Sales Funnel : Apa itu Sales Funnel & Cara Membuat Funnel yang Sukses

Sales Funnel : Apa itu Sales Funnel & Cara Membuat Funnel yang Sukses

Banyak orang menyebut bahwa bisnis adalah seni yang harus dimainkan dengan cantik. Untuk bisa bermain cantik, Sales Funnel harus menjadi bagian penting dalam permainan Anda.

Di tahap awal, mungkin Anda menyiapkan daftar strategi yang bisa dimainkan. Selanjutnya, Anda akan melakukan sortir untuk tebang pilih strategi yang sesuai dan mengantar Anda satu langkah lebih dekat dengan goal yang ingin diraih.

Dalam prakteknya, Anda akan menyusun daftar strategi ini secara runtut untuk membawa pelanggan secara bertahap lebih dekat dengan Anda, sampai akhirnya mereka melakukan pembelian.

Di artikel kali ini, Panda akan mengulas lebih lengkap hal ini dalam konten bertajuk Sales Funnel. Sudah siapkah Anda?

Apa itu Sales Funnel?

Sales Funnel atau juga disebut marketing funnel adalah konsep pemasaran dengan memvisualisasikan customer journey atau perjalanan pelanggan dalam proses penjualan. Dengan proses customer journey, pelanggan tidak akan menyadari bahwa mereka membutuhkan produk Anda dan akhirnya melakukan pembelian.

Sales funnel dilakukan secara runtut dengan pendekatan yang dimulai dengan adanya banyak calon pelanggan, lalu berakhir dengan calon pelanggan potensial yang akhirnya benar- benar melakukan pembelian.

Inti dari proses funneling ini adalah perjalanan awal dari bagaimana customer yang awalnya tidak mengenal brand sama sekali kemudian mengenal, menimbang- nimbang, melakukan pembelian, hingga menilai produk dan menjadi pelanggan setia.

Secara teori, Sales Funnel adalah kunci dalam mengukur, mengelola, memprediksi, dan termasuk memperbaiki proses penjualan Anda hingga akhirnya bisa memaksimalkan potensi transaksi dengan customer.

Konsep Sales Funnel & Cara Kerjanya

Dalam visualisasi, sales funnel berbentuk seperti corong. Corong ini akan menunjukkan berapa jumlah orang yang terlibat dalam setiap tahapan marketing.

Di tahap awal, dimulai dari orang yang tidak mengenal brand Anda, jumlahnya sangat banyak. Dengan setiap strategi pendekatan, jumlahnya akan semakin mengerucut tapi merupakan prospek yang paling potensial untuk bisnis Anda.

Misalnya saja, di tahap awal, Anda mungkin melakukan promosi besar- besaran untuk menjangkau banyak orang. Goal Anda saat ini adalah brand awareness, agar orang mengenal brand dan produk Anda lebih dulu.

Namun, dari sekian banyak audiens tersebut, seberapa banyak yang benar- benar tertarik untuk mengenal brand & produk Anda lebih jauh? Berapa banyak yang ingin membeli produk Anda? Berapa banyak yang akhirnya benar- benar membeli? Dan pada akhirnya, berapa banyak yang akhirnya menjadi pelanggan setia?

Mudah ditebak, jawabannya pasti lebih sedikit dari tahap sebelumnya. Itulah mengapa visualisasi konsep sales funnel ini menggunakan bentuk corong.

Dari sisi customer journey, funnel ini digambarkan sebagai proses yang ditempuh calon pelanggan dalam mengenal brand & produk, mencari tahu lebih dalam, membeli produk, hingga akhirnya menjadi pelanggan tetap.

Apa Manfaat Sales Funnel?

Dalam strategi marketing, penggunaan sales funnel sangat penting. Melalui proses funnel ini, pebisnis akan paham bagaimana calon pelanggan tahu soal brand, hingga akhirnya memutuskan untuk membeli.

Saat memahami rangkaian proses ini, kita akan mengenali langkah mana yang sudah optimal. Sama halnya dengan langkah yang belum maksimal. Selanjutnya, Anda bisa melakukan analisa pada strategi marketing di tahapan yang kurang optimal.

Karena di setiap step  ini ada peningkatan aktivitas customer, maka besar kemungkinan calon pelanggan semakin yakin dan mantap untuk membeli produk Anda.

Secara ringkas, berikut ini adalah beberapa manfaat menerapkan strategi sales funnel :

  • Pendekatan yang efektif untuk memahami perilaku konsumen
  • Terhindar dari bakar- bakar duit untuk upaya promosi yang percuma
  • Evaluasi strategi marketing secara spesifik ke tahapan yang belum optimal
  • Potensi konversi yang lebih optimal

Langkah- Langkah Cara Membuat Sales Funnel

Sales Funnel ini sebenarnya ada banyak jenisnya. Ada yang bisa dipraktekkan dengan 4 tahapan saja, ada juga yang menggunakan hingga 9 tahapan.

