Mengenal Perbedaan Long-Tail Keyword dan Short-Tail Keyword dalam SEO

Mengenal Perbedaan Long-Tail Keyword dan Short-Tail Keyword dalam SEO

Bicara tentang keyword, kita mengenal istilah long tail keyword dan short tail keyword. Keduanya berbeda tapi punya keterkaitan yang kuat. Agar bisa mengimplementasikannya dengan efektif, penting sekali untuk blogger mengenal dengan baik keduanya.

Dua istilah ini sendiri merujuk pada praktek optimasi SEO On Page. SEO (Search Engine Optimization) merupakan salah satu bagian penting dalam strategi pemasaran digital. Kendati ada trafik berbayar (paid traffic), dengan melakukan optimasi SEO yang tepat, kita bisa menghadirkan banyak trafik organik yang penting untuk pondasi website jangka panjang.

Keyword yang Tepat Berdampak Penting untuk Kesuksesan SEO

Tips memilih keyword untuk dioptimasi

Ada banyak faktor dan komponen yang mempengaruhi kesuksesan optimasi SEO. Salah satu yang terpenting adalah menentukan keyword atau kata kunci yang tepat.

Kata kunci adalah cara mesin pencari dan pelanggan mengidentifikasi penawaran bisnis Anda. Saat ingin mencari sebuah bisnis atau layanan jasa di internet, seseorang akan mengetikkan di kotak pencarian kata kunci yang berkaitan dengan produk yang mereka butuhkan.

Misalnya saat seseorang ingin membeli ‘pompa air’, ia akan mengetik kata ‘pompa air’, atau bisa juga dengan tambahan merek, seperti ‘pompa air shimizu’, ‘pompa air sanyo’, dan seterusnya.

Jika salah menentukan kata kunci, bisa jadi pelanggan yang diperoleh tidak tepat sasaran. Atau bisa juga, karena memilih kompetisi yang terlalu ketat di keyword terpilih sedangkan authority masih minim, hasilnya menjadi semakin tidak maksimal.

Sebaliknya, dengan keyword yang tepat Anda bisa lebih mudah bertemu dengan prospek yang matang untuk penawaran Anda. Konten dan website bisa mendapatkan trafik yang diinginkan melalui penerapan long tail keyword dan short tail keyword yang tepat.

Setidaknya ada dua jenis keyword yang perlu kita ketahui, yaitu short tail keyword dan long tail keyword. Agar mantap mengenali keduanya dengan baik, mari kita definisi dari keduanya dan apa saja perbedaannya.

Apa itu Short Tail Keyword?

Short Tail Keyword adalah kata kunci singkat yang umumnya terdiri dari 1-2 kata. Kata kunci short tail sering disebut sebagai ‘head terms’. Pasalnya, kata- kata ini adalah hal yang spontan terpikirkan saat seseorang mencari sesuatu.

Dengan jumlah kata yang singkat, jenis keyword ini mempunyai tingkat persaingan yang sangat tinggi karena kata kunci ini kurang ‘spesifik’. Kendati begitu, jika berhasil memenangkan kompetisi di kata kunci pendek ini, kita bisa sangat efektif dalam mendatangkan pengunjung ke situs kita.

Beberapa contoh kata kunci pendek alias short tail keyword : 


Dari contoh di atas, kata kunci tersebut merupakan kata kunci yang sangat umum dipakai. Dan karena sangat umum, maka penggunaannya sangat banyak dan tingkat persaingan pasti sangat tinggi. Artinya, jika hanya mengandalkan short tail keyword, akan semakin sulit untuk bersaing di SERP.

Untuk itu, Anda perlu mengkombinasikan short tail ini dengan kata kunci turunan, alias long tail keyword.

Apa itu Long Tail Keyword?

Apa itu Long Tail Keyword & Cara Menggunakannya untuk Trafik SEO

Kebalikannya dari short tail keyword, ada yang namanya long tail keyword. Long tail keyword merupakan jenis keyword yang terdiri lebih dari tiga kata. Keyword yang dibidik lebih panjang, lebih spesifik, lebih tertarget, dan lebih rinci dari sekedar kata umum.

Long tail keyword sering kita sebut dengan nama keyword turunan. Keyword ini mempunyai tingkat kompetisi yang lebih rendah sehingga peluang untuk ditemukan pengguna menjadi lebih besar.

Beberapa contoh kata kunci long tail : 

  • Jasa SEO Profesional Jakarta
  • Jasa SEO Garansi Page One
  • Pompa Steam Portable Termurah


Dari contoh di atas, bisa kita lihat kalau long tail keyword lebih spesifik dan tertarget. Volume keyword dari jenis kata kunci ini tentunya lebih sedikit. Kendati begitu, dengan kompetisi yang lebih rendah kata kunci ini lebih efektif dalam mendatangkan pengunjung ke situs web Anda.

Perbedaan Long Tail Keyword dan Short Tail Keyword

Perbandingan jumlah hasil pencarian short tail vs long tail keyword

Dari pengertian dari long tail dan short tail keyword, kini saatnya merangkum perbedaan antara kedua jenis kata kunci ini.

Ciri- ciri Short Tail Keyword

1. Volumen Pencarian Lebih Tinggi

Karena lebih umum, maka volume short tail keyword lebih tinggi daripada long tail keyword. Pada prinsipnya, semakin singkat kata kunci, maka volume pencariannya semakin tinggi.

Jika berhasil unggul di kata kunci pendek ini, maka peningkatan trafik organik akan sangat terasa.

2. Tingkat Kompetisi Sangat Tinggi

Jangan senang dulu dengan volume yang tinggi. Karena secara bersamaan, hal ini juga selaras dengan tingkat kompetisi yang sangat ketat. Misalnya saat memasukkan kata kunci ‘jasa seo’, maka semua website yang menggunakan jasa SEO pasti akan bersaing di SERP.

Artinya, membutuhkan usaha yang jauh lebih keras agar laman dengan short tail ini berada di posisi teratas. Jika perlu, gunakan iklan berbayar seperti Google AdWords, untuk meningkatkan trafik dan konversi.

3. Kurang Fokus dan Kurang Tertarget

Salah satu kekurangan dari short tail keyword adalah penggunaan yang kurang fokus dan kurang tertarget. Misalnya saja saat seseorang ingin membeli smartphone dan benar- benar hanya mengetikkan kata “smartphone”.

Bayangkan, konten yang tampil akan sangat beragam. Bukan hanya hasil pencarian yang menjual smartphone, tapi juga artikel- artikel dan berita tentang smartphone. Akibatnya, konsumen menjadi terdistraksi dengan hasil yang ia temukan.

Akhirnya ia menunda atau bahkan membatalkan keinginan untuk membeli smartphone. Sangat tidak efektif ya?

4. Biaya Lebih Mahal

Dengan tingkat kompetisi yang tinggi, akan sangat menguras tenaga untuk bersaing di secara organik di jenis kata kunci ini. Untuk mendukung trafik dan konversi, pemilik website perlu menggunakan Google AdWords agar artikelnya bisa masuk ke daftar pencarian teratas.

Selain itu, biaya cenderung lebih mahal untuk penggunaan kata kunci yang sifatnya lebih umum ini.

5. Konversi Lebih Rendah

Dengan tingkat persaingan yang ketat, kata kunci pendek cenderung menghasilkan konversi yang lebih rendah. Jadi meskipun trafik tinggi, hal ini tidak menjamin setiap kunjungan menghasilkan konversi transaksi.

Ciri- Ciri Long Tail Keyword

1. Volume Pencarian Lebih Rendah

Volume pencarian long tail keyword lebih rendah daripada short tail keyword. Seringkali perusahaan merasa kalau ini menjadi kurang menguntungkan untuk mereka. Padahal, saat pengguna mencari info yang lebih spesifik, long tail bisa menghasilkan trafik kunjungan yang efektif.

Selain itu, untuk pebisnis yang menjual produk tertentu, penggunaan kata kunci turunan justru bisa menguntungkan. Konsumen yang secara spesifik mengetahui apa yang mereka butuhkan akan mengetik kata kunci secara spesifik. Dengan begitu, konsumen yang matang cenderung menyukai konten dengan long tail keyword.

2. Tingkat Kompetisi yang Rendah

Seperti yang Panda sebutkan di atas, kata kunci turunan mempunyai tingkat kompetisi yang lebih rendah. Semakin spesifik kata kunci yang digunakan, maka semakin sedikit pebisnis yang menggunakan kata kunci itu.

Dengan begitu, hasil pencarian semakin sedikit dan kompetisi semakin minim. Kemungkinan untuk pelanggan menemukan bisnis Anda menjadi semakin besar.

3. Lebih Fokus dan Lebih Tertarget

Kata kunci yang spesifik akan menghasilkan tingkat fokus yang lebih tinggi dan lebih tertarget. Misalnya saat calon konsumen mengetik ‘kursi jati belanda minimalis’, ia akan diarahkan ke hasil pencarian yang memuat long tail ini.

Dengan penggunaan kata kunci yang spesifik, maka hasilnya pun akan lebih tertarget.

4. Biaya yang Lebih Rendah

Salah satu manfaat dari penggunaan long tail keyword adalah biaya iklan yang lebih rendah. Untuk pencarian yang spesifik tadi, Google AdWords cenderung menetapkan biaya yang lebih murah.

Untuk bisnis dengan skala lebih kecil, tentu akan lebih mudah untuk mengatur pengeluaran dan mengontrol ROAS (Return on Ads Spend).

5. Konversi Lebih Tinggi

Dengan biaya iklan yang lebih terkontrol, penggunaan keyword turunan juga lebih memaksimalkan tingkat konversi di website. Dengan konversi yang lebih tinggi, tentu saja keuntungan perusahaan menjadi lebih optimal.

Berdasarkan informasi di atas, maka perbedaan long tail keyword dan short tail keyword dapat kita kelompokkan seperti berikut ini : 

PerbedaanShort Tail KeywordLong Tail Keyword
Volume PencarianTinggiRendah
Tingkat KompetisiTinggiRendah
FokusRendahTinggi
BiayaTinggiRendah
Tingkat KonversiRendahTinggi

Tips Menentukan Keyword yang Tepat

Long tail keyword dan short tail keyword dapat digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi. Untuk penerapannya sendiri, sobat Panda bisa mengawalinya dengan melakukan riset keyword.

Selain itu, ada beberapa tips yang dapat Anda implementasikan untuk menentukan keyword yang tepat untuk konten Anda : 

1. Sesuaikan dengan Produk dan Layanan Brand

Langkah pertama untuk menentukan keyword yang akan digunakan adalah dengan membuatnya relevan. Untuk menjadi relevan, Anda perlu menyesuaikan keyword dengan produk dan layanan brand Anda.

Misalnya jika bisnis Anda menjual ‘kursi jati’, maka Anda bisa menggunakan keyword ini sebagai dasar, alias kata kunci short tail pertama Anda.

