Teknik Menulis Free Writing : Mengasah Kemampuan Menulis & Melahirkan Ide Kreatif

Teknik Menulis Free Writing : Mengasah Kemampuan Menulis & Melahirkan Ide Kreatif

Untuk kamu yang gemar menulis dan sering terjebak writing block, menerapkan teknik menulis free writing akan sangat membantu. Teknik ini membantu penulis untuk mengumpulkan ide- ide dan imajinasi mereka tanpa harus terikat dengan kaidah EYD, tata bahasa atau bahkan alur penceritaan.

Kenyataannya, menjadi seorang penulis handal memang bukan proses sederhana. Kita kerap berhadapan dengan distraksi yang membuat proses menulis kita terhadap. Sekali terhambat, sering tidak mudah untuk menemukan momentum menulis lagi.

Agar hal seperti ini tidak sering terjadi, penting sekali untuk penulis berlatih secara konsisten. Dan dengan bantuan free writing, kita bisa meminimalisir waktu terbuang percuma dan hilangnya momentum dalam menulis.

Apa itu Free Writing?

Menurut  Pepih Nugraha dalam buku “Tulislah, Mengembangkan Proses Kreatif Menulis Berita, Feature, Fiksi”, Free Writing adalah salah satu teknik menulis dimana seseorang memposisikan diri untuk terus menerus menulis tanpa memperhatikan ejaan, paragraf, tata bahasa, judul, topik atau tema.

Bisa dibilang, pengertian dari Free Writing adalah teknik menulis bebas dimana seseorang bisa menulis secara terus menerus untuk jangka waktu panjang tanpa memperhatikan ejaan, tata bahasa atau topik.

Free writing dapat kita gunakan sebagai langkah awal dan sederhana dalam menulis. Bahkan secara tidak sadar, di era digital ini kita punya banyak kesempatan untuk melakukan free writing. Baik dalam format pendek atau panjang di beragam tool yang berbeda.

Teknik menulis bebas adalah solusi untuk mereka yang sedang mengalami writing block. Dalam situasi ini, sulit untuk mulai menulis kembali jika kita masih harus runtut sesuai tata bahasa yang baku. Kita bisa melupakan sejenak tentang EYD, SPOK dan tata bahasa.

Sebaliknya, tulislah apa yang kamu rasakan, dan apa yang kamu alami dalam bahasa sendiri. Menulislah dengan santai seperti mengobrol. Tulis apa saja yang spontan terlintas di pikiran dengan mengabaikan semua hambatan.

Aturan Penting dalam Free Writing

Aturan dalam menulis freewriting

Sebagai pendukung awal Free Writing, Dorothea Brande dalam buku Menjadi Penulis (1934) menyarankan pembaca untuk duduk dan menulis selama 30 menit setiap pagi, secepat yang mereka bisa. Tulislah tanpa memperhatikan tata bahasa, ejaan, dll, serta tidak membuat koreksi.

Berikut adalah aturan penting dalam Free Writing : 

1. Tentukan Batas Waktu

Saat menulis bebas, beri diri kita batas waktu. Menulislah untuk waktu lima, sepuluh, atau dua puluh menit, lalu berhenti.

2. Hindari Distraksi Sampai Waktu Habis

Singkirkan distraksi apapun karena ini mempengaruhi kualitas pemakaian waktu yang sudah kita tentukan sebelumnya. Jangan berhenti sejenak untuk menatap ke langit- langit, menghitung cicak, atau membaca apa yang sudah kita tulis.

Fokuslah menulis dengan cepat, tapi tidak tergesa- gesa.

3. Abaikan Keteraturaturan

Kita bisa mengabaikan tata bahasa, ejaan, kerapian, gaya bahasa, atau tanda baca dalam menulis bebas. Tidak ada orang lain yang akan membaca free writing kita.

4. Terus Menulis Meski Kehabisan Ide

Teruslah menulis sesuai dengan rentang waktu yang kamu tentukan, meski sudah keluar topik atau kehabisan ide. Jika perlu, tulislah omong kosong dan ide spontan apapun yang mampir di kepala kita.

5. Saat Merasa Bosan dan Tidak Nyaman

Dan jika akhirnya kamu merasa bosan atau tidak nyaman saat sedang menulis, cobalah berbicara pada diri sendiri. Tanyakan pada diri sendiri apa yang mengganggumu dan tulislah tentang hal itu.

6. Tindak Lanjut Saat Waktu Habis

Setelah waktu yang kita set habis, saatnya untuk mereview kembali. Lihat kembali apa yang telah kita tulis, dan tandai hal- hal penting yang mengandung ide. Tujuannya, agar ide- ide penting atau kalimat menarik bisa kita olah untuk karya selanjutnya.

Tutorial Melakukan Free Writing untuk Penulis

Lalu bagaimana cara memulai Free Writing? Berikut metode yang dapat Anda terapkan : 

1. Atur Timer

Gunakan timer di ponsel atau menggunakan jam di layar komputer selama 5-10 menit untuk menulis secara terus menerus. Dengan timer, kamu akan menulis secara terus menerus, cepat dan tetap berbatas waktu.

2. Tentukan Topik Menulis Bebas

Meskipun akan menulis bebas, namun menentukan topik akan membantumu untuk menjadi lebih fokus. Fokuslah pada satu topik agar poin yang dihasilkan dapat diolah dengan maksimal untuk kebutuhan selanjutnya.

3. Tulis Apapun yang Ada di Pikiran

Tulis setiap ide spontan yang masuk ke dalam pikiran kita. Agar efektif, tulislah tanpa harus memikirkannya lagi. Pada dasarnya, ide yang benar- benar murni datang secara spontan dari pikiran kita.

Tidak masalah juga jika kamu menulis kalimat yang berulang. Semakin sering menerapkan teknik ini secara konsisten, maka akan semakin baik sesi menulis bebasmu.

4. Terus Menulis Sampai Waktu Habis

Teruslah menulis dan menulis sampai waktu yang ditentukan habis. Jadi, jangan berhenti sebelum waktu habis.

5. Mulai Praktek

Tunggu apalagi? Mulailah draft kasar mu dan mulai berlatih dengan teknik menulis Free Writing.

Tips Agar Semakin Mudah dan Efektif Menerapkan Free Writing

Ada banyak kesempatan untuk menerapkan teknik menulis bebas ini. Namun tentunya, seiring berjalannya waktu, kita ingin agar semakin mudah untuk melakukan free writing ini. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan dalam meningkatkan kualitas teknik free writing :

1. Ikuti Pelatihan dan Temukan Inspirasi Menulis Bebas

Untuk menambah wawasan terkait dunia menulis, kamu bisa mengikuti berbagai pelatihan menulis. Dengan pelatihan, melalui kursus atau seminar, kita juga bisa memperluas koneksi dan bertukar ilmu dengan orang- orang yang sudah berpengalaman dalam menulis. Ide- ide untuk melakukan free writing pun akan bertambah.

Selain dengan pelatihan, kita juga harus aktif mencari inspirasi dengan cara yang kreatif. Sesekali cobalah untuk menulis di luar ruangan. Misalnya saat nongkrong di kafe, jalan- jalan di tempat yang sejuk, dan lain sebagainya. Setiap mendapat inspirasi baru, segeralah menulisnya.

