Update algoritma dalam Google bukanlah hal baru. Pada 3 Desember ini, Google secara resmi mengkonfirmasi adanya peluncuran pembaruan algoritma inti.
Later today, we are releasing a broad core algorithm update, as we do several times per year. It is called the December 2020 Core Update. Our guidance about such updates remains as we’ve covered before. Please see this blog post for more about that:https://t.co/e5ZQUAlt0G
Seperti yang Google informasikan dalam pengumuman tersebut, panduan Google terkait pembaruan algoritma masih sama seperti sebelumnya. Pembaruan algoritma ini sendiri adalah pembaruan algoritma inti ketiga pada tahun ini. Dibandingkan dengan rata- rata waktu dari pembaruan sebelumnya, ada jeda yang cukup lama sejak pembaruan inti terakhir dilakukan. Pembaruan inti terakhir sendiri meluncur di internet dengan sebutan “Star Wars Day”, atau pembaruan Google 4 Mei. Ada beberapa alasan mengapa Google menunda peluncuran pembaruan algoritmanya. Salah satunya adalah berkaitan dengan pandemi. Karena jeda yang cukup lama, kira- kira apakah akan ada dampak besar dari pembaruan ini? Belum bisa dipastikan. Karena baru launching, proses pembaruan ini bisa memakan waktu hingga berminggu- minggu. Namun yang pasti, setelah konfirmasi awal peluncuran, biasanya Google akan memberi update kembali setelah peluncuran ini selesai.
Apakah Situs akan Terdampak Hebat dengan Pembaruan Google?
Belum ada kepastian dan laporan apapun saat artikel ini tayang. Namun sebagian pemilik situs mengungkapkan rasa panik dan cemas. Di sisi lain, pembaruan algoritma sebenarnya bisa kita jadikan sebagai pembelajaran baru untuk mengatasi beberapa masalah di website. Beberapa tanggapan yang terekam di Twitter bisa Anda lihat disini :
All I need for 2020 to get worse is for Google to tank my sites…. If they do I am going to just get a job a the local supermarket and be done with SEO haha
Secara umum, SEO dan pemilik situs menganggap pembaruan Google selalu menciptakan situasi buruk. Meski di sisi lain, pembaruan ini juga merupakan peluang bagi website untuk mendapatkan penghargaan atas upaya optimasi yang mereka lakukan selama beberapa bulan terakhir. Pembaruan ini sekaligus membantu situs yang terkena dampak negatif dari pembaruan inti sebelumnya. Dalam pembaruan terbaru, Google akan menilai kembali bagaimana konten seharusnya mendapatkan peringkat setelah perubahan dilakukan dari update terakhir. Situs yang memang bekerja keras untuk meningkatkan peringkat mereka, mungkin justru mengalami kemunduran. Di sisi lain, situs yang berupaya mengoptimalkan kontennya akan melihat hasil lebih positif.
Pembaruan untuk Memberikan Efek yang Lebih Luas
Satu hal yang pasti, pembaruan ini akan memberikan dampak yang terlihat. Google merancang pembaruan inti luas atau broad core update ini untuk menghasilkan efek yang terlihat secara signifikan di seluruh hasil penelusuran, di semua negara dalam semua bahasa.
Saat pembaruan ini selesai diluncurkan, situs akan melihat penurunan atau peningkatan dalam peringkat pencarian. Perubahan dalam peringkat, baik itu positif atau negatif, menunjukan relevansi konten dalam situs.
Saat konten menjadi lebih relevan sejak pembaruan inti terakhir, peringkat kemungkinan besar akan lebih tinggi. Begitu juga sebaliknya.
Membuat konten lebih mendalam adalah salah satu cara efektif untuk mengirimkan sinyak ke Google tentang seberapa relevan konten tersebut untuk kata kunci tertentu.
Konten juga akan terlihat lebih relevan saat ada pergeseran umum dalam minat penelusuran ke topik tertentu.
Kesimpulan
Pembaruan algoritma adalah hal yang tak bisa dihindari oleh seorang publisher dan ahli SEO. Google melakukan banyak perubahan dari waktu ke waktu, dan tujuannya adalah menyajikan hasil pencarian yang lebih relevan untuk penggunanya. Sumber daya langsung dari pembaruan Google ini dapat Anda baca di panduan Google : What webmasters should know about Google’s core updates. Artikel ini terupdate oleh Google secara berkala untuk memberikan panduan pada pemilik website tentang apa yang perlu diketahui dalam core update Google.
Setelah Chrome dan Firefox, UC Browser adalah peramban selanjutnya yang cukup populer di kalangan netizen Indonesia. Sama seperti kedua peramban tersebut, Anda juga bisa melihat password tersimpan di UC Browser dengan mudah.
Peramban UC ini juga mempunyai fitur “saved password” yang dapat pengguna gunakan dengan mudah untuk login ke situs- situs yang sering pengguna kunjungi. Saat sering memanfaatkan fitur ini, seringkali ini membuat kita lupa password akun sendiri.