Untuk 4 tahapan misalnya :

  1. Awareness
  2. Interest
  3. Decision
  4. Action/ Sales

Atau bisa juga :

  1. Lead Magnet
  2. Produk Penetrasi
  3. Offer/ Penawaran
  4. Produk Utama
Contoh membuat sales funnel sederhana
Infografis by: Vectorstock.com

Dalam strategi ini, berarti kita akan menggunakan produk pancingan (produk penetrasi) dan penawaran untuk menggiring customer melakukan pembelian terhadap produk utama.

Dalam tahapan yang lebih lengkap bisa menjadi :

  1. Awareness
  2. Interest
  3. Consideration
  4. Evaluation
  5. Decision
  6. Purchase
  7. Repeat
  8. Loyalty
  9. Advocacy
Contoh membuat sales funnel
Infografis by: Vectorstock.com

Mana yang lebih ideal untuk digunakan? Tentunya tergantung jenis bisnis masing- masing.

Prinsipnya sih sama sebenarnya. Hanya saja, setiap unit bisnis mungkin punya cara yang berbeda dalam mendefinisikan tahapan sales funnel ini.

Tahapan awal akan dihitung dari jumlah user yang masuk ke website. Dilanjutkan dengan tahapan consideration atau pertimbangan yang dihitung dari jumlah sesi di setiap halaman produk.

Sedangkan di bagian decision atau keputusan akan dihitung dari jumlah user yang memasukkan produk ke keranjang belanja. Dan di bagian akhir adalah purchase atau pembelian, yang dilihat dari jumlah user yang menyelesaikan transaksi.

Awareness (Kesadaran)

Adalah tahap dalam sales funnel dimana pelanggan telah menyadari masalah yang harus mereka selesaikan. Dalam tahapan ini, Anda bisa menggunakan strategi content marketing.

Misalnya saja Ninda selama ini punya keinginan untuk bermain gitar, tapi terhalang dengan harga les musik yang begitu mahal. Lalu ia melihat iklan yang menyediakan layanan latihan gitar online lewat aplikasi.

Iklan layanan latihan bermain gitar ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk membuat konsumen potensial sadar akan produk Anda. Tahap ini sangat penting untuk menghasilkan prospek pelanggan kedepan.

Dalam menjalankan campaign ini, ada dua hal penting yang perlu diingat. Pertama, promosi yang dilakukan harus dipastikan bisa meningkatkan brand awareness. Setidaknya promosi ini harus bisa menjawab tiga pertanyaan calon konsumen berikut ini :

  • Siapa Anda? Apa yang Anda jual?
  • Kenapa target market harus peduli pada produk yang ditawarkan
  • Apa manfaat yang diperoleh target market bila menggunakan produk tersebut? Apa kerugian yang diperoleh jika tidak memakai produk?

Yang kedua, pastikan target market Anda spesifik atau menyasar ke audiens tertarget.

Interest (Ketertarikan)

Di tahap ini, setelah melihat iklan pelanggan akan menyadari bahwa ia telah menemukan solusi untuk masalahnya. Ia akan mencari tahu lebih lanjut tentang produk tersebut dengan cara berkunjung ke website tersebut.

Nah untuk memaksimalkan tahapan ini, Anda harus membuat website Anda semenarik dan seinformatif mungkin. Pastikan rasa ketertarikan calon konsumen bisa melangkah lebih jauh lagi.

Consideration (Mempertimbangkan)

Di tahap Consideration, konsumen akan mencari info lebih banyak tentang produk yang diinginkan. Dalam hal ini, termasuk membandingkan antara satu brand dengan brand yang lain.

Dalam contoh di atas misalnya, Ninda akan mulai riset layanan serupa di internet. Ia mencari tahu kelebihan dan kekurangannya atau reputasi dari layanan tersebut.

Sebagai pemilik bisnis, Anda harus berhasil meyakinkan Ninda agar memilih layanan Anda. Informasikan benefit layanan Anda dengan jenis copywriting yang menarik dan mudah dipahami.

Strategi yang bisa digunakan untuk tahapan Consideration ini antara lain :

  • Website (Desain & foto website, kecepatan website & navigasi)
  • Blog (Info produk, konten tips, tips & trik penggunaan produk)
  • Media sosial 
  • Email marketing (Lead generation & newsletter)

Evaluation (Evaluasi)

Di tahapan ini, calon konsumen mulai mempersempit jangkauan solusi potensial untuk masalah yang dihadapinya. Mereka akan membuang pilihan yang menurut mereka kurang menarik dengan pertimbagan tertentu, seperti harga, penawaran, dan kualitas.

Jika brand Anda termasuk yang lolos dalam tahapan ini, calon konsumen akan masuk kembali ke website Anda untuk meminta informasi lebih lanjut atau menghubungi staff penjualan.