2. Manfaatkan Aplikasi Catatan

Melalui aplikasi ponsel atau desktop, kita bisa menggunakan fitur atau aplikasi untuk menulis catatan. Mencatat dengan bantuan tool teknologi tentu terasa mudah karena bisa diakses dengan praktis, ringan, dan cepat. Kebalikannya, menulis dengan buku secara konvensional cenderung memakan waktu dan punya lebih banyak keterbatasan.

Pilihlah tool yang membuat Anda bisa menulis bebas dengan cepat dan nyaman.

3. Menulis di Media Sosial atau Blog Pribadi

Setelah terbiasa mempraktekkan free writing di catatan pribadi, kamu bisa mulai belajar menulis di media sosial atau blog pribadi kita. Melalui kanal pribadi lewat platform tersebut, kita lebih mudah untuk menulis dengan berbagai tema daripada melalui media resmi.

Untuk itu, manfaatkan waktu luang untuk mengecek berbagai tulisan bebas kita di aplikasi catatan. Lakukan seleksi tulisan terhadap tulisan kita, rapikan dan secara berkala publikasikan ke media sosial atau blog pribadi kita.

Beberapa ide tulisan mungkin bisa menjadi cerita gila yang langka, beberapa bisa menjadi copywriting iklan yang menarik, dan sebagian bisa menjadi list konten di content planner. Seleksi dan olah lah hasil tulisan itu untuk menjadi karya yang lebih matang untuk disajikan.

Jangan Lupa untuk Membaca Ulang dan Memperbaiki Tulisanmu!

Metode free writing membantu kita untuk mengatasi writing block dengan membebaskan pikiran kita dari aturan tentang ejaan, alur, dan tata bahasa. Dengan membebaskan diri, kita bisa menyalurkan ide- ide kreatif yang muncul secara spontan dari pikiran kita. Tulis saja dan biarkan mengalir sesuai dengan waktu yang kita atur.

Namun tentu saja, saat kita membaca tulisan itu kembali, semua terlihat berantakan. Tidak masalah. Karena pada dasarnya ini adalah format latihan untuk menjaga momentum menulis. Justru bisa jadi, tulisan berantakan ini berisi ide- ide menarik yang siap kamu eksekusi untuk konten yang lebih matang dan ‘bernyawa’.

Aturlah jadwal untuk membaca kembali tulisan bebas itu dan pahami kembali isi tulisanmu. Sambil membaca tulisan itu, pilih kembali mana yang perlu kamu koreksi dan kembangkan. Perbaiki tata bahasa, perbaiki alur atau mungkin buat tulisan yang berbeda dari ide spontan yang Anda temukan saat free writing? Anda bisa melakukan ketiganya!

Selamat mencoba ya!

Mengenal Apa itu Customer Churn, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengenal Apa itu Customer Churn, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ada istilah customer retention, ada juga customer churn. Dalam bisnis, penting untuk kita mengenali keduanya. Jika istilah yang pertama penting untuk terus kita tingkatkan, maka yang kedua harus sebisa mungkin kita hentikan.

Mengapa begitu? Customer retention atau retensi pelanggan merupakan faktor penting untuk meningkatkan keuntungan jangka panjang perusahaan. Salah satu cara yang perusahaan perlu lakukan untuk meningkatkan retensi adalah dengan mengurangi dan mencegah customer churn.

Di artikel kali ini, Panda akan mengulas secara lengkap apa itu customer churn, penyebab, dan cara mengurangi angka customer churn.

Apa itu Customer Churn?

Apa itu Customer Churn Rate

Dalam dunia marketing, istilah customer churn artinya pelanggan yang hilang dari sebuah bisnis atau berhenti menggunakan layanan. Churn rate atau tingkat churn dihitung dari banyak pelanggan yang meninggalkan bisnis dalam waktu tertentu.

Customer churn penting untuk kita ketahui sebagai gambaran keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan pelanggan mereka. Di tengah- tengah persaingan bisnis yang makin ketat, para pelaku bisnis akan tertinggal jika tidak bisa menjaga pelanggannya dengan baik.

Dalam istilah sederhana, customer churn kadang bisa kita sebut juga sebagai pergantian pelanggan atau pengurangan pelanggan. Bila ini menjadi tak terkontrol, semua strategi marketing untuk mendatangkan pelanggan akan menjadi sia- sia.

Sebaliknya, jika perusahaan mampu mengontrol dan mencegah customer churn, perusahaan akan bisa meningkatkan Customer Lifetime Value (CLV) mereka. Ujung- ujungnya, perusahaan akan jauh lebih profitable di masa depan.

Mengapa Customer Churn Rate Penting untuk Bisnis

Alasan utama mengapa churn rate penting adalah karena persentase pelanggan yang hilang akan sangat berdampak pada growth rate perusahaan.

Dilansir dari CleverTap, secara umum mendapatkan pelanggan baru akan lebih mahal 5-25 kali lipat daripada mempertahankan mereka yang sudah ada. Mendapatkan pelanggan baru bernilai setidaknya lima kali lebih mahal daripada mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Selain itu, membuat pelanggan baru menjadi loyal nilainya 16 kali lebih mahal.

Setelah mengetahui churn rate, perusahaan bisa bergegas menganalisa masalah apa yang sedang terjadi. Apakah karena user interface yang buruk, customer service yang kurang baik, harga yang tidak masuk akal atau faktor lainnya? Atau mungkin kompetitor punya penawaran yang lebih menarik?

Kebocoran harus diketahui sumbernya dari mana dan ditambal segera. Jika tidak, dampaknya akan semakin buruk.

Mengapa Perusahaan Harus Menghentikan Customer Churn?

Seperti yang Panda sebutkan sebelumnya, biaya untuk memperoleh pelanggan baru jauh lebih mahal. Mahalnya berkali- kali lipat daripada mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Artinya, pelanggan akan rugi besar jika terus kehilangan pelanggan. Selain itu, mempertahankan pelanggan lama juga berdampak lebih besar terhadap growth rate daripada mendapatkan pelanggan baru.

Maka dari itu, perusahaan perlu membuat strategi untuk mengatasi customer churn dan meningkatkan retensi pelanggan yang sudah ada. Dengan begitu, perusahaan akan berada di jalur yang tepat untuk meningkatkan revenue bisnisnya.

Cara Menghitung  Customer Churn Rate

Setelah memahami apa itu customer churn, langkah selanjutnya adalah menghitung customer churn rate. Ada beberapa hal yang perlu sobat Panda siapkan terlebih dulu : 

1. Tentukan Rentang Periode

Untuk menghitung churn rate, perusahaan perlu mengambil sampel periode waktu untuk dianalisa. Ini perlu agar perusahaan bisa membandingkan jumlah total pelanggan yang hilang dan datang selama periode tertentu.

2. Identifikasi Jumlah Pelanggan Hilang dan Diperoleh

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi jumlah pelanggan baru yang datang selama rentang periode tertentu dan jumlah pelanggan yang hilang. Misalnya saja perusahaan memperoleh 5000 pelanggan di semester sebelumnya, tapi juga kehilangan 1250 pelanggan.


Setelah mempersiapkan dua data di atas, gunakan rumus customer churn rate berikut ini : 

Rumus menghitung Customer Churn Rate


Dalam rumus ini, perusahaan perlu membagi jumlah pelanggan yang hilang dengan jumlah pelanggan yang diperoleh. Selanjutnya untuk menganalisa tingkat perputaran pelanggan ke dalam bentuk persentase, Anda bisa mengalikan angka yang diperoleh dengan 100.