Itulah mengapa Anda perlu mengetahui trik membaca password tersimpan ini.
Melihat Password Tersimpan UC Browser di PC
Versi UC Browser yang berbeda mungkin menghasilkan tampilan tata letak menu yang berbeda. Meski begitu, kurang lebih cara yang kita lakukan untuk melihat password tersimpan di peramban ini, kurang lebih akan sama.
Berikut ini langkah- langkahnya :
Buka peramban UC Anda, lalu ikon tiga baris, dan pilih “Settings”.
Setelah masuk ke bagian pengaturan, pilih “Other”, lalu “Manage saved password”.
Di bagian “saved password” ini lah Anda dapat melihat deretan akun dan password tersimpan Anda.
Pilih salah satu akun untuk melihat teks dari asterisk password tersimpan.
Setelah melihat passwordnya, kini Anda bisa menggunakan informasi tersebut untuk login akun ke perangkat lain.
Melihat Password Tersimpan UC Browser di Aplikasi HP
Meski UC browser mempunyai banyak pengguna Android, sayangnya sampai saat ini peramban ini belum bisa menyimpan info akun login di peramban mobile. Jadi, sampai artikel ini terbit, Anda baru bisa melihat password tersimpan di peramban ini lewat desktop.
Kesimpulan
Cukup mudah bukan untuk melihat password tersimpan UC Browser? Namun yang perlu Anda ingat, pengecekan password ini tak perlu memasukkan kunci keamanan Windows. Artinya, siapapun yang bisa membuka perangkat laptop Anda, mereka bisa mengakses login dan password di UC Browser. Jadi, berhati- hatilah dan pertimbangkan kembali apakah kamu perlu menyimpan kata sandi di peramban ini.
Siapapun bisa jualan laris manis di Tokopedia. Tokopedia adalah marketplace terbesar di Indonesia saat ini. Kompetisi memang semakin ketat, namun Tokopedia tetap menjadi salah satu marketplace yang selalu diminati untuk berjualan.
Diantara sekian banyak trik berjualan online, marketplace hanyalah salah satunya saja. Ada banyak tool lain yang bisa kita gunakan dan optimalkan toko online. Misalnya saja optimasi SEO, sosial media dan juga beriklan dengan Google Adwords.
Tapi jika Anda ingin fokus di marketplace seperti Tokopedia, tentu saja tidak masalah. Asal menerapkan strategi yang cerdas dan konsisten melakukan optimasi SEMO, potensi omset tumpah- tumpah sangat mungkin terjadi.
Jualan Laris di Tokopedia
Pertama- tama, tentu saja Anda wajib memiliki akun Tokopedia untuk berjualan. Jika belum, Anda bisa mendaftar secara gratis dan mudah di situs marketplace ini di www.tokopedia.com.
Setelah mendaftar, cobalah optimalkan jualan Anda dengan 12 tips berikut ini :
1. Buatlah Identitas Seller yang Jelas, Jangan Anonim
Hindari penggunaan profil anonim yang mencurigakan atau tanpa identitas toko yang jelas. Khususnya untuk toko baru, identitas toko yang tidak jelas, pasti akan membuat calon pembeli curiga.
Misalnya saja membuat profil anonim ‘wanitagalau’ atau ‘pt mencari cinta sejati’.
Dalam berjualan, unsur kepercayaan sangatlah penting. Khususnya jika toko Anda masih baru, wajib untuk membuat identitas toko yang meyakinkan. Toko di marketplace memang umumnya tidak memakai nama pribadi.
Namun menggunakan nama yang aneh- aneh, tentu membuat calon pembeli maju mundur. Terutama bila toko masih sangat minim transaksi.
2. Buat Deskripsi Toko yang Jelas, Singkat dan Padat
Membuat deskripsi toko tidak harus menggunakan copywriting panjang atau basa- basi. Buatlah dengan kalimat yang hemat, singkat dan mengandung informasi yang padat.
Dalam memberi info deskripsi toko ini, ada beberapa hal yang perlu Anda masukkan :
Produk yang Anda jual.
Sebutkan jika ada grade atau ketentuan tertentu (Misalnya untuk produk grosiran, jika ada minimal pembelian, silahkan informasikan).
Jika ada informasi tambahan yang perlu disampaikan, tambahkan di informasi toko.
Misalnya saja Anda menjual jersey bola dan menjadi reseller untuk orang lain. Deskripsi toko Anda bisa :
Distributor Jersey GO Thailand & Kaos Fans Club Bola. Welcome Reseller & Dropshipper.
Jika ingin memberi informasi berkaitan dengan packaging dan pengiriman, bisa informasikan juga di deskripsi toko :
Garansi 100% ORI Tambahkan ATC bubble wrap ekstra keamanan di packaging.
3. Membuat Catatan Toko
Berbeda dengan deskripsi toko yang biasanya bersifat jelas, Catatan Toko adalah informasi yang lebih detail tentang syarat dan ketentuan atau info penting dalam situs Anda. Catatan toko ini menunjukkan bahwa toko Anda menyajikan informasi yang jelas dan detail.
