10+ Cara Meningkatkan Follower dan Engagement Instagram Secara Organik

10+ Cara Meningkatkan Follower dan Engagement Instagram Secara Organik

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan follower di Instagram. Dan untuk meningkatkan jumlah follower ini, sebenarnya tidak lepas dari bagaimana upaya kita mengoptimalkan interaksi alias engagement di akun kita.

Secara alami, saat engagement membaik, akun Anda akan menjadi magnet untuk kedatangan follower- follower baru. Mereka melihat ada hal yang menarik dari akun Anda dan layak untuk mereka ikuti.

Selain itu, saat engagement meningkat, konten Anda akan lebih sering muncul di menu explorer. Pengunjung- pengunjung baru akan lebih mudah menemukan konten Anda dan kemungkinan besar mereka akan nyantol menjadi follower baru Anda.

Teori ini terdengar sederhana ya?

Bagaimana dengan Menambah Follower dengan Aplikasi Instan?

Lalu bagaimana dengan cara instan seperti beli follower atau menambah follower dengan aplikasi pihak ketiga?

Well, tentu saja cara tersebut masih work. Namun tidak efektif karena audiens yang Anda peroleh bukan audiens tertarget. Audiens tersebut juga cenderung bisa turun dengan cepat saat menyadari akun yang mereka ikuti (untuk beli jenis follower aktif) tidak sesuai dengan yang mereka minati.

Jenis follower ala aplikas ini hanya cocok untuk tahap awal saja sebagai daya tarik follower lain agar tidak ragu follow akun Anda. Karena dengan ada akun- akun yang sudah follow, mereka akan lebih terdorong untuk ikut serta mengikuti akun Anda.

Cara Meningkatkan Follower Instagram dan Engagement di Akun Anda

Jadi fix, metode beli follower palsu hanya untuk Anda yang ingin instant dan mendapatkan hasil sesaat. Namun jika ingin mendapatkan hasil optimal dan cenderung permanen, go organic dan mainkan kreatifitas Anda!

Anda bisa menggunakan beberapa cara berikut ini :

1. Posting Konsep Konten Berkualitas

Content is The King. Yuhuuu… pakai istilah itu lagi- itu lagi. Teori ini memang valid untuk semua platform ya.

Dan semakin kesini, kita pasti semakin bisa merasa kalau banyak pengguna Instagram yang semakin ngeh dengan pentingnya konten berkualitas untuk mereka. Konten berkualitas artinya konten yang memberi mereka insight, informasi penting, dan membuat mereka merasa berharga mengikuti akun Anda.

Anda bisa saja membuat konten feed yang rapi dan tertata manis ala- ala etalase. Namun pada dasarnya, kualitas konten yang tersaji lah yang paling penting. Konten juga harus relevan dengan kebutuhan audiens.

Tips rekomendasi konten yang cocok untuk Instagram antara lain :

  • Konten yang variatif dan tidak monoton
  • Konten edukasi dengan template
  • Infografis sederhana
  • Story telling sederhana dalam konten bergambar
  • Quotes baper dan inspiratif
  • Infografis perbandingan
  • Caption foto yang menyenangkan, inspiratif, memancing rasa ingin tahu, atau memotivasi pembaca
  • Video keren atau lucu- lucuan juga bisa menjadi ide konten yang menarik
  • Kemasan foto dan feed Instagram yang memberi kesan eye catching

2. Penggunaan Hashtag yang Tepat

Hashtag adalah bagian tak terpisahkan dari konten di media sosial. Termasuk untuk platform Instagram ini.

Dalam pemilihan hashtag pun harus benar- benar kita perhatikan. Dalam menggunakan hashtag ini Anda bisa mencoba berbagai variasi untuk dites.

Pertama adalah hashtag yang memang sudah populer dan penggunanya sudah banyak. Misalnya untuk konten parenting, Anda bisa menggunakan hashtag #tipsparenting yang dipakai 650rb+ dan hashtag- hashtag populer lainnya.

Yang kedua, Anda bisa menggunakan hashtag relevan yang tidak begitu populer seperti #tipsparentingindonesia yang dipakai untuk sekitar 5000 kiriman.

Contoh penggunaan hashtag relevan di Instagram

Jenis hashtag pertama adalah hashtag yang memang sangat populer. Tapi dengan menggunakan hashtag jenis ini, postingan Anda mudah tenggelam karena penggunanya sangat banyak.

Untuk itulah Anda perlu mengimbanginya dengan hashtag populer lain yang volume penggunaannya tidak terlalu besar. Dengan begitu hashtag tetap relevan dan konten Anda berpotensi untuk lebih lama terlihat.


Dan terakhir, hashtag yang sesuai dengan akun atau brand Anda. Misalnya hashtag #mamatalk, #parenttalk, #parenttalk_curhatmama (sesuai nama akun dan variasinya). Hashtag ini akan memperkuat brand Anda dan mempermudah audiens untuk menemukan konten- konten yang akun Anda posting.

Penggunaan hashtag yang tepat juga membantu Anda dalam membangun komunitas karena Instagram cenderung menampilkan postingan yang ada kaitannya dengan minat pengguna.

3. Jam Aktif Follower

Melalui Insight Instagram, kita bisa mengetahui hari dan waktu dimana akun Anda mendapatkan kunjungan terbanyak dari follower. Data ini bisa kita gunakan untuk memprediksi rentang waktu dimana para follower sedang online dan aktif di media sosial.

Memposting di waktu terbaik, berarti menayangkan konten Anda di waktu yang tepat dimana follower siap merespon konten. Saat konten tayang, engagement akan menjadi lebih optimal. Seperti yang kita tahu, engagement yang optimal adalah magnet penting untuk menarik follower baru.

4. Membuat Konten Video Reels

Panduan menggunakan Instagram Reels

Konten video pendek Reels di Instagram memang menjadi daya tarik baru di platform ini. Konten video pendek yang menghibur ala TikTok ini terbukti efektif untuk menghasilkan banyak viewers yang menjadi magnet untuk follower- follower baru.

Berbeda dengan IGTV yang cenderung lebih lama durasinya, durasi Reels bisa hingga 60 detik. Tidak terlalu singkatk, dan tidak terlalu panjang. Reels adalah solusi peningkat engagement diantara jenis video biasa dan IGTV di Instagram.

Selain itu, konten Reels yang menarik bisa tayang juga di laman Reels, yang merupakan ala- ala FYP nya di Reels. Semakin sering konten video Anda masuk di laman Reels, maka semakin besar viewer, semakin tinggi engagement dan bisa menambah banyak follower baru.

Tips dalam membuat Video Reels :

  • Buat konten video secara terkonsep
  • Untuk jenis produk handmade, coba lakukan video BTS produk, proses produksi dan kondisi store saat memproses pesanan sebagai social proof
  • Buat video testimoni atau endorse menjadi konten Reels
  • Gunakan audio yang saat ini sedang populer
  • Posting Reels secara konsisten di jam aktif follower

5. Konten Carousel

Konten Carousel juga selalu menarik saat terkonsep dengan tepat. Dan yang menarik, jenis konten apa saja bisa kita buat versi carousel nya.

Jenis konten Carousel punya poin yang lebih tinggi di mata audiens. Alasannya sederhana, karena carousel menawarkan konten yang lebih berbobot, penjelasan yang menarik dan tidak monoton karena informasi terpisah dalam beberapa slide. Tidak heran, jenis konten ini termasuk sangat laris di Instagram.

Jika selama ini Anda hanya mengandalkan single-post konten, cobalah mencoba variasi konten ini. Lakukan beberapa eksperimen untuk memastikan konten ini memberikan kontribusi terbaik untuk engagement di akun Anda.

6. Konten dengan Tampilan ala Infografis Ringan

Contoh konten infografis ringan untuk media sosial

Nggak melulu infografis yang serius dan padat ya. Konten- konten ringan pun bisa kita kemas ala- ala konten infografis. Penggunaan tanda panah, breakdown konten penyebab dan alasan secara ringan, beberapa thumbnail gambar, dan lain sebagainya.

Tampilan ala infografis disukai pembaca karena membuat konten menjadi lebih ringan dan nyaman dibaca. Selain itu tentu saja, dukungan tampilan visual konten menjadi lebih menarik.

7. Membuat Konten Story Secara Rutin

Video tutorial make up Instagram Story untuk Optimasi Bisnis Online

Konten story bukan hanya untuk mengupdate kegiatan akun sehari- hari. Tapi juga menjadi salah satu cara untuk engage dengan audiens.

Saat melihat cuplikan aktivitas yang Anda bagikan, ada sebagian audiens yang kepo, penasaran, dan ingin mengenal akun Anda lebih jauh lagi. Konten story membuat audiens merasa lebih terlibat dan tidak ingin ketinggalan update dari akun Anda.

Tips dalam membuat konten story :

  • Buat variasi konten story yang menarik, seperti BTS produk, social proof pesanan hari ini, testimoni yang membuat happy atau OOTD sesuai produk.
  • Buat konten story yang memancing audiens untuk berinteraksi, misalnya membuat polling produk, tanya jawab atau sharing session seperti : ‘Pernah nggak sih kecewa pas belanja barang online”.

8. Konten Story Telling

Contoh Deskripsi Produk Konsep Story Telling

Konten story telling selalu menjadi daya tarik, terutama di media sosial. Storytelling membuat pembaca betah membaca karena pembaca diajak terlibat ke dalam sebuah cerita dan meresapi situasi. Mereka tidak merasa dipaksa untuk membaca konten sampai akhir, tapi lebih ke arah mengalir begitu saja.

Konten story telling juga bisa mengarahkan audiens untuk penasaran dengan cara kerja dan manfaat sebuah produk. Hanya dengan sedikit pancingan, audiens akan tertarik untuk mencari tahu tentang produk itu lebih jauh.

9. Ambil Pelajaran Menarik dari Top Post

Membaca insight instagram

Top Post atau postingan terbaik adalah konten yang paling banyak mendapatkan interaksi dari audiens, baik itu berupa komentar atau pun likes. Anda bisa memperoleh referensi ini dengan masuk ke Insight Instagram.