Dari contoh di atas, maka hasil dari churn rate adalah sebesar 25%. Perusahaan bisa menganalisa angka ini setiap periode tertentu untuk mengetahui benchmark rata- rata churn rate dan angka pencapaian terbaik.

Jika memungkinkan, perusahaan juga bisa membandingkan hasil yang perusahaan peroleh dengan kompetitor sejenis. Hasil persentase tingkat churn yang tinggi mengindikasikan kalau perusahaan perlu melakukan evaluasi apa yang membuat jumlah pelanggan hilang tidak sebanding dengan jumlah pelanggan baru.

Apa Penyebab Customer Churn Tinggi?

Menurut Harvard Business Review, 58% pelanggan bisa pergi meninggalkan bisnis karena satu pengalaman yang tidak memuaskan. Selain itu, 48% yang mengalaminya akan membagikan pengalaman itu ke lebih dari 10 orang. Artinya, dengan cepat mengetahui alasan pelanggan pergi, hasilnya akan lebih baik.

Pastinya, customer tidak pergi begitu saja tanpa alasan. Untuk itu, perusahaan perlu mengidentifikasi apa saja alasan di balik pelanggan berhenti.

Beberapa faktor yang menyebabkan churn rate tinggi antara lain :

1. Pengalaman Pengguna yang Buruk

Salah satu faktor penting untuk mempertahankan pelanggan adalah pengalaman pengguna. Analoginya, pengalaman pengguna yang baik akan membuat pelanggan menjadi loyal dan bahkan ikut mempromosikan brand Anda.

Sebaliknya, pengalaman pengguna yang buruk justru membuat mereka kapok dan berpindah ke lain hati.

2. Kualitas Produk dan Harga

Selanjutnya, kualitas produk, dan harga adalah faktor penting agar pelanggan terus bertahan. Produk berkualitas baik dengan harga rasional tentu lebih mudah membuat pelanggan bertahan daripada harga produk standar tapi kualitas buruk.

Harga mungkin sedikit tricky. Harga yang murah tentunya sangat menggiurkan dan membuat pelanggan terus membeli. Tapi perusahaan juga bisa mengincar harga menengah dengan nilai produk yang lebih baik dan kualitas lebih menarik.

3. Adaptasi Pasar dan Produk

Yang bisa menjadi penyebab customer churn rate tinggi selanjutnya adalah adaptasi pasar dan produk. Jika produk dan layanan terlalu buru- buru untuk masuk pasar demi tanpa melakukan riset sebelumnya, hasilnya tentu tidak maksimal. Untuk itu penting sekali untuk menyesuaikan strategi penjualan apapun sesuai dengan kebutuhan pasar.

Cara Menurunkan Persentase Customer Churn

Dalam sales funnel, kita tentu senang setiap kali berhasil mengkonversi sebuah lead menjadi konversi. Tapi untuk seorang marketer, tugas ini sebenarnya belum selesai. Karena yang tidak kalah pentingnya dari mengakuisisi pelanggan baru adalah untuk membuat pelanggan yang sudah convert tadi untuk terus membeli dan menjadi pelanggan setia.

Karena jika kita abai dengan tugas ini, pelanggan bisa hilang di tengah jalan. Artinya, semakin banyak waktu, tenaga dan biaya yang kita keluarkan lagi untuk mengkonversi pelanggan baru lagi. Siklus ini terus berlanjut, jika masalah customer churn tidak diperbaiki.

Maka dari itu, perusahaan harus melakukan berbagai macam upaya agar churn rate menurun dan growth rate terus meningkat. Berikut beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk mengatasi masalah churn rate di perusahaan :

1. Pahami Penyebab dan Trend Churn

Untuk efektif mengurangi churn rate, perusahaan perlu mengetahui lebih dulu apa yang menjadi penyebab tingkat churn tinggi. Penyebab ini bisa berarti masalah atau pola tertentu.

Apakah perusahaan mengenakan biaya layanan yang tinggi, menawarkan layanan yang tidak sesuai, menjual produk yang tidak sesuai tren, atau harga yang terlalu mahal? Dengan memahami penyebab dan pola nya, perusahaan akan lebih mudah untuk menghentikan tingkat churn.

2. Menjadi Proaktif dan Menerapkan Pelayanan Prima

Langkah selanjutnya untuk menghentikan customer churn rate adalah menjadi proaktif terhadap pelanggan dan membangun hubungan baik dengan mereka. Salah satu tindakan yang bisa perusahaan lakukan adalah dengan meminta feedback tentang apa yang bisa ditingkatkan dan kendala apa yang mereka hadapi.

Melalui tindakan ini, perusahaan bisa mengumpulkan data keluhan pelanggan dan kendala apa membuat mereka berhenti membeli.

3. Membuat Loyalty Program

Customer Loyalty

Cara selanjutnya untuk menurunkan churn rate adalah dengan mengalokasikan waktu, biaya dan tenaga pada pelanggan setia. Untuk bisa mengelola ini, perusahaan tentu harus punya database pelanggan yang lengkap dan rinci. Semakin rinci, maka semakin baik.

Misalnya saja frekuensi pembelian, produk apa yang biasanya mereka beli, aktivitas apa yang mereka lakukan di website, pola pembelian di tanggal tertentu, dan masih banyak lagi.

4. Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan

Selanjutnya, perusahaan tentu harus meningkatkan kualitas produk dan layanan. Dengan cara ini, produk akan mempunyai value yang berbeda dari kompetitor.

Misalnya saja dengan memberikan layanan pelanggan 24/7 yang tidak kompetitor miliki. Dengan menerapkan hal ini, brand Anda mempunyai kesempatan untuk memberikan layanan yang lebih baik lagi pada pelanggan.

Selanjutnya, Anda harus memastikan kalau produk yang dijual bisa menjadi solusi untuk masalah pelanggan. Produk yang menjawab masalah pelanggan akan membuat mereka tidak berhenti menggunakan produk Anda.

5. Membuat Strategi Penentuan Harga

Seperti yang Panda jelaskan sebelumnya, harga adalah salah satu hal yang konsumen pertimbangkan saat membeli. Oleh karena itu, untuk menghentikan churn rate, kita perlu memastikan kalau harga yang kita tetapkan sesuai dengan manfaat dari produk dan layanan.

Hindari memberikan harga di bawah pasaran dengan menurunkan kualitas produk. Perang harga memang menjadi senjata ampuh untuk menggaet pelanggan baru. Namun akan menjadi percuma jika akhirnya mereka kecewa, berhenti membeli, lalu menulis ulasan negatif.

6. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Menurunkan angka churn rate juga bisa dilakukan dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Beberapa cara yang bisa perusahaan lakukan antara lain dengan menyebar survei, kuesioner, atau meminta feedback langsung.

Dengan cara ini, perusahaan bisa memetakan kelebihan dan kekurangan yang bisa dipertahankan dan kekurangan yang bisa diperbaiki.

7. Meningkatkan Customer Engagement

Sebuah bisnis perlu membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Karena dengan cara ini, sebuah perusahaan bisa menumbuhkan sense of belonging pelanggan ke merek.