Jangan kaget jika jumlah prospek pelanggan akan meruncing di tahap ini. Karena di sisi lain potensi penjualan akan meningkat lebih jauh.

Purchase (Pembelian)

Setelah evaluasi, calon konsumen akan masuk ke tahapan decision (memutuskan) dan purchase (melakukan pembelian). Mereka akan memilih produk yang sesuai dan menyelesaikan proses transaksi.

Beberapa hal yang harus Anda optimalkan untuk memaksimalkan tahapan ini dalam sales funnel adalah :

Repeat – Loyalty – Advocacy

Repeat dan Loyalty kerap menjadi satu paket tahapan yang disebut dengan Retention atau customer yang kembali membeli (repeat customer) dan menjadi pelanggan setia (loyal customer).

Untuk mencapai tahapan ini, ada beberapa hal yang penting untuk Anda pastikan, yaitu :

  • Produk berkualitas
  • Harga kompetitif
  • Layanan pelanggan yang baik
  • Pelayanan after sales (promo & layanan setelah penjualan) yang sama baiknya

Apa jadinya jika customer sudah sangat loyal pada brand Anda? Mereka tidak akan ragu untuk merekomendasikan brand dan produk Anda kepada teman dan kerabat (Advocacy).

Mereka bahkan tidak sungkan untuk berbagi di akun media sosialnya. Keuntungan berlipat ganda untuk brand Anda, bukan?

Untuk memaksimalkan tahapan ini, berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda pertimbangkan :

  • Rekomendasi produk secara berkala
  • Pusat bantuan
  • Customer Loyalty Program (Reward, Point system, referral, dsb)
  • Review panel

Kesimpulan

Jika Anda membaca artikel ini sampai selesai, sekilas tahapan ini terkesan seperti pekerjaan yang panjang dan melelahkan. Semua harus disusun sedemikian rupa agar berjalan dengan rapi dan efektif.

Namun percayalah, saat tahapan ini dilakukan, Anda akan merasa telah melakukan strategi marketing dalam best practice. Memang beginilah seni dalam strategi marketing, a sales funnel.

Berikut adalah resume singkat untuk strategi marketing funnel ini :

  • Awareness (Kesadaran) : content marketing, iklan, event, dan partnership.
  • Consideration (Mempertimbangkan) : blog, media sosial, website, dan email marketing.
  • Purchase ( Pembelian) :  promo, upselling/ cross selling, reminder, dan live chat.
  • Retention (Membeli Kembali) : reward, rekomendasi produk, dan pusat bantuan.
  • Advocacy (Testimoni): review, referral, dan reseller.

Jika Anda sudah mulai mempraktekkan ini, jangan lupa untuk melakukan evaluasi secara berkala. Corong Anda memang akan menyusut, tapi pastikan menyusut secara sehat.

Jika Anda merasa ada salah satu bagian corong yang bermasalah, berikut adalah hal yang bisa Anda lakukan :

  • Analisa strategi marketing pada tahapan yang bermasalah
  • Melakukan test A/B
  • Memperbaiki website dan juga kontennya (Website Audit)

Selamat mencoba!

Website Audit : Apa itu Website Audit & Cara Efektif Melakukannya

Website Audit : Apa itu Website Audit & Cara Efektif Melakukannya

Untuk para webmaster, website audit mungkin bukan istilah yang asing. Hanya saja, banyak yang beranggapan kalau website audit ini tidak begitu penting kecuali untuk skala bisnis yang besar. Benarkah begitu?

Kenyataannya, website audit penting untuk siapa saja yang menggunakan strategi digital dalam pemasarannya. Tentu kita perlu mencari tahu mengapa konservasi sangat minim meski lalu lintas website lumayan tinggi.

Atau, kita juga perlu menganalisa mengapa belakangan ini pengunjung website menurun secara konsisten? Dan mungkin ada masalah- masalah lain yang kurang kita perhatikan padahal berdampak untuk jangka panjang.

Apa itu Website Audit?

Website audit atau audit website adalah serangkaian pemeriksaan secara sistematis yang kita lakukan pada website untuk mengetahui masalah kesehatan website dan hal- hal yang kita perlu tingkatkan dari website tersebut.

Dalam pemeriksaan ini, kita akan mengetahui kondisi sebuah website dan membandingkan kondisinya pada saat ini dan kondisi ideal yang seharusnya.

Dalam audit website, setidaknya ada lima aspek yang perlu diperhatikan, yaitu :

  • Aspek Desain
  • Aspek Konten dan Halaman
  • Aspek Kegunaan dan Manfaat
  • Aspek Tujuan dan Target Marketing
  • Aspek Keamanan dan Backup

Mengapa Audit Website Perlu Dilakukan?