Setelah menemukan Top Post, coba lah menganalisanya dengan beberapa pertanyaan berikut ini :

  • Jenis kontennya seperti apa?
  • Bagaimana tampilan gambar di konten tersebut?
  • Bagaimana tone color di konten tersebut
  • Gaya dan captionnya seperti apa?
  • Bagaimana dengan penggunaan hashtag nya?

Setelah mendapatkan hasil analisanya, cobalah posting beberapa konten dengan tema yang sama secara berkala.

Anda juga bisa mengkreasikan ulang postingan lama untuk ditampilkan ulang, di- edit seperlunya atau memposting ulang untuk digunakan di Insta Story.

10. Posting Konten secara konsisten

Penting untuk melakukan posting konten secara konsisten. Dengan cara ini, konten Anda akan semakin sering tampil di explore, dan juga muncul di Top & Recent Post dari pencarian hashtag di Instagram.

Keuntungan lainnya, follower setia Anda juga jadi sering melihat konten dan produk Anda. Artinya, Anda sedang melakukan trik retargeting secara organik.

11. Pancing Audience untuk Berinteraksi dengan Bertanya di Caption

Salah satu cara paling ampuh untuk meningkatkan engagement adalah memancing follower untuk berkomentar dengan sendirinya. Dan ini akan menjadi lebih mudah saat Anda memancing dengan pertanyaan menarik yang mudah mereka jawab.

Misalnya saja saat memposting beberapa varian hijab baru dengan tiga tone warna berbeda. Anda bisa memancing pertanyaan : Duhhh bingung pilih warna apa karena cantik semua, Kalau ukhti paling suka warna yang mana nih?

Semakin banyak interaksi terbangun, maka engagement akan semakin baik. Semakin baik engagement, akan menjadi magnet yang semakin kuat untuk menarik follower baru.

12. Balas Komentar di Postingan Anda

Selain dari audiens yang berkomentar, kita juga bisa membangun environment keterlibatan yang menyenangkan dengan merespon komentar dan pesan yang masuk. Saat netizen menyadari kalau pemilik akun ramah, menyenangkan dan menghargai komentar, ini biasanya akan memancing mereka untuk ikut berkomentar.

Dalam jangka panjang, tindakan ini akan membangun loyalitas audiens terhadap akun Anda. Mereka akan lebih rajin berkomentar dan menyukai konten Anda.

13. Jangan Sungkan Berkomentar di Postingan Akun Lain

Terutama saat akun Anda belum begitu populer, trik ini ampuh untuk mengembangkan eksposur terhadap akun Anda Secara gratisan. Hadir di thread orang lain akan membuat audiens mengenali akun Anda  dan tidak jarang membuat mereka bersilaturahmi ke akun Anda.

Yang perlu digarisbawahi, komentar disini tentu saja bukan komentar spam ya. Tapi memang komentar natural selayaknya interaksi pada umumnya.

14. Follow Akun- akun yang Mengikuti Kompetitor

Cara lain yang bisa kita lakukan untuk menambah follower secara organik adalah dengan mengikuti akun- akun yang mengikuti kompetitor.

Mengapa akun kompetitor? Karena akun- akun ini besar kemungkinan mempunyai ketertarikan yang sama dengan konten dan produk yang kita tawarkan.

Dalam banyak kasus, saat kita mengikuti akun- akun ini, meski tidak saling kenal, sebagian dari mereka akan mengikuti kembali akun kita. Setelah jumlah following kita cukup banyak, saatnya jeda sesaat dan mengurangi jumlah unfollow ini.

Follow unfollow ini sebenarnya bukan trik baru, tapi masih work untuk kita terapkan sampai saat ini. Tips nya, jangan terlalu agresif dalam melakukan follow ini dan imbangi dengan pembuatan konten. Terlalu agresif bisa membuat akun kita dibekukan selama kurang lebih 2-3 hari.

Artinya, cara ini works, tapi harus berhati- hati dan jangan terlalu agresif.

Kesimpulan

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan follower dan engagement di Instagram. Ada cara yang instan berbayar, menggunakan aplikasi pihak ketiga dan cara organik.

Cara instan berbayar melalui iklan adalah opsi menarik saat Anda memang mempersiapkan budget tertentu untuk mengoptimalkan akun Anda. Namun jangan lupa, cara- cara organik tetap harus kita terapkan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

Selain itu, cara meningkatkan follower secara organik adalah langkah yang lebih long lasting untuk akun Anda. Pertumbuhan organik akan menjadi fondasi yang baik untuk mengembangkan akun Anda kedepannya.

Semoga dengan menerapkan 10+ tips di atas akan berdampak positif untuk akun Instagram Anda kedepannya. Jumlah follower dan engagement rate yang semakin bertambah baik, serta berdampak ke peningkatan lead dalam sales funnel Anda.

Semoga bermanfaat!

7+ Tips Ampuh Mengoptimalkan Target Audiens di Facebook agar Iklan Lebih Nendang

7+ Tips Ampuh Mengoptimalkan Target Audiens di Facebook agar Iklan Lebih Nendang

Sudah ngiklan di Facebook tapi belum memaksimalkan target audiens di Facebook? Sayang sekali tentunya. Karena target audiens di Facebook ini sebenarnya adalah harta kartun yang sangat- sangat bisa kita optimalkan untuk membuat iklan kita lebih nendang.

Facebook sendiri pada dasarnya menawarkan banyak metode dalam menargetkan pelanggan untuk para pengiklan. Selain menggunakan jenis targeting Facebook yang sudah umum, ada berbagai optimasi yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan target audiens ini.

Tips Optimasi Target Audience Facebook Ads

Per Januari 2021 lalu, jumlah pengguna Facebook di seluruh dunia tembus di angka 2,7 milyar. Sedangkan pengguna Facebook di Indonesia berkisar di angka 175,3 juta pada Maret 2021. Platform ini jelas sangat potensial untuk beriklan dan mempromosikan produk dan jasa.

Di sisi lain, angka tersebut sangatlah besar. Dan tentu saja, tidak semuanya sesuai dengan target audiens kita. Jika memaksa menampilkan iklan ke terlalu banyak audiens, bukannya efektif, tapi justru boncos.

Kabar baiknya, Facebook sendiri menyediakan berbagai fitur di Facebook Ads yang mempermudah pengiklan dalam mengelola target audiens. Ada bagian yang cukup kompleks untuk pemula.

Namun semakin baik Anda memahami fitur ini, maka semakin baik untuk mengoptimalkan iklan Facebook Anda. Jadi, siapkah Anda memanfaatkan harta karun di Facebook ini?

1. Lookalike Audience – Target Audiens Sesuai Kemiripan

Harta karun pertama dalam target audiens Facebook adalah Lookalike Audience (LLA). LLA memungkinkan pengiklan untuk memperluas target audiens di luar jangkauan, namun masih mempunyai profil spesifik yang pengiklan cari.

Cara kerjanya adalah dengan menciptakan audiens yang mirip dengan target kita sendiri. Jika tidak mempunyai daftar following yang banyak di Facebook atau Instagram, Anda juga bisa menciptakan LLA ini dari mereka yang sudah pernah berkunjung di website (Website Custom Audiens di pembahasan poin 7).

Setelah menentukan audiens mana yang ingin kita tiru, kita bisa membuat jangkauan target audiens ini menjadi lebih luas atau lebih kecil. Untuk itu, Facebook akan mencari kisaran 1% hingga 10% audiens yang mempunyai karakter mirip sesuai data target yang kita incar.

2. Membuat Spesifikasi dengan “Must Also Match”

Targeting Audience Facebook dengan Must Also Match

Must Also Match merupakan fitur dari Detailed Targeting yang pertama diluncurkan pada Oktober 2015 silam. “Must Also Match” yang artinya “Juga Harus Sesuai” membuat target audiens yang pengiklan setting berdasarkan ketertarikan tertentu menjadi lebih spesifik.

Misalnya saja, di kolom targeting pertama Anda memasukkan targeting :

  • Busana Muslim
  • Gamis
  • Jilbab

Kemudian membuat Must Also Match dengan targeting :

  • Vanilla Hijab
  • Hijabenka

Artinya, Anda mengincar muslimah yang menyukai busana muslim, tapi juga harus mempunyai ketertarikan dengan brand kenamaan. Karena dengan peraturan targeting ini, Anda mengincar pasar muslimah yang menyukai fashion menengah ke atas.

“Must Also Match” mempunyai targeting bekerja menciptakan targeting yang lebih spesifik dan akurat, sesuai dengan audiens yang kita incar. Dalam beberapa eksperimen di kategori dan industri yang berbeda, terlihat fitur ‘Must Also Match’ ini berhasil menciptakan engagement audiens hingga 25%!

3. Manfaatkan Life Events

Targeting Iklan berdasarkan Life Events

Mengincar audiens yang punya waktu perkiraan pembelian? Waktu perkiraan ini biasanya akan berkaitan dengan Life Events seseorang. Misalnya saja tunangan baru- baru ini, akan berulang tahun dalam bulan ini, baru saja membeli rumah, akan merayakan ulang tahun pernikahan, dan lain sebagainya.

Momen- momen yang biasanya orang- orang post di timeline dan feed mereka inilah yang nantinya menjadi masuk ke fitur Life Events Facebook Ads. Dan tentu saja, Anda bisa memanfaatkan Life Event ini untuk iklan Anda.

Misalnya saja bisnis adalah toko perhiasan. Anda bisa mengincar audiens menengah ke atas yang akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Selanjutnya, buat campaign iklan perhiasan sebagai hadiah anniversary orang tercinta. Menarik, bukan?

4. Geo Targeting – Targeting Berdasarkan Lokasi

Menargetkan audiens berdasarkan lokasi tertentu juga bisa kita manfaatkan saat mengincar market dari daerah tertentu. Fitur ini biasanya paling cocok untuk para marketer lokal, atau yang ingin memberikan promo gratis ongkir dengan batas nominal tertentu.