Untuk meningkatkan hubungan yang kuat, perusahaan bisa menghubungi mereka melalui berbagai channel komunikasi. Mulai dari email, SMS, hingga push notif untuk mendapatkan informasi tentang produk, penawaran, atau manfaat baru yang bisa perusahaan tawarkan.

8. Marketing Personalisasi

Cara lain yang bisa perusahaan gunakan untuk mengurangi persentase churn rate yaitu melakukan personalisasi marketing. Personalisasi marketing artinya melakukan pemasaran secara personalized ke pelanggan atau calon pelanggan.

Misalnya saat perusahaan mempunyai beberapa jenis produk dan konsumen ingin membeli salah satunya, staff sales bisa menawarkan secara personal produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk bisa melakukan ini, perusahaan perlu melakukan training ke staff untuk memastikan hal ini berjalan dengan baik.

Saat hal ini bisa berjalan dengan baik, pelanggan akan merasa kalau perusahaan berusaha untuk memahami kebutuhan individu setiap pelanggan. Pelayanan prima seperti ini akan membuat pelanggan sulit berpindah ke lain hati.

9. Strategi Reward Pelanggan

Menawarkan reward khusus merupakan cara yang cukup efektif untuk membawa kembali pelanggan yang hilang. Dengan memberikan insentif atau reward khusus, ini akan menjadi iming- iming yang ampuh untuk menghentikan churn rate.

Reward ini bisa perusahaan jalankan dengan terintegrasi dalam aplikasi mobile, reward membership atau aplikasi loyalty card. Jika strategi reward berhasil diterapkan dengan tepat, pelanggan punya kemungkinan untuk mempertimbangkan membeli kembali.

Kesimpulan

Meningkatkan omset perusahaan bukan hanya tentang mendatangkan calon pembeli sebanyak- banyaknya. Yang tidak kalah penting, mempertahankan pelanggan lama akan berdampak penting untuk pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

Customer churn, alias kehilangan pelanggan memang masalah yang dihadapi oleh banyak bisnis di berbagai bisnis. Churn pelanggan terjadi saat pelanggan meninggalkan bisnis atau tidak melakukan pembelian selama jangka waktu yang lama.

Kehilangan pelanggan akan sangat merugikan sebuah bisnis dan merek, baik dari sisi finansial maupun reputasi. Kenyataannya, semakin tinggi customer churn, hal ini berdampak pasti pada berkurangnya pendapatan dan menurunnya loyalitas pelanggan yang tersisa.

Selain itu, biaya akuisisi untuk pelanggan baru juga jauh lebih mahal daripada biaya untuk menjaga pelanggan lama. Oleh karena itu, memahami penyebab customer churn dan mengambil langkah strategis untuk menghentikannya akan berdampak penting untuk keberhasilan bisnis jangka panjang.

Beberapa upaya yang perusahaan bisa lakukan untuk menurunkan churn rate antara lain dengan melakukan analisa data penyebab churn, kemudian menyusun strategi pemasaran dan loyalty program yang tepat untuk membantu perusahaan mempertahankan pelanggan yang ada dan meningkatkan loyalitas mereka.

Semoga bermanfaat ya!

Customer Retention : Pengertian, Keuntungan & Strategi Meningkatkan

Customer Retention : Pengertian, Keuntungan & Strategi Meningkatkan

Mencari customer baru memang penting, tapi customer retention tentu tidak kalah penting. Customer retention adalah berbagai tindakan yang perusahaan upayakan untuk mempertahankan customer agar tetap menggunakan produk dan layanan mereka.

Hal ini merupakan faktor penting dalam keberhasilan bisnis. Karena customer yang terus loyal, akan berkontribusi penting bukan hanya untuk hari ini, tapi juga pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Di artikel kali ini, Panda akan secara lengkap mengulas tentang apa itu customer retention, apa saja keuntungannya dan juga strategi ampuh untuk meningkatkan customer retention.

Apa itu Customer Retention?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, retention berasal dari kata retensi yang artinya adalah penyimpanan atau penahanan. Dalam konteks customer retention, secara tidak langsung bisa kita artikan sebagai upaya untuk menahan atau mempertahankan customer.

Maka, pengertian dari customer retention adalah sebuah program atau kegiatan dari perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya agar tidak beralih ke perusahaan lain.

Tidak jarang perusahaan terlalu fokus pada pemasaran untuk mendapatkan pelanggan baru, sampai lupa memberi treatment untuk pelanggan lama yang sudah lebih dulu menggunakan produk dan layanan perusahaan. Faktanya, retensi customer sangat penting dan menguntungkan.

Program retensi pelanggan bisa perusahaan lakukan salah satunya untuk mengurangi customer defection. Customer defection sendiri adalah pelanggan yang pergi dan tidak kembali lagi untuk menjadi pelanggan tetap.

Selain itu, tentu ada lebih banyak keuntungan lain dari program retensi pelanggan ini. Kita bahas di segmen selanjutnya ya!

Mengapa Bisnis Perlu Program Retensi?

Faktanya, memberikan perhatian kepada customer lama adalah cara yang lebih efektif untuk meningkatkan penjualan. Pelanggan lama sudah teredukasi sehingga lebih mudah didekati dan lebih cepat closing.

Sangat- sangat rugi jika sebuah bisnis yang berjalan tidak menjalankan program retensi untuk pelanggannya. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa alasan mengapa customer retention program sangat penting untuk bisnis : 

1. Menarik Hati Pelanggan Lama

Seperti yang Panda jelaskan sebelumnya, customer retention adalah program yang bertujuan menarik pelanggan lama. Program ini dirancang untuk menarik hati pelanggan lama agar tetap memakai produk dan layanan perusahaan dengan berbagai penawaran menarik.

2. Sebagai Pelayanan Prima (Excellent Service)

Pelayanan prima (Excellent Service) adalah bagian tak tergantikan dalam program retensi. Adalah kecenderungan pelanggan untuk membandingkan layanan satu perusahaan dengan perusahaan lain.

Untuk itu, dengan terus memberi pelayanan terbaik, pelanggan akan loyal untuk jangka panjang dan sulit beralih ke kompetitor.

3. Menjalin Kedekatan dengan Pelanggan

Tidak melulu dengan promo diskon, ada berbagai cara yang perusahaan bisa lakukan agar lebih dekat dengan pelanggan. Misalnya saja dengan complaint management yang tepat atau memberi ucapan personalized saat pelanggan berulang tahun.

Keuntungan Menjalankan Customer Retention

Ada banyak keuntungan dari menjalankan program customer retention. Apa saja? Antara lain sebagai berikut : 

1. Menghemat Biaya Pemasaran

Iklan mungkin memberikan revenue instan saat berjalan dengan baik. Namun, jika hanya mengandalkan penjualan dari iklan, lama kelamaan biaya pemasaran akan membengkak.

Di sisi lain, biaya yang keluar untuk mempertahankan pelanggan lama tidak akan sebanyak biaya untuk menambah pelanggan baru. Dengan program retensi yang berjalan dengan baik, artinya perusahaan bisa lebih menghemat biaya pemasaran.

2. Mengoptimalkan Word-of-Mouth

Tak bisa dipungkiri, Word of Mouth (WoM) alias strategi promosi dari mulut ke mulut sangat ampuh untuk menggerakkan orang- orang di sekitar pelanggan. Pelanggan yang puas akan mempengaruhi orang- orang di sekitarnya tanpa disadari untuk menggunakan produk dan layanan perusahaan.