Ada beberapa pemilik website yang merasa sudah puasa dengan trafik yang banyak dan konversi yang cukup. Padahal, apabila pemilik website ini melakukan audit dan menemukan beberapa hal yang bisa diperbaiki, traffic dan konversi bisa menjadi lebih optimal lagi.

Melakukan audit pada website akan membantu kita mengetahui serta menilai seberapa optimal performa website kita dan potensinya. Kita juga bisa mengetahui seberapa tangguh website kita dibanding dengan kompetitor sejenis.

Secara ringkas, berikut ini adalah beberapa manfaat dari melakukan audit website :

  • Mengetahui kekurangan website
  • Melakukan pengukuran kesehatan situs web secara menyeluruh
  • Melakukan analisa terhadap performa website (trafik vs konversi)
  • Melakukan optimasi terukur sesuai dengan kebutuhan website
  • Memaksimalkan potensi website dengan cara memperbaiki kekurangan yang ada
  • Sebagai fondasi untuk melakukan strategi marketing yang tepat dan efektif

Melakukan audit website akan memberi kita hasil apa saja yang harus diperbaiki dari website kita dan menambal kekurangan itu segera. Artinya, strategi yang kita lakukan, baik secara SEO maupun marketing keseluruhan akan lebih terarah dan tepat.

Jika Anda melewatkan tahapan ini, tentu Anda tetap melakukan optimasi SEO dan strategi digital marketing lainnya. Tapi mungkin ada beberapa hal yang seharusnya diprioritaskan, namun terlewat karena tidak kita sadari.

Cara Melakukan Audit Website

Inti dari kegiatan website audit adalah mengidentifikasi benchmark atau peninjauan potensial masalah pada website. Selanjutnya, webmaster akan mengumpulkan problem tersebut dan membandingkan standar SEO yang berlaku.

Setelah melakukan perbaikan, cobalah untuk mengidentifikasi kembali dengan benchmark yang digunakan.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini adalah beberapa step yang bisa dilakukan dalam audit website :

1. Identifikasi Benchmark

Identifikasi benchmark bisa dilakukan dengan menggunakan website audit tools. Proses ini bisa dilakukan dengan tool audit website, seperti Semrush.

Untuk menggunakan layanan Semrush ini, pemilik website perlu mendaftar akun lebih dulu, dan melakukan verifikasi email. Selanjutnya, pemilik website bisa melakukan satu kali audit secara gratis.

Jika sudah terdaftar, pengguna bisa menggunakan beberapa tool SEO yang tersedia di Semrush, termasuk salah satunya adalah audit website.

Untuk mulai menggunakannya, kita bisa masuk ke akun Semrush kita, lalu di bagian Sidebar bisa memilih SEO Tool Kit > Site Audit. Masukkan situs web Anda, lalu klik ‘Start Audit’.

Pengguna versi gratis bisa melakukan audit hingga 100 halaman, sedangkan pengguna berbayar bisa melakukan audit hingga 100.000 halaman. Tunggu hingga proses audit selesai.

Selain site audit, tool ini juga bisa digunakan untuk track ranking website dan juga performa SEO On Page.

2. Mengumpulkan data SEO

Setelah proses audit selesai, Anda akan mendapatkan total skor dari nilai website audit. Semakin tinggi nilainya, maka skor akan semakin baik.

Di tahap ini Anda akan memperoleh informasi apa saja masalah dalam situs Anda. Ada kategori error, dan warning. Error adalah indikasi masalah yang harus segera diperbaiki. Sedangkan warning adalah bagian kedua yang perlu dilakukan improvement.

Selain error dan warning, ada juga bagian notice untuk melihat laporan lengkap audit yang diarahkan ke Link View All Issue. Di bagian ini akan ditampilkan semua informasi mengenai hal- hal yang diuji dalam audit.

Misalnya saja broken internal link, external link, wrong page, image not found, dan masih banyak lagi. Dengan mengklik salah satunya, Anda akan diarahkan ke detail dari masalah tersebut.

Misalnya saat Anda mengklik parameter broken internal image, maka saat diklik akan ditampilkan laporan sejumlah halaman dengan gambar internal yang rusak.

3. Bandingkan Standar dan Lakukan Analisa

Setelah melalui step #2, kini Anda mengetahui masalah yang terjadi pada website Anda. Langkah selanjutnya adalah memeriksa rekomendasi perbaikan yang ditawarkan untuk website Anda.

Selain itu, Anda juga bisa membandingkan laporan web Anda dengan website kompetitor lainnya. Analisa masalah yang krusial dan harus segera diperbaiki agar kinerja situs Anda menjadi lebih optimal.

4. Buat Planning Perbaikan

Perbaikan pada masalah yang terdapat dalam laporan audit website harus segera direncanakan. Dengan begitu, Anda bisa melakukan audit lanjutan untuk menghasilkan perbaikan yang lebih baik.