2. Riset Kompetitor

Lakukanlah riset kompetitor yang menyeluruh. Dapatkan informasi tentang judul yang digunakan oleh kompetitor, sub judul, keyword yang banyak mereka gunakan dan yang lainnya. Berbekal informasi ini, Anda bisa mendapatkan ide untuk menentukan keyword yang tepat. 

3. Manfaatkan Sub Judul

Jika situs Anda sudah mempunyai sub judul, Anda bisa menggunakan highlight sub judul tersebut sebagai keyword. Dengan praktik ini, Anda bisa membantu situs Anda agar lebih cepat terindeks.

4. Kata Kunci Lokasi

Jika bisnis Anda berada di lokasi tertentu, Anda bisa menargetkan pengguna lokal dengan menambahkan kata kunci lokasi. Misalnya Anda menjual bunga berbasis di kota Jakarta, Anda bisa menambahkan kata kunci ‘toko bunga Jakarta’.

Dengan tips ini, Anda bisa menargetkan pengguna yang secara spesifik menelusuri toko bunga di area kota Jakarta.

5. Kata Kunci Informasional

Seringkali orang yang mencari sebuah produk atau layanan tidak langsung berniat membeli. Mereka mencari informasi lebih lanjut yang membantu mereka untuk mempertimbangkan lebih lanjut.

Untuk jenis audiens ini, Anda perlu membantu mereka mendapatkan informasi lebih lanjut tentang produk. Posisikan diri Anda sebagai pencari produk, kira- kira informasi apa saja yang Anda cari tentang produk? Informasi seperti apa yang membuat Anda yakin dan memutuskan membeli?

List pertanyaan ini dapat Anda gunakan sebagai kata kunci turunan yang efektif. Selanjutnya, buat konten yang menarik dan siapkan CTA (Call to Action) yang mendorong calon pelanggan untuk membuat keputusan pembelian.

Kesimpulan

Dalam SEO, ada beberapa upaya yang bisa kita terapkan agar konten kita menjadi optimal. Salah satu yang utama dan menjadi fondasi adalah penggunaan kata kunci yang efektif.

Penggunaan kata kunci yang substansial akan sangat berdampak dalam menghasilkan lalu lintas dan visibilitas di hasil pencarian. Dalam prakteknya, kita bisa menerapkan long tail dan short tail keyword, atau memadukan keduanya.

Pasalnya, kedua jenis keyword inib berbeda, namun punya keterikatan yang kuat. Dengan menentukan kombinasi kata kunci yang tepat, laman yang kita buat akan menjadi lebih optimal dalam mendatangkan pengunjung.

Semoga bermanfaat!

5+ Tool Terbaik untuk Cek Domain Authority (DA) dan Page Authority (PA)

5+ Tool Terbaik untuk Cek Domain Authority (DA) dan Page Authority (PA)

Salah satu parameter untuk mengetahui performa sebuah website saat ini adalah dengan mengetahui skor Domain Authority (DA) dan Page Authority (PA). Sejak Google Pagerank sudah tidak terupdate sejak beberapa tahun, PA & DA ini lah yang menjadi indikator penting untuk performa sebuah situs web di mesin pencari.

Baik Domain Authority maupun Page Authority, keduanya mempunya skor antara 0-100. Parameter ini sendiri adalah metrik website yang dikembangkan oleh Moz. Dengan authority yang baik, sebuah website akan mempunyai ranking yang baik di mesin pencari.

Domain Authority vs Page Authority, Apa Bedanya?

Familiar dengan dua istilah ini?

Meski terdengar mirip, Domain Authority dan Page Authority adalah dua hal yang berbeda.

Domain Authority memberikan gambaran kekuatan sebuah website secara keseluruhan karena berorientasi pada kekuatan domain. Kebalikannya, Page Authority memberikan prediksi terhadap kekuatan sebuah halaman secara individual.

Keduanya merupakan parameter penting dalam SEO. Pasalnya, sejak ketiadaan page rank, perlu adanya sebuah metrik untuk mengukur performa website secara khusus. Dan inilah fungsi yang Domain Authority dan Page Authority lakukan sekarang ini.

Cara Cek Skor Domain Authority dan Page Authority

Yang sering terabaikan, tidak sedikit webmaster yang tidak memeriksa Domain Authority mereka secara berkala. Tidak jarang, mereka juga tidak tahu tentang skor DA situs web mereka. Banyak juga pemula yang mungkin tidak mengetahui cara cek domain authority secara gratis.

Padahal, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk secara mudah mengetahui skor Domain Authority dan Page Authority website kita. Dengan mengetahuinya, kita akan termotivasi untuk bergerak lebih jauh lagi dalam meningkatkan performa SEO website kita secara keseluruhan.

1. Bulk DA PA Checker Tool by GUESTPOSTLINKS

Alat Pemeriksa DA PA Massal GUESTPOSTLINKS – solusi efektif dan efisien yang dirancang untuk pengguna yang ingin menilai otoritas domain dalam skala besar. Alat ini sangat berguna bagi perusahaan SEO, agensi, dan klien langsung yang ingin mengevaluasi domain dan otoritas halaman beberapa situs web secara bersamaan. Ini terbukti sangat bermanfaat bagi individu dengan keahlian SEO atau tim SEO internal yang ingin meningkatkan peringkat mesin pencari situs web mereka.

2. Open Site Explorer dari Moz

Open Site Explorer adalah tool keren yang dikembangkan oleh MOZ untuk para internet marketer. Banyak para pakar SEO yang menyebut kalau tool ini merupakan salah satu tool SEO wajib untuk para webmaster. Dengan tool ini, Anda bisa men- cek skore Domain Authority dan Page Authority website Anda dengan sangat mudah.

Open Site Explores menyediakan detail informasi tentang profil dari sebuah website. Salah satu fitur yang sangat membantu adalah Anda bisa melihat tautan masuk ke root domain, subdomain, dan laman Anda.

Jika Anda menggunakan free account, Anda bisa melihat jumlah tautan masuk ini hingga 10. Namun jika Anda ingin mendapatkan laporan yang lebih lengkap dan banyak insight, Panda menyarankan untuk upgrade akun Anda ke versi Moz Pro. Dengan Moz Pro, Anda bisa mendapatkan laporan dalam versi lebih detail, dan bahkan masuk ke akses metrik lainnya yang lebih premium. Jika tertarik untuk mencobanya, Anda bisa memulainya dengan uji coba gratis selama 30 hari.

3. Prepostseo

Prepostseo menyediakan tool DA PA checker terbaik untuk mengetahui otoritas domain dan otoritas laman web Anda. Bukan sekedar mengecek DA PA saja, tapi juga bisa memberikan info spam score dan alamat IP.
Prepostseo tersedia dalam versi gratis dan berbayar. Dengan versi gratis, Anda bisa melakukan pengecekan hingga 10 situs sekaligus atau 25 situs sekaligus jika mendaftar membership di website.

Sedangkan untuk versi premium, Anda bisa melakukan pengecekan hingga 500 situs web sekaligus dalam satu pencarian. Tertarik untuk mencobanya?

4. Website Authority Check dari SEO Review Tools

Dengan Website Authority Checker dari SEO Review Tools, Anda bisa melakukan pengecekan terhadap DA dan PA website Anda dengan mudah dan benar- benar gratis. Alat ini juga memungkinkan Anda untuk mengetahui usia sebuah website dan jumlah tautan eksternal yang mengarah ke domain dan halaman Anda.

Tool ini sendiri sebenarnya menggunkaan API Mozscape dalam meng-generata analisa website, dan hasilnya dapat Anda ekspor dalam format .csv. Selain sebagai PA & DA checker, Anda juga bisa menggunakan tool ini untuk melakukan analisa konten dan akun media sosial Anda.

5. Bulk DA Checker

Sama persis sesuai Namanya, tool ini memungkinkan Anda untuk melakukan pengecekan Domain Authority dan Page Authority secara massal dalam waktu bersamaan. Dalam satu waktu, domain yang dapat Anda cek berjumlah hingga 10 URL. Tool ini sangat cocok Anda gunakan jika mempunyai beberapa domain dan ingin menghemat waktu dalam melakukan checking rutin skor DA & PA website Anda.

Untuk menggunakannya, Anda dapat memasukan beberapa URL (satu barus per URL) dan klik tombol ‘Find Moz Metrics’. Setelah itu, Bulk DA Checker akan menampilkan hasil DA, PA, MozRank, dan jumlah eksternal link yang dimiliki sebuah website.

Selain melakukan pengecekan PA dan DA, Anda juga bisa menggunakan tool ini untuk mengecek skor Alexa Rank secara massal, domain unik, dan lain sebagainya.

6. Bulk DA, PA, & IP Checker dari SEO Weather

Mirip dengan Bulk DA Checker, tool yang satu ini juga memungkinkan pengguna untuk melakukan pengecekan domain authority (DA), page authority (PA), dan IP address dari banyak domain sekaligus. Yang harus Anda lakukan adalah memasukan daftar domain (satu baris per domain), dan klik ‘Go Fetch’.

Selanjutnya, Anda dapat melihat langsung performa domain yang Anda masukan atau men-downloadnya data tersebut dengan mengekspornya ke Excel.

7. Domain Authority Checker dari Small SEO Tools

Tool terbaik lainnya untuk menge-cek domain authority dan page authority secara gratis hingga sebanyak 50 domain dalam sekali pengecekan. Meskipun jumlah domain yang di-cek bisa hingga 50 URL, namun penggunaan tool ini sangatlah mudah dan benar- benar gratis.

Selain untuk mengetahui skor DA dan PA website, Small SEO Tools juga menyediakan berbagai SEO tool lainnya yang sayang untuk dilewatkan, seperti tool untuk cek backlink, posisi keyword, SEO score, reverse image, dan masih banyak lagi.

Kesimpulan

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengecek skor domain authority (DA) dan page authority (PA) kita, seperti dengan deretan tool gratis di atas yang sangat mudah kita gunakan. Dengan melakukan pengecekan secara regular, Anda akan semakin bersemangat dalam melakukan optimasi yang semakin membuat performa situs web Anda meningkat di mesin pencari.

Selamat mencoba!

Cara Setting & Optimasi Plugin Yoast SEO, Praktis & Mudah!

Cara Setting & Optimasi Plugin Yoast SEO, Praktis & Mudah!

Bicara optimasi SEO untuk CMS WordPress, pemikiran kita tidak akan jauh- jauh dari plugin SEO, seperti Yoast SEO. Karena dengan plugin ini, akan semakin mudah untuk Anda melakukan optimasi konten yang berdampak di hasil pencarian mesin pencari.

Tentu bukan rahasia lagi, berada di halaman utama hasil pencarian adalah idaman semua pemilik website. Karena dengan berada di posisi teratas, website akan berhasil menjaring banyak pengunjung. Dampaknya, brand awareness dan konversi meningkat secara signifikan.

