggu kinerja server dan juga performa website lain dalam shared hosting tadi.

Provider hosting lain punya kebijakan yang tidak terlalu berbeda antara satu dan yang lainnya. Perbedaannya mungkin di besaran Inodes yang mereka perbolehkan.

Cara tahu Inodes di hosting kita berapa bagaimana ya?

Di bagian CPanel masing- masing, informasi inodes biasanya ada di bagian kiri atau kanan. Ada yang langsung menuliskannya dengan nama inodes, ada juga yang menulis ‘file usage’. Disana terlihat juga biasanya limit Inodes yang hosting perbolehkan untuk pengguna.

Melihat batas inodes

Apa Akibatnya Jika Jumlah File Mencapai Batas Limit?

Seperti yang Panda sebutkan sebelumnya, masalah yang akan terjadi karena inodes mencapai batas maksimal ini akan disesuaikan dengan kebijakan masing- masing layanan hosting. Umumnya, masalah yang mereka alami akan sama, yaitu :

  • Auto backup akan terhenti secara otomatis (kebijakan beberapa provider hosting*) 
  • Tidak bisa upload file baru
  • Performa hosting secara keseluruhan dapat terganggu dan bisa menurunkan kinerja website

Tentu saja kita tidak ingin masalah ini terjadi, bukan?

Cara Mengatasi Masalah Inodes di Hosting

Sederhananya, karena Inodes itu berarti jumlah file di hosting, maka cara mengurangi jumlah inodes adalah dengan menghapus file yang ada di hosting. Coba lah dengan mulai mencari file yang tidak terpakai di direktori/ database, back up yang sudah tidak terpakai, atau dengan menghapus email lawas di hosting.

Jika selama ini Anda men- setting auto backup, maka file ini akan tersimpan di File Manager, dan bisa menjadi sumber permasalahan Inodes yang besar. Bisa juga email yang banyak terisi spam, pesan atau notifikasi yang masuk ke email domain.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk mengurangi jumlah inodes di hosting :

1. Jangan buru- buru pindah hosting

Pengalaman di Hostgator saat mendapat peringatan Inodes tujuh tahun lalu (Inodes saya mencapai 400.000), Saya langsung berpikir untuk pindah hosting. Saat itu Panda memang masih minim pengalaman dan panik.

Pikir saya waktu itu, buat apa hosting unlimited kalau Inodes nya terlalu dibatasi. Waktu itu, asumsi Saya, jumlah file membengkak karena memang menampung beberapa blog di satu hosting, Inodes Saya membengkak.

Nyatanya, pindah hosting tidak menyelesaikan masalah. Setelah saya pindah data satu blog ke hosting baru. Inodes saya tidak lama mencapai 400.000 juga. Saya juga mendapatkan peringatan penggunaan dari hosting ini.

Jadi, langkah awal apa yang seharusnya Saya lakukan : jangan pindah hosting dulu sebelum tahu problemnya ada dimana.

2. Identifikasi masalah, cari tahu apa penyebabnya

Cari tahu apa masalahnya sebelum bertindak.

Apa benar karena banyaknya file tidak terpakai di direktori? Atau file hosting bengkak karena email yang menumpuk? Apa benar karena file backup tidak di hapus? Apa benar file sampah masih nongkrong di folder sampah?

Jika iya, hapus semua file itu sesuai rekomendasi dari provider hosting Anda.

Sudah dihapus, kok Inodes masih sama? Coba clear cache dan tunggu beberapa menit. Setelah dicek lagi, kok Inodes masih sama? Atau malah ada penambahan? Hmmmm….

Jangan- jangan itu karena duplicate images yang otomatis dibuat WordPress? Persis seperti pengalaman Panda dulu. Jika ini yang mungkin terjadi, cobalah atasi duplikat image seperti anjuran artikel berikut :  Cara Mengatasi Gambar Duplikat di WordPress yang Membuat Inodes Bengkak.