Cukup mudah dalam menggunakan fitur ini, karena Anda bisa mengaksesnya langsung saat masuk di pengaturan iklan. Jika ingin lebih spesifik, Anda juga bisa memanfaatkan Local Awareness Ads.

Local Awareness Ads memungkinkan pengiklan untuk melakukan targeting audiens dengan radius tertentu dari sebuah alamat. Jadi saat orang tersebut berada dalam radius yang sudah kita atur, mereka akan melihat iklan dari bisnis Anda.

5. Demografis Targeting

Selain menargetkan berdasarkan lokasi tertentu, pengiklan juga bisa menargetkan audiens berdasarkan informasi demografis mereka. Tidak harus menggunakan semuanya, tapi Anda bisa memilah dan melakukan tes berdasarkan data demografis ini.

Demografis yang bisa Anda optimalkan di Facebook Ads antara lain :

  • Profesi dan Penghasilan
    Anda bisa memilih targeting berdasarkan profesi tertentu dari target audiens, penghasilan atau kepemilikan aset tertentu.
  • Gender dan Usia
    Ini tentu bukan hal yang asing lagi. Anda bisa menargetkan untuk rentang usia berapa saja iklan Anda, dan apakah ini mengikat pada gender tertentu. Metode ini cukup efektif untuk memastikan iklan Anda tayang ke jenis audiens yang tepat.
  • Status Kepemilikan rumah
    Apakah Anda mengiklankan properti dan menargetkan orang- orang yang belum punya rumah? Atau Anda menargetkan produk Anda ke orang- orang yang mempunyai rumah mewah? Cobalah utak- utik targeting ini di bagian demografi.
  • Jenjang Pendidikan
    Anda juga bisa menargetkan jenjang pendidikan tertentu untuk iklan Anda. Biasanya pengiklan yang menjual produk- produk eksklusif akan menggunakan pengaturan ini untuk mengoptimalkan iklan mereka.

6. Menargetkan Tech-Savvy Audiens

Target Audience Tech Savvy di Facebook Ads

Mereka yang termasuk ke dalam golongan Tech-Savvy adalah kelompok audiens yang lebih sering melakukan pembelian online dan sign up. Dengan melakukan tes dalam setting audiens ini, Anda bisa melihat bahwa jenis audiens ini mungkin lebih kecil, tapi lebih convert ke penjualan. Ringkasnya, mereka sangat tepat sasaran!

Tech Savvy ini bisa kita ketahui dari adanya behaviors tertentu. Misalnya dengan menghilangkan checklist pada pilihan koneksi data 2G/3G. Centang saja audiens yang menggunakan koneksi 4G dan WiFi. Dengan begitu, iklan Anda hanya tayang ke audiens yang lebih tech-savvy, pengguna smartphone menengah ke atas dan cenderung sering mengklik iklan.

7. Trik Custom Audience

Membuat custom audience di Facebook

Facebook Ads juga menyajikan fitur Facebook Custom Audiens untuk para pengiklannya. Dengan fitur ini, pengiklan dapat menargetkan target audiens tertentu dari daftar yang sudah mereka miliki. Trik ini bisa pengiklan gunakan untuk berbagai jenis kampanye iklan berbeda.

Data ini nantinya bisa dibuat untuk menayangkan iklan dengan penawaran spesial untuk meningkatkan loyalitas mereka terhadap brand. Misalnya saja Anda menargetkan orang- orang yang baru menjadi pelanggan Anda dengan free trial produk. Maka iklan ini tidak akan tayang kepada pelanggan lama atau yang berada di luar target.

Ada banyak kemungkinan dalam membuat custom audience ini. Mulai dari mengunggah daftar no HP atau email subscriber ke Custom Audience Facebook, hingga data pembelian customer untuk menciptakan Lifetime Value Audience. Atau bisa juga dengan website custom audiens dari data Pixel Facebook.

8. Memisahkan Kampanye Desktop dan Mobile

Kendati 95% Facebook Ads tampil di perangkat mobile, Anda juga tetap bisa memanfaatkan hasil tes performa iklan melalui desktop. Umumnya Facebook tidak memasang CPC yang sama pada setiap platform.

Untuk memastikan efektivitas iklan dan budget, cobalah melakukan tiga tes. Yaitu tes menayangkan iklan pada mobile dan desktop, tes hanya untuk penayangan desktop, dan tes ketiga hanya untuk penayangan mobile.

Manfaatkan hasil tes ini untuk menentukan penempatan yang optimal dari iklan Anda. Setelah rentang beberapa waktu dan mendapatkan sampel tes performa yang cukup, Anda bisa mendapatkan target audiens yang lebih akurat.

Kesimpulan

Seperti yang sempat Panda ungkap di atas, Facebook memang mempunyai milyaran audiens. Tapi jika kita menggunakan semua tanpa memfilter audiens yang tepat, iklan kita justru boncos dan tidak efektif.

Untuk itu, penting untuk mengenali jenis- jenis targeting di Facebook Ads dan melakukan optimasi target audiens yang tepat. Tujuannya jelas, iklan tampil ke audiens yang lebih tepat sasaran.

Iklan yang tampil ke audiens tertarget dan tepat sasaran, tentu berpeluang lebih sukses. Yang tidak kalah pentingnya, jangan lupa menyajikan iklan Anda sebaik mungkin. Karena target audiens yang sudah tepat bisa tidak berarti saat iklan Anda kurang menarik untuk audiens.

Selamat mencoba!

Jenis- jenis Targeting di Facebook Ads untuk Mengoptimalkan Iklan

Jenis- jenis Targeting di Facebook Ads untuk Mengoptimalkan Iklan

Ada banyak jenis targeting di Facebook Ads. Mulai dari yang paling dasar, hingga yang paling advance. Sebagai pengiklan, mengenali jenis- jenis targeting ini sangat amat penting. Karena jika tidak, Anda akan kehilangan kesempatan mengoptimalkan iklan.

Targeting ini sendiri merupakan sebuah aktivitas untuk menentukan kepada siapa saja iklan Anda akan ditayangkan. Targeting yang tepat akan membuat iklan Anda tampil pada audiens yang tepat sasaran. Nah, audiens tepat sasaran inilah yang nantinya akan menjadi lead berkualitas untuk bisnis Anda.

Sayang sekali kalau sudah mengeluarkan effort untuk ngiklan, ternyata lead yang masuk adalah lead sampah, bukan?

Jenis- jenis Targeting Audience di Facebook Ads

Apa sih pentingnya targeting yang optimal untuk iklan Anda? Tentu saja penting!

Selain mencegah Anda dari boncos budget percuma, targeting memudahkan iklan Anda untuk tampil ke orang- orang yang tepat. Jika sebelumnya Anda sudah merancang persona buyer dari konsumen bisnis Anda, kini saatnya menerapkannya di targeting iklan Anda.

Jika jenis audiens sudah tepat, dengan kombinasi budget dan konten yang menarik, iklan akan menjadi lebih optimal. Lead yang masuk ke sales funnel adalah lead matang yang berkonversi tinggi ke penjualan.

1.  Interest Targeting (Ketertarikan/ Minat)

Targeting Audience Facebook dengan Must Also Match

Interest atau ketertarikan atau minat adalah salah satu jenis targeting dasar dalam Facebook Ads. Dalam jenis targeting ini, pengiklan akan menentukan audiens ke dalam beberapa kelompok sesuai minat mereka.

Misalnya saja, Anda berjualan hijab untuk muslimah. Tentunya Anda akan menargetkan iklan ini ke orang- orang yang mempunyai ketertarikan terhadap berbagai jenis produk hijab atau busana muslimah. Bisa juga orang- orang yang mengidolakan tokoh- tokoh Muslimah.

Untuk itu, Anda bisa memasukkan kata kunci tertentu di kolom targeting, yang berkaitan dengan interest tersebut. Anda bisa memasukkan kata kunci interest seperti hijab, jilbab, busana muslimah, gamis, dan lain sebagainya. Anda juga bisa memasukkan brand hijab kenamaan atau tokoh muslimah populer.

Saat Anda memasukkan satu keyword targeting, Facebook Ads akan memberi referensi keyword lainnya yang masih berhubungan. Ini akan memudahkan pengiklan untuk mendapatkan insight seputar interest audience mereka.

Yang perlu Anda perhatikan, di setiap interest ini akan muncul angka audience dengan keyword tersebut. Selalu pilih yang angkanya signifikan dan meyakinkan jika Anda menemukan keyword yang sama.

2. Behavior Targeting

Target Audience Tech Savvy di Facebook Ads

Berbeda dengan Interest yang berbasis ketertarikan, Behavior adalah metode penargetan berbasis perilaku pengguna. Yang termasuk ke dalam kategori penargetan Behavior ini cukup banyak dan beragam.

Mulai dari pembayaran yang dilakukan dalam waktu tertentu, smartphone pengguna, aktivitas digital, orang yang gemar belanja online, orang yang gemar traveling, dan lain sebagainya.

3. Demographic Targeting

Jangan sampai terlewatkan juga, pengiklan juga bisa menentukan targeting iklan dari informasi demografis audiens.

Data demografis ini meliputi :

3.1 Gender dan Usia

Ini tentu bukan hal yang asing lagi. Apakah penawaran iklan Anda mengikat gender tertentu? Dan rentang usia berapa yang menjadi target iklan Anda.

Pengaturan demografis dasar ini penting sebagai langkah awal untuk memastikan iklan Anda tayang ke audiens yang diincar. 

3.2 Status Relationship

Apakah ingin menargetkan audiens yang sudah menikah, single atau bertunangan? Status relationship ini bisa Anda manfaatkan.

3.3 Jenjang Pendidikan

Anda juga bisa menargetkan tingkat pendidikan tertentu untuk iklan Anda. Para pengiklan biasanya menggunakan filtering jenjang pendidikan ini saat mereka menawarkan produk eksklusif tertentu dalam iklan mereka.

3.4 Profesi dan Penghasilan

Facebook Ads juga memungkinkan Anda untuk menargetkan kelompok penghasilan tertentu, profesi spesifik atau kepemilikan aset tertentu.