Untuk bisa mencapai hal itu, ada banyak upaya SEO yang perlu kita lakukan. Baik itu SEO On-Page, maupun SEO-Off Page. Dalam SEO On Page, penggunaan plugin SEO adalah satu dari sekian banyak rekomendasi yang bisa diterapkan. Sudahkah Anda menggunakan dan mengoptimasi penggunaannya?

Apa itu Yoast SEO?

Yoast SEO adalah plugin SEO WordPress yang sangat populer dan banyak digunakan oleh para pemilik website untuk mengoptimalkan kinerja situs mereka agar memperoleh peringkat tinggi di hasil pencarian.

Yoast mempunyai banyak fitur basic SEO yang membantu proses optimasi. Mulai dari pengaturan deskripsi meta, tag judul, penerapan kata kunci dan analisa kualitas konten sesuai kaidah SEO. Fitur- fitur ini bisa membantu situs menjadi SEO Friendly sehingga mendapatkan hasil optimal di hasil pencarian.

Yoast juga membantu memaksimalkan kinerja situs melalui berbagai aspek teknis, termasuk rel=canonical dan schema.org agar website memenuhi persyaratan utama dalam SEO.

Fitur Unggulan & Cara Kerja Plugin Yoast SEO

Saat pertama kali pengguna memasang plugin Yoast di website, plugin ini akan muncul di setiap halaman dan postingan yang Anda buat di website. Plugin ini juga akan melakukan analisa terhadap setiap konten di laman website dan memberikan skor SEO.

Bukan sekedar memberikan skor, Yoast juga memberi rekomendasi apa saja yang bisa ditingkatkan dari konten yang kita miliki. Dengan mengikuti rekomendasinya, konten bisa menjadi lebih baik lagi dan mendapatkan skor tinggi.

Beberapa fitur unggulan beserta cara kerjanya antara lain sebagai berikut :

1. Webmaster Tools Integration

Fitur ini berfungsi untuk menghubungkan website WordPress dengan berbagai tools, seperti Google Search Console, Yandex, dan Bing. Dengan integrasi ini, situs akan menjadi lebih ramah mesin pencari.

2. SEO Analysis

Dengan fitur analisisnya, Yoast menyajikan berbagai parameter agar konten Anda mengikuti kaidah terbaik dalam SEO On-Page. Fungsi ini akan melakukan pemindaian konten secara keseluruhan dan memberikan rekomendasi peningkatan konten.

Beberapa hal yang Yoast lakukan dalam proses ini antara lain sebaran keyword dan tingkat indikator hasil. Indikator warna hijau menandakan konten sudah optimal, warna orange artinya masih perlu peningkatan, sedangkan merah artinya masih banyak hal yang kurang optimal dan perlu peningkatan signifikan.

3. Search Engine Snippet Preview

Dengan fitur ini, pemilik situs bisa meninjau ulang dan menyesuaikan tampilan postingan di halaman hasil mesin pencari. Fitur ini menyertakan tampilan di mesin pencari pada umumnya, seperti Meta Title, Meta Description dan Slug. Tersedia juga fitur tampilan desktop dan mobile yang bisa disesuaikan.

4. Content Readability

Tak kalah pentingnya, fitur readability (keterbacaan) membantu pemilik situs untuk membuat konten dengan struktur yang baik dan mudah pembaca pahami. Yoast SEO akan menganalisis berbagai faktor dalam keterbacaan, seperti panjang paragraf, penggunaan heading tag, dan penggunaan kalimat pasif.

Analisa keterbacaan Yoast ini menggunakan Flesch Reading Ease Score untuk menentukan seberapa mudah konten bisa dibaca dan dicerna pembaca.

5. Penentuan Focus Keyword

Dengan fitur ini, pengguna bisa menentukan kata kunci utama yang menjadi fokus dalam sebuah konten. Dengan penentuan kata kunci, Yoast akan memberikan rekomendasi apakah konten sudah optimal atau masih perlu optimasi lebih lanjut.

Cara Install Plugin Yoast SEO di Website

Jika belum menggunakan plugin Yoast SEO yang terpasang, sobat Panda bisa memulainya sekarang juga. Berikut tutorial yang bisa Anda gunakan untuk mulai memasang plugin SEO ini : 

1. Buka Dashboard Admin

Langkah pertama, login lah ke WP Admin situs Anda dan masuk ke dashboard admin WordPress. Selanjutnya, masuk ke bagian ‘Plugin’, lalu pilih ‘Tambah Baru’.

Cara instal plugin Yoast SEO

2. Temukan Plugin Yoast SEO

Di bagian ‘Tambah Baru’, ketik nama ‘Yoast SEO’ di kotak pencarian plugin. Setelah muncul beberapa opsi plugin unggulan dan populer. Pilih Yoast SEO.

3. Instal Yoast SEO

Selanjutnya, klik ‘Instal Sekarang (Install Now)’ dan tunggu sampai proses instalasi berhasil. Setelah instalasi selesai, ketuk ‘Aktifkan’ untuk mulai mengaktifkan plugin.

Setelah berhasil, sobat Panda bisa melihat opsi bertanda SEO di bilah menu sebelah kiri di dashboard admin WordPress.

Cara Setting Yoast SEO untuk Pemula

Setelah menginstal dan mengaktifkan plugin, langkah selanjutnya yang perlu sobat Panda lakukan adalah konfigurasi. Simak rangkuman panduan dari Panda berikut ini ya : 

1. Konfigurasi Awal

Saat berhasil mengaktifkan Yoast untuk pertama kalinya, pengguna akan diarahkan untuk mengikuti panduan ‘First Time Configuration’. Klik link panduan tersebut untuk mulai konfigurasi.
Cara setting Yoast SEO - Konfigurasi Awal

2. Optimasi Data SEO

Selanjutnya akan muncul tab ‘Optimasi Data SEO’, lalu klik tombol ‘Start SEO Data Optimization’. Dalam tahapan ini, Yoast akan melakukan optimasi data website. Sambil menunggu, Anda bisa beralih ke konfigurasi selanjutnya.
Konfigurasi Optimasi Data SEO

3. Pengaturan Representasi Situs

Selanjutnya, atur representasi situs Anda. Apakah situs Anda diperuntukan untuk organisasi atau personal. Jika memilih Organisasi, Anda perlu menambahkan nama organisasi dan juga logo/ avatar. Jika sudah, klik Simpan dan Lanjutkan.

4. Lengkapi Profil Social

Agar metadata semakin lengkap, tambahkan link ke media sosial yang mewakili situs Anda. Media sosial yang dapat Anda tambahkan antara lain Facebook, Twitter, Linkedin, YouTube, dan yang lainnya. Jika sudah selesai, klik Simpan dan Lanjutkan.

5. Preferensi Pribadi

Di bagian preferensi ini, Yoast akan meminta izin untuk melihat data website dengan tujuan meningkatkan kualitas layanan. Jika Anda setuju memberi ijin Yoast untuk melakukan tracking penggunaan website, pilih Ya. Jika tidak, Anda bisa memilih ‘Tidak, jangan lacak data situs saya’.

Di bagian bawahnya, Anda juga bisa memasukkan email untuk subscribe newsletter Yoast.

6. Selesaikan Konfigurasi

Sampai disini, artinya Anda sudah berada di tahap akhir. Untuk mengecek data- data yang sudah terisi, Anda bisa masuk klik opsi Edit di setiap bagian yang tersedia. Setelah itu, Anda bisa mengunjungi dashboard SEO dengan memilih tombol ‘Buka Dashboard SEO Anda’.

Cara Setting Yoast SEO Terbaru untuk Optimasi Lanjutan

Agar lebih optimal, Anda perlu melakukan konfigurasi lebih lanjut yang bisa dilakukan secara manual. Untuk melakukan setting manual Yoast, Anda bisa masuk ke bagian ‘Setting/ Pengaturan’.

Di bagian Pengaturan ini terdapat empat tab konfigurasi yang terdiri dari Umum, Jenis Konten, Kategori & tag, dan Lanjutan.

1. Umum

Terdapat 4 sub menu di tab Umum Yoast SEO, yaitu Fitur Situs, Dasar Situs, Representasi Situs dan Koneksi Situs.

1.1 Fitur Situs

Cara Konfigurasi Fitur Situs Yoast

Di fitur Situs, terdapat fitur- fitur utama Yoast yang membantu pemilik situs untuk melakukan optimasi website nya. Anda dapat memutuskan fitur mana yang diaktifkan dengan menggeser toggle on/off di ‘Aktifkan Fitur’.

Berikut penjelasan untuk masing- masing fitur di sub tab ini : 

  • Analisis SEO (SEO analysis) : Berfungsi untuk pemindaian konten, memberi rekomendasi optimasi dan melihat skor SEO dari setiap konten.
  • Analisa Keterbacaan (Readability Analysis) : Menganalisa kualitas keterbacaan konten untuk audiens dan menampilkan skor keterbacaan.
  • Analisis Bahasa Inklusif (Inclusive Language Analysis) : Memberikan rekomendasi untuk menulis salinan yang lebih inklusif yang membantu pembaca lebih memahami isi konten (Saat ini tersedia untuk situs berbahasa Inggris).
  • Wawasan (Insights): Memberikan lebih banyak wawasan tentang konten yang Anda tulis, seperti kata yang paling sering digunakan, lama waktu untuk membaca, dsb.
  • Konten Landasan (Cornerstone content) : Mengelola konten utama (pilar di website) agar memiliki situs terinspirasi untuk membuat konten yang bagus.
  • Penghitung Tautan Situs (Text Link Counter) : Memberi wawasan berapa jumlah internal link yang terdapat di artikel).
  • Saran Tautan (Link Suggestion) : Rekomendasi internal link yang relevan saat proses pembuatan konten (tersedia untuk versi Yoast SEO Premium).
  • Berbagi Sosial : Di bagian ini terdapat tiga sub fitur, yaitu Open Graph, Data Kartu Twitter, dan Sharing Slack. Ketiganya berfungsi menampilkan pratinjau konten saat pengguna membagikan tautan ke media sosial.
  • Menu bar admin (Admin bar menu) : Menampilkan icon Yoast di menu bar atas sebagai shortcut untuk analisis konten dan melihat pemberitahuan baru.
  • REST API Endpoint : Memberi semua meta data yang diperlukan untuk URL spesifik. 
  • Peta situs XML (XML Sitemap) : Membuat XML sitemaps untuk website.
  • IndexNow (Indeks Sekarang) : Melakukan ping otomatis ke mesin pencari seperti Bing dan Yandex setiap ada publikasi baru, pembaruan, atau penghapusan konten. Fitur ini tersedia untuk Yoast Premium.

Dalam pengaturan di Fitur Situs, direkomendasikan untuk mengaktifkan semua fitur yang tersedia.