Artinya, toko Anda pasti bukan toko abal- abal yang sembarangan dalam mengemas atau mengirimkan produk. Toko yang lebih kredibel dan bisa dipercaya.
Beberapa catatan yang biasanya kerap para seller sajikan di Tokopedia antara lain :
Kebijakan Pengembalian Produk
Ketentuan Same Day Delivery
Cara Mendapatkan Free Bubble Wrap atau Box
Apapun itu, tentu saja perlu Anda sesuaikan dengan toko Anda.
4. Gunakan Logo Anda sebagai Profil Picture Toko
Logo akan menjadi identitas representatif untuk toko Anda. Untuk itu, logo ini sebaiknya adalah buatan original Anda, tidak asal comot gambar orang, atau asal- asalan.
Gambar logo toko yang unik dan khas adalah salah satu daya tarik tersendiri untuk toko di marketplace. Buatlah toko Anda tampil beda dari yang lain.
5. Jasa Pengiriman yang Bervariasi
Walaupun tidak banyak, ada lho buyer yang sukanya membandingkan seller A, B dan C, termasuk sampai urusan ekspedisi. Jika toko Anda bisa melayani pembelian dengan variasi ekspedisi yang beragam, maka ini bisa menjadi nilai plus untuk toko Anda.
Pemilihan ekspedisi ini biasanya berpengaruh terhadap total transaksi yang harus customer bayar. Ada customer yang mengutamakan ekspedisi yang murah atau ekspedisi yang menurutnya bekerja paling cepat.
Selain itu, ekspedisi juga berpengaruh pada jangkauan pengiriman. Dengan banyak variasi jasa pengiriman, maka semakin banyak customer yang bisa Anda jangkau.
6. Susun Etalase dengan Rapi
Dengan memanfaatkan fitur etalase, Anda dapat menyusun produk Anda sesuai dengan kategori produk. Dengan etalase yang tersusun rapi, calon pembeli bisa memilih ragam produk yang diinginkannya dengan lebih mudah.
Selain itu, etalase membuat calon pembeli Anda bisa melihat produk serupa dengan lebih mudah. Mereka yang awalnya hanya ingin membeli satu produk, justru bisa tertarik untuk membeli dua atau tiga produk karena mupeng dengan produk yang terpajang di etalase.
7. Berikan Informasi Produk yang Jelas
Pembeli selalu suka dengan produk yang deskripsinya jelas dan menjawab rasa ingin tahu mereka. Informasi yang jelas juga akan membuat perbedaan dari produk serupa dengan kompetitor.
Informasi yang jelas ini ada kaitannya langsung dengan SEO Marketplace. Dengan informasi produk sesuai panduang SEO Marketplace, maka produk berpotensi dilirik oleh lebih banyak calon pembeli.
8. Berani Kasih Lebih Murah?? Kenapa Tidak??
Bukan rahasia lagi, perang harga adalah hal yang sering terjadi di marketplace. Jika Anda belum menjadi yang terlaris atau memperoleh banyak penjualan, menjual dengan harga sedikit lebih murah dari kompetitor akan membuat perbedaan.
Misalnya rata- rata Jaket Bola dijual seharga Rp 125.000, Anda bisa menjual dengan harga Rp 123.000. Selisihnya cuma dua ribu. Namun ini sudah cukup untuk membuat calon pembeli memilih produk Anda.
9. Selalu Update Toko agar Terlihat Aktif
Seller yang aktif bisa membuat calon pembeli merasa aman untuk membeli dari Anda. Coba bayangkan seandainya Anda mempunyai deretan produk yang bagus tapi tidak pernah aktif, kira- kira bagaimana psikologis calon pembeli?
Status seller terakhir aktif dua minggu yang lalu akan membuat calon pembeli berpikir ulang untuk membeli dari toko Anda. Jangan- jangan toko sudah tutup, dan transaksi tidak ternotice?
Kekhawatiran semacam ini sangat lumrah dan cukup untuk membuat calon pembeli berpaling dari toko Anda.
*Nama toko sengaja diblur demi keamanan negara :p
10. Selalu Fast Response
Lebih pilih mana, murah slow respon atau mahal tapi fast respon? Kebanyakan pembeli lebih milih yang sedikit lebih mahal tapi fast respon.
Fast response akan membuat calon pembeli Anda yakin bahwa penjual peduli dengan calon pembeli. Calon pembeli akan merasa senang dan aman saat pesan mereka mendapat respon dengan cepat. Ini alasan yang cukup kuat untuk membuat mereka membeli dari toko Anda.
11. Install Aplikasi Tokopedia Seller di Gadgetmu
Ini wajib hukumnya! Karena dengan mempunyai aplikasi seller Tokopedia, Anda akan lebih mudah untuk mengelola toko. Anda bisa merespon pelanggan dengan cepat, serta memastikan toko up to date.