Proses audit ini perlu dilakukan secara berkala untuk monitoring kesehatan situs dan meningkatkan hasil yang optimal.

Cara Audit Website dengan Checklist 

Selain keempat cara di atas, Anda juga bisa melakukan audit website dengan identifikasi manual. Maksudnya manual disini adalah mengacu pada aspek yang perlu dilakukan audit, dan mengumpulkan pertanyaan sesuai dengan aspek tersebut.

Aspek Desain

  • Apakah menu navigasi web Anda mudah ditemukan dan mudah digunakan?
  • Sudahkah Anda menggunakan skema warna yang konsisten sesuai brand Anda?
  • Apakah tipografi dan font website Anda mudah dibaca di semua device? (Anda bisa mengintip rekomendasi font di artikel 15 Google Font Terbaik untuk Website dan Alasan Menggunakannya)
  • Apakah Anda menggunakan gambar berkualitas tinggi dan ringan untuk web Anda?
  • Apakah keseluruhan desain web Anda sudah konsisten dengan brand bisnis Anda?
  • Apakah website Anda mobile friendly atau responsif?

Aspek Konten dan Halaman

  • Sudahkah Anda mendefinisikan dengan jelas tujuan setiap halaman web Anda?
  • Apakah tombol CTA yang efektif sudah tersedia di semua halaman website?
  • Apakah Anda mempunyai landingpage diperlukan untuk membangun database email?
  • Apakah halaman ABOUT menjawab pertanyaan pengunjung dan mudah dimengerti oleh mereka
  • Apakah konten Anda jelas dan mudah dimengerti oleh pembaca?

Aspek Kegunaan dan Manfaat

  • Sudahkah Anda mendefinisikan siapa pembaca atau pengunjung web Anda?
  • Sudahkah Anda mendefinisikan bagaimana cara web Anda dalam melayani pengunjungnya?
  • Apakah web Anda mempunyai pesan pemasaran yang menarik sesuai kebutuhan pengunjung?
  • Apakah tersedia form opt-in email berlangganan yang bisa ditampilkan secara jelas di web Anda?
  • Apakah form opt-in yang dibuat bisa memecahkan satu masalah orang- orang yang mengunjungi web Anda?

Aspek Tujuan dan Target Marketing

  • Sudahkah Anda membuat sales funnel untuk mengubah pengunjung menjadi subscriber?
  • Apakah Anda sudah mengintegrasikan tool untuk melacak perilaku pengunjung dan interaksi di website? (Misalnya saja Google Analytics, Facebook Pixel, dsb)
  • Sudahkan Anda mendefinisikan hasil yang diinginkan dari website?

Aspek Keamanan dan Backup

  • Apakah Anda mempunyai plugin atau sistem keamanan untuk melindungi web Anda dari serangan hacker?
  • Sudahkah Anda menghapus pengguna default di web Anda? (Seperti administrator, kontributor, editor, dsb)
  • Apakah Anda sudah menggunakan password & username yang kuat untuk web Anda
  • Sudahkah Anda mempunyai sistem cadangan jika situs diretas?
  • Sudahkah Anda menggunakan plugin anti-spam?

Kesimpulan

Inti dari aktifitas website audit adalah menemukan kekurangan/ error/ kesalahan dari website untuk segera dilakukan perbaikan. Dengan begitu, Anda akan memaksimalkan potensi website Anda untuk kepentingan SEO dan bisnis secara keseluruhan.

Ada banyak manfaat yang bisa Anda peroleh dengan melakukan audit website. Dan dampaknya bisa segera Anda lakukan saat perbaikan mulai dilakukan.

Selamat mencoba!

5+ Tips agar Bisnis Tetap Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

5+ Tips agar Bisnis Tetap Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Tak bisa dipungkiri banyak banyak sektor bisnis yang begitu terdampak dengan kebijakan menghadapi pandemi Covid-19. Bukan hanya bisnis dalam skala besar, bisnis skala kecil seperti UMKM dan bisnis rumahan juga mengalami hal yang sama.

Mau tidak mau, beberapa pebisnis memilih merumahkan karyawan. Beberapa lainnya bahkan sudah bersiap gulung tikar. Disisi lain, tuntutan kebutuhan juga tetap ada untuk harus terpenuhi.

Roda Bisnis Harus Tetap Berjalan

Bagaimanapun keadaannya, roda bisnis harus bisa terus berjalan. Pebisnis perlu memutar otak untuk bisa bertahan di tengah pandemi ini atau membuat gebrakan- gebrakan baru.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dicoba untuk membuat bisnis tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19 :

1. Maksimalkan Layanan Online

Karena himbauan untuk tidak bepergian, maka masyarakat cenderung mencari barang kebutuhan mereka secara online. Dengan memaksimalkan layanan online, bisnis berjalan dengan lebih optimal dan bahkan mengalami peningkatan.

