Mengenal Buyer Persona : Pengertian, Manfaat & Cara Membuatnya

Mengenal Buyer Persona : Pengertian, Manfaat & Cara Membuatnya

Buyer persona seharusnya menjadi salah satu poin yang sering kita pertimbangkan jika kita berkecimpung dalam dunia bisnis. Dengan mengenali buyer persona kita, akan lebih mudah untuk kita menciptakan strategi pemasaran yang tepat sasaran.

Bahkan bisa dibilang, buyer persona adalah hal mendasar. Kenali pelanggan Anda secara spesifik, dan Anda bisa memaksimalkan setiap strategi menjadi penjualan. Sudahkah Anda melakukannya?

Jika belum atau masih setengah- setengah, kali ini Panda akan mengulas secara lengkap tentang apa itu Buyer Persona, fungsi dan peran pentingnya dalam bisnis. Mari kita simak bersama!

Pengertian Buyer Persona

Buyer persona adalah representasi atau gambaran dari tipikal target pelanggan dalam sebuah bisnis yang diperoleh melalui hasil riset yang mendalam. Mereka adalah gambar fiktif dari pelanggan ideal yang bisnis Anda miliki.

Karena mereka adalah gambaran dari pelanggan ideal, tentu penentuan buyer persona ini tidak gampang. Anda perlu melakukan pengumpulan data demografis, tingkah laku, kepribadian, hingga bagaimana cara mereka dalam mengambil keputusan pembelian.

Untuk mendapatkan karakter fiktif pelanggan ideal ini, Anda perlu melakukan riset mendalam. Karena begitu karakter ini diperoleh, Anda bisa dengan mudah menyampaikan value bisnis Anda dan implementasi strategi bisnis lain berjalan dengan lebih mudah.

Termasuk disini adalah pemasaran, proses pembuatan konten, pengembangan produk, dan lain sebagainya. Anda benar- benar menyajikan konten dan produk sesuai dengan keinginan pelanggan Anda. Anda benar- benar memahami kebutuhan mereka sehingga semua bisa berjalan dengan baik.

Ada beberapa informasi yang Anda butuhkan untuk menciptakan buyer persona alias pelanggan ideal ini :

  • Data Pribadi, terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, jenjang pendidikan, status pekerjaan, penghasilan, tingkat pendidikan, status perkawinan, usia anak (bila ada dan diperlukan).
  • Hal yang disukai/ Minat, misalnya hobi, makanan dan minuman favorit, tempat nongkrong favorit, sosial media yang diikuti, forum online, dan perilaku saat berbelanja.
  • Kebiasaan saat berbelanja, misalnya lebih suka lewat email, order online di website, atau lewat Whatsapp.
  • Aktivitas digital, misalnya bagaimana mereka mengenal dan menggunakan suatu produk, apakah dari internet, iklan YouTube, iklan media sosial atau rekomendasi orang lain.
  • dan sebagainya
Cara membuat buyer persona
Infografis Buyer Persona/ via Slidesgo

Manfaat Buyer Persona

Menentukan buyer persona pada bisnis sangat penting. Salah satunya, kita bisa memahami karakter pelanggan atau calon pelanggan kita dengan baik. Lebih jauh lagi, ini membantu kita bahwa value pada bisnis kita benar- benar memberi manfaat pada pelanggan.

Pada umumnya, kita tidak mungkin mengenal secara detail setiap pelanggan kita yang terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan individu. Tapi dengan persona yang mewakili setiap segmen umum dari target market, kita seolah- olah mengenal mereka.

Selain itu, tentu ada banyak manfaat lain yang bisa kita peroleh dari mengenali pelanggan ideal kita, seperti :

  • Penyesuaian produk atau layanan
    Karena sudah mengantongi karakter pelanggan, proses identifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan menjadi lebih mudah. Selanjutnya, Anda bisa menyesuaikan produk dan layanan yang ditawarkan sesuai kebutuhan mereka.
  • Strategi marketing
    Dalam strategi marketing, penting untuk memahami perilaku atau kebiasaan para konsumen saat mengambil keputusan. Dengan informasi analisa pelanggan yang tepat, Anda bisa membuat strategi marketing yang lebih baik.
  • Peluang produk atau layanan baru
    Mengetahui kesukaan pelanggan kita mendorong bisnis kita untuk mengintip peluang menjanjikan. Kita mungkin bisa melahirkan berbagai produk atau layanan baru yang lebih unggul.
  • Menetapkan kategori model buyer persona
    Ada 4 jenis model buyer persona, yaitu Spontaneous Persona, Methodical Persona, Competitive Persona, dan Humanistic Persona. Masing- masing dari tipe ini dapat membantu Anda untuk membangun gaya interaksi yang berbeda sesuai dengan karakter yang mereka miliki.

Cara Membuat Buyer Persona untuk Bisnis Anda

Setelah memahami apa itu Buyer Persona dan manfaatnya, langkah selanjutnya adalah menentukan buyer persona untuk bisnis Anda.

1. Riset Mendalam dengan Tool Analytic

Anda membutuhkan data yang akurat untuk bisa mengenali siapa saja yang masuk ke dalam pelanggan ideal Anda. Untuk menghasilkan data yang akurat, tool analytic adalah senjata yang Anda perlukan.

Dengan tool analytic, Anda akan bisa memperoleh informasi penting yang berkaitan dengan karakter pelanggan. Mulai dari usia, tempat tinggal, perilaku berbelanja, hingga minat dan aktivitas yang mereka sukai.

Tool a
nalytic yang bisa Anda gunakan antara lain :

  • Google Analytics (jika mempunyai website)
  • Tool analytic media sosial : Hootsuite, Social Report, Buffer Analyze, tool analitik bawaan platform, dan masih banyak lagi
Membaca insight instagram

Jika Anda mempunyai website, riset bisa mengkombinasikan antara tool analytic website dan media sosial. Dari kedua tool ini Anda bisa melacak dari mana lokasi terbesar yang mengunjungi website, kelompok usia terbesar, gender, dan minat.

Jika bisnis Anda relatif masih baru dan belum bisa menggunakan tool di atas untuk menghasilkan data riset, cobalah untuk melakukan riset persona melalui target market kompetitor.

Cobalah cek beberapa kompetitor dan list siapa saja yang mempunyai kelompok persona yang mirip dengan Anda. Cek bagaimana aktivitas mereka, cara mereka melakukan aktivitas pendekatan kepada pelanggan, dan strategi marketing yang mereka lakukan.

2. Mengenali Pain Points

Pain points artinya masalah pelanggan. Di tahapan ini, Anda perlu membuat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan keluhan atau masalah yang pelanggan alami.

Misalnya saja :

  • “Apa masalah yang mereka hadapi saat ini?”
  • “Hambatan terbesar apa yang mereka alami untuk menyelesaikan masalah tersebut?”

Untuk mendapatkan daftar pertanyaan tersebut, Anda bisa menggunakan data tool analitik di poin pertama. Atau juga, melakukan metode ekstensif lainnya seperti melakukan survey melalui email, wawancara pelanggan, riset forum, atau bahkan Focus Group Discussion (FGD) untuk memperoleh informasi lebih lanjut.

Misalnya untuk perusahaan hosting Indonesia, mereka perlu mencari tahu masalah apa saja yang pelanggan hadapi berkaitan dengan hosting. Misalnya saja website yang lemot, bandwidth yang tidak memadai, atau keluhan lainnya.

Untuk mendapatkan respon yang baik dari responden, tunjukkan bahwa Anda hanya berniat untuk melakukan riset yang bertujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan, tanpa berjualan produk. Dengan begitu, mereka akan lebih tergerak untuk mengikuti survey Anda.

