Menurut Bill Gates, Ini Penyebab Windows Mobile Kalah dari Android

Menurut Bill Gates, Ini Penyebab Windows Mobile Kalah dari Android

Android sudah memonopoli pasar sistem operasi ponsel hampir di seluruh dunia. Seiring dengan pertumbuhan smartphone yang semakin melimpah, Android pun berkembang semakin pesat. Setelah Android, ada iOS di posisi yang kedua. Padahal jauh sebelum itu, sempat ada juga sistem operasi besutan Microsoft, Windows Mobile, yang juga mempunyai porsi pangsa pasar, meski belum begitu banyak.

Dalam sebuah acara Konferensi DealBook yang digelar oleh The New York Times pekan lalu, Bill Gates mengungkapkan alasan dibalik kalahnya Windows Mobile dibandingkan dengan Android.

Menurutnya, salah satu penyebab terbesar adalah masalah gugatan anti-trust (monopoli) yang menghantam Microsoft di penghujung dekade 1990- an. Diakui hal tersebut cukup menghabiskan energi Microsoft sehingga mereka tak bisa fokus dalam mengembangkan OS besutan mereka.

“Padahal kami sudah dekat sekali (dalam mengembangkan OS mobile). Tapi perhatian saya terlalu teralihkan dan saya gagal,” ungkap Gates yang kala itu masih menjabat sebagai CEO Microsoft.

“Kalau bukan karena kasus anti-trust, Anda akan menggunakan Windows Mobile sekarang, bukan Android,” tambahnya, seperti dirangkum KompasTekno dari The Verge, Senin (11/11/2019).

Akibat kasus anti-trust, Microsoft terlambat mengembangkan Windows Mobile. Akibat keterlambatan ini, sistem operasi yang harusnya dipasang di sebuah ponsel Motorola yang akan diluncurkan, akhirnya gagal terpasang. Saat itu Gates tidak menjelaskan ponsel Motorola seri apa atau kapan waktu rilisnya. Spekulasi menyebutkan bahwa ponsel itu adalah Motorola Droid yang meluncur di AS 10 tahun lalu.

Sosok Bill Gates, alumni Universitas Harvard sekaligus pendiri Microsoft
Di sisi lain, peluncuran sistem operasi Android mendapatkan sambutan hangat dari pasar. Android bahkan langsung mampu bersaing dengan OS dari iOS, Windows Mobile, dan Blackberry.

Selanjutnya, Microsoft mengubah nama Windows Mobile menjadi Windows Phone 7 yang hadir di sejumlah ponsel HTC di tahun 2010 an atau dua tahun usai smartphone Android pertama yang juga buatan HTC dirilis ke pasaran.

Di awal kedatangannya, kehadiran Windows Phone 7 disebut memberi warna baru. Smartphone ini mengusung desain antarmuka baru dengan basis tile aplikasi. Sayangnya, kehadiran OS ini dirasa terlambat.

Seiring dengan perkembangan iOS dan Android yang semakin besar, posisi Windows Phone terus terhimpit. Terlebih, pasar terlanjur jatuh hati dengan iOS dan Android. Senasib dengan BlackBerry, perlahan tapi pasti, Windows Phone akhirnya tumbang.

Babak belurnya Windows Phone ini disebut Gates merupakan kesalahan terbesarnya sepanjang berkiprah di perusahaan tersebut.

“Ini adalah permainan di mana pemenang memborong semua hadiah. Sekarang tak ada seorang pun yang pernah mendengar Windows Mobile. Ada ratusan miliar dollar AS (kehilangan Microsoft dari pasar mobile) yang menguap,” ungkapnya.

Digandrungi Milenial, Penjualan Domain my.id Melesat 2x Lipat

Digandrungi Milenial, Penjualan Domain my.id Melesat 2x Lipat

Hanya dalam rentang waktu satu bulan usai dipasarkan, peminat domain my.id langsung melesat. Menurut data dari Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), mayoritas penggemar domain my.id ini berasal dari kalangan milenial.