3.5 Status Kepemilikan rumah

Apakah Anda menargetkan orang- orang yang belum punya rumah untuk mengiklankan produk properti? Atau Anda menargetkan produk Anda ke orang- orang yang mempunyai rumah mewah? Targeting ini bisa Anda optimalkan dengan baik

Pada dasarnya, ketiga targeting di atas adalah jenis targeting dasar di Facebook Ads. Selain tiga di atas, Anda bisa membentuk targeting audiens lain berbekal fitur Custom Audience yang ada di dalam Facebook Ads.

Dari Custom Audience ini, Anda bisa mendapatkan beberapa jenis targeting lain seperti poin- poin berikut :

Membuat custom audience di Facebook

4. Targeting Audience dari Alamat Email

Apakah selama ini Anda menjalankan list building? Sudah mempunyai alamat list email potensial yang menjadi prospek bisnis? Jika iya, Anda bisa menggunakan daftar email tersebut sebagai target audiens.

Target audiens ini sebelumnya sudah pernah melakukan interaksi dengan bisnis Anda melalui channel yang lain. Sehingga saat mereka melihat iklan bisnis Anda di Facebook, mudah saja bagi mereka untuk mengenali siapa Anda dan produk yang Anda tawarkan.

Artinya, Anda mengiklankan ke prospek yang sudah matang. Potensi konversi tentu lebih besar!

5. Pengunjung Website

Jika sudah punya website, jangan lupa untuk memasang Facebook Pixel di website Anda. Dengan Pixel ini, maka Facebook akan bisa mengidentifikasi mereka ke dalam database audiens Anda.

Targeting dari mereka yang sudah berkunjung ke website ini juga lazim dipraktekkan oleh brand- brand besar. Contohnya adalah marketplace. Saat Anda tidak jadi melakukan pembelian atau produk yang Anda incar hanya nongkrong di keranjang, Anda bisa melihat iklan produk tersebut di Facebook Ads.

Iklan itu seolah mengingatkan Anda agar tidak membuang- buang waktu dan segera melakukan pembelian.

Selain itu, Anda juga bisa melakukan retargeting terhadap mereka yang sudah pernah masuk di website dan melakukan pembelian.

6. Mereka yang Berinteraksi dengan Facebook Page atau Akun Instagram

Anda juga bisa menargetkan iklan untuk tayang pada orang- orang yang sudah berinteraksi dengan halaman Facebook atau Instagram Anda. Mereka yang melakukan interaksi dengan akun, umumnya adalah yang paling mudah untuk convert.

Jadi, mengapa tidak untuk memprospek ulang mereka?

7. Similarity Targeting dengan Lookalike Audience (LLA)

Setelah daftar targeting di atas, Anda juga bisa mencoba targeting Lookalike Audience atau LLA. LLA ini bekerja mencari similarity alitas kemiripan karakteristik dari daftar audiens yang sebelumnya sudah Anda miliki.

Jika sebelumnya custom audience yang pernah dibuat mempunyai tingkat konversi bagus, dan Anda berhasil menciptakan LLA nya, hasilnya dijamin nendang! Jangan lupa untuk melakukan split tes dari LLA yang dibuat ya 🙂

Kesimpulan

Dari 7 jenis targeting di atas, sebenarnya Anda bisa melakukan banyak testing berjenjang untuk menghasilkan berbagai jenis audiens lagi. Dan jangan lupa juga, lakukan optimasi target audiens tersebut agar hasil iklan lebih maksimal.

Optimasi target audiens ini sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari memanfaatkan fitur Must Also Match, hingga menggunakan fitur Life Events. Trik- trik sederhana ini jika diterapkan bisa menghasilkan performa iklan yang jauh lebih berkualitas.

Selamat mencoba!

10+ Strategi Marketing TikTok agar Bisnis Makin Optimal & Meroket

10+ Strategi Marketing TikTok agar Bisnis Makin Optimal & Meroket

Jika sudah membuat akunnya, jangan lupa untuk mengoptimalkannya dengan strategi marketing TikTok agar kampanye Anda semakin meroket. TikTok memang relatif lebih mudah daripada Facebook dan Instagram dalam campaign marketing, tapi jangan salah, potensinya luar biasa!

Kepopuleran TikTok membuat banyak marketer tertarik untuk menggali lebih dalam tentang strategi marketing yang tepat di platform tersebut. Tujuannya adalah untuk meningkatkan brand awareness atau bahkan meningkatkan penjualan.

Pengguna aktif TikTok di dunia saat ini sudah mencapai 800 juta orang. Angka ini bahkan melampaui platform media yang sudah eksis lebih dulu, seperti LinkedIn (660 juta), Reddit (430 juta), Snapchat (218 juta), Twitter (340 juta), dan Pinterest (320 juta).

Indonesia sendiri juga menjadi salah satu negara dengan jumlah pengunduh TikTok terbanyak di dunia. Artinya, TikTok adalah salah satu platform yang potensial untuk kita optimalkan dalam kampanye marketing kita.

Jumlah pengguna TikTok menurut Sensor Tower

Membuat Akun Bisnis di TikTok

Sejak tahun lalu, TikTok sudah meluncurkan akun profesional bisnis. Dengan akun bisnis, kreator bisa mengatur info profil lebih lengkap, melihat metrik real time, dan insight dari audiens.

Selain itu, kreator juga bisa menjalankan kampanye TikTok Ads. Panda sendiri sebelumnya sudah mengulas ini secara lengkap di artikel Panduan TikTok Ads.

Secara ringkas, berikut adalah langkah- langkah membuat akun bisnis TikTok :

1. Buat Akun TikTok

Pertama- tama, Anda perlu mengunduh aplikasi TikTok di PlayStore atau Apple Store lebih dulu. Lanjutkan dengan mendaftar akun Anda dengan mengikuti langkah- langkah yang diberikan.

Buat nama akun yang sesuai dengan brand, toko, atau produk Anda.

2. Setup Akun

Di bagian profil, klik Edit Profile untuk memperbarui informasi lengkap akun Anda. Berikan deskripsi singkat tentang akun Anda. Tambahkan juga foto logo sebagai foto profil. Anda juga bisa menautkan URL website, kontak email, dan link instagram di profil.

3. Beralih ke Profil Profesional

Tap menu Setting dari ikon tiga titik di kanan atas dan pilih ‘Manage My Account’. Di bagian kontrol akun, tap opsi ‘Alihkan ke Akun Profesional’, dan pilih kategori Business atau Creator. Jika mempunyai brand atau bisnis, pilih Business.

Profil Anda sudah siap 🙂

Strategi Marketing TikTok untuk Mengoptimalkan Bisnis Online

Setelah mempunyai akun bisnis, strategi marketing apa saja yang bisa kita jalankan di TikTok? Mari kita simak bersama!

1. Mengenali Cara Kerja TikTok

Jika sebelumnya Anda sudah mengoptimalkan strategi marketing di Facebook dan Instagram, tentu ada sesuatu yang berbeda dengan menjalankan strategi TikTok.

TikTok adalah platform hiburan yang berfokus pada sharing konten video. Durasi video di TikTok berkisar 15 detik hingga 60 detik. Artinya, promosi produk bisnis disini membutuhkan konten video yang menarik dan menghibur.

Untuk itu, buatlah konten video yang menghibur, kemudian tambahkan efek video dan latar musik yang menarik perhatian audiens. Konten video ini tidak melulu harus produk, tapi juga bisa testimoni, behind the scene, FAQ, dan sebagainya.

Setelah video diunggah, audiens TikTok bisa memberi komentar, like dan share konten video tersebut. Semakin baik interaksi dengan pengguna, semakin tinggi peluan Anda masuk ke FYP dan dipromosikan oleh pengguna TikTok lainnya.

TikTok sendiri mempunyai engagement rate yang lebih tinggi dari Instagram. Jadi platform ini sangat bagus untuk membangun brand awareness produk dengan optimal.

2. Menentukan Target Audiens

Untuk membuat konten yang engage dengan target audiens, penting untuk mengenali siapa sih target audiens kita. Untuk itu, Anda perlu mempelajari tentang demografi TikTok agar bisa menentukan target audiens kita.

Pada dasarnya, audiens TikTok Anda mungkin adalah jenis audiens yang sama di platform media sosial lain dan mereka merupakan kelompok yang suka dengan konten- konten TikTok.

Setelah mempunyai gambaran tentang target audiens, kita bisa mempersiapkan membuat konten yang mereka sukai. Dengan begitu, konten itu punya potensi untuk mempunyai engagement tinggi.

3. Riset Kompetitor

Kompetitor umumnya mempunyai target audiens yang sama dengan kita. Mereka pastinya sudah mempersiapkan strategi konten dan pemasaran yang bisa kita contek.

Untuk itu, cobalah menemukan setidaknya 3-5 kompetitor yang serupa dan amati konten yang mereka buat. Cari tahu konten apa yang mendapat engagement tinggi dan mana yang enggagement rendah.

4. Berburu Ide Konten Menarik untuk Video TikTok

Berburu ide konten video menarik bisa Anda lakukan dengan berbagai cara. Seperti mengintip produksi konten dari kompetitor seperti poin 3 tadi atau riset konten seperti saat membuat konten blog.

Untuk pilihan yang kedua, Anda bisa mencoba tool seperti Ahrefs atau BuzzSumo untuk mengetahui tren kata kunci yang sesuai dengan audiens dan bisnis Anda. Lalu, olah ide tersebut menjadi konten video yang menarik.
Buzzsumo, salah satu tool andalan untuk seorang content marketer profesional

Cara lainnya, jika sudah lebih dulu eksis di medsos lain, Anda bisa membuat polling di media sosial dan meminta audiens memilih jenis topik yang mereka sukai. Bisa juga mentransformasi konten di medsos lain yang mempunyai engagement tinggi ke dalam bentuk video TikTok.

5. Gunakan Hashtag

Salah satu hal penting dalam strategi marketing TikTok adalah menggunakan hashtag. TikTok sendiri menyebut bahwa hashtag adalah informasi penting dari video sebagai rujukan untuk memberi rekomendasi kepada audiens TikTok.