3. Back up Data : WAJIB

Kalau sayang dengan blog Anda, lakukan back up terlebih dulu sebelum melakukan update apapun untuk blog Anda. Terutama karena tindakan yang akan Anda lakukan ini ada hubungannya dengan menghapus file. 

4. Lakukan action nya sekarang juga

Kalau sudah back up data, Anda boleh PD untuk mulai mengambil solusi untuk mengurangi jumlah Inodes tadi. Entah itu dengan menghapus file di direktori, back up atau email di server.

Kesimpulan

Jumlah file yang terlalu banyak dan membengkak memang bisa menjadi sumber masalah di hosting. Sering tidak sadar, file membengkak bukan karena kesengajaan kita dalam banyak unggahan website.

Tapi juga bisa karena banyaknya spam email dan juga gambar duplikat otomatis seperti pada poin no. 2. Dari proses identifikasi, mana yang menjadi sumber masalah di hosting Anda?

Setelah mengikuti 4 langkah di atas untuk mengurangi jumlah inodes di hosting, idealnya Anda sudah terbebas dari masalah inodes ini. Namun jika tetap mendapatkan warning, ada baiknya Anda menghubungi provider hosting Anda untuk mendapatkan bantuan teknis.

Semoga bermanfaat!

Catat, Ini Modus Penipuan Belanja Online Terhadap Penjual dan Pembeli

Catat, Ini Modus Penipuan Belanja Online Terhadap Penjual dan Pembeli

Penipuan dalam belanja online memang bukan kasus baru dalam cyber crime. Karena kenyataannya, jenis penipuan ini tidak pernah kehabisan modus dan korban. Terlebih dengan teknologi yang semakin canggih, semakin banyak pula oknum yang cerdik dalam mencari celah.

Mulai dari barang impian yang sudah dinanti- nanti tidak kunjung datang, hingga produk tidak sesuai dengan deskripsi.

Mengenal Berbagai Modus Penipuan Belanja Online

Kemajuan teknologi digital memang banyak mengubah perilaku berbelanja masyarakat. Dul, belanja normalnya hanya lewat jalur pasar dan toko konvensional. Kini tidak sedikit konsumen lebih memilih belanja online lantaran lebih mudah, praktis, dan seringkali lebih murah.

Dengan jumlah transaksi yang sangat besar di bisnis belanja online, ada beberapa orang yang memanfaatkan bisnis ini sebagai ladang penipuan. Yang ditargetkan bukan hanya pembeli saja, tapi seringkali juga penjual.

Agar kita berhati- hati, ada baiknya kita memahami beberapa jenis modus penipuan belanja online yang sering terjadi. Mari kita simak bersama :

A. Modus Penipuan Online yang Menjerat Pembeli

1. Situs Belanja Online Palsu melalui Email Phising

Hover link untuk melihat alamat website

Phising adalah metode untuk melakukan penipuan dengan cara mengelabui target dengan tujuan untuk mengambil alih akun milik target. Phising ini biasanya dilakukan dengan mengirim email atau chat berisi link jebakan, yang seolah- olah mengarah ke toko online, padahal situs itu adalah situs palsu.

Dalam kasus ini, penipu mengincar identitas dan informasi pembayaran korban. Informasi yang diincar ini biasanya berupa akun login, nama, alamat, nomor kontak, rekening kita, dan bahkan kartu kredit atau kartu debit.

Dalam situs palsu ini korban juga bisa digiring untuk melakukan transaksi hingga melakukan pembayaran. Atau jika akun kita mempunyai saldo di situs tersebut, penipu berupaya untuk menarik saldo tersebut berbekal akun login yang berhasil dicurinya.

2. Pencurian Data Transaksi Belanja

Dalam kasus pencurian data transaksi belanja, kita seringkali tidak sadar telah menjadi korban kejahatan belanja online. Pencurian data ini sering terjadi di situs belanja yang tidak dilengkapi dengan keamanan yang memadai seperti enkripsi dan anti hacking. Bahkan untuk situs yang terlihat legal dan kredibel sekalipun.