Hasil dari pain points ini bukan hanya untuk menentukan pelanggan ideal saja, namun juga bisa Anda manfaatkan untuk strategi campaign marketing Anda.

3. Identifikasi Goal Pelanggan

Setelah mengenali pain poin, penting untuk mengidentifikasi tujuan pelanggan. Yaitu setelah mengetahui masalah yang pelanggan hadapi, Anda mencari tahu tujuan apa yang ingin mereka capai.

Goal dari setiap pelanggan mungkin berbeda- beda. Ada yang bersifat teknis, umum, dan ada juga yang bersifat pribadi. Meski tidak seluruhnya berikatan dengan fitur- fitur bisnis, tapi Anda bisa menggunakan data ini untuk menjalankan strategi pemasaran.

Misalnya saja untuk calon pelanggan yang berburu video editor online. Goal mereka bukan hanya ingin bisa mengedit video yang keren dengan mudah. Namun juga ingin menjadi YouTuber produktif dan cepat terkenal.

Website Anda mungkin bukan sekedar mempromosikan video saja, namun juga memberikan alternatif yang berkaitan dengan goal pelanggan tersebut. Misalnya saja ebook Rahasia Menjadi YouTuber Sukses dengan Modal Minim, atau Tipe Konten Yang Gampang Laris di YouTube.

4. Kategorikan Masing- masing Persona

Setelah proses identifikasi dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengkategorikan setiap persona yang Ada miliki. Bryan Eisenberg, penulis buku Buyer Legends, mengungkap bahwa buyer persona mempunyai empat model berbeda, yaitu :

  1. Competitive Persona
    Yaitu buyer persona dengan karakter yang sangat menyukai hal- hal yang berbau kompetisi. Tipe pelanggan ini cenderung mencari produk dan layanan yang bisa menambah kualitas diri mereka, daripada pelanggan yang tidak menggunakannya.
  2. Spontaneous Persona
    Yaitu model persona yang mudah dipengaruhi dan mempengaruhi karena melibatkan emosi dalam keputusan. Tipe pelanggan ini mudah sekali terbujuk dengan rayuan untuk membeli, terutama kalau teman atau orang yang ia kenal sudah menjadi pelanggan.
  3. Methodical Persona
    Adalah persona dengan karakter yang teliti dan logis saat membuat keputusan pembelian. Untuk menarik perhatiannya, pastikan kalau Anda benar- benar menawarkan produk yang berkualitas, dibandingkan kompetitor sejenis.
  4. Humanistic Persona
    Adalah persona dengan karakter yang sedikit lambat dalam membuat keputusan pembelian. Anda perlu berupaya lebih dan bersikap proaktif saat menawarkan produk dan layanan agar proses deal menjadi lebih cepat.

Selain keempat model buyer persona di atas, Anda juga bisa menciptakan model persona sendiri sesuai dengan kondisi yang Anda alami.

5. Posisikan Diri Sebagai Pelanggan

Langkah penting dalam membuat buyer persona adalah memposisikan diri sebagai pelanggan. Dengan memposisikan diri sebagai pelanggan, Anda akan bisa melihat dari sisi yang lain saat merancang strategi bisnis yang baru.

Anda dapat mengira- ngira apa yang sesuai dan tidak sesuai, yang sesuai dengan apa yang customer inginkan dan yang tidak.

6. Ciptakan juga Persona Negatif

Buyer persona yang Anda ciptakan dengan langkah- langkah di atas adalah persona positif. Nah, dalam bisnis kita juga perlu menentukan apa yang disebut dengan persona negatif.

Persona negatif adalah karakter yang bertolak belakang dengan pelanggan ideal kita. Persona negatif adalah gambaran dari orang- orang yang tidak Anda inginkan untuk menjadi pelanggan Anda.

Karena tidak ingin mereka menjadi pelanggan, tentu Anda perlu menyisihkan kelompok tersebut dari target market Anda. Dengan begitu, buyer persona menjadi lebih spesifik.

Misalnya saja, saat Anda menjual perhiasan branded untuk kelas menengah ke atas. Artinya, Anda perlu menyasar ke orang- orang yang memang menggilai produk branded mahal dan memang mempunyai budget untuk membelinya.

Dalam kampanye iklan Anda, cobalah menyisihkan mereka yang termasuk kelompok negatif tersebut. Tujuannya adalah agar iklan lebih potensial dan menghasilkan konversi tinggi.

Tunjukkan Bagaimana Bisnis Anda Bisa Membantu

Buyer Persona adalah pondasi dari setiap strategi marketing. Bahkan konsep AIDA pun akan berjalan optimal saat Anda menyertakan persona yang tepat dari bisnis Anda.

Diagaram model AIDA dan artinya

Setelah mengenali kelompok persona dan mengenali kebutuhan mereka, langkah selanjutnya adalah memberi tahu persona Anda bagaimana produk dan layanan Anda bisa membantu mengatasi masalah mereka. Jangan fokus pada fitur, tapi tunjukkanlah kepada persona tentang manfaat dan cara kerja produk Anda dalam mengatasi masalah.

Kesimpulan

Mengenal dan menciptakan buyer persona mempunyai peranan yang penting terhadap bisnis. Mengetahui pelanggan ideal berarti mengarahkan Anda untuk meramu strategi marketing yang tepat sasaran dan efektif.

Jadi, setelah selesai membaca artikel Panda ini, Anda wajib melakukan riset dan tahapan lain seperti di atas untuk menentukan buyer persona Anda. Setelah itu, perhatikan dampaknya pada strategi marketing yang Anda buat, sebelum dan sesudah menerapkan persona ini.

Selamat mencoba!

Cara Cerdas Memilih Endorser di Instagram yang Tepat untuk Bisnis Anda

Cara Cerdas Memilih Endorser di Instagram yang Tepat untuk Bisnis Anda

Saat menggunakan jasa influencer dan endorser, tentu kita mengharapkan hasil yang positif untuk optimasi bisnis kita. Bukan sekedar menambah viewer dan jangkauan promosi, tapi kita juga berharap peningkatan konversi dan penjualan.

Agar strategi yang kita canangkan ini menjadi efektif, kita harus merencanakan endorsement ini dengan sebaik- baiknya. Mulai dari tokoh yang akan kita endorse, budgeting, konsep dan konten.

Di artikel ini, Panda akan secara khusus mengupas apa itu endorser, endorsement dan influencer. Dengan memahaminya lebih baik, tentu saja Panda harapkan kita bisa memaksimalkan strategi endorsement ini dengan lebih matang.

Apa itu Endorse dan Endorsement?

Endorse berasal dari kata Endorsement yang artinya dukungan, pengesahan atau persetujuan. Dari asal katanya, endorsement dapat kita artikan sebagai suatu tindakan yang menyuarakan dukungan terhadap sebuah produk atau brand.

Endorse, yaitu tindakan dari endorsement itu sendiri, juga termasuk mengenalkan sebuah produk, layanan, bisnis atau jasa kepada audiens dengan tujuan meningkatkan penjualan produk dan jasa.

Nah, orang- orang yang bisa melakukan endorsement ini sering kita kenal juga dengan sebutan endorser atau influencer.

Apa itu Influencer?

Influencer adalah orang- orang yang mempunyai banyak penggemar atau follower di akun media sosial mereka. Influencer biasanya mempunyai citra dan kemelekatan dengan follower mereka, sehingga hal- hal yang mereka sampaikan, dan gunakan, biasanya akan mendorong pengikutnya dan audiens lain untuk menirunya.

Misalnya saat seseorang berfollower 1jt di Instagram mempromosikan produk dengan klaim tertentu, follower nya akan cenderung untuk mengikutinya, atau minimal kepo dengan produk yang si influencer ini promosikan.