Selain untuk mengelola toko, manfaat dari aplikasi seller Tokopedia antara lain :
Mengakses dashboard analitik penjualan
Membuat dan mengelola voucher cashback
Mengelola promo free ongkir untuk menarik lebih banyak calon pembeli
12. Promote Satu Jam Sekali
Di Tokopedia, Anda bisa mempromosikan produk secara gratis, tanpa biaya sepeserpun. Caranya adalah dengan memanfaatkan fitur Promote Satu Jam Sekali.
Untuk menggunakan fitur promote ini, pilihlah satu produk yang ingin Anda promosikan, lalu pilih ‘Promosikan Produk Ini’. Dengan fitur gratis ini, produk Anda berkesempatan untuk tampil di halaman depan dan mendapatkan promosi gratis dari Tokopedia.
13. Join Gold Merchant
Gold Merchant memungkinkan toko Anda tampil beda dan lebih meyakinkan. Pasalnya, Anda akan menerima badge ‘Gold Merchant’ berwarna kuning.
Bukan sekedar badge saja ya, karena ini berarti Anda mendapatkan beberapa fasilitas premium. Diantaranya adalah :
Bisa menambahkan orang lain menjadi admin,
Memasang cover toko
Meningkatkan batasan jumlah etalase
Menampilkan catatan toko di samping produk yang tampil.
14. Jual Produk yang Sedang Happening
Apa sih produk yang sedang hits saat ini? Nahhh… kamu bisa memanfaatkan moment musiman ini untuk mendongkrak penjualan toko di Tokopedia. Dengan memanfaatkan produk musiman, Anda bisa meningkatkan penjualan produk hingga sepuluh kali lipat atau lebih. Yang ini efeknya bisa dahsyat banget lhoo!
15. Top Ads Tokopedia
Selain dengan cara- cara yang bisa kita lakukan secara organik, alias tanpa mengeluarkan budget khusus, ada juga cara berbayar. Cara berbayar selain dengan upgrade ke Gold Merchant adalah dengan memanfaatkan iklan berbayar di Tokopedia.
Dengan menset kata kunci tertentu yang ingin kita iklankan, produk kita bisa muncul di pencairan teratas dan menghasilkan lebih banyak penjualan. Jualan di Tokopedia pun menjadi lebih laris manis.
Kesimpulan
Saat berkesempatan jualan di marketplace seperti Tokopedia, cobalah yang terbaik untuk mengoptimalkannya. Ada banyak trik yang bisa kita gunakan. Mulai dari cara yang sederhana, hingga tips iklan berbayar.
Dengan mengoptimalkan berbagai strategi, maka jualan di Tokopedia pun bisa menjadi lebih laris manis. Yuk kita praktekkan sekarang juga! 🙂
Decoy Effect bukan istilah yang mudah dipahami oleh banyak orang. Tapi jika Anda seorang marketer, wajib memahami istilah ini dan juga menerapkannya dalam bisnis yang anda kelola. Mengapa? Karena strategi marketing yang satu ini mempunyai kemampuan untuk menghipnotis pembeli Anda. Saat Anda berhasil meng-eksekusinya dengan baik, penjualan Anda bisa meningkat berkali- kali lipat.
Apa itu Decoy Effect dalam Strategi Marketing?
Decoy Effect adalah sebuah trik psikologi harga dimana seorang konsumen cenderung mengganti pilihan diantara dua opsi saat diberikan opsi ketiga yang tidak seimbang. Pilihan- pilihan ini membuat satu harga menjadi tidak masuk akal, sementara satu terlihat sangat menguntungkan. Kenyataannya, ini adalah permainan harga yang bertujuan mengarahkan pembeli Anda ke pilihan produk yang lebih mahal. Dalam ilmu psikologi marketing, efek Decoy ini juga sering disebut sebagai attraction effect atau asymmetric dominance effect yang dikenal ampuh dalam mendongkrak penjualan.
Cara Kerja Decoy Effect
Agar lebih mudah, kita bisa melihat langsung dari beberapa contoh penggunaan Decoy Effect.
Misalnya saja saat Anda sedang nonton di bioskop dan hendak membeli popcorn. Di sana akan siap SPG cantik yang menawarkan popcorn dalam beberapa opsi harga. Contohnya seperti ini :
Popcorn small : Rp 30.000
Popcorn ukuran medium Rp 50.000
Dengan opsi ini, kebanyakan orang akan dengan mudah memilih antara ukuran small atau medium. Biasanya orang- orang akan memilih ukuran small Rp 30.000 karena merasa lebih hemat di kantong.
Cerita ini bisa berbeda saat SPG cantik menawarkan tiga opsi harga popcorn berikut :
Small : Rp 30.000
Medium : Rp 50.000
Large : Rp 55.000
Orang- orang yang memilih ukuran medium kemudian akan diingatkan, “Selisihnya hanya Rp 5.000, nggak sekalian ambil yang ukuran large saja kak biar lebih hemat?”
Disini, Anda akan terpancing untuk langsung mengubah pilihan Anda karena, “Ya, ini akan sangat menguntungkan untuk mengambil ukuran large.”