Domain my.id ini ini menyasar target pemasaran yang cukup luas, karena bisa digunakan untuk website personal maupun yang bertujuan untuk aktivitas bisnis. Untuk para kaum millennial, domain my.id ini dirasa lebih dekat dengan kebutuhan mereka dalam mengekspresikan diri.

“Hal ini yang menjadi keunggulan nama domain my.id, karena bisa digunakan siapa saja untuk mengekspresikan diri dengan tulisan, blog, bisnis online, bahkan email pribadi. Selain itu Nama Domain my.id mudah diingat dan bisa merepresentasikan diri sebagai my identity atau my international domain,” ungkap Yudho Giri Sucahyo selaku Ketua PANDI, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/11/2019).

Tercatat di bulan September dan bulan- bulan sebelumnya, pendaftaran nama domain my.id hanya berkisar 207 pendaftaran. Namun di bulan Oktober, jumlah pendaftar melonjak hingga 10 kali lipat. Menurut catatan PANDI, jumlah pendaftar di bulan tersebut mencapai 2.491 pengguna!

Untuk terus meningkatkan penjualan domain yang dikelolanya, PANDI menyederhanakan proses pendaftaran domain my.id. Kini tidak lagi dibutuhkan verifikasi dokumen apapun untuk melakukan pendaftaran domain tersebut, dimana sebelumnya perlu menggunakan verifikasi data KTP/ paspor.

Hanya dengan verifikasi email aktif saja, maka pengguna sudah bisa menggunakan domain my.id yang diincarnya. Dengan kemudahan ini, tentu penjualan domain ini diharapkan semakin meroket, terutama karena ajakan untuk segera menggunakan domain my.id juga terus digencarkan.

“Karena nama domain ini sangat pas dipergunakan sebagai salah satu nama domain personal yang efisien untuk merefleksikan diri ke dalam dunia yang serba digital,” ungkapnya.

PANDI ini sendiri dibentuk oleh komunitas internet Indonesia bersama pemerinta terhitung sejak 29 Desember 2006 untuk mengelola registrasi domain .id. Pada 29 Juni 2007, Kominfo menyerahkan pengelolaan seluruh domain internet Indonesia kepada PANDI, kecuali domain go.id dan mil.id.

Terhitung 16 September 2014, pemerintah sepakat menetapkan PANDI sebagai registrar nama domain tingkat tinggi Indonesia.

Bagaimana dengan Anda? Tertarik untuk mendaftarkan domain my.id untuk bisnis Anda?

5 Tips Ampuh Menciptakan Sales Page Berkonversi Tinggi

5 Tips Ampuh Menciptakan Sales Page Berkonversi Tinggi

Pernah nggak sih saat sedang berselancar kemudian Anda sampai di sebuah halaman khusus (landing page) yang kontennya berupa ulasan sebuah produk sekaligus halaman transaksi itu sendiri? Jika iya, berarti Anda sudah mampir di sebuah sales page dan mempunyai gambaran tentang fungsi halaman ini.

Dalam menciptakan sebuah sales page, seorang webmaster umumnya mempunyai komponen berikut ini :

  • Headline
  • Sub-headline
  • Deskripsi produk
  • Testimoni
  • Penawaran harga spesial (informasikan diskon & harga akhir atau bonus jika memungkinkan)
  • Call to Action


Komponen tersebut tentu saja dilengkapi dengan keyword yang ditargetkan, teroptimasi secara ON-Page maupun OFF-page dan disempurnakan dengan copywriting ciamik agar menjadi sebuah halaman dengan konversi yang tinggi.

Tertarik untuk membuat sebuah sales page berkonversi tinggi? Tentu saja! Anda boleh contek tips ini sampai habis!