Bahkan menurut data dari Talk Triggers (2018), 92% pelanggan lebih mempercayai pendapat teman atau keluarga saat akan membeli produk. Artinya, iklan gratis dari WoM akan sangat baik untuk pertumbuhan profit perusahaan.

3. Mendorong Repeat Order

Pelanggan yang loyal enggan untuk berpindah ke lain hati. Jika perusahaan bisa terus menjaga pelanggan mereka, kecenderungan pelanggan untuk membeli lagi semakin besar.

Repeat order tentu akan berdampak positif untuk pertumbuhan profit perusahaan.

4. Mendapat Feedback yang Bermanfaat

Survey dari Apptentive menyebut jika 97% pelanggan setia akan membeli produk secara berulang saat sebuah merek mengimplementasikan kritik dan saran pembeli. Sedangkan 55% pelanggan akan berpaling saat merek mengabaikan feedback dari pelanggan.

Angka yang menarik bukan?

Studi ini sekaligus bisa menjadi tolak ukur bahwa pelanggan loyal senang memberikan feedback. Dan pelanggan akan terus bertahan selama perusahaan mau mendengarkan dan mengimplementasikan saran pelanggan.

Selain itu, feedback pelanggan juga bisa membantu perusahaan mendapat peluang baru yang mengarah ke peningkatan retensi dan peningkatan penjualan.

5. Membangun Advokasi

Selain Word-of-Mouth, keuntungan lain dari program retensi pelanggan adalah advokasi. Advokasi artinya pelanggan yang sangat puas dengan produk dan layanan sebuah merek akan bersedia sepenuh hati untuk membagikan pengalaman mereka lewat media sosial.

Melalui media sosial, eksposur tentang brand akan lebih cepat menyebar. Hal ini akan berdampak positif bagi brand, baik dari sisi brand awareness maupun penjualan.

6. Membangun Reputasi Brand

Branding yang kuat bukan hanya berdampak pada pelanggan lama, tapi juga mempermudah merek dalam menarik pelanggan baru. Pelanggan yang puas akan menciptakan WoM dan ulasan positif yang bisa meningkatkan reputasi bisnis dan organisasi.

Reputasi yang baik ini kemudian akan berdampak pada kemudahan mempengaruhi persepsi konsumen, sehingga merek mudah dikenali dan menjadi ‘seksi’ di mata pelanggan.

Formula Cara Menghitung Customer Retention Ratio

Setelah memahami apa saja keuntungan dari program retensi, langkah selanjutnya adalah memahami formula rasio customer retention.

Jika retention rate yang dihasilkan tinggi, hal ini bisa mengindikasikan kepuasan pelanggan lama. Dalam formula ini, customer retention rate (CRR) adalah persentase pelanggan lama yang bertahan dalam kurun waktu tertentu.

Untuk bisa menghitungnya, setidaknya dibutuhkan tiga parameter, yaitu jumlah pelanggan di akhir periode, pelanggan baru di periode tersebut, dan jumlah pelanggan selama awal periode.

Rumus perhitungan customer retention rate sebagai berikut : 

Rumus menghitung customer retention rate

Keterangan : 

  • E : Jumlah pelanggan di akhir periode
  • N : Pelanggan baru selama periode penghitungan
  • S : Jumlah pelanggan di awal periode

Studi Kasus

Sebagai contoh perusahaan PT Kecap Abadi akan menghitung customer retention rate dalam 6 bulan terakhir dengan data berikut : 

  • E : Jumlah pelanggan di akhir periode (E) sebesar 550
  • N : Pelanggan baru selama periode penghitungan (N) sebesar 200
  • S : Jumlah pelanggan di awal periode (S) sebesar 400


Maka customer retention rate nya adalah = ((550-200)/400) x 100% = 87,5%

Dari contoh ini bisa kita ilustrasikan, perusahaan memulai dengan 400 pelanggan. Ada penambahan 200 pelanggan baru dan kehilangan 50 pelanggan lama, dan total akhirnya adalah 550 pelanggan. Sehingga retention rate yang diperoleh adalah sebesar 87,5%.

Nilai 100% adalah nilai tertinggi yang bisa diperoleh dari formula itu. Dengan angka 100% artinya perusahaan tidak kehilangan pelanggan sama sekali dalam durasi penghitungan.

Strategi Meningkatkan Rasio Customer Retention

Jika tingkat retensi pelanggan masih rendah, tentu butuh strategi khusus untuk meningkatkannya. Berikut adalah beberapa strategi yang soba Panda bisa terapkan untuk meningkatkan rasio customer retention : 

1. Pilihan Produk yang Beragam

Untuk meningkatkan retensi, sebuah merek harus memberi pelanggan alasan untuk membeli. Salah satunya dengan menyediakan pilihan produk yang lebih beragam. Karena bisa jadi, alasan pelanggan tidak membeli lagi karena sudah memiliki atau tidak ada pilihan produk lain.

Dengan menyediakan variasi produk, pelanggan jadi punya lebih banyak pilihan untuk terus membeli. Selain, pelanggan juga tidak jenuh dengan produk yang itu- itu saja.

2. Melakukan Up-Selling dan Cross-Selling

Up Selling dan Cross Selling adalah dua strategi marketing yang ampuh untuk meningkatkan penjualan. Strategi ini juga efektif untuk meningkatkan retensi pelanggan.

Dalam Up Selling, perusahaan membuat strategi untuk menawarkan produk sejenis yang lebih mahal dan bernilai untuk customer. Sedangkan dalam Cross Selling, perusahaan menawarkan produk lain yang bisa melengkapi produk utama.

Dengan perencanaan yang matang, dua strategi ini cukup ampuh untuk meningkatkan retensi customer.

3. Ajak Pelanggan Membuat Akun

Strategi selanjutnya adalah dengan mengajak pelanggan untuk membuat akun. Dengan membuat akun, pelanggan akan merasa keterikatan dengan merek karena merasa menjadi bagian dari komunitas.

Dampak selanjutnya, pelanggan cenderung merasa memiliki dan bertanggungjawab atas pengembangan produk.

4. Jalin Komunikasi secara Personal

Komunikasi personal juga bisa menarik customer untuk merasa jadi bagian dari keluarga. Komunikasi personal bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari pesan personal lewat email, WhatsApp atau telepon.

5. Peningkatan Kualitas Produk dan Layanan

Semua strategi akan menjadi tidak berarti jika perusahaan lupa meningkatkan kualitas produk dan layanan. Pasalnya, sekeras apapun kita mencoba membuat program yang mentereng, tapi kualitas produk dan layanan sangat buruk, pelanggan sudah alergi lebih dulu.

Pada akhirnya, program dan peningkatan kualitas produk dan layanan harus berjalan beriringan. Dengan begitu, pelanggan akan sulit untuk melirik ke kompetitor.

Kesimpulan

Dengan persaingan bisnis yang semakin kompetitif, customer retention adalah faktor penting untuk keberhasilan jangka panjang sebuah perusahaan. Dengan mempertahankan pelanggan lama, perusahaan bisa mengurangi biaya pemasaran dan meningkatkan keuntungan jangka panjang. Selain itu, semakin tinggi customer retention, makin banyak pula profit yang bisa perusahaan peroleh.