1.2 Info Situs

Info Situs berfungsi untuk menentukan informasi dasar tentang situs web yang kita miliki. 

  • Nama Situs Web : Masukkan nama situs website Anda
  • Nama Situs Web Alternatif : Jika ada nama alternatif yang lebih singkat dari nama situs)
  • Slogan : Masukkan tagline situs (jika ada)
  • Pemisah Judul : Pilih pemisah yang Anda gunakan untuk memisahkan judul konten dan identitas situs
  • Site Image : Gambar yang Anda gunakan sebagai cadangan untuk postingan atau halaman yang tidak mempunyai gambar aktif.
  • Preferensi Situs : Aktifkan toggle ‘Batasi Pengaturan Tingkat Lanjut untuk Penulis’ dan ‘Pemantauan Penggunaan’.

1.3 Representasi Situs

Representasi Situs menampilkan preferensi pengaturan yang menunjukkan situs Anda. Apakah situs Anda mewakili orang atau organisasi. Konfigurasi ini biasanya mengikuti konfigurasi awal yang sobat Panda lakukan sebelumnya.

1.4 Koneksi Situs

Koneksi Situs (Site Connection) sebelumnya bernama Webmaster Tools. Pengguna bisa menggunakan fitur ini untuk menambahkan verifikasi meta tag ke beberapa platform. Mulai dari Yandex, Baidu, Google, Bing, dan Pinterest.

Setting Koneksi Situs di Tool Webmaster Yoast SEO

2. Jenis Konten

Terdapat 4 sub menu di tab Jenis Konten Yoast SEO, yaitu Beranda, Pos, dan Laman. Bisa dengan mudah kita tebak, di bagian ini pemilik situs bisa melakukan optimasi pengaturan SEO Yoast dari sisi Konten.

2.1 Beranda (Homepage)

Di fitur ini, pemilik situs bisa melakukan pengaturan SEO untuk halaman beranda dan media sosial. Pemilik situs bisa menentukan judul dan deskripsi laman web dengan menyunting laman itu sendiri.

2.2 Pos

Di bagian Pos, sobat Panda bisa melakukan pengaturan untuk menentukan seperti apa postingan terlihat di mesin pencari dan media sosial. Disini Anda bisa membuat default template untuk SEO Title dan meta description untuk setiap konten website. Anda bisa menambahkan variabel yang sesuai, seperti judul, judul situs, hingga pemisah.

Konfigurasi Template Postingan Yoast

Di bagian ini, Panda menyarankan untuk menyesuaikan di bagian SEO Title- nya saja. Sedangkan untuk bagian meta description bisa dikosongkan jika ingin Yoast meng-generate meta description sesuai paragraf pertama dari artikel.

Opsi yang lain, Anda juga bisa melakukan generate deskripsi secara manual di setiap postingan agar presisi sesuai isi konten.

2.3 Laman

Mirip dengan sub fitur Post, di bagian Laman Anda bisa mengatur tampilan default laman di hasil pencarian. Anda bisa mengatur Judul SEO dan Deskripsi dengan default Yoast. Atau bisa juga melakukan kustomisasi untuk setiap laman di konfigurasi metabox Yoast SEO.

3. Kategori & Tag

Di bagian Kategori & Tag, terdapat 3 sub menu, yaitu Categories (Social Site Category), Kategori, dan Tag. Ketiganya setidaknya mempunyai peran yang sama, menentukan bagaimana laman kategori dan tag akan terlihat di mesin pencari dan media sosial.

Untuk pengaturannya mempunyai metode yang sama dengan fitur- fitur di tab nomer dua.

4. Lanjutan

Di pengaturan lanjutan, Anda bisa melakukan pengaturan lebih lanjut untuk membuat kinerja situs Anda menjadi lebih optimal.

4.1 Breadcrumbs

Breadcrumbs merupakan menu navigasi yang biasa terletak di bagian atas sebuah laman website. Penggunaan breadcrumb membuat struktur website terlihat lebih rapi sehingga pengunjung dan mesin pencari bisa memahami struktur halaman dengan lebih baik.

Anda bisa melakukan setting pemisah antara breadcrumbs di bagian ini. Anda juga bisa mengikuti rekomendasi settingan berikut ini untuk breadcrumbs : 

Konfigurasi setting Breadcrumb di Yoast

Mengaktifkan Breadcrumb di Yoast SEO

Opsi menebalkan laman terakhir dapat Anda aktifkan dengan menekan toggle on/off menjadi berwarna. Di bagian bawah, jangan lupa mengaktifkan opsi “Aktifkan breadcrumbs untuk tema Anda”.

4.2 Arsip Penulis

Bagian Arsip Penulis membantu situs untuk menentukan bagaimana arsip penulis akan terlihat di mesin pencari. Jika situs hanya mempunyai satu penulis, maka arsip akan sama seperti halaman beranda dan bisa menyebabkan masalah duplikasi konten. Anda bisa menonaktifkannya jika mempunyai situasi seperti ini.

4.3 Arsip Tanggal

Arsip tanggal di-generate berdasarkan tanggal publikasi. Dari kacamata SEO, postingan di arsip ini tidak mempunyai hubungan langsung dengan postingan lain, kecuali tanggal publikasinya.

Yoast merekomendasikan untuk menonaktifkan arsip tanggal untuk mencegah masalah duplikat konten.

4.4 Format Arsip

Yoast juga merekomendasikan untuk menonaktifkan format arsip karena bisa menyebabkan masalah duplikasi konten untuk sebagian besar situs.

4.5 RSS Feed

RSS feed kerap digunakan oleh pencuri konten untuk menyalin konten situs kita tanpa memberi backlink ke konten asli. Tentunya ini bisa berdampak buruk untuk SEO kita karena akan ada konten identik dari website yang berbeda.

Yoast menggunakan fitur setting RSS ini untuk menambahkan backlink di awal atau akhir di setiap postingan RSS feed. Dengan begitu, Anda bisa mendapat backlink dari situs pencuri konten dan Google akan mengetahui bahwa konten Anda lah yang asli.

Konfigurasi RSS di Yoast

Secara default, Yoast mengatur agar variabel POSTLINK, yang artinya tautan akan mengarah ke artikel dengan judul sebagai anchor teks.

Mengatur Integrasi di Yoast SEO

Setelah setting dan optimasi Yoast SEO selesai, Anda bisa melanjutkan setting integrasi dengan produk lain untuk meningkatkan kinerja situs web. Misalnya saja, SemRush, Wincher, EasyDigitalDownloads, dan masih banyak lagi.

Anda dapat mengaktifkan atau menonaktifkan integrasi dengan produk- produk tersebut di menu ini.

Cara Menggunakan Tools di Yoast

Sebagai bonus, Yoast SEO juga menyediakan menu tools yang memuat perkakas untuk mengerjakan task yang advanced. Fitur ini antara lain : import & export, file editor, bulk editor dan optimasi SEO Data.

1. Tools Import & Export

Tools Ekspor Import Yoast SEO

Jika sebelumnya Anda menggunakan plugin SEO lain, Anda bisa melakukan transfer data setting agar tidak perlu melakukan konfigurasi awal dari SEO situs Anda.

Sebaliknya, Anda juga bisa mengekspor settingan Yoast ke plugin lain di WordPress yang berbeda lewat tools ini. Atau bisa juga, mentransfer settingan Yoast Anda dari satu situs ke situs lain.

2. Tools File Editor (Penyunting Berkas)

Tools selanjutnya di Yoast SEO yang bisa kita gunakan adalah File Editor. Di fitur ini, Yoast memungkinkan pemilik situs untuk mengedit file .htaccess dan robot.txt dengan praktis lewat laman admin WordPress.

Tools Editor Yoast

Dengan penyunting berkas ini, Anda tidak harus masuk ke cPanel atau FileZilla lebih dulu untuk mengedit dua file tersebut.

3. Tools Bulk Editor (Editor Massal)

Tools Bulk Editor Yoast

Yang tidak kalah pentingnya, Yoast juga menyediakan tools penyunting massal (Bulk Editor). Begitu masuk ke tool ini, Anda bisa melihat semua postingan dan laman Anda. Selanjutnya, sobat Panda tinggal memilih konten yang ingin diperbarui SEO Title atau deskripsi SEO nya, dan pilih Simpan. Sangat mudah, kan?

Cara Optimasi dengan Yoast SEO agar Postingan Makin SEO Friendly

Setelah settingan global untuk website selesai, kini saatnya menggunakan Yoast untuk setiap postingan. Untuk melakukan optimasi di setiap laman dan postingan, sobat Panda bisa cek panel analisa SEO Yoast yang terletak di bagian bawah dari setiap laman dan post editor.

1. Focus Keyword (Frasa Kata Kunci Utama)

Langkah pertama dalam optimasi konten SEO di Yoast adalah menentukan focus keyword, alias kata kunci utama. Dalam pembuatan konten SEO Friendly, idealnya dari awal kita sudah tahu kata kunci apa yang kita incar. Nah, sobat Panda bisa memasukkan kata kunci ini ke dalam kotak focus keyword ini.

Jika ragu dalam penentuan focus keyword, Anda bisa melakukan riset keyword terlebih dahulu dengan bantuan tools riset.

2. Optimasi Slug dan Meta SEO

Dalam optimasi Meta SEO, kita bisa mengatur konten untuk meta title dan meta deskripsi sesuai dengan isi konten. Kita juga bisa melakukan optimasi slug agar semakin SEO Friendly.

Ketiganya bisa kita lihat secara langsung dalam Google Preview Yoast. Melalui preview ini, kita bisa melihat bagaimana artikel terlihat di halaman pencarian di perangkat mobile atau pun desktop.

2.1 Judul SEO

Berikan judul yang menarik dan pastikan terdapat focus keyword. Hindari membuat judul yang terlalu panjang atau pendek sesuai rekomendasi indikator SEO berwarna hijau.

2.2. Slug

Slug merupakan permalink untuk konten artikel/ laman. Anda bisa memilih untuk membiarkannya (slug akan di-generate sesuai dengan kata- kata di judul artikel) atau melakukan optimasi agar slug tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Hindari menggunakan angka dalam slug.

2.3 Deskripsi Meta

Buatlah meta deskripsi yang optimal dengan memasukkan fokus keyword, poin menarik dalam artikel dan kata- kata yang memancing rasa ingin tahu pembaca. Sama seperti SEO Title dan slug, meta description sebaiknya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Buatlah ringkas dan berisi serta memenuhi indikator SEO berwarna hijau.

3. Optimasi Konten dengan Heading Tag H2, H3, dst

Heading Tag seperti H2 & H3 berperan penting untuk menciptakan struktur konten yang berkualitas. Heading Tag selain menunjukkan hierarki dalam konten, berperan membantu Google untuk menjelajah bagian- bagian penting dalam konten. Dari sisi pembaca, Heading Tag meningkatkan keterbacaan dalam konten.

