Mengenal Consultative Selling, Teknik Jualan yang Fokus pada Kebutuhan Pelanggan

Mengenal Consultative Selling, Teknik Jualan yang Fokus pada Kebutuhan Pelanggan

Pernahkah Anda mendengar tentang Consultative Selling? Dari bermacam- macam teknik, consultative selling adalah salah satu teknik yang paling ampuh mengkonversi penjualan.

Bukan tanpa alasan, dengan memprioritaskan kebutuhan pelanggan, teknik ini akan memikat calon pelanggan karena mereka merasa didengarkan dan dibantu mencari solusi. Teknik ini juga sangat baik untuk menjadi pondasi bisnis jangka panjang.

Dalam teknik ini, penjual tidak berbicara banyak tentang produk mereka. Namun lebih banyak bertanya :

  • Apa kebutuhan pelanggan saat ini?
  • Seberapa besar kebutuhan mereka?
  • Bagaimana produk Anda bisa membantu menjawab kebutuhan pelanggan atau mengatasi masalah mereka?

Karena dengan memahami kebutuhan pelanggan dan berorientasi pada pelayanannya, pelanggan akan menjadi loyal pada brand.

Apa itu Consultative Selling

Seperti Panda lansir dari The Balance Careers, consultative selling adalah teknik penjualan yang berfokus pada kebutuhan pelanggan, dengan tujuan membangun hubungan jangka panjang.

Alih- alih berjualan secara hard selling, penjualan konsultatif melakukan teknik yang lebih soft dengan lebih sering bertanya kepada pelanggan. Pendekatan yang mereka lakukan adalah membuat pelanggan merasa nyaman untuk bercerita tentang kebutuhan mereka.

Sedangkan menurut Indeed, consultative selling adalah teknik penjualan yang menawarkan solusi kepada pelanggan secara spesifik. Dalam hal ini, penjual perlu proaktif melakukan dialog dengan pelanggan untuk menggali dari sisi mereka seperti apa produk yang mereka inginkan.

Dalam proses menggali tersebut, akhirnya penjual memahami poin- poin kesulitan pelanggan. Mereka punya bekal pengetahuan yang memadai tentang apa kebutuhan pelanggan, untuk kemudian memberikan penawaran yang sesuai.

Fokus dari penjualan konsultatif ini meliputi :

  • Keinginan pelanggan
  • Kebutuhan pelanggan
  • Ketakutan pelanggan atas permasalahan yang mereka alami
  • Penawaran produk dan layanan untuk mengatasi permasalahan

Secara keseluruhan, consultative selling atau penjualan konsultatif adalah teknik penjualan yang membantu bisnis dalam menawarkan layanan yang bersifat personal (personalized service) kepada audience tertarget dengan memecahkan permasalahan mereka secara tepat. 

Consultative Selling vs Transactional Selling, Apa Bedanya?

Teknik penjualan konsultasi mempunyai pendekatan yang berbeda dengan transactional selling atau penjualan dengan pendekatan berbasis produk.

Dalam consultative selling, pelanggan dan kebutuhan mereka adalah prioritas paling penting. Berbeda dengan transactional selling atau product best selling yang lebih memprioritaskan produk daripada pelanggan.

Dalam transactional selling, tenaga penjualan lebih fokus pada fitur dan manfaat produk, sehingga ada kemungkinan mengabaikan kebutuhan pelanggan.

Berikut adalah tabel perbedaan mendasar antara consultative selling vs product based-selling (transactional selling) :

PerbedaanConsultative SellingTransactional Selling
OrientasiLebih menekankan pada kebutuhan pelangganLebih menekankan fitur produk
Aspek KunciKetersediaan produk dan nilai yang diterima pelangganKetersediaan produk dan harga
Pendekatan KerjaBekerja cerdasBekerja keras

Dari perbedaan tersebut dapat kita ketahui kalau penjualan konsultatif mempunyai pendekatan yang lebih soft dan memberi feedback yang baik untuk jangka panjang.

Bukan berarti transactional selling tidak terpakai. Kenyataannya, perusahaan dengan pola penjualan berulang cukup efektif menggunakan model transactional selling ini.

Cara Melakukan Teknik Consultative Selling

Sampai disini, kita sudah memahami kalau consultative Selling berarti menerapkan teknik penjualan yang berfokus pada kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu Anda lakukan untuk bisa memberikan layanan penjualan konsultatif ini :

1. Persiapan Pra- Penjualan (Pre-Sales)

Langkah pertama untuk melakukan teknik penjualan konsultatif adalah melakukan persiapan mendetail. Persiapan yang efektif ini nantinya bisa membuat kredibilitas brand  dan penjualan meningkat, begitu menurut Richardson Sales Performance.

Sebelum melakukan prospek pelanggan, coba persiapkan dulu daftar jawaban atau solusi dari pertanyaan yang mungkin mereka lontarkan. Lakukanlah riset terlebih dulu untuk bisa melakukan ini.