Menciptakan Sales Page Berkonversi Tinggi

Sudah tahu produk apa yang ingin Anda jual? Untuk memasuki tips ini, Saya harapkan Anda sudah punya produk yang akan dijual atau minimal sudah punya sedikit gambaran mau jual apa. Jika belum, Anda bisa mencoba riset produk terlebih dulu. Entah itu di marketplace atau di media sosial.

Setelah punya gambaran tentang produk yang akan dijual, Anda dapat mengikuti tips membuat sales page yang menjual berikut ini :

1. Keyword yang Kompetitif

Kata kunci atau keyword adalah fondasi penting dalam sebuah bisnis online. Untuk sebuah sales page, menentukan keyword potensial yang tepat akan membuat banyak perbedaan dalam penjualan Anda. Pelanggan akan lebih mudah menemukan Anda, dan bisnis Anda berada di jalur yang tepat dalam kompetisi bisnis.

Pro Tips :
Jika Anda adalah pemain baru dalam SEO, cobalah menghindari kata kunci dengan tingkat kompetisi yang padat atau tingkat persaingan berat. Alih- alih menggunakan keyword utama yang kompetisinya mengerikan, cobalah untuk menggunakan long-tail keyword atau kata kunci turunan.

Contohnya adalah keyword obat asam urat. Setelah Anda riset, ternyata keyword dengan dua frasa ini mempunyai tingkat persaingan yang cukup berat.

Sebagai alternatif, cobalah untuk menggunakan keyword turunan dengan tingkat persaingan dibawahnya. Misalnya saja obat asam urat tradisional, obat asam urat herbal, jual obat asam urat, toko obat asam urat atau long-tail keyword lainnya.

Dengan tingkat persaingan yang tidak terlalu ketat, Anda bisa menghindari persaingan dengan situs- situs besar yang sudah profesional dan mempunyai budget besar untuk kebutuhan marketing mereka.

Untuk mulai melakukan riset keyword, Anda dapat juga dapat membaca artikel ini terlebih dulu : Cara Melakukan Riset Keyword dengan 5 Tool Berbeda.

2. Optimasi SEO On-Page

Tidak perlu repot memikirkan berburu backlink atau promosi besar lainnya jika kita masih mengabaikan SEO On-Page. Setelah kita mempunyai list keyword yang dibidik, pastikan keyword ini menjadi bagian penting dalam sales page kita. Optimalkan penggunaan keyword dalam pemilihan title, deskripsi website, dan juga konten.

Jika Anda membuat website dengan CMS WordPress, Anda bisa menggunakan plugin All in One SEO Pack atau Yoast SEO untuk mengoptimalkan SEO On-Page Anda.

Untuk membaca lebih banyak tentang SEO On-Page, Anda juga bisa membaca salah satu artikel kami :

3. Konten yang Menjual

Ciptakan konten yang menarik. Buat konten Anda informatif dan diulas dengan gaya bahasa yang mudah dicerna dan disempurnakan dengan copywriting yang ciamik. Anda bisa memulainya dengan apa saja manfaatnya, mengapa orang harus menggunakan produk tersebut, siapa saja yang membutuhkan, testimoni pelanggan, menciptakan penawaran yang menggigit, dan mengarahkan mereka ke Call to Action.

Contoh call to action yang menarik
Dalam dunia digital, penawaran yang menggigit ini biasanya dikemas dalam bentuk harga spesial dan informasi bonus. Misalnya dengan menginformasikan ke calon pelanggan harga awal produk, dan harga spesial dalam periode tertentu (masa pre-launching contohnya). Selanjutnya, penawaran harga ini kerap dilengkapi dengan bonus produk dan support yang bisa diperoleh pelanggan saat membeli produk tersebut.