Pelanggan bahkan mungkin tidak pernah tahu jika datanya dicuri sebelum ada penyalahgunaan terhadap rekening kartu debit atau kartu kreditnya.

3. Tidak Menerima Pesanan

Kasus penipuan belanja online jenis ini bisa dibilang paling sering terjadi. Setelah melakukan pembayaran melalui transfer bank atau kartu kredit, penjual kemudian memberikan nomor resi palsu seolah- olah barang sudah dikirim.

Namun selang berapa lama, pembeli tidak pernah menerima barang tersebut. Tracking resi pun tidak sesuai dengan data si pemesan. Saat penjual dihubungi, dia menghindar dan hilang entah kemana.

Di kasus yang lain, penjual biasanya menawarkan produk mahal dengan iming- iming harga cuci Gudang. Setelah transaksi dilakukan, pembeli langsung diblokir dan penjual berusaha kabur.

Untuk mencegah hal ini, biasakan lah untuk mencari tahu apakah toko online yang Anda kunjungi benar- benar terpercaya atau abal- abal. Luangkan waktu untuk mencari tahu apakah toko tersebut atau nomer rekeningnya pernah mendapatkan review negatif atau laporan penipuan

4. Barang Palsu atau Tidak Dikirim Sesuai Pesanan

Tidak sedikit toko online yang mengaku menjual barang ORI berkualitas dengan harga murah, namun setelah transaksi mereka lakukan, ternyata barang yang adalah palsu dan tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertera di iklan atau deskripsi produk.

Untuk menghindari hal ini, cobalah untuk berbelanja di official store jika memang ingin membeli produk yang original.

5. Tambahan Biaya Tersembunyi

Ada modus dimana saat pembeli melakukan transaksi dan sudah melakukan pembayaran, ternyata harga yang tercantum di situs web tidak valid. Ada kenaikan, atau biaya tambahan tidak terduga yang nominalnya membuat bengong.

Akibatnya, Anda mendapatkan tagihan baru untuk membayar kekurangan transaksi sebelumnya. Karena sudah melakukan pembayaran di awal dan tidak bisa diproses refund, mau tak mau, Anda harus mengeluarkan biaya tambahan agar transaksi Anda dapat diproses oleh penjual.

Untuk kasus seperti ini sebenarnya masih dalam perdebatan. Ada banyak penjual yang meng-klaim hal ini tidak sengaja m
ereka lakukan dan nominal tambahan yang dibebankan tidak terlalu jauh. Namun dari sisi pembeli, tentu saja hal ini  bisa sangat merugikan mereka.

6. Jual Murah untuk Memancing Pembelian Jumlah Banyak, Namun yang Dikirim Kurang

Tidak sedikit penjual yang rela banting harga di marketplace. Tujuannya tentu saja agar produk jualan laris manis di marketplace

Harga yang murah berpotensi membuat toko muncul di posisi teratas dan memancing pembeli untuk bertransaksi. Sayangnya, modus jual murah ini sering merugikan pembeli saat mereka melakukan transaksi jumlah banyak.

Sebagai contoh, Anda bisa melihat banyak transaksi di marketplace yang menuai komplain lantaran barang yang seller
kirimkan tidak sebanyak jumlah yang dipesan. Kasusnya bukan sekali dua kali, tapi berkali- kali.

Belum bisa dipastikan apakah oknum penjual ini melakukan trik ini untuk mengcover margin minim yang mereka lakukan karena menjual murah. Namun yang pasti, hal ini tentu merugikan pembeli.

7. Misleading Informasi & Gambar Produk

Misalnya saja, ada penjual yang menjual sarung bantal lucu. Di gambar tersebut tidak terlihat kalau yang seller jual adalah sarungnya, karena yang terlihat adalah bantal lucu. Deskripsi produk pun tidak jelas, hanya menginformasikan ukuran, dan jenis bahan.