Beberapa poin yang perlu Anda gali dalam riset ini antara lain :

  • Minat pelanggan. Ketahui apa yang mereka sukai agar dapat menyelaraskan kebutuhan calon pelanggan dengan fitur produk agar nanti bisa memberikan hasil terbaik.
  • Perilaku atau kebiasaan calon pelanggan, agar bisa membangun komunikasi yang nyaman dan interaktif.
  • Product knowledge yang baik dari Sales agar bisa mencari anchor atau sudut yang pas saat memberi penawaran ke calon pelanggan.

2. Ajukan Pertanyaan (Raising Question)

Consultative selling sangat berbeda dengan teknik penjualan tradisional dimana penjual sibuk menjelaskan produknya dan calon pembeli hanya mendengarkan saja.

Sebaliknya, disini pelanggan akan didorong untuk lebih aktif dalam menceritakan kebutuhannya.

Nah, untuk bisa melakukan ini, penjual harus bisa memancing calon pembeli dengan berbagai pertanyaan yang bisa mengarahkan mereka untuk bercerita tentang produk yang mereka butuhkan.

Selain mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan, dialog pertanyaan sekaligus membantu Anda mendapatkan berbagai informasi menarik lainnya.

3. Mendengarkan Secara Aktif (Active Listening)

Bukan hanya jeli menggali pertanyaan, tenaga penjualan yang ingin menerapkan teknik penjualan konsultatif juga harus mempunyai skill mendengarkan alias active listening.

Setelah melempar pertanyaan, cobalah mendengarkan jawaban pelanggan dengan cermat.

Negosiasi mendengarkan pelanggan

Poin- poin penting dalam active listening ini antara lain :

  • Memahami situasi calon pelanggan saat berbicara (emosi yang terlihat)
  • Memahami intonasi klien saat menyampaikan pesan. Kata atau calon pelanggan yang sama bisa mempunyai makna berbeda saat diucapkan dengan intonasi berbeda.
  • Jangan menyela calon pelanggan saat mereka berbicara. Jika Anda membutuhkan konfirmasi, ambil waktu yang tepat dan sampaikan maaf karena menyela atau memotong pembicaraannya.
  • Tunjukkan empat bahwa Anda peduli dengan semua ucapannya dan catat poin- poin utama yang pelanggan sampaikan, terutama yang mendapat penekanan tertentu.

4. Membangun Kepercayaan (Incorporating Authenticity)

Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam teknik consultative selling adalah kepercayaan pelanggan. Perusahaan akan gagal menjual produk dan layanan mereka jika tidak berhasil membangun kepercayaan klien ini.

Untuk membangun kepercayaan, bersikap jujur dan tulus pada calon pelanggan sangat penting. Anda tidak boleh memberikan jaminan apapun jika memang tidak bisa memenuhinya. Tidak perlu mengada- ada atau melebih- lebihkan saat menjelaskan keunggulan produk.

Jika ternyata hasil dan kualitas produk tidak sesuai, tentu pelanggan akan kecewa dan hilang kepercayaan. Belum lagi masalah komplain pelanggan yang seharusnya bisa dicegah sejak awal.

5. Mendapatkan Feedback dan Konfirmasi

Tenaga penjualan perlu memastikan kalau calon pelanggan memahami semua yang sudah dijelaskan dengan baik. Untuk memastikannya, cobalah untuk meminta feedback atau konfirmasi dari mereka.

Untuk permintaan feedback ini tentu harus dilakukan dengan cara sebaik mungkin. Jangan sampai pelanggan merasa kalau perusahaan meremehkan kemampuan mereka dalam mencerna informasi.

6. Melakukan Follow Up

Prospek dan konfirmasi tidak menjamin pelanggan akan segera menuntaskan transaksi. Ada kalanya mereka perlu pertimbangan dari orang- orang terdekat dalam membuat keputusan pembelian.

Bisa juga, mereka masih perlu mempertimbangkan faktor kantong sebelum akhirnya benar- benar jadi membeli produk. Maka dari itu, Anda tidak perlu terlalu buru- buru, apalagi sampai terkesan memaksa untuk mereka melakukan transaksi.

Beri mereka jeda untuk menunjukkan bahwa Anda mengerti keadaan mereka. Selanjutnya, lakukan follow up berkala kepada mereka melalui email, telepon, atau WhatsApp.

Jika follow up pertama dan kedua masih belum berhasil, cobalah untuk melakukan follow up dengan menanyakan kendala yang mereka alami.

Follow up dapat meningkatkan kemungkinan closing penjualan. Namun jika memang setelah berulang masih belum mendapatkan respon dan jawaban yang sesuai, ada kemungkinan mereka memang belum siap atau tidak tertarik untuk melakukan transaksi.

Kesimpulan

Dalam penjualan, ada bermacam- macam teknik yang bisa penjual gunakan untuk memaksimalkan konversi. Consultative Selling sendiri dikenal sebagai salah satu teknik yang paling ampuh dan menjual, serta menjaga manfaatnya untuk jangka panjang.