Untuk mencapai hal ini, perusahaan perlu memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan mereka, serta memberikan pengalaman yang baik untuk membangun hubungan jangka panjang. Perusahaan juga bisa memanfaatkan teknologi untuk mempermudah proses interaksi dan pelayanan kepada pelanggan.

Pada akhirnya, customer retention adalah kunci untuk membangun bisnis yang sukses dan berkelanjutan di masa depan.

Apa itu ROAS (Return on Ad Spend)? Simak Panduan Lengkapnya!

Apa itu ROAS (Return on Ad Spend)? Simak Panduan Lengkapnya!

Kalau ingin mengukur seberapa efektif campaign yang kita jalankan, kita perlu memahami apa itu ROAS, alias Return on Ad Spend. Ya, ROAS merupakan salah satu metrik yang paling efektif untuk mengukur efektifitas campaign dalam digital marketing.

Dengan menghitung ROAS, kita bisa menganalisa apakah biaya yang keluar setara dengan hasil yang diperoleh. Hasil inilah yang kemudian mempengaruhi apa langkah selanjutnya yang perlu kita ambil terhadap campaign. Apakah ideal untuk kita scale up? Atau ternyata diam- diam boncos dan harus ganti strategi?

Apa itu ROAS (Return on Ad Spend)?

Saat menjalankan campaign digital marketing, ada berbagai cara dan metrik yang bisa kita gunakan untuk mengukur kesuksesan sebuah campaign. Beberapa metrik yang kerap menjadi acuan antara lain reach, impression, CTR dan Conversion Rate.

Selain metrik ini, ada juga yang kita sebut dengan ROAS, atau Return on Ad Spend. ROAS adalah metrik marketing yang mengukur revenue (pendapatan) yang diperoleh dari seluruh biaya yang keluar saat menjalankan campaign berbayar.

Sederhananya, ROAS adalah indikator untuk mengukur keberhasilan pemasaran digital berdasarkan pendapatan yang diterima per rupiah yang digunakan untuk beriklan. Semakin tinggi ROAS, artinya iklan semakin efektif untuk menghasilkan pendapatan.

Itulah mengapa saat menjalankan sebuah campaign, seorang marketer perlu menandai dan mengelompokkan iklannya, agar bisa dievaluasi seberapa efektif iklan tersebut menghasilkan revenue.

Marketer juga bisa menggabungkan nya dengan Customer Lifetime Value (CLV) untuk menganalisa lebih lanjut mana strategi paling ampuh dan berapa budget yang dibutuhkan. Dengan begitu, marketer bisa mengambil keputusan yang lebih jelas untuk optimasi campaign yang berjalan.

Mengapa ROAS Penting?

via Freepik.com

Seperti yang Panda sebutkan, ada banyak metrik dalam digital marketing yang patut menjadi pertimbangan kita. Namun, seberapa penting dan seberapa butuh sih untuk menghitung ROAS?

Sangat penting! Dengan analisa ROAS, perusahaan dapat mengetahui apakah strategi marketing dan iklan yang berjalan memberi hasil yang sepadan atau tidak. Revenue pada umumnya adalah tujuan utama dari beriklan, kecuali jika goal nya memang brand awareness.

Tanpa menghitung ROAS, perusahaan tidak akan bisa memantau seberapa efektif iklan yang berjalan dalam mendatangkan revenue. Sebaliknya, dengan memperhitungkan Return on Ad Spend, marketer bisa menggali informasi yang komprehensif untuk mengoptimalkan iklan dalam menghasilkan revenue.

Return on Ad Spend yang tinggi bisa menjadi indikasi kesuksesan kampanye bisnis. Terutama jika ini berkaitan dengan peluncuran produk baru.

Fungsi ROAS dalam Bisnis

Setelah memahami apa itu Return on Ad Spend dan seberapa penting metrik ini, langkah selanjutnya adalah mengetahui apa saja fungsi dari metrik yang satu ini.

Dalam analogi sederhana, ROAS merupakan alat yang berguna untuk menghitung besaran keuntungan yang perusahaan peroleh dari sebuah iklan. Dengan begitu, perusahaan tahu berapa banyak modal yang keluar dari investasi iklan dan seberapa banyak keuntungan yang dihasilkan.

Selain itu, apa saja fungsi lain dari Return on Ad Spend? Antara lain sebagai berikut :

  • Mengoptimalkan iklan untuk meningkatkan CTR & konversi.
  • Menargetkan iklan ke audiens yang tepat dengan iklan.
  • Menciptakan konten iklan yang menarik dan relevan dengan produk dan layanan.
  • Memudahkan menentukan strategi pemasaran yang baik untuk mencapai target pemasaran.
  • Membantu pebisnis untuk melakukan perencanaan strategi pemasaran berikutnya.

Cara Menghitung ROAS

Setelah mengetahui fungsi dan manfaat dari Return on Ad Spend, langkah selanjutnya adalah menghitung efektivitasnya untuk sebuah kampanye. Untuk menghitung ROAS, ada beberapa data yang perlu kita persiapkan. Antara lain data pendapatan kotor (gross revenue) sebuah iklan dan data besaran biaya yang keluar untuk membuat iklan.

Selanjutnya, Anda bisa menghitung ROAS dengan rumus dasar berikut : 

ROAS : Revenue Campaign/Ad Spend

Study Case : 

Toko Panda mempromosikan produknya melalui Google Ads dan Facebook Ads selama satu bulan. Setelah campaign berjalan, perusahaan ingin menghitung besaran ROAS dari campaign yang dilakukan.

Perusahaan kemudian mengumpulkan data- data biaya dan pendapatan dengan rincian berikut : 

  • Biaya Iklan Facebook Ads = Rp 2.400.000
  • Biaya Iklan Google Ads = Rp 4.600.000
  • Gross Revenue = Rp 35.000.000

Jadi untuk menghitung ROAS nya adalah sebagai berikut : 

ROAS = Gross Revenue/Ad Spend
ROAS = 35.000.000/(2.400.000+4.600.000) = 5:1


Dari studi case ini, ROAS dari campaign ini adalah Rp 5 atau 5:1. Artinya, setiap Rp 1 rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk beriklan, perusahaan mendapatkan keuntungan hingga Rp 5.

Apakah ini angka yang bagus? Pada umumnya, saat ROAS sama dengan atau di atas 100%, dapat disimpulkan bahwa iklan bekerja efektif dan memberikan keuntungan untuk perusahaan.

Selanjutnya, perusahaan dapat menentukan apakah iklan layak untuk dilanjutkan, dioptimasi atau berhenti dan ganti strategi.

Cara Meningkatkan ROAS

Sudah tahu berapa angka ROAS dari campaign terakhir iklan Anda? Belum puas dengan hasilnya?

Berikut beberapa cara yang bisa sobat Panda terapkan untuk meningkatkan Return on Ad Spend :

1. Perhatikan Akurasi Angka

ROAS bisa menjadi acuan dan bermanfaat hanya bila angkanya akurat. Jadi, penting sekali untuk memastikan akurasi data yang menjadi perhitungan. Sudahkah Anda memasukkan semua biaya pengeluaran iklan? Perlu kah untuk menambahkan data penjualan offline dan keuntungan tidak langsung lainnya?