Agar optimal, hashtag yang kita gunakan harus relevan dengan konten dan bisnis. Jika Anda membuat konten tutorial make up misalnya, hashtag #tutorialmakeup atau #makeupchallange adalah hashtag relevan yang bisa Anda gunakan.

Sebuah brand juga bisa menciptakan hashtag custom untuk branding promo yang sedang berlaku. Misalnya saja Zalora pernah membuat hashtag #ZStyleNow untuk campaign promo Zalora Fashion Festival.

Secara ringkas, berikut manfaat menggunakan hashtag dalam strategi marketing TikTok :

  • Memperkuat jaringan konten
  • Mengidentifikasi kompetitor
  • Meningkatkan jumlah follower

Rekomendasi dari Neil Patel, jumlah hashtag yang digunakan di TikTok setidaknya dua atau tiga hashtag dalam konten. Tidak perlu terlalu banyak karena karakter caption di TikTok pun terbatas hanya 100 karakter saja.

6. Posting secara Konsisten

Memposting konten secara konsisten di TikTok akan memperbesar peluang akun ANda ditemukan oleh banyak orang. Dengan begitu, engagement rate dan jumlah follower bisa lebih meningkat.

TikTok sendiri sangat menghargai kreatornya yang konsisten dalam mengunggah konten. Saat posting dilakukan secara konsisten, TikTok akan membaca akun Anda sebagai seorang kreator. Peluang untuk tampil di FYP pun menjadi lebih besar.

7. Kolaborasi dengan Influencer

Kolaborasi dengan influencer sangat berdampak pada pertumbuhan sebuah akun. Baik itu di Instagram, Twitter, dan termasuk di TikTok ini sendiri.

Neil Patel juga berpendapat jika 86% marketer menggunakan influencer untuk kampanye brand awareness yang sukses.

Sebagai bukti, brand jam tangan Daniel Wellington berhasil meningkatkan penjualan 4700 persen hanya dalam tiga tahun saja berkat kolaborasi dengan influencer.

Dalam hal ini, mereka menggunakan semua jenis influencer. Mulai dari mikro influencer, sampai beauty influencer populer seperti  Charlotte Letitia Crosby.

Dalam memilih influencer, pastikan Anda memilihnya dengan selektif sesuai dengan kebutuhan brand, target audiens dan tujuan kampanye ya.

8. Menanggapi Komentar dari Audiens

Jangan salah, menanggapi komentar dan menjawab pertanyaan audiens juga sangat penting. Karena tindakan ini bisa meningkatkan engagement di akun Anda.

Jika komentar terlalu banyak, Anda bisa merespon komentar dan pertanyaan yang memberikan informasi positif terkait produk atau brand Anda.

Selain itu, cobalah untuk memberikan komentar di akun orang lain juga. Pastikan komentar yang diberikan adalah yang positif ya.

Komentar ini akan membuat akun Anda semakin ‘terlihat’ oleh banyak audiens. Terlebih, saat komentar Anda menarik dan mendapat banyak like, nama brand ANda bisa muncul di urutan komentar teratas.

Orang- orang yang penasaran bisa mengklik akun Anda, melihat apa saja yang Anda lakukan dan akhirnya memfollow. Yeayyy!

9. Ciptakan Hashtag Challenge

Iklan Hashtag Challenge inmydenim

Netizen TikTok terkenal suka dengan berbagai challenge. Contohnya saja #inmydenimchallenge yang menarik minat jutaan pengguna, mulai dari netizen biasa hingga public figure.

Artinya, saat Anda menciptakan challenge dan challenge ini dianggap cukup menarik, akun Anda bisa populer dalam sekejap saja. Hashtag challenge memang cukup efektif dalam mempromosikan bisnis.

Tips dalam membuat challenge, buatlah menarik dan mudah diikuti. Dalam melakukan challenge, kreator biasanya perlu mempunyai produknya lebih dulu.

Jika challenge ini terlihat keren, banyak orang akan tertarik membuat video challenge serupa. Dengan begitu, akan semakin banyak orang yang tertarik membeli produk Anda, bukan?

10. Gunakan TikTok Ads

Contoh iklan In-Feed Video di TikTok

Strategi marketing TikTok yang tidak boleh Anda lewatkan adalah menggunakan TikTok Ads. Yes, sama seperti Facebook Group, TikTok juga menyajikan iklan berbayar yang memungkinkan brand menjangkau target audiens dengan lebih cepat.

Jenis iklan dalam TikTok Ads adalah :

  • InFeed Ads : iklan yang muncul saat pengguna scroll feed.
  • Brand Takeover : iklan yang muncul saat pertama kali membuka aplikasi.
  • Promotes Hashtag Challenge : iklan untuk mengajak pengguna TikTok menggunakan hashtag challenge.
  • Branded Effect/ Filter : iklan yang mengajak pengguna menggunakan filter/ efek khusus yang berkaitan dengan produk.

Sama seperti Facebook Ads dan Instagram Ads, iklan di TikTok akan tampil ke audiens sesuai dengan minat dan ketertarikan yang mereka miliki. TikTok Ads sangat bermanfaat untuk meningkatkan brand awareness sesuai dengan kebutuhan.

11. Review Data Analytics TikTok Ads

Melihat data analytics TikTok

Setelah menggunakan TikTok Ads dan menerapkan deretan strategi di atas, jangan lupa untuk menganalisa bagaimana hasilnya.

Bagaimana caranya? Yaitu dengan mereview data analytics ini secara berkala.

Untuk melihat data analytics ini, Anda bisa masuk ke bagian Setting dan Privacy dengan tap ikon tiga titik di kanan atas, lalu pilih Business Suite > Analytics. Disini Anda akan bisa melihat performa dari beberapa postingan terakhir, konten video dengan view terbaik (Trending Videos), perilaku follower, dan berbagai insight lainnya.

Dengan analytics ini, Anda bisa mengevaluasi mana saja konten yang performanya kurang baik dan konten mana yang paling banyak disukai. Selanjutnya, Anda bisa menciptakan konten- konten yang lebih berkualitas dan sesuai dengan tujuan campaign.

Praktekkan Strategi Marketing TikTok Sekarang Juga!

TikTok mungkin terlihat sebagai anak baru jika dibandingkan dengan Facebook dan Instagram. Namun percayalah, platform yang satu ini berkembang dengan sangat pesan dan layak untuk Anda pertimbangkan.

Meski didesain sebagai platform hiburan, banyak brand yang berhasil membangun awareness dan meningkatkan penjualan melalui kampanye TikTok ini. Jadi, mengapa tidak untuk mencobanya?

Secara ringkas, berikut adalah daftar strategi marketing yang bisa Anda terapkan untuk akun TikTok Anda :

  1. Mengenali Cara Kerja TikTok
  2. Menentukan Target Audiens
  3. Riset Kompetitor
  4. Berburu Ide Konten Menarik untuk Video TikTok
  5. Gunakan Hashtag
  6. Posting secara Konsisten
  7. Kolaborasi dengan Influencer
  8. Menanggapi Komentar dari Audiens
  9. Ciptakan Hashtag Challenge
  10. Gunakan TikTok Ads
  11. Review Data Analytics TikTok Ads

Selain itu, tentu saja Anda perlu menggabungkan stratgi ini dengan berbagai strategi digital marketing lainnya. Siap untuk praktek? Semoga bermanfaat!

Apa itu Engagement Rate, Cara Mengukur & Mengoptimalkannya

Apa itu Engagement Rate, Cara Mengukur & Mengoptimalkannya

Jangan senang dulu kalau jumlah follower banyak, tapi ternyata engagement rate rendah. Karena dengan tingkat engagement yang rendah, itu artinya campaign yang kita lakukan tidak berjalan dengan optimal.

Analoginya adalah, kita berhasil membuat konten yang ciamik, dan konten itu adalah TOA untuk kita. Saat TOA digembar- gemborkan, ternyata tidak ada yang merespon atau hanya sebagian yang sangattt kecil dari jumlah audiens kita. Sia- sia bukan rasanya?

Untuk itu, pentingin untuk bisa menciptakan konten yang engage atau mendorong keterlibatan tinggi dengan audiens kita. Dan, konteks engagement ini sebenarnya bukan hanya berlaku pada media sosial saja. Tapi juga bisa kita terapkan pada blog atau konten website.

Pengertian Engagement Rate (Tingkat Keterlibatan)

Engagement Rate (ER) adalah metrik untuk mengukur tingkat interaksi audiens terhadap sebuah konten. Istilah engagement rate kita gunakan sebagai alat yang efektif dalam mengukur keterlibatan follower dalam sebuah akun media sosial.

Indikator dalam perhitungan engagement rate bisa melibatkan banyak aktivitas. Mulai dari jumlah orang yang menyukai, berkomentar, membagikan, durasi waktu dalam membaca konten, melakukan tindakan sesuai perintah (CTA/ Call to Action), dan yang lainnya.

Lantas, berapa sih standar engagement rate akun media sosial atau website?

Well, setiap platform bisa sangat berbeda- beda. Kita tidak bisa asal membandingkan engagement rate karena setiap platform umumnya mempunyai behavior audiens yang berbeda satu sama lain.

Kendati begitu, menurut riset Rivaliq, rata- rata engagement rate di Instagram adalah sebesar 1,6%. Sedangkan di Facebook, rata- rata engagement rate ada di angka 0,09%.

Selain itu, kita bisa mengukur seberapa bagus tingkat engagement kita dengan membandingkannya dengan akun kompetitor dari niche sejenis.

Rata- rata Engagement Rate Facebook
Rata- rata Engagement Rate Instagram

Faktor yang Mempengaruhi Angka Engagement Rate

Menurut Sproutsocial, ada beberapa faktor rumit yang mempengaruhi tingkat keterlibatan sebuah akun. Tidak ada definisi tunggal terkait keterlibatan audiens karena sebuah interaksi akan selalu berubah sesuai dengan konteks dan media yang digunakan.

Kendati demikian, setidaknya ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi engagement rate berdasarkan platform yang kita gunakan. Untuk situs web misalnya, faktor yang mempengaruhi tingkat keterlibatan itu sendiri.