Konsep Consultative Selling ini sendiri bisa diterapkan dalam digital marketing, seperti Covert Selling. Tujuannya adalah membangun relasi dengan pelanggan potensial sejak awal.

Dengan membangun relasi, lebih mudah bagi penjual menggali kebutuhan calon pelanggan, masalah yang mereka hadapi, dan apa yang mereka inginkan.

Sebagai penutup dari artikel ini, Panda akan menampilkan FAQ yang berkaitan dengan artikel ini :

Apa itu Consultative Selling?

Pengertian dari consultative selling adalah teknik penjualan yang berfokus pada kebutuhan pelanggan dengan tujuan untuk membangun hubungan jangka panjang.

Apa fokus dan poin penting dari consultative selling ini?

Poin penting dari consultative selling adalah keinginan dan kebutuhan pelanggan, kekhawatiran mereka atas masalah yang dihadapi, dan penawaran produk dan layanan untuk mengatasi masalah tersebut

Perbedaan Hard Selling vs Soft Selling dan Contoh- Contohnya

Perbedaan Hard Selling vs Soft Selling dan Contoh- Contohnya

Hard Selling dan Soft Selling adalah dua teknik berjualan yang sangat populer. Keduanya paling sering diterapkan, serta mempunyai strength poin yang berbeda antar satu dan yang lainnya.

Dua teknik pemasaran ini berlawanan. Dalam bisnis, Anda bisa menerapkan keduanya untuk saling melengkapi dan membuat strategi marketing menjadi lebih optimal.

Namun sebelumnya, tentu kita perlu tahu lebih dulu perbedaan mendasar dari hard-selling dan soft-selling, kemudian mengenali metode dan cara promosinya.

Apa itu Hard Selling dan Soft Selling?

Sebelum mengenali perbedaan keduanya, tentu penting untuk kita memahami lebih dulu apa itu hard-selling dan soft-selling.

Pengertian Hard Selling

Contoh Hard Selling

Ada beberapa versi definisi dari Hard Selling. Jika kita rujuk dari kata asalnya, arti dari Hard Selling adalah sebuah metode pemasaran secara langsung dan terbuka.

Dalam versi yang lebih lugas, Hard Selling adalah sebuah strategi pemasaran untuk melakukan penjualan (sales) yang bersifat gamblang atau langsung. Tujuannya adalah untuk melakukan transaksi terhadap produk yang diiklankan dengan cepat.

Hard Selling kerap disebut sebagai metode pemasaran yang agresif. Pasarnya, tidak ada basa- basi kepada konsumen. Promosi bersifat to the point dan cenderung buru- buru untuk mendorong calon konsumen segera melakukan transaksi.

Teknik ini bisa dilakukan secara langsung oleh sales person atau dalam penerapan iklan online dan offline. Teknik ini juga bisa menjadi metode efektif untuk beberapa situasi.

Kelemahannya, metode ini kurang mempertimbangkan faktor awareness audiens dan urusan jangka panjang lainnya. 

Pengertian Soft Selling

Keuntungan strategi soft selling

Kebalikannya dari Hard Selling, kita mengenal apa itu Soft Selling. Soft-selling adalah strategi penjualan dengan pendekatan yang lebih halus dan cenderung membuat orang penasaran.

Soft selling membuat calon pelanggan tidak merasa bahwa mereka ditawari produk. Namun mereka mengenali fungsi atau manfaat produk tersebut, mereka akan terpancing untuk mencari tahu lebih jauh.

Dengan trik ini, berbekal rasa penasaran dan ingin tahu yang sudah cukup besar, lebih mudah untuk mengkonversi mereka menjadi pembeli.

Mengenal Perbedaan Hard-selling vs Soft-selling

Dari definisi di atas, sebenarnya kita bisa melihat perbedaan keduanya secara gamblang. Soft selling fokus untuk melakukan pendekatan secara persuasif dengan membangun kesadaran dan memancing rasa penasaran.

Sedangkan hard selling melakukan pendekatan secara agresif agar target market segera melakukan pembelian.

Dari sisi persiapan, soft selling membutuhkan konsep yang lebih matang dan tertata. Sedangkan hard-selling perlu dukungan display produk yang menarik, dan komponen penting lain untuk membuat angka penjualan bisa langsung naik.

Untuk lebih jelasnya, simak ulasan Panda berikut untuk melihat lebih jauh perbedaan hard selling dan soft selling :

1. Jangka Waktu Penjualan

Perbedaan pertama bisa kita lihat dari target jangka waktu penjualannya.

Metode hard selling menggunakan metode pendekatan secara langsung dan tanpa basa basi. Disini, konsumen seolah diminta bertransaksi sesegera mungkin. Bisa kita artikan, metode ini mempunyai jangka waktu penjualan yang pendek.