Karena harga relatif murah, buyer pun membeli produk tersebut karena kebetulan sedang mencari bantal yang lucu.

Saat barang datang, ternyata, bukan bantal, melainkan hanya sarung nya saja. Mengecewakan, ya?

Lain halnya jika penjual sudah menginformasikan dengan jelas di judul dan deskripsi produk bahwa yang mereka jual bukan bantalnya, melainkan sarung/ covernya. Jika seperti ini, tentu kesalahan ada pada pembeli yang tidak teliti membaca deskripsi produk.

8. Klaim Hasil Berlebihan, Namun Ternyata Zonk

Modus penipuan dengan iming- iming hasil yang fantastis, padahal hasilnya zonk ini sering terjadi pada jenis produk herbal, suplemen, dan obat- obatan. Alih- alih memberikan informasi sejujur- jujurnya tentang khasiat produk, penjual memilih untuk memberikan klaim berlebihan dan jaminan hasil terlihat dalam waktu singkat.

Dengan iming- iming palsu ini, pembeli yang tergoda akhirnya akan merasa telah dirugikan saat menyadari hasil yang diharapkan tak kunjung terjadi.

B. Modus Penipuan Belanja Online yang Menjerat Penjual

Selain menjerat pembeli, penipuan belanja online juga sering menimpa penjual. Berikut ini beberapa modusnya :

1. COD Palsu

Kasus ini biasanya mengincar barang dengan harga relatif mahal. Calon pembeli mengajak seller untuk COD karena ingin melihat barang secara fisik. Dari komunikasi sebelumnya memang si calon pembeli ini sudah berusaha terlihat meyakinkan agar penjual juga mantap melakukan COD.

Namun, saat proses COD berlangsung, ternyata ini adalah jebakan pembeli untuk melakukan perampokan atau tindak kejahatan lainnya pada penjual. Kerugian material dan fisik bisa menjadi ancaman untuk si penjual.

COD sendiri sebenarnya metode jual-beli yang sangat umum dilakukan. Namun jika akan melakukan ini, berhati- hatilah. Lakukan di tempat yang ramai dan tidak memungkinkan terjadi tindak kejahatan.

Jika ragu dengan keamanan proses jual beli, cobalah untuk mengarahkan proses transaksi lewat rekening bersama seperti marketplace.

2. Modus e-Money/ eCash

Modus e-Cash ini juga paling sering mengelabui penjual online.

Seolah meyakinkan, customer abal- abal ini mengirimkan bukti transfer pembelian barang yang sudah seller
sepakati. Namun, saat seller melakukan pengecekan ke rekening, uang senilai bukti transfer tersebut tak kunjung masuk.

Saat penjual mengatakan uang belum masuk, pembeli ngotot bahwa transfer sudah m
ereka lakukan.Pelaku pun menawarkan agar penjual menginput kode tertentu di ATM agar uang masuk. Padahal, step by step yang diinfokan pembeli ini adalah trik untuk memindahkan saldo penjual dari ATM nya ke akun e-Money/ e-Cash si pembeli abal- abal ini.

Solusinya, jangan pernah percaya transaksi sudah dilakukan jika uang tidak benar- benar masuk ke rekening Anda. Logikanya, sebagai penerima transfer, Anda hanya duduk manis menunggu uang masuk ke rekening Anda. Bukan repot- repot memasukkan kode yang ternyata ada adalah kode top up ke akun e-cash si penipu.

Point- point Pendukung Modus Penipuan Belanja Online

Bagaimana kita yakin kalau si penjual atau pembeli ini ternyata penipu dan sedang mengintai kita sebagai mangsanya? Beberapa ciri- cirinya adalah sebagai berikut :

  • Testimoni palsu yang berlebihan.
  • Follower palsu dan komentar palsu.
  • Menggunakan fitur komentar dibatasi untuk mencegah korban lain berkomentar negatif di akunnya.
  • Ada dorongan untuk membuat kita terburu- buru (misalnya dalam kasus ecash tadi).

Semoga bermanfaat!