Beberapa faktor yang mempengaruhi engagement rate berdasarkan platform yang digunakan antara lain :

  • Situs Web : scroll depth, lama rata- rata pengunjung di sebuah halaman, bounce rate, rata- rata tampilan halaman, jumlah shares, dan berbagai bentuk konversi.
  • Media Sosial secara Umum : jumlah likes, shares, dan komentar di masing- masing konten.
  • Facebook : Reaksi, klik, komentar dan shares.
  • Instagram : Likes dan komentar.
  • Twitter : retweet, komentar, dan likes.
  • Pinterest : likes, komentar, dan pins.
  • LinkedIn : interaksi, klik, post, dan pengikut yang diperoleh.
  • Email marketing : open rates dan click-through rates.

Meskipun kata ‘engagement rate’ ini paling nyaring bergaung di media sosial, kenyataannya hampir semua channel melibatkan pengukuran engagement rate untuk mengukur kualitas campaign mereka.

Mengapa Engagement Rate Penting untuk Kita Perhatikan?

Memperhatikan tingkat keterlibatan ini penting untuk para marketer dan pemilik bisnis. Karena dengan ini, para marketer bisa mengenali jenis konten apa yang mempunyai performa paling baik, dan menentukan strategi pemasaran konten yang tepat selanjutnya.

Berikut adalah beberapa alasan penting untuk kita memperhatikan engagement rate :

1. Mengukur Nilai User Experience

Dalam hal website, tingkat keterlibatan yang tinggi merupakan indikasi bahwa pengunjung nyaman berinteraksi dengan produk dan konten di laman Anda. Sebaliknya, saat engagement rate kurang, menandakan ada elemen user experience yang kurang dan perlu ditingkatkan.

Misalnya, saat button CTA atau Call to Action sulit ditemukan, kurang menonjol, dan tidak user friendly. Akhirnya, sedikit sekali pengunjung yang klik CTA dan tingkat keberhasilan campaign menjadi rendah.

Saat tingkat keterlibatan di website rendah, penting untuk kita meningkatkan elemen dari user experience di website. Misalnya saja memperbaiki kehadiran button CTA, navigasi, dan tata letak konten.

2. Monitoring Efektivitas Campaign

Engagement rate juga bisa menjadi tolak ukur untuk efektifitas sebuah campaign. Karena dengan ER ini, kita bisa mengetahui seberapa banyak audiens yang terlibat dan melakukan pembelian.

Campaign dengan ER yang rendah dan tidak maksimal, kemungkinan besar memang kurang diminati audiens. Marketer bisa melakukan beberapa evaluasi. Apakah konten nya yang kurang oke, platform media, timing yang kurang tepat, atau faktor lainnya.

3. Menilai Kinerja Kompetitor

Selain memantau kinerja bisnis sendiri, penting juga untuk mengintip performa kompetitor lewat engagement ratenya. Untuk memantau kinerja kompetitor di media sosial, kita bisa secara berkala mengintip akun kompetitor dan menggunakan tool analitik.

Dengan tool analitik ini, Anda bisa memantau tingkat pertumbuhan follower dan like kompetitor, engagement rate, hingga rata- rata like dan komentarnya.

Saat campaign dari kompetitor berkembang, tingkat keterlibatan audiens mereka pun cenderung tinggi. Marketer bisa memanfaatkan informasi ini sebagai bahan studi case yang mungkin bisa dicontek untuk bisnis sendiri.

Sebaliknya, saat tingkat keterlibatan mereka sedang menurun, marketer juga bisa melihat faktor penyebab penurunan tersebut dan menganalisanya.

Sedangkan untuk memantau kinerja website kompetitor, Anda bisa menggunakan SimilarWeb. Saat tingkat keterlibatan mereka bagus, Anda bisa mencontek strategi pemasaran yang mereka lakukan.

Similarweb untuk cek website kompetitor

Cara Menghitung Engagement Rate

Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa kita gunakan dalam menghitung engagement rate ini. Di artikel ini, Panda akan membagikan tips cara mengukur ER secara umum :

1. Menghitung Engagement Rate di Media Sosial

Perhitungan ER postingan di media sosial relatif mudah dilakukan. Pasalnya, setiap interaksi yang follower lakukan merupakan indikator dari engagement rate itu sendiri.

  • Menghitung ER Instagram secara keseluruhan :
    Engagement Rate (%) = (Jumlah like, comment, dan share / Jumlah Followers) x 100
  • Menghitung ER di setiap postingan :
    Engagement Rate (%) = (Jumlah like + comment / impression) x 100

Terlalu rumit? Anda bisa menghitungnya dengan tool otomatis seperti yang pernah Panda ulas di artikel Cara Mudah Cek Engagement Rate dengan Akurat.

Rumus menghitung engagement rate

2. Menghitung Engagement Rate Website

Selain media sosial, Anda juga bisa coba menghitung engagement rate di website. Rumusnya tidak berbeda jauh, yaitu :

Engagement Rate (%) = (Engaged Users / Total users) x 100 

Dalam mengukur engaged user di website ini, Anda perlu menentukan lebih dulu apa tujuan dari halaman website.

Contohnya, Anda mempunyai artikel blog yang tujuannya adalah mendapatkan subscriber. Artinya, pengukuran engaged user Anda adalah jumlah pengunjung yang mengisi form berlangganan setelah membaca artikel dibagi total pengunjung yang membaca artikel.

Jika ini terlalu rumit, Anda bisa menggunakan metrik yang ada di Google Analytics untuk mengukur tingkat keterlibatan berdasarkan waktu. Metrik pengukuran tersebut adalah :

  • Average Visit Duration, yaitu persentase waktu kunjungan ke website.
  • Average Pages/ Visit, yaitu persentase waktu kunjungan per halaman.
  • Bounce Rate, yaitu persentase jumlah pengunjung yang memutuskan pergi tanpa membuka halaman kedua atau interaksi lainnya.

Metrik ini dapat Anda akses melalui Google Analytics di menu Audiens > Behavior > Session Quality.

Selain metrik tersebut, Anda juga bisa melihat kinerja channel marketing lain yang mengarah ke website. Misalnya paid traffic, referral, direct, email, media sosial, dan yang lainnya.

Tips Ampuh Meningkatkan Engagement Rate

Engagement Rate atau tingkat keterlibatan merupakan poin penting yang perlu terus kita optimalkan. Karena dengan tingkat keterlibatan yang baik, itu artinya pesan dari kampanye marketing Anda tersampaikan dengan baik.

Lalu, langkah apa saja yang bisa kita tempuh untuk meningkatkan engagement rate ini? Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan :

1. Optimasi Kecepatan Website

Website yang cepat adalah website yang disukai audiens. Dan seperti yang kita tahu, bounce rate yang tinggi, sebagai salah satu indikator ER di website, dipengaruhi oleh kecepatan website.

Menurut riset, lebih dari 40% pengunjung akan meninggalkan laman website yang loadingnya lebih dari 3 detik. Lebih buruk lagi, 79 persen dari pengunjung tersebut akan kapok dan tidak akan berkunjung ke website yang kecepatannya buruk.

Untuk itu, penting untuk menjaga audiens yang sudah masuk agar merasa nyaman dalam berselancar dan berinteraksi di website. Untuk mengoptimalkan kecepatan website, Anda bisa membaca ulasan Panda : 20+ Cara Ampuh Mempercepat Loading Website.

2. Halaman Mobile Friendly

Selain kecepatan, faktor lain untuk meningkatkan pengalaman pengguna adalah tampilan website yang ramah pengguna, tak peduli perangkat apapun yang mereka gunakan. Dalam hal ini, penting memastikan website Anda mobile friendly.

Selain berdampak pada engagement rate, website yang mobile friendly juga berkontribusi terhadap peringkat website di mesin pencari. Website yang mobile friendly adalah kuncin penting untuk mempunyai peringkat yang baik di halaman Google.

Beberapa tips untuk mempunyai website yang mobile friendly :

  • Gunakan tema yang responsif.
  • Menu navigasi yang simpel.
  • Pemilihan tipografi font yang tepat. Anda mungkin bisa membaca ulasan 15 Google Font Terbaik untuk Website untuk mendapat ide tentang penerapan font di website.
  • Kurangi pop-up karena bisa mengganggu pengunjung, terutama pop up yang sulit ditutup.
  • Gunakan AMP (Accelerated Mobile Page) untuk mengoptimalkan loading laman web di mobile.

3. Menciptakan Konten Berkualitas

Konten adalah bagian penting dari sebuah website maupun akun media sosial. Tak peduli apapun platform nya, selalu sajikan konten berkualitas untuk audiens Anda. Konten yang berkualitas akan betah untuk berada di laman Anda dan tidak ragu untuk berinteraksi.

Selain dari isi konten, tambahkan juga gambar pendukung yang menarik. Dengan begitu, pembaca tidak jenuh dengan konten yang mereka baca.

Untuk media sosial, konten interaktif dan video akan saling melengkapi. Buat lah konten video sederhana yang sesuai dengan target audiens untuk meningkatkan keterlibatan.

4. Posting Konten di Jam Terbaik

Dalam media sosial, memposting konten di jam terbaik akan sangat berdampak pada engagement rate. Jam terbaik di sini merupakan rentang waktu dimana audiens sedang aktif- aktifnya berselancar di media sosial.

Menurut studi SproutSocial, waktu terbaik untuk posting di Instagram adalah di hari Rabu jam 11 pagi dan Jumat jam 10 pagi. Sedangkan menurut CoSchedule, waktu terbaik berada di pukul 8-9 pagi dan jam 2 siang.

Kendati begitu, ada kemungkinan setiap target audiens akan mempunyai waktu posting terbaik yang berbeda- beda, seperti yang pernah Panda ulas dalam artikel Waktu Terbaik Posting di Instagram Agar Engagement Lebih Optimal.

Sedangkan untuk artikel di blog, analisa waktu posting terbaik bisa kita lihat di Google Analytics.

5. Merespon Komentar Audiens

Jika sudah mempunyai banyak audiens dan mereka cukup aktif di akun medsos Anda, cobalah untuk selalu merespon komentar mereka.