Kebalikannya, penggunaan metode Soft selling mempunyai target jangka waktu penjualan yang lebih panjang. Penggunaan metode soft selling jangka panjang ini tidak hanya berdampak pada penjualan saja, namun juga memperluas jangkauan konsumen.

Penelitian menyebut bahwa sebagian besar orang lebih suka merekomendasikan atau membagikan konten produk soft selling ini. Selanjutnya, rekomendasi kepada teman atau keluarga menciptakan kemungkinan mencapai 95% untuk terjadinya pembelian.

2. Ketertarikan Konsumen

Perbedaan kedua antara hard selling dan soft selling terletak pada ketertarikan konsumen. Seperti penjelasan Panda di atas, konsumen cenderung lebih suka dengan pendekatan menggunakan metode Soft Selling.

Metode soft selling membuat target market tidak merasa bahwa diri mereka adalah target dari promosi. Mereka tidak merasa sedang ‘dijuali’. Dan tentu saja, teknik menimbulkan rasa penasaran ini akan mendorong mereka untuk mengeksplorasi produk lebih jauh secara mandiri.

Dalam proses soft selling, ada proses membangun ikatan antara perusahaan dan konsumen. Proses ini sekaligus membangun citra positif untuk sebuah perusahaan.

Sedangkan untuk Hard Selling, proses ini juga baik untuk menarik konsumen, namun dalam rentang waktu relatif lebih singkat. Konsumen tidak mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi lebih jauh terhadap produk. Sehingga ketertarikan konsumen terhadap produk pun akan berlangsung secara singkat juga.

3. Bidang Industri yang Menggunakan

Setiap perusahaan tentunya punya berhak menentukan metode mana yang akan mereka gunakan dalam kampanye marketing. Apakah akan menggunakan metode Hard Selling atau metode Soft Selling. Atau bahkan, menggabungkan keduanya.

Ada beberapa industri yang cenderung menggunakan metode yang sama secara terus menerus. Misalnya saja Hard Selling, banyak digunakan oleh industri asuransi, perbankan atau telemarketing.

Sedangkan untuk soft selling, banyak digunakan dalam bidang manufaktur, konsultan, dan content marketing.

Fungsi Penerapan Soft Selling dan Hard Selling

Kedua metode ini pada akhirnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu tercapainya penjualan produk. Namun dari sisi fungsinya, kedua metode ini berbeda satu sama lain.

Fungsi Hard Selling

Dengan style yang langsung dan tanpa basa- basi, hard selling cocok untuk mengejar target penjualan dalam waktu singkat. Metode ini juga cocok untuk produk- produk yang kita sudah familiar dalam kehidupan sehari- hari.

Fungsi dari Hard Selling ini antara lain :

  • Mempengaruhi konsumen untuk bertransaksi langsung
  • Membeli dalam jumlah tertentu karena iming- iming insentif atau diskon

Fungsi Soft Selling

Soft Selling mempunyai tujuan jangka panjang. Oleh karena itu, fungsinya pun cenderung lebih beragam, seperti :

  • Membangun kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk
  • Membangun reputasi bisnis dan brand awareness
  • Menciptakan hubungan baik perusahaan dengan konsumen

Dari kepercayaan yang mulai timbul ini lah, konsumen akhirnya melakukan transaksi dan dengan senang hati memberikan referensi pada orang lain.

Contoh Hard Selling dan Soft Selling

Nah, sampai disini Panda yakin kita semakin memahami konsep hard selling dan soft selling ini. Untuk lebih memantapkan lagi, kita akan melihat beberapa contoh promosi hard selling dan soft selling.

Contoh Promosi Hard Selling

  • Iklan katalog produk
  • Email penawaran produk
  • Diskon berbatas waktu
  • Promo Pre Order
Contoh iklan hard selling

Contoh Promosi Soft Selling

  • Konten marketing dengan konsep covert selling
  • Pemberian produk gratis
  • Give away
Contoh ilustrasi gambar covert selling

Kesimpulan

Dari kedua metode ini, mana yang menurut Anda paling sesuai untuk bisnis Anda? Hard-selling atau soft-selling?

Jika saat ini Anda masih ragu mana yang paling tepat, Anda bisa melakukan beberapa tes atau bahkan mengoptimalkan keduanya. Yang pasti, Anda perlu mengidentifikasi kebutuhan bisnis Anda lebih dulu dan jangan lupa menganalisa hasilnya.

Selain kedua metode ini, jangan lupa kalau Anda juga bisa mengoptimalkan strategi up selling, down selling, dan cross selling yaa 🙂

Selamat mencoba!

7 Jurus Memanfaatkan IGTV untuk Optimalkan Bisnis Online

7 Jurus Memanfaatkan IGTV untuk Optimalkan Bisnis Online

IGTV wajib Anda optimalkan jika menggunakan Instagram untuk menunjang bisnis online Anda. Dengan IGTV, video promosi akan menjadi lebih maksimal dalam menjangkau audiens tertarget.