Dan bahkan, dengan sendirinya orang akan memilih opsi large karena sadar bahwa secara matematis mereka diuntungkan.
Dari sisi sales, ini dapat meningkatkan penjualan karena kecenderungan orang memilih produk dengan harga lebih mahal menjadi lebih signifikan.
Kita bisa membandingkan penjualan before dan after penerapan Decoy Effect yaa dalam gambar ini :
Menurut studi, mayoritas customer akan cenderung memilih opsi harga yang lebih murah dalam sebuah transaksi. Tapi dengan menambahkan opsi ketiga, pilihan produk terhadap opsi ketiga akan melonjak tajam.
Opsi ketiga dinilai lebih menguntungkan dan memberi value lebih. Efeknya bisa kita lihat, pembelian produk dengan ukuran large yang lebih besar membuat omset penjualan meningkat hingga 52,79%.
Contoh Penerapan Decoy Effect dalam Marketing
Tujuan besar dari penggunaan efek decoy ini adalah agar orang- orang membeli paket harga besar yang jauh lebih menguntungkan. Caranya adalah dengan memberi opsi harga ketiga yang sebenarnya tidak menarik dan tidak seimbang.
Harga ketiga yang tidak menarik dan tidak seimbang ini akan mengacaukan pilihan awal Anda dengan kecenderungan memilih harga termurah. Dengan adanya pengacau ini, efek lebih hemat dan untung seolah lebih bisa kita dapatkan dengan opsi ketiga ini.
Sedangkan produk yang nilainya dibuat menurun dan menjadi tidak menarik (seperti ukuran medium atau small di popcorn), ini lah yang kita sebut sebagai Decoy. Permintaan produk ini menurun drastis seiring dengan peningkatan penjualan produk dengan opsi yang lebih menarik tadi.
Untuk mempraktekkan Decoy Effect, berikut ini adalah beberap contoh yang bisa Anda contek :
1. Variasi harga dengan ukuran
Contoh Decoy Effect dalam variasi harga bisa kita lihat dengan mudah dalam contoh harga popcorn tadi. Jadi, pebisnis sengaja mendesain tiga jenis harga dengan ukuran yang berbeda. Satu ukuran kecil, sedang, dan besar. Ukuran sedang didesain memberi efek decoy dengan konsep harga yang tidak menarik dibandingkan ukuran besar karena selisih harganya tipis. Misalnya saja :
Kecil seharga Rp 30.000
Sedang seharga Rp 55.000
Besar seharga Rp 60.000
Penentuan harga ini membuat produk berukuran besar lebih diminati karena menawarkan value yang lebih baik untuk calon pembeli. Contoh bisnis yang sering menggunakan konsep decoy effect ini antara lain Starbuck, Popcorn, Jco, dan lain sebagainya. Selain industri F&B, produk smartphone juga sering memainkan trik psikologis harga ini dengan perbandingan harga dan ukuran storage yang ditawarkan. Coba Anda ingat baik- baik, apakah Anda sering terpengaruh oleh penentuan harga ini? Yes, selamat Anda telah menjadi salah satu yang terjebak dalam decoy effect ini! 🙂
2. Paket harga dengan fitur di dalamnya
Paket harga dengan penawaran fitur di dalamnya sering kita lihat di produk digital. Berbeda dengan konsep ukuran yang tujuannya untuk up selling ke harga tertinggi, konsep decoy effect ini bisa dilakukan dengan:
Menawarkan harga ketiga yang kurang menarik dan sulit dijangkau pembeli.
Mengarahkan pembeli ke harga tengah yang sama- sama sebagai harga masuk akal sekaligus menguntungkan pembeli dan penjual.
Contohnya seperti yang dilakukan Filmora dengan konsep harga berikut :
Annual Plan US$ 39,99
Lifetime Plan US$ 69,99
Bundle Annual Plan US$99.87
Ada harga $39,99 tapi setiap tahun harus membayar, sedangkan fitur tidak begitu lengkap, atau $69,99 dengan fitur yang sudah lengkap dan biaya satu kali seumur hidup? Anda bisa menebak kan mana yang paling banyak dipilih? Contoh bisnis yang paling banyak menggunakan fitur ini antara lain hosting, email marketing provider, dan layanan digital lainnya.
3. Opsi Bundling Harga
Konsep bundling harga tidak berbeda jauh dengan konsep ukuran tadi. Sederhananya, kita bisa memberikan harga grosir untuk mereka yang membeli dalam jumlah lebih. Misalnya saja :
Harga Theme untuk 1 domain $35
Theme Bundle untuk 2 domain $56
Theme Bundle untuk 5 domain $65
Walaupun belum tentu Anda akan menggunakannya untuk 5 domain atau bahkan belum tentu Anda mempunyai domain sebanyak itu, kemungkinan besar Anda memilih paket harga nomer tiga, bukan? Hal yang sama juga terjadi saat Anda melakukan pembelian harga grosir untuk produk fisik. Harga paket 3 pcs atau 5pcs seringkali Anda ambil karena menarik dan menguntungkan, meski Anda tidak benar- benar membutuhkan semua produknya. Aneh memang, tapi ini lah yang nyata dilakukan oleh Decoy Effect.