Tapi tentu saja ada faktor- faktor penting yang perlu diperhatikan. Misalnya saja, produk make up akan lebih maksimal saat disuarakan oleh beauty vlogger. Atau produk perawatan wajah, akan terkesan nyata saat dipromosikan oleh influencer yang mempunyai kulit terawat.

Influencer ini sendiri adalah sebutan umum untuk orang- orang dengan follower banyak di media sosial. Untuk platform tunggal, istilah ini bisa berubah menjadi selebgram (influencer Instagram), selebtwit (influencer yang populer di Twitter) atau seleb Tiktok (influencer yang populer di platform TikTok).

Mengapa Endorsement adalah Teknik Marketing yang Sangat Ampuh?

Ada beberapa teknik marketing yang populer di media sosial. Diantaranya adalah :

Endorsement bukan rahasia lagi, adalah salah satu teknik marketing yang ampuh di media sosial. Kira- kira, mengapa bisa seperti itu?

Salah satunya adalah karena masyarakat lebih mudah mempercayai sosok yang populer atau mereka anggap sudah ahli.

Salah satu kisah sukses dari brand endorsement adalah Michael Jordan. Jordan disebut sebagai salah satu atlet dengan bayaran endorse termahal dari Nike.

Kisah Sukses Endorsement Michael Jordan dan Nike

Nike tercatat telah membayar Jordan senilai 1,3 miliar dolar AS, atau setara Rp 18 triliun, sejak mengendorsenya pada 1984, seperti Panda kutip dari Forbes.

Nike yang pada era itu masih tertinggal jauh dari kompetitornya kemudian menjadi perusahaan pakaian olahraga yang paling diperhitungkan di dunia. Ini lah kekuatan luar biasa dari brand endorsement saat menjatuhkan pilihan pada endorser yang tepat.

Tips dalam Memilih Endorser Brand dan Melakukan Brand Endorsement

Seperti dalam kisah sukses Nike dan Michael Jordan, Anda juga bisa mendapatkan benefit dari brand endorsement saat memilih endorser yang tepat. Caranya, pilihlah endorser atau influencer yang tepat untuk bisnis Anda.

Berikut ini adalah langkah- langkah yang bisa Anda ikuti dalam memilih endorser influencer untuk optimasi bisnis :

1. Kenali Target Market Anda

Coba buat gambaran target market yang Anda incar, mulai dari range usia, jenis kelamin, interest, dan lokasi. Jika lokasi yang Anda bidik adalah lokal, maka pilihlah influencer lokal. Namun jika Anda membidik target nasional, Anda tidak perlu mempertimbangkan faktor lokasi. Lakukan riset kecil- kecilan untuk mengetahui karakteristik follower beberapa selebgram yang Anda incar. Apakah follower mereka dominan pria atau wanita? Kira- kira berapa range usia mereka?

Salah memilih endorser karena target market seringkali tidak benar- benar merugikan. Anda mungkin masih mendapatkan kenaikan jumlah follower dan engagement yang baik. Namun, audiens yang Anda peroleh akan cenderung sulit dikonversi menjadi pembeli.

Misalnya saja seperti kisah endorsement di salah satu forum tanya jawab populer ini :

Pengalaman endorse selebgram

2. Relevansi dalam Pemilihan Endorser

Langkah penting pertama, relevansi produk dengan konten influencer perlu Anda perhatikan. Cobalah mencari tahu keseharian influencer dalam mengunggah postingan di media sosial, atau event yang mendekati si influencer.

Misalnya saat Anda ingin mempromosikan produk fashion anak, tentu lebih maksimal jika produk dipromosikan ke influencer yang mempunyai anak. Atau misalnya produk newborn, akan lebih cocok dipromosikan melalui influencer yang baru saja mempunyai bayi.

Dalam memilih endorser, relevansi bisa menjadi pertimbangan Anda, namun bukan satu- satunya pilihan. Jenis produk yang Anda jual juga bisa menjadi pertimbangan tersendiri dalam memilih endorser.

2.1 Endorser untuk Produk Mainstream (Fashion, Pangan, Sandang, dll)

Jika produk Anda relatif umum, maka cobalah untuk mencari endorser dengan follower/ likes minimal 10K. Atau Anda bisa membuat standar follower selebgram/ selebriti Anda sendiri. Panda sih cenderung memilih mereka dengan follower minimal 100K, karena menurut Panda 10K masih kurang maksimal.

Produk mainstream ini cenderung mudah dipromosikan, banyak dicari dan lebih mudah dijual. Maka, untuk promosi produk ini pun harus banyak dilihat.

2.2 Endorser untuk Produk Tidak Mainstream

Untuk produk yang tidak mainstream, marketing akan cenderung menjatuhkan pilihan mereka ke endorser yang tidak punya banyak pengikut, namun pengikut mereka dipastikan orang- orang yang mempunyai kesukaan yang sama dengan dia.

Dengan begitu, endorsementnya cenderung lebih spesifik dan tertarget. Contohnya adalah saat Anda meng-endorse produk Anda yang bergerak di bidang otomotif, maka Anda akan memilih pembalap liar atau mereka yang tergabung dalam komunitas pembalap.

3. Image Endorser, Pentingkah Memilih Image Positif? 

Untuk pemasaran positif yang bersifat jangka panjang, dan untuk branding, image si endorser sangat penting. Konsultan bisnis dan branding, Martin Roll menyebut ada tiga syarat dasar dalam pemilihan endorser.

Tiga syarat tersebut adalah punya daya tarik, mempunyai image positif di masyarakat dan mempunyai pengetahuan umum yang sesuai dengan brand. Menurutnya, citra endorser sangat penting karena akan turut meningkatkan citra brand kita secara tidak langsung.

Sederhananya, endorse adalah gabungan antara image si endorser dengan produk dan layanan jasa Anda. Dengan mempertimbangkan image si endorser, Anda seolah mempertimbangkan bagaimana image brand Anda kedepannya.

Yang unik, marketing jaman now banyak yang mengabaikan image dari si endorser itu sendiri. Misalnya saja, ada tokoh yang viral karena skandal atau pansos pun sering menjadi sasaran endorsement dan rate nya justru meningkat setelahnya.

Umumnya mereka hanya menginginkan eksposure (kecipratan viral) dalam jangka pendek. Jika Anda memikirkan goal jangka panjang dan citra brand yang positif, tentu pemilihan endorser karena faktor viral dadakan sebaiknya Anda pikirkan kembali.

4. Ketahui Data Engagement dan Insight Influencer

Selanjutnya, sebelum memutuskan bekerja sama, Anda perlu mengetahui data engagement dan insight media sosial mereka. Idealnya, influencer yang baik mempunyai tingkat interaksi (engagement rate) yang bagus, yang bisa kita lihat dari jumlah like dan komentar yang proporsional dengan jumlah follower.

Ada beberapa website yang memungkinkan Anda untuk cek engagement rate dengan mudah, seperti Phlank.com, yang bisa Anda gunakan secara gratis. Jika engagement rate terlalu berbanding terbalik dengan jumlah follower, akun tersebut tentu tidak direkomendasikan.

Selain engagement rate, ada poin tambahan juga yang bisa Anda tanyakan langsung kepada admin influencer, seperti :

  • Berasal dari mana saja rata- rata audiens influencer?
  • Berapa rata- rata usia audiens si influencer?
  • Berapa persentase audiens perempuan dan laki- lakinya?
Membaca insight instagram

5. Daya Tarik Influencer

Influencer yang bisa membuat konten unik akan mempunyai nilai plus untuk promosi Anda. Untuk itu, cobalah untuk mempelajari lebih dulu konten yang pernah mereka buat. Anda bisa mengintip konten- konten mereka di beberapa media sosial, seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan sebagainya.