Berbeda dengan Instagram story atau video di feed biasa, video IGTV bisa tampil di kanal atau platform tersendiri. Baik di aplikasi Instagram atau aplikasi IGTV, ada beragam video IGTV yang bisa pengguna nikmati.

Nah, disinilah celah yang bisa kita manfaatkan. Jika memang selama ini kita menggunakan Instagram untuk kebutuhan bisnis dan branding, memanfaatkan fitur Instagram yang satu ini wajib hukumnya.

Apa itu IGTV?

IGTV atau Instagram TV adalah fitur aplikasi turunan milik Instagram dimana penggunanya bisa berbagi konten video dengan durasi yang lebih panjang. Jika Instagram story dibatasi hanya 15 detik saja, Instagram TV ini bisa lebih dari 10 menit.

Dengan durasi yang lebih lama, pengguna bisa memanfaatkan platform ini untuk membuat konten video yang lebih berkualitas, yang selama ini tidak bisa pengguna lakukan via Insta Story.
Anda juga bisa mengoptimalkan IGTV untuk konten bisnis online Anda.

IGTV resmi diluncurkan Instagram
IGTV saat diluncurkan pertama kali

Mengapa Penting Mengoptimalkan IGTV untuk Bisnis Online?

Ada banyak media yang bisa kita gunakan untuk berpromosi atau menjangkau audiens. Dari sekian banyak media, peran video telah bergeser menjadi lebih dan lebih penting lagi.

Di sisi lain, Instagram adalah platform yang bukan hanya berperan untuk mewadahi berbagi foto secara personal. Faktanya, Instagram adalah platform media sosial yang sangat efektif untuk branding dan promosi, baik itu hard selling maupun soft selling.

Dengan memanfaatkan IGTV u
ntuk bisnis online, berarti Anda memaksimalkan dua hal sekaligus. Yang pertama adalah menggunakan media promosi yang super efektif. Dan yang kedua, memanfaatkan platform terbaik dengan cara yang optimal untuk membangun bisnis Anda.

Menggunakan konten video yang lebih panjang di Instagram sama artinya Anda memanfaatkan ruang yang besar untuk campaign promosi Anda. Jadi, mengapa tidak melakukannya?

Contoh tampilan IGTV

Cara Menggunakan IGTV untuk Mengoptimalkan Bisnis Online

IGTV mempunyai power untuk menghasilkan lebih banyak interaksi audiens di akun Anda. Meski begitu, ini tidak serta merta terjadi tanpa usaha.

Sebaliknya, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk memastikan penggunaan Instagram TV ini sudah optimal dalam menunjang bisnis online Anda. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda gunakan :

1. Update Info Terbaru yang Menambah Wawasan

Follower kita tidak selalu ingin tahu tentang info produk tertentu saat melihat sebuah video. Terkadang, mereka ingin memperoleh informasi penting yang menambah wawasan mereka. Misalnya saja fakta menarik, info yang viral (filter sesuai topik), atau DIY.

Terutama untuk akun baru, cobalah untuk menarik follower atau bahkan calon follower dengan memberikan value lebih dulu. Artinya, Anda akan menggunakan trik soft selling lebih dulu, seperti dalam teknik Sales Funnel.

Dalam tahap ini, Anda sedang membangun kepercayaan follower terhadap akun Anda. Follower Anda akan merasa bahwa akun Anda adalah akun yang layak di-follow, menyenangkan, dan memberi manfaat.

Teknik ini bukan hanya untuk Anda terapkan di IGTV saja. Dalam list building, teknik ini sudah lebih dulu familiar. Hanya penempatannya akan Anda sesuaikan kembali dengan platform kontennya.

2. Membuat Vlog secara Berkala

Vlogging bisa dilakukan di berbagai platform, bukan hanya di YouTube. Dengan IGTV, Anda pun bisa Vlogging dengan cara yang lebih sederhana.

Vlog terbukti menjadi salah satu jenis konten yang banyak menarik peminat karena membuat penonton merasa terlibat.

Misalnya saja saat ada event Harbolnas, Anda bisa membuat vlog tentang kesibukan tim yang overload saat packing pesanan. Secara tidak langsung, ini juga menjadi cara yang smooth untuk social proof bisnis Anda.

Ide Vlog lain yang bisa Anda coba adalah saat membuat materi untuk paid to promote. Mungkin bisa dari pengalaman customer yang sudah mencoba produk Anda sebelumnya. Yang pasti, konsepnya adalah Vlogging.

Bonusnya, hal- hal seperti ini akan membangkitkan rasa penasaran follower untuk mulai mencoba produk dari brand Anda. Yang dulunya hanya sekedar follower, eh akhirnya hijrah menjadi customer.

3. Membuat Video Behind The Scene

Video Behind The Scene juga menjadi salah satu trik untuk menarik perhatian calon follower. Anda bisa membagikan video saat proses foto shoot produk misalnya atau saat proses pembuatan produk, jika memungkinkan.