Yang perlu dicatat juga, konten sales page sebaiknya dikemas senatural mungkin dengan visualisasi yang menarik. Jangan terlalu berlebihan karena orang justru bisa menyangsikan kualitas produk dan manfaatnya. Hindari konten yang over-claim seperti testimoni berlebihan dan dibuat- buat. Lho memang ada testimoni yang dibuat- buat? Banyaaaakkkkk 🙂

4. Optimalkan SEO Off Page

Setelah selesai dengan konten dan SEO On-Page, Anda mulai melangkah dengan SEO Off-Page. Disinilah Anda bisa memaksimalkan social media untuk mendapatkan social profile link, berburu backlink berkualitas atau review.

Hal yang harus diperhatikan dalam proses SEO Off-Page, terutama soal berburu backlink, harus dilakukan senatural mungkin. Jangan terlalu agresif karena bisa membahayakan situs web kita, dan usahakan untuk selalu se-niche atau di website dengan pembahasan serupa. Selanjutnya, jaga konsistensinya.

Dengan optimasi terbaik, halaman sales page Anda pun akan merangkak naik di hasil pencarian. 

5. Maksimalkan Sales Funneling

Sales funneling adalah proses yang dilakukan untuk menggiring calon konsumen agar lebih aware saat melihat iklan atau promo kita, hingga akhirnya terjadi konversi atau pembelian. Memaksimalkan sales funneling berarti marketer menyusun strategi yang tepat, mulai dari awareness, konversi, dan remarketing.

Dalam konsep yang lebih sederhana, sales funneling juga bisa diartikan sebagai rangkaian proses untuk membuat setiap lead yang masuk untuk berpotensi besar menjadi konversi. Melalui proses ini, marketer akan membuat sales page menjadi sebuah wadah utama. Buat call to action semenarik mungkin untuk menggiring pengguna agar mau menuju meng-klik email subscriber, add to cart, atau direct WA.

Jika mereka baru masuk ke list email, maka siapkan email series yang akan membuat mereka semakin dekat untuk membeli. Jika mereka add to cart atau direct WA, maka potensi konversi sudah lebih besar. Pastikan mereka mendapatkan kemudahan untuk bertransaksi atau tidak punya alasan untuk tidak melanjutkan ke pembelian.

Secara ringkas, berikut ini adalah beberapa strategi sales funneling yang dapat digunakan :

  • Email Marketing (dalam format email series)
  • Social Media Campaign
  • Remarketing Ads/ Retargeting Ads
  • WhatsApp Marketing


Saat masing- masing tips dilakukan secara optimal, percayalah hasil yang maksimal akan Anda peroleh. Dengan website yang optimal, konten yang menjual dan sales funneling yang mantap, sulit rasanya untuk tidak menghasilkan penjualan yang super nendang.

Siap mencoba?

Apa itu Google AMP? Ini Pengertian & Cara Menggunakan AMP di Website

Apa itu Google AMP? Ini Pengertian & Cara Menggunakan AMP di Website

Untuk para webmaster yang mengikuti tren SEO, Google AMP (Accelerated Mobile Pages) tentu bukan hal asing yang terdengar di telinga kita. Meski begitu, saat ini tidak semua webmaster memilih untuk menggunakan AMP untuk situs web mereka karena beberapa alasan.

Di satu sisi, fakta dan data menunjukkan bahwa penggunaan AMP pada situs bisa membuat peningkatan yang signifikan dalam banyak hal. Mulai dari monetisasi, bounce rate, pengalaman pengguna, dan masih banyak lagi.

Memang, penerapan AMP ini sendiri bisa terbilang sedikit rumit. Membutuhkan kesabaran dalam proses pembuatan hingga perbaikan error ini dan itu untuk situs web lama. Meski begitu, banyak webmaster percaya bahwa effort mereka ini tidak akan sia- sia.

Maka dari itu, penting sekali untuk mengenal apa itu Google AMP dan manfaatnya untuk website, serta bagaimana cara menginstall plugin WordPress dan menggunakannya dengan tepat untuk memulai AMP.