Perhatikan bagaimana cara mereka mengemas konten dan juga caption untuk berinteraksi dengan audiens mereka. Dengan begitu, promosi yang Anda lakukan akan lebih mendapat perhatian audiens si influencer dan mendukung peningkatan brand awareness hingga konversi penjualan.

6. Kualitas Foto dan Video yang Dihasilkan

Selanjutnya, kualitas foto dan video juga tidak boleh asal- asalan. Kualitas yang asal- asalan, tentu mengurangi daya tarik konten promosi itu sendiri kan?

Selain itu, Anda juga akan terbatas untuk mendistribusikan ulang konten tersebut di platform lain. Padahal, salah satu keuntungan dari endorsement ini sendiri adalah mendapatkan konten yang bisa Anda distribusikan ulang untuk campaign lain.

Agar tidak terjadi, Anda perlu melakukan pengecekan konten video dan foto dari calon influencer sebelum melakukan deal dengan mereka. Masukkan ke dalam checklist Anda ya! 🙂

Brand Endorsement, untung atau rugi?

7. Attitude Influencer

Bukan image saja yang penting, tapi juga attitude mereka dalam menjalankan endorsement. Brand besar biasanya akan berhati- hati dengan hal ini dalam memilih influencer.

Pasalnya, influencer yang bad attitude biasanya akan menyusahkan si pemilik brand saat sudah deal kerjasama. Misalnya saja jadwal post yang molor, tidak sesuai brief namun menolak revisi, menyepelekan brand, dan lain sebagainya.

Untuk terhindar dari problem ini, penting melakukan riset di internet lebih dulu, terutama di forum- forum. Hindarilah bekerjasama dengan influencer yang tidak menyelepekan bisnis yang diendorsenya.

8. Sesuaikan dengan Budget

Tarif endorse sejatinya beragam. Mulai dari yang ratusan ribu, hingga belasan dan puluhan juta. Jika Anda baru saja memulai bisnis, berhati- hatilah untuk tidak tergiur menggunakan jasa endorser yang melebih budget yang sudah Anda alokasikan.

Meskipun besar kemungkinan hasilnya akan lebih bagus daripada endorser dengan layer dibawahnya, ini bisa menciptakan masalah baru untuk cash flow bisnis. Akan lebih bijak jika Anda memulainya dengan memilih influencer sesuai budget yang Anda canangkan.

9. Term & Condition si Endorser

Masing- masing influencer biasanya mempunyai term & condition yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Mulai dari jenis produk yang tidak mau mereka endorse sampai bagaimana standar posting

Selain itu, mereka juga menerapkan batas waktu untuk keep produk endorse di timeline mereka. Pastikan Anda sudah mengetahui berapa lama waktu keep produk mereka agar tidak kaget saat produk Anda sewaktu- waktu hilang dari feed mereka.

10. Follow Akun Endorse Management

Saat akan meng-endorse selebriti atau selebgram, Anda sebaiknya ikut memfollow akun endorse management. Di akun management tersebut biasanya akan ada informasi lengkap tentang seleb- seleb yang berada di bawah naungan mereka.

Anda bisa mendapatkan informasi tata cara endorse selebriti, endorse fee, feedback dari online shop, promo dan masih banyak lagi. Namun, make sure juga kalau manajemen itu asli yang menaungi seleb tersebut. Jangan sampai Anda terjebak dalam penipuan atas nama endorsement si seleb.

Kesimpulan

“Kalau salah milih endorser, bisa zonk hasilnya.”

Itu kalimat yang benar- benar harus diingat sebelum kita memutuskan untuk endorse selebriti atau selebgram. Tidak sedikit marketer yang asal memilih endorser dengan ekspektasi yang besar. Kan follower nya banyak, kan artis terkenal, kan cantik, kan…….., masih banyak lagi.

Pastikan Anda mempertimbangkan 10 poin di atas dalam memilih endorser untuk produk Anda agar berjalan efektif seperti yang Anda harapkan. Jangan lupa juga, riset kecil- kecilan tidak boleh Anda lewatkan. Akhiri juga dengan review dan evaluasi.

Selamat mencoba!

Cara Mengisi Informasi Pajak Google Adsense agar Mendapat Pemotongan Pajak 0%

Cara Mengisi Informasi Pajak Google Adsense agar Mendapat Pemotongan Pajak 0%

Anda tentu menyadari kalau Google Adsense baru- baru ini meminta penggunanya untuk memperbarui informasi pajak di laman web nya. Nah, pembaruan informasi pajak Google Adsense ini berkaitan erat dengan perubahan kebijakan bisnis di Amerika Serikat.

Hal ini berdampak pada semua afiliasi Google di seluruh dunia yang selama ini memperoleh penghasilan dari kerjasama mereka dengan pihak Google.

Google sendiri bukan perusahaan pertama yang memperbarui kebijakan perpajakan ini. Perusahaan- perusahaan digital lain bahkan sudah lebih dulu melakukannya sejak beberapa tahun lalu. Salah satunya adalah Freepik yang berada di Malaga, Spanyol.

A. Tentang Kelola Informasi Pajak Google Adsense

Siapapun yang bekerjasama dengan Adsense dan memperoleh penghasilan dari kerjasama mereka, termasuk penayangan iklan, penyediaan siaran video dan kepemilikan royalti akan diminta untuk melengkapi informasi perpajakan atau US tax information.

Jika ini tidak dilakukan, maka Google akan berhak menunda pembayaran penghasilan dari publisher. Begitulah kurang lebih penjelasan tentang Kelola Info Pajak di Google Adsense.

A.1 Siapa saja Yang Harus Mengisi Tax Informasi ini?

Google akan mulai melakukan pemotongan pajak per Juni 2021 untuk setiap pendapatan yang diperoleh dari viewer Amerika. Deadline yang GOogle berikan untuk pengisian ini sendiri adalah sebelum tanggal 31 Mei 2021.

Jika tidak mengisinya, Google akan berasumsi bahwa publisher adalah penduduk US dan Mengharuskan publisher mendapatkan pemotongan pajak penghasilan hingga 24% dari total penghasilan di seluruh dunia.

Pernyataan Google sebenarnya menyiratkan kalau kebijakan perpajakan ini hanya mengikat YouTuber saja, sedangkan pemilik website dan blog tidak wajib. Namun, banyak ahli menyarankan untuk tetap mengisi informasi pajak tersebut, baik untuk YouTuber, maupun blogger.

Artinya, siapapun yang menerima pembayaran dari Google di seluruh dunia wajib mengisi ini untuk menghindari resiko pemotongan penghasilan yang tidak diinginkan.

Informasi US Tax Requirement

A.2 Mengapa Harus Mengisi Tax Information?

Untuk apa sih sebenarnya tax information ini? Mengapa sangat penting?

Salah satu alasannya, Google perlu untuk mengetahui profil Anda sehingga bisa menerapkan perlakuan pajak yang tepat sesuai kebijakan yang berlaku di Amerika. Informasi ini misalnya :

  • Apakah Anda adalah individu atau badan usaha?
  • Apa kewarganegaraan Anda? Apakah warga US atau bukan?
  • Apakah Anda warga negara mitra pajak Amerika (Indonesia termasuk mitra dari Amerika)?

Semua informasi ini akan sangat berpengaruh terhadap penghasilan Anda di kemudian hari. Jika tidak mengisi informasi tersebut, Google tidak akan mempunyai cukup informasi sebagai laporan perpajakan ke otoritas IRS. Akibatnya, mereka akan menyamaratakan data Anda dan berasumsi kalau Anda warga US dan menjadi subjek pajak dalam negeri.