Balasan dari pemilik akun akan membuat follower merasa diperhatikan. Dampaknya, mereka akan menjadi pengikut yang loyal. Selain itu, hal ini juga bisa memancing audiens lain untuk ikut berkomentar di akun Anda.

Semakin banyak interaksi di akun Anda, maka semakin baik engagement rate nya.

6. Menambahkan CTA yang Menarik

Contoh penempatan CTA di bagian bawah

Di website atau pun media sosial, sesekali tujuan kita membuat konten adalah untuk mendapatkan lead atau konversi. Untuk itu, jangan lupa untuk menambahkan CTA atau Call to Action di konten Anda.

Untuk di website, pastikan CTA Anda berada di tempat yang tepat dan mudah untuk dijangkau. Tombol CTA juga seharusnya menonjol dan menarik perhatian audiens.

Selain itu, jangan lupa untuk mengemas CTA Anda dengan copywriting yang menarik. Dengan begitu, konten Anda akan memuat CTA yang sulit ditolak.

Kesimpulan

Engagement rate merupakan metrik yang mengukur tingkat keterlibatan audiens dengan konten kita. Dengan pengukuran ini, kita bisa mengetahui seberapa efektif konten tersebut dalam kampanye yang kita lakukan.

Untuk bisa mengukur engagement rate ini, ada beberapa metode yang bisa Anda lakukan, seperti yang Panda ulas di atas. Untuk media sosial, Anda bisa menghitung ER ini dengan mudah hanya dengan menggunakan kalkulator engagement rate.

Setelah mengetahui skor ER kita, jika ternyata masih rendah, cobalah melakukan berbagai upaya optimasi untuk meningkatkan interaksi dengan audiens. Jika skor ER sudah baik, penting untuk terus menjaganya agar kampanye Anda terus optimal.

Apa itu Influencer, Jenis- Jenis dan Manfaatnya untuk Bisnis

Apa itu Influencer, Jenis- Jenis dan Manfaatnya untuk Bisnis

Istilah influencer pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kendati demikian, selalu menarik untuk mengupas lebih lanjut tentang apa itu influencer, dan perannya dalam bisnis digital yang kita geluti.

Influencer sudah dikenal luas sebagai salah satu strategi pemasaran brand dan bisnis, terutama bisnis online. Anda bisa menerapkan strategi ini bersamaan dengan strategi iklan di media sosial dan strategi organik lainnya. Siap untuk mengenal strategi ini lebih jauh lagi?

Pengertian Influencer

Influencer berasal dari kata influence, yang artinya mempengaruhi. Arti dari Influencer adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain karena kapasitas ia miliki. Kapasitas disini artinya adalah pengetahuan, kemampuan, otoritas, posisi, atau hubungannya dengan audiens.

Dalam lingkup pemasaran, influencer adalah pihak yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian target audiens. Lebih jauh lagi, para tokoh influence diharapkan bisa mempengeruhi persepsi dan preferensi audiens terhadap sebuah brand.

Influencer juga bisa berarti seseorang yang bisa mengubah cara berpikir dan bertindak orang lain. Perubahan ini bisa terjadi di setiap aspek kehidupan orang tersebut. Bukan hanya perubahan yang bersifat komersial, namun juga bisa berdampak pada aspek lain. Misalnya saja ideologi dan mindset.

Di samping peran utama, perlu kita pahami juga kalau peran para influence ini bukan sebagai alat marketing semata. Mereka juga merupakan aset social relationship yang bisa kita ajak sebagai partner kolaborasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Di era digital seperti ini, menjadi seorang influencer adalah pilihan karir, bukan sekedar hobi. Jangan heran, saat ini semakin banyak yang mencoba mengkategorikan influencer untuk mengetahui peluang karir terbaik di industri.

Jenis- jenis Influencer

Dalam social media marketing, influencer dikelompokkan berdasarkan media yang mereka gunakan dan jumlah follower. Dalam segmen ini, Panda akan membagi jenis- jenis influencer berdasarkan jumlah follower dan juga media yang mereka gunakan.

A. Jenis Influencer Berdasarkan Jumlah Follower nya

1. Nano

Bicara tentang jumlah follower, nano endorser adalah jenis influencer yang mempunyai jangkauan paling kecil, dengan jumlah follower antara 1000 sampai 10.000 orang.

Meski jumlah followernya sedikit, tipe endorser ini cenderung saling mengenal dekat dengan follower mereka dan lebih saling berinteraksi di media sosial. Dengan begitu, nano influencer cenderung punya engagement yang semakin kuat.

Tipe nano influencer idealnya mempunyai engagement yang kuat dan tingkat kepercayaan sangat tinggi dari follower mereka. Biaya yang perlu kita keluarkan untuk menggunakan jasa nano endorser ini juga terbilang sangat terjangkau.

2. Micro

Micro influencer atau endorserberada satu tingkat lebih tinggi dari nano, dengan jumlah follower 10.000 sampai 100.000. Mereka biasanya adalah orang- orang dengan kapabilitas di bidang tertentu, seperti kesehatan, kecantikan, psikologi, dan lainnya sebagainya.

Tidak heran, tipe endorser ini cenderung mempunyai kepercayaan tinggi dari target audiens nya. Selain itu, jumlah follower yang tidak terlalu banyak membuat interaksi influencer dengan para follower nya cenderung kuat.

Bahkan menurut studi, potensi audiens membeli produk dari rekomendasi micro influencer mencapai 82%!

Selain itu, mikro influencer mempunyai audiens yang lebih spesifik dari industri tertentu. Dengan memahami audiens mereka, konten yang jenis endorser ini hasilnya akan lebih relevan dengan follower nya.

Biaya untuk menggunakan jasa mikro influener juga terbilang masih terjangkau.

3. Macro 

Selanjutnya, macro influencer adalah kategori publik figur ang mempunyai jumlah follower antara 100.000 sampai 1 juta follower. Jumlah follower yang semakin banyak, artinya jangkauan audiens dan pesan menjadi lebih lebar.

Engagement antara influencer dan follower nya tetap ada, tapi cenderung kurang kuat. Dengan jaminan eksposur yang lebih tinggi, brand perlu mengeluarkan budget yang lebih besar dari dua kategori sebelumnya.

4. Mega/ Premium

Mega influencer atau premium adalah mereka yang termasuk ke dalam kategori top endorser dengan jumlah pengikut jutaan. Mereka yang masuk kategori ini biasanya adalah artis, influencer, atau pemuka yang sudah mempunyai otoritas tinggi.

Jumlah follower yang sangat banyak memungkinkan konten influencer mendapatkan eksposur yang luas dalam waktu singkat. Namun tentu saja, biaya yang harus dikeluarkan menjadi cukup besar.

B. Jenis Influencer Berdasarkan Media nya

1. Selebgram

Istilah selebgram merupakan akronim dari selebriti Instagram. Selebgram bisa kita artikan sebagai seseorang dengan bases follower yang cukup banyak sehingga mempunyai otoritas yang baik di platform tersebut.

Selebgram bisa jadi adalah seorang artis atau mereka yang sudah sering wara- wiri di layar kaca, atau ada juga mereka yang membangun basis follower dan menjadi influencer setelah jumlah follower mereka banyak.

Seperti yang kita tahu, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pengguna Instagram terbesar di dunia. Tidak heran, influencer bertumbuh subur di platform ini. Dan tentu saja, kepopuleran selebgram bisa Anda andalkan untuk mempromosikan produk di platform ini.

Beberapa contoh selebgram pouler antara lain Awkarin, Anya Geraldine, Rachel Vennya, dan banyak juga selebriti- selebriti tanah air lainnya.

2. Seleb TikTok

Seperti namanya, seleb TikTok adalah influencer yang berada di platform TikTok. Mereka merupakan deretan kreator konten yang populer dan mempunyai basis follower besar.

Seiring dengan pertumbuhan TikTok yang semakin besar dan populer di Indonesia, seleb TikTok juga bermunculan. TikTok cocok untuk bisnis yang menggunakan audiens usia muda sebagai target audiens.

3. YouTuber

YouTuber adalah istilah untuk konten creator di YouTube, yang mengunggah konten dan informasi di platform YouTuber. YouTube juga menjadi salah satu platform endorsement yang cukup signifikan.

Salah satu alasannya, lebih dari 90% pengguna internet mengenal produk baru melalui YouTube. Semakin banyak jumlah follower di akun YouTUbe, maka potensi menarik perhatian audiens akan semakin besar.

Beberapa influencer YouTuber terkenal antara lain Nessie Judge, Rachel Goddard, dan juga pembawa acara Deddy Corbuzier.

4. Blogger

Blogger mengacu pada istilah seseorang yang mempunyai dan mengelola sebuah blog. Tidak sedikit blog yang digunakan untuk melakukan review produk. Misalnya saja review makananan atau kosmetik.

Saat blogger terkenal merekomendasikan produk, pembaca setianya akan mudah menaruh perhatian. Selain itu, semakin tinggi otoritas si blogger dari konten- konten yang disajikan, potensi mendapat kepercayaan dari audiens juga lebih tinggi.

Saat pembaca setia dari blog banyak, maka pemasaran produk menjadi lebih mudah dan efektif. Nilai plus dari blog ini sendiri, kontennya cenderung lebih evergreen dan mudah dicari.

Cara Memilih Influencer yang Tepat untuk Bisnis

Sudah mengenali jenis- jenis influencer, langkah selanjutnya adalah memberikan pertimbangan yang tepat sebelum melakukan endorsement :

1. Kesesuaian Audiens dengan Target Pasar

Menentukan influencer yang mempunyai audiens mirip atau cocok dengan target pasar kita sangat penting. Karena dengan langkah ini, promosi kita akan menjadi tepat sasaran.

Misalnya saat target konsumen Anda adalah ibu rumah tangga, Anda bisa melakukan riset influencer yang sering posting panduan parenting atau aktivitas rumah tangga. Atau bisa juga, menggunakan akun tokoh atau konten parenting.

Memilih endorser atau akun yang relevan dengan target pasar akan membuat strategi promosi Anda di media sosial menjadi lebih optimal.