Pengertian Google AMP (Accelerated Mobile Pages)

AMP atau Accelerated Mobile Pages ini adalah sebuah teknologi perangkat lunak yang dikembangkan oleh Google agar sebuah website dapat bekerja lebih optimal untuk penggunanya saat diakses via perangkat mobile.

Dalam sebuah uji coba, google AMP ini terbukti mampu menurunkan angka bounce rate hingga 8,3%. Tentu saja angka yang sangat baik untuk meningkatkan konversi rate sebuah website. Secara keseluruhan, google AMP ini dirancang agar sebuah website menjadi lebih cepat sehingga memberi pengalaman pengguna terbaik untuk user smartphone.

Keuntungan menggunakan Google AMP

Ilustrasi teknis cara kerja Google AMP


Secara teknis, Google AMP bekerja mengoptimasi kode HTML sebuah website untuk disimpan dalam bentuk cache yang kemudian diakses pengguna via mobile browser. Kode HTML ini sekaligus bekerja mengecilkan ukuran HTML, menyesuaikan gambar, dan CSS hingga inline CSS. Dengan begitu, perangkat pengguna tidak perlu mengunduh data berulang kali dan bisa mengakses data website dengan sangat cepat.

Alasan Menggunakan Google AMP

Kita semua tahu bahwa era mobile membuat jumlah akses pengguna via mobile meroket tajam. Dengan fakta ini, penting sekali untuk menampilkan website yang ringan dibuka di perangkat mobile. Untuk mengakomodir hal ini, AMP adalah salah satu opsi menarik yang sangat direkomendasikan.

Manfaat Google AMP untuk website

Ilustrasi manfaat Google AMP untuk website


Secara ringkas, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa pengguna disarankan menggunakan AMP antara lain :

  • Jaminan akses yang jauh lebih cepat
  • Bounce rate menurun hingga 8 persen lebih
  • Mengoptimalkan monetisasi website 2-3x lipat karena situs termuat lebih cepat
  • Meningkatkan konversi

Cara Membuat AMP di Situs Web WordPress

Fitur Google AMP ini bersifat open source, yang berarti siapa saja bebas menggunakannya. Untuk para developer handal, Anda dapat membangun website AMP menggunakan tiga komponen utama, yaitu AMP HTML, AMP JS, dan AMP cache.

Untuk versi yang lebih praktis dan mudah, Anda dapat menggunakan situs web dengan CMS WordPress. Selanjutnya, Anda dapat menginstal plugin pendukung AMP. Salah satu yang PandaGila.com rekomendasikan adalah plugin AMP for WP – Accelerated Mobile Pages, besutan Ahmed Kaludi dan Mohammed Kaludi.

Berikut adalah tutorial menggunakan AMP di situs WordPress Anda :

  • Instal dan aktifkan plugin AMP For WP – Accelerated Mobile Pages.
  • Setelah plugin aktif, masuklah ke pengaturan plugin, pilih Getting Started.
  • Mulai setting situs web AMP Anda sesuai panduan. Anda dapat mengatur logo untuk situs. AMP Anda, custom size logo, serta settingan pos dan laman untuk AMP.
  • Lanjutkan dengan masuk ke homepage setting, aktifkan ‘Homepage Support’.
    Setting homepage Plugin AMP For WP – Accelerated Mobile Pages
  • Di bagian AMP Desain, Anda bisa mengatur seperti apa tampilan yang Anda inginkan untuk situs web Anda.
  • Di bagian Launch Post Builder Anda dapat mengatur single post untuk website Anda. Mulai dari meta info, featured images, related post, konten, tag, dan lain sebagainya.
  • Lanjutkan ke bagian Single untuk mengatur fitur apa saja yang ingin Anda tampilkan di pos situs Anda, mulai dari Sticky Social Icon hingga Author Bio.
  • Di bagian Advertisement, Anda dapat mengatur advertisement di website Anda. Anda bisa langsung memasukkan ID Google Adsense Anda, seperti ID publisher dan data ad slot yang ingin ditayangkan.
    Cara setting Advertisement di Plugin AMP
  • Lanjut ke bagian Menu, Anda dapat mengatur Menu yang Anda pilih untuk AMP
  • Di bagian Social, Anda dapat mengatur akun media sosial ANda seperti Facebook dan Twitter. Jika ingin menampilkan komentar Facebook di situs AMP Anda, silahkan isi Facebook App ID sesuai identitas aplikasi Facebook Anda. Jika tidak, Anda dapat membiarkannya kosong seperti semula.
  • Lanjut ke SEO Setting, Anda dapat melakukan pengaturan sesuai kebutuhan. Jika Anda sudah menggunakan plugin Yoast SEO, aktifkan settingan Yoast agar dapat terhubung dengan plugin SEO tersebut.
    Cara setting SEO di plugin AMP
  • Di bagian Analytics, masukkan kode pelacakan Google Analytics Anda, lalu Save.
  • Jika dirasa perlu, Anda dapat melanjutkan settingan selanjutnya, seperti struktur data, kontak form, notifikasi cookie AMP, komentar, dan yang lainnya.
  • Done