Pebisnis bisa membuat platform yang mudah diakses oleh konsumen atau memaksimumkan berbagai platform online untuk mempromosikan dagangannya. Mulai dari social media seperti Instagram dan Facebook, hingga berbagai platform marketplace.

Jika Anda berjualan produk makanan, Anda bisa memasarkan produk dengan bantuan aplikasi pihak ketiga seperti Grabfood atau GoFood.

2. Manfaatkan Database

Cara yang kedua, manfaatkan lah database pelanggan yang Anda miliki. Mereka sudah mengenal bisnis Anda, dan mungkin saja sedang menunggu informasi bagaimana cara mendapat produk tersebut di tengah pandemi ini.

Anda bisa melakukan blast email atau broadcast Whatsapp untuk menginformasikan bahwa layanan Anda tetap optimal di tengah pandemi. Atau bahkan Anda mempunyai beberapa promosi kreatif yang menarik mereka untuk melakukan pembelian.

3. Intip Peluang Baru yang Lebih Relevan

Ada beberapa pebisnis yang banting setir dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tidak apa- apa, ini sah- sah saja dilakukan. Goal nya adalah agar bisnis bisa bertahan.

Sekarang ini banyak pebisnis makanan dan minuman atau bahkan produk fashion yang beralih ke penjualan masker- masker kain dan produk kesehatan untuk mencegah penyebaran virus.

Bisnis jasa kecantikan seperti salon pun membuat siasat dengan mengubah fokus bisnisnya dari jasa menjadi ritel produk kecantikan. Atau bisnis restoran yang mendadak menyediakan menu ready to cook untuk pelanggannya.

Dengan beradaptasi pada situasi, penjualan akan terus berjalan. Dalam situasi darurat, ini sangat penting untuk dilakukan.

4. Saatnya Memperluas Jaringan

Cobalah hal- hal baru di luar kebiasaan. Salah satunya adalah dengan memperluas jaringan. Selain dengan cara- cara yang sudah lazim dilakukan dengan internet dan iklan, Anda bisa mencoba trik konvensional.

Anda bisa menjalin kerjasama dengan cluster atau komplek untuk mengenalkan bisnis Anda. Misalnya saja dengan mempromosikan bisnis makanan atau paket masakan untuk diantar ke rumah.

Jika Anda mempunyai bisnis barbershop, pikirkan bagaimana bisnis Anda tetap berjalan dengan mendatangi calon pelanggan yang membutuhkan di kompleks tersebut.

Untuk promosi ini, buatlah konten promosi yang bisa dibagikan PIC kompleks di grup WhatsApp mereka dan juga di media sosial. 

5. Promosi Kreatif

Saat terjebak dalam situasi yang kurang menyenangkan, kadang ide kreatif justru keluar. Di kondisi pandemi seperti sekarang ini, promosi kreatif akan berdampak baik untuk menjaga stabilitas bisnis.

Saat Anda mempunyai bisnis makanan dan minuman misalnya, selama pandemi ini bisa membuat promo gratis ongkos kirim untuk jumlah pembelian tertentu. Atau paket ready to cook yang memungkinkan pembeli untuk memasak sendiri di rumah.

Untuk jenis bisnis lain, Anda mungkin bisa membuat promo gratis hand sanitizer dan masker. Atau bisa juga membeli sambil berdonasi dan berbagi untuk pandemi Covid-19.

Jika memang ingin membuat promo sambil berdonasi dan berbagi, maka pastikan ini benar- benar dilakukan. Jadi jangan hanya menggunakan momen untuk kepentingan pribadi ya.

6. Mempertahankan Arus Kas

Banyak pihak memprediksi bahwa pandemi ini akan berlangsung hingga Mei atau Agustus. Ini pun dengan syarat PSBB dan social distancing dipatuhi dengan baik oleh masyarakat.

Artinya, mempertahankan arus kas sangat penting untuk para pebisnis. Caranya adalah dengan mengurangi atau menghentikan pengeluaran yang sifatnya tidak dalam kondisi darurat.

Jika keadaan sudah begitu mendesak, cara berikut yang bisa digunakan adalah menjual aset atau investasi yang dimiliki. Dengan cara ini, pebisnis bisa memanfaatkan dana yang tersedia untuk mempertahankan atau memaksimalkan bisnis nya.

Kesimpulan

Ada beberapa pihak yang menghadapi pandemi ini dengan pesimis. Namun, pesimis tidak akan memperbaiki situasi, justru memperburuknya.

Kita boleh saja panik, namun tidak menyerah dan berdiam diri. Dengan berbagai upaya yang Panda bagikan di artikel ini, semoga kita masih bisa mengusahakan yang terbaik dalam mengelola bisnis kita.

Selamat mencoba!