Video BTS ini akan mudah meyakinkan follower jika bisnis Anda benar- benar real, no tipu- tipu. Jika sebelumnya ada yang punya pengalaman buruk dengan toko di Instagram, Anda selangkah lebih maju untuk memupus keraguan mereka.

4. Membuat Sesi Q&A di IGTV dengan Follower

Jika di Instagram story Anda hanya bisa melakukan Q&A sederhana, Anda bisa melakukan Q&A dengan lebih leluasa. Follower Anda bisa bertanya secara bebas tentang bisnis dan produk, dan Anda berkesempatan untuk menjawabnya.

Sebisa mungkin, cobalah untuk memberi penjelasan yang detail dan mudah dimengerti. Pertanyaan yang terjawab dengan baik ini akan berhasil meyakinkan follower Anda untuk ikut menjadi pelanggan Anda.

5. Cross Promote Video di Feed & Story

Jika Anda sudah membuat konten video IGTV, jangan lupa untuk cross promote konten di akun Instagram Anda. Artinya, Anda bisa mempromosikan konten Instagram TV di feed dan story Instagram.

Pasalnya, tidak semua pengguna Instagram selalu mengakses fitur IGTV. Jadi, untuk memaksimalkan eksposur konten, Anda perlu membagikan cuplikan konten ke feed Instagram dan story.

Untuk menarik perhatian follower Anda, jangan lupa untuk membuat cuplikan konten Anda cukup membuat orang penasaran ya!

6. Gunakan Thumbnail Video yang Menarik

Sama seperti di YouTube, Anda perlu melakukan optimasi thumbnail video di IGTV. Buatlah thumbnail video Anda menarik dan memancing perhatian untuk menonton.

Sangat disayangkan sekali jika konten yang sudah Anda kemas sebaik mungkin, ternyata kurang mendapat perhatian follower karena gambar thumbnail yang sangat biasa. Thumbnail harus punya cukup magnet untuk meningkatkan persentase viewer video Anda.

7. Optimasi Judul dan Deskripsi Video

Selain thumbnail, judul dan deskripsi video juga menjadi poin penting untuk Anda optimasi. Dengan judul dan deskripsi yang baik, akan banyak yang tertarik menonton video Anda.

Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam membuat judul video IGTV antara lain :

  • Perhatikan banyak karakter dalam judul video. Instagram memperbolehkan maksimal 75 karakter, namun akan terpotong menjadi 50 karakter saat tampil di halaman feed Following atau Popular.
  • Jangan lupa menambahkan keyword, dan taruhlah di bagian depan atau di 50 karakter awal. Tujuannya adalah agar terbaca maksimal dalam cuplikan konten.
  • Kolom deskripsi bisa memuat hingga 220 karakter.
  • Jangan lupa untuk menambahkan hashtag yang relevan untuk memperluas jangkauan video.
  • Jika ada, jangan lupa untuk menambahkan link ke halaman website atau landing page yang relevan.

8. Hindari Membuat Video Terlalu Panjang

Konten video memang lebih engaging. Namun perlu kita akui juga, penonton tidak suka konten video yang terlalu panjang.

Durasi video sebaiknya tidak lebih dari 10 menit. Konten video yang terlalu lama biasanya akan menimbulkan banyak skip oleh follower.

Jangan lupa juga, 10-20 detik pertama selalu menentukan apakah video Anda menarik untuk follower atau tidak. Jika di durasi awal terlihat kurang menarik, penonton biasanya mudah skip atau beralih ke konten video lain.

Kesimpulan

Video IGTV adalah salah satu fitur terbaik Instagram yang layak Anda manfaatkan, terutama untuk tujuan bisnis. Dengan IGTV, Anda bisa membuat video berdurasi lebih panjang untuk keperluan promosi, soft selling, dan juga membangun keakraban dengan audiens. Intinya, IGTV sangat penting untuk bisnis online!

Dengan deretan tips di atas, ada banyak manfaat yang bisa Anda peroleh. Selain interaksi, Anda bisa mengoptimalkan strategi soft selling dan hard selling untuk bisnis online Anda.

Selamat mencoba!

Cara Mengoptimalkan Meta Tag agar Website Mendapat Banyak Klik

Cara Mengoptimalkan Meta Tag agar Website Mendapat Banyak Klik

Meta Tag adalah salah satu poin krusial dalam optimasi SEO. Dengan mengoptimalkan tag meta, website akan lebih mudah ditemukan di hasil penelusuran mesin pencari.

Pasalnya, tag ini secara ini menginformasikan kepada bot mesin pencari tentang topik bahasan konten, yang relevan dengan pencarian pengguna. Begitu kueri sesuai dengan pencarian, situs berpotensi mendapatkan posisi yang baik di mesin pencari.