Tes Validasi AMP

Setelah pengaturan plugin AMP selesai, jangan lupa untuk melakukan tes validasi AMP. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah situs AMP Anda sudah valid secara keseluruhan atau masih meninggalkan bug dan error. Untuk melakukan pengetesan AMP Anda, Anda dapat mencoba The AMP Validator.
Tes validasi AMP dengan AMP Validator

Kesimpulan

Dalam prakteknya, AMP ini bisa dibilang gampang- gampang susah. Namun tentu saja penggunaan AMP ini mempunyai dua sisi, yaitu kelebihan dan kekurangan. Nah, sebelum Anda praktek menggunakan AMP ini, kurang afdol jika belum membaca seri lanjutan dari postingan ini, yaitu Mengenal Kelebihan dan Kekurangan AMP untuk Website.

Semangat membaca. Semoga bermanfaat! 🙂

Kelebihan dan Kekurangan AMP : Wajib Anda Ketahui Sebelum Migrasi

Kelebihan dan Kekurangan AMP : Wajib Anda Ketahui Sebelum Migrasi

Sebagai seorang blogger, tentu istilah AMP cukup sering mampir di telinga Anda. Anda bisa melihat mereka yang menggunakan AMP ini dengan tanda petir di samping URL website di hasil pencarian mobile. Bisa jadi saat membaca artikel ini sendiri, Anda tengah dibingungkan untuk menggunakan AMP atau tidak untuk website Anda?

Beberapa blogger memang sempat mengalami dilema ini. Google AMP atau Accelerated Mobile Pages ini sendiri dikenal mempunyai banyak fitur andalan yang bisa membuat perbedaan untuk situs web Anda.

Di sisi lain, AMP juga mempunyai kelemahan yang membuat beberapa webmaster merasa bukan keputusan tepat untuk menggunakan AMP. Terutama dari sisi ketelitian yang harus dilibatkan untuk memastikan semua halaman di website tampil sempurna dalam standar penelusuran AMP di Google via mobile.

Pro dan kontra memang ada. Dan di artikel ini, kami akan menggali apa saja kelebihan dan kekurangan AMP untuk sebuah situs web. Selanjutnya, Anda bisa memantapkan diri untuk menggunakan AMP atau tidak di website Anda.

Manfaat dan Kelebihan Menggunakan Fitur AMP Google

Meningkatkan Pengalaman Pengguna

Ada banyak webmaster yang beralih ke AMP untuk mendapatkan lebih banyak trafik di website mereka. Dan disinilah peran AMP sesungguhnya : meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.

AMP membuat proses loading sebuah halaman menjadi lebih cepat dengan menyingkirkan hal- hal yang tidak perlu dilakukan oleh sebuah website dengan pola pikir pembaca tidak akan membutuhkan fitur tersebut.