Untuk Heading Tag yang optimal, Anda bisa meletakkan setidaknya satu keyword di salah satu sub- sub judul/tag dalam postingan. Boleh lebih dari satu, tapi tentunya tidak berlebihan dibandingkan dengan jumlah kata dalam artikel keseluruhan.

Untuk panduan lengkap tentang Heading Tag ini, Anda bisa membaca artikel Panda : Cara Menggunakan Heading Tag H1 H2 H3 – H6 Agar Konten SEO Friendly.

4. Optimasi Keyword Density

Melakukan optimasi konten itu harus, tapi over optimize alias optimasi berlebihan, sebaiknya jangan. Keyword Density sendiri merupakan salah satu tindakan over optimize yang sering terjadi dalam pembuatan konten.

Keyword Density alias kepadatan penggunaan kata kunci, yang artinya perbandingan antara jumlah keyword dengan jumlah artikel. Idealnya, kata kunci tersebar secara merata di bagian awal konten, pertengahan dan akhir. Kendati begitu, tidak boleh menggunakan keyword secara repetitif terlalu berlebihan.

Analisa keyword density di WordPress dengan Yoast

Anda bisa memanfaatkan indikator keyword di Yoast untuk memastikan konten tidak dioptimasi secara berlebihan.

5. Tambahkan Internal Link

Yoast SEO juga merekomendasikan konten untuk mempunyai internal link. Internal link artinya adalah link menuju ke laman/ postingan yang ada di website. Internal link berperan penting dalam membangun konteks penjelasan dan struktur blog.

6. Optimasi Gambar dengan Alt Tag

Yoast juga memudahkan penggunanya untuk melakukan optimasi gambar. Caranya adalah dengan mengklik gambar di bagian artikel, dan menambahkan Alt Tag (Alternative Tag) di panel kanan Image Setting.

Cara optimasi gambar dengan Alt Txt

7. Optimasi Keterbacaan (Readability)

Selain mengoptimasi konten untuk mesin pencari, Yoast juga merekomendasikan optimasi keterbacaan yang sangat bermanfaat untuk pembaca.

Optimasi keterbacaan di Yoast

Beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar skor keterbacaan hijau : 

  • Minimalkan penggunaan kalimat pasif dan menggantinya dengan kalimat aktif.
  • Hindari penggunaan kalimat dan kata berurutan.
  • Gunakan Heading Tag untuk memisahkan satu bab pembahasan yang panjang.
  • Hindari menumpuk banyak kalimat dalam satu paragraf. Banyak kalimat dalam satu paragraf akan sangat melelahkan untuk pembaca.
  • Gunakan kata transisi agar kalimat terbaca efektif.

Sudah Siap Menggunakan Yoast SEO untuk Situs Anda?

Bicara tentang membangun website, kita pasti akan memikirkan tentang berbagai strategi untuk mendatangkan trafik. Trafik bisa kita datangkan dengan metode berbayar dan juga organik, alias dengan optimasi SEO.

Optimasi SEO memang seringkali tricky dan membutuhkan kesabaran. Untuk pengguna WordPress, Anda bisa menggunakan plugin SEO untuk mendukung proses optimasi situs. Dari sekian banyak pilihan plugin ini, Yoast SEO bisa menjadi pilihan Anda karena banyak keunggulan yang plugin ini miliki.

Selain gratis, cara setting dan optimasi Yoast SEO juga relatif mudah dilakukan, bahkan untuk pemula sekalipun. Pemilik situs juga bisa melakukan konfigurasi manual yang lebih detail dan lengkap dalam proses eksplorasinya.

Selain versi gratis, Yoast juga menyediakan versi Premium yang lebih optimal lagi. Jika versi yang gratis saja sudah memberikan hasil yang baik, ada banyak fitur advanced lain yang bisa Anda jumpai di fitur Premium.

Semoga bermanfaat!

Panduan Lengkap : Apa itu .htaccess, Fungsi, dan Cara Kerjanya

Panduan Lengkap : Apa itu .htaccess, Fungsi, dan Cara Kerjanya

Untuk para webmaster, apa itu .htaccess tentu bukan sesuatu yang asing. .htaccess adalah file penting yang perlu kita pahami dalam proses pengelolaan website. File ini sangat multifungsi saat memahami proses konfigurasinya.

.htaccess bisa kita manfaatkan untuk memblokir alamat IP tertentu hingga melindungi file dan kata sandi. Di artikel kali ini, Panda akan mengulas secara lengkap tentang apa itu .htaccess dan panduan untuk menggunakan file ini.

Apa itu .htaccess?

.htaccess adalah file konfigurasi yang digunakan pada server web Apache. File ini mempunyai kemampuan untuk mengontrol konfigurasi dan aturan akses ke dalam direktori atau file pada website yang berada di server Apache.

.htaccess sendiri berasal dari kata “hypertext access”. Kata “hypertext” sendiri merujuk pada struktur website yang terdiri dari tautan antar halaman web.

File hypertext access ini adalah jenis file sederhana dalam bentuk file text dengan format ASCII. File ini bisa terletak di bagian mana saja di folder website. Penggunaan file .htaccess bisa membantu developer untuk mengontrol dan memanipulasi perilaku server Apache sesuai dengan kebutuhan situs web.

Dalam pengertian yang lebih sederhana, .htaccess adalah file konfigurasi yang digunakan untuk mengubah perilaku web server Apache. Hal ini termasuk mengubah pengaturan akses, melakukan redirect URL, mengkonfigurasi MIME types, dan banyak lagi.

File ini berfungsi sebagai pengatur akses dalam level direktori dan file tertentu di situs web. Dengan begitu, penggunaan .htaccess memungkinkan pengguna untuk menentukan batasan akses atau mengalihkan lalu lintas ke laman web tertentu.

Fungsi dan Manfaat .htaccess

Ada banyak fungsi dari file hypertext access yang sangat membantu proses pengelolaan website. Apa saja? Antara lain sebagai berikut : 

1. Mengatur Akses dan Melindungi Direktori

Fungsi utama dari .htaccess adalah mengatur akses ke direktori tertentu di server web. Dengan pengaturan di file ini, pengguna bisa membuat batasan akses tertentu pada direktori dan file.

Tentunya hal ini sangat berguna untuk melindungi file sensitif dan mencegah akses tidak sah ke website.

2. Redirect URL

Ilustrasi redirect website

Redirect atau pengalihan adalah teknik untuk mengalihkan pengunjung website ke alamat URL yang berbeda dari tujuan awal. Melalui pengaturan redirection lewat .htaccess, webmaster bisa mengalihkan orang yang mengklik URL asli ke laman tujuan berbeda sesuai pengaturan redirection.

Redirect sendiri bermanfaat untuk menghindari broken link dan memperbaiki kesalahan penulisan URL.

3. Konfigurasi Custom Error Pages

File hypertext access juga bisa kita gunakan untuk mengkonfigurasi halaman kesalahan customer di website. Jika tanpa konfigurasi maka lama error akan memperlihatkan kode error saja, misalnya Error 404 atau Internal Server Error-500.

Namun dengan .htaccess, sobat Panda bisa membantu pengguna untuk memperbaiki masalah dan menampilkan pesan error yang lebih informatif pada pengunjung website.

4. Modifikasi Header & Manipulasi Rewrite Rules

Selanjutnya, .htaccess juga bisa kita gunakan untuk memodifikasi header HTTP di server web. Dengan modifikasi ini, pengguna bisa lebih meningkatkan keamanan dan kinerja situs web.

Selain itu, hypertext access juga bisa memanipulasi rewrite rules di server web yang bisa mengubah atau memanipulasi URL di situs web. Lagi- lagi, hal ini bisa user gunakan untuk meningkatkan keamanan dan kinerja situs.

Cara Membuat File .htaccess Default

Setelah mengetahui fungsi dan manfaat dari .htaccess, langkah selanjutnya adalah mengetahui cara membuat file hypertext access ini. Sebelum membuat file ini, pastikan sobat Panda membuat backup dari situs terlebih dahulu untuk keamanan.

Ada dua cara yang bisa kita gunakan untuk membuat file .htaccess baru, yaitu melalui File Manager dan FTP Klien.

1. Membuat .htaccess lewat File Manager

  • Login ke cPanel hosting dan buka File Manager, lalu pilih public_html di direktori root situs.
    .htaccess di Cpanel
  • Klik pilihan New File atau + file di menu navigasi.
  • Beri nama file tersebut .htaccess dan masukkan snippet kode berikut ini jika menggunakan WordPress.
# BEGIN WordPress

RewriteEngine On
RewriteRule .* – [E=HTTP_AUTHORIZATION:%{HTTP:Authorization}]
RewriteBase /
RewriteRule ^index\.php$ – [L]
RewriteCond %{REQUEST_FILENAME} !-f
RewriteCond %{REQUEST_FILENAME} !-d
RewriteRule . /index.php [L]

# END WordPress
  • Tekan tombol Save & Close untuk menyimpan file hypertext sobat Panda.

2. Membuat .htaccess lewat FTP Klien

Jika sobat Panda inging menggunakan FTP Client untuk membuat hypertext access, Anda bisa membuat file berisi kode snippet default di atas lewat program text editor. Selanjutnya, unggah file tersebut ke website dengan cara berikut : 

  • Buka FileZilla dan hubungkan ke web server.
  • Setelah terhubung, bukan panel Remote Site di sisi kanan dan temukan public_html direktori root situs.
  • Buka panel Local Site di sisi kiri dan akses komputer untuk mengunggah file text editor yang dibuat sebelumnya.
  • Klik kanan di file tersebut, lalu pilih Upload.
  • Tunggu sampai file berhasil terunggah ke direktori situs.

Cara Menggunakan .htaccess di Website

Selain membuat file hypertext dengan script default, ada beberapa script penting yang perlu Anda ketahui dan bisa terapkan untuk website. 

1. Redirect ke Direktori Lain

Script ini berguna untuk mengalihkan direktori saat ada pengguna yang mengakses. Jika ada yang mengakses, pengguna akan dialihkan ke direktori atau laman yang sesuai.

<IfModule mod_rewrite.c>
RewriteEngine On
RewriteRule ^sub_directory/(.*)$ /$1 [R=301,NC,L]
</IfModule>

2. Set Local Zone

Set Local Zone adalah script yang wajib Anda tambahkan di .htaccess, terutama jika menggunakan cronjob untuk melakukan perintah. Dengan script ini, cronjob dapat mengetahui waktu server.

Script yang bisa Anda tambahkan adalah sebagai berikut : 

php _value date.timezone Asia/Jakarta

Script ini menggunakan contoh zona waktu Asia/Jakarta. Sobat Panda bisa menggantinya sesuai dengan Region/City sesuai kebutuhan.