2. Sesuaikan dengan Budget Promosi

Sama seperti strategi promosi lainnya, memilih influencer atau endorser juga penting untuk Anda sesuaikan dengan budget.

Jika Anda mempunyai budget yang terbatas, memilih endorser mikro bisa menjadi pilihan terbaik. Alasannya, mereka lebih sering berinteraksi dengan follower secara intens. Bahkan tidak jarang, follower justru bertanya tentang produk tertentu ke si influencer atau memberi masukan terhadap produk yang dipromosikan.

Kunci dalam menggunakan micro influencer adalah menggunakan beberapa tokoh ini secara berkala. Jangan berhenti di 1-2 influencer saja.

3. Sesuaikan dengan Skala Promosi Produk

Dalam aktivitas marketing, penting untuk menentukan skala promosi yang akan dilaksanakan. Misalnya jika skala promosinya besar, Anda bisa menggunakan influencer macro atau mega. Tujuannya adalah untuk mendapat eksposur yang lebih besar dan menggebrak pasar.

Namun jika skala promosi masih kecil, akan lebih sesuai jika menggunakan influencer mikro yang lebih sesuai dengan budget. Anda bisa menggunakan Sociabuzz untuk mendapatkan rekomendasi influencer ini.

4. Reputasi Influencer

Penting untuk memilih tokoh yang mempunyai reputasi yang baik di bidangnya. Apapun jenis influencer nya, micro, atau macro, bekerjasama dengan figur dengan reputasi baik akan terasa lebih nyaman.

Misalnya saat Anda hanya melihat jumlah follower saja, namun sang public figur kerap bermasalah dengan hukum atau membuat kontroversi, ini akan berpengaruh pada produk dan reputasi brand.

Jadi, sangat Panda rekomendasikan untuk memilih public figure dengan reputasi baik dan mempunyai personal branding yang positif.

5. Mempunyai Engagement Tinggi

Kalkulator engagement di Phlank

Engagement atau keterlibatan antara pemilik akun dengan followernya juga penting untuk kita cermai. Karena ini bisa menjadi tolak ukur efektifitas promosi yang Anda lakukan pada tokoh tersebut.

Misalnya saat influencer mikro mempunyai engagement rate yang tinggi, ini akan menjadi rekomendasi yang baik untuk promosi produk. Sebaliknya, selebriti dengan jumlah follower besar, tapi engagement sangat rendah, akan kurang menguntungkan.

Anda bisa membaca artikel Cara Mudah Cek Engagement Rate untuk mengetahui tingkat keterlibatan di sebuah akun.

6. Intensitas Update Konten

Karena kita akan berpromosi di akun mereka, penting untuk memastikan akun mereka aktif dalam membagikan konten, tapi intensitasnya juga tidak terlalu tinggi.

Intensitas yang terlalu tinggi, alias terlalu cepat posting, akan membuat konten promosi Anda mudah tenggelam dari halaman atas galeri si calon endorser. Artinya, follower harus scroll ke bawah untuk menemukan konten promosi Anda.

Sedangkan tokoh yang relatif jarang memposting konten, bisa jadi engagement nya juga menurun.

Cari tahu juga apakah influencer sering melakukan posting multi-channel atau di berbagai media sosial secara bersamaan. Jika iya, potensi calon audiens yang melihat akan semakin bertambah.

Anda juga bisa memantau konten sosmed secara berkala. Tujuannya untuk mengetahui siapa saja figur yang sedang viral atau banyak dibicarakan. Saat menemukan momen atau topik viral sebagai ajang promosi, Anda bisa gerak cepat bekerjasama sebelum kompetitor mendahului.

7. Ketahui Term of Service dan Siapkan Perjanjian Kerjasama

Yang tak kalah penting, setelah menetnukan dengan siapa Anda akan bekerjasama, ketahui Term of Service Mereka, dan siapkan perjanjian kerjasama yang jelas dengan influencer.

Dalam tahapan ini, Anda bisa menyebutkan klausul terperinci tentang hak dan kewajiban masing- masing pihak. Tujuannya adalah untuk menghindari kesalahpahaman yang berujung masalah hukum dan memastikan promosi bekerja sesuai brief.

Perjanjian Kerjasama ini sendiri biasanya dilakukan saat berkaitan dengan influencer premium karena budget yang besar dan juga rincian benefit yang bisa diperoleh. Sedangkan untuk endorser yang lebih sederhana, biasanya mereka akan menekankan brief (panduan singkat) saat akan melakukan promosi.

Dengan brief ini, mereka akan lebih mudah dalam membuat konten. Sehingga hasil akhir konten nanti akan sesuai dengan harapan pebisnis.

Anda juga bisa membaca panduan lebih lengkap ini di artikel Panda, Cara Cerdas Memilih Influencer Endorser yang Tepat untuk Bisnis.

Manfaat Menggunakan Jasa Influencer untuk Bisnis

Mengapa sih banyak pebisnis menggunakan jasa influencer dalam berpromosi? Tentu saja karena ada banyak manfaat yang bisa mereka peroleh. Antara lain adalah :

1. Membuat Produk Menjadi Pusat Perhatian

Influencer bekerja untuk membuat promosi Anda segera menjadi pusat perhatian. Caranya adalah dengan menggaet publik figur yang sedang viral saat ini.

Salah satu praktek penggunaan influencer terbaik pernah digunakan oleh Netflix Korea. Brand ini menggunakan sosok Neti Herawati atau yang populer dengan nama Bude Sumiyati. Berawal dari cuitan lucu di Twitter dan berkembang di Instagram, nama Bude Sumiyati kian populer dan followernya terus bertambah.

Kesempatan ini pun digunakan Netflix Korea untuk mempromosikan produk mereka Di akun Twitter Netflix Korea, video promosi ini berhasil ditonton lebih dari 300 ribu audiens.

Yang menarik disini, Bude Sumiyati bukan termasuk kategori influencer premium saat itu. Jadi, jangan berpikir kalau Anda harus menggunakan publik figur yang sudah sangat besar untuk bisa mencuri perhatian pasar.

Influencer Bude Sumiyati untuk campaign Netflix Korea

2. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen

Promosi konvensional membutuhkan waktu lebih lama untuk meyakinkan calon konsumen. Namun saat publik figur yang melakukannya, kepercayaan konsumen akan dengan mudah dan cepat langsung terbentuk.

Alasannya, mereka mempunyai pengalaman dan keahlian di bidang tertentu, dengan bonus otoritas yang mereka miliki. Saat mereka menggunakan produk Anda, akan mudah untuk followernya mempercayai produk Anda.

Menurut studi Adweek, 53% konsumen perempuan melakukan pembelian produk setelah melihat postingan dari influencernya.

3. Menjangkau Lebih Banyak Konsumen

Sama seperti promosi berbayar lainnya, tujuan dari penggunaan jasa influencer adalah melebarkan jangkauan dan meningkatkan eksposur.

Terbukti, banyak brand yang menggunakan endorser yang tepat bisa mengalami peningkatkan follower dan inquiry.

Salah satu adalah brand Paco Rabanne Parfums yang menggaet Chez Rust, seorang model pria, untuk mempromosikan produk mereka melalui Instagram. Dampaknya, follower Instagram Paco Rabanne Parfums melesat 42.786%!

Artinya, saat influencer bisa menyajikan konten secara menarik dan informasi tentang produk Anda tersampaikan dengan baik, peluang menjangkau konsumen menjadi lebih mudah.

4. Mengoptimalkan Penjualan

Semakin banyak orang yang mengetahui produk Anda, maka potensi penambahan lead dan konversi akan semakin besar.

Ini terjadi sebagai rentetan efek dari pasokan eksposur yang masuk dari influencer. Eksposur yang besar mendatangkan audiens yang besar untuk masuk melihat produk Anda lebih dekat. Dan beberapa langkah lagi, mereka akan masuk sebagai pembeli di sales funnel Anda.

Hartiman, seorang pebisnis clothing asal Bandung, NOMI, percaya dengan dampak seorang influencer pada sebuah bisnis. Ia menyebut bahwa penjualan brand NOMI semakin meningkat setelah berkolaborasi dengan musisi Indie asal Jepang dan Indonesia.

Ia juga sukses membuka gerai di Jepang untuk berbagai produk clothing nya.

5. Menjalin Kedekatan dengan Konsumen

Menggunakan influencer juga bisa membangun kedekatan konsumen dengan brand. Untuk tujuan ini, Anda harus jeli memilih publik figur yang tepat sesuai target pasar Anda.

Trik yang bisa Anda pakai adalah menggunakan figur yang benar- benar menyukai produk Anda.

Perlu kita ketahui juga, influencer premium tidak selalu menjamin kesuksesan promosi karena adanya kemungkinan jumlah follower palsu. Sebaliknya, micro endorser tidak jarang menggunakan produk sebelum merekomendasikannya.

Hal sederhana seperti ini akan lebih menarik audiens karena terlihat ‘lebih nyata’ dan membangun kedekatan konsumen. 

6. Lebih Mudah Balik Modal

Menggunakan jasa influencer dalam mempromosikan produk adalah investasi. Kabar baiknya, kemungkinan ROI (Return of Investment) cukup besar, alias lebih mudah balik modal.

Menurut studi Convince & Convert, potensi ROI menggunakan jasa influencer bisa 11 kali lebih besar dari iklan banner. Namun lagi- lagi, ini bisa Anda peroleh saat berhasil memilih publik figur yang tepat.

Kesimpulan

Influencer adalah orang- orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang- orang, terutama audiens setia mereka. Menggunakan jasa mereka akan berdampak positif untuk bisnis saat memilih figur dengan tepat dan cermat. Tentu saja, ada banyak hal yang perlu Anda pertimbangkan.

Saat akan menggunakan strategi ini, pastikan Anda sudah mengenali jenis- jenis influencer, dan bagaimana cara memilih figur yang tepat agar mendapatkan keuntungan maksimal.

Semoga informasi tentang apa itu influencer ini bermanfaat untuk bisnis Anda. Selamat mencoba! 🙂