Nah di artikel kali ini, Panda akan secara khusus mengulas tentang apa itu meta tag dan mengapa sangat penting dalam optimasi SEO, serta tata cara untuk memasangnya di website.

Pengertian Meta Tag dalam SEO

Meta tag atau elemen meta adalah tag dalam bahasa pemrograman HTML yang berfungsi sebagai pemberi informasi metadata dari sebuah halaman website. Dalam SEO On-Page, kita mengenal elemen meta ini sebagai strategi untuk menampilkan website di halaman hasil pencarian.

Secara khusus, e
lemen meta akan memberitahu mesin pencari tentang konten yang ada di website Anda. Mulai dari judul konten (meta title), cuplikan konten (meta description), dan juga kata kunci penting (meta keyword).

Sebelum tampil dalam bentuk kalimat deskriptif yang diterjemahkan, e
lemen meta akan tampil dalam format HTML. Biasanya tag ini terletak di antara tag <head> dan </head> dalam halaman source code.

Namun jika Anda sudah menggunakan plugin SEO, Anda tidak perlu memusingkan peletakan kode- kode HTML di source code. Karena secara mudah, Anda dapat mengatur
elemen meta ini di setting plugin dan di masing- masing halaman konten.

Jenis- jenis Meta Tag

Setelah mengetahui apa itu elemen meta, kini saatnya untuk mengenali jenis- jenisnya. Secara umum, tag meta terdiri dari tiga jenis, yaitu :

1. Meta Title (Title Tag)

Meta Title adalah judul yang muncul di halaman hasil penelusuran. Sebagai judul, ia akan muncul di bagian paling atas dari sebuah hasil pencarian.

Fungsi utama dari meta title adalah untuk memberitahu pokok isi bahasan sebuah halaman. Dengan mengklik meta title ini, pengguna bisa masuk ke halaman website yang ia tuju.

Dalam source code, tag meta description terletak diantara kode <head> dan </head>, sama seperti Meta Title. Untuk memasang meta description, letakkan script berikut :
 <Title>Title Website Anda</Title> 

Saat menggunakan plugin SEO, Anda bisa memasang Meta Title ini di bagian SEO Title. Perhatikan gambar berikut ini :

Cara memasang meta title

Dalam prakteknya, membuat judul untuk meta title perlu memperhatikan beberapa hal. Selain memuat kata kunci, judul arus cukup menarik untuk memancing banyak klik, seperti yang Anda pernah ulas dalam tips membuat judul artikel yang menarik.

2. Meta Deskripsi (Meta Description)

Meta deskripsi adalah cuplikan atau rangkuman konten website yang akan muncul di hasil penelusuran. Cuplikan ini lah yang akan muncul di bawah judul nanti.

Meta deskripsi menjadi faktor pendukung penting untuk meyakinkan pembaca tentang relevansi konten. Sebelum pengguna memutuskan untuk mengklik website, mereka biasanya akan membaca cuplikan lebih dulu untuk melihat gambaran isi konten.

Dalam source code, tag meta description terletak diantara kode <head> dan </head>, sama seperti Meta Title. Untuk memasang meta description, letakkan script berikut :

[/su_highlight]<Meta Content=’Deskripsi Website Anda’ Name=’Description’/>[/su_highlight]

Saat menggunakan plugin SEO, Anda bisa memasang Meta Title ini di bagian SEO Title, seperti gambar berikut :

Cara memasang Meta description di Plugin SEO

Untuk memastikan pengguna mengklik konten Anda, pastikan membuat meta deskripsi yang ringkas, dan efektif. Untuk tips lebih lanjut, cobalah membaca artikel Panda sebelumnya : Cara Membuat Meta Description yang Efektif dan Optimal untuk SEO.

3. Meta Keyword

Meta keyword adalah informasi kata kunci yang digunakan oleh sebuah halaman website. Kata kunci ini lah yang akan memberitahu mesin pencari tentang poin utama pembahasan konten.

Dalam teknik SEO kuno, banyak orang yang berlomba- lomba mengoptimalkan keyword secara berlebihan. Bukannya optimal, justru mereka terjebak dalam praktek keyword stuffing, yang berlawanan dengan panduan optimasi website.

Dengan pembaruan algoritmanya, Google pun kini semakin cerdik dalam menganalisa konten website. Artinya, webmaster tidak bisa sembarangan mengelabui mesin pencari dengan kata kunci yang tidak relevan dengan isi konten.

Mentargetkan keyword tertentu sangat penting. Namun jangan lupa, relevansi juga sama pentingnya. Untuk menemukan kata kunci yang tepat, Anda bisa memulainya dengan
tool riset keyword.

Dalam source kode, meta keyword tampil dalam script berikut :

 <Meta Content=’Keyword yang Anda Pakai’ Name=’Keywords’/> 

Saat menggunakan plugin SEO, Anda bisa memasang Keyword ini di bagian Focus Keyword (Frasa Kunci Utama), seperti gambar berikut :

Pro Tips :
Saat menggunakan plugin SEO, optimalkan meta sampai indikator performa berwarna hijau. Warna hijau menandakan bahwa optimasi yang Anda lakukan sudah lebih efektif, tidak kurang dan tidak berlebihan.