Selain itu, sebagai warga Indonesia, Anda bisa memanfaatkan tarik pemotongan pajak hingga 0% yang merupakan benefit dari perjanjian kerjasama antara Amerika dan Indonesia.

Memang nya darimana Google bisa mengetahui Anda warga Indonesia yang memanfaatkan tax treaty? Tentu saja karena Anda telah mengisi informasi perpajakan yang diperlukan oleh Google.

A.3  Tentang Potongan Pajak 30% untuk Warga Non US, Apakah ini Benar?

Ya, Betul. Kebijakan terbaru Amerika mewajibkan pemotongan bagi para penerima pendapatan warga asing (non-resident alien) yang melakukan pekerjaan bebas (tidak ada hubungan kerja maupun bisnis). Tidak main- main, potongannya adalah 30% dari penghasilan bruto.

Sebagai contoh, ada blogger dan YouTuber sukses Indonesia yang memperoleh penghasilan dari Google US, namun tidak tinggal di US. Terlebih, kebijakan disana menerapkan seluruh penjualan konten kreatif digital dari luar yang masuk ke US adalah obyek pajak royalti, sehingga tarifnya hampir sama 30%.

Tidak heran, banyak pemain Envato dan Shutterstock yang berbondong- bondong memanfaatkan tax treaty untuk mendapatkan keringanan pajak.

A.4 Manfaatkan Tax Treaty (P3B) untuk Keringanan Pajak

Tax Treaty adalah perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) dengan negara lain.

Untuk warga Indonesia yang tidak tinggal di US, melakukan pekerjaan bebas dan bukan merupakan entitas/ badan usaha, lalu memperoleh penghasilan dari US, bisa mengklaim manfaat dari perjanjian Tax Treaty antara Amerika dan Indonesia ini.

Tax Treaty ini juga berlaku untuk para penerima penghasilan dari Adsense, atau dari perusahaan agency lainnya di US. Syaratnya cukup mudah, yaitu dengan mengisi formulir Certificate of Foreign Status of Beneficial Owner for U.S. Tax Withholding.

Formulir ini lah yang sering kita kenal dengan W-8BEN (individu) atau W-8BEN-E (badan)

B. Tutorial Cara Mengisi Formulir Pajak Google Adsense W-8BEN dan Form W-8BEN-E

Ada dua jenis formulir standar yang tersedia dalam pembaruan informasi perpajakan di Google Adsense. Dua formulir tersebut adalah W-8BEN (individu) dan formulir W-8BEN-E (entitas/badan).

Formulir ini berisi informasi dasar tentang domisili dan NPWP. Anda wajib mengisinya jika ingin memanfaatkan tarif pemotongan pajak hingga 0%.

Meski terdengar rumit untuk Anda yang masih asing dengan nama dua form ini, sebenarnya ini tidak sesulit kedengarannya. Google Adsense sudah memberikan panduan dalam pengisian informasi pajak ini.

Jika dari hasil pengisian ini Anda termasuk yang memenuhi syarat, Anda bisa memperoleh pemotongan pajak yang lebih kecil, yaitu hingga 0% dari penghasilan Anda.

Langsung saja, berikut adalah langkah- langkah mengisi formulir Kelola Info Pajak Google Adsense W-8BEN untuk mendapatkan benefit tax treaty :

  1. Login ke akun Adsense.
  2. Masuk ke menu Pembayaran > Setelan > Kelola info pajak.
    Kelola info pajak Google Adsense
  3. Klik button Tambahkan Info Pajak.
  4. Di tahap pertama, Google akan meminta Anda memasukkan informasi jenis akun, Perorangan atau Entitas.
    Mengisi info pajak Amerika Serikat di Google Adsense
  5. Pilih Tidak untuk menjawab pertanyaan apakah warga negara Amerika Serikat
  6. Untuk pilihan jenis pajak, centang opsi formulir W-8BEN untuk memanfaatkan tax treaty agar tarif pemotongan menjadi 0% untuk Adsense
  7. Klik button Mulai Formulir W-8BEN
  8. Di laman formulir, isi identitas pajak Anda, termasuk disini adalah nama individu seperti yang tertera di dokumen pajak, Nama DBA (berbisnis sebagai – opsional), dan negara pengguna
    Mengisi identitas pajak di formulir W-8BEN
  9. Masukkan nomor NPWP Anda di kolom Nomor identifikasi wajib pajak TIN Asing
  10. Lanjutkan dengan mengisi alamat lengkap dan alamat surat menyurat
  11. Di bagian Tax Treaty atau Perjanjian Pajak, pilih Ya untuk mendapatkan pengurangan tarif pemotongan pajak dan pilih negara Indonesia
    Mengklaim Tax Treaty atau Perjanjian Pajak P3B
  12. Untuk Jenis Penghasilan, ada tiga jenis penghasilan, yaitu jasa Adsense, penyediaan video dan kepemilikan hak cipta. Anda bisa mencentang ketiga opsi tersebut.
    Mengisi opsi penghasilan di Info Kelola Pajak
  13. Review pratinjau dokumen dan centang pernyataan
  14. Di penghujung form, Google akan meminta Anda untuk mengisi nama
  15. Klik Submit untuk menyelesaikan semua proses

C. Tax Treaty Tidak Menggugurkan Kewajiban Pajak Dalam Negeri

Selain melengkapi informasi pajak di Google Adsense, tujuan dari pengisian form dalam tutorial ini adalah untuk mendapatkan klaim Tax Treaty. Tax Treaty atau P3B bertujuan untuk menghindari pengenaan pajak berganda dan pertukaran informasi.

Hal ini sama sekali tidak menggugurkan kewajiban perpajakan publisher Indonesia untuk urusan pajak dalam negeri. Jika di US sono, publisher diawasi oleh IRS ( Internal Revenue Service), di Indonesia ada DJP sebagai protokoler penerima pajak di Indonesia.

Dan tentu saja, pertukaran informasi ini akan menjadi salah satu media DJP untuk melacak informasi pajak seseorang.

AIDA : Jurus Ampuh Melipatgandakan Penjualan dengan Copywriting

AIDA : Jurus Ampuh Melipatgandakan Penjualan dengan Copywriting

Apapun yang Anda jual, AIDA membuat semuanya menjadi lebih optimal. Ya, AIDA memang rumus penting dalam dunia periklanan dan marketing. Jika Anda belum menggunakannya, penting untuk mengetahuinya lebih lanjut.

AIDA bekerja secara persuasif mengoptimalkan sebuah trafik, dari tahap awareness, sampai akhirnya calon pelanggan membuat keputusan pembelian. Dalam sales funnel, AIDA berfungsi menarik perhatian calon konsumen hingga akhirnya memutuskan untuk membeli.

Penasaran seperti apa rumus AIDA ini dan bagaimana cara menerapkannya? Simak ulasan Panda kali ini ya 🙂

Apa itu AIDA?

AIDA adalah singkatan dari Attention, Interest, Desire, Action. Dalam bahasa Indonesia, bisa kita artikan sebagai atensi (perhatian), ketertarikan, keinginan dan tindakan (keputusan). Secara singkat, AIDA juga sering diartikan sebagai model efek iklan.

Berikut adalah penjelasan singkat dari tiap tahapan :

  • Attention (Perhatian) : Menarik perhatian calon konsumen.
  • Interest (Ketertarikan) : Membahas permasalahan calon konsumen untuk menarik minat mereka.
  • Desire (Kebutuhan) : Menawarkan produk Anda sebagai solusi atas masalah mereka.
  • Action (Tindakan) : Mendorong mereka untuk bertindak dengan melakukan pembelian segera atau sekarang juga.
Diagaram model AIDA dan artinya

AIDA adalah salah satu formula copywriting, dan menjadi salah satu senior karena kerap dipakai marketer dari zaman dulu. Karena masih efektif, formula copywriting ini masih berlaku sampai saat ini dan menjadi pondasi penting dalam iklan dan pemasaran.