Semakin akurat data yang digunakan, tentu semakin baik hasilnya. Sebaliknya, jika data tidak akurat, hasilnya justru bisa menjerumuskan.

2. Mengurangi Biaya Iklan

Besar kecilnya Return on Ad Spend bersinggungan langsung dengan biaya iklan. Jadi penting sekali untuk memastikan biaya pengeluaran iklan juga efektif dan efisien.

Beberapa upaya yang bisa Anda gunakan untuk efisiensi biaya iklan : 

Menjalankan iklan sendiri vs menggunakan jasa digital marketing, mana kira- kira yang lebih efektif?

Gunakan target audiens yang spesifik untuk meningkatkan potensi konversi.

Lakukan A/B testing untuk mencari tahu iklan yang kinerjanya paling efektif.

3. Identifikasi Isu yang Tidak Berkaitan dengan Campaign

Hal ini bisa saja terjadi. Angka ROAS rendah ternyata bukan karena performa iklan buruk. Namun ini terjadi karena hal lain di luar campaign.

Misalnya saja angka Return on Ad Spend yang rendah namun sebenarnya penjualan meningkat tinggi. Ini bisa saja terjadi karena harga produk kita terlalu rendah. Atau di kasus lain, ROAS rendah namun CTR tinggi, ini bisa terjadi karena faktor lain.

Hal yang bisa memicu ini terjadi antara lain : 

  • Copywriting yang kurang menarik.
  • Landing page yang kurang berkualitas menyebabkan bounce rate tinggi)/
  • Call to Action (CTA) yang kurang jelas.
  • Penawaran kurang menarik dan harga terlalu mahal.
  • Proses checkout terlalu panjang dan sulit dipahami.

Kesimpulan

Saat semua go digital dan jenis campaign makin beragam, godaan untuk mencoba berbagai jenis campaign pun muncul. Tentu saja itu tidak masalah, namun dalam hal digital marketing, pengukuran adalah hal penting yang wajib dilakukan. Bukan asal ikut- ikutan.

ROAS (Return on Ad Spend) sendiri merupakan salah satu metrik untuk mengukur keberhasilan pemasaran digital untuk perusahaan. Dengan ROAS, pebisnis bisa memastikan apakah iklan mereka menghasilkan pendapatan yang sebanding dengan biaya iklan atau tidak.

Jika belum mencapai hasil optimal, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ROAS. Antara lain seperti memastikan akurasi angka, efektivitas biaya iklan, serta mengidentifikasi isu yang tidak berkaitan langsung dengan iklan.

Semoga bermanfaat!

Mengenal Saham Blue Chip untuk Investasi Cuan Jangka Panjang

Mengenal Saham Blue Chip untuk Investasi Cuan Jangka Panjang

Untuk Anda yang mengenal investasi saham dan reksadana, istilah saham blue chip pasti membuat penasaran. Saham dan reksadana sendiri terbilang cukup ngehits untuk generasi milenial. Tidak heran, jenis investasi ini makin digandrungi.

Kendati begitu, berinvestasi perlu kita mulai dengan kehati- hatian. Karena dengan iming- iming keuntungan menggiurkan, tentunya ada resiko yang perlu kita perhitungkan.

Saham blue chip sendiri menjadi golongan investasi yang sering investor rekomendasikan. Memang ada apa sih dengan saham blue chip? Seberapa aman dan cuan untuk investasi jangka panjang? Simak ulasan Panda di artikel ini ya!

Mengenal Apa itu Saham Blue Chip

Faktanya, Blue Chip menjadi saham yang paling investor rekomendasikan. Pasalnya, saham ini merupakan jenis saham unggulan yang cenderung aman untuk jangka panjang.

Istilah blue chip ini sendiri pertama kali muncul dari permainan poker. Dalam permainan poker, chip judi mewakili nilai dolar Amerika yang berbeda di setiap warnanya. Chip putih mewakili 1 dollar AS per chip, chip merah setara dengan 5 dollar AS per chip, sedangkan chip biru alias blue chip mempunyai nilai tertinggi.

Sehingga dengan penamaan ini, saham blue chip artinya adalah saham dari perusahaan dengan reputasi yang mumpuni, baik secara kualitas, serta handal dan menguntungkan dalam berbagai situasi ekonomi.

Sederhananya, saham blue chip merupakan saham papan atas di bawah naungan perusahaan besar. Jenis saham ini tentunya mempunyai kapitalisasi pasar yang besar  hingga di atas Rp 10 triliun dan menjadi market leader di sektornya.

Dengan definisi ini, wajar saja banyak yang tergoda untuk invest ya, kan? 🙂 

Ciri- ciri Saham Blue Chip

Saham perusahaan yang masuk ke dalam kategori blue chip tentunya punya etos kerja baik, kokoh secara fundamental, dan dikelola oleh para profesional. Selain itu, perusahaan yang termasuk ke daftar saham blue chip adalah emiten dengan latar belakang industri yang banyak orang butuhkan. Misalnya saja sektor consumer goods dan finance.

Untuk lebih mudahnya, sobat Panda perlu mengenali ciri- ciri saham blue chip sebelum memutuskan berinvestasi. Apa saja? Antara lain sebagai berikut : 

1. Punya Nilai Kapitalisasi Pasar yang Besar

Yang menjadi ciri pertama dari saham blue chip adalah nilai kapitalisasi yang besar. Perusahaan dengan kategori saham ini adalah golongan perusahaan dengan nilai kapitalisasi di atas Rp 40 triliun.

2. Market Leader di Sektor Industrinya

Ciri- ciri kedua dari perusahaan blue chip adalah mereka yang punya reputasi sebagai market leader di sektor industrinya. Perusahaan- perusahaan ini biasanya sudah berjalan selama puluhan tahun. Mereka sudah mempunyai produk ternama yang populer dan menjadi tumpuan masyarakat.

3. Perusahaan dengan Fundamental yang Baik

Ciri ketiga dari perusahaan saham blue chip adalah fundamental yang sudah solid. Deretan perusahaan blue chip mempunyai laporan keuangan yang sehat dan struktur manajemen profesional.

Selain itu, mereka juga konsisten dalam mencatatkan laba serta mempunyai rekam jejak pertumbuhan.

4. Likuiditas  Tinggi

Perusahaan blue chip terbaik mempunyai likuiditas tinggi. Umumnya, saham dalam kategori ini berada dalam daftar teraktif bursa serta masuk ke indeks LQ45 dan IDX30. Sehingga saham emiten yang beredar di BEI maupun dimiliki publik banyak.

Dengan begitu, jenis saham ini mudah untuk diperjualkan kembali. Harganya pun tidak mudah untuk menjadi bahan goreng- gorengan atau dimanipulasi.

5. Membagikan Dividen secara Konsisten

Ciri- ciri terakhir, perusahaan yang masuk kategori blue chip seringkali perusahaan yang konsisten membagikan dividen. Dividen, alias laba dari emiten blue chip, umumnya konsisten dibagikan dalam jangka waktu selama 10 tahun terakhir.

Mengenal Perbedaan Saham Blue Chip dan LQ45

Banyak yang sering menyamakan saham blue chip dan LQ45. Padahal keduanya mempunyai perbedaan.