Hal ini akan membuat pembaca di sebuah website merasa nyaman karena informasi yang mereka butuhkan dapat diakses dengan lebih mudah dan cepat.

Loading Halaman Super Cepat

Penggunaan AMP sering dikaitkan dengan kecepatan. Salah satu alasannya karena halaman yang dibuka oleh pengunjung adalah halaman cache yang disimpan oleh indeks Google. Jadi saat pengunjung menemukan artikel blog dalam penelusuran Google, maka halaman tersebut tidak langsung diakses melalui server website.

Keuntungan menggunakan Google AMP

Melainkan sebuah halaman cache yang tersimpan oleh mesin pencari pada data index khusus mobile. Dalam satu klik, halaman AMP akan tampil super cepat untuk pengguna perangkat mobile dan tablet. Untuk mendapatkan manfaat AMP ini, tentu saja webmaster harus memastikan halaman yang diindex oleh mesin pencari sudah dinyatakan valid atau mendukung fitur AMP.

Beban Server Menjadi Lebih Ringan

Dengan AMP, meskipun ada banyak orang yang mengakses situs web Anda dari perangkat seluler, hal ini tidak akan terlalu banyak menguras server Anda. Mengapa? Karena halaman yang dikunjungi pembaca adalah halaman cache yang tersimpan di indeks mesin pencari. Akses sehingga akan menarik langsung dari server Google, bahkan saat Anda harus memasang Javascript dari pihak ketiga.

Bisa dibilang, penggunaan AMP ini telah membuat beban situs Anda terasa lebih ringan.

Tampilan Ringan Mobile Friendly

AMP sangat spesifik dalam menampilkan halaman ramah pengguna untuk perangkat mobile dan table. Gambar, video, dan animasi akan tampil dengan presisi ukuran yang sempurna dan ringan. Selain itu, koneksi yang lambat bukan masalah besar untuk pengguna AMP.

Saat koneksi internet lambat, halaman blog akan terbuka melalui fitur Google Web Light yang menyuguhkan tampilan blog sederhana sesuai dengan koneksi pengguna.

Meningkatkan Ranking Google

Karena AMP ini sendiri adalah bagian dari proyek Google untuk meningkatkan pengalaman pengguna, meski bukan penentu sepenuhnya, fitur ini dipercaya punya pengaruh besar untuk ranking sebuah situs web. Terutama karena AMP sangat berimbas pada kecepatan loading sebuah halaman website. Dan kecepatan halaman ini adalah salah satu tolak ukur mengapa sebuah halaman mendapatkan peringkat tinggi di mesin pencari. Sesederhana itu.

Kekurangan Fitur AMP Google untuk Website

Berbeda dengan Versi Asli Website

Hal pertama yang perlu Anda ketahui sebelum menerapkan AMP adalah halaman Anda tidak akan sama dengan versi asli website Anda sendiri. Ada banyak keterbatasan yang harus Anda terima.       

Tidak Bebas Menggunakan Script

Jika situs web Anda menggunakan HTML seperti pada umumnya, Anda bisa menikmati kebebasan menggunakan javascript, widget, atau script lainnya untuk situs Anda. Namun, saat Anda mulai menerapkan AMP, maka Anda hanya bisa menggunakan Javascript tertentu yang sudah mendukung AMP.

Sama halnya dengan widget. Tidak semua widget yang biasa kita pasang di situs non-amp akan tampil dengan mulus saat blog berubah menjadi AMP. Widget- widget itu mungkin masih bisa dipasang, namun harus melalui proses yang rumit lebih dulu.

Jika script dan widget yang Anda pasang tidak sesuai, hal ini akan menyebabkan error atau hasil tidak valid di hasil pencarian Google AMP. Anda juga kana mendapatkan peringatan validasi AMP dari Google Search Console Anda.