Ada perbedaan mencolok penerapan formula copywriting yang satu ini di zaman dulu dan zaman sekarang. Dulu formula ini diterapkan untuk jenis media konvensional seperti brosur, iklan koran, radio dan televisi. Kini, metode ini telah bertransformasi ke media pemasaran jenis baru seperti
landing page, email marketing, dan iklan digital berbayar.

Formula AIDA ini diperkenalkan pertama kali oleh
Elias St. Elmo Lewis pada tahun 1898. Elias kemudian populer sebagai salah satu tokoh pemasaran legendaris.

Ilmu copywriting terus berkembang. Namun seperti yang Panda sebutkan, AIDA adalah pondasi penting dalam ilmu copywriting ini sendiri.

Dengan menerapkan formula ini, marketer akan lebih fokus menyajikan konten berkualitas yang memberi hasil signifikan dalam kampanye marketingnya.

Mengapa Formula AIDA Sangat Penting?

Dalam ilmu copywriting dan marketing, penting untuk mengenali calon customer atau klien potensial kita. Dengan bekal ini, kita akan lebih terarah dalam menyajikan strategi marketing yang tepat sasaran dan menghasilkan banyak konversi.

Beberapa hal yang penting untuk kita perhatikan dalam hal ini antara lain demografi, perilaku pengguna, karakteristik, hingga ketertarikan dan motivasinya. Dengan menemukan karakter customer ideal atau buyer persona, semua akan menjadi lebih mudah.

Selanjutnya, Anda bisa menciptakan formula AIDA yang powerful sehingga iklan Anda menjadi lebih nendang dan menghasilkan konversi. Jadi, formula ini sebenarnya mengarahkan Anda untuk menciptakan konten marketing berkualitas yang tepat sasaran, sehingga hasilnya akan lebih optimal ke penjualan.

Cara Menerapkan Konsep Formula AIDA

Sebagai formula, AIDA terbilang sederhana. Kendati demikian, tidak jarang orang melewatkannya atau menggunakan hanya secuil dari apa yang bisa mereka optimalkan.

Misalnya saja, banyak yang selama ini hanya menggunakan formula ini untuk landing page. Padahal, teknik ini juga bisa menjadi fondasi untuk promosi di media sosial, membuat konten di YouTube, meracik konten email marketing, dan lain sebagainya.

Dan tentu saja, formula ini juga bisa kita kombinasikan dengan ilmu copywriting lainnya. Anda bisa membuat konten story telling dan covert selling dengan pondasi formula ini juga.

Untuk lebih mudah memahami penerapannya, Anda bisa mengikuti keempat tahapan ini secara berurutan :

1. Attention

Attention atau Perhatian adalah tahapan pertama dalam formula AIDA. Artinya, langkah Anda berawal dari menarik perhatian calon pelanggan lebih dulu. Mereka harus menyadari keberadaan brand dan produk Anda.

Bagaimana caranya?

Sederhananya, konten Anda Harus menarik dan bisa memancing perhatian mereka. Titik.

Perlu kita garis bawahi juga, yang ingin kita tarik perhatiannya adalah mereka yang relevan dengan target market Anda. Jangan sampai salah sasaran. Untuk itu, Anda harus mengidentifikasi buyer persona target market Anda lebih dulu.

Dengan mengenali siapa mereka dan apa saja minat mereka, langkah selanjutnya adalah menciptakan konten yang menarik perhatian mereka. Konten menarik ini bisa saja berisi pesan yang kontradiktif, provokatif, atau informatif.

Tips menerapkan Attention :

  • Menggunakan headline copywriting menjual yang membuat penasaran
  • Video atau Gambar yang menarik perhatian
  • Tata letak konten yang tepat
  • Penggunaan jingle iklan yang menarik perhatian
  • Penempatan iklan billboard yang tepat

Contoh penerapan AIDA dalam konten marketing :

  • Siapa lagi yang omsetnya mau dibikin meroket?
  • Kalau wajah glowing gini, pasti suami tambah sayang sama kita kan?

Jika ingin menyelipkan humor atau meme, Anda juga bisa meniru konten hiburan KFC berikut ini :

Contoh penerapan Attention AIDA

Konten hiburan seperti ini adalah salah satu cara untuk menarik perhatian target market Anda. Pastikan relevan dengan target market Anda, ya! 

2. Interest

Setelah berhasil menarik perhatian, langkah selanjutnya adalah menarik minat calon pelanggan dengan membahas masalah yang mereka hadapi. Tentu saja, Anda perlu menggali lebih dulu permasalahan apa yang calon pelanggan Anda alami.

Dengan mengenali permasalahan mereka, Anda akan paham apa yang mereka butuhkan. Dalam banyak kasus, ada banyak orang yang tidak mengetahui atau tidak menyadari masalah yang mereka hadapi, sampai kita menjelaskannya. Artinya bisa jadi, kita akan menunjukkan pada target market tentang potensi masalah mereka.

Contohnya adalah konten marketing dari @finansialku_com yang mengupas tentang Dana Pendidikan Anak. Ada banyak orangtua yang tidak tahu cara mengelola dana untuk masa depan anak.

Konten ini bertujuan untuk mengedukasi calon konsumen jika ada beberapa trik yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan dana pendidikan anak. Dengan mempersiapkan dana dengan baik, kekhawatiran tentang masa depan anak akan terasa sedikit teratasi.

Konten ini seperti membuka mata banyak orang dari masalah apa yang tidak mereka ketahui, kemudian menjadi tahu dan memikirkan hal- hal yang perlu mereka lakukan.

Tips dalam menggunakan Interest :

  • Sajikan informasi atau fakta
  • Statistik
  • Contoh studi kasus
  • Sampaikan kondisi idealnya
  • Alasan

Contoh penerapan Interest dalam AIDA :

  • Biaya pendidikan setiap tahun naik 12%, berapa yang harus kita persiapkan untuk kuliahnya nanti?
  • 300 orang sih bilang kalau mereka suka banget sama granola (sebut merek brand)
  • Terbukti efektif menurunkan berat badan sampai 15 kg dalam waktu kurang dari 30 hari

3. Desire

Setelah calon pelanggan menyadari tentang masalah yang akan mereka hadapi, Anda dapat beralih ke tahapan 3 dari formula AIDA.

Desire mirip dengan interest. Hanya saja, disini Anda berkesempatan untuk lebih memainkan emosi dan logika target market.

Tips dalam menerapkan langkah Desire :

  • Hindari tergesa- gesa menawarkan produk
  • Fokus pada manfaat, bukan fitur. Disini Anda akan menawarkan solusi, bukan langsung berjualan
  • Memancing emosi negatif dan memberi solusi

Apa bedanya fitur dan manfaat?

Ini adalah fitur :

  • Vitamin C konsentrasi 15%
  • 15mg L-Carnitine
  • 2mg vitamin B6
  • Komponen lengkap dengan 560 ml water tank dan 10 set sensor.

Jangan salah, dalam produk teknis seperti gadget atau motor, menginformasikan fitur sebagai spesifikasi memang penting. Tapi semua tidak ada artinya saat Anda lupa menonjolkan manfaat dari produk tersebut.

Sedangkan dalam banyak jenis produk lainnya, fitur bukan hal yang harus tampil dalam konten marketing. Tidak semua calon pelanggan ingin tahu. Manfaat adalah yang utama.