Jika blue chip mempunyai definisi dan pengertian seperti Panda sebutkan di atas, maka ada sedikit perbedaan dengan LQ45. Saham LQ45 merupakan saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi besar dengan dukungan fundamental yang baik. Namun, tidak semua yang menyandang status LQ45 bisa kita sebut dengan blue chip.

Sebagai gambaran, berikut adalah tabel perbedaan antara blue chip dan LQ45 : 

Saham Blue ChipSaham LQ45
Merupakan market leader yang menjadi penguasa pangsa pasarBelum tentu menjadi market leader. Bisa jadi transaksinya hanya sedang ramai (likuiditas tinggi) dalam 6 bulan terakhir.
Sudah pasti bisa  terdaftar dalam indeks saham LQ45.Belum tentu termasuk blue chip karena tidak semua saham likuid berkinerja baik.

Keuntungan dan Resiko Saham Blue Chip

Bicara investasi saham, tentu kita bicara keuntungan dan resiko. Setiap investor umumnya mengharapkan imbal hasil tinggi. Kendati memahami resiko, investor juga mengharapkan skema investasi saham dengan resiko paling kecil dan imbal hasil cukup tinggi.

Tujuan ini lah yang menjadi salah satu alasan kuat mengapa saham ini menjadi idaman para investor. Tapi bukan keuntungan saja yang perlu kita bicarakan, resiko nya pun perlu kita kenali sedari awal

Keuntungan Blue Chip

  • Harga saham kategori ini cocok untuk investasi jangka panjang.
    Blue chip mempunyai harga yang cukup tinggi. Namun, kemungkinan harga untuk naik tinggi dalam waktu singkat sangatlah kecil. Namun justru itu, performanya cenderung stabil dalam jangka panjang sehingga cocok untuk keuntungan jangka panjang.
  • Dividen yang Rutin dan Pasti
    Keuntungan selanjutnya adalah dividen yang rutin dan pasti. Pasalnya, blue chip merupakan perusahaan dengan pengelolaan baik dan profesional. Deretan perusahaan ini selalu memberikan keuntungan untuk setiap investornya.

Resiko & Permasalahan Blue Chip

Dengan berbagai keuntungannya, bukan berarti tidak ada resiko saat berinvestasi saham blue chip. Misalnya saat pandemi Covid-19 lalu, dilansir dari CNBC Indonesia, saham- saham ini justru tengah mengalami penurunan.

Di sisi lain, saham- saham lapis kedua (second tier) justru sedang meningkat signifikan. Tidak jarang, harga saham ini justru lebih rendah dari IHSG.

Yang menarik, para ahli justru menyatakan momen seperti ini adalah waktu yang tepat untuk membeli saham jenis ini. Pasalnya, penurunan yang lumayan ini justru terjadi karena momen tertentu saja.

Dan di masa mendatang, saham ini akan kembali cuan jika melihat riwayat performa perusahaan.

Apa Saja yang Termasuk Saham Blue Chip ini?

Daftar saham kategori blue chip menurut BEI

Untuk Anda yang sudah sangat berniat untuk berinvestasi, pastinya penasaran saham apa saja sih di Indonesia yang termasuk blue chip?

Merujuk ke data BEI, berikut daftar saham kategori blue chip saat ini :

NoKode EmittenNama Emiten
1ADROPT Adaro Energy Tbk
2AGROPT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
3ANTMPT Aneka Tambang Tbk
4ARTOPT Bank Jago Tbk
5ASIIPT Astra International Tbk
6BANKPT Bank Aladin Syariah Tbk
7BBCAPT Bank Central Asia Tbk
8BBHIPT Allo Bank Indonesia Tbk
9BBNIPT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
10BBRIPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
11BBTNPT Bank Tabungan Negara Tbk
12BFINPT BFI Finance Tbk
13BMRIPT Bank Mandiri (Persero) Tbk
14BNLIPT Bank Permata Tbk
15BRISPT Bank Syariah Indonesia Tbk
16BRPTPT Barito Pacific Tbk
17BUKAPT Bukalapak.com Tbk
18BYANPT Bayan Resources Tbk
19CPINPT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
20DCIIPT DCI Indonesia Tbk
21DNETPT Indoritel Makmur Internasional Tbk
22EMTKPT Elang Mahkota Teknologi Tbk
23ERAAPT Erajaya Swasembada Tbk
24EXCLPT XL Axiata Tbk
25FRENPT Smartfren Telecom Tbk
26GGRMPT Gudang Garam Tbk
27HMSPPT H.M Sampoerna Tbk
28HRUMPT Harum Energy Tbk
29ICBPPT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
30INCOPT Vale Indonesia Tbk
31INDFPT Indofood Sukses Makmur Tbk
32INKPPT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
33INTPPT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
34ISATPT Indosat Tbk
35ITMGPT Indo Tambangraya Megah Tbk
36JPFAPT Japfa Comfeed Tbk
37JSMRPT Jasa Marga Tbk
38KLBFPT Kalbe Farma Tbk
39MASAPT Multistrada Arah Sarana Tbk
40MDKAPT Merdeka Copper Gold Tbk
41MEDCPT Medco Energi Internasional Tbk
42MEGAPT Bank Mega Tbk
43MIKAPT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk
44MNCNPT Media Nusantara Citra Tbk
45MYORPT Mayora Indah Tbk
46PGASPT Perusahaan Gas Negara Tbk
47PTBAPT Bukit Asam Tbk
48PTPPPT PP Construction & Investment Tbk
49SCMAPT Surya Citra Media Tbk
50SMMAPT Sinarmas Multiartha Tbk
51SMGRPT Semen Indonesia (Persero) Tbk
52TBIGPT Tower Bersama Infrastructure Tbk
53TCPIPT Transcoal Pacific Tbk
54TINSPT Tower Bersama Infrastructure Tbk
55TKIMPT Tjiwi Kimia Tbk
56TLKMPT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
57TOWRPT Sarana Menara Nusantara Tbk
58TPIAPT Chandra Asri Petrochemical Tbk
59UNTRPT United Tractors Tbk
60UNVRPT Unilever Indonesia Tbk
61WIKAPT Wijaya Karya Tbk
62WSKTPT Waskita Raya Tbk
63AMRTPT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

Sudah Siapkah Kamu Berinvestasi dengan Blue Chip?

Untuk investor pemula, blue chip merupakan pilihan menarik untuk berinvestasi. Alasan utamanya tentu saja kestabilan keuntungan dalam jangka panjang karena blue chip sudah punya fundamental perusahaan yang baik.

Salah satu hambatan dalam mengoleksi saham ini biasanya karena faktor harga. Pasalnya, harga per lot dari blue chip ini relatif lebih mahal. Untuk itu, sobat Panda bisa mulai menabung atau membeli sesuai kondisi keuangan.

Atau bisa juga menyiasatinya dengan membeli saham blue chip saat harganya turun. Seperti yang Panda sebutkan, harga blue chip juga bisa turun seperti saham lain. Namun tak perlu khawatir, blue chip ini biasanya cepat naik daripada saham lapis bawahnya.

Dan tentunya untuk mudah berinvestasi, ada banyak pilihan aplikasi investasi yang sobat Panda gunakan.  Sobat Panda bisa membacanya di artikel sebelumnya : Daftar Aplikasi Pilihan Untuk Investasi Saham dan Reksadana.

Semoga bermanfaat.