3. Disallow All Search Engine

Persis namanya, script ini bisa Anda gunakan jika tidak ingin laman ini diakses publik melalui mesin pencari. Agar tidak terindeks oleh bot crawl Google atau mesin pencari lain, Anda bisa menambahkan script sebagai berikut : 

RewriteEngine On
RewriteCond %{HTTP_USER_AGENT} ^.*(Googlebot|Bingbot|Baiduspider).*$ [NC]
RewriteRule .* - [F,L]

4. HTTPS Redirect

Untuk menggunakan protokol HTTPS, sobat Panda perlu menginstal SSL di website. Peran HTTPS sendiri sangat penting karena menjadi jaminan keamanan transfer data pengguna dan mengoptimalkan SEO website.

Script yang bisa Anda gunakan adalah sebagai berikut : 

RewriteEngine On
RewriteCond %{HTTPS} off
RewriteRule ^(.*)$ https://%{HTTP_HOST}%{REQUEST_URI} [L,R=301]

5. Domain Redirect

Jika script nomer di atas digunakan untuk melakukan pengalihan protokol HTTPS, Anda bisa menggunakan script yang berbeda untuk mengalihkan pengunjung ke domain yang berbeda. Ini mungkin terjadi saat Anda mengubah nama domain atau alamat website secara permanen.

RewriteEngine on
RewriteCond %{HTTP_HOST} ^domainanda.com [NC,OR]
RewriteCond %{HTTP_HOST} ^www.domainanda.com [NC]
RewriteRule ^(.*)$ http://domainbaru.com/$1 [L,R=301,NC]

Atau bisa juga menggunakan script yang lebih sederhana berikut :

Redirect 301 /home/html/web/index.html https://www.domainbaru.com/home.html

6. Menjaga Akses File .htaccess

Agar pengunjung tidak iseng melihat dan menemukan file hypertext access website, Anda bisa melindungi file .htaccess ini sendiri dengan script perintah berikut :

<Files .htaccess>
order allow,deny
deny from all
</Files>

7. Mencegah Hotlinking

Hotlinking adalah cara memberikan rujukan link secara langsung pada non-object HTML ke server lain, seperti gambar, video, dan lainnya.

Saat ada website lain yang menggunakan berbagai gambar di laman web kita sebagai hotlink mereka, hal ini bisa berdampak pada berkurangnya bandwidth kita. Agar ini tidak terjadi, ada bisa menambahkan script hotlink protection berikut ini :

RewriteEngine on
RewriteCond %{HTTP_REFERER} !^$
RewriteCond %{HTTP_REFERER} !^http://(www\.)example.com/.*$ [NC]
RewriteRule \.(gif|jpg|jpeg|bmp|zip|rar|mp3|flv|swf|xml|php|png|css|pdf)$ - [F]

Kesimpulan

Meski terlihat seperti file sederhana, sejatinya .htaccess atau hypertext access merupakan file penting untuk pemilik website di server web Apache.

File ini membantu webmaster dalam mengoptimalkan kinerja situs web dan meningkatkan keamanannya. Dengan file ini juga, developer dan administrator server web dapat mengelola dan mengatur perilaku server web Apache dengan praktis.

Sudahkah Anda memanfaatkan konfigurasi .htaccess sesuai dengan kebutuhan web Anda? Semoga bermanfaat!

Penyebab Bounce Rate di Website Tinggi dan Cara Mengatasinya

Penyebab Bounce Rate di Website Tinggi dan Cara Mengatasinya

Bounce rate yang tinggi memang menjadi masalah serius yang perlu segera webmaster tangani. Saking seriusnya, banyak yang menyebut kalau bounce rate tinggi menjadi salah satu sumber kegagalan dalam kegiatan bisnis dan pemasaran melalui website.

Istilah bounce rate mungkin terdengar asing bagi pemula. Tapi jika Anda sudah terbiasa mengelola situs, kata ini pasti sangat familiar. Bounce rate tinggi bahkan selalu menjadi momok yang menakutkan.

Pengertian Bounce Rate

Seperti Panda lansir dari Google Analytics, bounce rate adalah persentase pengunjung yang langsung meninggalkan website usah membuka satu halaman website.

Sedangkan menurut Yoast, bounce rate merupakan keadaan dimana pengunjung hanya membuka satu laman website tanpa melakukan tindakan lanjutan apapun. Mereka tidak membuka halaman lain, tidak menekan tombol berbagi sosial, internal link, tombol menu, atau tombol CTA di halaman.

Ringkasnya, bounce rate adalah persentase pengunjung yang meninggalkan halaman website setelah hanya melihat satu halaman saja, tanpa melihat halaman lain di website yang sama.

Bounce Rate untuk Mengukur Kesuksesan Sebuah Campaign

Apa yang terjadi jika orang masuk ke website kita lalu pergi begitu saja? Padahal landing page yang kita siapkan tentu saja untuk mendorong tindakan pelanggan. Semakin banyak pengunjung yang bounce, tentu semakin tidak baik.

Pada umumnya, kualitas website yang sangat bagus mempunyai bounce rate kurang dari 40%. Dalam angka ini, artinya dari 100 kunjungan website, terdapat sekitar 60 pengunjung yang melakukan interaksi lanjutan saat membuka situs. Sebaliknya, kualitas website menjadi buruk apabila bounce rate lebih dari 70%.

Untuk mengetahui nilai bounce rate ini, Anda bisa menggunakan Google Analytics untuk mengukur performa bounce rate dari setiap sumber trafik dan landing page.

Penyebab Bounce Rate Tinggi pada Website dan Solusinya

Ada beberapa alasan mengapa website mempunyai bounce rate yang tinggi. Di artikel kali ini, Panda akan mengulas beberapa alasan tersebut dan cara mengatasinya.

1. Kualitas Konten yang Buruk

Salah satu alasan mengapa bounce rate di website tinggi adalah sajian konten yang tidak berkualitas.  Jika konten yang Anda tampilkan tidak berkualitas, pengunjung akan meninggalkan website Anda dalam waktu singkat.

Sebaliknya, jika konten yang Anda sajikan berkualitas, pengunjung akan betah tinggal di website dan bahkan melihat laman lain di website Anda.

Solusi Mengatasi Bounce Rate Karena Kualitas Konten yang Buruk :

Tak ada tawar menawar, Anda perlu meningkatkan kualitas konten Anda. Pertama- tama, pastikan konten Anda relevan, menarik, dan informatif sesuai kebutuhan audiens. Kedua, gunakan judul dan deskripsi yang menarik perhatian pengunjung.

Ketiga, pastikan konten ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan mengalir dengan baik. Kemudian yang keempat, gunakan gambar dan video agar konten Anda terlihat lebih interaktif dan memperjelas isi konten.

2. Website Tidak Mobile-Friendly

Mobile friendly jelas bukan sesuatu yang baru. Dan tentu saja, ini adalah harga mati. Pasalnya, banyak pengunjung yang kini mengakses website melalui tablet dan smartphone.

Jika website Anda tidak mobile friendly, tentu pengunjung akan kesulitan dalam menavigasi laman website. Akibatnya, pengunjung akan meninggalkan laman web Anda dalam waktu singkat.

Solusi Mengatasi Bounce Rate Karena Tidak Mobile Friendly : 

Solusinya adalah membuat website Anda menjadi mobile-friendly. Gunakan desain website responsive atau tema bawaan yang mobile-friendly akan menjadi solusi untuk mengatasi masalah bounce rate Anda.

3. Kecepatan Muat Halaman yang Lambat

Penyebab website lambat dan cara mengatasinya

Bukan rahasia lagi, website dengan kecepatan muat halaman yang lambat adalah salah satu biang kerok bounce rate tinggi. Bahkan sejak 2021, algoritma penilaian Google juga semakin melibatkan kecepatan loading halaman, yaitu core web vitals.

Dengan perubahan ini, Google memberi sinyal pada webmaster bahwa kecepatan website benar- benar sangat penting untuk pengguna internet. Karena kecepatan internet semakin lama semakin tinggi, orang- orang cenderung semakin tidak sabar dalam menunggu waktu muat laman.

Solusi Menurunkan Bounce Rate Karena Halaman yang Lambat : 

Tentu saja, Anda perlu meningkatkan kecepatan muat halaman. Tiga hal utama yang bisa Anda lakukan antara lain : 

  • Optimalkan gambar dan video di website 
  • Gunakan cache browser 
  • Pilih web hosting yang cepat dan handal
  • Lakukan optimasi jumlah script dan plugin pada website

Anda juga bisa membaca artikel Panda : 10+ Cara Ampuh Mengatasi Halaman Website Lambat  untuk membaca tips yang lebih lengkap.

4. Desain dan Navigasi Website yang Buruk

Selanjutnya, penyebab bounce rate tinggi adalah karena desain website yang tidak menarik. Akibatnya, begitu pengunjung masuk, mereka merasa kesulitan dalam menjelajah dan merasa tidak nyaman. Alhasil, mereka pilih meninggalkan website dalam waktu singkat.

Solusi Memperbaiki Bounce Rate Karena Desain & Navigasi Website yang Buruk :

Agar pengunjung nyaman dan betah, cobalah untuk memperbaiki desain dan navigasi website. Beberapa tips yang dapat Anda terapkan : 

  • Gunakan desain website yang menarik dan profesional.
  • Pastikan navigasi mudah dipahami dan digunakan pengunjung.
  • Buat tautan yang jelas dan mudah diakses pengunjung.

5. Melupakan User Interface

Saat menyiapkan website, pastikan Anda melihat dari sisi pengguna. Karena pada akhirnya, Anda ingin pengguna lebih lama tinggal di website Anda dan lebih banyak berinteraksi.

Namun karena kesalahan visual desain, pengunjung bisa jadi tidak betah untuk berlama- lama. Font, gambar, atau tata letak mungkin terdengar sepele. Tapi siapa sangka, sangat berdampak pada pengalaman pengguna.

Tips Memperbaiki User Interface

Untuk menghindari masalah bounce rate karena user interface, cobalah menerapkan prinsip- prinsip user interface sebagai panduan. Gunakan warna dan font yang serasi agar mudah dibaca. Perhatikan juga penempatan tata letak yang lebih nyaman dari sisi pengguna.

6. Iklan yang Mengganggu

Untuk beberapa jenis website, iklan adalah bagian penting karena berkaitan dengan penghasilan. Namun tentu banyaknya jumlah iklan perlu dipertimbangkan. Jangan terlalu banyak agar tidak mengganggu pengunjung.

Iklan yang terlalu banyak akan mengganggu sehingga bounce rate menjadi tinggi. Iklan yang tidak tepat juga kerap membuat loading web semakin lambat dan menghalangi akses konten pengunjung.

Solusi Menurunkan Bounce Rate Karena Iklan yang Mengganggu : 

Cobalah untuk membatasi jumlah iklan di website. Selanjutnya, letakkan iklan di posisi strategis yang tidak menghalangi akses ke konten utama. Hindari meletakkan iklan di posisi yang bisa mengganggu pengunjung.