Contoh menginformasikan manfaat :

  • Dengan vitamin C berkonsentrasi tinggi, …. Bekerja optimal untuk meningkatkan produksi kolagen untuk membuat kulit lebih sehat dan kencang.
  • Dengan L-Carnitine, …. membantu Anda melindungi jantung, tulang, ginjal, otak dan sistem kekebalan tubuh. L-Carnitine juga melindungi ibu menyusui agar tetap bugar dan tidak kehilangan nutrisi.
  • Dengan visual dynamic navigation, Xiaomi Mijia 1C dapat menjangkau seluruh sudut rumah Anda, termasuk di bawah sofa dan kasur. Dalam hitungan menit, rumah Anda bersih tanpa harus repot nyapu dan ngepel sendiri.
Penerapan Desire dalam copywriting AIDA

Terlihat perbedaannya, bukan?

Tips lain dalam penerapan Desire adalah saat kita menggunakan emosi negatif dan memberikan solusi. Contohnya sering kita temui dalam iklan produk asuransi.

Iklan asuransi sering memainkan emosi negatif. Caranya dengan membuat target market memikirkan kemungkinan terburuk saat terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Emosi negatif ini mengarahkan target market untuk membuat perencanaan hidup yang lebih baik.. dengan produk asuransi.

4. Action

Wahhhh, tidak terasa Anda sudah mencapai tahap ini. Artinya, Anda sudah berhasil target market tertarik dan terkesan dengan produk Anda. Langkah selanjutnya, Anda perlu mengarahkan mereka untuk take action!

Apapun tindakan yang Anda inginkan dari calon pelanggan, optimalkan di bagian ini. Ini bisa berarti membeli produk, mendaftar, berlangganan email, atau chat otomatis ke WhatsApp.

Sederhananya, Anda akan menerapkan Call to Action atau CTA di tahapan ini.

Sesuai dengan fungsinya, Anda bisa menggunakan ajakan melakukan tindakan dengan kalimat persuasif dan dilengkapi dengan tombol CTA. Tombol ini bisa mengarah ke keranjang pembelian, form email atau chat WhatsApp.

Contoh kalimat Action dalam formula AIDA :

  • Slot Terbatas, Amankan Seat Anda Sekarang Juga!
  • Tambahkan ke Keranjang,
  • Isi alamat email untuk berlangganan,
  • dan sejenisnya
Call to Action Netflix
Try it Now, contoh CTA (call to action) di landing page Netflix

Contoh Iklan yang Menerapkan AIDA

Ada banyak iklan yang menerapkan AIDA untuk memaksimalkan konten promosi mereka. Salah satu contoh AIDA dapat Anda lihat dari konten marketing Ponds berikut ini :

Apa saja yang ada dalam iklan ini ?

  • A- Attention : Menarik perhatian target market dengan konten gif menarik, lengkap dengan how to– nya (tutorial melakukan produk)
  • I – Interest : Salah satu masalah wajah yang sering membuat galau adalah pori- pori lebar, karena membuat kotoran dan debu mudah masuk menyumbat pori- pori.
  • D – Desire : Mengatasi masalah pori- pori besar pada wajah sehingga bisa kulit terasa lebih bersih, sehat dan glowing.
  • A – Action : Memancing pengguna untuk meninggalkan komentar di konten mereka.

Kesimpulan

Iklan dan kontent marketing adalah media promosi yang populer dalam pemasaran. Namun, kampanye promosi apapun tidak akan maksimal jika tidak kita persiapkan dengan tepat dan efektif.

Formula AIDA adalah salah satu cara untuk memaksimalkan kampanye iklan menjadi lebih nendang. Menarik perhatian calon audiens, mengenali masalah mereka, menawarkan solusi dan mendorong mereka untuk melakukan tindakan. Mana saja yang sudah Anda lakukan?

Selamat mempraktekkan ilmu copywriting ini ya! 🙂

Apa itu Customer Lifetime Value ( CLV ) dan Mengapa Penting untuk Bisnis?

Apa itu Customer Lifetime Value ( CLV ) dan Mengapa Penting untuk Bisnis?

Customer Lifetime Value, yang biasa disingkat CLV atau kadang CLTV adalah metrik penting dalam sebuah bisnis. Pebisnis perlu berhitung dan membuat keputusan tepat untuk bisa memperkirakan nilai dari pelanggan dalam bisnis.

Keputusan tepat dalam bisnis tentu harus berdasarkan data yang objektif. Misalnya saja untuk urusan analisa pelanggan, salah satu sumber datanya berasal dari CLV ini. Melalui CLV, pebisnis dapat menghitung lama waktu perkiraan untuk bisa balik modal hingga menghasilkan profit.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang apa itu CLV alias Customer Lifetime Value, Panda akan mengupasnya secara lengkap di artikel berikut ini.

Pengertian Customer Lifetime Value ( CLV )

Customer Lifetime Value ( CLV atau CLTV) adalah prediksi total nilai seorang pelanggan terhadap suatu perusahaan selama jangka waktu hubungan bisnis di antara keduanya. Singkatnya, ini adalah rata- rata total pendapat yang pebisnis harapkan dari pelanggan tersebut.

Dalam terjemahan singkat, customer lifetime value bermakna nilai seumur hidup pelanggan. Nilai “seumur hidup” ini bisa mempunyai angka yang berbeda- beda di setiap perusahaan dan ditentukan oleh banyak faktor. Mulai dari jenis produk yang perusahaan jual, serta bagaimana cara pelanggan mengonsumsinya.

Untuk lebih mudahnya, CLV adalah angka rata- rata yang customer belanjakan. Data CLV ini nantinya akan dibandingkan dengan proyeksi perkembangan bisnis. Jika nilainya tidak memenuhi angka yang diharapkan, perusahaan harus memperbaiki strateginya agar tidak kolaps.

Seorang customer yang sering membeli produk dari bisnis kita, ia akan mempunyai nilai CVL tinggi. Maka dari itu, jika sebuah bisnis ingin bertahan lama dan terus berkembang, ia harus mampu mempertahankan tipe customer loyal seperti ini.

Sebagai gambaran, perhatikan grafik berikut ini :

Grafik Customer Lifetime Value ( CLV )
Graphic by : peeranalytics

Dalam banyak perusahaan, jumlah pelanggan dengan nilai CLV paling tinggi mempunyai persentase yang sama dengan jumlah pelanggan CLV paling rendah. Sedangkan pelanggan dengan nilai CLV medium biasanya paling mendominasi jumlahnya.

Untuk menjaga jenis customer CLV medium dan CLV tinggi ini, bisnis harus mampu mempertahankan pelanggan loyalnya. Perusahaan harus berhasil menjaga kepercayaan pelanggan dan membuat mereka senang untuk membeli lagi dari Anda.

Manfaat Menghitung Customer Lifetime Value (CLV)

Metrik CLV memuat data penting untuk evaluasi bisnis. Metrik ini akan mempermudah pemilik untuk menciptakan program terbaik sesuai dengan daya beli konsumen dan juga tingkat loyalitasnya.

Dari data metrik CLV ini, pebisnis nanti dapat memanfaatkannya untuk :

  • Memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengakuisisi customer 
  • Membuat strategi promosi yang efektif
  • Mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan
  • Melakukan breakdown customer ke dalam kategori loyal untuk memberikan insentif atau reward yang meningkatkan kepuasan pelanggan tersebut
  • Menganalisa produk terlaris dari customer dengan nilai CLV tertinggi
  • Mengoptimalkan produk paling profitable
  • Menganalisa karakteristik dan demografi customer dengan nilai CLV tertinggi

Pada akhirnya, dengan menggabungkan semua manfaat CLV di atas, pebisnis dapat melakukan evaluasi kekurangan pada bisnisnya, lalu membuat kebijakan terbaik untuk mengoptimalkan profit perusahaan.