Decoy Effect Meningkatkan Penjualan Hingga Lebih dari 60%
Orang cenderung sulit menentukan pilihan dan harus berpikir keras saat pilihan hanya terdiri dari dua saja. Sebenarnya ini bisa menjadi lebih mudah karena orang cenderung memilih harga termurah. Tapi apa untungnya untuk Anda? Jika Anda bisa mengarahkan customer memilih opsi harga terbaik dari sisi penjualan, bukankah akan lebih baik? Pada dasarnya manusia tidak memilih berdasarkan keputusan absolut. Kita cenderung menentukan pilihan berdasarkan pilihan- pilihan yang tersedia dan pertimbangan keuntungan. Karena ini lah efek decoy bisa meningkatkan peluang hingga 66% untuk mengarahkan pembeli ke opsi yang tersedia. Contohnya….
Ada dua opsi paket internet yang dijual sebagai berikut :
Family (20 GB) : Rp 125.000
Combo (50 GB) : Rp 250.000
Kemungkinan orang memilih kedua paket tersebut adalah 50:50.
Tapi bandingkan jika kini tersedia 3 paket yang dijual :
Family (20 GB) : Rp 125.000
Combo (50 GB) : Rp 250.000
Combo extra (unlimited) : Rp 275.000
Secara matematis, kemungkinan paket untuk dipilih menjadi 33:33:33. Namun karena harga paket combo dan combo extra ternyata hanya selisih Rp 25.000, maka peluang opsi combo extra meningkat 2x lipat atau menjadi 66%. Hal yang sama juga berlaku di kasus serupa berikut ini ya :
Kesimpulan
Banyak customer yang tanpa sadar telah menjadi korban dari strategi Decoy Effect. Apa artinya? Artinya, strategi ini benar- benar powerful dan sangat berdampak pada rata- rata nilai jual Anda. Trik harga psikologis adalah komponen marketing yang penting untuk Anda mainkan. Saat Anda berhasil mengaplikasikannya dengan tepat, Anda dapat mengarahkan pelanggan Anda untuk memilih opsi produk yang menguntungkan. Tips pamungkas untuk menerapkan Decoy Effect dalam strategi marketing Anda :
Lakukan riset kompetitor untuk melihat bagaimana cara pesaing menerapkan psikologi harga dalam pemasaran mereka.
Lakukan analisa terhadap sales Anda, before dan after penerapan strategi pricing ini.
Cobalah kreatif dan berpikir out of the box untuk membuat variasi decoy effect yang efektif untuk bisnis Anda.
Dari sisi sebaliknya, saat kita menjadi konsumen, Anda perlu memperhatikan Decoy Effect ini dan berhati- hati. Jangan sampai kita punya niatan untuk berhemat, tapi akhirnya menjadi buntung karena terpengaruh persuasi harga ini. Semoga bermanfaat!
Cross Selling, Up Selling, dan Down Selling adalah tiga strategi yang paling banyak digunakan dalam kegiatan marketing atau berjualan. Jauh sebelum bisnis online berkembang pesat seperti sekarang ini, strategi ini banyak ditemukan di restoran cepat saji. Seiring dengan berjalannya waktu, ketiga strategi ini menjadi primadona dalam banyak jenis bisnis, termasuk bisnis online. Mengapa? Sederhananya, karena strategi ini berhasil meningkatkan omset penjualan.
Apa itu Cross Selling, Up Selling, dan Down Selling?
Sadarkah Anda, kita sebenarnya sudah sering menjadi korban strategi ini? Misalnya saja saat kita makan di restoran McDonald, KFC atau saat berbelanja di Indomaret. Di restoran cepat saji itu kita akan melihat berbagai paket menarik, seperti burger dan kentang goreng atau burger dan soft drink. Saat berbelanja di Indomaret misalnya, saat bersiap membayar tagihan Anda di kasir, tiba- tiba mbak kasir yang baik hati menawarkan kita produk lain dengan harga hemat. Sebenarnya kita tidak merasa butuh, tapi karena harganya yang ditawarkan dirasa menggoda, ehhh akhirnya benar- benar tergoda. Jadi bisa dibilang, ketiga strategi ini sebenarnya dilakukan untuk membangkitkan psikologis pembeli dalam keputusannya melakukan pembelian. Yang awalnya hanya ingin beli kentang goreng saja, lalu ada paket dengan burger, kita memilih produk paket.
Pengertian Cross Selling
Dalam strategi marketing, Cross Selling adalah seni menjual produk dan jasa tertentu, kemudian menawarkan produk- produk yang berbeda. Penawaran ini bisa langsung dikemas dalam bentuk paket siap jual, atau penawaran langsung oleh tim penjualan. Dalam melakukan cross selling, penjual umumnya mengkombinasikan jenis produk dan jasa dengan dua konsep berikut :
Produk utama dan produk lain yang nilainya lebih kecil.