7. Tidak Punya CTA yang Jelas

Contoh call to action yang menarik

Tombol Call to Action adalah elemen penting dalam website. Tombol ini memberi dorongan pada pengunjung untuk mengetahui tindakan yang perlu mereka lakukan usai melihat sebuah laman website.

Tanpa CTA yang jelas, pengunjung akan bingung dan meninggalkan laman dalam waktu singkat. Atau jika tidak bingung, pengunjung memang merasa kalau tidak ada hal lain yang bisa dieksplor lebih lanjut.

Solusi Mengatasi Bounce Rate karena Faktor CTA

Untuk mengatasi kebingungan pengunjung dan mengarahkan mereka bertindak lebih lanjut, buatlah CTA yang jelas dan menarik. CTA harus memberitahu pengunjung tindakan apa yang harus mereka ambil. Apakah itu mengisi formulir, membeli produk, atau menghubungi perusahaan. Pastikan CTA ini mudah diakses dan menarik perhatian pengunjung.

Untuk lebih lanjutnya, Anda juga bisa membaca artikel Panda sebelumnya tentang cara membuat CTA di website yang efektif. Dengan trik ini, bounce rate akan lebih menurun dan tindakan pengunjung lebih optimal.

8. Halaman Error 404

Apa yang terjadi kalau pengunjung mengakses laman web, tapi justru peringatan error 404 yang muncul? Tentu saja pengunjung akan kecewa dan bergegas meninggalkan laman web Anda.

Dalam sekejap pengunjung langsung merasa kalau website Anda tidak menyediakan apa yang sedang mereka butuhkan.

Mengatasi Bounce Rate karena Faktor Error 404

Laman error 404 bisa terjadi karena beberapa faktor. Untuk itu, Anda perlu melakukan pengecekan secara berkala untuk memastikan tidak ada laman error di web. Namun jika memang ada halaman error, Anda perlu memberi informasi yang jelas kesalahan apa yang terjadi.

Selain itu, Anda perlu merancang laman error yang sesuai dengan desain website. Halaman error juga perlu memuat informasi yang jelas tentang kesalahan yang terjadi dan memberi opsi untuk kembali ke laman sebelumnya atau laman utama.

Dengan mengatasi error 404 dengan tepat, maka bounce rate di website bisa lebih berkurang lagi.

9. Topik Konten Tidak Relevan

Kembali berkaitan dengan konten, trafik kunjungan yang tinggi juga bisa menyebabkan bounce rate tinggi. Pemicunya adalah konten yang kita buat ternyata tidak relevan dengan produk yang kita tawarkan, atau tidak nyambung dengan niche website.

Misalnya saja niche website kita adalah fashion, namun justru banyak mengulas resep makanan. Atau niche kita adalah konten bola, tapi tiba- tiba muncul konten- konten politik. Alhasil, pengunjung jadi malas untuk berlama- lama.

Solusi menurunkan bounce rate karena topik yang tidak relevan :

Kuncinya tentu saja kembali sesuai niche website. Memang ada beberapa website yang sifatnya konten campuran atau gado- gado. Namun jika sedari awal kita sudah mantap dengan niche tertentu, maka kita wajib konsisten.

Perkayalah konten website kita dengan konten- konten satu niche yang lengkap, informatif dan dapat diandalkan. Dengan begitu, pengunjung akan betah berlama- lama di website kita.

Kesimpulan

Bounce rate yang tinggi adalah masalah serius untuk trafik dan konversi. Untuk bisa mengatasi masalah ini, penting untuk mengetahui apa saja penyebab bounce rate di website tinggi.

Penyebab ini mulai dari kualitas konten yang buruk, loading halaman yang lambat, desain dan navigasi buruk, hingga tampilan yang tidak mobile friendly. Dalam artikel Panda ini, ada banyak cara yang bisa kita terapkan untuk memperbaiki masalah ini.

Dengan mengetahui penyebab dan mengatasi permasalahannya, bounce rate dapat kita optimalkan. Harapannya tentu saja, trafik menjadi lebih optimal dalam menghasilkan konversi yang kita inginkan.

Semoga bermanfaat!

Mengenal Bounce Rate & 10 Cara Efektif Menurunkan Bounce Rate di Website

Mengenal Bounce Rate & 10 Cara Efektif Menurunkan Bounce Rate di Website

Bounce rate bukan istilah baru untuk para webmaster. Terutama dalam Google Analytics, Bounce rate merupakan salah satu metrik yang penting untuk kita perhatikan. Mempunyai trafik tinggi dirasa bukan hal yang menyenangkan saat hal ini diikuti dengan bounce rate yang tinggi.

Karena saat metrik ini terlihat tinggi, itu artinya pengunjung- pengunjung yang masuk hanya membuka satu halaman dan tidak tertarik menelusuri halaman lain di website kita. Untuk itu, bukan sekedar memahami pengertian bounce rate tapi juga langkah optimasi untuk menurunkan angka persentase bounce (pantulan) ini.

Apa itu Bounce Rate?

Menurut laman Google Analytics, bounce rate (rasio pantulan) merupakan persentase pengunjung yang langsung meninggalkan website usai mereka membuka satu halaman di website.

Sedangkan menurut Yoast, bounce rate adalah keadaan dimana pengunjung hanya membuka satu halaman website tanpa melakukan tindakan lanjutan apapun. Mereka tidak beralih ke halaman lain, tidak menekan tombol menu, tombol berbagi sosial, internal link, atau CTA (Call to Action) di halaman.

Secara sederhana, bounce rate juga bisa kita artikan sebagai persentase pengunjung yang masuk ke website, lalu pergi begitu saja tanpa membuka halaman lain atau melakukan interaksi apapun di website.

Ibarat sebuah event pameran, kita bisa menganalogikan halaman website ini sebagai salah satu stand produk di pameran tersebut. Ada banyak pengunjung yang datang, tapi mereka hanya melihat- lihat, tanpa ada ketertarikan terhadap produk dan stand.

Tentu saja menyenangkan melihat ada pengunjung. Tapi bukankah cukup menyedihkan jika pengunjung ini tidak berinteraksi lebih lanjut? Jika kita tidak melakukan apa- apa, maka usaha kita dalam melakukan promosi akan menjadi sia- sia.

Bounce Rate Tinggi Mengindikasikan Masalah di Website

Bounce Rate atau rasio pantulan yang tinggi mengindikasikan adanya masalah di website. Ada beberapa masalah yang menjadi penyebab bounce rate di website tinggi.

Beberapa kemungkinan masalah ini antara lain :

  • Kualitas halaman website yang kurang optimal sehingga pengunjung enggan untuk berinteraksi lebih jauh.
  • Pengunjung website bukan merupakan target audiens.
  • Pengunjung telah menemukan informasi yang mereka cari di website dan bagi mereka itu sudah cukup.
  • Visitor website juga membuka website kompetitor dan menemukan hal- hal yang lebih menarik di website kompetitor. Baik itu tampilan, isi konten dan tidak menutup kemungkinan perbandingan harga untuk website ecommerce.

Untuk mengukur performa bounce rate, setiap industri umumnya mempunyai bench mark yang berbeda. Berikut adalah benchmark rasio pentalan berdasarkan kategori website menurut Backlink.io :

Benchmark rasio pantulan menurut Backlink.io
Benchmark rasio pantulan menurut Backlink.io/ via Backlink.io

Rumus Menghitung Bounce Rate

Penghitungan bounce rate sendiri menggunakan rasio single page visit (kunjungan halaman tunggal) terhadap semua trafik yang masuk. Berikut adalah rumus untuk menghitung Bounce Rate :

(Jumlah Pengunjung Single Page/ Jumlah Total Kunjungan) x 100%

Perhatikan contoh kasus berikut ini :

Dalam satu bulan blog Anda mempunyai pengunjung sebanyak 8000 visitor. Dari sekian pengunjung ini, ada 3000 pengunjung yang hanya membuka satu halaman saja.

Maka perhitungan bounce rate nya adalah : (3000/8000) x 100% = 37,5%

Cara Menghitung Bounce Rate di Website dengan Google Analytics

Mengetahui rumus menghitung bounce rate bukan berarti Anda perlu menghitungkan secara manual. Karena penghitungan rasio pentalan ini dapat dengan mudah Anda lakukan dan analisa lewat Google Analytics.

Google Analytics adalah tool yang sangat powerful dan lengkap dalam menganalisa performa website. Dengan tool ini, Anda bisa memantau trafik, lama pengunjung berada di website, rasio pentalan, dan lebih banyak metrik lainnya.

Untuk mengecek bounce rate dengan Google Analytics, berikut adalah langkah- langkahnya :

  • Login ke dashboard Google Analytics website Anda
  • Klik Behavior, pilih Overview
  • Di laman ini Anda dapat melihat ringkasan Bounce Rate secara keseluruhan.
Cara cek bounce rate keseluruhan di Google Analytics

Untuk mengetahui bounce rate dari masing- masing halaman, scroll ke bawah dan pilih ‘view full report’. Di sini Anda bisa melihat performa rasio pantulan dari masing- masing laman, seperti berikut ini :

Cara cek bounce rate per halaman di Google Analytics

10 Cara Efektif Menurunkan Angka Bounce Rate di Website 

Setelah mengetahui fungsi dari bounce rate untuk website, kita saatnya melakukan optimasi untuk menurunkan rasio pantulan ini. Goal nya adalah meningkatkan interaksi pengunjung di halaman agar rasio pantulan menjadi lebih kecil dan goal yang kita raih dari setiap laman berjalan optimal.

Berikut adalah beberapa cara optimasi yang bisa kita lakukan untuk menurunkan angka bounce rate :

1. Meningkatkan Kualitas Konten

Konten yang berkualitas adalah salah satu pemicu pengunjung betah membaca konten website sampai selesai, dan tertarik melakukan tindakan lainnya. Pastikan konten tersusun dengan rapi, berbobot dan pengunjung mudah membacanya.

Karena jika tidak, pengunjung akan dengan mudah beralih ke website lain dengan konten serupa yang lebih rapi dan enak dibaca. Suka atau tidak, selalu ada banyak, ratusan bahkan ribuan website yang membahas konten serupa dengan situs kita. Jika kita tidak mengemas konten kita sebaik mungkin, mudah saja bagi mereka untuk beralih ke situs lain.

Lantas, apa saja yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan kualitas konten ?

1.1 Bagi Artikel Menjadi Paragraf Pendek

Paragraf- paragraf pendek memungkinkan pengguna untuk membaca dengan cepat dan mudah. Terlebih, pengguna internet masa kita lebih suka bacaan yang ringan. Saat melihat paragraf panjang, pembaca akan kesulitan mencerna inti dari setiap paragraf.