Cara Menghitung Customer Lifetime Value

Agar bisa menghitung CLV, Anda perlu menghitung rata- rata nilai belanja pelanggan, dan mengalikan nya dengan tingkat frekuensi pembelian rata- rata untuk menentukan nilai dari pelanggan tersebut.

Selanjutnya, setelah menghitung umur rata- rata pelanggan, Anda bisa menggunakannya dengan nilai pelanggan untuk menentukan lifetime value- nya. Formula ini adalah rumus dasar dalam menghitung CLV.

Penjelasan dari rumus :

Rumus menghitung Customer Lifetime Value (CLV)
Rumus dasar menghitung Customer Lifetime Value (CLV)/ via CleverTap
  • Average Value of Sale = Rata- rata nilai transaksi pelanggan
  • Number of Transaction = Jumlah transaksi dalam satu tahun
  • Retention Time Period = Waktu retensi, yaitu adalah durasi hubungan bisnis antara pelanggan dan perusahaan. 

Contohnya adalah berikut ini :

Hero mempunyai bisnis toko hadiah. Produk di tokonya ini berkisar antara Rp 75.000 – Rp 500.000. Pelanggan bernama Elok selalu membeli produk hadiah Rp 275.000 untuk klien nya dua kali dalam sebulan, selama tiga tahun.

Maka untuk menghitung Customer Lifetime Value pelanggan bernama Elok adalah :

CLV = Rata- rata nilai transaksi x Jumlah transaksi dalam satu tahun x Waktu Retensi
= Rp 275.000 x 24 x 3 = Rp 19.800.000

Dari contoh ini, maka CLV pelanggan bernama Elok ini adalah Rp 19.800.000 dalam bisnis Anda.

Sebagai catatan, angka CLV ini adalah sebuah prediksi dasar. Prediksi ini bisa Anda pertajam lagi dengan menambahkan faktor penunjang lainnya.

Misalnya saja, banyak perusahaan memodifikasi rumus dasar ini dengan menambahkan faktor penting lain, seperti margin keuntungan dan biaya retensi. Biaya retensi artinya biaya yang perusahaan keluarkan untuk mempertahankan pelanggan.

Untuk memodifikasi rumus dasar CLV, perusahaan harus mengidentifikasi lebih dulu sejauh mana kebutuhan analisa yang mereka butuhkan.

Cara Meningkatkan CLV

eConsultancy mengungkap bahwa tingkat konversi perusahaan untuk ke pelanggan yang sudah ada adalah 60-70%, sedangkan ke pelanggan baru sekitar 5-20%. Artinya, setiap pebisnis harus memaksimalkan basis pelanggan mereka yang miliki, dan tidak hanya fokus mencari pelanggan baru.

Kuncinya adalah dengan meningkatkan customer lifetime value ini. Dengan mempertahankan pelanggan loyal, bisnis bisa terus bertahan dan mengalami peningkatkan.

Bagaimana caranya?

Ada beberapa cara untuk meningkatkan CLV ini, yaitu :

1. Berinvestasi dalam Pengalaman Pelanggan

Pengalaman pelanggan ini terdiri dari hubungan antara perusahaan dan pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah :

  • Excellent service
  • Penanganan komplain pelanggan
  • Kemudahan pemesanan dan informasi di berbagai channel pembelian (website, email, media sosial, dan yang lainnya)
  • Penggunaan produk
  • After sales service (layanan purna beli)

Meningkatkan pengalaman pelanggan ini termasuk ke dalam proses memantau, mendengarkan, dan membuat perubahan yang membuat pelanggan merasa nyaman, dihargai dan mendapatkan solusi atas kebutuhannya.

Memperhatikan hal- hal dasar ini akan membuat pelanggan cenderung menjadi customer loyal dalam jangka panjang.

2. Membuat Loyalty Program

Loyalty program atau program loyalitas adalah aktivitas untuk memberikan insentif kepada pelanggan loyal dengan memberikan diskon atau keuntungan lain sebagai reward. Misalnya saja sistem grading membership atau poin yang dapat ditukar dengan reward tertentu.

Loyalty program sejatinya memang bukan solusi terbaik agar pelanggan membeli lagi. Namun saat direncanakan dan dijalankan dengan baik, program loyalitas bisa memberikan hasil yang luar biasa.

3. Kenali Pelanggan Terbaik Anda

Dengan mengoptimalkan pengalaman pelanggan dan merancang loyalty program, Anda kini mengenali siapa saja yang masuk ke daftar pelanggan terbaik Anda.

Selanjutnya, Anda bisa menjaga hubungan baik dengan daftar pelanggan ini dan memberikan penawaran khusus untuk mengakui dan mempertahankan loyalitas mereka. Misalnya saja upgrade membership, diskon VIP atau ide layanan eksklusif lainnya.

4. Complaint Management yang Berkualitas

Seberapa baik bisnis Anda menangani keluhan pelanggan. Pernahkah Anda mendengar tentang komplain pelanggan yang berubah menjadi customer loyal karena merasa keluhannya ditangani dengan baik?

Ya, complaint management yang berkualitas bisa berkontribusi terhadap CLV. Dalam waktu retensi, komplain sering menjadi komponen yang tak bisa bisnis hindari.

Jika penanganan komplain buruk, pelanggan lama yang kecewa pasti akan dengan mudah beralih ke kompetitor. Sebaliknya, jika penanganan komplain baik, pelanggan akan tetap setia dengan Anda. Ini bukan hanya berlaku untuk pelanggan lama saja sebenarnya, tapi juga pelanggan baru.

Ulasan mengenai penanganan komplain juga pernah Panda ulas sebelumnya di artikel : Cara Menangani Komplain Pelanggan dengan Cerdas dan Tepat.

5. Optimalkan UpSell dan Cross Sell

Customer akan menyukai penawaran- penawaran unik dan inovatif dari brand langganan mereka. Terlebih jika penawaran unik ternyata bisa mengakomodir kebutuhan baru mereka.

Ada kalanya juga pelanggan hanya membeli produk yang sama terus karena malas mencoba atau bahkan tidak menyadarinya itu ada dalam bisnis Anda. Dengan membuat penawaran UpSelling dan Cross Selling, Anda dapat meningkatkan rata- rata transaksi dan nilai beli pelanggan Anda.

Kesimpulan

CLV atau Customer Lifetime Value adalah metrik penting dalam bisnis. Dengan melakukan tracking dan analisis CLV, ada banyak hal dalam bisnis yang bisa Anda optimalkan.

Anda akan mengenali berapa banyak pelanggan dengan CLV rendah, CLV medium, dan CLV tinggi. Jika CLV rendah terlalu mendominasi, ada banyak hal yang perlu Anda segera perbaiki.

Selain itu, jangan lupa untuk mempertahankan deretan pelanggan dengan CLV medium dan tinggi. Berikan treatment spesial kepada mereka untuk terus menjadi pelanggan setia Anda.

Sebagai penutup, Panda akan memberikan sedikit resume terkait artikel Pengertian Customer Lifetime Value (CLV) ini :

Apa yang dimaksud dengan Customer Lifetime Value (CLV)?

Customer Lifetime Value atau CLV adalah metrik untuk memprediksi total nilai seorang pelanggan terhadap suatu perusahaan selama jangka waktu hubungan bisnis di antara keduanya.

Bagaimana cara menghitung CLV?

Rumus dasar untuk menghitung CLV adalah rata- rata nilai belanja pelanggan dikalikan dengan tingkat frekuensi pembelian rata- rata selama setahun dikalikan waktu retensi. Perusahaan bisa memodifikasi rumus dasar ini dengan menambahkan faktor penting lain, seperti margin keuntungan dan biaya retensi.


Sudahkah Anda tahu berapa nilai CLV dari bisnis Anda sekarang?