Saat menggunakan plugin SEO, optimalkan meta sampai indikator performa berwarna hijau. Warna hijau menandakan bahwa optimasi yang Anda lakukan sudah lebih efektif, tidak kurang dan tidak berlebihan.

Fungsi Meta Tag dalam SEO

Seperti yang Panda ungkapkan, elemen meta ini sangat krusial untuk SEO website. Mengapa?

Karena meta membantu Google untuk mudah memahami isi konten website sehingga memudahkan dalam pengindeksan. Melalui elemen meta, Google akan mencocokkan keyword pada halaman dengan pencarian.

Selain itu, i
nformasi dari elemen meta juga menjadi daya tarik tersendiri untuk pengguna, sampai akhirnya mereka mengklik sebuah halaman website. Dengan meta title dan deskripsi meta yang tepat, pemilik website akan mendapatkan lebih banyak traffic.

Seperti ulasan Panda sebelumnya, mesin pencari sebenarnya tidak menyebutkan adanya manfaat SEO langsung dari deskripsi meta. Artinya, e
lemen meta tidak berpengaruh secara langsung dalam algoritma peringkat.

Kendati begitu, Google menggunakan RKT atau rasio klik-tayang sebagai salah satu cara untuk menentukan apakah sebuah halaman relevan dan berkualitas untuk pengguna. Dengan banyak orang mengklik, Google akan menilainya sebagai hasil yang baik, dan berpotensi meningkatkan peringkat Anda.

Dan untuk memaksimalkan RKT ini, tentu saja Anda wajib mengoptimalkan penggunaan e
lemen meta dalam SEO.

Cara Memasang Elemen Meta di Website

Pemilik website bisa memasang elemen meta dengan dua cara. Yang pertama adalah langsung melalui source code, dan yang kedua menggunakan bantuan plugin SEO.

Plugin SEO adalah pilihan menarik dan digunakan oleh banyak orang. Pasalnya, selain melakukan setting global untuk website, Anda juga bisa memasang meta tag dengan mudah di setiap kontan website lainnya.

A. Memasang Tag Meta secara Manual

Anda bisa memasang tag secara manual di source code dengan memasukkan kode script. Caranya adalah dengan masuk ke bagian bagian Tampilan >> Penyunting Tema, lalu temukan header.php.

Selanjutnya, sisipkan meta tag di antara kode <head> dan </head>, sesuai dengan meta tag yang Anda pakai :

  •  <Title>Title Website Anda</Title>  untuk Meta Title
  •  <Meta Content=’Description Website Anda’ Name=’Description’/>  untuk Meta Description
  •  <Meta Content=’Keyword Website Anda’ Name=’Keywords’/>  untuk Meta Keyword

B. Memasang Tag Meta dengan Plugin SEO

Cara termudah dan banyak orang gunakan untuk mengatur tag meta adalah dengan plugin SEO. Misalnya saja All in One SEO Pack atau Yoast SEO.

Setelah menginstal salah satu plugin SEO tersebut, Anda perlu melakukan setting umum di bagian pengaturan plugin. Selanjutnya, Anda dapat melakukan optimasi m
eta untuk setiap halaman di website, termasuk di bagian homepage, seperti contoh Panda di segmen atas.

Plugin Yoast SEO

Kesimpulan

Meta Tag berbicara tentang isi website dalam format yang lebih ringkas untuk disajikan di hasil penelusuran. Jika Anda ingin mengoptimalkan website di mesin pencari, tentu optimasi meta wajib untuk Anda praktekkan.

Melalui optimasi judul konten, deskripsi konten dan kata kunci fokus, maka hasil pencarian Anda akan mendapatkan potensi indeks dan klik yang lebih baik lagi. Selain itu, memasang t
ag ini juga cukup mudah untuk dilakukan, bukan?

Jadi, tidak ada alasan untuk tidak melakukannya.

Sebagai penutup berikut ini adalah resume FAQ yang berkaitan langsung dengan artikel ini :

Apa itu Meta Tag?

Meta tag atau elemen meta adalah tag dalam bahasa pemrograman HTML yang berfungsi sebagai pemberi informasi metadata dari sebuah halaman website.

Bagaimana Cara Memasang Meta Tag?

Ada dua cara untuk memasang meta tag. Yang pertama adalah manual melalui source code di penyunting tema. Dan yang kedua dan paling mudah adalah menggunakan plugin SEO.

Apa fungsi Meta Tag?

Meta Tag berbicara tentang isi website dalam format yang lebih ringkas untuk disajikan di hasil penelusuran. Melalui meta tag, pengguna akan bisa mengenali pembahasan konten website, sebelum mereka mengklik halaman web tersebut.