1.2 Gunakan Subheading dengan Tepat

Heading tag memudahkan pengunjung dalam membaca dan menemukan poin- poin penting dalam artikel. Misalnya saja dalam artikel ini, Panda membagikan konten ke dalam beberapa sub heading. Mulai dari Apa itu Bounce Rate, Bounce Rate Tinggi mengindikasikan…., dan seterusnya.

Kendati begitu, jangan sampai salah dalam mengimplementasikan Sub Heading ini. Anda bisa membaca artikel Panda sebelumnya : Cara Menggunakan Heading Tag H1 H2 H3 – H6 Agar SEO Friendly untuk mendapat insight tambahan.

Tips dalam menggunakan heading tag

1.3 Konten Visual yang Menarik

Agar tidak jenuh, tambahan konten visual yang menarik di artikel Anda. Baik itu goto, gambar ilustrasi, video atau infografis.

Selain membuat konten lebih menarik, media ini akan membantu pembaca untuk lebih mudah memahami konten. Sebaliknya, jika tidak, pembaca mudah bosan dan merasa konten Anda ‘berat’ karena hanya melihat teks dari awal sampai penghujung artikel.

2. Ciptakan Alur Cerita yang Menarik

Selain tersusun rapi dan mudah dibaca, poin selanjutnya untuk menurunkan rasio pentalan adalah alur cerita yang menarik. Alur cerita menarik bisa menjadi daya tarik untuk pengunjung untuk bisa menikmati konten di website.

Strategi yang bisa Anda terapkan adalah membuat alur cerita dengan gaya storytelling (narasi). Buat pengunjung merasa relate dengan konten Anda dengan menggunakan kata ganti orang kedua sesuai dengan gaya bahasa. Misalnya saja kamu, Anda, lo, dan yang lainnya, sesuai jenis audiens.

Dengan alur seperti ini, artikel akan terasa lebih interaktif dan pengunjung terdorong untuk terlibat dengan konten Anda.

Selain itu, cobalah menempatkan diri di posisi pembaca. Buat konten yang bisa menjawab pertanyaan pembaca dan memberikan solusi dari masalah yang mereka hadapi. Dengan begitu, pengunjung akan merasa bahwa konten Anda memang konten yang tepat untuk mereka.

3. Optimalkan Speed Loading Halaman

Kecepatan loading halaman adalah salah satu faktor penting yang membuat pengunjung betah di website. Bahkan sejak awal, kecepatan loading berperan untuk membuat mereka benar- benar masuk ke halaman Anda atau tidak.

Untuk itu, bukan hanya menyajikan halaman yang menarik saja, tapi kecepatan halaman website saat diakses juga harus diperhatikan. Anda bisa membaca artikel Panda : 20+ Cara Ampuh Mempercepat Loading Website untuk mengoptimalkan loading halaman.

4. Tidak Menggunakan Popup Berlebihan

Contoh CTA di bagian pop up

Penggunaan popup untuk website memang masih menjadi perdebatan. Di satu sisi, popup dapat mengoptimalkan perolehan leads melalui subscriber form. Di sisi lain, banyak pengunjung yang tidak menyukai pop up.

Riset sendiri mengungkap jika 70 persen pengunjung web merasa kalau popup yang berlebihan dan tidak relevan ini sangat menjengkelkan. Jalan tengahnya, Anda tetap bisa menggunakan popup, namun tidak berlebihan dan tetap mengutamakan kenyamanan pengunjung.

Tips dalam menerapkan popup di website :

  • Hindari menyajikan popup yang muncul setiap beberapa menit sekali saat pengunjung membaca konten.
  • Hindari penggunaan popup yang tidak relevan dengan konten.

5. Pemilihan Topik yang Relevan

Jika website Anda memperoleh trafik dari kata kunci yang tidak ada kaitannya dengan produk dan layanan di website, bounce rate kemungkinan akan tinggi.

Untuk itu, strategi content marketing Anda perlu melibatkan riset keyword dengan indikator tertentu. Selain volume pencarian yang tinggi, penting untuk mempertimbangkan tingkat relevansinya dengan produk.

Misalnya saja Anda menjual produk herbal, namun di artikel menulis tentang kue kekinian ala artis. Anda mungkin mendapatkan trafik yang tinggi untuk beberapa saat, namun mengakibatkan bounce rate yang tinggi dan kontribusi ke goal juga rendah.

6. Menggunakan CTA (Call to Action) yang Jelas

Contoh penempatan CTA di bagian bawah

Setelah konten yang berkualitas, jangan lupa untuk menyisipkan Call to Action (CTA) yang jelas di laman konten Anda. Selain mengurangi rasio pentalan, tentu saja tujuannya adalah mendorong pengunjung untuk melakukan tindakan yang kita inginkan.

Misalnya saja CTA “Download Sekarang” untuk mengarahkan pengunjung ke laman unduhan. Atau CTA mendorong pembelian “Beli Sekarang” untuk mengarahkan pengunjung agar melakukan pemesanan segera.

7. Desain Website Mobile Friendly

Sejak beberapa tahun terakhir ini, perangkat mobile adalah yang paling banyak digunakan pengguna internet untuk mengakses konten website. Bahkan menurut data Google, 94 persen pengguna internet di Indonesia mengakses internet melalui perangkat mobile.

Dengan semakin banyaknya pengguna perangkat mobile, penting untuk menggunakan tema website responsive/ mobile friendly. Saat ini semakin banyak tema WordPress yang didesain mobile friendly.

Dengan website yang mobile friendly, pengunjung akan semakin betah berada di website. Web Anda juga lebih disukai oleh mesin pencari karena pengalaman pengguna yang lebih berkualitas.

8. Atur Link Menjadi “Open in New Tab”

Dalam satu artikel, Anda bisa saja meletakkan beberapa tautan sekaligus, baik itu tautan internal maupun eksternal. WordPress sendiri mengatur pembaca untuk membuka link ini di tab yang sama seperti halaman yang terbuka.

Sayangnya, hal ini bisa merusak pengalaman pembaca karena mereka masih belum tuntas dengan konten pertama. Karena belum tuntas ini, mereka akhirnya perlu menekan tombol back untuk kembali ke halaman pertama.

Jika di artikel tersebut mengandung lima tautan, maka banyak pembaca perlu menekan tombol back berkali- kali untuk kembali ke halaman awal. Hal ini tentu melelahkan untuk pembaca dan merugikan karena bisa meningkatkan exit rate dan bounce rate.

Untuk itu, Anda bisa mengarahkan pengunjung web ke tab baru saat mereka mengklik tautan di laman Anda. Dengan begitu, mereka tidak perlu menekan tombol back berkali- kali untuk kembali ke halaman awal.

Bagaimana caranya? Anda bisa menggunakan bantuan plugin WP External Link untuk mengatur link terbuka di new tab.

9. Tingkatkan Kredibilitas

Dalam mengakses sumber bacaan di internet, pembaca tentunya ingin mendapatkan informasi dari sumber yang kredibel. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan dan meningkatkan kredibilitas.

Beberapa cara yang bisa kita lakukan ini misalnya :

  • Menggunakan tema WordPress profesional.
  • Penggunaan domain TLD (Top Level Domain).
  • Menampilkan kredensial penulis website di artikel (contohnya seperti di artikel Panda ini)

10. Membuat Konten Sesuai Search Intent

Situasinya kurang lebih seperti ini, Anda mengetikkan sebuah keyword di Google dan mengklik salah satu laman di hasil pencarian. Tentu saja, Anda punya ekspektasi kalau konten tersebut sesuai dengan yang Anda cari.

Namun ternyata setelah membukanya, konten website jauh dari ekspektasi. Tanpa ambil pusing, tentu Anda akan langsung kembali ke laman pencarian untuk menemukan konten yang sesuai maksud dan keinginan (search intent).

Situasi ini adalah gambaran mengapa search intent menjadi salah satu komponen penentu tinggi rendahnya bounce rate di website. Pembaca akan langsung meninggalkan website saat mengetahui kalau konten website tidak sesuai harapan.

Kebalikannya, jika konten sesuai ekspektasi, mereka akan membacanya sampai selesai dan melakukan tindakan lain di website. Rasio pantulan pun akan terjaga.

Untuk bisa membuat konten sesuai search intent pengunjung, penting untuk memahami macam- macam search intent terlebih dulu. Secara umum, keyword berdasarkan search intent terdiri dari empat, yaitu informational, navigational, commercial investigation, dan transactional.

10.1 Informational Keyword

Yaitu jenis kata kunci yang mengantarkan pembaca ke konten yang memberikan penjelasan lengkap tentang sebuah topik. Keyword ini biasanya identik dengan konten bertema “Cara”, “Tutorial”, atau “Panduan”.

Misalnya saat kita mengetik “Cara Membuat Landing Page”, tentu ekspektasi pembaca adalah mendapat artikel yang memandu untuk membuat landing page dari awal sampai akhir.

10.2 Navigational Keyword

Yaitu kata kunci yang biasanya langsung mengarah ke merk tertentu. Misalnya saat seseorang mengetaik “Facebook” atau “Instagram”, tujuannya adalah untuk masuk ke website resmi merek tersebut.

Mereka bukan sedang mencari sejarah merek ini.

10.3 Commercial Investigation Keyword

Yaitu kata kunci yang pengunjung gunakan untuk mencari informasi tentang perbandingan produk dari beberapa merek.

Misalnya saja kata kunci “laptop gaming terbaik” atau “smartphone gaming terbaik”. Tujuan dari pencarian kata kunci tersebut adalah untuk melakukan perbandingan kelebihan dan kekurangan dari masing- masing merek.

10.4 Transactional Keyword

Yaitu kata kunci yang pengunjung gunakan saat mereka sudah siap di fase pembelian atau transaksi. Pengunjung biasanya menggunakan kata kunci transaksional seperti murah, jasa atau beli.

Misalnya saja “beli domain”, “jasa pembuatan website murah”, atau “beli smartphone Oppo”.

Kesimpulan

Secara sederhana kita dapat mengartikan bounce rate sebagai persentase pengunjung yang masuk ke website, lalu pergi begitu saja tanpa membuka halaman lain atau interaksi apapun di website.

Bounce Rate atau rasio pantulan merupakan salah satu metrik penting dalam mengukur performa website. Semakin tinggi bounce rate website, maka ini bisa mengindikasikan masalah tertentu di sebuah website. Untuk itu, penting bagi kita melakukan beberapa langkah optimasi untuk menurunkan bounce rate ini.

Beberapa upaya yang bisa kita lakukan misalnya mengoptimalkan kualitas konten, meningkatkan kecepatan website, membuat konten sesuai search intent, dan lain sebagainya. Dengan berbagai upaya ini, kita berharap pengunjung lebih betah untuk berselancar di website dan melakukan interaksi lanjutan.

Demikian pembahasan tentang apa itu bounce rate, fungsi, cara mengecek rasio serta cara ampuh menurunkan bounce rate di website. Selamat mempraktekkan! 🙂