Dua atau lebih produk berbeda dengan nilai yang seimbang dan saling melengkapi.
Misalnya dalam contoh McDonald tadi. Paket burger, kentang, dan minuman adalah tiga produk dengan nilai yang kurang lebih seimbang dan saling melengkapi. Sedangkan di restoran lain, mungkin Anda bisa menemukan paket nasi ayam dengan tambahan tahu dan tempe. Disini nasi dan ayam adalah produk utama, sedang tahu tempe adalah produk tambahan dengan nilai lebih kecil, tapi layak untuk dipertimbangkan.
Contoh penerapan Cross Selling
Saat berbelanja di Indomaret, akan ada kasir yang segera menawarkan, “Nggak sekalian pulsanya, kak?”, atau “Nggak sekalian tebus murahnya, kak?”.
Paket makanan variatif di restoran cepat saji yang mengkombinasikan produk berbeda.
Paket makanan di restoran yang menawarkan paket untuk makanan utama & lauk tambahan/ produk sampingan dengan nilai lebih kecil.
Toko hadiah online yang menawarkan paket dengan isi kombinasi berbeda, misalnya saja bunga, cake dan boneka.
Toko fashion (online dan offline) yang menawarkan fashion item berbeda, misalnya saja gamis & hijab, atau dress dan aksesoris fashion.
Penawaran paket bundling untuk skin care dan kosmetik yang berbeda- beda, dan lain sebagainya.
Fitur related produk di toko online yang mengarahkan pembeli untuk berbelanja produk lainnya.
Dengan deretan contoh ini, memahami strategi cross selling untuk penjualan terasa lebih mudah, kan?
Pengertian Up Selling
Berbeda dengan Cross Selling dalam Up Selling, penjual menawarkan satu produk yang sama dengan nilai yang lebih besar. Produk ini mungkin berukuran lebih besar atau memberikan manfaat dan keunggulan yang lebih baik. Untuk lebih mudah dalam memahaminya, Cross Selling berarti menjual produk A degnan menawarkan produk B, C, D, dan E. Sedangkan Up Selling adalah seni menjual produk A, dengan tambahan penawaran produk A+, A++ atau A+++. Dalam melakukan up selling, penjual umumnya menggunakan konsep berikut :
Produk yang sama tapi grade ukuran dan manfaat berbeda
Produk yang sama tapi dengan tambahan add-on penjualan
Dalam dunia digital, mungkin kita familiar dengan add on berupa penawaran Privacy atau fitur tambahan saat membeli domain atau hosting. Dalam konsep bisnis yang besar, kita bisa menyebut add on ini juga untuk tambahan toping, bumbu, atau variasi rasa yang berbeda.
Contoh penerapan Up Selling
Saat membeli ayam geprek misalnya, ada penawaran ayam geprek plus dengan topping keju mozarella.
Saat nonton dan beli popcorn, ada mbak cantik yang mengingatkan, “Popcorn nya nggak sekalian ukuran medium atau besar kak biar awet?”
Di restoran cepat saji, Anda mungkin akan ditawarkan ukuran makanan yang lebih besar.
Saat beli hosting, Anda akan mendapatkan penawaran harga untuk kapasitas hosting yang lebih baik.
Sebuah produk ada yang dilengkapi dengan opsi ukuran kecil dan besar.
Variasi topping premium/ lebih mahal dalam jenis makanan tertentu (martabak, pizza, cake, es krim, jajan kekinian, dsb).
Saat Anda membeli di toko hadiah online, ada toko yang menawarkan untuk upsize produk pilihan Anda.
Waktu akan membeli flashdisk 2GB, kemudian Anda ditawarkan, “Nggak sekalian yang 8GB aja, kak?”
Saat membeli produk digital, Anda kerap ditawarkan untuk membeli tambahan support 6 bulan atau lebih.
Fitur add-on produk di toko online yang mengarahkan pembeli untuk meng-upgrade pilihannya.
Setelah melihat daftar strategi up selling ini, mana yang akan Anda terapkan untuk bisnis Anda?
Pengertian Down Selling
Kebalikan dari up selling, kita juga mengenal apa yang disebut dengan down selling. Down Selling adalah teknik penjualan dengan menawarkan produk yang harganya lebih murah atau punya value lebih kecil kepada calon pembeli. Down selling biasanya ditujukan dengan dua jenis tujuan yang berbeda, yaitu :
Untuk mengakuisisi calon pembeli lebih dulu dengan penawaran yang lebih mudah dijangkau (produk penetrasi), kemudian dilanjutkan dengan produk utama setelah calon pembeli mulai yakin.
Ditujukan untuk menggaet pasar yang membutuhkan value lebih kecil atau harga lebih hemat.
Untuk sample pengenalan produk.
Untuk konsep yang pertama, tujuannya adalah menjual produk utama yang harganya jauh lebih mahal. Produk ini biasanya membutuhkan pendekatan lebih dalam karena nilainya mahal dan perlu menarik kepercayaan pembeli lebih dulu dengan produk penetrasi. Down Selling kadang juga dilakukan untuk memicu penjualan dari sisi quantity atau jumlah penjualan. Down Selling ada yang dikemas dalam harga produk individu atau penawaran harga paket hemat.