 Lebih Sedikit Elemen Branding

Karena perbedaan yang besar antara versi asli website dan versi AMP, hal ini akan mengurangi keseluruhan pencitraan merek yang Anda bangun melalui media website. Saat branding ini adalah elemen penting untuk perusahaan atau bisnis Anda, bisa jadi Anda tidak mendapatkan begitu banyak manfaat dari penggunaan AMP untuk website Anda terkait dengan branding.

Keterbatasan Pemasangan Iklan

Seperti yang Anda ketahui di poin sebelumnya, penerapan AMP akan berimbas pada keterbatasan dalam penggunaan script. Artinya, iklan akan menjadi salah satu yang terkena dampaknya. Iklan hanya bisa dipasang di bawah judul artikel dan di akhir postingan saja.

Jika ingin menyisipkan iklan di tengah- tengah postingan, maka webmaster perlu menyisipkan kode iklan secara manual di setiap artikel blog. Tidak efektif, bukan?

Hal ini tentu kabar baik untuk pembaca, namun tidak untuk Anda karena mempengaruhi revenue iklan untuk situs web Anda.

Keseluruhan Penggunaan Lebih Sulit

Pekerjaannya Anda tidak berhenti dengan memasang plugin AMP. Pekerjaan utamanya adalah memastikan semua postingan artikel Anda sesuai dengan format yang mendukung fitur AMP.  Jika tidak, maka Anda akan mendapat banyak peringatan kesalahan karena tidak valid AMP.

Saat menggunakan fitur ini, salah satu hal yang kerap dilakukan webmaster adalah mengedit seluruh postingan blog satu per satu untuk menyesuaikan strukturnya agar valid AMP. Jika Anda ingin pindah ke AMP, pastikan Anda siap mengedit ratusan hingga ribuan artikel di blog Anda.

Tes Validasi AMP

Jika Anda sudah memutuskan untuk migrasi ke AMP, pastikan semua halaman blog Anda telah valid dengan cara menguji halaman tersebut dengan tool AMP Validator Online berikut ini :

Menggunakan AMP Validator

Masukkan URL yang ingin Anda uji coba, kemudian pilih ‘Tes URL’ atau ‘Validate’. Halaman yang sudah valid AMP dan terindeks akan ditandai dengan icon petir. 

Kesimpulan : Pakai Google AMP atau Tidak?

Jadi, sebaiknya pakai AMP atau tidak? Semua kembali ke kebutuhan Anda. Yang pasti, penggunaan AMP akan lebih mudah diterapkan untuk situs web yang benar- benar baru dibuat. Jika ingin menerapkan untuk web lama, sangat disarankan Anda mempunyai tim teknis tersendiri yang siap dengan semua keribetan migrasi AMP dan mengatasi problem validasi untuk setiap halaman blog agar sesuai dengan struktur AMP Google.

Jika Anda pengguna WordPress self-hosting, proses migrasi mungkin akan lebih mudah karena ada plugin AMP yang sedikit meringankan proses tersebut.

Pertimbangkan juga apakah Anda tidak keberatan untuk melepas beberapa fitur atau widget yang tidak kompatibel dengan web AMP Anda. Perhitungkan lebih dulu seberapa penting fitur yang tidak bisa diakomodir oleh AMP ini. Jika memang sangat berpengaruh terhadap branding dan flow website Anda, tentu Anda harus berpikir dua kali.

Pada akhirnya, pilihan menggunakan AMP dan non-AMP akan kembali kepada kita sendiri sebagai blogger. Ada keuntungan dan kekurangan tersendiri untuk setiap pilihan yang diambil. Silahkan tentukan pilihan Anda setelah mempertimbangkan dua sisi tersebut.

Jika Anda mantap akan menggunakan AMP dan siap untuk menerapkannya untuk situs website Anda, Anda dapat membaca artikel kami sebelumnya Apa itu Google AMP? Ini Pengertian & Cara Menggunakan AMP di Website.