Pengertian Google UTM dan Cara Analisa Trafik Web dengan UTM

Pengertian Google UTM dan Cara Analisa Trafik Web dengan UTM

Untuk pemilik bisnis yang ingin menganalisa trafik secara mendalam, Google UTM adalah tool yang wajib untuk digunakan. Dengan UTM, webmaster bisa melakukan analisa trafik konten yang dibagikan ke setiap platform yang berbeda.

Anda mungkin saja menggunakan beberapa metode untuk mendatangkan trafik ke website Anda. Mulai dari trafik secara organik, trafik dari google ads, hingga trafik dari media sosial. Tanpa UTM, pebisnis mungkin akan kehilangan detail yang diperlukan untuk mengetahui sumber trafik secara terperinci. Jika ini terjadi, tentu sangat disayangkan.

Sebelum melangkah lebih jauh, kita akan menjawab beberapa pertanyaan seputar Google UTM terlebih dulu :

Apa itu Google UTM / UTM Link?

UTM adalah kepanjangan dari Urchin Tracking Module. Tool online yang dikembangkan oleh Google ini akan membantu webmaster dalam melacak parameter postingan  dan membedakan sumber trafik antara satu dan yang lainnya.

Apa fungsi Google UTM?

Fungsi utama Google UTM adalah sebagai tool yang efektif dan efisien dalam mengukur kinerja aset digital yang dimiliki. Dengan tool ini, pengguna bisa menganalisa trafik postingan di media sosial dengan lebih terperinci.

Apa itu UTM Builder/ URL Builder?

UTM builder adalah tool yang digunakan untuk membuat campaign UTM dengan parameter tertentu, sehingga menghasilkan URL yang bisa dilacak dengan mudah melalui Google Analytic.

Mengenal Google UTM

Anda mungkin seorang marketer yang membangun sumber daya trafik dari berbagai jenis channel. Atau Anda mungkin mempunyai web dengan lalu lintas yang besar dan ingin tahu strategi mana yang sudah Anda jalankan yang sebenarnya paling efektif.

Untuk mengetahui ini semua, Google UTM adalah jawabannya. Dengan parameter Google UTM, singkatnya Anda akan mendapat beragam insight dari strategi yang sudah Anda jalankan.

UTM adalah sebuah link khusus yang memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi URL sehingga bisa melakukan tracking referal untuk blog post, opt-in, atau landing page yang diarahkan langsung ke orang- orang.

Dengan link UTM, Anda akan mengarahkan pengunjung ke URL landing page yang sama dari berbagai tempat yang berbeda. Sebut saja Facebook ads, newsletter, Linkedin, Instagram, atau channel lainnya dengan sebuah URL unik.

Untuk mengetahui mana yang paling efektif, Anda akan menganalisanya dari parameter UTM yang berbeda yang sudah disetting sebelumnya.

Bagaimana cara mengakses analisa UTM ini?
Google Analytic jawabannya!

Untuk menggunakan UTM, Anda akan melibatkan dua tool sekaligus. Yang pertama adalah UTM builder, dan yang kedua adalah Google Analytic.

Cara kerja Google UTM dalam menganalisa trafik postingan secara singkat adalah :

  • Webmaster mengatur link UTM melalui Google URL builder
  • Memasang link UTM di kampanye yang digunakan (ads, email, social media, dsb)
  • Analisa trafik di Google Analytic

Tutorial Cara Menggunakan Google UTM

Setelah Anda memahami apa itu Google UTM dan UTM builder, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara menggunakan Google UTM. Berikut ini adalah langkah- langkah yang harus Anda lakukan :

1. Kunjungi Google URL Builder

Langkah pertama adalah membuat kode pelacak UTM di Google’s Campaign URL Builder. Di halaman ini, ada beberapa jenis parameter yang nantinya menjadi kode tambahan dalam link URL Anda.

2. Isi Parameter yang Dibutuhkan

Mulailah dengan menambahkan parameter sesuai dengan campaign yagn Anda buat. Mulai dari website URL, source, medium dan campaign name.

Jika Anda ingin menggunakan UTM untuk mengidentifikasi hasil iklan berbayar, Anda bisa mengisi kolom Term dan Content untuk mendapatkan kode UTM tambahan.

Misalnya saja Panda ingin membuat kode UTM untuk halaman website https://pandagila.com/pemasaran-online-ukm/ yang nantinya akan kami buat campaign nya di email marketing dengan penawaran download eBook.

Setelah mengisi parameter yang sesuai, Saya akan mendapatkan link kampanye yang Saya butuhkan.

Cara membuat link UTM - Parameter
Contoh pengisian dalam Google URL Builder

3. Pasang Link di Kampanye yang Digunakan

Setelah mendapatkan link UTM, Anda bisa menggunakan shortener untuk memperpendek URL. Selanjutnya, gunakan link UTM tersebut ke media campaign yang Anda gunakan.