Contoh penerapan Down Selling
Penjualan produk penetrasi yang berharga lebih murah.
Paket makanan untuk ukuran anak- anak.
Paket makanan dengan ukuran lebih kecil (Misalnya burger tersedia ukuran kecil di restoran cepat saji).
Hosting paket untuk pelajar.
Paket produk ukuran sampel untuk promosi produk baru atau menggaet calon pembeli baru.
Down selling biasanya penjual gunakan untuk menarik pembeli untuk tujuan yang lebih besar. Misalnya saja, menyediakan paket ukuran anak- anak akan mengundang banyak keluarga untuk datang ke restoran.
Hosting harga pelajar akan mengarahkan pembeli baru untuk mencoba produk lebih dulu. Atau sampel skin care akan meyakinkan calon pembeli untuk mencoba ukuran standar setelah merasakan manfaatnya.
Manfaat Cross Selling, Up Selling, dan Down Selling
Ketiga- tiganya sering disebut sebagai ujung tombak bisnis dalam melakukan penjualan. Dengan memaksimalkan ketiganya, akan ada banyak manfaat yang bisa Anda peroleh.
1. Menawarkan produk baru
Dalam Cross Selling, penjual dapat mengenalkan kepada calon pembeli tentang produk baru yang mereka miliki. Dengan memberi penawaran langsung dan info singkat, pembeli akan lebih aware tentang produk tersebut, di samping Anda tetap melakukan promosi yang lain.
2. Mengenalkan variasi produk
Ketiga strategi ini sangat baik untuk memberikan edukasi kepada calon pembeli atau pembeli lama tentang variasi produk yang Anda miliki. Entah itu produk yang berbeda jenis, atau bahkan variasi ukuran produk dan add on yang menggoda.
Dengan mengenalkan variasi produk, calon pembeli akan lebih tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru dari bisnis kita.
3. Mengoptimalkan performa penjualan produk yang kurang maksimal
Dalam penjualan, mungkin Anda menemui kalau produk yang terjual adalah itu- itu saja. Apakah benar produk ini mempunyai daya tarik yang luar biasa? Atau produk lain kurang mendapatkan eksposur?
Nah, Cross Selling akan membantu setiap produk untuk mendapatkan eksposur yang baik, karena dikombinasikan pada produk yang sudah populer lebih dulu. Menarik sekali, kan?
3. Meningkatkan penjualan secara keseluruhan
Dan yang tak bisakita pungkiri, ketiga strategi ini sudah pasti meningkatkan penjualan secara keseluruhan. Beberapa hal yang membuat omset penjualan naik secara keseluruhan dari strategi ini antara lain :
Ada banyak opsi menarik yang penjual tawarkan ke calon pembeli
Tiga strategi ini membangkitkan psikologis calon pembeli
Meningkatkan rata- rata penjualan produk dengan upselling dan cross selling
Meningkatkan jumlah pembelian dengan mengoptimalkan potensi down selling
Kesimpulan
Baik Cross Selling, Up Selling dan Down Selling, ketiganya adalah strategi berjualan yang sangat menguntungkan dan berpotensi meningkatkan omset berkali- kali lipat. Berikut ini adalah rangkuman pertanyaan dari artikel ini keseluruhan :
Apa yang dimaksud dengan Up Selling?
Up Selling adalah strategi penjualan dengan menawarkan produk atau jasa yang sama dengan nilai dan manfaat yang lebih besar.
Apa yang dimaksud dengan Cross Selling?
Cross Selling adalah seni menjual produk dan jasa tertentu dengan menawarkan produk- produk lain yang berbeda jenis.
Apa yang dimaksud dengan Down Selling?
Down Selling adalah teknik penjualan dengan menawarkan produk dengan harga lebih murah atau value lebih kecil kepada calon pembeli.
Bagaimana cara Up Selling?
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk upselling. Diantaranya adalah menyiapkan produk dengan ukuran yang lebih besar atau menawarkan add-on dalam produk yang bisa meningkatkan nilai jual.
Baik itu bisnis online maupun offline, Anda bisa menerapkan strategi marketing ini sekarang juga. Anda bisa mencontoh Amazon dan toko online populer lainnya.
Saat pembeli masuk ke sebuah produk, ada sebuah widget yang menginformasikan : “Pelanggan yang Membeli Produk Ini juga Membeli :” atau “Apa lagi yang Pelanggan Beli Setelah Melihat Produk Ini?” atau “Produk Sejenis”.
Atau bisa juga mencoba berbagai konsep contoh cross selling, down selling, dan up selling yang Panda ulas dalam artikel ini.
Jika Anda mencoba memainkan up selling dan down selling dalam paket harga, jangan lupa juga menerapkan teknik decoy effect dalam strategi harga. Dengan begitu, produk dengan harga terbaik akan lebih banyak mendapat eksposure.