Tampilan link UTM yang sudah jadi
Contoh tampilan link UTM yang sudah jadi

Yang perlu dicatat, untuk setiap campaign, link UTM yang dibuat harus berbeda. Jika membuat tiga campaign berbeda, maka harus dibuat tiga link UTM berbeda.

Misalnya untuk URL tadi tujuannya adalah untuk newsletter email, maka jika Anda ingin membuat link untuk campaign Facebook Ads dengan landing page yang sama, Anda harus membuat UTM lagi.

4. Akses Insight di Google Analytic

Setelah menggunakan link UTM khusus ke beberapa campaign yang berjalan, Google Analytic akan mulai mengumpulkan data dalam waktu 3-5 hari ke depan. Untuk mengetahui insight performa campaign UTM, Anda perlu masuk ke dashboard Google Analytics.

Untuk mengaksesnya, pilih menu Acquisition >> Campaigns >> All Campaigns. Di halaman ini, Anda akan melihat kinerja trafik dari link UTM.

Lakukan monitoring secara berkala sehingga Anda dapat mengukur kinerja hasilnya secara berkesinambungan. Untuk mempermudah analisa dan tracking, Anda juga bisa mengumpulkan setiap link UTM di spreadsheet dan membuat catatan kinerja tersendiri.

5. Menggabungkan UTM dengan Google Goals

Google Goals adalah tool dalam analytic yang digunakan untuk mengukur kinerja goal yang ingin diraih. Menggabungkan link UTM dengan Google Goal akan membantu pelacakan sumber trafik untuk berbagai jenis konten dengan lebih cepat dan tepat.

Goal ini biasanya di setting saat pengguna ingin mengoptimalkan beberapa metrik penting seperti jumlah lead, jumlah sign up, jumlah klik WA, sign up newsletter, jumlah download, dan yang lainnya.

Mengenal Pembagian Parameter Google UTM

Sampai disini kita memahami bahwa Google UTM memberikan fleksibilitas yang luar biasa. Pebisnis bisa mencari tahu asal usul trafik yang diperoleh melalui URL dari sumber link, jenis konten, hingga tambahan parameter untuk analisa strategi marketing.

Secara rinci, berikut adalah pembagian dalam parameter dalam Google UTM :

1. Campaign Name (utm_campaign)

Masukan parameter ini sesuai dengan campaign atau promosi yang dibuat. Misalnya saja Campaign ini adalah Promo Harbolnas Diskon 25%, maka Anda dapat mengisi kolom campaign name : harbolnas_disc_25.

2. Campaign Source (utm_source)

Campaign source adalah parameter yang mengindikasikan sumber referral link berasal. Misalnya di contoh sebelumnya Anda menggunakan newsletter, maka utm_source sama dengan newsletter.

Jika Anda menggunakan target sumber lain, seperti Facebook Ads, Google, Instagram, Twitter, atau YouTube, maka utm_source bisa disesuaikan dengan asal sumber tersebut.

3. Campaign Medium (utm_medium)

Campaign medium diisi berdasarkan medium yang digunakan dari source sebelumnya. Misalnya saja, dalam Instagram Anda menggunakan medium Story, maka bisa diisi utm_medium=story.

Jadi penggunaan medium ini adalah untuk indikator jenis media apa yang digunakan saat pengunjung mengklik link yang disebarkan. Anda bisa mengetahui apakah pengunjung datang dari iklan banner, email, atau media lainnya.

4. Campaign Content (utm_content)

Parameter content digunakan jika Anda melakukan A/B testing untuk mengetahui performa campaign yang berbeda terhadap satu URL yang sama. Anda mungkin membedakan dua campaign ini dari sisi gambar atau copywriting.

Dengan strategi ini, Anda akan mengetahui strategi promosi yang lebih efektif untuk sebuah konten.

5. Campaign Term (utm_term)

Parameter yang satu ini digunakan untuk menganalisa kata kunci pada sebuah ads berbayar, seperti PPC (Pay Per Click). Misalnya saat Anda beriklan dan ingin testing kata kunci mana yang lebih efektif, maka Anda bisa mengisinya di parameter ini.

Kesimpulan

Untuk pebisnis, membuat analisa dan evaluasi terhadap kinerja sebuah campaign adalah hal yang penting dilakukan. Dalam proses ini, pebisnis akan melakukan tebang pilih.

Menebang strategi yang setelah di test, dioptimalkan, dan dievaluasi ternyata masih sangat tidak efektif. Lalu mengoptimalkan strategi yang jauh memberi dampak signifikan pada peningkatan lead dan konversi.

Dengan Google UTM atau UTM link, kinerja campaign dapat dianalisa dengan mudah dan tepat. Anda bisa mengidentifikasi trafik berkualitas dan Anda bisa memaksimalkan campaign dan source yang memberi kinerja maksimal.

Tertarik untuk mempraktekkan strategi UTM ini? Cobalah sekarang juga!